Lebahmadu PDF
Lebahmadu PDF
aiPe
nel
it
ianKe
hut
ananAe
kNa
uli
PANDUANMANUAL
BUDI
DAYA LEBAH MADU
Di
susunoleh:
Rospi
taO.P.Sit
umor
ang
Aam Hasanudi
n
Panduan Manual Budidaya Lebah Madu
KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI
PANDUAN MANUAL
DISUSUN OLEH
ROSPITA O. P. SITUMORANG
AAM HASANUDIN
SEKRETARIAT REDAKSI
MAKMUR SITUMEANG, B Sc
WENDRA S. MANIK, S Hut
KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya booklet Panduan Manual Budidaya Lebah Madu ini
dapat diselesaikan. Booklet ini berisikan tentang informasi lebah madu
mulai dari biologi, perilaku, siklus dan manfaat serta teknik budidaya
hingga pemanenan madu yang dihasilkan oleh Apis cerana yang
merupakan lebah lokal Indonesia.
Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana,
Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum
dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera.
Penerbitan booklet ini dimaksudkan sebagai media
penyebarluasan informasi teknis hasil dari pengembangan budidaya lebah
madu yang sudah diterapkan di Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli.
Diharapkan booklet ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang berminat
terhadap budidaya lebah madu dan juga dapat mendukung pelaksanaan
pembangunan kehutanan, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara.
Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada
Rospita O. P. Situmorang (Peneliti Bidang Perhutanan Sosial) dan Aam
Hasanudin (Teknisi Litkayasa Penyelia) yang telah menyusun booklet ini.
Semoga booklet ini dapat bermanfaat. Amiin
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA 1
A. BIOLOGI LEBAH DAN PERILAKUNYA 1
B. SIKLUS HIDUP DAN REPRODUKSI 5
C. MANFAAT BUDIDAYA LEBAH MADU 7
II. BUDIDAYA LEBAH 8
A. LOKASI PERLEBAHAN (APRIARI) 8
B. PEMBUATAN KOTAK SARANG (STUP) 9
C. MEMPERSIAPKAN BIBIT LEBAH DAN PEMINDAHAN 11
KOLONI
D. PENEMPATAN STUP BUDIDAYA 14
E. PEMERIKSAAN KOLONI 14
F. MANAJEMEN KOLONI 17
G. MEMBERI MAKAN LEBAH 19
H. HAMA, PREDATOR, PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA 24
I. PERALATAN 31
J. PEMANENAN 33
DAFTAR PUSTAKA 36
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
panduan manual
Page | 1
panduan manual
Sel madu
Page | 2
panduan manual
Page | 3
panduan manual
Page | 4
panduan manual
Page | 5
panduan manual
Page | 6
panduan manual
Page | 8
panduan manual
Page | 9
panduan manual
Page | 11
panduan manual
2) Memasang Perangkap
Lebah A.cerana biasanya membuat sarang ditempat-tempat
gelap atau rongga-rongga kosong. Penyediaan bibit lebah juga dapat
dilakukan dengan pembuatan tempat pemancing yaitu glodog (klutuk).
Cara ini sifatnya pasif, karena kita hanya menunggu sampai ada koloni
lebah yang mau bersarang di dalamnya. Glodog terbuat dari batang
kelapa yang dibuat rongga/lubang. Glodog yang akan dipakai harus
kering untuk menghindari pertumbuhan jamur.
f g
Gambar 7. Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a) glodog kosong; (b) glodog digantungkan di
batang pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang lebah; (d) pemindahan sarang
bingkai/sisiran; (e) memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam kotak stup
Page | 13
panduan manual
Page | 14
panduan manual
Page | 16
panduan manual
keadaan ratu sudah kurang baik, sehingga perlu mengganti ratu baru.
Lebah ratu yang kurang produktif diambil, dan sisakan satu sel ratu
yang dianggap paling baik supaya menetas.
3) Penggantian Ratu Baru
Masa produktif lebah ratu mempunyai jangka waktu tertentu,
oleh karena itu suatu saat perlu dilakukan penggantian ratu. Salah satu
caranya yaitu dengan dengan melakukan pemecahan koloni.
4) Mengintroduksikan atau memberikan lebah ratu dari koloni
lain
Caranya lebah ratu yang lama harus diambil terlebih dahulu.
Ratu pengganti harus berada dalam kurungan ratu selama masa
pengenalan kurang lebih selama dua hari, untuk menjaga dan
mencegah pengeroyokan oleh lebah pekerja. Kurungan ratu dijepit
diantara dua frame.
5) Merangsang pembentukan sel calon ratu.
Caranya yaitu kita ambil/matikan lebah ratunya. Dengan tidak
adanya aroma ratu, maka lebah pekerja akan segera membentuk ratu
baru. Cara ini hanya bisa dilaksanakan apabila di dalam sarang koloni
tersebut masih ada telur yang dibuahi.
6) Memberikan sel calon ratu dari sarang koloni lain.
Caranya yaitu kita ambil satu bingkai/frame yang ada sel calon
ratunya dari koloni lain, dan lebah yang menempel pada frame tersebut
kita halau supaya tidak ikut ke stup yang memerlukan sel calon ratu.
Ratu yang lama harus disingkirkan lebih dulu untuk mencegah
terjadinya pemecahan koloni.
7) Manipulasi Sarang
Manipulasi sarang yaitu suatu teknik untuk mempercepat
pembangunan sarang. Hal ini dilakukan dengan memberikan frame
baru yang kosong tepat di tengah antara bingkai bingkai sarang yang
Page | 18
panduan manual
Page | 20
panduan manual
Page | 21
panduan manual
3) Migratory (Pengangonan)
Yang dimaksud migratory disini adalah proses pemindahan
koloni lebah ke tepat yang tersedia pakan. Pengangonan ini dilakukan
apabila tanaman pakan lebah di lokasi pemeliharaan tersebut sedang
tidak musim bunga, sehingga perlu diadakan pengangonan ke daerah
Page | 22
panduan manual
lain yang ada musim bunga. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
kondisi koloni lebah maupun tujuan produksi. Pengangonan ini biasanya
dilakukan hanya untuk lebah jenis mellifera, namun tidak untuk Apis
cerana. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari, karena
lebah-lebah sudah masuk stup dan dalam keadaan tenang.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses
pemindahan yaitu :
o Pada waktu sore hari lebah sudah masuk dalam stup maka pintu
stup segera ditutup.
o Sisiran yang berisikan madu diambil dan diganti dengan fundasi
sarang.
o Sisiran dirapatkan agar tidak mudah bergerak, kalau perlu bingkai
sisiran dijepit dengan paku.
o Pada pengangkutan, diusahakan lubang-lubang dan ventilasi tidak
menghadap ke arah perjalanan.
o Setelah sampai di tempat, pagi hari pintu dibuka sedikit demi
sedikit agar lebah pekerja mengenal situasi di daerah itu.
o Jika perjalanan yang ditempuh jauh dan sampai bermalam, maka
di dalam stup disediakan feeder frame dan diisi dengan larutan air
gula secukupnya. Hal ini dimaksudkan untuk persediaan makan
selama perjalanan agar tidak terjadi kematian.
4) Stimulasi (Penyirupan)
Stimulasi adalah pemberian makanan pengganti bila mana
terdapat lebah madu kosong/kering pada sarang. Ada kalanya kita
perlu memberikan stimulasi kepada lebah yang kita pelihara. Ini terjadi
pada saat jumlah dan kualitas pakan lebah di alam tidak mendukung.
Masa ini kita sebut masa paceklik. Stimulasi yang kita berikan berupa
larutan gula. Cara pembuatannya yaitu dengan melarutkan gula (gula
aren atau gula tebu) dalam air panas, dengan perbandingan yang sama
Page | 23
panduan manual
Page | 24
panduan manual
Page | 25
panduan manual
Page | 27
panduan manual
b) Tropilaelaps clareae
Tungau T.clareae mirip V. jacobsoni, tetapi ukuran tubuhnya
lebih kecil dan lebih gesit bergerak yang akan menyebabkan
penyebaran yang lebih cepat. Warna tubuhnya coklat kemerahan
dengan ukuran 0,96 x 0,55 mm. Siklus hidup lebih pendek
dibandingkan V. jacobsoni.
Pengendalian tungau
Cara kimiawi yang sangat popular adalah dengan
menggunakan belerang dan kapur barus (dephtalen) dengan
perbandingan 1 : 1 dengan menggunakan satu sendok makan.
Campuran tersebut ditaburkan di atas karton, kemudian disisipkan
dibawah sisiran sarang pada sore hari dan diambil kembali besok
paginya. Diulang 3 4 kali dengan selang waktu 4 hari untuk
mengatasi tidak bersamaannya pembukaan sel.
Cara biologi yang dilakukan adalah dengan menggunakan
perangkap sisiran brood jantan dengan cara sisiran sarang jantan
dimasukan kedalam koloni. Setelah sel sarang diteluri lebah ratu dan
berkembang menjadi brood, kemudian sisiran sarang tersebut diangkat
dan dilakukan perlakuan. Hal ini dilakukan karena diketahui brood
jantan lebih disukai oleh tungau.
Cara mekanis untuk memusnahkan tungau, yaitu memisahklan
brood dari koloni atau mengurung ratu selama lebih kurang 2 minggu.
Dengan demikian tungau akan mati kelaparan.
5. Predator lainnya
Burung, katak dan kadal adalah hewan pemakan serangga.
Hewan-hewan tersebut menjadikan lebah sebagai salah satu
makanannya. Jenis predator lainnya yang sering kita jumpai adalah
capung besar (Epiophlebia ) dan capung warna (Eshna).
Page | 28
panduan manual
b. Penyakit
Berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu lebah adalah
sebagai berikut:
American Foulbrood (AFB)
AFB dalam bahasa Indonesia adalah penyakit busuk larva
Amerika (BLA). Jasad renik pengganggu tergolong bakteri yaitu Bacillus
larvae. Kelompok yang diserang adalah anakan lebah. Bakteri ini
mempunyai endospora yang tidak akan rusak dengan perlakuan apapun
kecuali dengan sinar X, sehingga dianjurkan bila dijumpai di lapangan,
segera membakar koloni tersebut sebelum larva menyebar.
Tanda-tanda serangan adalah sel anakan yang sakit dan sudah
tertutup berwarna gelap daripada sel anakan yang sehat. Sel sarang
sering berlubang dan agak cekung. Anakan yang mati warnanya
berubah menjadi putih kotor dan lama-kelamaan coklat kehitaman. Bila
larva yang mati dan masih basah ditusuk dengan dengan lidi yang halus
dan ditarik perlahan-lahan, larva tersebut akan menempel dan akan
membentuk semacam benang sampai 2,5 cm. Larva yang busuk berbau
menyengat, lama kelamaan akan kering, dan menempel pada dinding
dasar sel sehingga sukar dibersihkan.
Pemberantasan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika
misalnya Terramycin. Antibiotika diberikan dengan cara menaburkan
bubuknya atau mencampuri dengan larutan gula.
European Foulbrood (EFB)
EFB adalah busuk larva eropa ( BLE). Jasad renik pengganggu
tergolong bakteri yaitu Melligococcus pluton. Pembusukan larva
mempunyai gejala seperti AFB, tetapi tidak berbau menyengat dan
tidak terentang bila diambil dengan tongkat penjepit. Bila serangan
masih ringan, segera mengganti ratu dengan ratu baru dan
Page | 29
panduan manual
Page | 30
panduan manual
Page | 32
panduan manual
Page | 33
panduan manual
Page | 34
panduan manual
Page | 35
panduan manual
DAFTAR PUSTAKA
Alice, K., B. C. Alfred, O. Apollo, and K. Agapitus. 2012. The National
Bee Keeping: Training and Extension Manual. Ministry of
Agriculture, Animal Industry and Fisheries The Republic of
Uganda.
Certified Naturally Grown. 2012. Handbook for Natural Beekeeping. The
Apiary Standards of Certified Naturally Grown, Brooklyn New
York.
Collison C.H. and M. Frazier. 2004. Beekeeping Basics. College of
Agricultural Sciences Cooperative Extension The Pennsylvania
State University. Pennsylvania.
Coffey, M.F. 2007. Parasite of The Honey Bee. The Department of
Agriculture, Fisheries and Food. Oak Park Carlow, Irlandia.
Cramp, D. 2008. A Practical Manual of Beekeeping: How To Keep Bees
and Develop Your Full Potential as An Apiarist. How To Books
Ltd. Spring Hill House, Oxford.
Frazier, M., D. Caron, and D. Engelsdorp. 2011. A Filed Guide to Honey
Bee and Their Maladies. The Pennsylvania State, Pennsylvania.
Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli
Indoensia. Bodiversitas Vol. 2 (1): 123-128.
Liani L.L. 2008. Identifikasi Potensi Pengembangan Lebah Madu di
Karawang. IPB, Bogor.
Mahmud, A. 2008. Pengembangan Lebah Madu dalam Rangka Gerakan
Pembangunan Masyarakat Di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 1: 89-100
Manley, R.O.B. 2006. Honey Farming. Faber an Faber Ltd. London
Mujetahid, M.A., 2007. Teknik Pemanenan Madu Lebah Hutan Oleh
Masyarakat Sekitar Hutan Di Kecamatan Mallawa Kabupaten
Maros. Jurnal Perennial, 4(1) : 36-40
Mwale, J. 2008. Beekeeping Training Manual. Wildlife Conservation
Society.
Politeknik Purbaya Kab. Tegal. 2008. Cara praktis Budidaya Lebah Madu
( Apis indica ). Makalah pada Pelatihan Budidaya Lebah Madu (
Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa
Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.
Shimanuk H.i and D.A. Knox. 2000. Diagnosis of Honey Bee Deseases.
United State Department of Agriculture. Washington DC.
Widiarti, A dan Kuntadi. 2012. Budidaya Lebah Madu Apis mellifera
oleh Masyarakat Pedesaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jurnal
Penelitian hutan dan Konservasi Alam Vol. 9 No. 4 : 351-361.
Page | 36
PANDUANMANUALBUDIDAYALEBAHMADU
Bal
aiPene
lit
ianKe
hut
ananAekNa ul
i
KampusKe hutananAekNaul i
;Jl
n.Ra y
aParapatKm. 10,5Ds.Sibaganding,
Kec
.Gi r
.Si
p .Bolon,Kab
.Simalungun.Sumater
aUt ar
a21174.HP .0811621396,08116208623.
Email
:bpk.
ae knaul
i@gmail
.com.We bsi
te:ht
tp:
//bpk-aeknaul
i.
li
tbang.dephut.
go.id.