MENDAMBAKAN KETURUNAN
Kelompok I
Abdul Rozak H2A010001
Dienia Nop Ramliana H2A010010
Festi Tsaqofah H2A010016
Gananda Laksa H2A010021
Guruh Aryo Seno H2A010022
Lourensya Berta J H2A010030
Maria Ulfah H2A010032
Nushroh Ulfah A H2A010036
Rini Setyo Ekawati H2A010044
Yolinda Candra A H2A010049
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2010
SKENARIO 1
MENDAMBAKAN KETURUNAN
Tn. H , usia 40 tahun dan Ny. E, usia 35 tahun datang ke tempat praktek seorang
dokter ahli kandungan yang terkenal di kota Semarang dengaan maksud ingin melakukan
upaya bayi tabung karena setelah 10 tahun mereka menikah belum juga mandapatkan
keturunan. Mereka ingin mendapatkan penjelasan yang lengkap dari dokter tentang program
bayi tabung tersebut mulai dari proses pembuahannya dan aspek legalnya sesuai hukum dan
etika di Indonesia. Sebelum memutuskan upaya bayi tabung, dokter melakukan beberapa
pemeriksaan untuk memastikan apakah ada kemungkinan untuk bisa terjadi pembuahan
secara normal.
STEP 4 (Formulasi)
Terlampir
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
At-Tin 4
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-
Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lohmahfuz). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
Al-insyirah
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.
Al-Israa 32
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk.
Asy-Syura 50
atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang
dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Al-Lukman 14
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
Hadits Nabi SAW yang menyatakan Tidak halal bagi seorang yang beriman pada
Allah dan hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri
orang lain).(HR Abu Daud, Tirmizi dan di pandang shahih oleh Ibnu Hibban).
2. Aspek Etika
Komisi etik dari berbagai negara memberi pandangan dan pengangan terhadap hak
reproduksi manusia dengan mempertahankan beberapa asas yang perlu dipahami
antara lain9:
1. Niat untuk berbuat baik (benefience)
2. Bukan untuk kejahatan (non malfience)
3. Menghargai kebebasan individu (autonomy)
4. Tidak bertentangan dengan hukum (justice)
Satu pendapat mengatakan bahwa bayi tabung bila benih (sperma dan ovum) berasal
dari suami istri yang sah dn ditanam pada rahim istri tersebut diperbolehkan, namun
bila dititipkan pada rahim wanita lain masih dipertentangkan karena dianggap zina.
Pendapat lain mengatakan bahwa bayi tabung bertentangan dengan kaidah karena
dianggap ikut campur dalam penciptaan makhluk hidup dari Tuhan, bayi tabung
dianggap sebagai buatan manusia.
Prof. Soegiharto Soebijanto, Sp.OG. dalam pidatonya yang berjudul Bayi Tabung di
Indonesia Masa Kini dan Masa Mendatang mengatakan bawa teknik bayi tabung
rawan mengalami pelanggaran etika dan moral yaitu donor sperma, donor sel telur,
donor embrio, pilihan gender dalam kehamilan tanpa indikasi medis dan hamil titipan.
Dengan itu peanganan kasus infertilitas perlu berjenjang dengan mengadakan sistem
rujukan, dengan urutan10:
1. Dokter keluarga
2. Dokter obstetri/Ginekologi
3. Pusat pelayanan bayi tabung / TRD
3. Aspek Hukum
UU No. 23 Tahun 1992
Pasal 16
(2) Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang
bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal;
b. dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c. pada sarana kesehatan tertentu.
Pasal 82
(2) Barang siapa dengan sengaja :
a. mengambil organ dari seorang donor tanpa memperhatikan kesehatan
donor dan atau tanpa persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (scratus juta rupiah).
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara
yuridis status anak itu adalah anak sahdari pasangan penghamil, bukan pasangan yang
mempunyai benih dasar hukum pasal 42 UU No 1 tahun 1974 dan pasal 250 KUHPer.
Dalam hal ini suami dan istri penghamil dapat mengangkat anak tersebut sebagai anak
sahnya melalui tes golongan darah atau dengan dijalankan tes DNA. Biasanya
dilakukan perjanjian antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian antara kedua
pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara perdata barat, sesuai
dengan pasal 1320 dan 1338 KUHPer.
UU No.1 tahun 1974 Pasal 42
Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah.
4. Reproduksi
a. In vivo11
Pembuahan,proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi didaerah Ampulla Tuba
Fallopii. Bagian ini adalah bagian terluas pada saluran telur dan terletak dekat dengan
ovarium
Spermatozoa dapat bertahan hidup didalam saluran reproduksi wanita salama kira kira
24 jam.
Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina kerahim dan selanjutnya masuk
kedalam saluran telur.Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot otot uterus
dan tuba.
Perlu diingat bahwa pada saat smpai disaluran kelamin wanita spermatozoa belum
mampu membuahi oosit. Mereka harus mengalami
(a) Kapasitas dan
(b) Reaksi akrosom
Kapasitas adalah suatu masa penyesuaian didalam saluran reproduksi wanita, yang
pada manusia, berlangsung kira kira 7 jam.selama waktu ini, suatu selebung
glikoprotein dari protein protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang
membungkus daerah akrosom spermatozoa.
Hanya sperma yang menjalani kapasitas yang dapat melewati sel korona dan
mengalami reaksi akrosom.
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh
protein protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelosida,antara lain akrosin dan zat-zat serupa-
tripsin.
Fase fertilisasi mencakup
fase 1 __korona radiata
fase 2--- penembusan zona pelusida, dan
fase 3 ---fusi oosit dan membrane sel sperma.
Pembelahan.
Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis,
mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat.
Sel, yang menjadi semakin kecil pada setiap pembelahan, ini dikenal sebagai
blastomer, dan sampai tingkat delapan sel,sel-selnya membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar.
Tetapi, setelah pembelahan ketiga,hubungan antara blastomer semakin rapat, sehingga
membentuk sebuah bola sel yang padat yang disatukan oleh persambungan yang kuat
.
proses ini, yang dikenal sebagai pemadatan, memisahkan sel-sel bagian dalam, yang
saling berkomunikasi secara ekstensif dengan gap junction, dari sel-sel bagian luar.
Kira-kira 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan tersebut,
membelah lagi membentuk morula (arbei) dengan 16 sel.
Sel-sel bagian dalam morula merupakan massa sel dalam , sedangkan sel-sel sekitar
membentuk massa sel luar.
Massa sel dalam akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang
sebenarnya,sementara massa sel luar membentuk trofoblas, yang kemudian ikut
membentuk plasenta.
Pembentukan blastokista
Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona
pelusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam.
Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga,
blastokel
Pada saat ini , mudigah dikenal sebagai blastokista.
Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang disebut embrioblas, terletak pada
salah satu kutub, sedangkan sel-sel di massa sel luar atau trofoblas, menipis dan
membentuk dinding epitel untuk blastokista
Zona pelusida kini sekarang sudah menghilang, sehingga implantasi bias dimulai.
Pada manusia, sel trofoblas di atas kutub embrioblas mulai menyusup diantara sel
epitel mukosa rahim kira-kira pada hari ke enam
Penembusan dan selanjutya pengikisan oleh sel epitel pada selaput lendir tersebut
mungkin disebabkan oleh ezim proteolitik yang dihasilkan oleh trofoblas.
Tetapi, selaput lendir rahim menunjang kegiatan proteolitik blastokista
tersebut,sehingga implantasi merupakan hasil kerja sama trofoblas dan endometrium.
Dengan demikian, menjelang akhir mingu pertama perkembangan. zigot manusia
telah melewati tingkat morula dan blastokista dan sudah mulai berimplantasi di
selaput lender rahim
b. Bayi Tabung12
1. Proses Reproduksi PGD (Pre-Implatation Genetic Diagnosis) yaitu upaya diagnosis
dini penyakit genetik tertentu sebelum dilakukan transfer embrio keadaan uterus
biasanya dilakukan diopsi pada polar body ataupun blastomere untuk dianalisis
dengan cara Fiuovescent in sotohibridization (FISH) atau dengan teknik polimerase
Chain reaction. Dengan demikian transfer embrio hanya dilakukan pada embrio yang
normal saja.
2. Istri di beri obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.
3. Pematangan sel-sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah istri dan
pemeriksaan ultrasonografi
4. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui vagina
dengan tuntunan ultrasonografi
5. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur kemudian sel telur tersebut di buahi dengan sel
sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik
6. Sel telur dan sel sperma yang sudah dipertemukan didalam tabung di dalam cawan
petri kemudian di diamkan di dalam lemari pengeram, pemantauan dilakukan 18-20
jam kemudian, dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
7. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini kemudian di implantasikan ke
dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan
8. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio di implantasikan tidak terjadi menstruasi
dilakukan pemeriksaan urin untuk kehamilan dan seminggu kemudian dipastikan
dengan pemeriksaan ultrasonografi.
5. Faktor Infertilitas1,2,13
Faktor genetik
Usia ibu
Usia Tingkat Keberhasilan
< 30 th 50 %
30-35 th 35 %
40 th 15 %
> 40 th < 15 %
Kualitas sperma.
Kualitas stimulasi ovarium (IVF).
Kualitas laboratorium IVF.
Ketrampilan dokter mengambil ovum.
Faktor vaginitis.
Mioma.
Endometritis.
Uterus bicornis
Ashermans syndrome.
Ketidakmampuan untuk hamil.
Faktor ovarium.
Cervix, kelainan alat reproduksi.
Gangguan ovum.
Pada pria:
o Gangguan pada testis.
o Saluran sperma tersumbat.
o Merokok dan minum-minuman keras.
o Kelainan reproduksi.
Pada wanita:
o Tuba fallopi tersumbat.
o Faktor berat badan.
o Gaya hidup.
o Faktor lingkungan.
o Penyakit bakteri patogen.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/infertilitas-pasutri-1.html
2. http://www.thomsonfertility.com.sg/indo/fertility.htm
3. Hanafiah, J. Amri Amir. 1999. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan edisi 3. Jakarta:
EGC.
4. http://bayitabung.blogspot.com/2007/11/bayi-tabung-dari-sudut-pandang-
hukum.html
5. Herawati, Lusi.2008. Bayi Tabung menurut Ajaran Agama Islam. www.blogspot.com
6. http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelPregnancy.php?artikelID=442
7. Bayitabung.blogspot.com
8. http://www.babycentre.co.uk/preconception/fertilitytreatment/ivf/
9. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Konsil Kedokteran Indonesia.2006
10. Gustia, Irna. 2010. Rawan Pelanggaran Etika, Klinik Bayi tabung Harus Dibatasi.
www.detikhealth.com
11. TW Salder. 1997. Embriologi Langman edisi 7. Jakarta: EGC.
12. F.A Moeloek. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
13. Ruslan, Heri. 2005. Apa Hukum Bayi Tabung Menurut Islam.
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/08/11485apa-
hukum-bayi-tabung-menurut-islam
STEP 4 SKEMA