Laporan Terbaik Praktikum Kimia IV Judul
Laporan Terbaik Praktikum Kimia IV Judul
PRAKTIKUM KIMIA IV
JUDUL PERCOBAAN :
FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)
KELOMPOK 9 :
1. Roshinta Anggun Ramadhan (J2C008060)
2. Rr. Dian Pratiwi (J2C008061)
3. Sapto Adi Wibowo (J2C008062)
4. Sara Agustine Biyang (J2C008063)
5. Sari Pratiwi (J2C008064)
6. Setyo Rini Utomo (J2C008065)
7. Siska Yulyana Tristianti (J2C008066)
8. Sri Handayani (J2C008068)
9. Suprihatin (J2C008069)
10. Yazid Murtadlo (J2C008100)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Fotokimia Reduksi Ion Besi
(III) yang brtujuan untuk mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia
dan mempelajari kegunaan reaksi reduksi besi (III) untuk cetak biru. Prinsip yang
digunakan dalam percobaan ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang
dipengaruhi oleh cahaya. Metode dalam percobaan ini adalah fotokimia yang
merupakan ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar
secara langsung menggunakan kertas kalkir yang transparan dan cetak biru
dengan kertas tik dan dibuka pada tempat yang disinari oleh cahaya matahari
sebagai cahaya kuatnya. Hasil yang didapat yaitu warna yang terbentuk adalah
warna biru pada tepi kertas HVS, tidak pada tulisan ditengah. Hal ini dikarenakan
kertasnya blm kering, dan Fe2+ belum teroksidasi.
PERCOBAAN 8
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
kegunaan untuk cetak biru.
2.1 Fotokimia
(Alberty, 1984)
2.1.2 Reaksi Fotokimia
Reaksi fotokimia adalah reaksi kimia yang disebabkan oleh cahaya atau
radiasi ultraviolet. Foton yang masuk diserap oleh molekul pereaksi menghasilkan
molekul tereksitasi atau molekul radikal bebas, yang selanjutnya bereaksi lagi.
(Alberty, 1984)
Dalam fotokimia terdapat dua hukum dasar. Menurut hukum yang pertama
dari Grothus (1817) dan Draper (1843), perubahan fotokimia hanya dapat
ditimbulkan oleh cahaya yang diserap. Radiasi yang tidak diserap tetapi dapat
mendorong molekul tereksitasi untuk memancarkan sinar. Hukum kedua
fotokimia yang diusulkan oleh Stark dan Einstein (1908-1912) menyatakan bahwa
molekul yang menyerap satu kuantum sinar masuk menjadi teraktifkan.
(Alberty, 1984)
(Biddle, 1949)
(Biddle,1949)
(Petrucci,1989)
(Rivai,1995)
Atom pusat adalah atom yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagai
aseptor pasangan elektron (asam lewis). Atom pusat juga menyediakan orbital
kosong yang dapat diisi oleh ligan-ligan.
(Petrucci,1989)
M +nL MLn
(Petrucci, 1989)
(Petrucci,1989)
2.9 Kelarutan Senyawa Kompleks
(Rivai,1995)
2. 10 Besi
(Mulyono, 2005)
Besi adalah logam paling banyak, dan dipercayai sebagai unsur kimia ke
sepuluh paling banya di alam. Jumlah besi yang besar di bumi disangka
menyumbang kepada medan magnet bumi. Simbolnya Fe ringkasan ferrum nama
latin bagi besi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang
ditemui dalam keadaan bebas.
2 C + O2 2 CO
3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2
1. FeIII [ (2,2-bipryridine)(HPO3)(H2PO4) ]
2. Kompleks M [TCNQ]
(Petrucci, 1989)
FeO, Fe2O3, dan Fe3O4 hampir sama apabila dikaitkan dengan strukturnya.
Atom oksigen pada semua strukturnya konfigurasi c.c.p. dalam stoikiometri
semua FeO berbentuk oktahidral yang diikat oleh atom Fe, yang memberikan efek
kisi NaCl dari Fe2+ da O2-. Perbandingan kedua ion ini dalam persenyawaannya
kira-kira 48,56%. Pemindahan ion Fe3+ dari Zink Aridear dan penggantian
dengan dua sampai tiga dari number ion Fe3+ memberi FeO dalam besi berkurang
ini menunjukkan data lebih akurat daripada penambahan oksigen ketika besi tiga-
empat aserrimeritan Fe2+ diganti oleh ion Fe3+ akan terbentuk senyawa Fe3O4, Fe
(FeO)2 dan sebuah struktur spinel.
Reaksi redoks atau reduksi oksidasi sering ditulis sebagai dua reaksi paro
dimana terjadi transfer elektron misalnya:
(Fernando, 1997)
-tak berwarna
-bersifat racun
(Mulyono,2002)
2.13.2. Asam Klorida
-berbau tajam
(Mulyono, 2002)
Sifat kimia : -larut dalam air dan tak larut dalam alcohol
(Mulyono, 2002)
2.13.5. FeCl3
-heksagonal
(Daintith, 1990)
2.13.6. Aquadest
-sebagai pelarut
-bersifat polar
(Basri, 1996)
4.1.1. Alat
4.1.2. Bahan
Gelas beker
- Pencampuran larutan
- Pengadukkan
Hasil
4 helai kertas HVS
Gelas beker
- Pencelupan kertas ke dalam
larutan campuran besi (III)
klorida dan diamonium
hidrofosfat
- Pengeluaran kertas
- Peletakkan kertas diantara 2
kertas saring
- Pendiaman selama 10 15 menit
Hasil
Objek yang akan dicetak
Kertas HVS
- Pengeluaran kertas
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
Percobaan ini berjudul Fotokimia Reduksi Ioni Besi (III) yang bertujuan
untuk mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
kegunaan reaksi reduksi besi (III) untuk cetak biru. Prinsip yang digunakan dalam
percobaan ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang dipengaruhi oleh cahaya.
Metode dalam percobaan ini adalah fotokimia yang merupakan ilmu yang
mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar secara langsung
menggunakan kertas kalkir yang transparan dan cetak biru dengan kertas tik dan
dibuka pada tempat yang disinari oleh cahaya matahari sebagai cahaya kuatnya.
Pertama dilakukan pelarutan besi (III) klorida dalam air. Aquades tersebut
berguna untuk melarutkan FeCl3 menjadi larutan berwarna coklat. Kedua senyawa
tersebut dapat larut karena keduanya termasuk senyawa polar. Kepolaran ini dapat
terjadi karena adanya momen dipol pada kedua senyawa tersebut dimana momen
dipolnya tidak sama dengan nol. Momen dipol adalah ukuran kepolaran molekul
secara keseluruhan. (Fessenden,1982)
Suatu senyawa dapat dikatakan senyawa polar jika momen dipol senyawa
tersebut > 1,7 Debye. Aquades (H2O) dikatakan polar karena momen ikatan
molekul air tidak saling meniadakan, dan air mempunyai momen dipol lebih dari
1,7 Debye yaitu 1,84 Debye. sama halnya dengan FeCl 3 dikatakan polar karena
momen ikatan molekul FeCl3 tidak saling meniadakan, dan mempunyai momen
dipol >1,7 Debye. Hal ini dapat terjadi karena pada air ikatan antara H dengan O
akan cenderung tertarik ke arah H sehingga akan terbentuk sudut dan momen
dipol tidak sama dengan nol (Fessenden, 1982). Sedangkan pada FeCl 3 ikatan
antara Fe dengan Cl akan cenderung tertarik ke arah Cl sehingga terbentuk sudut
dan ikatannya tidak saling meniadakan serta tidak sama dengan nol. Sehingga
kedua senyawa ini dikatakan polar. Pada proses ini terjadi reaksi ionisasi FeCl3
oleh H2O :
Penambahan asam oksalat dilakukan tetes demi tetes pada ruang gelap
bertujuan untuk mempertahankan agar reaksi reduksi besi (III) tersebut dapat tetap
berlangsung dan mencegah terjadinya oksidasi kembali ion besi (II) menjadi ion
besi (III). Larutan yang dihasilkan berwarna coklat dan panas yang dihasilkan
menjadi turun.
Reaksi reduksi terjadi karena adanya penurunan bilangan oksidasi pada ion
besi (III) menjadi ion besi (II). Proses pencampuran larutan FeCl 3 dengan asam
oksalat dilakukan dalam ruang gelap dengan tujuan untuk mempercepat proses
reduksi besi (III) tersebut dan agar reaksi dapat berjalan secara maksimal karena
jika terkena cahaya, ion besi (II) yang dihasilkan akan kembali menjadi proses
oksidasi. Larutan yang dihasilkan berwarna coklat dan panasnya turun.
Setelah kertas HVS yang telah dicelupakan pada larutan FeCl3 mengering,
maka kertas HVS tersebut dijepitkan pada dua keping kaca dimana susunanya
ialah kaca, kertas peka, objek dan plastik kemudian barulah ditutup oleh kaca
kembali. Objek yang digunakan disini adalah kertas label yang ditempelkan pada
plastik. Kemudian kertas HVS yang berobjek tersebut dikenai sinar matahari.
Pada saat penyinaran ini lah berlangsung proses fotokimia. Pada proses ini Fe2+
diubah menjadi Fe3+ yang merupakan kompleks tidak berwarna. Pada saat proses
reaksi dalam ruang gelap bertujuan untuk menghambat terjadinya proses
fotokimia yang disebut sebagai reaksi antifotokimia.
Kertas HVS yang tidak tertutupi oleh label mengalami oksidasi ke tingkat
oksidasi yang lebih tinggi yaitu dari Fe 2+ menjadi Fe3+. Sedangkan kertas HVS
yang tertutupi oleh objek kertas label tidak mengalami oksidasi melainkan tetap
pada Fe2+, hal ini dikarenakan kertas label menghalangi proses oksidasi
berlangsung. Kemudian kertas yang sudah disinari ini dicelupkan pada larutan
K3Fe(CN)6 0,1 M. Sebelumnya dilakukan pelarutan pada K3[Fe(CN)6] pada
akuades sehingga senyawa ini akan terionisasi menjadi kation 3K + dan ion
kompleks [Fe(CN)6]3-. Reaksi yang trjadi :
Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa kertas HVS yang tertutup oleh
kertas label memberikan warna biru yang lebih tua dibandingkan kertas HVS
yang tidak tertutup oleh kertas label. Hal ini dapat terjadi karena proses oksidasi
besi (II) menjadi besi (III) belum terjadi sempurna dan kertas HVS tersebut belum
terlalu kering. Warna biru yang dihasilkan diperoleh adanya reaksi reduksi besi
( III) menjadi besi (II). Warna biru ini merupakan bentuk senyawa kompleks
KFe[Fe(CN)6], yaitu senyawa kompleks kalium ferroferri sianida. Ion [Fe(CN)6]3-
berasal dari larutan K3Fe(CN)6, Fe pada ligan ini bermuatan 3+. Pada
KFe[Fe(CN)6], yang menjadi atom pusat adalah Fe3+ dan yang menjadi ligan
adalah (CN)6. Sedangkan yang menjadi kation adalah KFe3+ dan yang menjadi
anionnya adalah [Fe(CN)6]3-.
Fe2+ dapat menghasilkan warna biru karena perbedaan energi antara dua orbital
berada dalam rentang cahaya tampak, sehingga terlihat adanya warna .Sedangkan
pada Fe3+ perbedaan energi antara dua orbital tidak berada dalam rentang pada
cahaya tampak.
7.1 Kesimpulan
1. Warna biru yang tercetak pada kertas disebabkan karena besi (II) telah
mengalami reaksi oksidasi.
7.2 Saran
PERHITUNGAN
V = 100 mL
Jawab :
M=
0,1 M =
0,1 =
0,1 =
0,1
32,926 = 10 massa
massa =
2. Diketahui : M FeCl3 = 1M
Jawab :
M=
1M=
1=
1=
162,2 = 10 massa
massa
Praktikan,
Yazid Murtadlo
J2C008100
Mengetahui,
198112022005011002 J2C006012