SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENCUCI TANGAN
PERENCANAAN
Persiapan alat :
1. Tempat cuci tangan yang mudah dijangkau
2. Air mengalir
3. Sabun anti mikroba
4. Tissue / lap bersih
EVALUASI
Observasi apakah tangan sudah bersih dan tidak ada luka akibat cuci
tangan memastikan mikroorganisme tidak terbawa
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMAKAIAN SKORT
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMAKAIAN MASKER
B. PERENCANAAN
1. Persiapan alat
a. Masker
EVALUASI
Tanyakan pada diri apakah pemakaian alat pelindung efektif
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMAKAI ALAT PELINDUNGAN MATA
PENGERTIAN Pemakaian alat tersebut ( goggles atau cadar wajah ) dianjurkan bagi
petugas kesehatan yang melakukan prosedur tertentu yang
memungkinkan terjadinya percikan darah atau cairan tubuh klien ke
petugas
Persiapan Klien :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan alasannya
URAIAN PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Gunakan pelindungan mata
Goggles
3. Pasang goggles pada mata dan kencangkan tali sesuai kebutuhan
Cadar Wajah
4. Pasangkan cadar diatas puncak kepala dan atur sesuai kebutuhan
Setelah selesai, goggles dibuang atau disimpan di kamar klien
EVALUASI
Tanyakan diri sendiri akan prosedur yang dilakukan apakah sudah
benar
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL
URAIAN PROSEDUR 1. Cuci tangan dan keringkan. Kalau perlu gunakan bedak untuk
tangan
2. Buka kemasan bagian luar dengan hati-hati dan sibak ke samping
3. Pegang kemasan dan jaga bagian sarung tangan tetap streril
4. Identifikasi sarung tangan dan kiri, kenakan pada tangan kanan
lebih dahulu
5. Dengan ibu jari dan dua jari tangan kiri, pegang tepi manset
sarung tangan untuk tangan kanan dengan menyentuh hanya
bagian dalam sarung tangan.
6. Tarik sarung tangan pada tangan kanan dengan hati-hati jangan
menyentuh tangan kiri atau benda lain. Pastikan jari masuk pada
tempatnya.
7. Masukkan jari-jari tangan kanan ke bawah manset bagian luar
untuk sarung tangan kiri
8. Dengan hati-hati tarik sarung tangan kiri
9. Tangkupkan kedua tangan dan yakinkan hanya menyentuh
bagian steril saja
10. Buka sarung tangan tanpa menyentuh bagian yang kotor, buang
pada tempatnya.
EVALUASI
Evaluasi diri apakah tindakan sudah tepat
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN FISIK
Persiapan Alat :
1. Alat tulis
2. Stetoskop
3. Spekulum
4. Pen light
5. Penggaris
6. Optotype snellen
PELAKSANAAN
Inspeksi dan palpasi
1. Rambut, kulit kepala
2. Finger print
3. Mata (visus, palpebrae, TIO, sclera, konjungtiva, pupil)
4. Hidung (septum, mukosa, rongga hidung dan sinus)
5. Telinga (pinna, kanal, membrane tympani)
6. Mulut (bibir, gigi, kebersihan mulut, bau mulut, lidah, mukosa,
ovula)
7. Leher
DOKUMENTASI
Catat setiap data sesuai pemeriksaan hindari kata tidak ada kelainan,
normal
DADA
PENGKAJIAN
1. Kaji riwayat kesehatan keluarga (kanker, TBC, alergi, asthma,
COPD, diabetes, hipertensi, jantung)
2. Kaji sakit infeksi pernafasan, batuk, nyeri ,dada, hemoptisis
3. Kaji factor risiko penyakit paru, jantung dan kanker payudara
DIGNOSA
1. Kecemasan
2. Ketidak efektifan pola napas
3. Kurang pengetahuan ttg SARARI
4. Perubahan perfusi jaringan perifer
5. Penurunan curah jantung
6. Intoleransi aktivitas
PERENCANAAN
Persiapan Alat :
1. Alat tulis
2. Stetoskop
3. Persiapan klien dan lingkungan :
4. Jelaskan prosedur yang dilakukan kepada klien
5. Beri posisi yang nyaman
6. Siapkan lingkungan dan perhatikan privacy klien
PELAKSANAAN
A. Inspeksi
1. Paru-paru
a. Bentuk dada, pergerakan dada, pola napas (frekuensi,
irama dan kedalaman)
b. Mukosa bibir, kuku
2. Jantung
a. Inspeksi pulsasi apical
3. Payu dara
a. Anjurkan klien dalam posisi baring dengan tangan
keatas yang disanggah oleh bantalan
b. Inspeksi ukuran, bentuk, simetris
c. Inspeksi kulit ( warna, lesi, vaskularisasi dan ederma)
d. Inspeksi aerola, putting (retraksi, sekresi, ulkus)
e. Inspeksi axilla dan klavikula (pembekakan dan
kemerahan)
B. Palpasi
1. Paruparu
Keadaan kulit, nyeri tekan, massa peradangan, kesimetrisan
ekspansi, taktil/vocal fremitus)
2. Jantung
Palpasi secara sistematis dari aorta, pulmonal, trikuspidalis
apical dan epigastrik
3. Payudara
a. Palpasi sekitar putting, axilla dan klavikula
b. Palpasi payudara secara bimanual dengan gerakan
sirkular/memutar dari tepi aerola searah jarum jam
C. Perkusi
1. Paru-paru
Perkusi paru-paru anterior dan posterior di setiap spasium
interkostalis.
2. Jantung
Perkusi semua area jantung (batas atas, kanan dan kiri
jantung)
D. Auskultasi
1. Paru-paru
Auskultasi bunyi napas di semua lapang paru
2. Jantung
a. Auskultasi pada lima area utama yaitu katup aorta,
pulmonalis, tricuspid, apical dan epigastrik
b. Kaji ritme dan kecepatan jantung
ABDOMEN
PENGKAJIAN
Kaji riwayat kesehatan, factor risiko dan setiap tanda gejala penyakit
system pencernaan
DIAGNOSA
2) Perubahan eliminasi : Diare, konstipasi, retensi urin
3) Perubahan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan
PERENCANAAN
Persiapan alat :
1. Alat tulis
2. Stetoskop
2. Auskultasi
a. Letakkan diafragma stetoskop disetiap 4 kuadran dan
dengarkan selama 1 menit.
b. Letakkan bell stetoskop di atas aorta , arteri renal dan iliaka
dan dengarkan suara arteri/bruit
3. Perkusi
a. Perkusi mulai kuadran kanan atas kemudian searah jarum jam
b. Perkusi pada area timpani dan redup
c. Perkusi pada area sudut kostovertebra
4. Palpasi
a. Lakukan palpasi ringan dan perhatikan ekspresi wajah klien
b. Lakukan palpasi dalam disemua area empat kuadran dan area
yang sensitive/nyeri dilakukan terakhir
c. Lakukan palpasi hepar, lien, ginjal dan kandung kemih
MUSKULOSKELETAL
PERENCANAAN
Persiapan Alat :
1. Alat tulis
Persiapan klien dan lingkungan :
1. Jelaskan prosedur yang dilakukan kepada klien
2. Beri posisi yang nyaman
3. Siapkan lingkungan dan perhatikan privacy klien
PELAKSANAAN
Inspeksi, Palpasi dan Perkusi
1. Inspeksi cara berdiri, postur
2. Amati ukuran otot, dan palpasi nyeri otot
3. Amati area persendian, dan palpasi nyeri sendi
4. Amati sruktural tulang dan palpasi nyeri tulang
5. Uji kekuatan otot
6. Uji rentang gerak persendian (ROM)
MEUROLOGI
Persiapan Alat
1. Alat tulis
2. Reflex hammer
3. Kapas/tissue
4. Wadah berisi gula, garam, kopi atau pewangian
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENERIMA PASIEN BAYI/ANAK YANG BARU MASUK UNTUK DIRAWAT
B. Diruang perawatan
1. Melaporkan kedatangan pasien kepada penanggung jawab
ruangan
2. Setelah pasien diruangan, dibaringkan dalam posisi yang nyaman
sesuai dengan kebutuhan
3. Penanggung jawab ruangan/Kepala ruang rawat melakukan
pendekatan kepada pasien/orang tua/keluarga sesuai kondisi
mengenai rencana tindakan selanjutnya
4. Program pengobatan dan tindakan perawatan selanjutnya
disampaikan oleh perawat pengantar kepada penanggung jawab
ruangan untuk dilaksanakan
5. Memberikan program orientasi kepada keluarga, pasien yang
meliputi :
a. Waktu kunjungan
b. Tata tertib ruangan
c. Fasilitas yang ada diruangan dan cara penggunaannya
6. Mencatat identitas pasien dalam buku register rawat inap
Perhatian
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Sikap dan penampilan perawat harus ramah dan penuh
perhatian
3. Ciptakan suasana sedemikian rupa sehingga pasien dapat
menyesuaikan diri dengan situasi ruangan
4. Catatlah selengkap mungkin orangtua/pasien/keluarganya untuk
mempermudah komunikasi
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENIMBANG BERAT BADAN PASIEN BAYI/ANAK
PENGERTIAN Suatu cara yang digunakan utnuk mendapatkan berat badan pada
pas anak
TUJUAN 1. Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan bayi /
anak
2. Membantu menentukan program pengobatan(dosos obat)
URAIAN PROSEDUR A. Pada anak :
1. Timbangan disetel dengan angka penunjuk pada angka nol
2. Anak berdiri diatas timbangan
3. Berat badan dicatat dalam catatan medik
4. Pasien diberitahukan tindakan sudah selesai, sambil
dirapikan
5. Alat-alat dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan ketempat
semula
Perhatian:
1. Timbangan harus diletakkan ditempat yang terang dan rata
serta datar
2. Khusus untuk pasien bayi , ditimbang :
a. Dengan timbangan bayi
b. Bayi dalam keadaan telanjang
c. Hindari bahaya jatuh
3. Pasien anak yang tidak dapat berdiri / berjalan harus
digendong. Hasilnya dikurangi berat badan yang
mengendong
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI AKSILA, ORAL, RECTAL DAN
TYMPANI
PENGERTIAN Pengukuran tanda vital suhu tubuh melalui aksila, oral, rectal, dan
tympani
PENGKAJIAN
- Kaji obat obatan yang mempengaruhi suhu tubuh
- Identifikasi factor factor yang mempengaruhi suhu tubuh
- Kaji nilai laboratorium yang berhubungan dengan suhu tubuh (
darah lengkap )
- Kaji waktu pengambilan suhu tubuh, usia dan lokasi
PERENCANAAN
Persiapan alat :
- Termometer akksila
- Tissue
- Alat tulis ( kertas dan pensil )
Persiapan klien :
- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Mempersiapkan lingkungan pripacy klien
PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan
2. Beri klien posisi duduk atau berbaring
3. Jika thermometer disimpan dalam larutan desinfektan, cuci
dengan air dingin sebelum digunakan, lalu keringkan.
4. Turunkan air raksa thermometer dibawah 35C dengan cara
diayunkan
5. Pastikan area aksila kering. Bila perlu keringkan area axilla
dengan menggunakan tissue
6. Letakkan thermometer dibagian tengah axial dan silangkan
lengan klien didada
7. Diamkan thermometer selama 6 10 menit
8. Angkat thermometer dan bersihkan dengan tissue dengnan
gerakan rotasi mulai dari arah pangkal ke ujung
9. Baca thermometer sejajar dengan mata
10. Cuci dan bilas thermometer di air yang mengalir dan gunakan
sabun lalu kembalikan ketempat penyimpanan
11. Perawat mencuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan, laporkan bila
13. ditemui kelainan
EVALUASI :
Bandingkan hasil pengukuran dengan rentang nilai normal dan hasil
pengukuran sebelumnya.
DOKUMENTASI
Catat waktu pengukuran, hasil pengukuran suhu tubuh, dan respon
klien
PENGKAJIAN
- Kaji obat obatan yang mempengaruhi suhu tubuh
- Identifikasi factor factor yang mempengaruhi suhu tubuh
- Kaji nilai laboratorium yang berhubungan suhu tubuh ( darah
lengkap )
- Kaji waktu pengambilan suhu tubuh, usia dan lokasi
- Konfirmasi bahwa klien tidak merokok, mengkonsumsi makanan
panas atau dingin, 15 30 menit sebelum pengukuran
- Kaji adanya tachypnea dan pernapasan melalui mulut.
PERENCANAAN
Persiapan Alat :
- Termometer Oral
- Tissue
- Alat tulis (kertas dan pinsil)
- Sarung tangan disposable
PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan
2. Beri klien posisi duduk atau bebaring
3. Jika thermometer disimpan dalam larutan desinfektan, cuci
dengan air dingin sebelum digunakan, lalu dikeringkan.
4. Turunkan air raksa thermometer dibawah 350 C dengan cara
diayunkan.
5. Anjurkan klien untuk membuka mulut dan letakkan
thermometer dibawah lidah dan sepanjang sisi gusi.
6. Anjurkan klien untuk mengatupkan bibir. Hindari jangan sampai
thermometer tergigit.
7. Biarkan thermometer selama 3-5 menit
8. Angkat thermometer dan bersihkan dengan tissue dengan
gerakan rotasi mulai dari arah pangkal ke ujung.
9. Baca thermometer sejajar dengan mata.
10. Cuci dan bilas thermometer di air yang mengalir dan gunakan
sabun lalu
11. Kembalikan ke tempat penyimpanan
12. Lepaskan sarung tangan
13. Perawat mencuci tangan
EVALUASI :
Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai rentang nilai normal dan
hasil pengukuran sebelumnya.
DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan, laporkan bila
ditemui kelainan. Catat waktu pengukuran, hasil pengukuran suhu
tubuh, dan respon klien.
PENGKAJIAN
- Kaji obat-obatan yang mempengaruhi suhu tubuh
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
- Kaji nilai laboratorium yang berhubungan dengan suhu tubuh
(darah lengkap)
PERENCANAAN
Persiapan Alat :
- Termometer
- Tissue
- Piala Ginjal
- Alat Tulis (kertas dan pinsil)
- Sarung tangan disposable
PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan
2. Gunakan sarung tangan disposible
3. Jika thermometer disimpan dalam larutan desinfektan, cuci
dengan air dingin sebelum digunakan, lalu keringkan.
4. Turunkan air raksa thermometer dibawah 350 C dengan cara
diayunkan.
5. Tutup tirai tempat tidur, buka pakaian bawah klien dan tutupi
dengan handuk atau selimut.
6. Beri posisi sims dengan kaki bagian atas flexi atau lateral.
7. Beri pelumas pada ujung thermometer dengan menggunakan
tissue, 2,5 cm pada dewasa atau 1,2 cm pada anak-anak.
8. Dengan tangan yang tidak dominan buka bokong klien, anjurkan
klien tarik nafas dalam.
9. Masukkan thermometer ke dalam anus dengan hati-hati.
(dewasa 3,5 cm, anak-anak 1,2 cm)
10. Tahan thermometer selama 2-3 menit
11. Jika dirasakan ada tahanan saat memasukkan thermometer
jangan dipaksakan.
12. Angkat thermometer, usap satu kali dengan tissue dari arah
pangkal kea rah bulb dengan gerakan memutar.
13. Baca thermometer sejajar dengan mata kemudian letakkan
diatas piala ginjal.
14. Bersihkan anus dari pelumas dan kotoran dengan tissue.
15. Bantu klien ke posisi yang nyaman.
16. Cuci thermometer, gunakan sabun dan air. Keringkan dan
letakkan kembali.
17. Lepaskan sarung tangan.
EVALUASI
Bandingkan hasil pengukuran dengan rentang nilai normal dan
dengan hasil pengukuran sebelumnya.
DOKUMENTASI
Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan, laporkan bila ditemui
kelainan
PENGKAJIAN
- Kaji obat-obatan yang mempengaruhi suhu tubuh.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
- Kaji nilai laboratorium yang berpengaruh pada suhu tubuh (darah
lengkap).
PERENCANAAN
Persiapan Alat :
- Termometer
- Tissue
- Piala Ginjal
- Alat Tulis (kertas dan pinsil)
- Sarung tangan disposable
PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasang cover pelindung thermometer
3. Beri klien posisi duduk atau berbaring, miringkan dan
pertahankan kepala pada salah satu sisi.
4. Tarik pinna (daun telinga) pada orang dewasa keatas belakang.
5. Masukkan thermometer ke liang telinga mengarah ke
membrane thermometer.
6. Tekan dan tahan tombol power ON selama 3 detik.
7. Lepaskan cover pelindung thermometer.
8. Cuci tangan
9. Bereskan alat-alat
EVALUASI
Bandingkan hasil dengan hasil sebelumnya
DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan, laporkan bila
ditemui kelainan.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGUKUR SUHU BADAN PASIEN BAYI / ANAK
Perhatian :
1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah
melaksanakan tindakan
2. Dilarang melakukan pengukuran suhu melalui mulut pada
bayi, untuk mencegah kemungkinan bahaya yang terjadi
3. Sewaktu menurunkan air raksa, thermometer harus dalam
keadaan kering dan hindarkan menyentuh sesuatu agar tidak
pecah
4. Dilarang membersihkan thermometer dengan air panas
5. Pada anak yang sudah mampu berkomunikasi boleh
dilakukan melalui axilla (ketiak). Persiapan alat sama seperti
pada bayi, namun tanpa kapas cebok dan vaselin / minyak.
1.1. Alat-alat didekatkan pada pasien
1.2. Ketiak dikeringkan dengan lap kering
1.3. Thermometer diperiksa, apakah air raksa tepat pada
angka nol
1.4. Termometer dipasang tepat pada reservoirnya, jepitkan
ditengah-tengah ketiak dan lengan dilipakan
1.5. Setelah lima sampai sepuluh menit thermometer
diangkat langsung dibaca dan hasilnya dicatat
2. Thermometer dicelupkan kedalam larutan sabun, dilap
dengan tissue, kemudian direndam dalam larutan
desinfektan. Selanjutnya thermometer dibilas / dibersihkan
dengan air bersih dan dikeringkan
3. Air raksa dikeringkan kembali pada angka 0, dan
thermometer diletakkan pada tempatnya
4. Pasien dirapikan
5. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR MENGHITUNG DENYUT NADI APICAL
PENGERTIAN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGHITUNG DENYUT NADI PASIEN BAYI DAN ANAK
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR MENGHITUNG PERNAFASAN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENERIMAAN PASIEN DI POKLINIK KEBIDANAN (OBSTETRI)
PENGERTIAN Menerima ibu hamil yang baru pertama sekali datang ke poliklinik
untuk menjalani pemeriksaan kehamilannya
B. Cara kerja :
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat/Bidan mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk permeriksaan ibu hamil
3. Pasien dianjurkan untuk berbaring ke tempat tidur dengan
posisi telentang untuk diukur tekanan darah, suhu, nadi,
pernapasan dan LILA
4. Melakukan Inspeksi
5. Mengkonsultasikan ke Dokter Obgine bila ada therapy
indikasi dan komplikasi
6. Melakukan Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium
dan USG bila diperlukan
7. Tuliskan dan catat hasil pemeriksaan pada file pasien
8. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan dan jadwal
periksa ulangan, bila ada kelainan pasien dapat datang
kembali sekalipun diluar janji
9. Mengucapkan terima kasih kepada pasien sebelum pasien
meninggalkan klinik kebidanan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PELAYANAN KUNJUNGAN PERTAMA IBU HAMIL
PENGERTIAN Menerima ibu hamil yang baru pertama sekali datang ke Pelayanan
Kesehatan untuk menjalani pemeriksaan kehamilannya
c. Trimester III :
-Trimester II + Perawatan bayi baru Lahir, Persiapan
keluarga dalam menghadapi persalinan dan kemungkinan
adanya komplikasi
d. Penanganan gangguan yang ditemukan/rujukan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PELAYANAN KUNJUNGAN ULANG IBU HAMIL
PENGERTIAN Menerima ibu hamil yang berkunjung ke dua atau lebih ke Pelayanan
Kesehatan untuk menjalani pemeriksaan kehamilannya
B. PEMERIKSAAN FISIK :
1.Umum : TB, BB, TD, jantung,paru, konjuntiva, bengkak pada
tangan/wajah, reflek lutut
2.Kehamilan : TFU, DJJ, Pajudara, Vulva(a.l: tandaPMS)
3.Laboratorium : Hb, Urine
C. PELAYANAN
1. TTD
2. TT
3. Nasehat dan Konseling(sesuai umur kehamilan)
i. Trimester I :
-Gizi,istirahat,Higiene diri(kebersihan ,gigidan OR), tanda-
tanda bahaya, Hub. Seks selama kehamilan, Kunjungan
berikutnya.
b. Trimester II :
-Trimester I + Keuntungan ASI, Persiapan Persalinan, KB
post Partum
c. Trimester III :
-Trimester II + Perawatan bayi baru Lahir, Persiapan
keluarga dalam menghadapi persalinan dan kemungkinan
adanya komplikasi
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PELAYANAN KUNJUNGAN IBU AKAN BERSALIN
Persiapan Alat
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT 1. Partus set
2. Alat penghisap lender bayi
3. Perlengkapan Ibu dan bayi
5. File pasien
6. Kartu periksa
7. Timbangan BB dan pengatur TB
8. Alat tulis dan buku catatan
9. Kalender
10. Meteran
11. Spigmomanometer
12. Tensimeter dan Stestoskop
13. Monoral atau Doppler
14. Perkusi Hammer
15. Jangka panggul
URAIAN PROSEDUR
A. ANAMNESIS : ( pada keadaan mendesak anamnesis dapat
dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan fisik)
1. Identitas (bila belum pernah dating)
2. Pemeriksaan kehamilan yang pernah dilakukan dan oleh siapa
3. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4. Riwayat kehamilan sekarang
5. Riwayat kesehatan ibu
6. Adanya tanda-tanda persalinan(HIS.ketiban dan show)
7. Adanya tanda-tanda komplikasi persalinan
B. PEMERIKSAAN FISIK :
1. Umum : TD, konjuntiva, bengkak pada tangan/wajah, reflek
lutut
2. Abdomen : TFU, DJJ, Leopold I-IV jantung dan paru
3. Ispeksi Vulva :
-Ada/ tidak ada perdarahan pervaginam, bila ada perdarahan
pervaginam pemeriksaan dalam harus dilakukan di kamar
operasi sehingga perlu dirujuk
-Tanda-tanda PMS
4. Pemeriksaan dalam(bila tidak ada perdarahan per vaginam
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PARTOGRAF
B. Cara Kerja
1. Denyut jantung janin : catat setiap jam
2. Air ketuban : catat warna air keuban setiap melakukan
pemeriksaan vagina
a. U : Selaput utuh
b. J : Selaput pecah, air ketuban jernih
c. M : Air ketuban bercampur mekonium
d. D : Air ketuban bernoda darah
3. Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase)
a. 1 : Sutura (Pertemuan dua tulang tengkorak ) yang
tepat / bersesuaian
a. 2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
b. 3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
4. Pembukaan leher rahim. Dinilai pada setiap pemeriksaan
pervaginam dan diberi tanda (x)
5. Penurunan
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba
(pada pemeriksaan abdomen / luar) diatas sympisis pubis :
catat dengan tanda (O) pada setiap pemeriksaan dalam.
Pada Posisi 0/5, Sinsiput (5) atau paruh atas kepala berada di
sympisisw pubis.
6. Waktu : menytakan beberapa jam waktu yang telah dijalani
sesudah pasien pertama
7. Jam : catat jam sesungguhnya
8. Kontraksi : catat setiap setengah, lakukan palpasi untuk
menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya masing-masing kontraksi dalam hitungan detik
a. kurang dari 20 detik
b. antara 20- 40 detik
c. lebih dari 40 detik
9. Oksitosin
Bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin
pervolume cairan infuse dalam tetesan permenit setiap 30
menit apabila digunakan
10. Obat yang diberikan : catat semua obat lain yang diberikan
11. Nadi : Catatlah setiap 30 menit dan tandai denga sebuah titik
besar (.)
12. Tekanan darah : catatlah setiap 4 jam dan ditandai dengan
anak panah
13. Suhu badan : catatlah setiap 2 jam
14. Protein, aseton dan volume urin : catatlah setiap kali ibu
berkemih
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN LEOVOLD (AUSCULTASI DENYUT JANTUNG JANIN)
TUJUAN Agar pasien atau ibu megerti dan memahami keadaan kehamilannya
dan janinnnya
C. Persiapan Pasien :
1. Pasien berbaring terlentang diatas tempat tidur
2. Pakaian atas dibuka sampat batas dada dan pakaian bawah
dibuka sampai simfisis pubis, selimut dipasang sampai
simpisis pubis
3. Menyiapkan posisi yang sesuai dengan pemeriksaan
4. Perut pasien diberi talk hingga rata bila perlu
D. Persiapan Perawat :
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Perawat mencuci tangan
4. Mengatur posisi pasien
2. LEOVOLD II
1. Perawat masih menghadap muka ibu hamil
2. Tangan diturunkan kesamping kanan dan kiri sejajar dengan
pusat
3. Dengan kedua belah tangan membedakan perasaan sebelah
kanan kiri perhatikan bagian teregang pada abdomen dan
tahanannya
4. Pada tahanan yang lebih keras, perasaan sesuatu yang keras,
datar, memanjang, lebih teregang itu adalah punggung janin
5. Pada bagian yang teraba kecil-kecil adalah lengan dan
tungkai janin
3. LEOVOLD III
1. Satu tangan ditempatkan dibagian kutub janin, yaitu
dibagian bawah uterus, ibu jari dan jari-jari lainnya
membentuk huruf C
2. Meraba dan menentukan apa yang terletak dibagian bawah
uterus
b. Bila terdapat bagian yang bulat padat, keras, dapat
digerakkan dan terdapat Ballotemen (lentingan) bagian
ini adalah kepala
c. Bila terdapat bagian yang besar, agak bulat, lunak dan
sukar digerakkan bagian ini adalah bokong
d. Tidak teraba bagian apapun pada letak lintang
4. LEOVOLD IV
1. Perawat menghadap kaki ibu, kedua belah telapak tangan
meraba perut bagian bawah, ibu jari diletakkan dekat
dengan pusar, jari kelingking pada spina iliaka anterior
superior
2. Tangkap kepala janin dengan kedua tangan tersebut, bila
bagian terbawah dari janin masih teraba jelas dan jari-jari
kedua tangan saling bertemu (konvergen). Dalam hal ini
bagian terbawah jenin belum masuk P.A.P
3. Bila bagian terbawah dari janin sudah tidak teraba jelas dan
jari-jari kedua tangan saling bertemu (Divergen). Dalam hal
ini bagian terbawah janin sudah masuk P.A.P
4. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien dan
mencatat hasil pemeriksaan
5. Alat-alat dibereskan, kemudian perawat cuci tangan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGHITUNG DENYUT JANTUNG JANIN
( DJJ )
Dokumen, No : 020 No. Revisi : -
Tanggal Berlaku : 01 MEI 2011
PENGERTIAN Mendengarkan dan menghitung jumlah denyut jantung janin dalam
waktu 1 menit pada dinding abdomen ibu
TUJUAN 1. Menentukan kesejahteraan janin dalam kandungan
2. Membantu menyakinkan hasil pemeriksaan palpasi Leovold
terhadap presentasi dan posisi janin dalam kandungan
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Persiapan Alat :
1. Baki dan alasnya
2. Monoral / Stetoskop ginekologi
3. Doppler dan Jelly
4. Jam Tangan yang memakai detik
5. Tissue dan Nierbekken
URAIAN PROSEDUR A. Instruksi Umum :
6. Ciptakan hubungan saling percaya dengan pasien ( petugas
memperkenalkan diri )
7. Jelaskan tentang prosedur dan tujun pemeriksaan
8. Anjurkan pasien menimbang BB dan mengukur TB nya
sekaligus melengkapi identitas pasien
9. Denyut jantung janin dapat didengar mulai kehamilan 12
minggu dengan Doppler
10. Sebelum melakukan pemeriksaan DJJ harus dilakukan palpasi
untuk menentukan dimana terdapat punctum maksimum.
Jumlah denyut jantung janin yang normal 140 148 X/menit
B. Cara Kerja :
1. Letakkan alat-alat dekat pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Atur posisi ibu dengan berbaring telentang dan kaki
diluruskan, kemudian pakaian atas dibuka sampai batas dada
pakaian bawah dibuka sampai simfisispubis, selimut
dipasang sampai simfisis pubis
4. Letakkan steteskop kebidanan pada permukaan abdomen
ibu dengan posisi tegak lurus
5. Tempatkan telinga kiri diatas monoral sehingga pemeriksa
menghadap pada bagian bawah ibu. Pegang pergelangan
tangan ibu dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang
jam tangan
6. Bunyi jantung janin diperiksa pada bagian janin yang terletak
rapat dengan dinding uterus
7. Pada persentasi kepala terdengar pada punggung janin
(antara umbilicus dan SIAS) dan pada persentasi bokong juga
terdengar pada punggung janin (sekitas umbilicus), pada
persentasi muka lebih jelas terdengar pada dada janin
8. Dengarkan DJJ dengan cara mendengarkan dan dihitung
secara interval dengan 5 detik sebanyak 3 kali (5 detik
pertama hitung, 5 detik kedua abaikan, 5 detik ketiga hitung
dan 5 detik keempat abaikan, 5 detik kelima hitung dan 5
detik keenam abaikan), sehingga didapatkan 3X hasil
perhitungan kemudian kalikan 4.
9. Perhatikan frekuensi dan keteraturan DJJ, untuk penggunaan
Doppler gunakan jelly pada alat yang akan ditempelkan pada
ibu, kemudian dengarkan pada speakernya, hitung DJJ.
10. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
11. Mencatat hasil pemeriksaan dalam file pasien
12. Alat-alat dibereskan dan dirapikan
13. Perawat mencuci tangan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN PERSALINAN NORMAL
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN MANAJEMEN AKTIF KALA III
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PELAYANAN KUNJUNGAN NIFAS PADA IBU
TUJUAN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
KEBIJAKAN
Persiapan alat 1. Delee
2. Klem 2 buah
3. Penjepit Tali pusat
4. Gelas Steril
5. handuk kering
6. salep mata
7. Metelin
8. Penimbangan bayi
9. kartu bayi
10. Pakaian Bayi 1 set
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI/ANAK
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
B. Pada anak
1. Alat pengukur disiapkan
2. Anak diukur dengan posisi berdiri tanpa alas kaki dan
hasilnya dicatat
3. Anak diberitahu, bahwa tindakan telah selesai sambil
dirapikan.
4. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMANDIKAN BAYI
TUJUAN 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta
keringat
2. Menghilangka bau badan
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi kulit
5. Memberikan rasa, segar dan nyaman
Persiapan :
Persiapan alat :
b. Meja mandi khusus (bila mungkin disediakan)
c. Handuk mandi
d. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
e. Waslap sekurang-kurangnya dua buah
f. Sabun mandi dalam tempatnya
g. Kapas lembab (yang telah diseduh dengan air mendidih)
dalam tempatnya
h. Kapas kering dalam tempatnya
i. Kapas alkohol dalam tempatnya
j. Minyak bayi (baby oil)
k. Ember penutup untuk pakaian kotor
l. Tempat sampah tertutup
m. Perlengkapan pakaian bayi (baju, popok, gurita, dll)
n. Dua buah baskom berisi air hangat
Persiapan petugas :
1. Masker (bila perlu)
2. Pakaian khusus (barakscort)
Pelaksanaan :
1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus (barakscot)
2. Pintu dan jendela ditutup (bila perlu)
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi diangkat ke meja mandi dan diletakkan pada posisi yang
aman
5. Mata bayi dibersihkan dengan memakai kapas lembab dengan
cara menghapus mulai dari bagaian dalam dan selanjutnya
mengarah keluar. Setiap kali usapan kapas harus diganti. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kontaminasi mata satu dengan yang
lain
6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih, setiap kali usapan
kapas harus diganti
7. Muka dilap dengan waslap setelah bersih dikeringkan dengan
handuk. Pada saat membersihkan muka, pemakaian sabun tidak
dianjurkan, karena soda sabun dapat menimbulkan iritasi pada
mata dan kulit muka bayi
8. Kemudian muka bayi ditaruh diatas tangan kiri perawat secara
hati-hati, lalu disabun dan dibersihkan memakai waslap. Pada
saat menyabun, kepala bayi dijaga agar sabun tidak mengenai
mata, karena dapat menimbulkan mata pedih dan iritasi. Setelah
sabun bersih, kepala dikeringkan dengan handuk
9. Pakaian bayi dibuka, lalu tangan, badan dan kaki disabun dan
dibersihkan dengan waslap basah
10. Punggung disabun dengan menelungkupkan / memiringkan bayi.
Selama menyabun punggung, dada dan leher bayi harus selalu
berada diatas lengan kiri perawat. Perawat memegang lengan
kanan bayi secara erat
11. Punggung disekap dengan waslap basah. Sabun harus betul-betul
bersih dari semua bagian tubuh, terutama pada daerah lipatan,
karena soda sabun dapat menimbulkan rasa gatal dan iritasi
12. Bokong dan daerah perinmeum dibersihkan paling akhir,
genitalia dibersihak dari bagian depan menuju bagian belakang
untuk mencegah kontaminasi kotoran dari anus, dan harus betul-
betul diperhatikan mengingat daerah ini sering basah dan kotor.
13. Setelah bersih, tubuh bayi dikeringkan dengan handuk dan
selanjutnya diberi talk
14. Tali pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
15. Kulit yang terlalu kering diolesi minyak bayi, setelah itu pakaian
bayi dipasang
b. Mandi rendam
Pengertian : Membersihkan tubuh bayi dari kotoran, keringat atau
badan denga air hangat dan sabun, dengan cara
memasukkan / mencelupkan tubuh bayi kedalam air
Tujuan :
- Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta
keringat
- Merangsang peredaran darah
- Memberikan rasa segar dan nyaman
Dilakukan kepada :
a. Bayi yang tali pusat belum terlepas
b. Bayi premature /BBLR
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT ORAL
TUJUAN 1. Memberikan obat dengan cara yang paling mudah dan paling
murah
2. Menyakinkan obat dapat diserap sempurna dengan cara tersebut
3. Memastikan kerja obat benar
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBANTU KLIEN UNTUK MENGATASI NYERI
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBERIKAN KOMPRES ES
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMBERIAN OBAT BUKAL DAN SUBLINGUAL
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT MATA
DOKUMENTASI
1. Tuliskan nama dan dosis obat yang diberikan serta nama
perawat yang memberikan pada daftar obat
2. Respon pasien
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMBERIAN OBAT TETES MATA
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR PEMBERIAN TETES TELINGA
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBERIKAN TETES HIDUNG
DOKUMENTASI :
1. Catat waktu pemberian
2. Catat medikasi dan konsentrasi obat
3. Jumlah tetesan yang diberikan serta bagian hidung yang
mendapat medikasi
4. Catat adanya efek samping
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT INHALASI
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMBERIAN OBAT MELALUI INHALASI UAP / OBAT
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMBERIAN INHALASI ZAT ASAM
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT TOPICAL
PENGERTIAN Banyak jenis obat topical yang dapat digunakan pada kulit. Lotion,
salep, cream dan patch semuanya dipakai di kulit. Dalam
pemberiannya perlu mengikuti langkah-langkah tertentu
2. Persiapan klien :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGHISAP OBAT DARI AMPUL
A. PENGKAJIAN 1. Kaji apakah pada leher ampul terdapat tanda lingkaran atau
titik
2. Kaji apakah ampul dalam keadaan utuh
3. Kaji apakah ada perubahan warna obat
B. PERENCANAAN Persiapan Alat
1. Spuit dan jarum steril tergantung obat yang diberikan
2. Obat dalam ampul
3. Kartu obat
4. Kapas Alkohol
5. Nampan / tempat obat
C. PERSIAPAN 1. Siapkan peralatan, chek pesanan dokter
2. Cuci tangan
3. Putar ampul agar obat yang ada diatas leher ampul masuk
kedalam ampul
4. Lindungi bagian leher ampul dengan kapas alcohol
5. Patahkan ampul kearah menjauh tubuh atau patahkan dengan
menggunakan kikir ampul
6. Masukkan jarum jangan menyentuh tepi ampul
7. Hisap obat sesuai kebutuhan. Jangan memasukkan udara
kedalam ampul
8. Isi sampai cukup baru keluarkan udara dengan hati hati. Setelah
obat dihisap dari ampul sisa segera dibuang untuk menjaga
sterilitas
9. Tutup kembali jarum
10. Cuci tangan
D. EVALUASI Amati apakah ada pecahan ampul yang masuk kedalam ampul obat
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENGERTIAN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMASUKAN OBAT INTRAVENA SECARA BOLUS PADA INFUS
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Kapas Alkohol
3. Jam dengan satuan detik
4. Infus dengan port injeksi
5. Obat dalam spuit dengan jarum ukuran 26 G
C. PELAKSANAAN
1. Cucian tangan, pakai sarung tangan
2. Bersihkan tempatkan tusukan dengan kapas alcohol.
Pada intravena infuse
3. Buka jarum, pasang pada port tusukan dengan tangan
kanan tangan kiri menahan slang
4. Tutup aliran slang sementara
5. Tarik plunger perlahan lahan samapai tampak darah
pada slang
6. Suntkan obat perlahan - ;ahan dengan kecepatan
yang tepat (biasanya tidak lebih dari 1 mil permenit)
7. Tarik jarum alirkan kembali infus dengan kecepatan
yang tepat.
8. HEPARIN LOCK
9. Bersihkan diafragma karet heparin lock dengan kapas
alcohol.
10. Tusukan jarum spuit menembus diafragma dengan
hati hati
11. Suntikan bolus obat perlahan lahan sampai habis
lalu cabut jarum.
12. Suntikkan heparin yang diencerkan atau normal salin
untuk bilasan
13. Buang jarum tanpa ditutup
14. Buka sarung tangan cuci tangan
15. Tuliskan pemberian obat pada catatan klien
D. EVALUASI
Evaluasi Respon klien terhadap reaksi pemberian obat
dan efek samping obat.
E. DOKUMENTASI
1. Jumlah obat yang dimasukan dalam botol infuse
2. Keadaan lokasi penusukan
3. Respon klien terhadap pemberian obat
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMBERIAN OBAT MELALUI JARINGAN
(PARENTERAL)
PENGERTIAN
URAIAN PROSEDUR 1. Bacalah daftar obat pasien yang menunjukkan jenis obat dan
cara pemberiannya
2. Ambil spuit dan jarum steril dari tampatnya dengan korentang
3. Lartkan lebih dulu obat-obat yang perlu dilarutkan
4. Baca kembali daftar obat tersebut, ambil obat yang dimaksud
5. Kemudian lakukan desinfektan dengan kapas alcohol pada : leher
botol atau ampul sebelum digergaji, atau karetbpenutup flakon
(botol obat)
6. Spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan. Udara di dalam spuit dikeluarkan, lalu spuit serta
kapas alkohol dimasukkan ke dalam bak spuit yang ersedia dan
langsung dibwa ke dekat pasien
7. Baca kembali daftar pemberian obat dan cocokkan dengan
papan nama atau lansung tanyakan namanya kepada pasien
bersangkutan. Posisi pasien diatur sesuai dengan cara pemberian
suntikan (misalnya subcutan, intramuskuller atau intraven).
Selanjutnya permukaan kulit di daerah yang akan disuntik
desinfektan dengan kapas alkohol, kemudian obat disuntikkan.
8. Setelah selesai, jarum dicabut, bekas suntikan desinfektan
dengan kapas alkohol dan ditekan agar darah tidak keluar
9. Posisi pasien diatur kemblai dan dirapikan
10. Peralatan dibersihkan, dibereskandan dikembalikan ke tempat
semula
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBERIKAN SUNTIKAN INTRA MUSCULAR
PENGERTIAN Injeksi intra muscular diberikan bila klien tidak dapat menggunakan
obat oral, bila obat tidak tersedia dalam bentuk lain, atau diharapkan
kerja obat yang lebih cepat. Injeksi intra muskular penyerapan
diharapkan dalam waktu 15 menit karena vaskularisasinya tinggi.
Penentuan lokasi sangat hati-hati karena dapat menimbulkan
kerusakan syaraf, abses, nekrosis dan merusak kulit serta
menimbulkan nyeri. Meskipun otot cukup besar namun pemberian
obatlebih dari 5 ml dalam satu lokasi akan tidak efektif serta
menimbulkan nyeri, sehingga perlu untuk diberikan pada beberapa
lokasi. Injeksi di daerahdeltoid hanya boleh diberikan maksimal 1 ml
dan tidak digunakan pada bayi yang ototnya belum berkembang. Bila
injeksi dilakukan pada gluteus, perlu hati-hati karena terdapat syaraf
sciatik dan pembuluh darah besar di tempat tersebut. Vastus lateralis
adalah tempat terbaik untuk penyuntikan pada anak dibawah 5 tahun
karena otot gluteus belum berkembang. Rektusw femoris boleh
digunakan dalam keadaan dimana tidak memungkinkan penyuntikan
di tempat lain, tetapi kontra indikasi untuk anak.
DOKUMENTASI :
1. Catat pemberian obat, dosis, waktu cara pemberian, dan
lokasi penusukan
2. Catat toleransi klien terhadap injeksi dan efek samping obat.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBERIKAN SUNTIKAN SUBKUTAN (S.C)
PENGERTIAN Cara sub cutan ini digunakan dengan berbagai alasan, klien yang
mendapatkan injeksi beberapa kali sehari perlu dilakukan rotasi
lokasi. Injeksi subcutan selain heparin perlu dilakukan aspirasi
menghindari masuknya obat ke dalam pembuluh darah
TUJUAN Agar obat yang diberikan dapat diserap cepat oleh tubuh
9. Lokasi yang dipilih tidak keras bebas luka, jaringan parut atau
benjolan
10. Bersihkan daerah sekitar suntikan dengan kapas alkohol,
gososk melingkar dari dalam ke luar. Biarkan alkohol kering
dan pegang kapas untuk digunakan waktu mencabut jarum
11. Buka tutup jarum dengan tangan kiri
12. Cubit atau regangkan daerah yang akan disuntik.
13. Pegang spuit dengan tangan kanan diantara ibu jari dan
telunjuk suntikan cepat jarum dengan sudut 45-90
tergantung jumlah dan turgor jaringan dan panjang jarum
14. Setelah jarum masuk, lepaskan jaringan dan pindahkan
tangan kiri ke bagian akhir spuit tangan kanan memegang
ujung barel
15. Aspirasi untuk memastikan masuknya jarum. Bila masuk
darah, cabut jarum , obat dan spuit dibuang dan menyiapkan
obat baru lagi. Obat anti coagulant tidak di aspirasi
16. Bila tidak tampak darah, suntikkan obat perlahan lahan
17. Cabut jarum cepat dengan sudut sesuai waktu masuk
18. Message hati-hati dengan kapas alcohol (jangan massage
pada pemberian heparin atau insulin)
19. Buang spuit dan jarum tanpa menutup
20. Bantu klien dalam posisi nyaman
21. Buka, buang sarung tangan, cuci tangan catat di kartu obat
DOKUMENTASI :
4. Waktu penyuntikan.
5. Jenis dan dosis obat yang diberikan
6. Lokasi penyuntikan
7. Respon klien.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBERIKAN OBAT INTRADERMAL
DOKUMENTASI
1. Waktu penyuntikan
2. Jumlah dan jenis pengobatan yang diberikan
3. Reaksi kulit dan efek samping lainnya.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
SUNTIKAN INTRAVENA
PENGERTIAN Tindakan memberikan obat dengan daerah suntikan pada bagian dalam
pembuluh darah
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENAMBAH OBAT KEDALAM BOTOL INFUS
DOKUMENTASI
1. Jumlah obat yang dimasukkan dalam botol infuse
2. Keadaan lokasi penusukan
3. Respon klien terhadap pemberian obat
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMASANGAN INFUS (IV INSERION)
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMASANG KATETER SEMENTARA (LOGAM)
DOKUMENTASI
1. Prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus urethra
2. Waktu pemasangan, konsistensi, warna, baud dan jumlah
urine.
3. Reaksi klien pada saat pemasangan kateter.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMASANG KATETER EKSTERNUS (KONDOM KATETER)
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk menampung urine pada klien pria yang
mengalami inkontensia urine tanpa menimbulkan resiko infeksi
saluran perkemihan
9. Beri klien posisi yang nyaman, berikan fiksasi yang baik pada
selang urine bag.
10. Bereskan alat-alat dan buka sarung tangan.
11. Perawat mencuci tangan.
12. Dokumentasi prosedur yang telah di tentukan.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMASANG SPEKULUM
DOKUMEN PENDUKUNG /
ALAT
PERSIAPAN Persiapan peralatan
1. Kapas savlon
2. Handscoon
3. Spekulum SIMS / cocok-bebek
4. Nierbekken
B. Cara Kerja
1. Spekulum SIMS
a. Memberi tahu pasien
b. Mengatur posisi pasien
c. Mencuci tangan secara efektif
d. Memasang handscoon
e. Membersihkan daerah vulva dengan kapas savlon
f. Dengan satu tangan masukkan speculum SIMS
g. secara vertical didalam vagina ( sambil meminta
h. ibu untuk menarik nafas panjang ), setelah itu
putar ke bawah sehingga posisi bilah menjadi transversal
i. Minta asisten untuk menahan speculum bawah ( hingga
lumen vagina tampak jelas ). Masukkan bilah speculum atas
secara vertical kemudian putar dan tarik keatas hingga jelas
terlihat serviks
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMASANG KATATER INTERNUS
3. Piala ginjal
4. Korentang steril
2. Urine bag
3. Xylocain jelly
4. Aquades
5. Syringe/spuit steril 10 atau 20 cc
6. Perlak
7. Plester
8. Larutan antiseptic (mis : bethadine 2 %)
9. Kapas bulat + alcohol 70%
10. Gantungan urine bag
11. Kom berisi air hangat + sabun+ waslap
12. Kantong plastik
13. Handuk bawah
14. K/P lampu senter
B. Persiapan klien dan lingkungan :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy klien dengan menutup tabir tempat
tidur, k/p tutp pintu dan jendela
3. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat
URAIAN PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Pakai sarung tangan bersih
3. Membuka pakaian bawah klien dan tutup dengan handuk
bawah atau selimut
4. Pasang perlak di bawah bokong klien
5. Atur posisi klien :
Wanita :
Dorsal recumbent, alternative posisi sims (pada pasien tua atau
mengalami kontraktur berat dengan kaki bagian atas flexi)
Pria :
Supine
DOKUMENTASI :
1. Prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus urethra
2. Waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau dan jumlah urine
3. Reaksi klien pada saat pemasangan kateter
4. Tipe, ukuran kateter, jumlah cairan yang dipakai untuk membuat
balon
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMASANG KANUL REKTAL
B. PERENCANAAN
1. Persiapan alat :
a. Rektal kanul dengan ukuran :
1) Dewasa : 22 30 F,
2) Usia sekolah : 16 18 F,
3) Toddler : 14 16,
4) Infant : 10 12 F.
b. Jelly Vaseline
c. Sarung tangan bersih
d. Perlak / karet pengalas
e. Plester
f. Tissue
g. Piala ginjal
h. Plastic
i. Pasusurungan
j. Handuk bawah
k. Kom berisi air hangat + sabun + waslap
EVALUASI
1. Kenyamanan Pasien, adanya distensi abdomen
2. Keluhan dispnea, flatus berkurang
3. Fases terkumpul, kulit dan luka tidak terkontaminasi
DOKUMENTASI
1. Catat tanggal dan waktu pemasangan kanul
2. Catat jumlah, warna dan konsistensi cairan yang keluar
3. Gambarkan keadaan abdomen klien ( keras distensi / lunak dan
perkusi abdomen )
4. Catat bising usus sebelum dan sesudah tindakan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MELEPASKAN KATETER INTERBUS
PENGERTIAN Melepaskan kateter tetap pada klien setelah tujuan dari pemasangan
kateter tercapai, atau berdasarkan pesanan dokter
URAIAN PROSEDUR 1. Sejak 10 Jam sebelum kateter dilepas dilakukan bladder training
yaitu :
a. Klem kateter selama 3 jam,lalu lepaskan dan alirkan urine ke
dalam urine bag selama 5 menit
b. Ulangi lagi klem kateter urine selama 3 jam, lalu lepaskan dan
alirkan urine ke dalam urine bag selama 5 menit, lakukan hal
tersebut selama 3 X.
2. Perawat mencuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Kosongkan urine bag dan ukur jumlah urine yang ada
5. Membuka pakaian bawah klien dan tutup dengan handuk bawah
atau selimut.
6. Pasang perlak dibagian bawah bokong klien,berikan klien untuk
posisi:
Wanita :
Dorsal recumbent, alternative : sims
Pria :
Supine
7. Bersihkan sekitar perineum dengan menggunakan kertas toilet.
8. Kaji daerah meatus uretra dan jaringan sekitar perineum ( perih,
radang, pembengkakan dan discharge )
9. Lepaskan plester pada kulit klien dan bersihkan berkas-berkas
plester.
10. Aspirasi isi balon dengan mengunakan spuit sampai habis ( ujung
selang kateter sampai mengempis ).
11. Tarik kateter secara pelan-pelan dan gerakan memutar
12. Masukkan bekas kateter ke dalam plastic.
13. Berikan perawatan perineum dengan menggunakan air hangat +
sabun + waslap dan keringkan dengan handuk bawah ( bila klien
mampu, lakukan secara mandiri )
14. Buka sarung tangan dan cuci tangan.
15. Bereskan alat-alat dan buka sarung tangan
16. Dokumentasi prosedur yang sudah dilakukan.
DOKUMENTASI
Catat waktu pelepasan kateter, jumlah dan karakteristik urine yang
keluar
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
B. Persiapan pasien
1. Atur posisi pasien dan lingkungan yang tenang
2. Berikan informasi mengenai rencana tindakan prosedur pada
pasien.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MERAWAT LUKA DENGAN DRAIN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGANGKAT JAHITAN
PENGERTIAN Membuka jahitan luka klien saat luka sudah mulai menutup dan
terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan instruksi medik
TUJUAN Membuka jahitan pada saat luka sudah menutup dan jaringan konektif
terbentuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme
DOKUMENTASI
1. Lokasi dan jenis luka atau incisi
2. Status balutan sebelumnya
3. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
4. Jumlah jahitan yang diangkat / jahitan yang masih tersisa
5. Toleransi klien terhadap prosedur
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN KEJANG DEMAM
PENGERTIAN Kejang yang terjadi pada usia 3 bulan s/d 5 tahun berhubungan
peningkatan suhu tubuh(>38C)
Persiapan alat :
1. Oksigen
2. Infuse set
3. Abocath
4. Cairan infuse
5. Standart infuse
6. Diazepam
7. Injeksi set
8. Neirbekken
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGUKUR GLASGOW COMA SCALE
PENGERTIAN Suatu skala yang digunakan untuk menilai respon mata, respon
motorik dan respon verbal pasien
TUJUAN Suatu skala yang digunakan untuk menilai respon mata, respon
motorik dan respon verbal
PERSIAPAN Persiapan alat :
1. Reflex Hammer
2. Senter
PROSEDUR A. Respon Mata
b. Nilai 4 : Mata membuka spontan
c. Nilai 3 : Mata baru membuka kalau diajak bicara
d. Nilai 2 : mata membuka hanya kalau dirangsang kuat / nyeri
e. Nilai 1 : Tidak membuka mata walaupun diberikan rangsang
nyeri
B. Respon Verbal :
a. Nilai 5 : Orientasi penuh / baik dan mampu berbicara
b. Nilai 4 : Bingung / orientasi tak penuh
c. Nilai 3 : Kata kata yang diucapkan tidak mengandung arti
d. Nilai 2 : Hanya mengerang
e. Nilai 1 : tidak bersuara walau diberi rangsang nyeri
C. Respon Motorik :
a. Nilai 6 : Mampu mengikuti perintah sederhana, seperti
mengangkat tangan, menyebut jumlah jari tangan ,
menyebutkan jumlah jari tangan, melepas genggaman.
b. Nilai 5 : Mampu menunjuk tepat pada tempat rangsang nyeri
c. Nilai 4 : Flexi menjauh dari rangsangan nyeri yang diberikan,
tetapi tidak mampu menunjuk lokasi /tempat rangsang
dengan tangannya
d. Nilai 3 : Flexi abnormal bahu adduksi, flexi dan pronasi lengan
bawah, flexi pergelangan tangan dan tinju mengepal bila
diberi rangsang nyeri (Decorticate Rigidity)
e. Nilai 2 : Extensi abnormal. Bahu adduksi dan rotasi interna,
extensi lengan bawah, flexi pergelangan tangan dan tinju
mengepal, bila diberi rangsang nyeri (Decerebrate Rigidity)
f. Nilai 1: sama sekali tidak ada respon
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN TRAUMA KAPITIS
Breathing:
Look-listen and Fell suara nafas,gerakan nafas
Berikan oksigen jika perlu dengan Canule,RM,NRM sesuai
frekwensi nafas
Circulation:
Periksa nadi,awasi tanda shok,control perdarahan
Jika shock lakukan pemasanagn infuse 2 jalur sesuai SOP
shock
Disability:
Periksa kesadaran dengan Skala GCS
Periksa reflek pupil terhadap cahaya
Periksa reflek motorik penderita
Exposure:
Buka seluruh pakaian,periksa apakah ada BTLS(Perubahan
Bentuk,Tumor,Luka dan sakit) secara menyeluruh.
Folley Cateteter:
Pasang cateter Foley,buang urine pertama kali keluar,hitung
jumlah urine setiap 1 jam
Gastric tube:
Pasang NGT jika ada tanda trauma abdomen atau mencegah
aspirasi.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
1. Syok awal :
a. Pasien sadar tampak ketakutan,akral dingin
b. Nadi cepat 110x/menit atau lebih
c. Pernafasan 30x/menit atau lebih
d. Pucat, kulit basah
e. TD turun, sistolik < 90 mmHg
f. Paru-paru bersih
3. Cara kerja
1. Posisi pasien tredelenburg (kaki lebih tinggi dari kepala)
2. Bebaskan jalan nafas sehingga pernafasan lancar dengan
kepala ekstensi
3. Beri 02 bila cyanosis,2-6 l/menit melalui canule hidung atau
dengan sungkup muka (rebreating mask 8-10l/menit,non
rebreating mask 10-12 l/menit, sesuai frekwensi pernafasan.(
usulan perbaikan)
4. Pasang infuse RL Hangat guyur dan dan ambil contoh darah
sesuai instruksi dokter
5. Berikan injeksi adrenalin 0,3 -0,5 mg (s.c),anak-anak 0,2 mg
(s.c),pemberian dapat diulangi 3-5 menit
6. Pada tempat sengatan dapat diberikan 0,1-0,3 ml adrenalin
7. Observasi keadaan umum pasien,bebaskan jalan nafas
8. Mengukur TTV setiap 15 menit sekali
9. Bila keadaan tidak ada perbaikan berikan cortisone 3 cc (i.m)
atau kalmethasone 1 amp.(i.v)
10. Lapor dokter tentang perkembangan keadaan pasien
11. Bila perlu rujuk
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENANGANAN SYOK HEMORAGIK
3. Syok awal :
g. Pasien sadar tampak ketakutan
h. Nadi cepat 110x/menit atau lebih
i. Pernafasan 30x/menit atau lebih
j. Pucat, kulit basah
k. TD turun, sistolik < 90 mmHg
l. Paru-paru bersih
m. HT 26% atau lebih
n. Hb 8gr% atau lebih
o. Produksi urine < 30 cc/jam
4. Syok lanjut
a. Pasien tampak kebingungan / tidak sadar
b. Nadi sangat lemah dan cepat
c. Pernafasan cepat dan dangkal
d. Pucat
e. TD sangat rendah
f. Gagal jantung dan edema paru
g. HT < 20%
h. Hb < 8 gr%
i. Produksi urire tidak ada
C. Cara kerja
12. Posisi pasien tredelenburg (kaki lebih tinggi dari kepala)
13. Bebaskan jalan nafas sehingga pernafasan lancar dengan
kepala ekstensi
14. Beri 02 2-6 l/menit melalui canule hidung atau dengan
sungkup muka (rebreating mask 8-10l/menit,non rebreating
mask 10-12 l/menit, sesuai frekwensi pernafasan.( usulan
perbaikan)
15. Pasang infuse dengan RL hangat guyur,maximal 2 liter(usulan
perbaikan)
16. Pasang foley cateter, buang urine pertama, control urine
setiap 1 jam.
17. Jika perdarahan lebih 30%/tidak ada perbaikan dengan RL 2
liter ,berikan plasma expander( dextran 70%)
18. Observasi keadaan umum pasien
19. Mengukur TTV setiap 15 menit sekali
20. Lapor dokter tentang perkembangan keadaan pasien
21. Jika terjadi/curiga perdarahan massif siapkan darah dan set
tranfusi.
22. Rujuk ke rumah sakit
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENYAJIKAN MAKANAN PASIEN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
NUTRISI
PEMBERIAN MAKANAN MELALUI PIPA LAMBUNG (NGT)
DOKUMEN PENDUKUNG/ALAT
Persiapan alat :
1. Sejumlah makanan cair yang akan diberikan yang sudah
dihangatkan.Jumlah makanan dan air putih berkisar 300 500 cc.
Makanan buatan RS atau buatan pabrik
2. Corong / spuit berukuran besar ( 50 CC )
3. Stetoskop
4. Alat makan / Serbet makan / tissue
5. Kertas lakmus ( sesuai kebijakan RS )
6. Tiang infuse
7. k/p sarung tangan
8. Obat
Secara Continous
a. Gantungkan formula dan tiang infuse
b. Keluarkan udara dan selang
c. Sambungkan selang formula dengan NGT dan atur tetesan sesuai
waktu yang diperlukan
d. Kunci pengatur tetesan bila semua makanan sudah masuk ke dalam
lambung.Hindari masuknya udara ke dalam lambung.
e. Bilas dengan air putih,masukkan obat yang ada kemudian bilas
kembali dengan air putih
f. Lepaskan corong /kantung / formula makanan dan tutup selang
NGT.
g. Klien tetap dalam posisi semi fowler selama tiga puluh menit
h. Lepas sarung tangan, bereskan alat
i. Cuci tangan
DOKUMENTASI
Catat jumlah, jenis makanan, waktu,isi residu lambung
Respon klien pada saat pemberian makanan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENGGANTI ALAT TENUN TEMPAT TIDUR DENGAN PASIEN
DIATASNYA
Dokumen, No : 068 No. Revisi : - Tanggal Berlaku : 01 Mei 2011
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MENOLONG PASIEN BUANG AIR KECIL DI TEMPAT TIDUR
Dokumen, No : 069 No. Revisi : - Tanggal Berlaku : 01 MEI 2011
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MEMBANTU KLIEN BUANG AIR BESAR DITEMPAT TIDUR
PENGERTIAN Eliminasi produk sisa dalam tubuh fungsi tubuh yang penting .
Defekasi adalah suatu proses pembuangan produk sisa dari hasil
digesti makanan yang disebut Feses
TUJUAN Membantu memenuhi kebutuhan eliminasi feses klien
A.PENGKAJIAN 1. Kaji pola BAB Klien
2. Kaji kebiasan diet klien ( intake serat)
3. Intake cairan / hari
4. Keluhan nyeri saat defekasi / nyeri karna posisi saat
menggunakan pasu surungan
5. Tingkat kemampuan mobilisasi klien
6. Kaji peristaltic usus dan palpasi
7. Abdomen
8. Kaji tanda tanda vital
B. PERENCANAAN A. Persiapan Alat :
1. Pasu Surungan
2. Kom bawah + air hangat
3. Handuk bawah
4. Waslap bawah
5. Sabun
6. k/p Uine untuk klien pria
7. k/p bokal pemeriksaan
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENGAMBILAN DARAH VENA
PENGERTIAN
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Lokasi pengambilan darah :
Dewasa : vena mediana cubiti
Bayi : vena jugularis superficialis atau sinus sagitalis superior
URAIAN PROSEDUR 1. Bersihkan lokasi pengambilan darah dengan alcohol 70% dan
biarkan kering
2. Jika memakai vena mediana cubiti ; pasang ikatan pembendung
pada lengan atas dan mintalah pasien untuk mengepal dan
membuka tangannya berkali kali agar vena terlihat jelas
3. Tegangkan kulit diatas vena itu dengan jari tangan kiri agar vena
tidak bergerak
4. Tusuk kulit dengan jarun dan semprit dengan tangan kanan
sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena
5. Renggangkan pembendungan dan perlahan tarik penghisap
semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat
6. Lepaskan pembendungan
7. Letakkan kapas alcohol diatas jarum, cabur semprit dan jarum
itu
8. Mintalah kepada pasien menekan bekas tusukan dengan kapas
tadi selama beberapa menit
9. Angkat jarum dari semprit dan alirkan darah kedalam wadah
melalui dinding
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
URAIAN PROSEDUR 1) Teteskan pada obyek glass 1 tetes anti A, disebelahnya lagi 1
tetes anti B
2) Tambahkan satu tetes darah pada masing masing antisera
tersebut
3) Campur sampai homogen dengan batang pengaduk
4) Goyang obyek glass dengan membuat gerakan melingkar
selama kurang lebih 4 menit
5) Baca hasil dengan melihat adanya aglutinasi
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Alat :
Hemoglobinometer
Lancet / jarum + semprit
Kapas alcohol
Reagensia : HCL 0,1 N
Aquadest
URAIAN PROSEDUR 1. Masukkan kira kira 5 tetes HCL 0,1 N kedalam tabung
pengencer hemometer
2. Isaplah darah ( kapiler,EDTA,oxalate ) dengan pipet hemoglobin
sampai garis tanda 20 ul
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Catatlah waktunya dan segera alirkan darah dari pipet ke dalam
dasar tabung pengencer yang berisi HCL, hati hati jangan
sampai ada gelembung udara
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap HCL yang jernih itu kedalam
pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih
tertinggal dalam pipet
6. Campurlah isi tabung itu agar darah dan asam bersenyawa ;
warna campuran menjadi coklat tua
7. Tambahkan aquadest tetes demi tetes, tiap kali diaduk dengan
batang pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran
dan batang standart harus dicapai dalam waktu 3 5 menit
setelah saat darah dan HCL dicampur
8. Bacalah kadar hemoglobin dengan gram /100 ml darah
Nilai Normal : Pria = 14 16 gr / dl
: Wanita = 12 14 gr / dl
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT
PENGERTIAN
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Alat : Pipet lekosit
Kamar hitung
Mikroskop
4. Perhitungan
jumlah sel 1 1
Jml lekosit/mm3 = X X X P
jml kotak L T
jumlah sel 1 1
= X X X 20
64 1/16 1/10
= jumlah sel X 50
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
HITUNG JUMLAH ERITROSIT
PENGERTIAN
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Alat : Pipet eritrosit
Kamar hitung
Mikroskop
jumlah sel 1 1
= X X X 200
80 1/400 1/10
= jumlah sel X 10.000
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
HITUNG JUMLAH TROMBOSIT
PENGERTIAN
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Alat : Pipet eritrosit
Kamar hitung
Mikroskop
D. Perhitungan
jumlah sel 1 1
Jml trombosit/mm3 = X X X P
jml kotak L T
jumlah sel 1 1
= X X X 200
400 1/400 1/10
= jumlah sel X 2000
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
LAJU ENDAP DARAH
PENGERTIAN
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT Alat : Pipet Westergreen
Rak Westergreen
Spuit + jarum / semprit
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN MALARIA SECARA MICROSKOPIK
PENGERTIAN
TUJUAN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROTAP PEMERIKSAAN MALARIA
( METODA RDT ACON )
PENGERTIAN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN WIDAL
PENGERTIAN
Reagensia : Antigen O
Antigen H
URAIAN PROSEDUR A. Pemeriksaan secara kualitatif
1) Masing masing lingkaran slide diisi 80 ul serum
2) Kemudian pada masing masing slide ditambahkan
dengan antigen O dan antigen H sebanyak 1 tetes ( 20 ul )
3) Aduk sampai homogen
4) Rotator selama 3 menit pada 100 rpm
5) Baca hasil : (+) positif bila terjadi aglutinasi
( - ) negatif bila tidak terjadi aglutinasi
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN HCG
PENGERTIAN
URAIAN PROSEDUR 1. Tampung sampel urin segar dalam wadah yang bersih dan
kering
2. Buka kemasan aluminium, dan keluarkan strip untuk menguji
3. Celupkan strip kedalam sampel urin, sampai bagian bawah garis
biru terendam selama 3 10 detik, angkat
4. Tunggu 1 s/d 3 menit, kemudian baca hasil tes
Negatif : Jika muncul satu garis merah muda ( artinya : tidak hamil )
Positif : Jika muncul dua garis merah muda ( artinya : hamil )
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENDAFTARAN PASIEN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
RUJUKAN PASIEN
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMERIKSAAN DI KLINIK MTBS
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
STERILISASI ALAT
1. Sterilisator
2. Korentang
PERSIAPAN
3. Bak Instrument
4. Alat-alat atau bahan (Kassa) yang akan disterilkan.
1. Dokter
UNIT KERJA
2. Perawat
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMASANGAN IMPLANT
PENGERTIAN Memasang implant dibawah kulit sebagai salah satu alat kontrasepsi
jangka panjang 2-3 tahun
1. Melindungi Perawat
TUJUAN 2. Mencegah Klien dari terjadinya infeksi silang
3. Sebagai kontrasepsi bagi klien
PEMASANGAN KAPSUL
1. Pegang skalpel dengan sudut 45 derajat, insisi dangkal hanya
sekedar menembus kulit.
2. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap
keatas, ingat batas trokar yang dimasukkan dibawah kulit Atur
alat dan bahan, hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya
3. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari
kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar kedepan
dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada dibawah kulit
(2-3 mm dari akhir ujung tajam)
4. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan
5. Masukkan kapsul pertama kedalam trokar ,ambil kapsul
menggunakan pinset atau klem atau sarung tangan
6. Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul kearah ujung trokar
sampai terasa ada tahan
7. pegang pendorong dengan satu tangan, tarik trokar dengan ibu
jari jaga pendorong tetap ditempatnya
8. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari trokar
9. Geser trokar sekitar 15-25 derajat, masukkan kapsul berikutnya
kedalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya
10. untuk mengurangi risiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa
ujung kapsul yang terdekat lebihkurang 5mm dari tepi luka insisi
11. sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan telah
terpasang semuanya
12. Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi
sekitar 5mm, bila ada yang keluar harus dicabut dan dipasang
kembali pada tempatnya
13. setelah terpasang semuanya, posisi kapsul sudah diperiksa
keluarkan trokar perlahan.
14. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1
menit untuk menghentikan perdarahan. Bersihkan tempat
pemasangan dengan kasa berantiseptik
TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL
1. Menutup luka insisi dengan cara temukan kedua insisi dan
gunakan band aid atau plester dengan kasa steril untuk menutup
luka insisi, tidak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan
parut. Periksa adanya perdarahan
2. Perawatan klien : buat catatan pada rekam medik, amati klien 15-
20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek
lain sebelum pemulangan klien
3. Instruksikan kepada klien peunjuk perawatan luka insisi dirumah
dan bila terjadi infeksi
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENCABUTAN IMPLANT
2. Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid
(plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester
3. Instruksikan kepada klien peunjuk perawatan luka insisi dirumah
dan bila terjadi infeksi
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PEMASANGAN IUD
TUJUAN
DOKUMEN PENDUKUNG / ALAT
PERENCANAAN
Persiapan alat :
1. Bak instrument Steril berisi IUD Kit :
Spekulum Bivalve 1 buah
Tenakulum
Sonde uterus
Forse / Korentang / Oval Klem
Gunting Lurus
Kasa steril
Duk 1 buah
Hand scud 2 pasang
Alas bokong
Penutup perut
2. Cairan anti septic ( lengkap dengan kom kecil )
3. Kapas kering dalam kom tertutup ( kapas cebok )
4. Kom tertutup berisi cairan DTT
5. Nearbeken 1 buah
6. Senter ( lampu sorot )
7. Tempat sampah Basah ( terkontaminasi )
8. Tempat sampah kering
9. Ember tertutup 1 buah
10. Ember tertutup berisi larutan clorin 0,5 %
11. Kain lap pribadi
12. Waskom berisi larutan klorin 0,5 %
13. Waskom berisi larutan DTT
14. Coper T>380 A IUD yang belum rusak dan terbuka
15. Obat- obatan
PELAKSANAAN
1. Periksa genetalia eksterna
2. Lakukan pemeriksaan speculum
3. Lakukan pemeriksaan panggul
4. Masukkan lengan AKDR (IUD) didalam kemasan sterilnya
5. Masukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptic
6. Gunakan tenakulum untuk menjepit servik
7. Masukkan sonde uterus
8. Pasang AKDR (IUD)
9. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum
melepas sarung tangan
10. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi
11. Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan
segera setelah selesai dipakai
12. Ajarkan klien bagaimana memeriksa benang AKDR(dengan
menggunakan model bila tersedia)
13. Minta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah
pemasangan AKDR
PEMASANGAN IUD
1. Tarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan
vagina berada dalam satu garis lurus. Masukkan IUD dengan hati-
hati. Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong tabung
inserter sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa
ada tahanan di fundus uteri
2. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan, tangan yang lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong
3. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, dorong kembali perlahan sampai terasa ada
tahanan fundus
4. Keluarkan bagian tabung inserter dari kanalis servikalis, potong
benang dari lubang servik 3-4cm
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PENCABUTAN IUD
URAIAN PROSEDUR
PERENCANAAN
Persiapan alat :
1. Bivale speculum (kecil, sedang atau besar)
2. Forsep / Korentang / Oval Klem
3. Hand scun
4. Cairan anti septic ( lengkap dengan kom kecil )
5. Kain kasa atau Kapas
6. Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
Persiapan klien
- Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan dan mempersilakan klien mengajukan pertanyaan
PELAKSANAAN
1. Masukkan speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR
2. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2 sampai
3 kali
3. Mengatakan dengan klien bahwa sekarang akan dilakukan
pencabutan. Minta klien tenang dan menarik nafas panjang. Beri
tahu kemungkinan agak sakit, tapi hal itu normal
4. Tarik benang perlahan, bila benang putus saat ditarik, maka jepit
ujung AKDR tersebut dan tarik keluar
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
REKOMENDASI APOTIK BARU
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
REKOMENDASI APOTIK PINDAH LOKASI
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
REKOMENDASI APOTIK PENGGANTIAN APOTEKER PENANGGUNG JAWAB
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
REKOMENDASI APOTIK PENGGANTIAN PEMILIK SARANA
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
REKOMENDASI PENUTUPAN APOTIK
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
REKOMENDASI IJIN TOKO OBAT
PENGERTIAN Toko Obat adalah sarana yang menjual obat-obatan bebas dan obat-
obatan bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang
membuatnya secara eceran.
TUJUAN
MASA BERLAKU Jangka waktu berlaku selama 3 tahun sejak tanggal dikeluarkan Surat
Izin Toko Obat tersebut.
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SOP
PUSKESMAS SE-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
IJIN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (P-IRT)
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001
MASA BERLAKU Jangka waktu berlaku selama 3 tahun sejak tanggal dikeluarkan Surat
Pengobatan Tradisional tersebut
JANGKA WAKTU PEMROSESAN 18 (delapan belas) hari
UNIT KERJA Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil (Bidang Pembinaan Kesehatan
Masyarakat dari Seksi Pengawas Obat dan Makanan
UNIT TERKAIT Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Inhil
Dr.Hj.ALVI FURWANTI,SE,MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19701012 199802 2 001