Anda di halaman 1dari 62

Penelitian Bahan Alam

Dr. Santi Widiasari, M.Biomed


Fitokimia
Definisi

Senyawa bioaktif alami yang ditemukan dalam tanaman


 Non nutrien esensial
 Diduga bersifat protektif dan disease-preventing
 bekerja dengan nutrien dan serat makanan dalam melawan penyakit

Digolongkan sebagai metabolit sekunder tanaman


Pendahuluan
Fitokimia terdapat di berbagai bagian tanaman seperti akar, batang, daun,
bunga, buah-buahan atau biji-bijian

Kadar bervariasi tergantung pada


 Varietas tanaman
 Cara pengolahan
 Growing condition
Fungsi
 melindungi tanaman dari penyakit dan
kerusakan
 berkontribusi pada warna, aroma dan rasa
tanaman
 melindungi sel tanaman dari bahaya
lingkungan (polusi, stres, kekeringan,
paparan UV, serangan patogen)
Potensi Aktivitas biologis
 Antioxidant
Melindungi sel dari kerusakan oksidatif dan mengurangi resiko perkembangan kanker tertentu,
Contoh allyl sulfides (onions, leeks, garlic), carotenoids (fruits, carrots), flavonoids (fruits, vegetables),
polyphenols (tea, grapes).

 Hormonal action
Meniru estrogen manusia dan membantu mengurangi gejala menopause dan osteoporosis
Isoflavones (soy)

 Stimulation enzim
mempengaruhi enzim sehingga mengurangi efektivitas hormon etrogen
protease inhibitors (soy and beans), terpenes (citrus fruits and cherries), Indoles (cabbages) stimulate
enzymes that make the estrogen less
 Mempengaruhi Replikasi DNA replication
Mempengaruhi replikasi DNA, sehingga dapat digunakan mencegah replikasi sel
kanker
Saponins (kacang kacangan), Capsaicin (hot peppers)

 Antibakterial
allicin (garlic)

 Physical action
Terikat secara fisik pada dinding sel sehingga mencegah adesi patogen ke
dinding sel manusia
Proanthocyanidins (cranberry)
Potensi …
klasifikasi
Contoh Fitokimia

Fenolik (C6H5OH)
 Kategori terbesar dalam plant kingdom
 Kelompok senyawa alami paling sederhana
 antioksidan

3 kelompok penting
 Flavonoid
 asam fenolik
 polifenol.
Contoh Fitokimia

Flavonoids
 Epidemiological findings
 Hubungan terbalik asupan flavonoid vs infark miokard
 25 % perbedaan mortalitas
flavonoids menghambat metabolisme xanthine oxidase dan arachidonic acid

 Perlu penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan mekanisme kerja senyawa


fitokimia dalam tubuh manusia
Contoh Fitokimia

Contoh flavonoid
Contoh Fitokimia

Asam fenolik
 fenol yang memiliki satu gugus fungsional asam karboksilat
 dipolimerisasi menjadi molekul yang lebih besar
 proanthocyanidins (PA; condensed tannins)
 lignin
 Diduga memiliki fungsi
 Antioksidan
 anti inflamasi
 antimikroba
Contoh Fitokimia
flavonoid
 senyawa polifenol ditemukan dalam bentuk aglikon, glukosida dan turunan
metil.
 terdapat dalam sayuran, buah, teh, dan kopi.
 Dibagi menjadi 2 kelas berdasarkan posisi benzenoid : flavone dan isoflavone.
 aktivitas biologis
antioksidan, antimikroba, sitotoksisitas, antiinflamasi, antitumor, aktivitas
estrogenik, antialergi.
 Kemampuannya sebagai antioksidan bergantung pada struktur molekul (posisi
gugus hidroksil).
Contoh Fitokimia
tannin
 polifenol heterogen, molekul besar dapat membentuk kompleks
(reversibel/irreversible) dengan protein, polisakarida, alkaloid, asam
nukleat, mineral
 Sumber
buah buahan (anggur, kesemek, blueberry, teh, cokelat), tumbuhan polong
(Acacia spp, Sesbania spp, jagung)
 Berdasarkan karakteristiknya dibagi 4 kelompok : Gallotannins,
ellagitannins, tanin kompleks, dan condensed tannins.
Contoh Fitokimia

alkaloid
 Nama alkaloid berasal dari alkali (basa) digambarkan oleh basa
nitrogen
 Secara
alami disintesis oleh sejumlah besar organisme, termasuk
hewan, tumbuhan, bakteri dan jamur
 Didugamemiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur,
antihipertensi, antiaritmia, antimalarial, antikanker, dan analgesik.
 Digunakan sebagai rempah-rempah, obat-obatan atau racun.
 Klasifikasi berdasarkan sistem cincin heterosiklik
 Pyrrolidine alkaloids : cincin pyrrolidine (tetrahydropyrrole)
Hygrine dalam daun coca Erythroxylum.
 Pyridine alkaloids : cincin piperidin (hexahydropyridine)
piperine dalam lada hitam
 Pyrrolidine-pyridine alkaloids : cincin heterosiklik pyrrolidinepyridine.
Nikotin alkaloid dalam tembakau (Nicotiana tabacum)
 Pyridine-piperidine alkaloids : cincin pyridine yang
bergabung dengan sistem cincin piperidine.
Anabasine dalam Asiatic anabasis aphyllan.
 Quinoline Alkaloids : cincin heterosiklik quinolone
Kina dari kulit cinchona
 Isoquinoline alkaloids : cincin isoquinoline
Opium alkaloid seperti narcotine, papaverine, morphine dari
papaver somniferum
Contoh Fitokimia
terpenoid
 diturunkan dari isoprena 5-karbon, struktur multisiklik yang berbeda satu
sama lain secara fungsional maupun kerangka karbon
 Pada tanaman sebagai antifeedant dan phytohormones
 sebagai perasa dan aroma pada makanan dan kosmetik.
 Diduga mempunyai aktivitas anti kanker (perilla alcohol) antimalarial
(artemisinin), antimikroba atau diuretic (glycyrrhizin)
 Hidrokarbon terpene memiliki rumus molekul (C5H8)n dan diklasifikasikan
menurut jumlah isoprenenya
 Hemiterpenoids  Diterpenes
 Monoterpenoids  Triterpenes
 Sesquiterpenes  Tetraterpenoid
Contoh Fitokimia

Saponin
 senyawa aktif permukaan bersifat seperti sabun, dapat
membentuk busa yang stabil dalam air dan menghemolisis sel
darah merah
 Fungsi fisiologisnya diduga sebagai
 antimikroba
 sistem pertahanan tubuh,
 Antioksidan
 antijamur
Analisis Fitokimia Tanaman

 Pengumpulan sampel
 Preparasi ekstrak tanaman
 Uji kandungan fitokimia
 Tannin
 Terpenoid
 Flavonoid
 Alkaloid
DRUG DISCOVERY
 Hariini setidaknya ada 120 bahan kimia yang
berbeda yang berasal dari tanaman yang
dianggap sebagai obat penting dan saat ini
digunakan dalam satu atau lebih negara di
dunia
 Beberapa obat ini hanya berupa bahan kimia
atau bahan kimia yang diekstrak dari bahan
tanaman dan dimasukkan ke dalam kapsul ,
tablet atau cairan

29
Plant Based Drugs and Medicines

Drug/Chemical Action/Clinical Use Plant Source


Hyoscyamine Anticholinergic Hyoscyamus niger
Irinotecan Anticancer, antitumor Camptotheca acuminat
agent a
Kaibic acud Ascaricide Digenea simplex
Kawain Tranquillizer Piper methysticum
Kheltin Bronchodilator Ammi visaga
Lanatosides A, B, C Cardiotonic Digitalis lanata
Lapachol Anticancer, antitumor Tabebuia sp.
a-Lobeline Smoking deterrant, Lobelia inflata
respiratory stimulant
Menthol Rubefacient Mentha species
Methyl salicylate Rubefacient Gaultheria procumbens
30
Plant Based Drugs and Medicines

Drug/Chemical Action/Clinical Use Plant Source


Topotecan Antitumor, anticancer agent Camptotheca acuminata
Trichosanthin Abortifacient Trichosanthes kirilowii
Tubocurarine Skeletal muscle relaxant Chondodendron tomentos
um
Valapotriates Sedative Valeriana officinalis
Vasicine Cerebral stimulant Vinca minor
Vinblastine Antitumor, Antileukemic Catharanthus roseus
agent
Vincristine Antitumor, Antileukemic Catharanthus roseus
agent
Yohimbine Aphrodisiac Pausinystalia yohimbe
Yuanhuacine Abortifacient Daphne genkwa
Yuanhuadine
Dept. of Pharmaceutics
Abortifacient Daphne genkwa
09/07/2007 31
Differences of Drugs and Herbal Medicine

Drug Herbal medicine


1. Senyawa aktif tunggal 1. Senyawa aktif beragam
2. Memiliki tingkatan 2. Tidak memiliki
dosis yang jelas tingkatan dosis yang
3. Memiliki efek samping jelas
4. Terdaftar di WHO 3. Tidak memiliki efek
samping
4. Tidak terdaftar di WHO
Problem of One Vs Several Chemicals

 While many drugs have originated from biologically active plant chemicals,
and many plants, medicine uses can be attributed to various active chemicals
found in them, there is a distinct difference between using a medicinal plant
and a chemical drug.
 The difference is one that scares most conventionally trained doctors with no
training in plants.
 Drugs usually consist of a single chemical, whereas medicinal plants can
contain 400 or more chemicals.
 It’s relatively easy to figure out the activity and side effects of a single
chemical.
Dept. of Pharmaceutics 09/07/2007 34
EKSTRAKSI BAHAN
SERBUK DAUN Achyranthes aspera L

Diekstraksi dengan etanol

AMPAS EKSTRAKSI ETANOL

Diuapkan dengan rotavapor

EKSTRAKSI KENTAL
UJI AKTIVITAS fraksinasi dengan
TAHAP I kromatografi lapis tipis
FRAKSI SENYAWA AKTIF
fraksinasi dengan
kromatografi kolom
FRAKSI AKTIF

UJI AKTIVITAS Dimurnikan


TAHAP II
ISOLAT MURNI

UJI AKTIVITAS Diidentifikasi


TAHAP III
IDENTITAS
SLIDE 37
EKSTRAKSI
FITOFARMAKA  Sediaan obat bahan alam, telah
dibuktikan khasiat dan keamanannya secara ilmiah
melalui uji preklinik, bahan baku dan produk jadinya
telah distandarisasi.

SEDIAAN GALENIK  hasil ekstraksi dari simplisia yang


berasal dari tumbuhan atau hewan.

EKSTRAKSI  Proses pemisahan bahan asal tumbuhan,


hewan atau mineral dengan cara rebusan, seduhan,
maserasi, perkolasi atau dgn cara lain sesuai dgn
kegunaan bahan tsb.
PELARUT

1. Polar : Air

2. Semipolar : etil asetat, aseton, kloroform

3. Nonpolar : n heksan, ether

4. Polar dan nonpolar : metanol, etanol, asam


asetat
Ekstraksi dengan pemanasan

1. Dekoktum: pelarut air, 90-95oC, 30 menit.

2. Infusum: pelarut air , 90-95o C, 15 menit.

3. Refluks: pelarut air, > 100oC, destilasi.

4. Soxhletasi  refluks dengan suhu lebih rendah


Ekstraksi dengan pemanasan

5. Coque : simplisia di rebus langsung dengan solven air.


Air rebusan dan atau ampasnya langsung digunakan.

6. Seduhan : simplisia direndam dgn air mendidih, selama


5-10 menit spt teh celup.
Ekstraksi dingin

Untuk bahan simplisia yang mudah rusak oleh


pemanasan.

1. Maserasi
Merendam dengan pelarut dalam waktu 24-48 jam,
selanjutnya di saring. Filtrat di pekatkan dengan
rotafavor, sehingga diperoleh ekstrak kental.

2. Perkolasi
Mengalirkan pelarut secara kontinyu dalam waktu
tertentu. Selanjutnya diuapkan dgn rotafavor.
JENIS EKSTRAK
1. Ekstrak air  menggunakan pelarut air, ekstrak dapat
langsung digunakan atau di pekatkan/ dikeringkan.
2. Ekstrak kental  melalui proses pemekatan dengan
rotafavor.
3. Ekstrak kering  dari proses pemekatan dilanjutkan
dengan pengeringan. Dapat menggunakan bahan
tambahan seperti laktosa, aerosil, atau menggunakan
metode kering beku (susu bubuk).
How Drugs are Discovered and Developed

 Proses penemuan dan Pengembangan obat baru sangat


kompleks, memakan waktu dan sangat mahal dan
tergantung pada keahlian dari berbagai kelompok ilmiah,
teknisi dan manajerial
 Tingkat keberhasilan utk mendapatkan senyawa awal
untuk produk disetujui dan tersedia secara komersial
sangat rendah
 < 2 % senyawa baru diteliti dapat menunjukkan aktivitas
biologis yang cocok
 Modifikasi obat yang ada dapat menghasilkan sedikitnya
1 % senyawa yang sesuai
 < 10 % dari senyawa ini menghasilkan uji klinis manusia
sukses dan mencapai pasar 44
Dept. of Pharmaceutics 09/07/2007 45
The New Drug Development Process
(Steps from Test Tube to New Drug Application Review)

Dept. of Pharmaceutics 09/07/2007 46


ANIMAL MODEL IN
DRUG DEVELOPMENT
Alasan Penggunaan Hewan untuk penelitian

Organ dan sistem tubuh mirip dengan manusia


Rentan terhadap penyakit yang menginfeksi
manusia
Masa hidupnya singkat
Lingkunganhidupnya dapat dikontrol 
mengurangi variabel perancu

PSPP. LPPM-IPB 2014


TYPES OF ANIMAL MODELS

• SPONTANEUOUS (DISEASES)
1. Congenital diseases
2. Nude mouse enabled the first description of natural killer cells
3. Animals species with high prevalence of infectious diseases and tumors
INDUCED
1. Chemical Induced: Alloxan-induced diabetes
mellitus
2. Infection Induced: Feline Immunodeficiency virus
infection in cats
3. Surgery Induced: occlusion of coronary artery to
induce cardiac arrhythmias.
4. Diet induced (hyponutritional or
hypernutritional): Atherosclerosis due to high
cholesterol diet
5. Transplantation Induced
6. Transgenic Induced: inserted foreign DNA in their
genome
7. Immunodefiency or hyperimmunization
animal's.
CRITERIA FOR USING ANIMALS
MODEL
• Availability
1. available to multiple investigator
2. transportable
3. reproducible (large enough for multiple
sampling)
4. available more than one species
5. support conservation program

• Genetic uniformity and mutant stock

• Database and resource information system


CRITERIA FOR USING ANIMALS
MODEL
 Adaptation to experimental manipulation
“survive long enough to cause disease or provide
for reproduction”
 Accurately reproduces the disease or lesion

under study
 Relatively un-expensive
 Known of anatomy, biology and micro flora etc.
Eksperimen dengan hewan laboratorium
harus :
 Dirancang dengan baik
 Efisien
 Dianalisis dengan benar
 Disajikan dengan jelas,
 Diintepretasikan dengan benar
 Secara etika diterima

Guidelines for the Design and Statistical Analysis of Experiments Using Laboratory Animals
Eksperimen dengan hewan laboratorium

 Menyebabkan rasa sakit


 Penderitaan
ETIKA- MORAL
 Ketidak nyamanan Legal issues

 Hewan digunakan hanya jika


 tujuan ilmiah kesejahteraan manusia atau hewan
 tidak ada alternatif lain

Guidelines for the Design and Statistical Analysis of Experiments Using Laboratory Animals
Kebanyakan dokumen legal berprinsip:
"3Rs" of Russell and Burch (1959)  pertimbangan penggunaan
hewan secara manusiawi

 Replacement (Mengganti)
In vitro, hewan dengan taksonomi lebih rendah
 Refinement (Dengan baik)
Protokol, anestesi dan analgesi, humane endpoints, staf
terlatih, Pemeliharaan dan pengayaan lingkungan
 Reduction (Mengurangi)
Jumlah hewan sedikit  tujuan

Guidelines for the Design and Statistical Analysis of Experiments Using Laboratory Animals
Penulis harus jelas menyatakan :
• Tujuan penelitian dan / atau hipotesis
• Alasan memilih model hewan
• Spesies, galur/strain, sumber, dan jenis hewan
• Rancangan penelitian dan jumlah hewan
• Metode statistik untuk analisis data

Guidelines for the Design and Statistical Analysis of Experiments Using Laboratory Animals
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemeliharaan

 Kandang dengan alas solid ( tidak disarankan alas


kandang terbuat dari kawat)
 Temperatur dan Kelembaban dan ventilasi udara
 Diet : Makanan dan minum
 Bahan alas tidur (bedding)
 Lingkungan yang mengganggu : getaran, kebisingan,
cahaya (12 jam terang / 12 jam gelap)
 Jumlah hewan dalam kandang
 Kebersihan

 Teknisi

 Pemantauan dan pemeliharaan lingkungan


Grup size
(t – 1) (n –
≥ 15
1)

Keterangan:
t = total perlakuan
n = jumlah hewan pergrup
Misal akan dibuat 5 grup:
 (5 – 1) (n – 1) ≥ 15
 4n – 4 ≥ 15
 4n ≥ 15 + 4
 4n ≥ 19
 n ≥ 4,75 (digenapkan menjadi 5 ekor tikus)
KONTROL

1. Positif kontrol
2. Negatif control : tanpa perlakuan
memastikan bahwa unknown variabel tidak mempengaruhi pengujian
3. Sham control : kontrol prosedur misal bedah
4. Kontrol pelarut
5. Kontrol pembanding
Referensi

 Phillipson J D. Phytochemistry and medicinal plants. Phytochemistry : 2001;56


237-243

 SAROYA A S Herbalism, Phytochemistry and Ethnopharmacology. Science


Publishers. New Hampshire.2011

 Saxena M, Saxena I, Nema R, et al Phytochemistry of Medicinal Plants Journal of


Pharmacognosy and Phytochemistry.2013

 Wadood. A, Jamal S B, Khan A, Ghaffar R, asnad. Phytochemical Analysis of


Medicinal Plants Occurring in Local Area of Mardan. Biochem Anal Biochem. 2013
Reff:

 DRUG DISCOVERY – NEW DRUG DEVELOPMENT PROCESS


(Dr. BASAVARAJ K. NANJWADE _ Department of Pharmaceutics -K L E
UNIVERSITY)

 Introduction to Drug Discovery_Dr A.N. Boa

Anda mungkin juga menyukai