Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih indah selain pujian dan syukur yang penulis panjatkan
atas kehadirat-Nya karena berkatnya penulis masih bisa diberi kesempatan untuk
menimba ilmu. Salawat serta salam penulis hadirkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW sehingga cahaya dan hidayahnya bisa sampai pada umatnya.
Berhubungan dengan menimba ilmu, penulis mencoba menimba ilmu Mahtutoh
dengan landasan pentingnya ilmu ini untuk dipelajari. Salah satunya penulis mencoba
mengaplikasikan ilmu ini pada analisis naskah.
Dalam menganalisis naskah banyak sekali kendala yang pasti dihadapi penulis
di antaranya tulisan yang tidak terbaca, tidak jelas dikarenakan tinta rusak dsb.
Namun, berbagai kendala tersebut bisa teratasi dengan bekal pengetahuan penulis yang
didapatkan selama perkuliahan.
Dengan teratasinya masalah dalam menganalisis Naskah pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikannya. Namun, penulis tidak mengharapkan adanya kesalahan yang
terjadi pada penulisan makalah ini, tetapi bukan berarti penulis menutup diri dari kritik
dan saran yang ditujukan pada penulis. Penulis mengharapkan yang terbaik untuk
perkembangan ilmu ini sehingga apapun kritik dan saran penulis terima.
Akhirnya penulis bisa tuntas menyelesaikan makalah ini dengan judul TEKS SITTAH
MAWADHII MIN AS-SHIRAH AN-NABAWIYAH : EDISI TEKS DAN ANALISIS
HAMZAH.
Penulis ucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang ikut terlibat dalam
penyusunan makalah ini.

Jatinangor, Desember 2014

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 1

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 4

1.4 Kerangka Penelitian............................................................................ 5

1.5 Metode Penelitian............................................................................... 5

1.6 Sumber Data....................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 6

2.1 Teori Edisi Naskah.............................................................................. 6

2.2 Teori Hamzah...................................................................................... 7

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................... 11

3.1 Identitas Naskah................................................................................... 11

3.2 Edisi Teks............................................................................................. 11

3.2 Analisis Hamzah Pada Teks................................................................. 15

BAB IV KESIMPULAN......................................................................................... 20

BAB V DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan yang sekarang dialami dan bahkan yang akan datang tidak terlepas

dari pengaruh dan faktor sejarah di masa lampau. Bukti-bukti sejarah itu bisa

didapatkan atau ditemui berupa bentuk tulisan atau lisan. Bentuk lisan bisa ditemui dari

cerita turun temurun sementara tulisan bisa berbentuk dokumen-dokumen penting

salah satunya adalah naskah.

Naskah ialah karya atau dokumen tulisan di masa lalu yang menjelaskan dan

merekam berbagai kehidupan yang terjadi di masa lampau. Seperti naskah yang

merekam perjalanan terbentuknya kota Aceh. Di sana dijelaskan bagaimana asal

muasal sehingga terbentuknya kota Aceh itu sendiri. Sejarah berupa naskah itu sangat

penting untuk diketahui dan bahkan dipelajari karena dengan salah satu bantuan dari

naskah lah kita dapat mengetahui beragam informasi. Jika naskah itu tidak dijaga maka

perlahan akan musnah dan menyebabkan kita kehilangan beragam pengetahuan dan

informasi mengenai sejarah dan masa lalu.

Berkecimpung dalam dunia naskah merupakan hal yang menarik sehingga

sampai sekarang banyak berbagai ahli yang mengupas tuntas naskah dengan berbagai

tema. Namun, tidak semua kalangan dapat mempelajari serta menginterpretasi naskah

karena bekal pengetahuan yang kurang mumpuni sehingga hanya beberapa naskah dan

beberapa daerah yang hanya membudayakan untuk diadakannya interpretasi naskah.

Dengan demikian beragam naskah yang ada tidak dapat diedisi/interpretasi dan

3
ketakutan terhadap naskah itu akan musnah perlahan atau bahkan diambil alih tangan

lain mungkin terjadi.

Oleh karena pentingnya mempelajari dan mengupas tuntas apa yang ada dalam

naskah sehingga penulis berminat menjadi salah satu partisipan yang akan mencoba

mempelajari naskah Sirah Nabawiyah dikarenakan banyak informasi keagamaan yang

terdapat dalam naskah tersebut sehingga lebih lanjut dapat mengupas tuntas apa yang

terkandung dalam naskah itu dan penulis tertarik untuk membahas dan menjadikannya

sebuah makalah dengan judul Sittah Mawadhii Minass Siraah Nabawiyah : Edisi

Teks dan Analisis Hamzah. Semoga makalah ini bisa menjadi salah satu pembangkit

semangat para mahasiswa untuk ikut terjun dalam dunia naskah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat mengidentifikasi


masalah-masalah mengenai edisi teks dan analisis hamzah dalam naskah sirah sittah al
mawadi Mina sirah nabawiyah. Adapun rincian identifikasi maslahnya sebagai berikut
:

1) Bagaimana edisi teks tersebut dalam naskah sirah sittah al mawadi Mina sirah
nabawiyah ?

2) Bagaimana penerapan hamzah pada naskah sirah sittah al mawadi Mina sirah
nabawiyah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1). Mengetahui edisi teks dalam naskah sirah sittah al mawadi Mina sirah nabawiyah.

2). Mengetahui penerapan edisi teks dalam naskah sirah sittah al mawadi Mina sirah
nabawiyah.

4
1.4 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan digunakan teori-teori yang relevan dengan masalah
yang akan dikaji. Untuk mengedisi teks digunakan teori-teori proses edisi teks yang
diambil dari diktat perkuliahan Makhtutoh. Dan untuk menganalisis hamzah yang
terdapat pada teks tersebut digunakan teori umum mengenai hamzah yang dikutip
website.

1.5 Metode Penelitian

Untuk meneliti teks naskah sirah sittah al mawadi Mina sirah nabawiyah
penulis menggunkan metode penelitian analisis deskriptif. Dengan langkah-langkah
penelitianya meliputi : mencari dan menentukan naskah, kemudian menganalisis dan
mengedisi teks dan jenis hamzah pada naskah tersebut.

1.6 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks naskah naskah
sirah sittah al mawadi Mina sirah nabawiyah yang didapat dari Makhtota.ksu.edu.sa.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penelitian ini untuk mengedisi naskah penulis menggunakan teori Edisi
Naskah yang relevan dengan masalah yang akan dikaji.

2.1 Teori Edisi Naskah

Untuk mengedisi naskah ini digunakan teori edisi naskah yaitu teori yang
diajarkan dalam pengajaran diperkuliahan oleh Dr.Titin Nurhayati Mamun, M. S.

Teorinya edisi naskahya sebagai berikut :

6
2.2 Teori Hamzah

Sedangkan untuk meneliti masalah hamzah penulis menggunakan teori hamzah


Washal dan hamzah Qata yang bersumber dari website.

Teorinya sebagai berikut :

Hamzah Washal dan Hamzah Qatha


PENGERTIAN HAMZAH WASHAL
Hamzah Washal berupa Hamzah secara pengucapan dan berupa Alif secara
tulisan. Diucapkan ketika menjadi permulaan saja. dan gugur ketika berada pada
tengah-tengah penuturan kalimat, sekiranya didahului oleh satu huruf atau satu
kalimah.
Hamzah Washal adalah Hamzah zaidah berfungsi sebagai perantara atau
penyambung kepada pengucapan huruf mati atau sukun yang berada setelahnya.
Hamzah Washal terdapat pada kalimah fiil, kalimah isim maupun kalimah huruf.
Hamzah Washal yang terdapat pada kalimah Fiil:
1. Terdapat pada Fiil Madhi dan Fiil Amar dari fiil 5 huruf atau 6 huruf (Khumasiy
dan Sudasiy)
LIHAT TABEL NO. 1:
2. Terdapat pada Fiil Amar dari fiil 3 huruf
LIHAT TABEL NO. 2:
Hamzah Washal yang terdapat pada kalimah Isim :
1. Terdapat pada kalimah isim Masdar dari fiil 5 huruf atau 6 huruf
LIHAT TABEL NO. 1:
2. Terdapat pada kalimah isim sepuluh atau sebutan al-Asmaul-Asyarah (
).
LIHAT TABEL NO. 3:
Hamzah Washal yang terdapat pada kalimah Huruf:
1. Hanya terdapat pada satu Kalimah Huruf yaitu AL ( )yang berfungsi
memarifatkan Isim Nakirah ataupun AL zaidah.
LIHAT TABEL NO. 4:

7
PENGERTIAN HAMZAH QATHA
Hamzah Qatha berupa Hamzah yang selalu diucapkan dengan ber-harkah
fathah, dhammah atau kasrah. Tidak gugur pengucapannya baik di awal permulaan
kalimat atau ditengah-tengah kalimat. Dan tidak gugur sekalipun berada diantara dua
kalimah yang tersambung. tertulis di atas Alif bilamana berharkah fathah atau
dhammah, dan dibawah Alif bilamana berharkah kasrah. Bentuknya seperti bentuk
kepala Ain (). Hamzah Qatha terdapat pada selain kategori kalimah-kalimah yang
telah disebutkan diatas sebagai Hamzah washal. baik pada kalimah Fiil, Kalimah Isim
dan Kalimah Huruf.
Hamzah Qatha yang terdapat pada kalimah Fiil:
1. Terdapat pada Fiil Madhi 4 huruf yang berwazan
LIHAT TABEL NO. 5:
2. Terdapat pada Fiil Mudhari yang diawali Hamzah Mudharaah (tanda
mutakallim/orang pertama tunggal)
LIHAT TABEL NO. 5:
3. Terdapat pada Fiil Amar 4 huruf yang berwazan
LIHAT TABEL NO. 5:
4. Terdapat pada Fiil Madhi Tsulatsi Bina Mahmuz (bisa dilihat di page belajar ilal
subpage bentuk bina)
LIHAT TABEL NO. 6:
Hamzah Qataha yang terdapat pada kalimah Isim :
1. Semua kalimah Isim yang berawalah Hamzah , tentunya Hamzah Qatha, selain
pada Isim yg sepuluh dan Isim Masdar dari kalimah Fiil Khumasi dan Sudasi
LIHAT TABEL NO. 8:
Hamzah Qatha yang terdapat pada kalimah Huruf:
1. Semua Kalimah Huruf yang berawalah Hamzah tentunya Hamzah Qatha, kecuali
huruf AL Pemarifah.
LIHAT TABEL NO. 7:

8
HAMZAH WASHAL TABLE NO. 1, Fiil Madhi, Fiil Amar dan Isim Masdar dari
bangsa 5-6 huruf.
ISIM MASDAR FIIL AMAR FIIL MADHI
KHUMASI KHUMASI KHUMASI



ISIM MASDAR FIIL AMAR FIIL MADHI
SUDASI SUDASI SUDASI




! !
" # " # " #
HAMZAH WASHAL TABLE NO. 2, Fiil Amar dari Tsulatsi
FIIL AMAR FIIL AMAR FIIL AMAR
TSULATSI TSULATSI TSULATSI

$ % '

*
+ !
HAMZAH WASHAL TABLE NO. 3, Al-Asma Asyarah/Isim Sepuluh
ASMA ASYARAH ASMA ASYARAH ASMA ASYARAH
+
+ 01 ! 20

+ 01 3 ! 0
+ 5

HAMZAH WASHAL TABLE NO. 4, Huruf AL =

9
AL MARIFAT AL GHALABAH AL ZAIDAH
6 7 20 5 8 7 : 7

+ ; 7 2<=" 7 ?
HAMZAH QATHA TABLE NO. 5, Fiil Madhi dan Fiil Amar Tsulatsi Rubai
wazan dan semua Fiil Mudhari dg tanda Mutakallim
FIIL AMAR SEMUA FIIL MUDHARI DG FIIL MADHI
RUBAI HAMZAH MUDHARAAH RUBAI
A " ! B A $ % A
HAMZAH QATHA TABLE NO. 6, Fiil Tsulatsi Bina Mahmuz
FIIL MADHI FIIL MADHI FIIL MADHI
TSULATSI TSULATSI TSULATSI
MAHMUZ MAHMUZ MAHMUZ
: D
1 ! 1

HAMZAH QATHA TABLE NO. 7, Semua kalimah Huruf selain
KALIMA KALIMA KALIMA KALIMA
KALIMA
H H H H
H HURUF
HURUF HURUF HURUF HURUF
F G7


HAMZAH QATHA TABLE NO. 8, Semua kalimah Isim Zhahir, Isim Dhamir dan
Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil
bangsa 5-6 Huruf).
IDZA ISIM ISIM ISIM ISIM
SYARAT DHAMIR DHAMIR ZHAHIR ZHAHIR

3 8 !

10
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Identitas Naskah


Jenis naskah : sejarah islam
Tahun penulisan : 280 Masehi
Penulis : Ibnu Abdul Wahab dan Muhammad Abdul Wahab
Referensi : Al-Ilam 137:7, Hadiyatul Arifin 350:2
Deskripsi Naskah : Naskhotun Hasanatun, Domnun Majmu (6-8 ), menurut Syeikh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab sebagian perkara keimanan.
Deskripsi Material : Lembaran Kertas
Ukuran Naskah : 24.5x17.
Topik : Pokok-pokok Agama
Muatan Teks :
a). Penulis
b). Pengedisi
c). Tanggal edisi
Nama Pengedisi : As-Syuair Muhammad bin Abdul Rahman
Sejarah Naskah : 1322H.

3.2 Edisi Teks

No Teks Edisi Teks Keterangan


1
Pada hurup alif tidak ada
hamzah, kemudian huruf Sin
pada kata Muslim itu tidak
jelas.
2
Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal

11
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
3
" # Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
4
Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
5
( ' Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal dan pada
huruf Ta terlihat tidak
jelas karena kesalahan
mekanik tinta yang luntur.
6
* +
) Huruf Mim pada teks
tersebut tidak jelas sekilas
kita melihat seperti huruf Sin.
7 Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
8 /0 1 Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal

12
9
4 " 5 Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
10 6 7 8 Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
11
9 Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal, kemudian
pada huruf Ain tampak
seperti huruf Kaf .
12
Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
13 " / Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
14 : Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
15 " # + + Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal

13
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
16
6 # ; Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
17
Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
18
0 ? ?= Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
0 @ itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal, kemudian
pada huruf Sin tidak
tampak jelas karena
kesalahan mekanik tinta.
19 +6 A + Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
20
: # Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
21
" Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal

14
22
Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
23 " D E + Sekilah pada huruf Mim
tidak nampak seperti huruf
Mim, karena kesalahan
mekanik tinta.
24 "G G I
+ Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
25 G I G Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal
26 J G "G
K Pada huruf alif tidak
memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan
hamzah washal

3.2 Analisis Hamzah Pada Teks

1. Pada tabel kolom no 1 hurup alif tidak ada hamzah, padahal kalau kita
merujuk pada kaidah hamzah yang benar yaitu hamzah Qatha karena
Semua kalimah Huruf selain , dan hamzah pada huruf itu harus
memakai hamzah bukan alif saja, kemudian huruf Sin pada kata Muslim
itu tidak jelas.

15
2. Pada kolom tabel no 2 Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena menurut kaidah bahwa
Semua kalimah Isim Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain
hamzah Isim sepuluh dan Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa
5-6 Huruf).
3. Pada kolom tabel no 3 Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Fiil Madhi dan Fiil
Amar Tsulatsi Rubai wazan dan semua Fiil Mudhari dg tanda
Mutakallim.
4. Pada kolom tabel no 4, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal karena Semua kalimah Huruf
selain .
5. Pada kolom tabel no 6 huruf alif tidak memakai hamzah, padahal itu
hamzah Qatha bukan hamzah washal karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf). dan pada
huruf Ta terlihat tidak jelas karena kesalahan mekanik tinta yang
luntur.
6. Pada kolom tabel no 7, pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal karena termasuk Semua
kalimah Isim Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim
sepuluh dan Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
7. Pada kolom tabel no 8 Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
8. Pada kolom tabel no 9 pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Huruf
selain .

16
9. Pada kolom tabel no 10 pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Huruf
selain .
10. Pada kolom tabel no 11, pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf). kemudian
pada huruf Ain tampak seperti huruf Kaf .
11. Pada kolom tabel no 12, pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Fiil Madhi dan Fiil
Amar Tsulatsi Rubai wazan dan semua Fiil Mudhari dg tanda
Mutakallim.
12. Pada kolom tabel no 13, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, kerena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
13. Pada kolom tabel no 14, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Huruf
selain .
14. Pada kolom tabel no 15, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Fiil Madhi dan Fiil
Amar Tsulatsi Rubai wazan dan semua Fiil Mudhari dg tanda
Mutakallim.
15. Pada kolom no 16, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal itu
hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
16. Pada kolom tabel no 17, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Fiil Madhi dan Fiil

17
Amar Tsulatsi Rubai wazan dan semua Fiil Mudhari dg tanda
Mutakallim.
17. Pada kolom tabel no 18, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Huruf
selain , kemudian pada huruf Sin tidak tampak jelas karena
kesalahan mekanik tinta.
18. Pada kolom tabel no 19, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
19. Pada kolom tabel no 20, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
20. Pada kolom tabel no 21, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
21. Pada kolom tabel no 22, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
22. Pada kolom tabel no 24, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Huruf
selain .
23. Pada kolom tabel no 25, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Isim
Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan
Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).

18
24. Pada kolom tabel no 26, Pada huruf alif tidak memakai hamzah, padahal
itu hamzah Qatha bukan hamzah washal, karena Semua kalimah Huruf
selain .

19
BAB IV KESIMPULAN

Pada teks naskah arab kuno dibawah ini :

20
Setelah malakukan penelitian dan pengedisian pada teks naskah diatas kurang lebih
terdapat 24 kesalahan pada penggunaan hamzah berdasarkan kaidah hamzah itu
sendiri.

Muhammad bin Abdul Wahab dalam neskah ini menjelaskan mengenai Enam
kedudukan Shirah Nabawiyah yaitu :

1) Kisah tentang turunnya Wahyu pada Rasulullah saw.


2) Dakwah Rasul pada keluarga dan orang-orang Quraisy, mengajak pada
ketauhidan pada Allah dari segala kemusyrikan yang ada pada zaman itu.
3) Kisah Rasulullah saw ketika membaca surat An-Najm.
4) Kisah Abi Thalib.
5) Kisah Hijrah Rasulullah saw dan para sahabatnya.
6) Kisah kembalinya kaum muslimin (murtad) setelah wafatnya Rasulullah saw.

21
BAB V DAFTAR PUSTAKA

Makhtota.ksu.edu.sa

22

Anda mungkin juga menyukai