Skizofrenia
( F20 )
GEJALA SKIZOFRENIA
Skizofrenia merupakan gangguan yang berlangsung kronik.
Gejalanya berlangsung paling sedikit enam bulan, termasuk satu bulan
simtom aktif skizofrenia.
Gejala skizofrenia dikatagorikan ke dalam 5 (lima) dimensi yaitu gejala
positif, negatif, kognitif, afektif dan agresif.
Gejala positif meliputi :
- Waham
- Halusinasi
- pembicaraan disorganisasi dan
- perilaku disorganisasi
Gejala negatif (5 A) meliputi :
- afek tumpul
- anhedonia
- alogia
- avolisi
- asosialitas
Gejala kognitif meliputi :
- hendaya memori
- hendaya kelancaran verbal
- hendaya memusatkan dan memertahankan atensi
- hendaya memodulasi perilaku berdasarkan nilai sosial
- disfungsi eksekutif
- hendaya menentukan prioritas
Gejala afektif meliputi :
- mood depresi
- iritabilitas
- cemas
- kekhawatiran
- rasa bersalah
- ketegangan
Gejala agresif meliputi :
- hendaya mengontrol impuls
- kekerasan fisik, verbal dan seksual
1
- penyerangan
- hostilitas
- merusak benda-benda
- perilaku melukai diri sendiri
FASE SKIZOFRENIA
1. Fase Akut
Fase akut ditandai dengan gejala psikotik yang dominan
dan bila disertai dengan perilaku yang berpotensi bahaya
bagi diri maupun orang lain.
Gejalanya dapat merupakan gejala yang timbul di episode
pertama atau ketika terjadi kekambuhan.
2. Fase Stabil
Fase ini berlangsung paling sedikit 6 bulan setelah gejala
akut terkendalikan dan pasien pulang dari perawatan di rumah
sakit.
Risiko kekambuhan sangat tinggi pada fase ini terutama
bila obat diminum tidak teratur atau dihentikan atau bila
pasien terpapar stresor.
3. Fase Rumatan
Pada fase ini, pasien dalam keadaan remisi.
2. Anamnesis Dilakukan autoanamnesis dan heteroanamnesis untuk mendapatkan :
ANAMNESIS AWAL
(Fase Akut)
- Alasan perawatan saat ini / keluhan utama.
- Gejala saat ini.
- Fungsi saat ini (perawatan diri, fungsi dalam mengatasi gejala,
fungsi sosial)
- Faktor pemicu (Stresor, putus obat).
- Impuls bunuh diri, kekerasan pada orang lain, merusak barang-
barang.
- Riwayat pengobatan terakhir.
- Riwayat kepatuhan minum obat.
- Riwayat perawatan sebelumnya.
- Riwayat efek samping obat.
- Riwayat gangguan jiwa sebelumnya.
- Riwayat pengobatan sebelumnya (jenis obat, dosis, respons,
efek samping).
- Riwayat kondisi medis umum.
- Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif dan alkohol.
- Pemahaman keluarga tentang penyakit pasien.
- Riwayat perlakuan salah, penelantaran, dan pemasungan.
- Riwayat alergi.
- Status psikososial.
ANAMNESIS PEMANTAUAN
(Fase Stabil dan Fase Rumatan)
- Gejala saat ini.
- Fungsi saat ini (perawatan diri, fungsi dalam mengatasi gejala,
fungsi sosial).
2
- Impuls bunuh diri, kekerasan pada orang lain.
- Pemahaman pasien akan penyakitnya.
- Pemahaman keluarga akan penyakit pasien.
- Kepatuhan minum obat.
- Tilikan pasien.
- Efek samping obat.
- Kebutuhan edukasi untuk pasien.
- Kebutuhan edukasi untuk keluarga pasien.
- Komorbiditas dengan kondisi fisik lainnya.
3. PemeriksaanFisik Pemeriksaan Fisik :
- Tanda Vital (kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi,
frekuensi nafas, suhu).
- Skala Nyeri.
- Pemeriksaan Fisik.
- Pemeriksaan Neurologis.
- Pemeriksaan Efek Samping Ekstrapiramidal.
- Risiko Jatuh.
3
- dan jenis suara halusinasilain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil
2. Paling sedikit 2 gejala di bawah ini harus ada secara jelas :
A. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
B. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme
C. Perilakukatatonik : gaduh gelisah, fleksibilitas cerea,
negativisme,mutisme dan stupor.
D. gejala-gejala negatif : sikap sangat apatis, jarang bicara,
respon emsional yang tumpul atau tidak wajar biasanya
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial yang tidak disebabkan oleh depresi
dan medikasi neuroleptika
3. Gejala-gejala tersebut diatas harus selalu ada secara jelas
selama 1 bulan atau lebih
4. Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalammutu
keseluruhan dari beberapa aspekperilaku perorangan
bermanifetasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan
penarikan diri secara sosial
4
7. Lain-lain yang telah disebutkan diatas
Skizofrenia Simpleks, Skizofreniform YTT (ICD-10 F20.6)
7. Diagnosis Banding 1. Gangguan Kondisi Medis Umum / Gangguan Mental Organik
misalnya delirium, demensia, gangguan psikotik organic,
epilepsy lobus temporalis, tumor lobus temporalis atau
frontalis, stadium awal sklerosis multiple dan sindroma lupus
eritematosus.
2. Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif.
3. Gangguan Skizoafektif
4. Gangguan Afektif berat
5. Gangguan Waham.
6. Gangguan Perkembangan Pervasif.
7. Gangguan Kepribadian Skizotipal.
8. Gangguan Kepribadian Skizoid.
9. Gangguan Kepribadian Paranoid.
Skala Negatif :
N1= Afek Tumpul
N2= Penarikan Emosional
N3= Kemiskinan Rapport
N4= Penarikan Diri dari Hubungan Sosial secara Pasif/Apatis
N5= Kesulitan dalam Pemikiran Abstrak
5
N6= Kurangnya Spontanitas dan Arus Percakapan
N7= Pemikiran Stereotipik
1. Obat Antipsikotika
Terdiri dari 2 golongan utama yaitu antipsikotika golongan
pertama atau first-generation antipsychotics (FGA) atau Dopamine
receptor Antagonist, yaitu :
- Chlorpromazine.
- Trifluoperazine.
- Haloperidol.
6
- Risperidone.
- Olanzapine.
- Quetiapine.
- Quetipine XR.
- Aripriprazole.
- Paliperidone.
Tahapan Terapi :
1. Fase Akut
Terapi fase akut bertujuan :
- Mencegah pasien melukai dirinya atau orang lain.
- Mengendalikan perilaku yang merusak.
- Mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait
lainnya misalnya agitasi, agresi dan gaduh gelisah.
Meliputi :
- Restriksi (fiksasi mekanik).
-Seklusi (penempatan pasien di ruang isolasi).
- Injeksi (fiksasi kimiawi).
- Trankuilisasi cepat yaitu pengulangan pemberian obat
dengan interval waktu yang pendek (dalam satu atau satu
setengah jam)
7
2.Fase Stabil
Terapi fase stabil bertujuan :
- Mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol,
meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan.
- Mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan
(recovery)
8
2. Kekacauan Proses Pikir (P2)
3. Perilaku Halusinasi (P3)
4. Isi Pikiran yang Tidak Biasa (G9)
5. Manerisme dan Sikap Tubuh (G5)
6. Afek Tumpul (N1)
7. Penarikan Diri dari Hubungan Sosial secara Pasif/Apatis
(N4)
8. Kurangnya Spontanitas dan Arus Percakapan (N6)
Recovery adalah suatu perjalanan, dan untuk mencapainya ditentukan
oleh sedikitnya 10 hal berikut ini, yaitu :
1. Kemauan pasien sendiri.
2. Terapi yang bersifat personal dan berorientasi pada kepentingan
pasien.
3. Pemberdayaan.
4. Tatalaksana yang bersifat holistik.
5. Tidak berpikir linear (perjalanan pasien menuju recovery berpeluang
menjadi eksponensial)
6. Berbasis pada kekuatan / potensi pasien.
7. Adanya dukungan kelompok konsumer yang kuat / komunitas.
8. Respek.
9. Tanggung jawab.
10.Harapan.
11. Tingkat Evidens I
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. PenelaahKritis 1. dr. Izzatul Fithriyah, Sp.KJ
2. dr.Andini Dyah S, Sp.KJ
14. IndikatorMedis GAF (Global Assessment Functional) Scale