Anda di halaman 1dari 5

Prinsip #1

Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan
dimana nanti ia akan bekerja.

Prinsip ini akan sangat sulit untuk bisa diterapkan di Indonesia karena pembuatan replika akan
memerlukan biaya besar dan harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia industri. Melihat
keadaan sekolah kejuruan di Indonesia, sangat sulit mewujudkan prinsip ini. Hal terjauh yang bisa
dilaksanakan adalah menyediakan fasilitas praktek dasar sehingga lulusan nanti akan memiliki
kompetensi dasar yang kuat untuk dikembangkan lebih lanjut jika sudah diterima di industri.

Prinsip #2

Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan
cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.

Jawaban sama dengan dalil sebelumnya. Namun jika sekolah mampu menyelenggarakan praktek kerja
langsung di industri secara memadai dari sisi waktu, intensitas dan dengan pengawasan yang baik, maka
prinsip ini bisa terpenuhi. Dalam kenyataan sekolah kewalahan harus menempatkan siswa dalam jumlah
banyak untuk melaksanakan praktek yang sesuai kurikulum langsung di lokasi industri.

Prinsip #3

Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti
yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.

Hal ini juga sangat sulit diterapkan di Indonesia karena budaya dan lingkungan sekolah yang sangat
berbeda dengan lingkungan industri sebenarnya. Idealnya sekolah bisa menciptakan kondisi yang
mendukung pembentukan pola pikir dan pola kerja bagi siswanya, namun kendala terbesar adalah
bahwa manajemen sekolah tidak memiliki latar belakang industri yang kuat. Hampir semua sekolah
vokasi dipimpin dan diajar oleh para profesional pendidikan yang tidak memiliki pengalaman industri
cukup. Maksud latar belakang dalam hal ini adalah pengalaman bekerja dan etos kerja industri, sehingga
mustahil bisa menciptakan suasana industri didalam sekolah.

Prinsip #4

Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu mengembangkan minatnya,
pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.

Prinsip ini sudah banyak diterapkan dan berhasil di banyak sekolah kejuruan. Sistem pendidikan kita
memungkinkan bagi individu siswa untuk maju dan meraih tingkat kompetensi dan keberhasilan yang
setinggi-tingginya. Ini kemungkinan akibat liberalnya sistem pendidikan kita sehingga memungkinkan
siswa yang memiliki potensi, rajin dan memiliki kemauan kuat dapat melaju cepat. Namun hal ini juga
berlaku bagi siswa yang lemah, dimana siswa seperti ini akan tertinggal jika tidak memiliki keinginan dan
motivasi yang kuat untuk maju. Sistem pendidikan yang ada memberikan keleluasaan besar pada guru
untuk menentukan kualitas proses pembelajaran. Guru akan cenderung memberikan prioritas pada siswa
yang potensial dan aktif. Sistem kontrol pembelajaran kurang bisa memastikan pemerataan prioritas
terhadap semua siswa untuk mendapat pelajaran yang sama kuantitas dan kualitasnya.

Prinsip #5

Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan
kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.

Idealnya memang semua calon siswa yang masuk ke sekolah kejuruan sudah melewati seleksi potensi
teknis dan non-teknis, sehingga siswa yang masuk adalah siswa yang secara bakat dan minat sesuai
dengan jurusan yang dipilih serta memiliki motivasi intrinsik yang besar untuk menjalani pembelajaran.
Namun ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini kurang bisa dilaksanakan di sebagian besar
sekolah. Salah satu faktor penting adalah karena tidak adanya bimbingan dan konseling karir atau
vokasional di level SMP sebelum masuk SMK dan juga di level SMA/SMK ke program vokasi lanjutannya.
Ini menyebabkan calon siswa sekolah kejuruan tidak memiliki pengertian yang cukup mengenai dunia
kerja, sehingga dalam banyak kasus terjadi ketidaksesuaian siswa yang masuk ke sekolah vokasi.

Prinsip #6

Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan
kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan
nantinya.

Prinsip ini banyak diabaikan dan memang sulit untuk diterapkan sepenuhnya karena banyaknya beban
kurikulum sekolah kejuruan di Indonesia. Siswa tidak hanya belajar mata pelajaran teknis namun juga
pelajaran normatif dan adaptif yang memakan porsi hingga 30-40% dari total waktu pembelajaran. Waktu
pembelajaran praktek kejuruan juga tidak bisa melaksanakan kegiatan berulang karena kurangnya
sarana prasarana penunjang praktek sehingga harus bergantian dengan siswa lain. Pada saat Praktek
Industri sebenarnya siswa mendapat waktu panjang untuk mengulang-ulang kegiatan praktek, namun
banyak siswa terkendala dengan penempatan praktek yang tidak sesuai jurusan.

Prinsip #7

Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam
penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.

Prinsip ini juga sangat sulit diterapkan di Indonesia. Praktisi yang sukses tidak akan memilih dunia
pendidikan sebagai pilihan karir utama mereka karena banyak faktor. Pendidik di sekolah kejuruan
sebagaian besar adalah pendidik murni dengan ketrampilan teknis tingkat pemula. Solusinya adalah
dengan mendatangkan pengajar tamu dari industri ke sekolah, namun karena terbatasnya waktu
biasanya kegiatan ini hanya bisa memberi wawasan pengetahuan saja ke siswa dan tidak bisa sampai
pada pemberian ketrampilan. Akhirnya memang kita harus realistis, sekolah kejuruan kita baru bisa
memasok calon tenaga kerja yang siap latih ketika masuk ke dunia industri. Mereka dibekali
pengetahuan dan ketrampilan dasar pada bidangnya. Jika industri ingin mendapat pekerja dengan level
kompetensi lebih tinggi atau lebih spesifik, mereka harus melakukan pelatihan lanjutan secara in-
company.

Prinsip #8

Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat
bekerja pada jabatan tersebut.

Saat ini sudah ada standar kompetensi baku yang dipakai sebagai acuan di SMK yaitu SKKD dan
Program Diploma banyak mengacu pada SKKNI. Hal ini sudah cukup memadai, namun masih ada
kendala dalam implementasi di lapangan seperti tidak standarnya proses pembelajaran antar sekolah
dan antar daerah dalam satu bidang keahlian. Kesulitan lain adalah pada saat uji kompetensi yang juga
tidak standar antar sekolah dan antar daerah karena menggunakan penguji yang berbeda dan tidak
profesional. Seharusnya uji kompetensi dilakukan oleh satu lembaga khusus dibawah asosiasi industri
tertentu, namun secara kelembagaan hal ini belum bisa diwujudkan sepenuhnya di Indonesia. Masih
banyak sekolah kejuruan yang tidak bisa mendapatkan mitra penguji kompetensi yang benar-benar
kompeten dan layak menjadi penguji.

Prinsip #9

Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.

Secara alamiah prinsip ini mulai berlaku dan diterapkan terutama di sekolah kejuruan yang memiliki
birokrasi lebih fleksibel seperti sekolah swasta. Prinsip ekonomi supply-demand berlaku saat ini, program
keahlian yang tidak dibutuhkan industri akan dengan sendirinya mendapatkan peminat yang sedikit. Jika
sekolah tidak mampu menyesuaikan dengan cepat, maka besar kemungkinan sekolah akan kesulitan
menjaring siswa. Namun banyak kendala yang harus dihadapi sekolah agar bisa menjadi sekolah yang
mampu selalu memenuhi permintaan pasar kerja. Penghapusan program keahlian yang ada pasti akan
menimbulkan konsekuensi besar dan menimbulkan kerugian bagi sekolah. Pembukaan program keahlian
baru juga tidak mudah karena mahal dan rumitnya persiapan. Dalam realita, banyak sekolah yang
akhirnya mengorbankan kesiapan penyelenggaraan demi mengejar permintaan pasar, hal ini sangat
berbahaya dan pada akhirnya akan membuat nama baik sekolah tercemar karena gagal menghasilkan
lulusan yang berkualitas.

Prinsip #10

Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada
pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).

Secara sistem prinsip ini sudah diterapkan di sekolah kejuruan kita. Ada Praktek Industri dan
Pemagangan di SMK yang diberikan alokasi waktu cukup panjang hingga 1 tahun. Kesempatan juga
dibuka lebar dalam hal penempatan, bisa diluar kota, luar negeri, dll. Bahkan siswa diperbolehkan untuk
masuk ke industri yang relevansinya kurang dengan jurusan yang dimiliki. Ini adalah hal yang salah dan
tidak sesuai dengan prinsip pendidikan kejuruan, namun sekolah harus menghadapi kenyataan bahwa
penempatan praktek lapangan siswa sangat sulit. Ini disebabkan kurangnya jumlah industri yang mau
menerima siswa praktek dan semakin banyaknya jumlah siswa sekolah kejuruan pada saat ini.
Sayangnya tidak ada upaya konkrit untuk memecahkan masalah rasio yang timpang ini dari pemerintah.

Prinsip #11

Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari
pengalaman para ahli okupasi tersebut.

Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan oleh sekolah kejuruan, materi belajar memang disediakan dari
sumber yang cukup terpercaya. Ini disebabkan semakin mudahnya pencarian informasi melalui teknologi
informasi sehingga dimungkinkan penggunaan dokumen untuk belajar yang berasal dari berbagai
sumber. Bahkan saat ini hampir tidak ada perbedaan materi belajar antar sekolah dan antar daerah
karena sumber yang dipakai sangat banyak dan tersedia bebas. Namun utnuk beberapa jurusan tertentu,
sekolah harus lebih proaktif membangun hubungan dengan industri lokal karena adanya materi yang
harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Prinsip #12

Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lain.
Prinsip ini sudah didekati oleh sistem pendidikan kejuruan dengan adanya pengelompokan jurusan dan
program keahlian. Sekolah juga cenderung membuka program keahlian yang serumpun agar bisa terjadi
efisiensi dalam proses mengajar karena adanya kompetensi atau sub-kompetensi yang dipakai bersama
dalam bidang keahlian yang berbeda.

Prinsip #13

Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan
seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran
kejuruan.

Prinsip ini memerlukan banyak sumber daya dalam penerapannya. Setiap bidang keahlian memerlukan
materi, metode belajar dan pendekatan yang berbeda satu sama lain. Kebutuhan masing-masing jurusan
harus dipenuhi agar hasil dari proses pembelajaran bisa maksimal. Di Indonesia sudah diterapkan dalam
skala tertentu seperti adanya pelajaran Matematika khusus untuk bidang keahlian bisnis dan manajemen,
ada Matematika khusus bidang Teknologi, dll. Hal yang sama juga sudah diterapkan di masing-masing
rumpun seperti antar jurusan Multimedia dan Animasi ada pelajaran Gambar Grafis yang sedikit berbeda
karena berbeda tujuan.

Prinsip #14

Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan
peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.

Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan karena karakter sosial masyarakat Indonesia yang sangat
menghargai hubungan sosial yang harmonis. Hubungan antara sekolah, guru, siswa dan orangtua siswa
tergolong baik jika dibanding dengan negara lain. Ini adalah hal positif karena siswa dapat secara positif
mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-siswa berjalan sehat dalam proses belajar.
Namun kendala utama prinsip ini adalah karena banyaknya siswa yang harus diajar oleh 1 guru, artinya
rasio guru-siswa masih sangat timpang sehingga masih sulit bagi guru untuk dapat memberikan
perhatian khusus pada setiap siswanya.

Prinsip #15

Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.

Pada umumnya manajemen administrasi sekolah di Indonesia relatif fleksibel dan tidak kaku. Ini juga
berhubungan dengan karakter sosial masyarakat Indonesia yang mengedepankan rasa saling percaya
dan keterbukaan. Bahkan dalam banyak kasus terlalu fleksibel dan mengabaikan prinsip tertib
administrasi. Namun dengan semakin banyaknya penerapan standar manajemen mutu terpadu di
sekolah, hal ini semakin baik, artinya tetap luwes namun tertib.

Prinsip #16

Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak
boleh dipaksakan beroperasi.

Prinsip ini banyak dilanggar. Prinsip sebaliknya yang justru sering dipakai yaitu, biarpun biaya tidak cukup
yang penting dibuka dulu. Ini adalah prinsip yang salah namun justru menjadi mainstream di kalangan
sekolah kejuruan. Pembukaan sekolah kejuruan membutuhkan dana sangat besar, pemerintah saat ini
tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan di seluruh penjuru Nusantara, demikian juga swasta. Hanya
beberapa sekolah saja, baik negeri maupun swasta, yang mampu membiayai sekolah yang dikelola
secara memadai, sebagian besar lainnya tidak didukung sumber pembiayaan yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai