Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN PENELITIAN ARAH LAPISAN DAN KEMIRINGAN

BATUAN, SERTA SEBARAN JENIS BATUAN DI DAERAH


BANTARUJEG, MAJALENGKA, JAWA BARAT

Luh Ayu Eka Safitri Septiana


140710150043
Program Studi Geofisika, Departemen Geofisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Kuliah lapangan geologi struktur ini bertujuan untuk mengetahui sebaran jenis batuan
di daerah Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Ada lima buah stasiun yang
dikunjungi mulai dari stasiun pertama dimana terdapat batu lempung yang memiliki
karakteristik mudah hancur dan licin bila terkena air. Diseberang sungai terdapat batuan
vulkanik atau endapan gunung api berupa batu tufa. Selain itu terdapat pula mineral kuarsa
pada singkapan batuan lempung gampingan di stasiun ini. Kemudian pada stasiun kedua
terdapat batu pasir, disini juga terlihat batas antara batu pasir dan batu lempung dimana untuk
batu lempung kedudukannya akan lebih menjorok ke dalam dibandingkan batu pasir yang
cenderung menonjol keluar. Untuk stasiun ketiga dan keempat jenis sebaran batuannya
adalah sama yaitu batu pasir lempungan dan pada daerah ini juga ditemukan sesar turun yang
terlihat jelas saat pengamatan lapisan batuan sedimen di lapangan. Dan terakhir stasiun lima
merupakan formasi Cinambo tapi hanya dilakukan pengamatan dari jauh karena praktikan
tidak menuju daerah tersebut. Pada daerah Bantarujeg ini terdapat formasi batuan Bantarujeg,
Subang dan Cantayam.

Kata Kunci : Batu lempung, Lapisan batuan, Kemiringan batuan, Formasi Bantarujeg.

yang umum dijumpai di lokasi ini adalah

1. PENDAHULUAN batuan sedimen, berupa perselingan antara

Bantarujeg merupakan daerah yang batu pasir dan batu lempung. Pada kuliah

terkenal akan adanya struktur geologi lapangan ini juga dijumpai adanya breksi

lipatan maupun perlapisan. Selain itu dapat vulkanik.

ditemukan adanya batuan beku hasil Tujuan Kegiatan


letusan gunung api (diperkirakan berasal Tujuan diadakannya kuliah

dari Tampomas atau Ciremay). Batuan lapangan ini adalah untuk mengetahui arah
lapisan dan kemiringan batuan serta tidak memiliki strike dan dip karena tidak
sebaran batuan pada daerah Bantarujeg, memiliki singkapan batuan. Selain itu juga
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. tidak jauh dari posisi stasiun diseberang
sungai ditemukan adanya patahan dan
Waktu dan Lokasi Penelitian mengakibatkan sesar turun dimana
Kuliah lapangan ini dilaksanakan keadaan batuan yang mulanya memiliki
pada : sudut terhadap horizontal semakin
Hari : Sabtu, 17 Desember 2016 merebah menuju horizontal.
Lokasi : Bantarujeg, Majalengka, Sungai Cijurei mengalir dari arah
Jawa Barat selatan ke utara. Sungai ini mengangkut
Cuaca : Cerah Berawan banyak material vulkanik yang tererosi
Data dari pengunungan vulkanik yang berada di
Pengukuran Strike Dip bagian selatan. Permukaan gunungnya
Stasiun 1 North 90 East 31 ditutupi oleh vegetasi hutan. Batuan
Stasiun 2 North 91 East 27 penyusun gunung ini adalah breksi yang
Stasiun 3 North 170 East - merupakan material hasil ledakan gunung
dan mulai ditemukan pada stasiun-stasiun
berikutnya karena letak dari stasiun yang
2. PEMBAHASAN
semakin dekat dengan gunung. Batuan
Stasiun 1 penyusun bagian kaki gunung didominasi
Stasiun pertama terletak pada oleh batu lempung. Hancuran-hancuran
pinggiran sungai Cijeurei. Pada stasiun ini dari batu lempung inilah yang disebut
diamati jenis batuan yang ada, dimana alluvial dan tererosi lalu terbawa arus
setelah pengamatan diketahui bahwa sungai Cijurei, karena itulah daerah
daerah di stasiun 1 jenis batuannya pinggiran sungai dapat ditemukan
merupakan batuan sedimen berupa batu hancuran-hancuran batu lempung.
lempung yang memiliki karakteristik
mudah hancur, tidak terdapat butiran, dan Stasiun 2

licin bila terkena air. Kemudian diseberang Pengamatan sebaran batuan yang

sungai batuan tidak terlalu padat dan tidak dilakukan pada kuliah lapangan semakin

berlapis dan diketahui bahwa jenis mendekati gunung, maka dari itu letak

batuannya sudah berbeda dengan batu stasiun dua mengarah ke selatan dari

lempung, dimana batuan diseberang sungai stasiun satu. Pada stasiun ini mulai

tergolong batuan vulkanik hasil letusan terdapat batu pasir yang teksturnya lebih

gunung api. Untuk batuan vulkanik ini kasar dibandingkan batu lempung. Disini
juga terlihat batas antara batu lempung
dengan batu pasir, dimana untuk batu jauh dari daerah stasiun empat terdapat
lempung letaknya dalam perlapisan lebih sebuah gua yang terjadi dari hasil gaya
menjorok ke dalam dibandingkan dengan kompresi sehingga terbentuk antiklin,
batu pasir yang cenderung menonjol ke namun karena batuan tidak dapat
arah luar. Batu breksi mulai ditemukan menerima gaya kompresi lagi maka
disepanjang stasiun ini. akhirnya batuan patah dan akibat adanya
gaya gravitasi maka terjadilah sesar turun.
Stasiun 3
Pada stasiun ini jenis batuannya sama
Di stasiun ini jenis batuannya dengan batuan pada stasiun tiga karena
adalah batu pasir lempungan. Pada daerah letak antara keduanya juga tidak terlalu
ini juga terlihat jelas batas batu pasir jauh dan masih sama-sama berada pada
dengan lempung dimana batu lempung formasi Bantarujeg. Sedangkan untuk
menyisip ke batu pasir. Karakteristik dari formasi Cantayam merupakan daerah di
batu pasir lebih kuat dibandingkan batu perbukitan yang berada di sebelah selatan
lempung dan memiliki butir sedangkan stasiun empat.
batu lempung tidak. Stasiun ketiga ini
Stasiun 5
termasuk ke dalam formasi Bantarujeg,
Stasiun lima ini sebenarnya
Dari hasil pengamatan dua stasiun merupakan stasiun yang diamati dari jauh
sebelumnya, diketahui bahwa beda batuan karena praktikan tidak mengamati batuan
mempengaruhi jenis tanaman atau secara langsung sampai daerah ini
tumbuhan yang dapat hidup disekitarnya. dikarenakan daerahnya merupakan bukit
Hal ini disebabkan karena karakteristik yang cukup sulit dijangkau. Dengan
dari batuan itu sendiri, batuan yang halus pengamatan dari jauh diketahui bahwa
akan mampu menyimpan unsur hara yang daerah ini termasuk ke dalam formasi
baik untuk tanaman, maka dari itu daerah Cinambo. Dimana pada daerah ini batu
persawahan didominasi oleh batu lempung breksi berada diatas batu pasir.
yang relatif lebih halus dibanding batu
pasir. 3. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di lapangan
Stasiun 4
dapat dibuat kesimpulan bahwa daerah
Stasiun terakhir adalah stasiun
Bantarujeg didominasi oleh batuan
empat, dimana pada stasiun ini ditemukan
sedimen yaitu batu pasir dan batu
adanya patahan lapisan sedimen batu pasir
lempung. Jenis batuan akan mempengaruhi
dan batu lempung, lalu terjadi sesar turun
lingkungan sekitarnya. Daerah Bantarujeg
akibat adanya gaya gravitasi bumi. Tidak
ini juga baik digunakan sebagai media
belajar untuk lebih memahami ilmu (diakses pada Sabtu, 17 Desember 2016
kebumian karena struktur batuan dapat pukul 15:37 WIB)
terlihat jelas di daerah ini. Terdapat Listyono, Giegie Marchlina. 2012.
beberapa formasi pada daerah ini Laporan Kuliah Geomorfologi.
diantaranya formasi Subang, formasi Jatinangor : Geologi Universitas
Bantarujeg dan formasi Cantayam. Padjadjaran
http://www.docs-
DAFTAR PUSTAKA
engine.com/pdf/2/bantarujeg-
http://www.andyyahya.com/2014/03/ta
geologi.html (diakses pada Minggu, 18
man-bermain-geologi-struktur-di.html
Desember 2016 pukul 23:05 WIB)
LAMPIRAN

Gambar 1. Stasiun 1

Gambar 2. Stasiun 2
Gambar 3. Stasiun 3 Gambar 4. Stasiun 4

Anda mungkin juga menyukai