Anda di halaman 1dari 2

DASAR TEORI PCT

Jamu merupakan salah satu sediaan obat tradisional (herbal). Jamu adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik
atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (data empirik). Klaim penggunaan jamu sesuai dengan
jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan
medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata; Secara tradisional
digunakan untuk , atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran sediaan di
BPOM. Adapun contoh sediaan jamu yang beredar di pasaran sangatlah banyak. Misalnya
saja jamu produksi Sido Muncul, Nyonya Meneer, dan Air Mancur. Bahan kimia obat (BKO)
di dalam obat tradisional Sampai saat ini Badan POM masih menemukan beberapa produk
obat tradisional yang didalamnya dicampuri bahan kimia obat (BKO). BKO di dalam obat
tradisional inilah yang menjadi selling point bagi produsen Hal ini kemungkinan disebabkan
kurangnya pengetahuan produsen akan bahaya mengkonsumsi bahan kimia obat secara tidak
terkontrol baik dosis maupun cara penggunaannya atau bahkan semata-mata demi
meningkatkan penjualan karena konsumen menyukai produk obat tradisional yang bereaksi
cepat pada tubuh. Konsumen yang tidak menyadari adanya bahaya dari obat tradisional yang
dikonsumsinya, apalagi memperhatikan adanya kontra indikasi penggunaan beberapa bahan
kimia bagi penderita penyakit tertentu maupun interaksi bahan obat yang terjadi apabila
pengguna obat tradisional sedang mengkonsumsi obat lain, tentunya sangat membahayakan.
Untuk itulah Badan POM secara berkesinambungan melakukan pengawasan yang antara lain
dilakukan melalui inspeksi pada sarana distribusi serta pengawasan produk di peredaran
dengan cara sampling dan pengujian laboratorium terhadap produk yang beredar. Informasi
adanya BKO didalam obat tradisional juga bisa diperoleh berdasarkan laporan / pengaduan
konsumen maupun laporan dari Yayasan Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(Yabpeknas).

Paracetamol
Paracetamol merupakan turunan senyawa sintesis dari p-aminofenol yang
memberikanefek analgesia dan antipiretika. Senyawa ini dikenal dengan nama lain
asetaminofen, merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak
memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Senyawa ini memilik nama kimia N-
asetil-p-aminofenol atau p-asetamidofenol atau 4-hidroksiasetanilida (Depkes RI, 1979).
Parasetamol merupakan obat yang memilki aktivitas analgesik dan antipiretik, serta
memiliki sedikit efek sebagai antiinflamasi. Penggunaan parasetamol secara rutin dalam
jangka panjang memungkinkan dapat meningkatkan warfarin. Keberadaan parasetamol
didalam tubuh juga dapat berinteraksi dengan penyakit tertentu. Penggunaan parasetamol
juga dapat mengakibatkan gangguan ginjal berat, penyakit hati atau hepatitis sehingga dapat
menurunkan fungsi hati dan ginjal. Parasetamol juga dapat mengakibatkan ketergantungan
pada alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, R. Bambang, 1986, Analisis Jamu, Fakultas Farmasi Universitas


Pancasila,Jakarta.

Depkes RI.1979. Materia Medika Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol ( diakses pada tanggal 1 Desember 2015)

http://id.scribd.com/doc/211479510/Analisis-Bahan-Kimia-Obat-dalam-Obat-
Tradisional#scribd ( diakses pada tanggal 1 Desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai