Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah : GEOLOGI BATUAN DASAR

Dosen Pengampuh : DR. ENG. ADI MAULANA

BATUAN OFIOLIT

Oleh :
ANDI GEMMY A.M.A
P3000213404

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

1
BATUAN OFIOLIT

I. PENDAHULUAN

Ofiolit merupakan kompleks batuan dengan berbagai karakteristik dari layer ultramafik,
dengan ketebalan dari beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer bersusun atau
berlapis dengan batuan gabro dan batuan dolerite, dan pada bagian atanya tersusun
oleh pillow lava dan breksi, sering berasosiasi dengan batuan sediment pelagic
(Ringwood, 1975). Sedangkan menurut Hutchison (1983), ofiolit merupakan kumpulan
khusus dari batuan mafik-ultramafik dengan batuan beku sedikit kaya asam sodium dan
khas berasosiasi dengan batuan sediment laut dalam.

Ofiolit diinterprestasikan sebagai kerak samudera dan batuan tektonik mantel bagian
atas dan akhirnya membentuk daratan (Penrose, 1972; Coleman 1977 dalam Clague dan
Straley, 1977).

Istilah ofiolit pada awalnya digunakan oleh Alexandre Brongniart (1813) untuk menyebut
susunan batuan hijau (serpentin dan diabas) di Pegunungan Alpen. Steinmann (1927)
mengubah penggunaan istilah ini sehingga mencakup serpentin, lava bantal, dan rijang
(Trinitas Steinmann); sekali lagi berdasarkan pengamatan di Pegunungan Alpen. Istilah ini
sangat jarang digunakan sampai sekitar akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an.
Sejak saat itu ofiolit sudah dianggap sebagai kerak samudera yang merupakan hasil
pemekaran lantai samudera.

Ofiolit merupakan kompleks batuan dengan berbagai karakteristik dari layer ultramafik,
dengan ketebalan dari beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer bersusun atau
berlapis dengan batuan gabro dan batuan dolerite, dan pada bagian atanya tersusun
oleh pillow lava dan breksi, sering berasosiasi dengan batuan sediment pelagic
(Ringwood, 1975). Sedangkan menurut Hutchison (1983), ofiolit merupakan kumpulan
khusus dari batuan mafik-ultramafik dengan batuan beku sedikit kaya asam sodium dan
khas berasosiasi dengan batuan sediment laut dalam.

2
Gambar 1. Struktur Ofilolit

Definisi ofiolit menurut Penrose Field Conference, (1972) adalah sekelompok batuan
yang berkomposisi mafik sampai ultramafik yang sekuennya dari bawah ke atas, yaitu :
1. Kompleks ultramafik (peridotit termetamorfik), terdiri dari lherzolit, hazburgit, dan
dunit. Umumnya batuan memperlihatkan struktur tektonik metamorfik (banyak atau
sedikit terserpentinisasi).
2. Kompleks gabro berlapis dan gabro massif. Gabro memiliki tekstur cumulus
(mencakup peridotit cumulus serta piroksenit). Komplek gabro biasanya sedikit
terdeformasi dibandingkan dengan kompleks ultramafik.
3. Kompleks retas berkomposisi mafik (diabas).
4. Kompleks batuan vulkanik berkomposisi mafic bertekstur bantal (basalt).

Suatu ofiolit mungkin tidak lengkap (dismembered ophiolite) dan termetamorfis, dalam
kasus ini ofiolit tersebut disebut sebagai ofiolit termetamorfisme. Susunan ofiolit yang
tidak lengkap tersebut kemungkinan merupakan ofiolit yang dialihtempatkan secara
obduksi (Coleman, 1971).

Pada umumnya para peneliti terdahulu percaya bahwa ofiolit terbentuk pada Mid
Oceanic Ridge. Walaupun demikian, sebagian yang lain (diantaranya Miyashiro, 1973)
mengemukakan bahwa ofiolit dapat pula terbentuk pada lingkungan supra subduction
zone di cekungan tepi benua. Di samping itu, Raymond (2002) mengemukakan
kemungkinan lain dimana sikuen batuan beku intrusi basa ultrabasa dapat
menghasilkan kenampakan yang mirip ofiolit.

3
Gambar 2. Litologi dan ketebalan dari sikuen ofiolit
(Sumber : Boudier and Nicholas (1985))

Hasil Penrose Field Conference (1972) (Gambar 3), menyatakan bahwa kumpulan
mineral dan sebagaian komposisi peridotit dari komplek ofiolit menunjukkan sejarah
keseimbangan yang lebih cocok dengan sejarah metamorfik, yaitu partial melting atau

4
un-mixing pada kondisi tekanan dan temperatur yang bervariasi dalam mantel daripada
fraksinasi kristal dari peleburan magma basaltik.

Gambar 3. Sifat fisik ofiolit menurut Penrose Field Conference (1972).

II. PEMBENTUKAN OFIOLIT


Pembentukan ofiolit telah lama menjadi perdebatan para ahli geologi. Sejak
berkembangnya teori tektonik lempeng, pemahaman mengenai ofiolit menjadi semakin
mudah dipahami. Ofiolit dikenal juga sebagai batu ular karena mirip dengan warna dan
tekstur kulit ular. Sampai saat ini kebanyakan ahli geologi percaya bahwa batuan ofiolit
merupakan fragmen dari kerak samudera yang terbentuk pada pematang tengah
samudera (mid-oceanic ridge) dan bermigrasi ke zona subduksi di dalam sabuk lipatan
batas benua oleh proses tumbukan dari lempeng litosfer sehingga terbentuk secara
alokton (allochtonous nature). Ofiolit tersingkap secara luas di sepanjang lajur yang
mengalami tektonisme kuat (Coleman, 1977). Pada umumnya ofiolit muncul pada

5
barisan pegunungan hasil tumbukan (collisional mountain range), merupakan kumpulan
dari endapan laut dalam, basalt, gabro dan batuan ultrabasa yang terbentuk dari kerak
samudera dan terangkat ke dalam kerak benua oleh proses yang dikenal sebagai
subduksi. Menurut Monnier dkk (1999), runtunan ofiolit mulai dari urutan bawah ke atas
(Gambar 4).

Gambar 4. Kolom Runtunan Ofiolit Lengkap Menurut Moores (1982),Wilson


(1992)

Secara lithostratigrafi, ofiolit merupakan sekelompok batuan yang berkomposisi mafik


sampai ultramafik dengan sekuen dari bawah ke atas, disusun oleh : komplek ultramafik,
komplek gabro berlapis dan gabro massif, komplek retas berkomposisi mafik (diabas)
dan kelompok batuan vulkanik berkomposisi mafik bertekstur bantal / basalt (Penrose
Field Conference, 1972).

6
Alas batuan malihan (metamorphic sole) terbentuk di atas mlange dalam runtunan
ideal dikenal juga sebagai batuan malihan sub-ofiolit. Kumpulan batuan malihan yang
lengkap biasanya menunjukkan pengurangan derajat metamorfisme yang cenderung
semakin menurun tajam dari fasies granulit sampai sekis hijau. Selubung Utama (primary
mantle) dengan litologi berupa lerzolite yang merupakan magma dari selubung mantel.

Satuan Tektonit Ultrabasa, terdiri dari batuan ultramafik harzburgit, lherzolit, kromit
dunit, dan piroksenit. Sebagian besar ofiolit disusun oleh batuan harzburgite yang miskin
akan unsur aluminium. Namun pada beberapa komplek ofiolit lainnya seperti lherzolite
merupakan tipe batuan peridotit yang dominan. Dunit pada umumnya hadir sebagai
lensa di dalam harzburgite atau lherzolit. Piroksenit terbentuk sebagai lapisan, lensa atau
retas di dalam harzburgite atau lherzolit yang terlipat dan arahnya sejajar dengan arah
perlipatan atau memotongnya seperti arah retas.

Satuan kumulat Ultrabasa dihasilkan oleh proses kristalisasi fraksional magma basa.
Diawali dengan batuan dunit dan kromitit yang diikuti diatasnya oleh interlayer wherlit,
olivin piroksenit dan piroksenit, berangsur menjadi batuan gabroik yang kaya dengan
mineral plagioklas. Satuan ini diperkirakan berada tidak selaras diatas zona tektonit
ultrabasa. Bagian dasar pada umumnya didominasi oleh fabric laminar dari olivin
berkaitan dengan pertumbuhan dan pengendapan kristal kumulat. Satuan ini juga
merupakan batas petrologi Moho, sementara batas seismik Moho berada pada batas
atas.

Satuan Gabro Gabrodiorit, merupakan bagian atas dari seksi kumulat ultrabasa,
biasanya ditempati oleh sekuen batuan mafik sampai leukokratik (leucocratic).Karakter
tekstur unit ini diindikasikan oleh mineral amfibol dan plagioklas yang sangat kasar
sampai halus.

Satuan Terobosan Retas Tegak, juga dikenal sebagai sheeted dykes complex yang tegak
lurus dengan satuan batuan yang menutupi di atasnya. Karena tidak semua komplek
ofiolit memiliki satuan batuan terobosan retas tegak ini, beberapa menunjukkan
terdapat satuan batuan ekstrusi yang menumpuk secara langsung di atas batuan pluton.

7
Satuan Lava Bantal, ke atas dari komplek ini terbentuk sequen regular horizontal dari
lava masif, lava bantal, breksi dan tuff.

Satuan Sedimen Laut, yaitu suatu sekuen sedimen yang menunjukkan lingkungan antara
abisal sampai batial diindikasikan oleh tipe endapan sedimenter berupa rijang-radiolaria,
batugamping pelagik merah, endapan mengandung logam besi (metaliferous) merah-
kuning dan breksi vulkanik.

Mineralisasi mineral logam dan mineral bukan logam dalam urutan di atas, terdiri dari
mineral logam kromit, dan mineral logam sulfida seperti nikel, tembaga dan
seng.Mineralisasi logam sulfida dalam lingkungan

Gambar 5. Pembentukan Ofilolit

8
Dari gambar 5 di atas dapat kita lihat 2 lempeng samudra yang saling bergerak mendekat
sehingga terjadi collision, yang mengakibatkan terbentuknya busur gunungapi dan
daerah pemekaran kerak samudra. Lama kelamaan kedua lempeng samudra yang saling
mendekat itu, salah satunya akan mengalami peleburan. Hal ini menyebabkan salah satu
dari lempeng itu akan habis, dan lempeng yang lainnya akan terangkat ke lempeng
benua. Bagian dari lempeng samudra yang terangkat ke lempeng benua itulah yang
dinamakan ofiolit.

Menurut Hutchison (1983), bahwa susunan ideal ofiolit terdiri dari rangkaian beberapa
karakteristik batuan. Pada perkembangan ofiolit, tipe batuannya tersusun dari bawah ke
atas, yaitu :

a) Kompeks ultramafik, terdiri atas harsburgit, lerzolit dan dunit, biasanya dengan
batuan metamorfik akibat tektonik (umumnya serpetinit).
b) Kompleks gabro, biasanya membentuk layer layer dengan tekstur kumulus,
berisi peridotit kumulus dan piroksenit dan lebih sedikit terubah dibandingkan
dengan kompleks ultramafik.
c) Kompleks dike, terdiri atas dike diabas membentuk zona pemisah pad dasar
palgiogranit samapi gabro dan saling bertampalan dengan ekstrusif lava bantal.
(kompleks dike tidak selalu hadir).
d) Kompleks vulkanik mafik, umumnya terdiri dari pillow lava (lava bantal).
e) Pada bagian atas assemblage (kumpulan batuan) tersebut, kemudian berasosiasi
dengan batuan sediment pelagis yang secara khas meliputi fasies laut dalam
seperti rijang, serpih dan batugamping mikrit.

III. OFIOLIT DAN TEKNONIK LEMPENG

Berdasarkan konsep tektonik lempeng, ofiolit adalah massa batuan alokton yang
merupakan bagian integral dari mekanisme lempeng yang terdapat di tepi benua
(Coleman, 1986). Adanya pemekaran dasar samudera dapat membawa gabungan batuan
yang terdapat di pematang tengah samudera ke tepi benua (Dietz, 1963).

Ofiolit berdasarkan konsep tektonik lempeng menurut Coleman (1986), merupakan


batuan alokton yang merupakan bagian integral dari mekanisme lempeng yang terdapat
ditepi benua. Menurut Dietz (1963), proses pemekaran dasar samudera dapat membawa
gabungan batuan yang terdapat di pematang tengah samudera ke tepi benua.

9
Hutchinson (1973), mengemukakan bahwa pengalihtempatan ofiolit ke tepi benua
meliputi tiga cara yaitu yang pertama pengalih tempatan gawir gawir ofiolit yang
tergeser ke dalam kawasan zona penunjaman yang terdeformasi, yang kedua
pengalihtempatan secara obduksi, yaitu pemotongan kerak samudera yang tersusun dari
ofiolit lengkap oleh kerak benua, dan yang ketiga pengalihtempatan ofiolit lengkap akibat
benturan dua massa kerak benua atau dua massa kerak samudera. Berdasarkan konsep
diatas maka, ofiolit tidak dapat ditemukan di setiap daerah.

Gambar 6. Lokasi keterdapatan Ofilolit di Bumi

IV. HUBUNGAN OFIOLIT DAN MELANGE

Coleman (1971) menyatakan bahwa ofiolit merupakan bongkah bongkah asing dalam
mlange, di sini ditunjukkan bahwa mlange terdiri dari ofiolit. Proses deformasi
metamorfisme dapat mengubah fragmen berlapis pada ofiolit menjadi campuran
tektonik atau mlange dengan matriks berupa serpentinit. Mlange juga merupakan
hasil percampuran dalam palung yang disebabkan oleh lengseran gayaberat yang
kemudian diikuti oleh percampuran tektonik dalam zona penunjaman, Dari kedua
pernyataan ini, dapat disimpulkan ofiolit dalam mlange dapat berperan sebagai salah
satu penyusun mlange ataupun sebagai induk mlange.

V. GENESIS OFIOLIT

10
Telah diketahui bahwa ofiolit dapat terbentuk bukan hanya pada lingkungan pematang
tengah samudera (MOR), tetapi juga pada beberapa jenis lingkungan di depan maupun
di belakang busur (Supra Subduction Zone), baik itu busur gunungapi maupun busur
kepulauan. Hanya pada dua lingkungan tersebut ofiolit yang sesungguhnya dapat
terbentuk. Selain itu, ada beberapa kenampakan sikuen batuan beku yang ciri cirinya
menyerupai ofiolit. Kenampakan mirip ofiolit ini (diantaranya berupa intrusi batuan
ultrabasa basa) dapat terbentuk pada lingkungan yang lebih bervariasi, seperti
misalnya di dalam kerak benua. Selain Dewey and Bird (1971), Metcalf (2001) juga
mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai perbedaan ciri khas Ofiolit MOR dengan
Ofiolit SSZ juga dapat ditampilkan dalam bentuk (Tabel 1) dibawah ini.

Tabel 1. Perbandingan Ofiolit MOR dan Ofiolit SSZ

Moores (2002) mengemukakan bahwa sikuen sebuah ofiolit jika ditemukan dalam
keadaan utuh dapat menceritakan proses khas pembentukannya, dan dengan
demikian juga menceritakan lingkungan tektonik pembentuknya. Oleh karena itu, maka
ofiolit yang berasosiasi dengan continental rift mengandung lapisan granit, ofiolit yang
berasosiasi dengan busur mengandung batuan volkaniklastik, dan ofiolit yang berasosiasi
dengan hot spot mengandung lapisan tebal lava basalt (gambar 7). Dengan
membandingkan parameter parameter tertentu pada sebuah ofiolit, akan dapat
diperoleh kesimpulan mengenai lingkungan tektonik pembentuk ofiolit tersebut.

11
Gambar 7. Perbandingan ketebalan dari kerak samudera dan kompleks ofiolit
(Sumber : R.G. Coleman, 1971b.)

VI. BATUAN ULTRAMAFIK PADA BATUAN OFIOLIT

Batuan ultramafik merupakan batuan yang kaya mineral mafik (mineral ferromagnesia)
dengan komposisi utama batuannya adalah mineral olivine, piroksen, hornblende, mika
dan biotit, sehingga batuan ultramafik memilki indeks warna >79% dan sebagian besar
berasal dari plutonik (Waheed 2002)

Menurut Burger (2000) dalam Nuhsantara (2002), komposisi kimia penyusun batuan
ultramfik adalah sebagai berikut : SiO2 (38-45%), MgO(30-45%), Fe2O3 dan FeO (7-10%),
Al2O3(0.3-0.5%),Cr2O3(0.2-1.0%),NiO(0.2-0.3%),CaO(0.01-0.02%), MnO(0.1-0.3%),NaO
(0.00-1.00%), K2O (0.00-0.30%), H2O (10-14%). Total diekspresikan dalam Fe2O3 dan
FeO.

12
Jenis jenis batuan ultramAfik

1. Peridotit

Peridotit biasanya membentuk suatu kelompok batuan ultramafik yang disebut ofiolit,
umumnya membentuk tekstur kumulus yang terdiri dari atas harsburgit, lerzolit, werlite
dan dunit. Peridotit tersusun atas mineral mineral holokristalin dengan ukuran mesium
kasar dan berbentuk anhedral. Komposisinya terdiri dari olivine dan piroksen. Mineral
asesorisnya berupa plagioklas, hornblende, biotit dan garnet (William, 1954).

2. Dunit

Menurut William (1954), bahwa dunit meupakan batuan yang hamper murni olivine (90-
100%), umumnya hadir sebagai forsterit atau kristolit, terdapat sebagai sill atau korok-
korok halus (dalam dimenai kecil). Sedangkan Waheed(2002), menyatakan bahwa dunit
memiliki komposisi mineral hamper seluruhnya adalah monomineralik olivine (umumnya
magnesia olivin), mineral asesorisnya meliputi : kromit, magnetit, ilmenit dan spinel.

Pembentukan dunit berlangsung pada kondisi padat atau hampir padat (pada
temperature yang tinggi) dalam larutan magma dan sebelum mendingin pada
temperature tersebut, batuan tersebut siap bersatu membentuk massa olivine anhedral
yang saling mengikat (Williams,1954). Terbentuk batuan yang terdiri dari olivine murni
(dunit) misalnya, membuktikan bahwa ;arutan magma (liquid) berkomposisi olivine
memisah dari larutan yang lain (Wilson, 1989).

Menurut sanders dan Norry (1989), dunit merupakan anggota dari kompleks ofiolit,
pembentukan dunit terjadi pada sekuen mantel bagian bawah, sekuen ini berkomposisi
sebagian besar atas peridotit dan peridotit yang terserpentinisasi serta berasosiasi
dengan harsburgit, lerzolit, dan dunit. Sedangkan menurut Clague dan Straley (1977),
menyatakan bahwa dunit dijumpai pada bagian paling bawah dari kompleks ofiolit
(mantel bagian atas) membentuk tekstur kumulus.

13
3. Serpentinit

Serpentinit merupakan abatuan hasil alterasi hidrotermal dari batuan ultramafik, dimana
mineral-mineral olivine dan piroksen jika alterasi akan membentuk mineral serpentin.
Serpentin sangat umum memiliki komposisi batuan berupa monomineralik serpentin,
batuan tersebut dapat terbentuk dari serpentinisasi dunit, peridotit (Waheed, 2002).
Serpentinit tersusun oleh mineral grup serpentin >50% (Williams, 1954).

Menurut Hess (1965) dalam Ringwood (1975), bahwa pada prinsipnya kerak serpentinit
dapat dihasilkan dari mantel oleh hidrasi dari mantel ultramafik (mantel peridotit dan
dunit). Dibawah pegunungan tengah samudera (mid Oceanic Ridge) pada temperature
<500o. serpentin kemudian terbawa keluar melalui migrasi litosfer.

Serpentinisasi Pada Mineral Olivin

Menurut Waheed (2002), bahwa serpentin merupakan suatu pola mineral dengan
komposisi H4Mg3Si2O9, terbentuk melalui alterasi hidrotermal dari mineral
ferromagnesian seperti : olivine, piroksen, dan amfibol.

Umumnya alterasi pada olivine dimulai pada pecahan/retakan pada kristalnya


secepatnya keseluruhan kristal mungkin teralterasi dan mengalami pergantian. Menurut
Waheed (2002), bahwa serpentinisasi pada olivine memerlukan : penambahan air,
pelepasan magnesia atau penambahan silica, pelepasan besi (Mg, Fe) pada olivine,
konversi pelepasan besi dari bentuk ferrous (Fe2+) ke ferri (Fe3+) ke bentuk magnetit.

Asal nikel

Menurut Boldt (1967), bahwa inti bumi mengandung lebih kurang 3% Nikel, kemudian
zona nmantel bumi yang mempunyai ketebalan sampai 2.898 km mempunyai
kandunungan nikel antara 0.1-0.3% (Anoim,1985). Ni terdapat dalam mineral olivine,
piroksen, ilmenit, magnetit (Brown dan Wager, 1967) serta mineral serpentine
nickeliferous yang merupakan derivative dari olivine (Mg, Fe, Ni)2SiO4 karena proses
hidrotermal (Fortunadi, 2000).

14
Ni dalam batuan ultramfik terutama terdapat dalam mineral mafik. Umumnya
proporsinya : Olivin > Orthopiroksen > Klinopiroksen. Kromit dan magnetit mungkin juga
berisi lebih sedikit Ni. Di dalam mineral mafik, nikel terutama terdapat dalam jaringan
mineral olivine yang terbentuk pada proses kritalisasi awal. Masuknya Ni ke dalam
struktur mineral olivine melalui prilaku magmatik. Olivine dapat mengandung 0.4% NiO
dan 0.322% Ni. Olivin (mineral yang terbentuk pada temperature tinggi) sangat tidak
stabil di bawah kondisi atmosfer, sehingga saat terjadi pelapukan akan melepas ion Ni
yang terdapat dalam ikatan atomnya (Waheed, 2002).

Unsure logam Ni dan Co sebagai penyusun magma basa hadir dalam kristal olivine dan
enstatite karan adanya kesamaan jari-jari ion (Ni=0.78 dan Co=0.82A) dengan jari-jari
Mg dan Fe sehingga Ni dan Co dapat bertukar (Proses replacement) dengan Mg dan Fe
pada jaringan mineral asli. Ni dan Co menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam batuan
ultramfik, dimana dalam keadaan segar mengandung Ni sebesar 0.1 sampai 0.3%
(Prijono 1977 dalam Nushantara, 2002).

Nikel hidrosilikat (garnierite)

Umumnya hidroksidasi dari beberapa unsure kimia dijumpai berasosiasi denan


lingkungan leterit. Ion - ion

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,W., 2006. Laterites Fundamentals of Chemistry, Mineralogy,

Weathering Processes and Laterite Formation.

Bemmelen, R.W. van, 1949, The Geology of Indonesia, Martinus Nijhoff,

The Hague, v.1.

Buisson G and Leblanc M, 1986. Gold bearing listwanit (carbonatized

ultramafic rocks) from ophiolite complex, Ophiolite Confrence,

Glasgow, England.

Coleman Robert G., 1977. Ophiolites, Ancient Oceanic Litosphere?,

Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York.

Monnier C., Plolve M., Pubellier M., Maury R.C., Bellon H and Permana

H., 1999. Extensional to Compressive at the SE Eurasian Margins

as Record from the Meratus Ophiolite (Borneo, Indonesia),

Geodinamica Acta, 12, 43 55.

Palace, C., 1944. The System Of Mineralogy, London.

Rogers, A.F. and Kerr, P.F. 1942. Optical Mineralogy. Second Edition,

New York and London.

16

Anda mungkin juga menyukai