Anda di halaman 1dari 5

Derajat Hadits Anjuran Mengajarkan

Renang
Imam Al Baihaqi dalam Syuabul Iman mengeluarkan hadits tentang keutamaan mengajarkan
renang, melempar dan berkuda.





:
:

Abu Bakr Ahmad bin Al Hasan Al Qadhi mengabarkan kepada kami, Abu Jafar Muhammad
bin Ali bin Duhaim Asy Syaibani mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Ubaid bin Ishaq bin
Mubarak Al Athar mengabarkan kepada kami, ayahku (Ubaid bin Ishaq) mengabarkan
kepadaku, Qais menuturkan kepadaku, dari Laits, dari Mujahid dari Ibnu Umar, ia berkata:
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: ajarkanlah anak-anak kalian renang,
melempar dan ajari kaum wanita kalian memintal. (Al Baihaqi berkata: ) Ubaid Al Athar
adalah perawi yang munkarul hadits.

Derajat hadits

Sanad hadits ini lemah karena beberapa masalah:

1. Ubaid bin Ishaq Al Athar adalah perawi yang munkarul hadits sebagaimana dikatakan
oleh Al Baihaqi dan Al Bukhari. Bahkan Imam Muslim dan An Nasai mengatakan:
matrukul hadits.
2. Ahmad bin Ubaid statusnya majhul haal
3. Qais bin Ar Rabi diperselisihkan statusnya. Sebagian ulama mentsiqahkannya,
sebagaimana Syubah, Ibnu Uyainah, Sufyan Ats Tsauri, dan lainnya. Sebagian
ulama menganggapnya lemah, Al Hakim mengatakan: haditsnya tidak lurus, Al
Baihaqi berkata: ia tidak dijadikan hujjah, Ali Al Madini berkata: ia lemah sekali.
Yang rajih adalah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Hajar yang lebih rinci
keterangannya: ia shaduq, namun hafalannya berubah ketika sudah tua. Dan anaknya
memasukan ke dalam kitabnya hadits-hadits yang bukan darinya, lalu
menyampaikannya.
4. Laits bin Abi Salim adalah perawi yang shaduq namun mengalami ikhtilath. Al
Bukhari berkata: ia shaduq yahim. Imam Ahmad berkata: haditsnya mudhtharib,
namun orang-orang meriwayatkan hadits darinya. Ibnu Hajar mengatakan:
ia shaduq namun sangat banyak ikhtilath, dan tidak bisa dibedakan mana haditsnya
(sebelum ikhtilath), sehinga ia ditinggalkan.
Dengan demikian sanad hadits munkar karena tafarrud dari Ubaid bin Ishaq, dan hadits
ini dhaif jiddan karena banyak faktor yang membuatnya lemah.

Diriwayatkan dengan jalan lain, dikeluarkan oleh Abu Nuaim dalam Marifatus Shahabah,







:
:

Abu Bakr Ath Thalhi menuturkan kepadaku, Ahmad bin Hammad bin Sufyan menuturkan
kepadaku, Amr bin Utsman Al Himshi menuturkan kepadaku, Ibnu Ayyasy menuturkan
kepadaku, dari Sulaim bin Amr Al Anshari, dari paman ayahnya, dari Bakr bin Abdillah bin
Rabi Al Anshari, ia berkata: Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: ajarilah
anak-anakmu renang dan melempar. Dan sebaik-baik permainan bagi seorang mukminah
adalah memintal. Dan jika kedua orang tuamu memerintahkanmu, maka penuhilah perintah
ibumu.

Ibnu Ayyasy riwayatnya diterima jika dari ahlus syam. Al Hakim berkata: lemah
riwayatnya dari selain penduduk syam. Ibnu Hajar berkata: ia shaduq riwayatnya jika dari
penduduk negerinya (Syam). Dalam kasus ini ia meriwayatkan dari Sulaim bin Amr Al
Anshari adalah ahlus syam sehingga Ibnu Ayyasy statusnya shaduq. Namun Sulaim bin
Amr Al Anshari statusnya majhul haal, Adz Dzahabi berkata: ia tidak dikenal. Ditambah
lagi ada perawi yang mubham dalam sanad ini (yaitu paman ayahnya Sulaim). Sehingga
sanad hadits ini juga lemah.

Dikeluarkan oleh Al Jashash dalam Ahkamul Quran,

: : :

: , :
,

:



Abdul Baqi menuturkan kepadaku, ia berkata: Husain bin Ishaq menuturkan kepadaku, ia
berkata: Al Mughirah bin Abdirrahman menuturkan kepadaku, ia berkata: Utsman bin
Abdirrahman menuturkan kepadaku, ia berkata: Al Jarrah bin Minhal menuturkan kepadaku,
dari Ibnu Syihab, dari Abu Sulaiman maula Abu Rafi, dari Abu Rafi ia berkata:
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: diantara hak anak yang wajib ditunaikan
orang tuanya adalah: mengajarkan Al Quran, renang dan melempar.

Al Jarrah bin Minhal adalah perawi yang matruk. Sehingga sanad ini juga lemah dan tidak
bisa menjadi penguat.

Dikeluarkan dengan jalan lain, secara mauquf dari Umar bin Khathab, dikeluarkan oleh Said
bin Manshur dalam Sunan-nya,

Abdurrahman bin Abi Zinad mengabarkan kepadaku, dari Abdurrahman bin Al Harits bin
Abdillah bin Ayyasy, dari beberapa orang yang faqih diantaranya Hakim bin Hakiim bin
Abbad Al Anshari, bahwasanya Umar bin Khathab menulis surat kepada Abu Ubaidah bin Al
Jarrah yang isinya: ajarkanlah pasukanmu melempar dan ajarkanlah pemudamu berenang.

Abdurrahman bin Abi Zinad atau dikenal dengan Ibnu Abi Zinad adalah perawi yang tsiqah
hafidz. Abdurrahman bin Al Harits bin Abdillah bin Ayyasy dikatakan oleh Ibnu Main:
ia shalih. Al Waqidi berkata: tsiqah. Ibnu Shalih Al Jiliy berkata: ia tsiqah. Namun Ali
Al Madini dan Imam Ahmad mendhaifkannya. Yang rajih ia adalah perawi
yang shaduq sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani. Sedangkan Hakim bin
Hakim Al Anshari adalah perawi yang shaduq. Maka kesimpulannya, riwayat ini derajatnya
hasan, insya Allah.

Maka dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hadits di atas adalah hadits yang lemah
secara marfu. Sebagaimana dikatakan oleh Al Albani (lihat Dhaiful Jami [2732,
3726], Silsilah Adh Dhaifah [3876]) dan para ulama lainnya. Namun hadits ini hasan secara
mauquf dari Umar bin Al Khathab radhiallahuanhu. Sehingga tidak benar jika hadits ini
dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam.
Terlebih lagi, pada sebagian tulisan yang tersebar di dunia maya, banyak yang menisbatkan
hadits ini pada Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, dan kami tidak menemukan hadits ini
dalam dua kitab yang mulia tersebut. Sungguh ini adalah kesalahan yang sangat fatal!

Hadits shahih mengenai anjuran mengajarkan renang

Dikeluarkan oleh Imam An Nasai dalam Sunan-nya,


:



:

:

:

:


Muhammad bin Wahb Al Harrani mengabarkan kepadaku, dari Muhammad bin Salamah,
dari Abu Abdirrahim, ia berkata: Abdurrahim Az Zuhri menuturkan kepadaku, dari Atha bin
Abi Rabbah, ia berkata: aku melihat Jabir bin Abdillah Al Anshari dan Jabir bin Umairah Al
Anshari sedang latihan melempar. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lainnya:
aku mendengar Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: setiap hal yang tidak ada
dzikir kepada Allah adalah lahwun (kesia-siaan) dan permainan belaka, kecuali empat:
candaan suami kepada istrinya, seorang lelaki yang melatih kudanya, latihan memanah, dan
mengajarkan renang.

Perawi hadits ini tsiqah tanpa keraguan, kecuali Muhammad bin Wahd, ia shaduq.

Dikeluarkan juga oleh Ishaq bin Ibrahim dalam Fadhail Ar Ramyi, dari sahabat Abu Ad
Darda dengan lafadz,

Lahwun (yang bermanfaat) itu ada tiga: engkau menjinakkan kudamu, engkau menembak
panahmu, engkau bermain-main dengan keluargamu

tanpa tambahan mengajarkan renang, namun terdapat kelemahan dalam sanad-nya. Ala
kulli haal, status hadits ini shahih insya Allah. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al
Jaami (4534).
Kesimpulannya anjuran mengajarkan renang adalah hal yang tsabit, sehingga benar bahwa
mengajarkarkan renang adalah hal yang dianjurkan oleh syariat. Berdasarkan hadits Jabir di
atas dan atsar dari Umar bin Al Khathab radhiallahuahum.

Wallahu alam.

***

Penulis: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

Sumber: http://muslim.or.id/26206-derajat-hadits-anjuran-mengajarkan-renang.html

Anda mungkin juga menyukai