Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3. Tujuan Makalah.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1. Pengertian dan kajian Indrustialisasi, Kemiskinan dan Sumberdaya alam....
2.1.1. Industrialisasi...........................................................................................................
2.1.2. Kemiskinan..............................................................................................................
2.1.3. Sumberdaya alam.....................................................................................................
2.2. Kaitan Ekonomi Versus Lingkungan...................................................................
2.3. Hubungan industrialisasi, Kemiskinan dan Sumberdaya alam........................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................
3.2. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadiran allah swt sehingga Makalah mata Kuliah
Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan ini hadir sebagai Analisa kami tetang Keterkaitan
antara Industrialisasi, Kemiskinan dan Sumberdaya alam yang diberikan kepada Bapak dosen,
MUHAMMAD THAMRIN., S.P.,M.SI dan dengan dukungan dari berbagai pihak juga sangat
berarti sehingga saya bisa Membuat makalah ini dengan sebaik mungkin.

Makalah ini menyajikan materi secara sistematis dan sesuai dengan Ketentuan materi
yang diberikan oleh pak dosen,sehingga pak dosen mudah memahaminya. makalah ini juga
bertujuan untuk mengembangkan daya pikir dan pemahaman mahasiswa tentang materi
keterkaitan anatra industrialisasi, kemiskinan dan sumberdaya alam.

Pemakalah juga menyadari bahawa makalah keterkaitan anatra Industrialisasi,


kemiskinan dan sumberdaya alam masih banyak tidak kesempurnaan, maka pemakalah
mengharapkan ide-ide, masukan dan kritik dalam penyempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya. Besara harapan pemakalah, makalah ini bermanfaat dalam memotivasi dan
memenuhi kebutuhan si pembaca untuk dapat lebih mendalami apa itu keterkaitan antara
industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam.

Medan, 26 September 2017


Penyusun

(_________________)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi di Indonesia sejak Pelita I hingga saat ini
telah mencapai hasil yang diharapkan. Setidaknya industrialisasi telah mengakibatkan
transformasi struktural di Indonesia. Pola pertumbuhan ekonomi secara sektoral di Indonesia
agaknya sejalan dengan kecenderungan proses transformasi struktural yang terjadi di berbagai
negara, dimana terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian, sementara kontribusi sektor
sekunder dan tersier cenderung meningkat.
Hal tersebut memiliki pengaruh sampingan terhadap pelestarian lingkungan hidup dan
proses penanggulangan kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Industrialisasi telah menimbulkan penambahan jumlah kemiskinan dan pengurangan sumber
daya alam secara signifikan.
Selain itu, hubungan antara pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan
kemiskinan sudah cukup lama menjadi bahan perdebatan, terutama di kalangan penyusun
kebijakan. Di Indonesia, topik ini menjadi hangat saat tumbuhnya kesadaran lingkungan pada
akhir dekade 1960-an.
Pada saat itu, di satu pihak muncul tekanan untuk membangun lembaga
pemerintahan yang khusus mengatur pelestarian lingkungan. Tetapi
dipihak lain, berkembang pula oposisi yang mengkhawatirkan adanya kekuatan gerakan
pelestarian lingkungan hidup yang dapat menghambat pembangunan, terutama pembangunan
ekonomi, sehingga mengganggu upaya penanggulangan kemiskinan. Kompromi yang dicapai
tercermin dari dibentuknya sebuah Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan
Lingkungan Hidup pada tahun 1978. Bentuk Kantor Menteri Negara berarti lembaga yang
bersangkutan hanya mempunyai kewenangan koordinasi, bukan operasional, dan tidak
memiliki kantor di daerah.
Ketiga komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Ada hubungan saling
mempengaruhi yang terlihat seperti membentuk pola ketergantungan yang tak terpisahkan.
Industrialisasi mempengaruhi lingkungan hidup dan sumber daya alam, permasalahan
lingkungan hidup memiliki dampak terhadap perekonomian dan kemiskinan, kemiskinan
merupakan salah satu dampak sampingan industrialisasi.
1.2. Rumusan Masalah
Industrialisasi telah menimbulkan peningkatan kemiskinan dan masalah menipisnya sumber
daya alam serta berbagai masalah lainnya. Oleh karna itu penyusun merumuskan permasalahan
1. Pengertian dan kajian industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam
2. Ekonomi (kemiskinan) versus lingkungan
3. Hubungan industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam di Indonesia.

1.3. Tujuan dan Manfaat Pembahasan


Tujuan penyusunan makalah yang berjudul Analisis kaitan antara kemiskinan,
industrialisasi dan sumber daya alam adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian dan kajian industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam
2. Mengetahui kaitan ekonomi (kemiskinan) versus lingkungan
3. Mengetahui bagaimanakah hubungan industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya
alam di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Kajian Industrialisasi, Kemiskinan dan Sumber Daya Alam
2.1.1. Industrialisasi
Kata industrialisasi berasal dari kata dasar industri yang memiliki arti secara umum
adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam
menghasilkan laba. Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau
"industri ternak"(id.wikipedia.org, 2010).
Menurut Dumairy, istilah industri mempunyai dua arti.Pertama, industri adalah
himpunan perusahaan-perusahaan sejenis. Dalam konteks ini disebut industri kosmetik
misalnya, berarti himpunan perusahaan penghasil produk kosmetik. Industri tekstil adalah
himpunan pengusaha yang membuat tekstil. Kedua, industri menunjuk sektor ekonomi yang di
dalamnya terdapat kegiatan produktif mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau
setengah jadi. Kegiatan pengolahan itu sendiri dapat bersifat masinal, elektrikal atau bahkan
manual. (Dumairy, 1996, h-227).
Industrialisasi adalah suatu proses menciptakan interaksi para pihak yang memiliki
kepentingan ekonomis yang sama terhadap suatu siklus rantai nilai (id.answers.yahoo.com,
2009). Proses ini dapat terjadi secara alamiah maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu
proses industrialisasi adalah pasar.
Proses industrialisasi, dengan meminjam istilah dari Dawam Rahardjo-adalah suatu
keniscayaan (Dawam Rahardjo, 1995), karena proses ini dianggap sebagai sebuah kunci ke
arah kemakmuran yang didambakan oleh setiap bangsa. Kendatipun bukan satu-satunya,
industrialisasi dapat dianggap sebagai salah satu jalan yang penting dalam mencapai
kemakmuran.
Tujuan industrialisasi antara lain: memperluas lapangan kerja, menambah devisa
negara, memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumberdaya manusia dan terutama
menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa menjadi lebih cepat.

2.1.2. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan (id.wikipedia.org, 2010).
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
minimal untuk hidup layak(id.answers.yahoo.com, 2009). Kemiskinan merupakan sebuah
kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan
non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty
threshold).
Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk
dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan
non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta
aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang
ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara
luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang
buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemiskinan kadang juga
berartitidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-
hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasukketerkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasuk pendidikan daninformasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,
karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dankekayaan yang memadai. Makna "memadai" di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politikdan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaituKemiskinan absolut dan Kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh
oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari
populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira
2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan
dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari,
dengan batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang
dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi
penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28%
pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari
penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh.
Tetapi, nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan.

2.1.3. Sumber daya alam


Sumber daya alam adalah potensi sumber daya yang terkandung
dalam bumi (tanah), air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan manusia (id.wikipedia.org, 2010).
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan
hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan
tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang,
sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya(organisasi.org, 2006).
Sumber daya alam di Indonesia adalah segala potensi alam yang dapat dikembangkan
untuk proses produksi. Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati
maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia (intl.feedfury.com, 2008).
Proses terbentuknya sumber daya alam di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain :
Secara astronomis, Indonesia terletak di daerah tropik dengan curah hujan tinggi
menyebabkan aneka ragam jenis tumbuhan dapat tumbuh subur. Oleh karena itu
Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan.
Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik
dan pegunungan muda menyebabkan terbentuknya berbagai macam sumber daya
mineral yang potensial untuk dimanfaatkan.
Wilayah lautan di Indonesia mengandung berbagai macam sumber daya nabati, hewani,
dan mineral antara lain ikan laut, rumput laut, mutiara serta tambang minyak bumi.
Sumber daya alam dapat digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu:
a. Sumber daya alam berdasarkan jenis

- Sumber daya alam hayati/ biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup.
contohnya tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain

- Sumber daya alam non hayati/ abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati.
contohnya bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain

b. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan:

- Sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable yaitu sumber daya alam yang dapat
digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan contohnya air, tumbuh-tumbuhan,
hewan, hasil hutan, dan lain-lain

- Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/ non renewable ialah sumber daya alam yang
tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat
dilestarikan serta dapat punah. contohnya minyak bumi, batubara, timah, gas alam.

- Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited


contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.

c. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya

- Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk
menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi.
contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain.

- Sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau
memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi. misalnya ombak, panas
bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.

- Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup,
misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
2.2. Kaitan Ekonomi Versus Lingkungan

Berkembangnya istilah ekonomi versus lingkungan telah membuat orang semakin


ragu-ragu dalam mengambil keputusan melestarikan lingkungan hidup. Memang pengelolaan
lingkungan penuh dengan konflik. Tetapi benarkah konflik ini sebenarnya adalah konflik
antara kepentingan ekonomi dan kepentingan pelestarian lingkungan?
Hampir semua konflik dalam pengelolaan lingkungan menyangkut pilihan antara
rencana suatu kegiatan proyek atau kebijakan yang dibutuhkan dibandingkan dengan dampak
lingkungan yang mungkin timbul sehingga merugikan manusia. Sebagai contoh, penggunaan
lahan untuk kegiatan tambang Golongan C; pembangunan pabrik di lingkungan yang rentan;
pembangunan jalan menembus hutan; penambangan di kawasan penyimpanan air; dan lain
sebagainya. Bila ditilik lebih dalam, konflik yang ada sebenarnya adalah konflik antara
sekelompok kecil orang demi kepentingan diri atau kepentingan kelompok dalam jangka
pendek, melawan kepentingan orang banyak dalam jangka panjang. Dalam konflik semacam
ini, karena kelompok kecil dengan sumber daya kuat berhadapan dengan kepentingan orang
banyak yang lemah, maka kepentingan umum pun akhirnya dikalahkan. Pada akhir proyek,
masyarakat menderita karena lingkungannya rusak.
Beberapa hal juga perlu kita teliti lebih lanjut dalam menghadapi kontroversi kewajiban
pabrik untuk mengolah limbah yang menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga
selanjutnya menurunkan daya saing produksi. Pertama, jika produsen tidak mengolah
limbahnya, tidak berarti biaya yang timbul karena limbah/ emisi yang dihasilkan menjadi
hilang. Biaya yang tidak dikeluarkan oleh produsen hanya dialihkan kepada orang-orang
yang hidup di sekitarnya dalam bentuk gangguan kesehatan, kelangkaan air, gangguan saluran
pernapasan, dan sebagainya. Pada akhirnya ini menjadi masalah keadilan dan kemiskinan.
Apakah biaya lingkungan harus dipikul oleh produsen/konsumen barang, atau oleh orang-
orang yang hidup di sekitar pabrik yang tidak mendapatkan manfaat dari kegiatan produksi di
lokasinya?
Kedua, biaya lingkungan dari kegiatan produksi jumlahnya tidak terlalu besar sehingga
mempengaruhi daya saing. Ketika para produsen ditanya, misalnya tentang biaya pengolahan
limbah relatif terhadap biaya produksi industri tekstil (pencelupan), jawabannya selalu berkisar
antara 20% - 40% dari biaya produksi. Sebuah survey menunjukkan bahwa biaya yang keluar
untuk pengolahan limbah yang benar (memenuhi ketentuan peraturan) adalah sekitar 2%.
Kenaikan 2% ini terlalu kecil untuk mempengaruhi daya saing. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak benar bahwa upaya pelestarian lingkungan menimbulkan biaya produksi tinggi sehingga
dapat meningkatkan kemiskinan.
Apa yang banyak terjadi di berbagai negara berkembang, khususnya Indonesia pada era
tahun-tahun 1980-an dan 1990-an, adalah adanya peningkatan pendapatan dan penurunan
tingkat kemiskinan secara umum, yang kemudian disertai dengan percepatan terjadinya
kerusakan lingkungan. Apakah kejadian ini menunjukkan bahwa hubungan antara keduanya
bersifat bertentangan arah?
Untuk menjawabnya, perlu kita perhatikan situasi ekonomi Indonesia pada kurun waktu
tersebut. Scientific American (1989) misalnya menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia pada
saat itu ditentukan oleh kegiatan-kegiatan yang bersumber pada sumber daya alam (mencapai
79%). Ekonomi yang bertumpu kepada eksploitasi sumber daya alam ini sangat berhubungan
dengan kerusakan lingkungan hidup. Kenaikan tingkat hidup serta penurunan tingkat
kemiskinan yang didorong oleh ekspolitasi sumber daya alam ini dengan sendirinya bukan saja
mengurangi cadangan sumber daya alam tetapi juga merusak lingkungan. Dampak dari
kerusakan lingkungan ini baru terjadi pada generasi berikutnya, ketika sumber daya alam yang
semakin langka tidak mampu lagi menunjang pembangunan. Lingkungan hidup yang rusak
juga tidak mampu menunjang kehidupan. Jadi, kenaikan kesejahteraan dengan merusak
lingkungan bukannya tidak mungkin terjadi. Hanya saja, peningkatan kesejahteraan yang
terjadi bersifat sementara, tidak berkelanjutan, dan dampaknya di kemudian hari justru negatif.

2.3. Hubungan Industrialisasi, Kemiskinan dan Sumber Daya Alam Di Indonesia

Di Indonesia, Tulus Tambunan (2001, h-108) mencatat adanya proses industrialisasi


dimulai dari tahun 1969 dan berhasil mengangkat tingkat pendapatan per kapita di atas US$
1.000 per tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7% pada saat penduduk 200 jutaan.
Namun saat tulisan ini dibuat, keadaan menurun jauh, hingga diperkirakan income perkapita
hanya 650 US$ dengan pertumbuhan ekonomi di bawah 4% dan jumlah penduduk hampir 210
juta. Yudo Swasono mencatat bahwa setelah krisis ekonomi yang terjadi pada periode 1982-
1986, pada waktu itu pertumbuhan hanya 5%.
Selanjutnya dengan proses industrialisasi pertumbuhan meningkat dan
berhasil recovery (pulih kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah 7,5%, tahun 1991 mencapai
6,6% dan pada akhir Repelita X, atau akhir Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh
dengan rata-rata 8,7%. (Muhammad Thoyib, 1995, h-4). Namun perkiraan ini meleset jauh,
sebab mulai 1997 terjadi krisis moneter yang berlanjut hingga riset ini ditulis, ternyata kondisi
itu masih belum pulih.
Industrialisasi yang berkembang di era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga
kerja. Hal ini telah merubah alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri menuju
sektor industri. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja
tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung industrialisasi telah mempengaruhi tingkat
kemiskinan.
Namun ternyata perekonomian Indonesia masih sangat tegantung pada sumber daya
alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak
lain, tingkat pendapatan masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat
kesejahteraan (dan usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi
oleh perubahan kualitas lingkungan.
Tabel 1. Matriks Ketergantungan Ekonomi terhadap SDA dan LH dengan
Tingkat Pendapatan

Pendapatan Tinggi/ Pendapatan Rendah/


High Income Low Income

Ketergantungan Dampak kerusakan terhadap Dampak kerusakan


ekonomi terhadap SDA kesejahteraan sedang terhadap kesejahteraan tinggi
dan LH tinggi/ High (misalnya: New (misalnya: Indonesia)/ High level of
economic dependence Zealand)/ Medium level of negative impact on prosperity (e.g.
on natural resources and negative impact on Indonesia)
the environment prosperity (e.g. New
Zealand)

Ketergantungan Dampak kerusakan terhadap Dampak kerusakan terhadap


ekonomi terhadap SDA kesejahteraan rendah kesejahteraan sedang/Medium level of
dan LH rendah/ Low (misalnya: Singapore)/ Low negative impact on prosperity
economic dependence level of negative impact on
on natural resources and prosperity (e.gSingapore)
the environment
Di samping itu, kita perlu pula memperhatikan kepekaan perubahan kualitas
lingkungan terhadap masyarakat dengan tingkat kehidupan tertentu dalam satu komunitas
tertentu. Umumnya karena daya beli yang lebih kuat (karena itu mempunyai pilihan yang lebih
luas) dan informasi yang lebih lengkap, maka mereka yang berpendapatan tinggi lebih tidak
peka terhadap kualitas lingkungan yang menurun. Pada kasus di mana kualitas lingkungan
udara telah tercemar, mereka yang berpendapatan tinggi lebih mudah untuk pindah ke lokasi
lain dengan kualitas udara lebih baik, sedangkan mereka yang berpendapatan rendah akan
terjebak dalam lingkungan tercemar tersebut.
Bila ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan yang saling mempengaruhi antara
industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam. Industrialisasi mempengaruhi kemiskinan
melalui tingkat pendapatan yang diberikan sektor industri. Kemiskinan mempengaruhitinggkat
penggunaan sumberdaya alam dan proses konservasi sumber daya alam serta lingkungan
hidup. Sumber daya alam merupakan sebagai bahan baku dalam Industrialisasi

A. Hubungan saling mempengaruhi antara indusrtialisasi, kemiskinan dan sumber daya


alam
Selain itu industrialisasi memberikan dampak pula pada tingkat kesehatan yang
mempengaruhi jumlah natalitas dan mortalitas penduduk. Dengan kata lain industrialisasi juga
mempengaruhi jumlah penduduk sehingga membentuk hubungan.

B. Hubungan Antara Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Barang Sumberdaya


Dan Lingkungan
Dengan berkembangnya jumlah penduduk, perekonomian harus lebih banyak
menyediakan barang dan jasa yang merupakan hasil dari industrialisasi. Peningkatan produksi
barang dan jasa menuntut lebih banyak produksi barang SDA yang harus digali dan semakin
menipisnya SDA dan akhirnya pencemaran lingkungan semakin meningkat.
Ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumberdaya dan
pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi
dan tersedianya sumberdaya alam yang ada di dalam bumi. Di samping itu dengan
pembangunan ekonomi yang cepat yang dibarengi dengan pembangunan pabrik sebagai bentuk
industrialisasi akan meningkatkan pencemaran lingkungan.
Peningkatan pencemaran lingkungan akan mempersempit lapangan kerja sehingga
menimbulkan pengangguran dan berujung pada persoalan kemiskinan. Hubungan itu terus
berlangsung dengan pola saling mempengaruhi satu sama lainnya dimana untuk memperbaiki
salah satu diantaranya maka harus memperbaiki keseluruhan bagian. Misalnya dalam
penanganan pembrantasan kemiskinan maka permasalahan industrialisasi dan sumber daya
alam juga harus menjadi fokus penanganan dalam proses tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bersifat tarik menarik (timbal balik) diantara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam.
Ketiga komponen tersebut merupakan permasalahan kompleks yang tidak dapat dipisahkan.

3.2 SARAN- SARAN


Diperlukan analisa lebih lanjut terhadap cara penanganan permasalahan kemiskinan
dengan keterkaitannya terhadap industrialisasi dan sumber daya alam sebagai satu
permasalahan kompleks. Khususnya dengan menitik beratkan pada peran pemerintah,
masyarakat dan lembaga-lembaga lainya dalam penanganan permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/14597304/TEORI-KEMISKINAN
http://www.akatiga.org/.../kemiskinan/113-memerangi-kemiskinan
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090728000755AAQJFBK
http://koesmawan.wordpress.com/2009/03/11/industrialisasi-permasalahan dan-peranannya-bagi
akselerasi-pertumbuhan-ekonomi-rakyat-1970-2000/
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri
http://www.infokedokteran.com/article/pengertian-industrialisasi.html
http://www.ekonomirakyat.org/index4.php
http://www.organisasi.org/pengertian_sumber_daya_alam_dan_pembagian_macam_jenisnya_biolo
gi
http://www.intl.feedfury.com/.../16434038-sumber-daya-alam\indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai