Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


BENDUNG DAN IRIGASI

NAMA : IVON PANGARUNGAN

STAMBUK : 931 22201 11 151

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR

2016 - 2017
PERALATAN BERAT YANG DIGUNAKAN

1.Excavator digunakan untuk menggali tanah pada pekerjaan yang memerlukan galian
2.Bulldozer digunakan untuk pekerjaan pembersihan lapangan dan perataan lahan
3.Foot pad roller untuk pemedatan
4.Dump Truck untuk pekerjaan angkutan material
5.Tamping ramer untuk pemadatan bagian tepi
6.Water tangk untuk penyediaan air
7.Vibro roller digunakan sebagai alat pemadatan
8.Concrete batching and mixing digunakan sebagai alat takaran dan pencampuran beton
9.Concrete pump adalah alat untuk pelaksanaan pengecoran
10.Truck concrete mixer alat untuk mengangkut dan mencampur beton
11.Concrete vibrator digunakan untuk memadatkan /memampatkan beton
12.Water pump digunakan untuk menyedot air
13.Crusher digunakan untuk pemecah batu

KONSTRUKSI YANG DIGUNAKAN

Bangunan pokok dan bangunan pelengkap semuanya menggunakan konstruksi Beton mutu K 225 ,
pasangan batu kali dengan campuran 1: 4 dan pasangan batu candi

Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian
aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran
melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai
bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di
sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap
ke saluran saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian.

Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong
atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat melintang sungai dan fungsi utamanya adalah untuk
membendung aliran sungai dan menaikkan level atau tingkat muka air di bagian hulu.
FASILITAS DAN PERSIAPAN LAINNYA

a. Base Camp

b. Kantor/direksikeet

c. Barak

d. Gudang, dan lain-lain

e. Pendukung Kantor lainnya

Untuk lokasi tersebut diatas diupayakan dekat lokasi pekerjaan atas persetujuan direksi.

Fasilitas Laboratorium

Didukung juga dengan lokasi laboratorium dan kantor kami yang juga berlokasi di Tuntungan dengan
waktu tempuh yang relative sangat cepat yang merupakan sarana pengendalian pekerjaan dengan
efektif dan efisien dengan waktu yang singkat.

Mobilisasi Personil

Mobilisasi Personil adalah mempersiapkan dan mendatangkan seluruh personil yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Lelang dan sesuai
kebutuhan lapangan, termasuk pendatangan tenaga kerja terutama tenaga kerja terampil / terlatih serta
tukang jika tidak ada dalam wilayah sekitar lokasi pekerjaan. Sedangkan untuk jumlah dan jenis personil
yang perlu didatangkan sesuai dengan Personil Inti untuk pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut
:
1. Site Manager ;
2. Pelaksana Lapangan ;
3. Ahli Quantity ;
4. Petugas RK3K;
Jenis tenaga kerja pendukung pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

1. Mandor
2. Pekerja
3. Tukang batu
4. Dan lain-lain
Mobilisasi bahan atau material adalah mempersiapkan dan mendatangkan semua bahan atau material
sesuai dengan dipersyaratkan dalam Dokumen Lelang dan sesuai kebutuhan lapangan.
Mobilisasi Peralatan

Mobilisasi peralatan adalah mempersiapkan, mendatangkan dan merawat semua jenis peralatan untuk
pelaksanaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Lelang dan sesuai kebutuhan di
lapangan. Mobilisasi peralatan dilaksanakan sesuai dengan schedule dengan pemakaiannya selambat-
lambatnya satu hari sebelum dimulainya pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah sampai di lokasi
pekerjaan.Untuk Mobilisasi alat dan tenaga kerja diprioritaskan/dipercepat untuk pekerjaan yang
dianggap kritis.

HAL HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN

A. Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu :

1. Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;

2. Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya;

3. Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan
aliran air yang meresap ke dalam tanah;

4. Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk
seluruh daerah irigasi;

5. Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu
dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.

B. Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor, yaitu

1 Keadaan Topografi

a. Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah
tertinggi yang akan diari;

b. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat
ditetapkan;

c. Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.

2. Keadaan Hidrologi

Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor faktor hidrologinya, karena
menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor
faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan
efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung.
3. Kondisi Topografi

Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu

a. Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi.

b. Trase saluran induk terletak di tempat yang baik.

4. Kondisi Hidraulik dan Morfologi

a. Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir;

b. Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir;

c. Tinggi muka air pada debit banjir rencana;

d. Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

5. Kondisi Tanah Pondasi

Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan
stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan
karena arus dan sebagainya.

6. Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu pemilihan lokasi
pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah
dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
METODE PELAKSANAAN BENDUNG

1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan) yang
dibangun di sebelah kanan sungai

2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan
pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat
dikeringkan melalui proses dewatering.

Gambar pengalihan aliran sungai

3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan excavator dan
hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai stock
untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah.

Gambar pekerjaan galian tanah

4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu
5. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting. Kemudian
dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling

untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai pemicunya

Gambar pekerjaan pada tanah keras

6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck ke disposal
area

7. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar galian yang rapi
sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing

8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk dan
merapikan galian batuan

9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah finising
permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan menutup permukaan dengan
splash grouting.

10. Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan batuan

Gambar pekerjaan splash grouting

11. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung, kolam olakan
(stilling basin) dan piers serta column
12. Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan terdapat
batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre concrete

13. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu, dipasang
berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu

Gambar hoist room bendung gerak

14. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin yang diikuti
pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment)

15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed concrete,
yang dilaunching dengan metode launching trus

16. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena perlu
ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical) tidak
banyak menemui kesulitan

17. Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu penanganan khusus
karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan beban ratusan ton dan
lendutan yang cukup besar

Gambar urutan pekerjaan tubuh bendung


Gambar pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist deck

18. Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan pekerjaan
apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan paralel
dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per hari

19. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe, yaitu untuk
lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu dan plywood
Gambar pembuatan pier dan kolom beton

20. Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus
dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton biasa dan
beton campuran berton campuran steel fibre

21. Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi beton
atau wire mesh

22. Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara steel fibre
concrete dan beton biasa

23. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai dengan ketinggian
climbing formwork

Gambar pengecoran pier dan kolom beton bendung


24. Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan inovasi menjadi
kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow core wall) untuk dinding
maupun plat atap.

SALURAN IRIGASI

Saluran irigasi merupakan bagian dari bendung yang berfungsi menyalurkan air dari bendung ke petak-
petak sawah yang akan di aliri air. Berikut ini adalah pekerjaan irigasi secara umum :

Pekerjaan pokok adalah pembuatan saluran irigasi yang terdiri dari saluran induk, saluran
sekunder saluran sub sekunder dan bangunan pengatur air

Lokasi pekerjaan sangat luas, karena panjang total saluran irigasi yang dibuat bisa mencapai
puluhan kilometer

Pekerjaan dominan adalah pekerjaan tanah, berupa pekerjaan galian tanah, pekerjaan timbunan
tanah atau kombinasi keduanya yaitu pekerjaan cut and fill

Pekerjaan akan padat peralatan berat dan sangat tergantung pada cuaca (musim hujan/musim
kemarau)

Karena lokasi yang sangat luas, kemungkinan terjadi masalah sosial sangat besar

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

Pekerjaan persiapan
1.Pembuatan temporary contractors fascilities, site office, ware house, work shop, open storage, staff
quarter, labor house
2.Pengukuran longitudinal section, untuk mencari trase saluran dan batas-batas pembebasan tanah
3.Pengukuran cross section, untuk mendesain elevasi saluran dan sebagai dasar perhitungan
perhitungan volume pekerjaan tanah
4.Pekerjaan mobilisasi alat berat

5. Pekerjaan tanah

6.Pekerjaan concrete lining


7.Pekerjaan struktur bangunan pengatur air

8.Pekerjaan jalan inspeksi

HAL HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN

Semaksimal mungkin menggunakan material galian untuk timbunan


Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping dahulu permukaan humus/top soil agar tidak terjadi
settlement
Dikerjakan dahulu semua struktur di lokasi timbunan, sebelum timbunan dilaksanakan, biasanya
di lokasi timbunan terdapat drainage/box culvert
Dibuat mass hauling diagram agar jarak rata hauling bisa ditentukan dan agar kebutuhan jumlah
dump truck bisa direncanakan
Jika jarak hauling terlalu jauh (lebih dari 5 km), agar dipertimbangkan material timbunan diambil
dari borrow area terdekat

Pekerjaan tanah

Pekerjaan stripping, membuang top soil yang jelek, agar timbunan tidak mengalami penurunan

Pekerjaan timbunan, menimbun lokasi-lokasi sepanjag saluran yang rendah dengan tanah hasil
galian atau dari borrow area

Pekerjaan galian, menggali lokasi-lokasi sepanjang saluran yang terlalu tinggi dan tanah hasil
galian dibuang ke lokasi timbunan atau disposal area

Pekerjaan galian saluran, menggali dan membentuk saluran irigasi, setelah pekerjaan gali dan
timbunmencapai rata datar meja

Pekerjaan trimming slope, menggali atau menambah tepian tanggul timbunan agar mencapai
desain elevasi

Gambar metode galian timbunan


Metode penggalian saluran sekunder

Dipasang profil pada jarak setiap 25 meter, sehingga operator alat berat mempunyai pedoman
untuk penggalian saluran

Dilakukan stock spare parts terutama yang bersifat fast moving, antara lain selang hydraulics

Diadakan pengecekan elevasi dan hasil kerja alat setiap jarak 5 meter, sehinga jika terjadi
kesalahan dapat langsung diperbaiki

Gambar pekerjaan galian saluran sekunder

Metode pelaksanaan pekerjaan lining concrete

Dibuat mal dari kayu balok dengan tebal sama dengan ketebaan concrete lining (8 cm)

Perataan permukaan dengan menggunakan pipa galvanis persegi, baru kemudian dengan
sendok semen
Dibuat grup pekerja tersendiri, khusus untuk persiapan lahan cor, terutama untuk trimming
tanah

Pengecoran dengan sistem papan catur

Gambar pekerjaan lining concrete

Metode penggalian saluran sub sekunder

Dipasang profil pada jarak setiap 25 meter, sehingga operator alat berat mempunyai pedoman
untuk menggali saluran

Bentuk bucket excavator diubah/disesuaikan dengan bentuk dan ukuran saluran (bentuk
trapesium). Agar galian bisa presisi dan tidak banyak pekerjaan trimming slope

Gambar penggalian saluran sub sekunder

Anda mungkin juga menyukai