Anda di halaman 1dari 3

METODE ANALISIS KESTABILAN LERENG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kestabilan Lereng

Oleh :

Hilman Nabil Shidiq SR – 270110150126

Kelas A

Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran

Sumedang

2018
METODE ANALISIS KESTABILAN LERENG

Metode Elemen Hingga, Metode Irisan, Metode Bishop, dan Metode Cullman

Metode yang diterapkan untuk analisis kestabilan lereng sudah banyak dibuat orang, mulai dari
metode analisis irisan (slice methods) yang diperkenalkan oleh Fellenius (1927, 1936) yang juga
populer dengan nama metode Swedia. Metode analisis tersebut dibuat untuk menganalisis lereng
tanah dengan membaginya dalam irisan-irisan tegak. Selain itu ada juga metode elemen hingga,
metode bishop, metode cullman, metode janbu, dan metode spencer.

Konsep tekanan pori dan tegangan efektif diperkenalkan oleh Terzaghi (1936). Fellenius (1936)
dan Bishop (1955) memasukkan gaya-gaya antar irisan dalam perhitungannya. Selanjutnya
banyak ahli-ahli lain yang memperkenalkan metode-metode analisis baru yang lebih teliti, yaitu
Morgenstern & Price (1965), Janbu (1973) dll; dan juga dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap
metode-metode yang sudah ada. Metode-metode analisis tersebut umumnya dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil analisis yang sebaik-baiknya, sesuai dengan kondisi lereng yang dianalisis.

Ditinjau dari jenis dan sifat-sifat material pembentuk lereng maka longsoran yang terjadi dapat
mempunyai bidang longsoran yang berbeda misalnya :

Lereng pada tanah yang homogen akan mempunyai bidang longsoran yang berupa busur
lingkar atau mendekati bentuk tersebut.

Lereng pada tanah yang tidak homogen akan menghasilkan bidang longsoran yang berbentuk
campuran antara bidang lengkung dan bidang datar (tanah yang tidak rata pelapukannya)

Lereng pada batu (massa batuan) akan mempunyai bidang longsoran yang mengikuti bidang-
bidang lemahnya (longsor bidang, longsor baji atau toppling).

Umumnya yang diterapkan pada analisis lereng tanah (homogen) adalah metode analisis dengan
model bidang longsoran yang berupa busur lingkaran. Sedangkan model longsoran dengan
bidang longsoran yang tidak teratur (gabungan antara bidang dan busur lingkaran) diterapkan
pada tanah yang tidak homogen. Model longsoran dengan bidang lemah berupa bidang datar
dipakai untuk longsoran pada batu (rock) atau pada tanah yang meskipun sudah lapuk tetapi
bekas bidang perlapisan atau bidang lemah lainnya masih dominan.

Metode analisis kestabilan lereng yang banyak diterapkan adalah Metode Kesetimbangan Batas
(Limit Equilibrium Method), yang dimulai oleh Cullman (1866) sebagai model numerik yang
tertua dengan mengasumsikannya sebagai longsoran yang melalui garis lurus (straight line ship-
surface). Dibawah ini adalah beberapa metode analisis kestabilan lereng dengan pendekatan
kesetimbangan batas (limit equilibrium method).

Selanjutnya metode irisan yang dikembangkan oleh Peterson (1910), Bishop, Janbu, Nonociller
dll, yang disebut juga sebagai Prosedur Irisan yang Disederhanakan (Generalized Procedure of
Slices / GPS), banyak diterapkan dalam analisis kestabilan lereng. Metode analisis kestabilan
lereng yang lain adalah metode elemen hingga (FEM) dan metode beda hingga (FDM) yang
merupakan metode numerik dan berkembang cepat dengan semakin meningkatnya kemampuan
perangkat komputer. Untuk batuan dengan bidang lemah (massa batuan) dipakai metode grafis,
yaitu suatu metode statistik yang diterapkan pada proyeksi stereografis.

Anda mungkin juga menyukai