Anda di halaman 1dari 2

Idealisme mahasiswa

Kata idealis dalam dunia filsafat memiliki arti yang sangat berbeda dari pengertian yang dipakai
dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti :

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta
menghayatinya.
2. Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum
ada.

Mahasiswa yang selalu bergerak dalam masyarakat adalah seorang idealis dalam ati kedua
diatas. Hal ini disebabkan, karena gerakan mahasiswa menyokong atau memperjuangkan sesuatu
yang belum ada. Mereka berusaha memperjuangkan keadilan dan demokrasi serta setia pada
kehendak rakyat.
Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau
jiwa dan bukanlah benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan pada ide sebagai hal
yang lebih dahulu daripada materi. Idealisme merupakan sesuatu yang tidak berwujud namun
dapat membakar dan mengobarkan semangat, hingga mampu membongkar sebuah kemapaman
dan menghadirkan sebuah pembaharuan.
Lalu apakah idealisme sebuah gerakan kemahasiswaan? Sejarah menjadi bukti bahwa
idealisme dari gerakan kemahasiswaan adalah kebutuhan akan sebuah masyarakat ideal yang
seimbang dan menuju pada cita-cita bersama. Dari jaman pra kemerdekaan hingga pasca
reformasi saat ini, mahasiswa selalu bergerak dengan idealisme ini sebagai bagian dari rakyat
yang akan dan ingin melakukan perubahan bagi bangsa Indonesia. Notohamidjojo dalam pidato
dies natalis UKSW ke VII (1963), mengungkapkan bahwa universitas harus hadir sebagai pusat
persiapan bagi suatu masyarakat baru. Untuk itu mahasiswa sebagai bagian dari universitas, juga
harus memiliki idealisme untuk menciptakan dan menjaga sebuah tatanan masyarakat baru yang
adil dan makmur. Idealisme ini dimafestasikan kedalam peran-peran mahasiswa sebagai agent of
change (agen perubahan), moral force (kekuatan moral), social control (pengendali dalam
masyarakat), dan iron stock (generasi penerus).
Gerakan mahasiswa sebagai agen perubahan berarti, apabila ada sesuatu yang terjadi
dilingkungan masyarakat dan alam yang salah, maka mahasiswa dituntut untuk melakukan upaya
perubahan sesuai dengan harapan ideal yang sesunggguhnya. Sebagai kelompok masyarakat
yang telah memiliki kematangan berpikir dan bertindak, maka mahasiswa harus mentrasfer
pengetahuan dan pemahaman secara tepat, sehingga perubahan yang terjadi menjadi terarah
dengan cita-cita ideal sebuah bangsa. Dalam memainkan peran ini, ia harus secara terus menerus
mengoptimalkan radar sosialnya, sehingga peka dan mampu terlebih dahulu mengetahui
perubahan-perubahan didalam masyarakat. Dengan kemampuan analisis sosial yang baik, maka
mahasiswa mampu melakukan gerakan pembaharuan secara lebih bertanggung jawab.
Gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral harus mampu menjaga stabilitas lingkungan
masyarakat. Apabila didalam masyarakat terdapat penyimpangan norma, maka mahasiswa
dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mampu
melakukan itu, maka mahasiswa secara individu juga harus memiliki moral yang baik, agar bisa
menjadi contoh bagi masyarakat. Dengan peran seperti ini, maka mahasiswa menjaga agar nilai-
nilai kebangsaan akan tetap hidup dalam setiap sendi kehidupan sosial.
Berikutnya, mahasiswa juga memainkan perannya sebagai social control, yakni mampu
mengendalikan keadaan sosial yang ada dilingkungan sekitar. Ia harus memiliki kemampuan
bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Selain itu juga memiliki kepekaan
sosial, sehingga mampu menciptakan perubaahn. Sikap kritis dan idealis tidak menjadikannya
anti-sosial, namun mengarahkan kehidupan sosial pada sebuah tujuan yang lebih ideal.
Mahasiswa diharapkan memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mampu melakukan
hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai
harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang senantiasa mencarikan solusi terhadap berbagai
masalah yang sedang menyelimuti mereka.
Peran mahasiswa selanjutnya, yakni menjadi generasi penerus. Sebagai generasi penerus
bangsa ini selanjutnya, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki
kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya.
Mahasiswa itu merupakan aset, dan harapan bangsa untuk masa depan bangsa Indonesia. Sebagai
generasi penerus, ia harus meletakan batu-batu pada kemajuan pembanguna secara tepat. Dengan
kecerdasan dan kemapanannya dalam bidang intelektual, ia diharapkan mampu menjembatani
antara masa lalu dan masa datang yang akan dituju oleh bangsa ini.
Untuk menjalankan peran-peran tersebut, maka gerakan mahasiswa harus memiliki sense of
crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini.
Bagaimana agar sense of crisis itu bisa tumbuh? Jawabannya adalah mahasiswa harus
terintegrasi dengan lingkungan sosial. Ia tidak bisa mengambil posisi dipuncak kekuasaan
intelektualitas. Atau terlalu sombong dengan kecerdasan yang dimilikinya. Mahasiswa harus
mau menyatu dngan masyarakat, dan mencari tahu berbagai permasalahan yang terjadi
dilingkungan sekitar. Dengan menggunakan intelektualitas dan kecerdasan sosialnya, mahasiswa
dapat menjalankan perannya, serta terus menajamkan sense of crisis sebagai bagian dari
menjalankan tugas sebagai pembaharu dan penggerak perubahan

Anda mungkin juga menyukai