Latar Belakang
Pendidikan di kebanyakan sekolah lebih sering mendalami
tentang berbagai teori tanpa mengajarkan aplikasi dalam
sehari-hari kepada siswa. Pendidikan yang seperti itu
membuat siswa cepat lupa dengan apa yang telah siswa itu
pelajari. Karena, siswa hanya mengikuti apa yang guru
ajarkan. Dengan begitu keaktifan siswa tidak timbul dalam
proses belajar mengajar.
Kejadian itu yang membuat saya memilih teori behaviorisme
dalam proses belajar mengajar di kelas. Karena setelah saya
terapkan, ternyata siswa lebih mudah memahami dan tidak
cepat lupa ketika saya menggunakan teori behaviorisme
dalam proses belajar mengajar.Inilah yang saya maksud,
siswa lebih mudah memahami dan tidak mudah lupa. Karena,
teori behaviorisme terfokus dengan perilaku nyata dan
memiliki aspek mental dari kesadaran.
Tidak diragukan lagi, behaviorisme adalah teori yang tepat
untuk saya. Sejujurnya, saya sendiri pun tidak Suka dengan
terlalu banyaknya teori-teori. Saya saja lebih suka
pembelajaran yang proses memahaminya lewat praktek dan
aktif dalam proses pembelajaran. Apalagi dengan siswa-siswa
saya yang umurnya lebih muda, paengetahuan dan rasa
keingintahuan mereka pasti lebih kreatif lagi. Behaviorisme
adalah teori yang cocok diterapkan dalam proses
pembelajaran, itu pendapat saya.
Tujuan
1. Kognitif:
o Pembaca dapat memberikan contoh tentang teori
behaviorisme ini dalam proses pembelajaran.(C2)
Alasan: Agar pembaca dapat memahami teori ini.
o Pembaca dapat menemukan jawaban atas kegunaan
teori behaviorisme ini dalam proses
pembelajaran.(C3)
Alasan: Agar pembaca merasa penting untuk
membaca teori ini.
2. Afektif:
o Pembaca dapat ikut serta menerapkan teori
3. Psikomotorik:
o Pembaca dapat mempraktekkan teori behaviorisme
Teori
Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang
didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913 yang
berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek
tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran
revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar
sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis
(yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak
tampak).
Behaviorisme sebagai suatu teori psikologi dan pembelajaran
menjadi berpengaruh pada awal abad ke-20 dan mencapai
puncak kejayaannya pada tahun 1950-an dan 1960-an. Teori
itu berakar dari penelitian Ivan Pavlov di Rusia di sekitar
pergantian abad yang lalu. Dalam berbagai eksperimennya
yang sangat terkenal dengan anjing, Pavlov menunjukkan
bagaimana seekor anjing dapat dikondisikan untuk
mengeluarkan air liur saat diberikan stimulus yang bersifat
semau-maunya. Seperti bel, jika stimulus tersebut
dipasangkan terus-menerus dengan pemberian makanan,
secara berangsur-angsur, semakin sedikit makanan diberikan
bersamaan dengan bunyi dering bel. Pavlov menyebut proses
ini sebagai refleks terkondisi (conditioned reflex). Seorang
psikolog Amerika, John B.Watson, bahkan mencoba
menggunakan refleks terkondisi sebagai landasan bagi semua
perilaku, termasuk belajar.
Watson adalah seorang behavioris pertama yang
memproklamirkan dirinya, dan ia merumuskan prinsip dasar
sehingga kita dapat mempelajari perlaku saja, bukan keadaan-
keadaan mental atau proses-proses pikiran. Namun demikian,
dalam waktu yang sangat singkat jelaslah bahwa refleks
terkondisi Pavlov amat sangat terbatas untuk dapat
menjelaskan bagian-bagian penting dari apa yang dapat
dilakukan otak manusia.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui
pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson.
Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di
University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang
memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen
kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan
bidang psikologi pada animal psychology dan child
psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun
demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada
fungsionalisme.
Prinsip Dasar Behaviorisme :
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri,
bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang
abstrak.
Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk
fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus
dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable
behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu
psikologi yang benar.
Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang
ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist
dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme
dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi
tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan
faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt
behavior tetap terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya
yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam
perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991)
membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu
behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
(http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/dinamika-
manajemen-kelas-dalam.html)
Pertama, pengajaran dipilah-pilah menjadi langkah-langkah
yang amat kecil. Jika unsur dasar semua perilaku berupa
operan terkondisi maka cara mengajarkan perilaku-perilaku
yang rumit adalah mengajarkan semua balok pembangun
sekaligus. Prinsip kunci kedua adalah bahwa orang belajar
sebaik-baiknya dengan membuat respon aktif terhadap
masing-masing langkah. Oleh karena itu, pengajaran
terprogram menuntut agar siswa membuat respon yang jelas
setiap beberapa detik selama pengajaran.
Hal ini terjadi secara bersamaan dengan prinsip kunci ketiga:
perilaku dipelajari (dan terjadi secara berulang-ulang) bisa
dipaksakan.
(http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/kualitas-proses-
belajar-mengajar.html)
) 3( ) 2(
)
4(
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetarlah
hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-
Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada
Rabbnya mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebahagian dari
Rizki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang
yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan
ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. (Al-Anfal,8:2-4).
B.F. Skinner
Behaviorisme, sebutan bagi aliran yang dianut Watson,
turut berperan dalam pengembangan bentuk psikologi selama
awal pertengahan abad ini, dan cabang perkembangannya
yaitu psikologi stimulus-respon yang masih tetap
berpengaruh. Hal ini terutama karena hasil jerih payah
seorang ahli psikologi dari Harvard, B.F. Skinner. Psikologi
stimulus-respon mempelajari rangsangan yang menimbulkan
respon dalam bentuk perilaku, mempelajari ganjaran dan
hukuman yang mempertahankan adanya respon itu, dan
mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena
adanya perubahan pola ganjaran dan hukuman. Skinner,
berpendapat kepribadian terutama adalah hasil dari sejarah
penguatan pribadi individu. Meskipun pembawaan genetis
turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan
perilaku khusus yang terbentuk dan dipertahankan, serta
merupakan khas bagi individu yang bersangkutan.
Dalam sebuah karyanya, Skinner membuat 3 asumsi dasar,
yaitu:
(1) Perilaku itu terjadi menurut hukum (behavior can be
controlled);
(2) Skinner menekankan bahwa perilaku dan kepribadian
manusia tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme psikis
seperti Id atau Ego;
(3) Perilaku manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual.
Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena
menurut mereka, seluruh perilaku manusia, kecuali insting,
adalah hasil belajar.
Kaum behavioris sangat mengagungkan proses belajar,
terutama proses belajar asosiatif atau proses belajar stimulus-
respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah laku
manusia. Para pendahulu aliran pemikiran ini adalah Isaac
Newton dan Charles Darwin. Tokoh-tokoh lainnya yaitu
Edward Thorndike, Clark Hull, John Dollard, Neal Miller, dan
masih banyak lagi lainnya.
Mengenai hubungan antar manusia Allah SWT
berfirman
Artinya : Dan diantara manusia ada orang yang menyembah
tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai
seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang yang
berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya itu milik Allah
dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka
menyesal).(Al-Baqarah,2:165)
Analisis Teori
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang
tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.
Behaviorisme memandang juga bahwa ketika dilahirkan, pada
dasarnya manusia tidak membawa bakat apapun. Manusia
akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari
lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk atau tidak
efektif akan menghasilkan manusia buruk juga, lingkungan
yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris
memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-
sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus
ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif,
seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk
berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut
dirumuskan secara subjektif.
(http://irasaffaghira.blogspot.com/)
Teori behaviorisme ini selain memiliki sisi positif, juga
memiliki sisi negatif. Bila telah dilakukan dengan baik,
pembelajaran menggunakan teori behaviorisme ini dapat
sangat efektif. Bila tidak dilakukan dengan benar,
sebagaimana sering terjadi, pembelajaran menggunakan teori
behaviorisme semacam ini sungguh membosankan dan tidak
efektif. Seringkali langkah-langkah ini terlalu kecil bagi
sebagian orang. Tidak ada banyak tantangan menjawab
masing-masing pertanyaan dan langkah pengajaran benar-
benar berjalan lamban. Di samping itu, cara untuk mengubah
penguatan sangat terbatas jumlahnya. Berapa kali orang dapat
dikatakan Good job! (Bagus!) tanpa kehilangan maknanya
sama sekali? Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa
contoh-contoh yang sangat baik dan efektif dari pembelajaran
menggunakan teori behaviorisme ini, namun juga ada banyak
contoh yang buruk, dan teknik tersebut tidak dapat bertahan
lama.
Tetapi, tidak dapat disangkal bila teori behaviorisme ini
membuat suasana pembelajaran yang membuat siswa menjadi
aktif dalam proses pemahamannya. Tugas sebagai pengajar
membuat siswa didik menjadi aktif dan tidak pasif dalam
proses pembelajaran. Agar materi yang disampaikan kepada
siswa didik tersampaikan dan melekat pada diri siswa didik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
reponsif dan pro- aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai denganbakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
C. Tujuan Pembelajaran
* Kognitif:
1. Siswa dapat memberikan contoh tentang adanya
hubungan
usaha dengan energi potensial.(C2)
Alasan: Agar siswa memunculkan kreatifitas dan
keaktifan
di kelas.(PB 11)
2. Siswa dapat membuktikan adanya energi
potensial gravitas
di kehidupan sehari-hari.(C3)
Alasan: Agar siswa sangat memahami teori yang
disampaikan.(PB 8)
* Afektif:
1. Siswa dapat mengambil prakarsa dari contoh yang
diberikan tentang hubungan usaha dengan energi
potensial.
(A3)
Alasan: Agar siswa tidak hanya mengamati saja,
tetapi
memberikan tanggapan.(PB 9)
2. Siswa dapat memodifikasi pembuktian energi
potensial
gravitasi yang telah dilakukan.(A4)
Alasan: Agar pembuktian yang dilakukan
berkembang dan
nyata dapat dimanfaatkan di kehidupan
sehari-hari.
(PB 13)
*Psikomotorik
1. Siswa dapat mendemonstrasikan tentang adanya
hubungan usaha dengan energi potensial.(A4)
Alasan: Agar siswa dapat berbagi dengan teman
lain
yang belum mengerti.(PB 10)
2. Siswa dapat mengkombinasikan energi potensial
gravitasi
dalam kehidupan sehari-hari.(A7)
Alasan: Agar siswa dapat mengeluarkan kreatifitas
dalam
dirinya.(PB 3)
D. Materi Pembelajaran
a. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial gravitas adalah energi yang
dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh
tempatnya(kedudukan).
Ep = m.g.h
b. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial
W = Delta Ep
A. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan Scientific
Model Pembelajaran : Project Based Learning
Metode Pembelajaran : Demonstrasi,
Eksperimental, Peer Theacing Method dan
Project Method.
B. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
- Lantai
- Batu (1buah)
3. Sumber Pembelajaran
- Buku Paket Siswa:
C. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (5menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
berdoa.(PB 10)
b. Apersepsi: (PB 8)
D. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan
Daftar Pustaka:
Anonim.2013.http://psikologi.or.id.Diakses pada:26 Juni
2014.Pukul 23:20
Hitipeuw,I.2009.Belajar dan
Pembelajaran.Malang:Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang
Latif,ABD.2014.http://www.scribd.com/doc/216229560/
RPP-Usaha-Dan- Energi.Diakses pada: 26 Juni. Pukul
23:30
Ormrod,jeanne ellis.2008.Psikologi
Pendidikan.Jakarta:Erlangga
Slavin,RE.2008.Psikologi Pendidikan.Jakarta:PT. Indeks
Wiryokusumo,Iskandar.2009.http://ejournal.unirow.ac.id
/ojs/index.php/unirow /article/view/22.Diakses pada:26
Juni 2014. Pukul 23:15
Zaeni.Asepyusuf,2012.http://asepyusufzaeni.blogspot.co
m/2012/07/pandan-i- slam-tentang-
behaviorisme.html.Diakses pada:26 Juni 2014.Pukul
23:25