Kelas/Semester : XI / 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.5 Menerapkan cara pengukuran titik duga bangunan berdasarkan gambar denah.
4.5 Melakukan pengukuran dan penentuan titik duga bangunan gedung atau
bangunan air berdasarkan gambar.
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
G. Kegiatan Pembelajaran
Setelah menjelaskan prosedur pemeriksaan bahan konstruksi batu dan batu
cetak sesuai SNI Siswa mendapat hasil konseptualisasi tentang prinsip
pengukuran, peralatan pengukuran, teknik pengukuran , penentuan beda tinggi,
perencanaan pengukuran, pelaksanaan pengukuran, dan penggambaran
pengukuran.
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dengan mengamati
kegiatan/ aktivitas siswa secara individu, serta penilaian terhadap keaktifan siswa
ketika melakukan diskusi kelompok.
Pertemuan Ke 6 dan 7
Kegiatan Alokasi
Tahapan
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan
Mengumpulkan
1. Guru memberikan soal 1. Siswa mendiskusikan soala
informasi
diskusi terkait materi yang telah diberikan guru
terkait cara pengukuran
cara pengukuran titik duga
titik duga bangunan
bangunan berdasarkan berdasarkan gambar denah
gambar denah
Penutup
Jumlah 240
menit
I. Penilaian
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa Meliputi 3 Aspek, yaitu :
1.1 Aspek Kognitif (K)
a. Penilaian pada aspek kognitif diperoleh dari perhitungan nilai : K =
Skor yang Dicapai Siswa.
b. Skala Penilaian Aspek Kognitif : 0 100
c. Soal :
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
Perolehan Skor
Nilai Akhir =----------------------------- x Skor Ideal (100)
Skor Total Maksimal 1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Deskripsi
Mengumpul Mengumpul
Mengumpul Mengumpul Mengumpul kan tugas kan tugas
kan tugas kan tugas kan tugas terlambat tepat waktu
tepat waktu kadang sering
terlambat terlambat
2 Baik ( B ) 80 - 89
3 Cukup ( C ) 75 79
4 Kurang ( D ) 60 - 74
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Tugas Tertulis Mengerjakan tugas yang diberikan Ketepatan hasil tugas yang
diberikan
J. Program Remidi dan Pengayaan
Apabila siswa mendapat nilai dibawah 75, maka siswa tersebut
perlu mengikuti tugas remidi dan mendapat penjelasan dari yang tidak
diketahui oleh siswa tersebut.
............................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
...............
Tulungagung,
Guru Pamong Guru Pengajar (KPL)
Mengetahui,
Kepala UPTD SMKN 3 Boyolangu,
Pengertian Kesehatan
Istilah Kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara
umum.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I Pasal 1, yang dimaksud
dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.
Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera, serta
masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal pada
umumnya.
Sedangkan kesehatan kerja ( occupational health ) atau sering disebut dengan
Kesehatan Industri ( Industrial Hygiene ) pada Bab V pasal 23 merupakan upaya
kesehatan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal meliputi pelayanan
kesehatan, pencegahan penyaakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja dan
setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Untukmewujudkan produktifitas kerja diperlukan upaya kesehatan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri dan
masyarakat sekelilingnya.
Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pekerja sesuai dengan jaminan social tenaga kerja dan mencakup upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan.
Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun
psikis sesuai dengan jenid pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan, dan
proses kerja serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja.
Tempat kerja menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Tempat kerja
yang wajib menyelenggarakan kesehatan kerja adalah tempat kerja yang
mempunyai karyawan paling sedikit 10 (sepuluh) orang.
Pengertian Keselamatan.
Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri
dalam suatu wadah yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan.
Tentunya para pekerja dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai
dengan harapan dari pekerja juga perusahaan itu sendiri.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Prosedur Kerja yang aman dan tertib.
Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan :
Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada saat
berkendara, misalnya mobil, pesawat terbang, alat berat dan lain-lain.
2. Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4. Masker (Respirator)
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal berdebu,
beracun, dsb).
Pada pekerjaan yang berada di ketinggian, sangat memerlukan alat pelindung diri
berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri ini digunakan jika
bekerja pada ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini akan melindungi pekerja agar
terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian.
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjaan permesinan perlu menggunakan
pelindung mata. Hal ini untuk melindungi mata dari percikan api ataupun serpihan
dari besi yang mengalami proses pengerjaan permesinan.
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi mengenai
kepala secara langsung maupun tidak langsung.
c.Komunikasi terganggu