Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL

MENDAMBAKAN KETURUNAN

Kelompok I
Abdul Rozak H2A010001
Dienia Nop Ramliana H2A010010
Festi Tsaqofah H2A010016
Gananda Laksa H2A010021
Guruh Aryo Seno H2A010022
Lourensya Berta J H2A010030
Maria Ulfah H2A010032
Nushroh Ulfah A H2A010036
Rini Setyo Ekawati H2A010044
Yolinda Candra A H2A010049

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2010
SKENARIO 1
MENDAMBAKAN KETURUNAN

Tn. H , usia 40 tahun dan Ny. E, usia 35 tahun datang ke tempat praktek seorang
dokter ahli kandungan yang terkenal di kota Semarang dengaan maksud ingin melakukan
upaya bayi tabung karena setelah 10 tahun mereka menikah belum juga mandapatkan
keturunan. Mereka ingin mendapatkan penjelasan yang lengkap dari dokter tentang program
bayi tabung tersebut mulai dari proses pembuahannya dan aspek legalnya sesuai hukum dan
etika di Indonesia. Sebelum memutuskan upaya bayi tabung, dokter melakukan beberapa
pemeriksaan untuk memastikan apakah ada kemungkinan untuk bisa terjadi pembuahan
secara normal.

STEP 1 (Klarifikasi istilah)


1. Bayi tabung : Teknik pembuahan sperma dan ovum di luar rahim (dalam cawan petri
yang dikondisikan) yang dilakukan oleh petugas medis.
2. Ahli kandungan: Seorang praktikan obstetri (spesialisasi pembedahan yg menangani
persalinan wanita) dan ginekologi (ilmu yg mempelajari kewanitaan atau alat
reproduksi) dan memiliki gear Sp.OG.
3. Aspek legal: Ijin/perbolehan sesuatu dari berbagai bidang dan sudut pandang.
4. Pembuahan: Proses peleburan dari satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah
matang dan terjadi di tuba fallopii.
5. Pemeriksaan: penyelidikan dengn metode medis dan alat-alat yangg sesuai standar
kedokteran oleh dokter untuk mengetahui keadaan/kondisi kesehatan pasien.
6. Keturunan: Hasil perkawinan berupa anak yang memiliki gabungan gen dari kedua
orang tuanya dan berkesinambungan, disebut juga silsilah.
7. Program bayi tabung: Rangkaian tata cara yang disusun berurutan untuk
menyelesaikan proses pembuatan bayi tabung.

STEP 2 (Menetapkan Masalah)


a. Faktor yang menyebabkan belum mendapatkan keturunan.
b. Apakah proses bayi tabung sesuai dengan etika dan hukum di Indonesia.
c. Syarat bayi tabung serta bagaimana prosesnya.
d. Keunggulan dan kelemahan bayi tabung.
e. Peralatan yang dibbutuhkan.
f. Bayi tabung di mata agama.
g. Faktor keberhasilan dan kegagalan.
h. Pemeriksaan fertilisasi pasutri.

STEP 3 (Analisis Problem)


a. Faktor yang menyebabkan belum mendapatkan keturunan 1,2 :
- Gangguan organ reproduksi.
- Konsentrasi sperma rendah.
- Pola hubungan suami istri yang kurang baik.
- Makanan yang di konsumsi.
- Psikologi atau kejiwaan.
- Faktor hormon.
- Umur dan lama infertilitasnya.
- Faktor lingkungan.

b. Bayi tabung menurut hukum di Indonesia:


- UU No 23 tahun 1992, pasal 16 ayat 1 dan 2.
- Pasal 255 KUH Perdata.
- UU No 1 tahun 1974 pasal 42.
- Pasal 250 KUH Perdata.
- Pasal 1320 dan 1388 KUH Perdata.
- Permenkes no 73/ menkes/ per/ XI/ 1999.

c. Bayi tabung menurut etika di Indonesia :


- Dalam buku karangan Yusuf Hanafiah dan Amri Amir Etika Kedokteran & Hukum
Kesehatan disebutkan dari segi hukum, agama dan etik di Indonesia, upaya
kehamilan diluar cara alami tidak dapat dilakukan diluar pasangan suami istri yang
sah3.
- Menurut budaya dan tradisi tidak sesuai dengan budaya dan tradisi di Indonesia.

d. Bayi tabung menurut agama Islam:


- Lembaga Fiarh Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman
tahun 1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma/ ovum donor dan
membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari istri
sendiri4.
- MUI memberi fatwa bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan
suami istri yang sah hukumnya boleh sebab termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-
kaidah Islam5.
- Nahdatul Ulama dan MPKS memperbolehkan inseminasi buatan dan bayi tabung
sepanjang sperma dan ovum berasal dari pasangan suami istri dan dihamilkan oleh
wanita pemilik oosit tersebut dan mengharamkan inseminasi buatan atau bayi tabung
donor karena berakibat merancukan nasab.

e. Persyaratan bayi tabung6:


- Memiliki bukti perkawinan yang sah.
- Usia wanita kurang dari 42 tahun (idealnya 30-35 tahun).
- Konseling khusus dan informed consent.
- Kesiapan biaya.
- Kesiapan istri untuk hamil, melahirkan dan memlihara bayi.
- Melakukan pemeriksaan fertilitas.

f. Prosedur bayi tabung:


Datang ke dokter kandungan siapkan mental dokter memeriksa dokter
melakukan anamnesis dan pemeriksaan dokter menjelaskan prosedur-prosedur bayi
tabung inform consent pelaksanaan program berdasarkan masa haid (2hari).

g. Proses bayi tabung7:


1. Istri diberi obat pemicu ovulasi.
2. Pemantauan pematangan sel-sel telur (pemeriksaan darah istri dan
ultrasonografi).
3. Pengambilan sel telur (penusukan jarum malalui vagina).
4. Sel telur dibuahi dengan sperma suami (dipilih yang terbaik).
5. Sel telur dan sperma dibiakkan dalam lemari pengeram.
6. Dipantau 18-20 jam 1hari pembuahan.
7. Diimplantasikan ke dalam rahim istri.
8. Menunggu kahamilan 14 hari tidak menstruasi hamil.
9. Pemeriksaan air kemih untuk kehamilan.
10. Setelah 1 minggu dipastikan dengan pemeriksaan secara ultrasonografi.

h. Keunggulan bayi tabung7,8:


- Memberikan peluang kehamilan bagi pasutri.
- Dapat menghasilkan anak kembar.
- Mengurangi resiko penyakit (bawaan) dari orang tua.

i. Kekurangan bayi tabung7,8:


- Tingkat keberhasilan belum 100%.
- Waktu yang dibutuhkan lama.
- Biayanya mahal.
- Resiko pendarahan pada waktu pengambilan sel telur.

STEP 4 (Formulasi)
Terlampir

STEP 5 (Sasaran Belajar)


1. Aspek Agama
2. Aspek Etika
3. Aspek Hukum
4. Reproduksi (in vivo dan in vitro)
5. Faktor Infertilitas

STEP 7 (Laporan Hasil Belajar)


1. Aspek Agama

Hadits yang diriwayatkan Ibnu Abas RA. Rasulullah SAW bersabda:


Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT di bandingkan
perbuatan seorang lelaki yang meletakan spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan
yang tidak halal baginya.
Al -Isra 70

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

At-Tin 4

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Surah Faathir ayat 11

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-
Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lohmahfuz). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
Al-insyirah

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.

Al-Israa 32

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk.

Asy-Syura 50

atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang
dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Al-Lukman 14
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
Hadits Nabi SAW yang menyatakan Tidak halal bagi seorang yang beriman pada
Allah dan hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri
orang lain).(HR Abu Daud, Tirmizi dan di pandang shahih oleh Ibnu Hibban).

2. Aspek Etika
Komisi etik dari berbagai negara memberi pandangan dan pengangan terhadap hak
reproduksi manusia dengan mempertahankan beberapa asas yang perlu dipahami
antara lain9:
1. Niat untuk berbuat baik (benefience)
2. Bukan untuk kejahatan (non malfience)
3. Menghargai kebebasan individu (autonomy)
4. Tidak bertentangan dengan hukum (justice)
Satu pendapat mengatakan bahwa bayi tabung bila benih (sperma dan ovum) berasal
dari suami istri yang sah dn ditanam pada rahim istri tersebut diperbolehkan, namun
bila dititipkan pada rahim wanita lain masih dipertentangkan karena dianggap zina.
Pendapat lain mengatakan bahwa bayi tabung bertentangan dengan kaidah karena
dianggap ikut campur dalam penciptaan makhluk hidup dari Tuhan, bayi tabung
dianggap sebagai buatan manusia.
Prof. Soegiharto Soebijanto, Sp.OG. dalam pidatonya yang berjudul Bayi Tabung di
Indonesia Masa Kini dan Masa Mendatang mengatakan bawa teknik bayi tabung
rawan mengalami pelanggaran etika dan moral yaitu donor sperma, donor sel telur,
donor embrio, pilihan gender dalam kehamilan tanpa indikasi medis dan hamil titipan.
Dengan itu peanganan kasus infertilitas perlu berjenjang dengan mengadakan sistem
rujukan, dengan urutan10:
1. Dokter keluarga
2. Dokter obstetri/Ginekologi
3. Pusat pelayanan bayi tabung / TRD
3. Aspek Hukum
UU No. 23 Tahun 1992
Pasal 16

(1) Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya


terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan.

(2) Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang
bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal;
b. dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c. pada sarana kesehatan tertentu.

Pasal 82
(2) Barang siapa dengan sengaja :
a. mengambil organ dari seorang donor tanpa memperhatikan kesehatan
donor dan atau tanpa persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (scratus juta rupiah).

Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara
yuridis status anak itu adalah anak sahdari pasangan penghamil, bukan pasangan yang
mempunyai benih dasar hukum pasal 42 UU No 1 tahun 1974 dan pasal 250 KUHPer.
Dalam hal ini suami dan istri penghamil dapat mengangkat anak tersebut sebagai anak
sahnya melalui tes golongan darah atau dengan dijalankan tes DNA. Biasanya
dilakukan perjanjian antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian antara kedua
pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara perdata barat, sesuai
dengan pasal 1320 dan 1338 KUHPer.
UU No.1 tahun 1974 Pasal 42
Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah.

4. Reproduksi
a. In vivo11

Pembuahan,proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi didaerah Ampulla Tuba
Fallopii. Bagian ini adalah bagian terluas pada saluran telur dan terletak dekat dengan
ovarium
Spermatozoa dapat bertahan hidup didalam saluran reproduksi wanita salama kira kira
24 jam.
Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina kerahim dan selanjutnya masuk
kedalam saluran telur.Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot otot uterus
dan tuba.
Perlu diingat bahwa pada saat smpai disaluran kelamin wanita spermatozoa belum
mampu membuahi oosit. Mereka harus mengalami
(a) Kapasitas dan
(b) Reaksi akrosom
Kapasitas adalah suatu masa penyesuaian didalam saluran reproduksi wanita, yang
pada manusia, berlangsung kira kira 7 jam.selama waktu ini, suatu selebung
glikoprotein dari protein protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang
membungkus daerah akrosom spermatozoa.
Hanya sperma yang menjalani kapasitas yang dapat melewati sel korona dan
mengalami reaksi akrosom.
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh
protein protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelosida,antara lain akrosin dan zat-zat serupa-
tripsin.
Fase fertilisasi mencakup
fase 1 __korona radiata
fase 2--- penembusan zona pelusida, dan
fase 3 ---fusi oosit dan membrane sel sperma.

Tahap 1 Penembusan korona radiata.


Dari 200 hingga 300 juta permatozoa yang dicurahkan ke dalam seluruh kelamin
wanita, hanya 300 sampai 500 yang mencapai tempat pembuahan.
Hanya satu di antaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa
sperma-sperma lainya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus
sawar-sawar yang melindungi gamet wanita.
Sperma yang mengalami kapasitas dengan bebas menembus sel korona.

Tahap 2 Penembusan zona pelusida.


Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein disekeliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom.
Pelepasan enzim-enzim akrozom memungkinkan sperma menembus zona pelusida,
sehingga akan bertemu dengan membran plasma oosit
Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala menyentuh permukaan oosit.
Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks
yang melapisi membrane plasma oosit.
Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi
zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat-tempat
reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik-spesies.
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida, tetapi hanya satu yang
terlihat mampu menembus oosit

Tahap 3 Penyatuan oosit dan membran sel sperma.


Segera setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua selaput plasma sel
tersebut menyatu .

Karena selaput plasma yang membungkus kepala akrosom, penyatuan yang


sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian
belakang kepala sperma.
Pada manusia, baik kepal dam ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi
selaput plasma tertinggal dipermukaan oosit.
Segera setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan tiga
cara yang berbeda :
1. Reaksi kortikal dan zona.Sebagai akibat terlepasnya butir butir kortikal oosit
(a) selaput oosit tak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lainnya, dan
(b) zona pelusida mengubah struktur dan komposisinyauntuk mencegah
penambatan dan penetrasi sperma. Dengan cara ini terjadinya polispermi dapat
dicegah.
2. Melanjutkan pembelahan meiosis kedua.Oosit menyeleseikan pembelahan meiosis
keduanya segera setelah ada spermatozoa masuk.Salah satu dari sel anaknya
hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel
anak selanjutnya adalah oosit definitive. Kromosomnya (22+ X ) tersusun
disebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita
3. Penggiatan sel metabolic sel telur. Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh
spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi
kembali peristiwa permulaan seleler dan molekuler yang berhubungan dengan
awal embryogenesis.
Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan
pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria, sedangkan
ekornya terlepas dan berdegenerasi.
Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak dapat dibedakan dan sesudah itu
mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti mereka
Selama masa pertumbuhan,baik pronukleus pria dan wanita ( keduanya haploid ),
masing masing pronukleus harus menggandakan DNA nya.
Jikalau tidak, masing masing sel dalam zigot tahap dua sel tersebut akan mempunyai
DNA separuh dari jumlah DNA normal.

Segera setelah sintesis DNA, kromosom tersusundalam gelendong untuk


mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal.23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah
(rangkap) membelah memanjang pada sentromer,dan kromatid kromatid yang berpasangan
tersebut saling bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot
yang masing masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal
Sementara kromatid kromatid berpasangan bergeral kearah kutub yang berlawanan
munculah satu alur yang dalam permukaan sel, yang berangsur angsur membagi
sitoplasma menjadi 2 bagian

Pembelahan.
Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis,
mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat.
Sel, yang menjadi semakin kecil pada setiap pembelahan, ini dikenal sebagai
blastomer, dan sampai tingkat delapan sel,sel-selnya membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar.
Tetapi, setelah pembelahan ketiga,hubungan antara blastomer semakin rapat, sehingga
membentuk sebuah bola sel yang padat yang disatukan oleh persambungan yang kuat
.
proses ini, yang dikenal sebagai pemadatan, memisahkan sel-sel bagian dalam, yang
saling berkomunikasi secara ekstensif dengan gap junction, dari sel-sel bagian luar.
Kira-kira 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan tersebut,
membelah lagi membentuk morula (arbei) dengan 16 sel.
Sel-sel bagian dalam morula merupakan massa sel dalam , sedangkan sel-sel sekitar
membentuk massa sel luar.
Massa sel dalam akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang
sebenarnya,sementara massa sel luar membentuk trofoblas, yang kemudian ikut
membentuk plasenta.

Pembentukan blastokista
Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona
pelusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam.
Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga,
blastokel
Pada saat ini , mudigah dikenal sebagai blastokista.
Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang disebut embrioblas, terletak pada
salah satu kutub, sedangkan sel-sel di massa sel luar atau trofoblas, menipis dan
membentuk dinding epitel untuk blastokista
Zona pelusida kini sekarang sudah menghilang, sehingga implantasi bias dimulai.
Pada manusia, sel trofoblas di atas kutub embrioblas mulai menyusup diantara sel
epitel mukosa rahim kira-kira pada hari ke enam
Penembusan dan selanjutya pengikisan oleh sel epitel pada selaput lendir tersebut
mungkin disebabkan oleh ezim proteolitik yang dihasilkan oleh trofoblas.
Tetapi, selaput lendir rahim menunjang kegiatan proteolitik blastokista
tersebut,sehingga implantasi merupakan hasil kerja sama trofoblas dan endometrium.
Dengan demikian, menjelang akhir mingu pertama perkembangan. zigot manusia
telah melewati tingkat morula dan blastokista dan sudah mulai berimplantasi di
selaput lender rahim

b. Bayi Tabung12
1. Proses Reproduksi PGD (Pre-Implatation Genetic Diagnosis) yaitu upaya diagnosis
dini penyakit genetik tertentu sebelum dilakukan transfer embrio keadaan uterus
biasanya dilakukan diopsi pada polar body ataupun blastomere untuk dianalisis
dengan cara Fiuovescent in sotohibridization (FISH) atau dengan teknik polimerase
Chain reaction. Dengan demikian transfer embrio hanya dilakukan pada embrio yang
normal saja.

2. Istri di beri obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.

3. Pematangan sel-sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah istri dan
pemeriksaan ultrasonografi

4. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui vagina
dengan tuntunan ultrasonografi

5. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur kemudian sel telur tersebut di buahi dengan sel
sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik

6. Sel telur dan sel sperma yang sudah dipertemukan didalam tabung di dalam cawan
petri kemudian di diamkan di dalam lemari pengeram, pemantauan dilakukan 18-20
jam kemudian, dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
7. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini kemudian di implantasikan ke
dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan

8. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio di implantasikan tidak terjadi menstruasi
dilakukan pemeriksaan urin untuk kehamilan dan seminggu kemudian dipastikan
dengan pemeriksaan ultrasonografi.

5. Faktor Infertilitas1,2,13
Faktor genetik
Usia ibu
Usia Tingkat Keberhasilan
< 30 th 50 %
30-35 th 35 %
40 th 15 %
> 40 th < 15 %
Kualitas sperma.
Kualitas stimulasi ovarium (IVF).
Kualitas laboratorium IVF.
Ketrampilan dokter mengambil ovum.
Faktor vaginitis.
Mioma.
Endometritis.
Uterus bicornis
Ashermans syndrome.
Ketidakmampuan untuk hamil.
Faktor ovarium.
Cervix, kelainan alat reproduksi.
Gangguan ovum.
Pada pria:
o Gangguan pada testis.
o Saluran sperma tersumbat.
o Merokok dan minum-minuman keras.
o Kelainan reproduksi.
Pada wanita:
o Tuba fallopi tersumbat.
o Faktor berat badan.
o Gaya hidup.
o Faktor lingkungan.
o Penyakit bakteri patogen.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/infertilitas-pasutri-1.html
2. http://www.thomsonfertility.com.sg/indo/fertility.htm
3. Hanafiah, J. Amri Amir. 1999. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan edisi 3. Jakarta:
EGC.
4. http://bayitabung.blogspot.com/2007/11/bayi-tabung-dari-sudut-pandang-
hukum.html
5. Herawati, Lusi.2008. Bayi Tabung menurut Ajaran Agama Islam. www.blogspot.com
6. http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelPregnancy.php?artikelID=442
7. Bayitabung.blogspot.com
8. http://www.babycentre.co.uk/preconception/fertilitytreatment/ivf/
9. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Konsil Kedokteran Indonesia.2006
10. Gustia, Irna. 2010. Rawan Pelanggaran Etika, Klinik Bayi tabung Harus Dibatasi.
www.detikhealth.com
11. TW Salder. 1997. Embriologi Langman edisi 7. Jakarta: EGC.
12. F.A Moeloek. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
13. Ruslan, Heri. 2005. Apa Hukum Bayi Tabung Menurut Islam.
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/08/11485apa-
hukum-bayi-tabung-menurut-islam
STEP 4 SKEMA

Anda mungkin juga menyukai