Oleh
EKA ASTRIANI
H24097036
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EKA ASTRIANI
H24097036
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak baik
secara moril maupun materil dan tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT dan Bapak Alim Setiawan S, S.TP, MSi
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
2. Bapak R.Dikky Indrawan, SP, MM, sebagai dosen penguji yang telah
banyak memberikan pengarahan, saran, dan motivasi untuk terus
berprestasi.
3. Kedua orang tua dan adikku Fikri Hidayat atas kasih sayang dan ketulusan
atas segala dukungan moril, materil, waktu, tenaga, dan doa yang tak
terbatas.
4. Bapak Ir. Yusuf Hadi, MM sebagai Direktur Utama yang memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian di PT Nippon Indosari Corpindo.
5. Supervisor Production Planning and Inventory Control Ibu Wahyuni, SE
atas bimbingan dan arahan selama penulis melakukan penelitian.
6. Staf Departemen SCM dan staf Production Planning and Inventory
Control (PPIC) yang banyak membantu dalam pengumpulan data,
wawancara dan bimbingan untuk penulisan skripsi ini.
7. Seluruh karyawan PT. Nippon Indosari Corpindo yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM
IPB atas segala bantuan yang diberikan selama penulis jadi mahasiswa.
9. Riki Ariwanda yang senantiasa meluangkan waktu dan memberi semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Rekan-rekan satu bimbingan: Nola Noviawati dan M. Rivaldi, Mursaliena
Noor Laela, Izni Sorfina, Intan Sudarwati, Irma Oktavia, R.M Farida yang
telah bersama-sama saling memberikan motivasi selama proses bimbingan
dan penyusunan skripsi ini. Sahabat-sahabatku Firsty Dilliana
Romadhanti, Febri Ani Anggari, dan Gita pertiwi yang telah memberikan
v
semangat, mengarahkan, dan doa yang diberikan. Teman-teman terbaik
Program alih Jenis Manajemen, FEM IPB Angkatan 7 yang selalu
bersama-sama membuat kenangan dan memberikan dukungannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya,
khususnya yang terkait dengan kriteria pemasok.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 4
vii
Halaman
LAMPIRAN .......................................................................................... 65
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Kriteria pemilihan atau evaluasi pemasok ...................................... 10
2. Tujuan, jenis dan metode pengumpulan dan analisis data ................ 21
3. Nilai skala banding berpasangan .................................................... 23
4. Bahan baku dan pemasok untuk produksi RTS di PT NIC............... 31
5. Produk roti PT NIC ......................................................................... 37
6. Standar proses make up roti tawar (dividing) PT NIC ...................... 39
7. Standar proses make up roti tawar (slicing) PT NIC ........................ 41
8. Standar proses pengemasan roti tawar PT NIC ................................ 41
9. Bobot dan prioritas elemen kriteria pemilihan pemasok RTS .......... 55
10. Bobot dan prioritas elemen sub kriteria pemilihan pemasok RTS .... 56
11. Pemasok yang memiliki kesesuaian tinggi dengan kriteria
perusahaan ...................................................................................... 60
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Aliran rantai pasokan ..................................................................... 5
2. Rancangan manajemen rantai pasokan dari pemasok awal
sampai konsumen akhir .................................................................. 8
3. Struktur hirarki fungsional ............................................................. 14
4. Kerangka pemikiran penelitian........................................................ 18
5. Tahapan penelitian ......................................................................... 19
6. Struktur hirarki .............................................................................. 22
7. Identifikasi rantai pasokan PT NIC ................................................. 30
8. Skema aliran barang, finansial, dan informasi pada rantai pasok
PT NIC .......................................................................................... 30
9. Bagan alir proses pembelian bahan baku PT NIC ............................ 34
10. Mekanisme penerimaan bahan baku ................................................ 36
11. Peta proses operasi pembuatan RTS PT NIC ................................... 44
12. Struktur hirarki pemilihan pemasok RTS di PT NIC ....................... 54
13. Bobot kriteria dan sub kriteria berdasarkan metode PHA ............... 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner identifikasi rantai pasokan ............................................. 66
2. Kuesioner proses hirarki analitik ..................................................... 72
3. Struktur organisasi PT NIC ............................................................. 84
4. Hasil olah data kriteria pemasok menggunakan Expert Choice ....... 85
5. Hasil olah data kriteria pemasok secara vertikal menggunakan
Microsoft Excel .............................................................................. 89
xi
1
I. PENDAHULUAN
mutu produk yang berkualitas serta pelayanan yang memuaskan bagi konsumen.
Hal tersebut tidak lepas dari peranan pemasok bahan baku yang berkomitmen
untuk menjaga agar pengiriman pasokan tidak terhambat, serta waktu pengiriman
yang tepat sehingga proses produksi dapat tercapai.
Salah satu roti produksi PT NIC adalah roti tawar spesial (RTS), RTS
merupakan roti tawar yang mempunyai perbedaan rasa dengan roti tawar lainnya
yaitu tidak terdapat tambahan cokelat atau kismis sehingga banyak konsumen
yang menyukainya. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),
menunjukkan pada tahun 2005 konsumsi nasional roti tawar sekitar 460 juta pcs.
Angka ini meningkat sebesar 61 persen pada tahun 2008 sehingga menjadi sekitar
742 juta pcs (Mulyadi 2010). Permintaan RTS sebesar 2.359.926 pcs untuk bulan
Februari 2011, 2.724.121 pcs untuk bulan Maret 2011 dan 2.592.915 pcs untuk
bulan April 2011. Permintaan tersebut sangat signifikan apabila dibandingkan
dengan permintaan roti tawar lainnya di PT NIC seperti Roti Tawar Kupas (RKU)
yang rata-rata hanya sekitar 900.000 pcs perbulan.
Saat ini konsumen roti tidak lagi identik dengan masyarakat perkotaan tetapi
juga sudah merambah ke masyarakat pedesaan. Roti yang dihasilkan PT NIC
didistribusikan ke agen, regular outlet seperti supermarket, minimarket dan
Proviand en Drank/P&D, serta institusi pemerintah dan pendidikan. Perusahaaan
telah menerapkan manajemen rantai pasokan yang merupakan konsep atau
mekanisme dalam koordinasi, kooperasi, dan kolaborasi antar pemasok,
manufaktur, dan jaringan dari distribusi dan ritel.
Perusahaan yang memprioritaskan manajemen rantai pasokan menawarkan
peluang baru sehingga dapat mengurangi biaya, meningkatkan mutu dan
tanggapan mengenai pengurangan waktu pengiriman (Hatani, 2008). Rantai
pasokan dapat memberikan kesempatan bagi peningkatan keseluruhan kinerja
secara hati-hati dalam mengatur mata rantai antara organisasi daripada hanya
memfokuskan perhatian terhadap isu operasi di dalam setiap perusahaan (Tracey
dan Vonderembse, 2004). Selain itu, pemilihan pemasok juga merupakan sebuah
strategi dalam meningkatkan kinerja sebuah perusahaan. Dengan pemilihan
pemasok yang tepat diharapkan dapat mendukung rencana perusahaan.
3
Pada saat ini PT NIC belum memiliki suatu sistem penilaian kriteria
pemasok yang sudah baku. Selama ini PT NIC melakukan pemilihan dan
penilaian pemasok bahan baku berdasarkan kepercayaan dan hubungan yang telah
terjalin antara PT NIC dengan pemasok yang sudah ada, sampai saat ini analisis
yang memadai terhadap kriteria pemasok dan pemilihan pemasok belum
dilakukan di PT NIC.
Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian Analisis Kesesuaian
Pemasok Bahan Baku Roti Tawar Spesial (RTS) dengan Kriteria yang
ditetapkan oleh Perusahaan (Studi Kasus: PT NIC).
Rantai pasokan atau rantai pengadaan adalah sistem yang dilalui organisasi
bisnis untuk menyalurkan barang produksi atau jasa ke pelanggan. Mata rantai ini
juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan, yang
mempunyai tujuan sama yaitu seefektif dan seefisien mungkin menyelenggarakan
pengadaan atau penyaluran barang atau jasa tersebut (Indrajit, 2002).
Konsep rantai pasokan merupakan konsep baru dalam melihat persoalan
logistik. Konsep lama melihat logistik sebagai persoalan internal masing-masing
perusahaan dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara internal di
perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru masalah logistik dilihat sebagai
masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang dari bahan dasar sampai
bahan jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan
barang (Indrajit, 2002). Gambar 1 menunjukkan aliran yang terjadi pada rantai
pasokan.
Arus Kredit
Perusahaan Konsumen
Persediaan Manufaktur Persediaan
Pemasok
Persediaan
Distributor Konsumen
Menurut Chopra dkk. (2001), tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai
pasokan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.
Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang
dihasilkan oleh rantai suplai tersebut. Dalam sebuah rantai pasokan, jaringan
6
x Arus bahan melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen
melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan,
daur ulang dan pembuangan.
x Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan
status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan
penyedia material mentah.
x Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
dari hulu ke hilir (downstream). Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang
mengalir dari hilir ke hulu (upstream). Yang ketiga adalaran aliran informasi yang
terjadi dari hulu kehilir maupun sebaliknya. Rantai pasok adalah sistem yang
terdiri dari pemasok, produsen, transportasi, distributor dan ritel yang ada untuk
mengubah bahan baku menjadi produk. Gambar 2 menunjukkan rancangan
manajemen rantai pasokan dari pemasok awal sampai konsumen akhir.
1 1
2 1 1 2
P n n
e
m
P a 1 1 K
E s 2 2 O
M o n N
A n S
k
S U
O 1 M
K 2 3 E
N
A 3 1 n
W 1 K A
A o K
L n H
n
2 s I
n u R
n n m
e
1 1 n
n n
Keterangan:
Hubungan pengelolaan Inti perusahaan
Hubungan monitoring Anggota inti perusahaan
Tidak ada hubungan Bukan anggota inti perusahaan
Bukan Anggota
a. Keunggulan
Memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah
persepsi manusia. Sedangkan model sebelumnya hanya menggunakan
input yang kuantitatif atau berasal dari data sekunder.
Suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif,
memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif.
Mampu memcahkan masalah yang multi objectives dan multi
criterias. Kebanyakan model yang sudah ada hanya memakai single
objectives dengan multi criteria.
b. Kelemahan
Ketergantungan PHA kepada input berupa persepsi seseorang yang
expert akan membuat hasil akhir dari model ini menjadi tidak ada
artinya apabila pakar memberikan penilaian yang keliru.
Bentuk struktur hirarkinya sangat sederhana. Bagi para pengambil
keputusan yang terbiasa dengan model PHA yang terlihat sederhana
bukan model yang sesuai untuk pengambilan keputusan.
2.4.1 Hirarki
Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang
kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang
bersangkutan, menyusun elemen-elemen tersebut secara hirarkis dan akhirnya
melakukan penilaian atas elemen-elemen tersebut sekaligus menentukan
keputusan apa yang akan diambil. Bentuk hirarki ada yang linear atau non linear.
Bentuk hirarki yang linear atau satu arah misalnya elemen terpenting atau yang
paling utama terletak paling atas, elemen yang kurang penting di bawahnya dan
yang paling tidak penting terletak paling bawah. Elemen-elemen pada level teratas
akan mempengaruhi elemen-elemen dibawahnya dan seterusnya sampai level
terakhir. Selain bentuk linear ada juga bentuk hirarki non linear dimana
hubungannya lebih dari satu arah. Pada jenis hirarki ini dapat diketahui dengan
pasti, mana elemen-elemen terpenting mana yang kurang penting atau dimana
level satu, level dua, dan level terakhir. Pada bentuk ini, alternatif keputusan yang
akan diambil tidak cukup dengan melihat hanya satu level saja seperti level
14
terakhir pada hirarki linear, melainkan harus melihat semua level atau keseluruhan
hirarki (Permadi, 1992).
Secara umum, hirarki dapat dibagi menjadi dua jenis (Saaty, 1991):
Hirarki Struktural
Dalam hirarki ini, masalah yang kompleks diuraikan menjadi komponen-
komponen pokoknya dalam urutan menurun menurut sifat strukturalnya.
Misalnya membagi-bagi objek menjadi sejumlah gugusan, sub gugusan, dan
gugusan yang lebih kecil lagi.
Hirarki fungsional
Hirarki fungsional menguraikan masalah yang kompleks menjadi elemen-
elemen pokoknya menurut hubungan esensial mereka. Setiap perangkat elemen
dalam hirarki fungsional menduduki satu tingkat hirarki. Tingkat puncak
disebut fokus, terdiri atas satu elemen yaitu sasaran keseluruhan yang sifatnya
luas. Tingkat-tingkat berikutnya masing-masing dapat memiliki beberapa
elemen.
Gambar 3 merupakan contoh struktur hirarki fungsional (Permadi 1992)
Utimate Goal
sesuai pesanan, menjaga kemitraan, dan bersedia untuk dibayar dalam jangka 28
hari setelah penerimaan buah-buahan di Giant.
17
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, mulai dari penentuan topik sampai
dengan kesimpulan. Tahapan-tahapan penelitian tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.
19
Perumusan Masalah:
1. Bagaimana proses pengadaan bahan baku RTS di PT NIC?
2. Bagaimana proses pemilihan pemasok yang selama ini dilakukan oleh PT
NIC?
3. Siapa pemasok yang dipilih oleh PT NIC, yang disesuaikan berdasarkan
kriteria dan sub kriteria yang sudah ditetapkan oleh PT NIC dalam memilih
pemasok bahan baku RTS?
Tujuan Penelitian:
1. Menganalisis rantai pasokan untuk RTS di PT NIC.
2. Mengidentifikasi proses pemilihan pemasok yang selama ini dilakukan PT NIC
3. Menganalisis pemasok yang dipilih oleh PT NIC, beserta kriteria dan sub kriteria
bahan baku yang sudah ditetapkan oleh PT NIC dalam memilih pemasok RTS
Input data
Pengolahan data
Kualitatif Kuantitatif
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
dan wawancara. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara studi
pustaka dan diperoleh dari dokumen-dokumen PT NIC, jurnal, hasil penelitian
terdahulu, internet maupun BPS. Metode pengambilan data yang digunakan
adalah:
1. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan,
identifikasi rantai pasokan RTS dan analisis kriteria pemilihan pemasok
dengan pendekatan PHA. Responden Supervisor PPIC, purchasing,
Supervisor QC raw material. Wawancara dilakukan berdasarkan pada
kuesioner ang dibuat.
2. Observasi lapang. Teknik ini dilakukan dengan pengamatan di lapangan
oleh peneliti terhadap rantai pasokan dan analisis kriteria pemilihan
pemasok di PT NIC.
3. Studi literatur berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Peneliti mencari
literatur yang sesuai dengan permasalahan topik penelitian, diantaranya
literatur yang berjudul manajemen rantai pasokan, pengambilan keputusan
yang dianggap berkaitan dengan objek yang diteliti.
Kuesioner terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu
a. Kuesioner untuk mengidentifikasi rantai pasok, proses pemilihan
pemasok bahan baku di PT NIC, dan
b. Kuesioner untuk menilai kesesuaian kriteria yang sudah ditetapkan
perusahaan dengan pemasok bahan baku RTS.
Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2.
Tabel 2 menunjukkan tujuan, jenis, metode pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan.
21
Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan
menggunakan metode proses hirarki analitik (PHA). Sedangkan analisis
kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi rantai pasokan pada
22
PT NIC, pemasok bahan baku RTS dan kriteria-kriteria yang digunakan untuk
menilai kinerja pemasok pada RTS. Tujuan PHA dalam penelitian ini adalah
untuk menilai kinerja pemasok yang terbaik pada pemasok RTS.
PHA cukup mengandalkan intuisi sebagi input utamanya. Namun, intuisi
tersebut harus cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.
Tahapannya dalam menyelesaikan masalah dengan metode PHA adalah sebagai
berikut:
1. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem dapat dilakukan dengan mempelajari literatur, berdiskusi
dengan para pakar, untuk memperkaya ide dan konsep yang relevan dengan
masalah.
2. Penyusunan Struktur
Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran
utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub
tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku
dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario.
Abstraksi dari sebuah struktur hirarki dapat dilihat dari Gambar 6.
F1 F2 F3 Fn Faktor
A1 A2 A3 An Aktor
T1 T2 T3 Tn Tujuan
S1 S2 S3 Sn Skenario
Keterangan:
Goal (G) : Tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan
F1, F2, F3, Fn : Faktor-faktor atau kriteria yang dapat mempengaruhi
tujuan utama (G)
A1, A2, A3, An : Aktor yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
T1, T2, T3, Tn : Beberapa tujuan yang ingin dicapai perusahaan
S1, S2, S3, Sn : Skenario atau alternatif yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan
3. Membuat matriks banding berpasangan
Untuk mengisi matriks banding berpasangan digunakan skala banding yang
tertera pada Tabel 3. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif
pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan
dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian
di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.
........................................................(1)
(2)
... (5)
VA = VB = vektor antara
(6)
. (7)
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56
26
PT NIC secara resmi didirikan pada tahun 1994, yang dibuat di hadapan
Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH dan telah mendapatkan persetujuan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No. C2.11.525.NT.01.01.Th.94 pada tanggal 2
Agustus 1994. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan Indonesia-Jepang,
yaitu antara PT. Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima
Banking Co. Ltd.
Visi PT NIC yaitu menjadi perusahaan terbesar di Indonesia di bidang
bakery products dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk-produk
berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia.
Sedangkan misinya yaitu membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa
Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu
tinggi, sehat, halal dan aman bagi pelanggan.
Perusahaan ini bergerak di bidang industri makanan, khususnya produk
bakeri. Perusahaan didirikan diatas lahan seluas 10.277 m2 di Cikarang Industrial
Estate, Bekasi Jawa Barat. Pabrik utama PT NIC memiliki luas tanah 13.515 m2
dengan luas bangunan 10.277 m2, dengan bangunan yang terdiri dari produksi roti
tawar, area produksi roti manis, ruangan gudang dan silo, area teknik, serta
gudang finish good. Perusahaan ini mempunyai kapasitas awal produksi sebesar
3138 ton/tahun. PT NIC saat ini mempunyai 4 (empat) pabrik dengan pabrik
utama berlokasi di Jl. Jababeka XIIA Blok W.
4.1.2 Sumber Daya Manusia
Dalam pencapaian visi, misi dan kebijakan mutu yang sudah ditetapkan,
disusun suatu struktur organisasi yang berfungsi sebagai sistem pengaturan umpan
balik antara atasan dan karyawan. Struktur organisasi PT NIC dapat dilihat pada
Lampiran 3.
27
K O N S U M E N
6. PT Sumber Roso
7. PT Antar Tirta Distribution
8. PT Supernova Channel
9. PT Perkasa Teknik PT NIC Sales
10. PT Puratos (Dept. SCM) Office
11. PT Halim Sakti Institusi
12. PT Adyaceda Pemerintah
13. PT Sinar Meadow
Agen
Pemasok internasional:
1. Kwick lock Australia
2. Kwick lock Malaysia Sample
Dept. SCM
Konsumen Akhir
Produksi
Sales Office
Pemasok Purchasing
Agen &
Regular
PT NIC Outlet
Keterangan:
Aliran Barang Aliran Finansial
Aliran Informasi
Gambar 8. Skema aliran barang, finansial, dan informasi pada rantai pasok PT NIC
(PT NIC, 2011)
31
Didaftarkan untuk
persetujuan Tidak
Setuju?
Ya
Ya Tidak
Persiapan Setuju?
pengiriman PO
Pengiriman PO ke Penerimaan PO
pemasok via fax
34
35
7. Setelah dapat dipastikan jumlah bahan baku dan kemasan yang dapat
diterima, maka akan diterbitkan surat penerimaan (Receiving Slip) oleh
bagian gudang bahan baku. Petugas QA yang ditunjuk membubuhkan
stempel QC Passed pada Receiving Slip dan surat jalan. Stempel QC
passed harus dilengkapi dengan nama, paraf dan tanggal penerimaan oleh
petugas sebagai bukti bahwa bahan baku dan kemasan telah lolos dari
pemeriksaan kualitas pada saat kedatangan.
Bagan Proses Penerimaan bahan baku PT NIC dapat dilihat pada
Gambar 10.
Melakukan sampling
Menentukan jumlah
Tidak penolakan dan di
OK distribusikan kepada
purchasing, PPIC, dan
Ya pemasok
5. Floor Time
Floor time adalah proses pengistirahatan adonan, adonan yang sudah
terbentuk didiamkan sejenak selama lima menit.
6. Dividing
Proses dividing adalah pemotongan adonan dengan berat sesuai dengan
standar adonan (memperkecil ukuran sesuai dengan standar, menjaga konsistensi
berat adonan). Setelah adonan melewati masa floor time kemudian adonan
tersebut dinaikkan ke dalam devider yang secara bertahap akan memotong-
motong adonan sesuai dengan berat yang sudah ditetapkan. Persyaratan standar
proses make up (pemotongan adonan) di PT NIC dapat dilihat pada pada Tabel 6.
Tabel 6. Standar proses make up roti tawar (dividing) PT NIC
Jenis Roti Kode Devider Speed Berat Floor Time
(Stoke/menit) (gram) (menit)
Roti Tawar Spesial RTS 17 337,5 2,5 5
Roti Tawar Gandum RTG 16 315,0 2,5 5
Roti Cokelat Chips RCC 15 313,0 2,5 5
Roti Tawar Kupas RKU 16 337,5 2,5 5
Sumber : PT NIC (2011)
7. Rounding
Rounding adalah proses pembulatan adonan sehingga membentuk lapisan
tipis pada permukaan adonan, kemudian adonan tersebut masuk ke dalam wadah-
wadah pada mesin Over Head Proofing (OHP) sebagai proses intermediate
proofing, yaitu proses relaksasi adonan atau pengistirahatan adonan sehingga
adonan mudah untuk dibentuk, dengan waktu 17 18 menit.
8. Sheeting
Proses sheeting yaitu proses pemipihan adonan yang bertujuan agar gas
yang terbentuk tersalurkan secara merata pada adonan sehingga produk akhir yang
dihasilkan memiliki pori-pori yang halus dan seragam.
9. Moulding
Setelah adonan melalui proses sheeting kemudian adonan dibentuk sesuai
dengan bentuk produk akhir yang diinginkan yang disebut dengan proses
moulding.
40
10. Panning
Panning adalah proses peletakkan adonan pada loyang dengan posisi
rekatan adonan di bagian bawah.
11. Final Proofing
Adonan yang sudah masuk ke dalam loyang kemudian disusun ke dalam rak
dengan jumlah penyusunan pada berjumlah 5 (lima) baris dan disimpan di dalam
ruang fermentasi dengan suhu 38C dan kelembapan ruangan 80 persen selama 50
menit. Fermentasi ini merupakan fermentasi akhir yaitu untuk mengembangkan
adonan hingga mencapai volume yang diinginkan. Pada waktu fermentasi
terkadang adonan lambat mengembang, oleh karena itu waktu tidak selalu
mempengaruhi pengembangan adonan, PT NIC mempunyai indikator selain
waktu untuk mengetahui selesainya proses fermentasi yaitu dengan ketinggian
adonan 80 persen dari tinggi loyang.
12. Baking
Baking merupakan proses pemanggangan adonan. Adonan yang sudah
melewati proses fermentasi yang kedua di masukkan ke dalam oven dengan suhu
150C untuk Zone I, Zone II 165C dan Zone III 170C selama 35 menit 33 detik
13. Deppaning
Setelah roti keluar dari oven, maka roti sudah matang dan dilakukan proses
pengeluaran roti dari cetakannya proses ini disebut deppaning.
14. Cooling
Roti yang telah matang selanjutnya didinginkan dalam suhu ruang dengan
cooling conveyor dan roti berputar-putar mengikuti aliran conveyor selama 4 jam
sampai roti bersuhu 33 2C. Proses cooling tersebut bertujuan agar
mempermudah proses slicing (proses pemotongan roti) tanpa adanya kerusakan
serta mencegah kondensasi setelah produk dikemas. Kadar air yang hilang selama
pendinginan sekitar 2 3%.
15. Sortasi
Sortasi adalah proses pemisahan produk RTS yang tidak sesuai dengan
standar PT NIC contohnya roti penyok atau bentuk roti tidak sesuai ukuran
standar RTS PT NIC.
41
16. Slicing
Proses slicing adalah proses pemotongan RTS setelah pendinginan. Pada
RTS pemotongan dilakukan hingga roti menjadi 10 irisan. Persyaratan standar
proses slicing (pemotongan produk akhir) PT NIC dapat dilihat pada Tabel 7.
2. Roti yang sudah terhitung dan tercatat ditempatkan sesuai jenis, rasa dan
tempat penempatannya berdasarkan kriteria roti yaitu: penempatan roti
fresh, penempatan roti First In First Out (FIFO), penempatan roti H+2,
penempatan roti saat dilakukan receiving.
Dalam penyimpanan finish goods seringkali terdapat kelebihan persediaan
akibat kelebihan produksi. Jumlah stock berlebih tersebut biasanya sisa poduk
hari sebelumnya ditambah dengan POC setelah dikurangi produk yang
didistribusikan tiap 24 jam. Waktu penyimpanan maksimum stock adalah 2 (dua)
hari dikarenakan usia roti hanya 5 (lima) hari dari tanggal produksi. Peta proses
operasi pembuatan RTS di PT NIC ditunjukkan pada Gambar 11.
44
9
O.4 = Dough Mixing
5
D.1 = Floor Time
5
O.5 = Dividing
5 O.6 = Rounding
5 O.7 = Sheeting
30 O.8 = Moulding
15 O.9 = Panning
35 33 O.10 = Baking
30 O.11 = Depanning
10 I.2 = Sortasi
30 O.12 = Slicing
30 O.13 = Packaging
10 I.4 = Sortasi
20 O.14 = Krating
= 4
= 4
= 1
4.2.4 Distribusi
Proses distribusi dilakukan dengan bantuan perusahaan rekanan yang diatur
untuk mendistribusikan ke masing-masing wilayah distribusi. Distribusi
menggunakan truk berukuran sedang pengiriman ke distributor dapat dilakukan
hanya sekali atau beberapa transit tergantung dari distributor yang dituju. Setiap
armada truk transit hanya di outlet untuk Distribution Channel (DC) dan stock
point. Sedangkan untuk RO dan institusi, setiap armada transit bisa
mendistribusikan lebih dari 8 (delapan) outlet. Sedangkan untuk agen, setiap
armada truk transit di 3 atau 4 outlet, hal ini disebabkan jumlah pesanan dari
setiap outlet berbeda. Produk yang telah sampai kepada distributor, pada hari yang
sama juga disalurkan ke konsumen akhir. Perusahaan rekanan untuk proses
distribusi tersebut antara lain PT Bangun Putra Karawang (BPK), PT Adira
Logistic dan PT. Wira Logistic (Astriani, 2009).
4.2.5 Aliran Informasi
Aliran informasi merupakan hal yang wajib dan dibutuhkan dilakukan oleh
PT NIC, baik informasi yang diperoleh dari pemasok maupun pelanggan. Hal
yang pertama yaitu komunikasi dengan pelanggan, dilakukan dengan penyebaran
informasi produk dengan mengirimkan contoh produk, informasi produk dan
perusahaan. Hal selanjutnya adalah komunikasi dengan pemasok. Teknik
komunikasi PT NIC dengan pemasok antara lain: setiap bulan bagian QC bahan
baku mendatangi pemasok untuk memeriksa dan mengaudit pemasok,
mengirimkan PO kepada pemasok, seperti jenis produk, jumlah produk yang
dipesan, hingga tanggal pengiriman dan penerimaan produk dari pemasok. Alat
komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pemasok adalah berupa
telepon, faximile, dan surat elektronik (Astriani, 2009).
PT NIC melakukan kontrak dengan pemasok per 1 (satu) tahun yang
bertujuan untuk efisiensi biaya karena adanya potongan harga. Kontrak tersebut
hanya berlaku untuk bahan baku tertentu saja, seperti keju, cokelat dan tepung.
Kontrak tersebut akan diperbaharui kembali setelah 1 (satu) tahun dengan
mengkaji hasil yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Kontrak dapat dilakukan
untuk membuat kesepakatan frekuensi kedatangan bahan baku dalam jumlah yang
lebih kecil untuk setiap pengirimannya. Selain itu, masalah kualitas dapat
47
kegiatan produksi juga bisa berjalan dengan lancar. Oleh karena itu sub
kriteria ini perlu dipertimbangkan dalam memilih pemasok.
2. Lead time pengiriman yang singkat(U2)
PT NIC akan lebih lebih cenderung memilih pemasok bahan baku yang
memiliki waktu tunggu yang relatif singkat. Selain itu, waktu tunggu
yang singkat akan menghemat biaya lain-lain.
3. Kemampuan menangani masalah sistem transportasi (U3)
Kemampuan menangani masalah sistem transportasi adalah kemampuan
pemasok dalam mengetahui masalah yang berhubungan dengan distribusi
bahan baku dari perusahaan pemasok ke PT NIC. Bagaimana pemasok
mencari jalan alternatif apabila jalan yang biasa digunakan rusak atau
macet, akan tetapi bahan baku harus sampai tepat waktu. Hal ini penting
untuk diperhatikan, sehingga perlu dipertimbangkan dalam memilih
pemasok.
Struktur hirarki pemilihan pemasok dapat dilihat pada Gambar 12.
54
Gambar 13. Bobot kriteria dan sub kriteria berdasarkan metode PHA
Tabel 9 dan Tabel 10 berikut menunjukkan bobot dan prioritas untuk masing-
masing kriteria dan sub kriteria pemilihan pemasok bahan baku RTS di PT NIC.
Kriteria dan sub kriteria akan dibahas sebagai berikut.
Tabel 9. Bobot dan prioritas elemen kriteria pemilihan pemasok RTS
No Kriteria Bobot Prioritas
1 Kualitas 0,216 1
2 Ketersediaan Barang 0,213 2
3 Waktu Pengiriman 0,210 3
4 Halal 0,192 4
5 Harga 0,102 5
6 Reputasi Pemasok 0,066 6
56
Tabel 10. Bobot dan prioritas elemen sub kriteria pemilihan pemasok RTS
No Kriteria Sub Kriteria Bobot Prioritas
1 Kualitas (Q) 1. Kesesuaian bahan baku dengan 0,333 Sama
spesifikasi yang sudah ditentukan (Q1) 0,333 Penting-
2. Konsistensi kualitas (Q2) 0,333 Nya
3. Penyediaan bahan baku tanpa cacat
dan bebas bakteri (Q3)
2 Ketersediaan 1. Kemampuan memenuhi pesanan (S1) 0,540 1
Barang (S) 2. Persediaan untuk pesanan mendadak 0,460 2
(P2)
3 Waktu 1. Kemampuan mengirimkan pesanan 0,416 1
Pengiriman tepat waktu (U1) 0,291 3
(U) 2. Leadtime pengiriman yang singkat (U2) 0,293 2
3. Kemampuan menangani masalah sistem
transportasi (U3)
4 Halal (P) 1. Dokumen pendukung lengkap (P1) 0,415 1
2. Audit lapangan (P2) 0,344 2
3. Sertifikasi kehalalan internasional yang 0,241 3
diakui oleh LPPOM MUI (P3)
5 Harga (R) 1. Kesesuaian harga (R1) 0,336 2
2. Kemampuan memberikan diskon (R2) 0,210 3
3. Mekanisme pembayaran yang mudah 0,454 1
(R3)
6 Reputasi 1. Perusahaan pemasok dan produknya 0,712 1
Pemasok (T) sudah banyak dikenal (T1) 0,288 2
2. Dipercaya Perusahaan (T2)
a. Kriteria Kualitas
Kualitas merupakan kriteria yang menjadi prioritas pertama dengan bobot
0,216. Kriteria ini menjadi pertimbangan PT NIC untuk memilih pemasok bahan
baku RTS di PT NIC. Hal ini disebabkan bahwa PT NIC sangat berkomitmen
terhadap tingginya kualitas produk-produk yang dihasilkan. Kualitas bahan baku
yang baik akan menghasilkan produk yang baik pula. Kriteria-kriteria yang
menjadi prioritas selanjutnya dalam memilih pemasok bahan baku secara berturut-
turut adalah ketersediaan barang (0,213), waktu pengiriman (0,210), halal (0,192),
harga (0,102) dan reputasi pemasok (0,066).
Berdasarkan Tabel 11 juga dapat dilihat bahwa pada kriteria kualitas, sub
kriteria kesesuaian bahan baku dengan spesifikasi yang sudah ditentukan,
kemampuan memberikan kualitas yang konsisten dan penyediaan bahan baku
tanpa cacat dan bebas bakteri memperoleh bobot yang sama yaitu 0,333. Hal ini
menegaskan bahwa ketiga sub kriteria tersebut merupakan elemen yang penting
57
dalam pemilihan pemasok, karena tiga elemen tersebut sangat saling keterkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya.
b. Kriteria Ketersediaan Bahan Baku
Kriteria yang menjadi prioritas kedua adalah ketersediaan barang dengan
bobot 0,213. Pemasok harus mampu memenuhi pesanan PT NIC kapan saja, tidak
hanya pesanan rutin yang dilakukan PT NIC. Perusahaan melihat apakah pemasok
mampu menyediakan bahan baku apabila ada pesanan secara mendadak. Hal ini
menjadi pertimbangan karena pada beberapa kondisi tertentu PT NIC akan
melakukan permintaan mendadak terhadap bahan baku untuk memenuhi
permintaan konsumen.
PT NIC akan mencari pemasok yang bisa memenuhi permintaan pesanan
dalam jumlah skala besar untuk memenuhi pesanannya. Sub kriteria yang menjadi
prioritas pertama berdasarkan Tabel 11 adalah kemampuan memenuhi pesanan
dengan bobot 0,542. Sedangkan untuk prioritas yang kedua adalah persediaan
untuk pesanan mendadak dengan bobot 0,458. Pemasok yang bekerjasama dengan
PT NIC harus siap dengan permintaan bahan baku yang mendadak atau diluar
jadwal pengiriman yang sudah ditentukan. Jika pemasok tidak bisa memenuhi
permintaan bahan baku yang mendadak maka PT NIC akan memeriksa buffer
stock yang dimiliki oleh PT NIC di pabrik, selanjutnya dilakukan pemeriksaan
stock bahan baku di gudang. Jika bahan baku tidak tersedia, maka PT NIC akan
memesan ke pemasok yang lain.
c. Kriteria Waktu Pengiriman
Kriteria prioritas ketiga adalah waktu pengiriman dengan bobot 0,210.
Waktu merupakan hal yang penting bagi perusahaan. PT NIC yang berada di
Kawasan Industri Jababeka Cikarang sangat membutuhkan pemasok yang bisa
mengirimkan pesanan tepat waktu ke lokasi perusahaan, agar jadwal produksi PT
NIC dapat berjalan dengan lancar. Ketepatan waktu pengiriman bahan baku juga
akan mempengaruhi ketepatan waktu PT NIC untuk memenuhi permintaan RTS
di pasaran.
Sub kriteria yang menjadi prioritas utama untuk kriteria ini adalah
kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu. Besarnya bobot yang dihasilkan
yaitu 0,416. Beberapa waktu pengiriman bahan baku RTS biasanya telah
58
disepakati oleh pemasok dan PT NIC contohnya untuk pengiriman terigu dan ragi
dikirim dari hari senin sampai sabtu, untuk etiket RTS dikirim seminggu sekali.
Sub kriteria dengan prioritas kedua dan ketiga berturut-turut adalah kemampuan
mengatasi masalah sistem transportasi (0,293) dan lead time pengiriman yang
singkat (0,291).
d. Kriteria Kehalalan Bahan Baku
Kriteria yang menjadi prioritas keempat adalah kriteria kehalalan bahan
baku dengan bobot 0,192. Kehalalan bahan baku juga merupakan faktor yang
sangat dipertimbangkan. Meskipun hanya berada pada prioritas keempat akan
tetapi melihat dari bobotnya yang tidak berbeda jauh dari kriteria-kriteria di
atasnya, maka dapat dilihat bahwa PT NIC sangat memperhatikan aspek kehalalan
bahan baku untuk produksinya. Hal ini diperlukan karena PT NIC merupakan
produsen makanan yang harus memperhatikan aspek kehalalan produknya mulai
dari bahan baku, proses, sampai dengan produk jadinya.
Sub kriteria yang menjadi prioritas utama dalam kriteria halal adalah
dokumen pendukung lengkap dengan bobot 0,415. PT NIC akan memilih
pemasok yang memiliki dokumen pendukung lengkap. Dokumen yang dimaksud
adalah dokumen sistem mutu, yang mencakup panduan mutu dan prosedur baku
yang dibuat oleh perusahaan misalnya SOP produksi pembuatan bahan baku RTS,
dan juga sertifikat kehalalan yang dimiliki oleh pemasok.
Sub kriteria yang kedua adalah audit lapangan dengan bobot 0,344. Pada
waktu yang sudah ditetapkan, tim dari PT NIC yang dilengkapi dengan surat tugas
dan identitas diri, akan mengadakan pemeriksaan (audit) ke pemasok. Selama
pemeriksaan (audit) berlangsung, pemasok diminta bantuannya untuk
memberikan informasi yang jujur dan jelas mengenai spesifikasi bahan baku
tersebut. Sub kriteria yang menjadi prioritas ketiga adalah sertifikat kehalalan
internasional yang diakui LPPOM MUI dengan bobot 0,454.
e. Kriteria Harga
Kriteria yang menjadi prioritas kelima adalah kriteria harga dengan bobot
0,102. Harga bukan merupakan prioritas utama dalam memilih pemasok bahan
baku RTS pada PT NIC. Namun demikian, harga tetap menjadi pertimbangan PT
NIC dalam memilih pemasok. Harga menjadi prioritas kelima dibawah kualitas,
59
Berdasarkan hasil penelitian, maka prioritas pemasok bahan baku yang akan
dipilih sebagai pemasok bahan baku RTS adalah pemasok yang mampu
menyediakan bahan baku dengan kualitas yang baik yang sesuai dengan
permintaan PT NIC. Hal ini mengimplikasikan bahwa PT NIC perlu untuk terus
selektif dalam memilih pemasok dengan memperhatikan kualitas bahan baku yang
mampu disediakan oleh pamasok. Di samping itu, komunikasi lebih lanjut yang
intensif dengan pemasok dapat dilakukan PT NIC untuk memperbaiki kinerja
pemasok yang masih dianggap kurang baik. Dilihat dari sisi manajemen sumber
daya, diharapkan kepada perusahaan untuk terus menjaga kualitas bahan baku
yang diterima dari pemasok antara lain dengan melakukan audit lapangan yang
teratur dan efektif serta pendekatan dengan pihak pemasok, sehingga akan
meningkatkan juga kualitas produksi dari perusahaan.
62
1. Kesimpulan
a. Model rantai pasokan PT NIC terdiri dari 3 (tiga) aliran. (1) aliran barang
dari hulu ke hilir, anggotanya adalah pemasok, perusahaan, distributor,
wholesaler, retailer, dan konsumen akhir, (2) aliran informasi dari hilir ke
hulu, berupa informasi penjadwalan, dan pesanan, (3) aliran finansial dari
hulu ke hilir, berupa aliran uang secara tunai.
b. Pemilihan pemasok yang selama ini berlangsung di PT NIC dilakukan
dengan mengaudit pemasok terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas
perusahaan pemasok tersebut, PT NIC melakukan audit tentang status
kehalalan dari bahan yang akan dipasok oleh pemasok, kesesuaian produk
yang dihasilkan dari pemasok dengan kebutuhan perusahaan, kesesuaian
harga antara yang ditawarkan pemasok dengan kemampuan perusahaan,
referensi dari pihak ketiga atas kemampuan dan prestasi pemasok.
c. Kriteria yang menjadi prioritas utama dalam memilih pemasok bahan baku
RTS di PT NIC adalah kualitas dengan bobot 0,216. Sub kriteria yang
menjadi prioritas utama adalah perusahaan pemasok dan produknya sudah
banyak dikenal dengan bobot 0,712. Pemasok dengan kinerja paling baik
yaitu PT Jaya Fermex dengan bobot 0,337.
2. Saran
a. PT NIC sebaiknya melakukan hubungan baik dengan semua pihak yang
terkait dengan perusahaan, khususnya dengan pihak pemasok agar
transaksi bisnis berjalan lancar dan saling menguntungkan, serta berusaha
menciptakan hubungan yang bersifat kekeluargaan dan saling
menghormati agar tercipta kerjasama dalam jangka waktu yang panjang.
b. Komunikasi lebih lanjut dengan pemasok dapat dilakukan untuk
memperbaiki kinerja untuk pemasok yang kurang baik.
63
DAFTAR PUSTAKA
Bungsu, I.P. 2010. Kajian Pemilihan Pemasok Buah- Buahan dengan Proses
Hirarki Analitik (Studi Kasus: Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani
Square, Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Manejemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Firdaus, M., dan M.A. Farid. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih Untuk
Manajemen dan Bisnis. IPB Press, Bogor.
Lambert, Cooper, Pagh. 1998. A strategic framework for supply chain oriented
logistics.http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3705/is_200501/ai_n157160
69 / [11 Juli 2009].
PT Nippon Indosari Corpindo (PT NIC). 2011. Proses Pembuatan Roti Tawar
Spesial. PT. Nippon Indosari Corpindo, Cikarang.
Said, A.I. 2006. Produktifitas dan Efisiensi dengan Supply Chain Management.
PPM, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner identifikasi rantai pasokan 66
Identitas Responden
Nama :.
Jabatan :.
Alamat Kantor :.
Telepon/Fax :.
Lanjutan Lampiran 1. 67
D. Produksi
1. Berapa jumlah rata-rata produksi RTS per bulan?...................................
2. Berapa jumlah rata-rata permintaan RTS per bulan?...............................
3. Bagaimana proses penentuan kebijakan produksi?
a. Ditentukan oleh manajemen perusahaan berdasarkan permintaan
b. Kesepakatan antara manajemen perusahaan dan para pekerja
c. Lainnya, sebutkan..
Lanjutan Lampiran 1. 69
E. Distribusi
1. Bagaimana bentuk distribusi produk yang selama ini digunakan?
a. Menggunakan distributor perusahaan
b. Pelanggan langsung mengambil ke perusahaan
c. Menggunakan perusahaan jasa distributor independen
d. Lainnya, sebutkan.
2. Jika menggunakan distributor independen, jenis distributor yang
digunakan?
a. Distributor besar
b. Retailer
c. Agen
d. Lainnya, sebutkan..
3. Jika menggunakan distributor independen untuk menyalurkan roti,
bentuk kerjasama apa yang dilakukan antara perusahaan dengan
distributor?
a. Sistem kontrak
b. Dipesan tanpa ada perjanjian secara langsung
Lanjutan Lampiran 1. 70
G. Aliran Informasi
1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh PT NIC terhadap
pemasok?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
2. Bagaimna PT NIC melakukan komunikasi dengan pelanggan?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
3. Berapa lama PT NIC melakukan kontrak kerjasama dengan pemasok?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Lanjutan Lampiran 1. 71
H. Finansial
1. Bagaimana pembayaran yang dilakukan oleh PT NIC terhadap
pemasok?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
2. Bagaimana pembayaran yang dilakukan oleh distributor ke PT NIC?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat,
72
H24097036
Lanjutan Lampiran 2.
I. DATA RESPONDEN II. PETUNJUK PENGISIAN
1. Pada bagian ini, anda diminta untuk
Nama :
membandingkan antara elemen A dan elemen B,
Jenis Kelamin : Pria/Wanita
lalu memberi tanda X (silang) nilai
Usia : a. 25-35 tahun
perbandingannya
b. 36-45 tahun
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh
c. 46-55 tahun
responden berdasarkan tingkat kepentingan dari
d. 56 tahun ke atas
elemen-elemen yang dibandingkan secara
Pendidikan Terakhir : a. SMA atau Sederajat
bersamaan.
b. Diploma
3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai
c. Sarjana
skala 1-9, definisi dari skala yang digunakan
d. Pasca Sarjana (S2/S3)
untuk nilai komparasi ditentukan sebagai berikut:
Jabatan :
Nilai komparasi
Lama Bekerja di Perusahaan ini : a. 2-5 tahun Definisi
(A dibandingkan B)
b. 6-9 tahun 1 A dan B sama pentingnya
3 A sedikit lebih penting
c. > 10 tahun
daripada B
Tanggal Pengisian : 5 A lebih penting daripada
B
7 A sangat jelas lebih
penting daripada B
9 A mutlak lebih penting
dari B
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan
73
Contoh:
Lanjutan Lampiran 2.
A. Kriteria
Anda diminta untuk membandingkan tingkat 1. Halal (P). Kemampuan pemasok untuk
menyediakan bahan baku yang mempunyai
kepentingan antara HARGA dan KUALITAS
sertifikat halal yang diakui LPPOM MUI.
A Nilai Perbandingan B 2. Kualitas (Q). Kemampuan pemasok dalam
memberikan kualitas bahan baku yang terbaik
Harga 98765432123456789 Kualitas untuk memenuhi kepuasaan pelanggan.
3. Harga (R). Kemampuan pemasok untuk
mengontrol komponen komponen yang
berhubungan dengan harga.
4. Ketersediaan Barang (S). Kemampuan pemasok
dalam menyediakan sayuran yang dipesan oleh
perusahaan. Baik itu memenuhi pesanan yang rutin
maupun pesanan yang mendadak.
5. Reputasi Pemasok (T). Kemampuan pemasok
membangun citra yang baik sehingga dipercaya
untuk dipilih menjadi pemasok.
6. Waktu Pengiriman (U). Kemampuan pemasok
dalam mengirimkan bahan baku yang tepat waktu,
dan sesuai dengan pesanan yang diminta oleh
perusahaan.
B. Sub Kriteria
1. Sub kriteria dari halal adalah Dokumen pendukung
lengkap (P1), Audit Lapangan (P2), Sertifikat
kehalalan internasional yang diakui LPPOM MUI
(P3).
2. Sub kriteria dari kualitas adalah Kesesuaian bahan
baku dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q1),
Penyediaan bahan baku tanpa cacat dan bebas
74
bakteri (Q2), Kemampuan memberikan kualitas
Lanjutan Lampiran 2.
C. Alternatif
yang konsisten (Q3).
3. Sub kriteria dari harga adalah kesesuaian harga A Nilai Perbandingan B
(R1), kemampuan memberikan diskon (R2), P 98765432123456789 Q
mekanisme pembayaran yang mudah (R3). P 98765432123456789 R
4. Sub kriteria dari ketersediaan barang adalah P 98765432123456789 S
kemampuan memenuhi pesanan (S1), persediaan P 98765432123456789 T
untuk pesanan mendadak (S2). P 98765432123456789 U
5. Sub kriteria dari reputasi pemasok adalah Q 98765432123456789 R
perusahaan pemasok dan produknya sudah banyak Q 98765432123456789 S
dikenal (T1), dipercaya perusahaan (T2). Q 98765432123456789 T
6. Sub kriteria dari waktu pengiriman adalah Q 98765432123456789 U
kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu R 98765432123456789 S
(U1), leadtime pengiriman yang singkat (U2),
R 98765432123456789 T
kemampuan menangani masalah sistem
R 98765432123456789 U
transportasi (U3).
S 98765432123456789 T
S 98765432123456789 U
T 98765432123456789 U
1. Alternatif 1. PT Adyaceda
2. Alternatif 2. PT Jaya Fermex
3. Alternatif 3. PT Nusa Indah
75
dengan kriteria lain dalam menentukan bobot a. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub
Lanjutan Lampiran 2.
penentuan prioritas alternatif strategi. kriteria yang satu dengan yang lainnya dalam
konteks pengaruh kehalalan (P) untuk strategi
Memilih Pemasok bahan baku pemilihan pemasok
RTS di PT NIC Kehalalan (P)
Dokumen Sertifikat
Halal Kualit Harga Ketersedi Reputasi Waktu Audit
Pendukung kehalalan
as aan Pemasok Kirim Lapangan
Lengkap internasional
Barang (P2)
(P1) yang diakui
LPPOM MUI
(P3)
Kualitas
76
Lanjutan Lampiran 2.
A Nilai Perbandingan B Ketersediaan Barang (S)
Q1 98765432123456789 Q2
Q1 98765432123456789 Q3
Q2 98765432123456789 Q3
Kemampuan Persediaan untuk
memenuhi pesanan
c. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub pesanan mendadak
kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya (S1) (S2)
dalam konteks pengaruh harga (R) untuk strategi
pemilihan pemasok.
A Nilai Perbandingan B
S1 98765432123456789 S2
Harga (R)
Dipercaya Perusahaan
A Nilai Perbandingan B perusahaan pemasok dan
R1 98765432123456789 R2 (T1) produknya sudah
banyak dikenal
R1 98765432123456789 R3 (T2)
R2 98765432123456789 R3
A Nilai Perbandingan B
d. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub T1 98765432123456789 T2
kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh
kualitas (S) untuk strategi pemilihan pemasok f. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub
kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh
kualitas (S) untuk strategi pemilihan pemasok
77
Lanjutan Lampiran 2.
Waktu Pengiriman (U) Sertifikat kehalalan internasional yang diakui
oleh LPPOM MUI
78
dalam konteks Kesesuaian bahan baku dengan
Lanjutan Lampiran 2.
Nilai Perbandingan B
PT 98765432123456789 PT Jaya spesifikasi yang telah ditetapkan
Adyaceda Fermex
PT 98765432123456789 PT Nusa Kesesuaian bahan baku dengan
Adyaceda Indah spesifikasi yang telah ditetapkan
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Fermex Indah
PT Adyaceda PT Jaya Fermex PT Nusa
Indah
3. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar
pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya
dalam konteks Dokumen Pendukung Lengkap A Nilai Perbandingan B
(P3) PT 98765432123456789 PT Jaya
Adyaceda Fermex
Dokumen pendukung lengkap PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
PT Adyaceda PT Jaya Fermex PT Nusa Indah Fermex Indah
79
Lanjutan Lampiran 2.
A Nilai Perbandingan B
PT 98765432123456789 PT Jaya Kesesuaian harga
Adyaceda Fermex
PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa PT Jaya Fermex PT Nusa
PT Adyaceda
Fermex Indah Indah
80
Lanjutan Lampiran 2.
A Nilai Perbandingan B
PT 98765432123456789 PT Jaya
Adyaceda Fermex Kemampuan memenuhi pesanan
PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Fermex Indah PT Adyaceda PT Jaya Fermex PT Nusa
Indah
9. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar
pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya
dalam konteks Mekanisme pembayaran yang A Nilai Perbandingan B
mudah PT 98765432123456789 PT Jaya
Adyaceda Fermex
Mekanisme pembayaran yang PT 98765432123456789 PT Nusa
mudah Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Fermex Indah
PT Adyaceda PT Jaya Fermex PT Nusa
Indah 11. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar
pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya
dalam konteks persediaan untuk pesanan
A Nilai Perbandingan B mendadak
PT 98765432123456789 PT Jaya
Adyaceda Fermex Persediaan untuk pesanan mendadak
PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Fermex Indah PT Adyaceda PT Jaya Fermex PT Nusa
Indah
81
12. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar
Lanjutan Lampiran 2.
A Nilai Perbandingan B
pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya PT 98765432123456789 PT Jaya
dalam konteks perusahaan pemasok dan Adyaceda Fermex
produknya sudah banyak dikenal PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Kemampuan memenuhi pesanan
Fermex Indah
82
15. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar
Lanjutan Lampiran 2.
A Nilai Perbandingan B
pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya PT 98765432123456789 PT Jaya
dalam konteks leadtime pengiriman yang singkat Adyaceda Fermex
PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
Leadtime pengiriman yang singkat PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Fermex Indah
A Nilai Perbandingan B
PT 98765432123456789 PT Jaya
Adyaceda Fermex
PT 98765432123456789 PT Nusa
Adyaceda Indah
PT Jaya 98765432123456789 PT Nusa
Fermex Indah
83
STRUKTUR ORGANISASI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO
Kesesuaian Pembayaran
Kriteria Harga Diskon
Harga Mudah Bobot
VP Kriteria Harga 0.336 0.21 0.454
PT Adyaceda 0.333 0.276 0.333 0.321
PT Jaya Fermex 0.333 0.394 0.333 0.346
PT Nusa Indah 0.333 0.333 0.333 0.333
Kemampuan Persediaan
Kriteria Ketersediaan
Memenuhi Pesanan
Barang Bobot
Pesanan Mendadak
VP Kriteria KB 0.542 0.458
PT Adyaceda 0.371 0.375 0.373
PT Jaya Fermex 0.371 0.294 0.336
PT Nusa Indah 0.257 0.332 0.291
Perusahaan dan
Dipercaya
Reputasi Pemasok Produk Sudah
Perusahaan Bobot
Banyak Dikenal
VP kriteria RP 0.712 0.288
PT Adyaceda 0.333 0.519 0.387
PT Jaya Fermex 0.333 0.304 0.325
PT Nusa Indah 0.333 0.177 0.288
Lanjutan Lampiran 5. 90
Pengiriman Menangani
Kriteria Waktu Lead Time
Tepat Sistem
Pengiriman Singkat Bobot
Waktu Transportasi
VP Kriteria WP 0.416 0.291 0.293
PT Adyaceda 0.333 0.221 0.274 0.283
PT Jaya Fermex 0.333 0.319 0.396 0.347
PT Nusa Indah 0.333 0.46 0.33 0.369
K. R. Waktu
Kriteria Halal Kualitas Harga
Barang Pemasok Pengiriman Bobot Prioritas
VP Kriteria 0.192 0.216 0.102 0.213 0.066 0.21
PT Adyaceda 0.333 0.333 0.321 0.373 0.387 0.283 0.333 2
PT Jaya Fermex 0.333 0.333 0.346 0.336 0.325 0.347 0.337 1
PT Nusa Indah 0.333 0.333 0.333 0.291 0.288 0.369 0.328 3