1 Ekstrak
2.1.1 Daun Jambu Biji
Klasifikasi tanaman (Tjitrosoepomo, 2002) :
Divisi : Spermatophyta
Anak Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Psidium
Jenis : Psidium guajava l.
2.2 Ekstraksi
2.2.1 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi dalam
bidang farmasi, meliputi pemisahan senyawa aktif dari tanaman atau hewan dari
komponen yang tidak aktif dengan menggunakan solven tertentu dengan standar
prosedur ekstraksi (Handa,2008).
2.2.2.3 FILTRASI
Ekstrak yang diperoleh dipisahkan dari serbuk residu (ampas) dengan cara
mengalirkannya ke dalam tangki penampung melalui bagian bawah
ekstraktor, yang telah ditutupi dengan penyaring. Dari tangki penampung,
ekstrak kemudian dipompa ke sparkler filter untuk menghilangkan fine atau
partikel koloid dari ekstrak (Handa, 2008).
2.2.2.4 PEMEKATAN
Ekstrak yang diperoleh dari proses ekstraksi menggunakan perkolator atau
ekstraktor lainnya, kemudian dimasukkan ke dalam evaporator untuk
dipekatkan dengan vakum untuk memproduksi ekstrak kental yang pekat.
Ekstrak kental yang pekat tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam vakum
pengering untuk didapatkan massa ekstrak padat bebas pelarut. Massa padat
yang diperoleh kemudian diserbuk dan dapat digunakan secara langsung
untuk formulasi sediaan farmasi yang diinginkan atau selanjutnya diproses
untuk mengisolasi kandungan senyawa fitokimianya (Handa, 2008).
2.2.2.5 PENGERINGAN
Ekstrak yang telah difiltrasi dan dipekatkan menjadi ekstrak kental
kemudian dikeringkan menggunakan spray drying dengan tekanan tinggi
dan dilakukan kontrol terhadap suhu serta kecepatan masuknya bahan.
Jika menginginkan partikel dengan ukuran tertentu dapat diperoleh
dengan mengatur suhu bagian dalam dari chamber dan besarnya tekanan
dari pompa. Serbuk yang telah dikeringkan dapat langsung dicampur
dengan bahan tambahan tertentu menggunakan double cone mixer untuk
memperoleh serbuk homogen yang dapat langsung digunakan, misalnya,
untuk mengisi kapsul atau membuat tablet (Handa, 2008).
2.2.3.4 REFLUKS
Refluks adalah suatu metode ekstraksi menggunakan pelarut pada
temperature titik didihnya, dilakukan selama waktu tertentu dengan jumlah
pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik.
Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3 5
kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Depkes RI, 2000).
2.2.3.5 SOXHLET
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik
(Depkes RI, 2000).
2.2.3.6 DIGESTI
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggu dari temperatur ruangan (kamar), yaitu
secara umum dilakukan pada temperature 40 50oC (Depkes RI, 2000).
2.2.3.7 INFUS
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperature terukur 96-98oC)
selama waktu tertentu (15-20 menit) (Depkes RI, 2000).
2.2.3.8 DEKOKSI
Metode ini digunakan dalam ekstraktor tipe terbuka. Satu bagian serbuk
tanaman dan 16 bagian air demineralisata dimasukan ke dalam ekstraktor.
Pemanasan dilakukan dengan memasukkan uap air ke dalam alat. Bahan
dipanaskan sampai volume air tinggal volume awal (Depkes RI, 2000).
Metode ini sesuai dengan bahan yang stabil terhadap panas (Handa, 2008).
2.3 Etanol
Etanol /C2H6O (BM = 46,07)
Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan tidak lebih dari 93,8% b/b, setara
dengan tidak kurang dari 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v, C2H6O, pada suhu
15,56o. (KemenKes RI, 2014)
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 78, mudah terbakar. (KemenKes RI, 2014)
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik. (KemenKes RI, 2014)
Azwanida, N.N. 2015. A Review on the Extraction Methods Use in Medicinal Plants,
Principle, Strength and Limitation. Medicinal & Aromatic Plants, 4 (3).
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Departemen Kesehanatn Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi
I. Jakarta
Gamse, Thomas. 2012. Liquid-Liquid Extraction and Solid-Liquid Extraction. Graz
University of Technology.
Handa, S.S., Suman P.S., Gennaro L., Dev D.R. 2008. Extraction Technologies for Medicinal
and Aromatic Plants. Italy: International Centre for Science and High Technology
(ICS-UNIDO).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta
List, P.H., Schmidt, P.C. 1989. Phytoparmaceutical Thechnology. Germany : CRC Press