Simultax Persiapan Uts Ganjil Diii Pajak TK 1
Simultax Persiapan Uts Ganjil Diii Pajak TK 1
Ada sedikit salam kata perpisahan dari kami bidang pendidikan KMP 2017. Kami memohon
maaf yang sebesar besarnya atas kesalahan ketik, hitung maupun perbedaan perspe ktif teori
dalam pembuatan simlutax ini. Sungguh kami jauh dari kata sempurna sehingga saran dan kritik
membangun adalah ujung tombak kekuatan kami untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Dalam pelaksanaan TWC (tentor will come) kami juga memohon maaf karena belum bisa
menyetujui semua pemesanan dari keluarga pajak sekalian. Keterbatasan SDM maupun waktu
adalah kendala terbesar kami. Meski simultax selanjutnya sudah tidak terbit lagi tapi kami akan
tetap melaksanan TWC hingga kepengurusan benar benar berakhir. Dalam mekanisme
pemesanan TWC akan selalu kami beritahukan sehari sebelum pemesanan di Official Account LINE
Pendidikan KMP dengan id @mgu6551w
Dalam pelaksanaan tentir umum tak lupa juga kami memohon maaf sebesar besarnya
karena kami belum bisa menerima semua pendaftar peminat tentir umum. Lagi lagi keterbatasan
SDM, Waktu dan Tempat adalah kendala kami.
Komitmen kami memberikan pelayanan terhadap seluruh mahasiswa pajak adalah yang
utama. Sehingga kami mohon izin kepada kalian semua keluargaku untuk membuat simultax yang
terakhir dari KMP 2017. Akan ada simultax simultax yang baru lainnya di masa kepengurusan yang
akan datang dengan konsep yang jauh lebih baik dan jauh lebih bisa merepresentasikan teori, ilmu
maupun pengetahuan dari mata kuliah di Jurusan Pajak.
Tak lupa kami juga berterima kasih kepada seluruh Fungsional Pendidikan KMP yang
banyak sekali membantu dalam menjalankan semua program kerja pendidikan KMP. Fungsional
Pendidikan adalah orang orang hebat yang mampu bekerja keras di balik layar dengan sangat baik.
TABLE OF CONTENTS
PENGANTAR ILMU HUKUM _________________________________________________ 4
PENGANTAR HUKUM PAJAK _______________________________________________ 35
Pajak Penghasilan _______________________________________________________ 54
BAHASA INGGRIS ________________________________________________________ 72
PBB ___________________________________________________________________ 84
Pengantar Akuntansi _____________________________________________________ 93
PENGANTAR ILMU EKONOMI _____________________________________________ 137
Teori aristoteles
Zoon Politicon -> Manusia sebagai makhluk pada dasarnya ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya/ suka bermasyarakat.
Makhluk Sosial -> Manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia butuh orang lain
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang yang menghasilkan membuat
aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat,
MASYARAKAT HUKUM
Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu,
di mana dalam kelompok tersebut berlaku suatu rangkaian peraturan yang menjadi
tingkah laku bagi setiap kelompok dalam pergaulan hidup mereka.
Menurut Ter Haar:
Masyarakat hukum adalah kelompok-kelompok masyarakat yang tetap dan teratur
dengan mempunyai kekuasaan sendiri dan kekayaan sendiri baik berwujud maupun
tidak berwujud.
PEMBENTUKAN KELOMPOK
BENTUK MASYARAKAT
Peran Hukum
Hasil penelitian para sosiolog dan antropolog membuktikan bahwa pada masyarakat
kuno dan bagaimanapun primitifnya juga terdapat hukum.
Hukum terdapat di mana saja/di seluruh dunia selama ada manusia bermasyarakat:
hanya bentuk daripada hukum itu yang berbeda-beda tergantung pada tingkat
peradabannya.
Kesemuanya itu menunjukkan bahwa hukum itu berperan sekali dalam kehidupan
masyarakat.
Mengenai manusia sebagai makhluk sosial , Aristoteles mengatakan bahwa manusia
adalah zoon politicon, -makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat-. Oleh
karenanya tiap anggota masyarakat mempunyai hubungan antara satu dengan yang
lain. Tiap hubungan tentu menimbulkan hak dan kewajiban.
Fungsi Hukum
Dr. Soedjono Dirdjosisworo, SH dalam bukunya pengantar ilmu hukum, hal 155
mengatakan :
Dewasa ini sedang berkembang suatu pandangan bahwa hukum mempunyai fungsi
kritis, yaitu daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan pengawasan pada
aparatur pemerintah (petugas) saja melainkan aparatur penegak hukum termasuk
di dalamnya.
Agar fungsi hukum terlaksana dengan baik, maka para penegak hukum dituntut
kemampuannya untuk melaksanakan dan menerapkan hukum dengan baik, dengan
seni yang dimiliki masing-masing petugas, misalnya :
o Menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan posisi masing-masing
o Bila perlu diadakan penafsiran analogis, penghalusan hukum atau memberi
ungkapan a contrario
Disamping hal-hal tersebut di atas, dibutuhkan kecakapan dan ketrampilan
serta ketangkasan para penegak hukum dalam menerapkan hukum yang berlaku.
Tujuan Hukum
1. Van Apeldoorn
Tujuan hukum adalah untuk mengatur pergaulan hidup secara damai.
Hukum menghendaki kedamaian diantara manusia dipertahankan oleh hukum
dengan melindungi keputusan manusia yaitu kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta
benda dan lain-lain.
2. Dr. Wiryono
Mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah mengadakan keselamatan,
kebahagiaan, dan tata tertib dalam masyarakat. Ia mengatakan bahwa masing -
masing anggota masyarakat mempunyai keputusan yang beraneka ragam.
3. Prof. Subekti,S.H.
Tujuan hukum menurut teori ini adalah mengabdi pada tujuan negara yang
intinya adalah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan negara.
Teori etis, Menurut teori ini hukum semata-mata mewujudkan keadilan. Teori ini
dikemukakan oleh seorang filsuf yunani yaitu Aristoteles dalam karyanya Etika dan
Retorika. Bahwa hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi pada setiap
orang yang ia berhak menerimanya. Untuk ini tentu saja persamaan hukum dibuat
untuk setiap orang.
Teori utility, Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata mewujudkan yang
berfaedah, hukum bertujuan menjamin adanya kebahagiaan pada orang sebanyak-
banyaknya.
Teori dogmatik, Menurut teori ini tujuan hukum adalah semata-mata untuk
menciptakan kepastian hukum.
Teori campuran, Menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk ketertiban. Tujuan
lain adalah hargai keadilan yang berbeda-beda isi menurut keadilan dan zamannya.
Menurut teori ini hukum mempunyai tugas suci dan luhur, ialah keadilan dengan
memberikan tiap-tiap orang apa yang berhak dia terima yang memerlukan
peraturan sendiri bagi tiap-tiap kasus. Apabila ini dilaksanakan maka tidak akan ada
habisnya. Oleh karenanya Hukum harus membuat apa yang dinamakan Algemeene
Regels(Peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan umum).
Jeremy Bentham
c) Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak dibicarakan
sepanjang perjalanan sejarah hukum di masyarakat. Tujuan hukum bukan hanya
keadilan, tetapi juga kepastian hukum dan kemanfaatan hukum.
Keadilan dibagi atas dua kelompok, yaitu keadilan umum (iustitia generalis) dan
keadilan khusus (iustitia specialis). Keadilan umum adalah keadilan menurut
kehendak undang-undang, yang harus ditunaikan demi kepentingan umum.
Selanjutnya, keadilan khusus adalah keadilan atas dasar kesamaan atau
proporsionalitas.
PENGERTIAN
Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial
masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
1. NORMA AGAMA
Norma yang lebih ditujukan untuk kesempurnaan hidup pribadi atau sikap batin
dalam hubungan dengan Tuhan YME. Bersangkut paut dengan aspek manusia sebagai
individu dan aspek batiniah manusia. Contoh: dilarang membunuh, mencuri, dsb.
2. NORMA KESUSILAAN
Norma yang bertujuan untuk kesempurnaan pribadi maka tekanannya pada
sikap batin yang bersumber dari dalam diri sendiri berupa kata hati, hati nurani, suara
hati atau suara batin. Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.
Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan.
Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat
manusia. contoh: harus berlaku jujur, berbuat baik kepada sesama manusia
3. NORMA KESOPANAN
Norma yang bertujuan agar hidup lebih menyenangkan dalam hidup bersama
tekanannya pada perilaku yang lebih menyenangkan. Norma kesopanan sering disebut
sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi
seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) da n
hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi
segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Cth: Orang
muda harus menghormati orang yang lebih tua, janganmakansambilberbicara,
meludahsembarangan.
4. NORMA HUKUM
Norma yang bertujuan untuk kedamaian dalam hidup antar pribadi atau
bermasyarakat yang menekankan pada perbuatan lahir.Isinya mengikat setiap orang
dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat -alat negara,
sumbernya bisa berupa peraturan perundang -undangan, yurisprudensi, kebiasaan,
doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa,
sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran
peraturan -peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh
kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara.
Contoh norma ini diantaranya ialah:
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena
membunuh dengan hukuman setinggi -tingginya 15 tahun.
Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti
kerugian, misalnya jual beli.
Cogitationis poenam nemopatitur (tidak seorang pun yang dipidana karena berfikir)
PROSES TERBENTUKNYA NORMA HUKUM
Dalam bermasyarakat, walaupun telah ada normauntuk menjaga keseimbangan,
namun norma sebagai pedoman perilaku kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu
dibuatlah norma hukum sebagai peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sangsi dan
alat penegaknya.
Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga
perundang -undangan. Perundang -undangan baik yang sifatnya nasional maupun
peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk membuatnya.
Oleh karena itu, norma hukum sangat mengikat bagi warga negara.
Norma hukum :
1. Aturannya pasti (tertulis)
2. Mengikat semua orang
3. Memiliki alat penegak aturan
4. Dibuat oleh penguasa(penegak hukum)
5. Bersifat memaksa
6. Sanksinya (biasanya) berat
PERTEMUAN 3-4
A. Peristiwa Hukum
Pengertian peristiwa dalam bahasa Indonesia peristiwa diartikan sesuatu kejadian, jadi
secara bahasa peristiwa hukum dapat diartikan kejadian yang menimbulkan suatu adanya hukum
dapat berlaku atau kejadian yang berhubungan dengan hukum. Aturan hukum terdiri dari peristiwa
dan akibat yang oleh aturan hukum tersebut dihubungkan. Peristiwa demikian disebut sebagai
peristiwa hukum dan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut sebagai akibat hukum.
Menurut Van Apeldoorn, peristiwa hukum ialah suatu peristiwa yang didasarkan hukum
meninmbulkan atau menghapuskan hak. Dengan pengertian yang lebih mudah dipahami peristiwa
hukum atau kejadian hukum ataurechtsfeit adalah peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur
oleh hukum. Peristiwa hukum ini adalah kejadian dalam masyarakat yang menggerakkan suatu
peraturan hukum tertentu sehingga ketentuan-ketentuan yang tercantum didalamnya lalu
diwujudkan. Secara lebih terperinci kita bisa mengatakan sebagai berikut: apabila dalam masyarakat
timbul suatu peristiwa, sedang peristiwa itu sesuai dengan yang dilukiskan dalam peraturan hukum,
maka peraturan itu pun lalu dikenakan kepada peristiwa tersebut.
Contoh kejadian yang dapat dikategorikan peristiwa hukum; seorang pria wanita secara
resmi. Peristiwa pernikahan atau perkawinan ini akan menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum,
yakni hukum perkawinan. Misalnya timbul hak dan kewajiban bagi suami isteri. Perhatikan Pasal 31
ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahu 1974 tentang perkawinan, Masing-masing pihak berhak
untuk melakukan perbuatan hukum. Sedangkan Pasal 34 ayat (2) menetapkan, Istri wajib
mengatur rumah tangga sebaik-baiknya.
Contoh lain; Peristiwa kematian seseorang. Peristiwa kematian seseorang secara wajar
dalam hukum perdata akan menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh hukum. Misalnya
penetapan waris dan ahli waris. Perhatikan Pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Pewarisan hanya berlangsung karena kematian. Sedangkan apabila kematian itu akibat
pembunuhan, maka dalam pidana akan timbul akibat hukum bagi si pembunuh, yaitu ia harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya itu. Perhatikan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, Barang siapa dengang sengaja menghilangkan jiwa orang lain, maka terancam hukuman
maksimal lima belas tahun penjara.
Contoh lain; peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa inipun terdapat akibat yang
diatur oleh hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban. Perhatikan pasal 1457 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Disebutkan bahwa; Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang
satu mengikatkan pada dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan.
Peristiwa hukum dapat digolongkan atau dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Peristiwa hukum karena perbuatan sebyek hukum (perbuatan manusia).
Adalah perbuatan yang dilakukan manusia atau badan hukum yang dapat menimbulkan
akibat hukum, contoh: jual beli dan lainya.
2. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum (peristiwa yang bukan perbuatan manusia).
Adalah semua peristiwa yang tidak timbul karena perbuatan subyek hukum, akan tetapi
apabila terjadi dapat menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, contoh kematian secara wajar.
Dalam perbuatan hukum terdapat perbuatan hukum sebagai perbuatan subyek hukum dan
terdapat pula perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUH
Perdata berbunyi: Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena kesalahanya menertbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.
Perbuatan melawan hukum ini lazimnya disebut juga dengan Onrechmatige. Perbuatan
tersebut dikatakan melawan hukum, apabila perbuatan itu bertentangan dengan hukum. Adapun
yang dimaksud dengan kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatan melawan hukum
tersebut antara lain: kerugian dan perbuatan itu harus ada hubungannya secara langsung, kerugian
itu ditimbulkan karena kesalahan pelaku. Yang dimaksud dengan kesalahan adalah pelaku sengaja
atau kelupaan (kelalaian).
Perbuatan melawan hukum itu tidak hanya terdiri atas suatu perbuatan melawan hukum
tetapi juga bisa terjadi walaupun tidak melakukan suatu perbuatan apapun. Dalam yang dimaksud
hal ini setiap orang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan-
perbuatan sendiri namun juga atas kerugian yang disebabkan oleh orang-orang yang ditanggungnya
hal ini dimuat dalam KUH Perdata. Contoh; orang tua bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
anaknya yang belum cakap hukum ketika melakukan perbuatan melawan hukum.
C. Akibat Hukum
Akibat hukum adalah adalah segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan hukum yang
dilakukan oleh subyek hukum terhadap hukum ataupun akibat-akibat yang lain yang disebabkan
karena kejadian-kejadian tertentu yang oleh hukum yang bersangkutan sendiri telah ditentukan
dianggap sebagai akibat hukum. Singkatnya akibat hukum dapat diartikan akibat dari suatu tindakan
hukum. Akibat hukum inilah yang kemudian melahirkan suatu hak dan kewajiban bagi subyek
hukum.
Contoh mengenai akibat hukum, yaitu: Adanya suatu hak dan kewajiban bagi pembeli dan
penjual adalah akibat dari perbuatan hukum jual beli antara kedua belah pihak.
1. Hak
Hak dan kewajiban termasuk dua hal yang tidak dapat dipisahkan kedua hal tersebut
memiliki keterkaitan yang erat, dimana disitu ada hak yang dapat diperoleh disitu pula ada
kewajiban yang harus dijalankan. Dalam hukum hak memiliki pengertian wewenang yang diberikan
obyek hukum kepada subyek hukum. Contohnya wewenang yang diberikan obyek hukum
contohnya wewenang untuk memiliki sesuatu (barang), ia dapat berbuat apa saja dengan barang
tersebut asal tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak
menimbulkan kerugian bagi subyek hukum yang lain. Dalam contoh tersebut hak kepemilikan
(eigendomsrecht).
Dalam Pasal 570 KUH Perdata disebutkan bahwa hak milik adalah hak untuk menikmati
kegunaan suatu kebendaaan dengan cara bagaimanapun juga asal tidak bertentangan dengan
undang-undang atau peraturan umum ysng ditetapkan oleh suatu kekuasaaan yang berhak
menetapkan, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain.
2. Kewajiban
Kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan hukum.
Contoh kewajiban bagi setiap warga negara untuk membayar pajak kepada negara. Dari contoh
kewajiban membayar pajak itu warga negara dapat menuntut hak kepada negara untuk
mendapatkan infrastruktur yang layak. Jadi antara hak dan kewajiban memiliki hubungan yang
erat dalam hukum.
Disamping kewajiban dapat timbul kewajiban juga dapat lenyap atas beberapa sebab:
a) Meninggalnya seseorang yang mempunyai kewajiban tanpad ada yang menggantikannya.
b) Hak yang melahirkan kewajiban telah hilang.
c) Ketentuan undang-undang.
d) Kewajiban telah dialihkan kepada orang lain.
e) Diluar kemampuan manusia, sehingga manusia itu tidak dapat memenuhi kewajiban
tersebut.
SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
A. Subjek Hukum
Subjek hukum merupakan pembawa hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum.
Subjek hukum terdiri dari :
a) Manusia (natuurlijke persoon)
Subekti (Pokok-Pokok Hukum Perdata) mengatakan bahwa dalam hukum, orang
(persoon) berarti pembawa hak atau subyek di dalam hukum. Seseorang dikatakan sebagai
subjek hukum (pembawa hak), dimulai dari ia dilahirkan dan berakhir saat ia
meninggal.Bahkan, jika diperlukan (misalnya dalam hal waris), dapat dihitung sejak ia dalam
kandungan, asal ia kemudian dilahirkan dalam keadaan hidup.
Setiap manusia pribadi (natuurlijke persoon) sesuai dengan hukum dianggap cakap
bertindak sebagai subyek hukum kecuali dalam Undang-Undang dinyatakan tidak cakap,
sehingga mereka itu harus diwakili atau dibantu oleh orang lain. Untuk dapat dikatakan cakap,
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Orang tersebut telah mencapai usia 21 tahun atau telah menikah.
b. Orang tersebut mempunyai kewenangan untuk melaksanakan hak dan kewajiban
(misalnya ia berwenang menjual barang, di mana barang tersebut benar miliknya)
c. Orang tersebut harus memiliki jiwa dan akal yang sehat.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1330, mereka yang oleh
hukum telah dinyatakan tidak cakap (handelings onbekwaam) untuk melakukan sendiri
perbuatan
hukum ialah:
1) Orang yang belum dewasa.
2) Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele), seperti orang yang dungu, sakit
ingatan, dan orang boros.
3) Orang yang dilarang oleh UU untuk melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya
orang yang dinyatakan pailit (Pasal 1330 BW jo UU Kepailitan)
4) Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin). {sudah dicabut oleh SEMA
No.3/1963}
Dalam ketentuan KUHPerdata kecakapan merupakan salah satu syarat untuk sahnya
suatu perikatan/perjanjian yang berarti bahwa segala perikatan yg dilakukan oleh orang yang
tidak cakap dapat dibatalkan atau diminta pembatalannya melalui hakim. Tetapi sebaliknya
dalam hal perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad), ketidakcakapan seseorang tidak
mempengaruhi timbul atau tidaknya akibat hukum dari perbuatan itu.
Baik dalam hukum pidana maupun hukum perdata, badan hukum dalam melakukan
perbuatan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya. Dalam hukum
pidana, karena perbuatan badan hukum selalu diwujudkan melalui perbuatan manusia
(direksi), maka pelimpahan pertanggungjawaban pidananya diwakili oleh direksi. Sedangkan
dalam KUHP tidak diatur mengenai pertanggungjawaban Direksi, hanya pertanggungjawaban
individual. Akan tetapi, pada perkembangannya, dalam peraturan perundang-undangan
dikenal juga tindak pidana korporasi.
B. Objek Hukum
Segala Sesuatu yang berguna bagi Subyek Hukum dan yang dapat menjadi obyek suatu
perhubungan hukum. Obyek hukum berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki
dan bernilai ekonomis. Jenis obyek hukum yaitu berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata
disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni:
1. Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) adalah suatu benda yang sifatnya dapat
dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda berubah /berwujud. Yang
meliputi :
Benda bergerak / tidak tetap, berupa benda yang dapat dihabiskan dan benda yang tidak
dapat dihabiskan
Benda tidak bergerak
2. Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan) adalah suatu benda yang
dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat direalisasikan menjadi
suatu kenyataan, contohnya merk perusahaan, paten, dan ciptaan musik / lagu.
Membedakan benda bergerak dan tidak bergerak sangat penting karena berhubungan
dengan 4 hak yaitu :
1. Pemilikan
Pemilikan (Bezit) yakni dalam hal benda bergerak berlaku azas yang tercantum
dalam pasal 1977 KUH Perdata, yaitu berzitter dari barang bergerak adalah pemilik
(eigenaar) dari barang tersebut. Sedangkan untuk barang tidak bergerak tidak demikian
halnya.
2. Penyerahan
Penyerahan (Levering) yakni terhadap benda bergerak dapat dilakukan penyerahan
secara nyata (hand by hand) atau dari tangan ke tangan, sedangkan untuk benda tidak
bergerak dilakukan balik nama.
3. Daluwarsa
Daluwarsa (Verjaring) yakni untuk benda-benda bergerak tidak mengenal
daluwarsa, sebab bezit di sini sama dengan pemilikan (eigendom) atas benda bergerak
tersebut sedangkan untuk benda-benda tidak bergerak mengenal adanya daluwarsa.
4. Pembebanan
Pembebanan (Bezwaring) yakni tehadap benda bergerak dilakukan pand (gadai,
fidusia) sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik adalah hak tanggungan
untuk tanah dan benda tidak bergerak yang lain.
Obyek Hukum Administrasi Negara (UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana diubah dgn UU 51/2009)
Keputusan Tata Usaha Negara (TUN) merupakan Penetapan Tertulis yang dikeluarkan Oleh
Badan atau Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN yang berdasarkan peraturan
perundang undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Apabila Badan atau Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan sedangkan hal itu telah
menjadi kewajibanya, maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara
Pengecualian
1. Keputusan TUN yang merupakan perbuatan hukum perdata
2. Keputusan TUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
3. Keputusan TUN yang masih memerlukan persetujuan
4. Keputusan TUN yang dikeluarkan berdasarkan KUH Pidana atau peraturan perundang-
undangan lain yang bersifat hukum pidana
5. Keputusan TUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku
6. Keputusan TUN mengenai tata usaha Angkatan Bersenjata
7. Keputusan Panitia Pemilihan , baik di pusat maupun daerah, mengenai hasil Pemilihan
Umum
PERBUATAN HUKUM
Segala perbuatan manusia (subyek hukum) yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang
(subyek hukum) untuk menimbulkan hak dan kewajiban. Suatu perbuatan merupakan perbuatan
hukum kalau perbuatan itu oleh hukum diberi akibat (mempunyai akibat hukum) dan akibat itu
dikehendaki oleh yang bertindak. Perbuatan hukum itu terdiri dari :
a) Perbuatan hukum sepihak yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja dan
menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula misalnya pembuatan surat wasiat,
pemberian hadiah sesuatu benda (hibah), dsb.
b) Perbuatan hukum dua pihak ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan
menimbulkan hak-hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak (timbal balik) misalnya membuat
persetujuan jual beli, sewa menyewa, dll.
1. Zaakwaarneming
yaitu perbuatan memperhatikan (mengurus) kepentingan orang lain dengan tidak
diminta oleh orang itu untuk memperhatikan kepentingannya. Perbuatan yang akibatnya diatur
oleh hukum, walaupun bagi hukum tidak perlu akibat tersebut dikehendaki oleh pihak yang
melakukan perbuatan itu. Jadi akibat yang tidak dikehendaki oleh yang melakukan
Perbuatan itu diatur oleh hukum tetapi perbuatan tersebut bukanlah perbuatan
hukum. Menurut Pasal 1354 KUHPerdata, pengertian Zaakwarneming adalah mengambil alih
tanggung jawab dari sesorang sampai yang bersangkutan sanggup lagi untuk mengurus dirinya
sendiri.
SUMBER HUKUM
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yangmempunyai
kekuatan bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang
tegas dan nyata.
Sumber Hukum Menurut Ahmad Sanusi terdiri atas:
1. Sumber Hukum Normal, yaitu :
a. Sumber Hukum Normal yang langsung yaitu undang-undang, kebiasaan dan perjanjian antara
negara.
b. Sumber Hukum Normal yang tidak langsung didasarkan atas pengakuan undang-undang, yaitu
doktrin dan yurisprudensi .
2. Sumber Hukum Abnormal, yaitu:
a. Proklamasi;
b. Revolusi;
c. Coup d'etat
Sumber hukum dalam arti formal yang tidak tertulis(ius non scripta)
Prof. Soepomo dalam catatan mengenai pasal 32 UUD 1950 berpendapat bahwa Hukum
adat adalah sinonim dengan hukum tidak tertulis dan hukum tidak tertulis berarti hukum yang tidak
dibentuk oleh sebuah badan legislatif yaitu hukum yang hidup sebagai konvensi di badan
badan hukum negara (DPR, DPRD, dsb), hukum yang timbul karena putusan- putusan hakim dan
hukum kebiasaan yang hidup dalam masyarakat.
Yurisprudensi dalam arti sebagai putusan pengadilan dibedakan dalam dua macam :
a. Yurisprudensi tidak tetap (biasa), yaitu seluruh putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan pasti, yang terdiri dari :
1) Putusan perdamaian;
2) Putusan pengadilan negeri yang tidak dibanding;
3) Putusan pengadilan tinggi yang tidak dikasasi;
4) Seluruh putusan Mahkamah Agung.
b. Yurisprudensi tetap (vaste jurisprudentie), yaitu putusan hakim yang selalu diikuti oleh hakim
lain dalam perkara sejenis.
4. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan / cara hidup yang dianut oleh suatu masyarakat atau suatu
bangsa dalam waktu yang lama serta dilakukan secara berulang-ulang dalam suatu hal tertentu.
Pada hakekatnya kebiasaan memberikan pedoman bagi masyarakat atau bangsa untuk berpikir
dan bertindak dalam menghadapi suatu hal pada kehidupannya.
Hukum kebiasaan ini juga mempunyai persyaratan untuk berlaku, yaitu:
1. Syarat yang bersifat materiil, yakni harus ada tindakan yang tetap dilakukan oleh orang.
2. Syarat yang bersifat psikologis dalam arti bukanlah psikologis perorangan melainkan
psikologis golongan, yaitu adanya keyakinan akan kewajiban hukum dalam golongan (opinio
necessitatis)
Beberapa Pengertian:
a. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
b. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar (konstitusi) yang tertulis yang
merupakan peraturan negara tertinggi dalam tata urutan Peraturan Perundang-undangan nasional.
c. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR, yang terdiri dari 2
(dua) macam yaitu :
1. Ketetapan yaitu putusan MPR yang mengikat baik ke dalam atau keluar majelis;
2. Keputusan yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
d. Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama Presiden.
e. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah Peraturan Perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan
ketentuan :
Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut;
1. DPR dapat menerima/menolak Perppu tanpa melakukan perubahan;
2. Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan menjadi Undang-Undang;
3. Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
f. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
e. Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
f. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan Gubernur.
g. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.
Sistem hukum Anglo Saxon mula mula berkembang di negara Inggris, dan dikenal
dgn istilah Common Law atau Unwriten Law (hukum tidak tertulis). Sistem Anglo-Saxon
adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan-
keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim
selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika
Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian
Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistim hukum Eropa
Kontinental Napoleon).
Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa hukum
itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-undang
yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan
hukum. Kepastian hukum dapat terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan
hidup diatur dengan peraturan tertulis, misalnya UU. Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu
adagium yang berbunyi tidak ada hukum selain undang-undang. Dengan kata lain hukum
selalu diidentifikasikan dengan undang-undang.
b. Perbedaan II
PERTEMUAN 1
A. Terbentuknya Negara
Menurut pendapat Aristoteles, manusia merupakan makhluk bermasyarakat atau
Zoon Politikon. Setiap manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam
masyarakat tanpa berhubung dengan orang lain dan tetap secara individu terlibat dalam
suatu ikatan dengan kelompoknya.
Semakin luas dan kompleksnya masing-masing kelompok, maka makin besar dan
banyak pula kesulitan yang timbul baik masalah internal antar individu dalam kelompok,
maupun masalah dengan pihak eksternal. Interaksi antar kelompok juga memerlukan suatu
aturan yang lebih terstruktur daripada sebelumnya. Hal tersebut yang menjadi alasan
mendasar perlunya dibentuk suatu organisasi yang lebih teratur dan memiliki kekuasaan
yang memadai. Organisasi atau lembaga tersebut sangat diperlukan untuk melaksanakan
dan mempertahankan peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan secara tertib dan
lancar. Organisasi yang memiliki kekusaan seperti itulah yang kemudian dinamakan
Negara.
Konsep dan pengertian Negara sebagai organisasi kekuasaan dipelopori oleh J.H.A.
Logemaan dalam bukunya yaitu Over De theorie Van Een Stelling Staadrecht, yaitu bahwa
keberadaan negara bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan masyarakat yang
dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi.
Agar negara dapat mengatur rakyatnya, maka negara diberi kekuasaan (authority)
yang dapat memaksa seluruh anggotanya untuk mematuhi segala peraturan/ketentuan
yang telah ditetapkan oleh negara. Kekuasaan tersebut berhak dimiliki oleh negara, karena
secara historis timbulnya negara adalah untuk mengatur kehidupan yang lebih baik.
Untuk menghindari adanya kekuasaan yang sewenang-wenang, disisi lain Negara juga
menetapkan cara-cara dan batas- batas sampai dimana kekuasaan itu dapat digunakan
dalam kehidupan bersama.
B. Fungsi Pemerintah
Menurut Miriam Budiardjo (1998), fungsi pemerintah dapat dikelompokkan menjadi
:
1) Melaksanakan penertiban (law and order) untuk emncapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus
melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai
stabilisator.
2) Mengusahakan kesejahtaraan dan kemakmuran rakyat. Dewasa ini fungsi ini
dianggap penting terutama bagi negara-negara baru.
3) Fungsi pertahanan, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar. Untuk itu negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4) Fungsi menegakkan keadilan, hal ini dilaksanakan melalui badan-badan
pengadilan.
Terdapat tiga fungsi pokok ekonomi yang diemban oleh pemerintah yaitu:
a. Tindakan pemerintah yang menyangkut efisiensi berupa segala upaya untuk
memperbaiki kesalahan pasar. Misalnya monopoli.
b. Program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya pemerataan
pendapatan agar mencerminkan kepentingan seluruh masyarakat, termasuk
golongan miskin.
c. Kebijaksanaan stabilisasi berusaha mengiki fluktuasi yang tajam dari siklus bisnis
dengan cara menekan angka pengangguran dan inflasi, serta mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi.
Dari fungsi ekonomi pemerintah yang berhubungan dengan pajak adalah fungsi nomor
2 yakni keadilan masyarakat, di mana dengan pajak yang dipungut atas warga negara yang
memiliki kemampuan, akan dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat.
C. Kekuasaan untuk Mengenakan Pajak
Negara membuat peraturan dan hukum, pasti bertujuan yang baik untuk
kelangsungan hidup dan tertatanya suatu negara. Hukum di Indonesia jika diklasifikasikan
menurut wujudnya ada 2, yaitu hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Dengan hak dan
kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus diperintah dapat berperan aktif
dalam melaksanakan kewajiban bernegara. Diantaranya adalah kewajiban membayar Pajak.
Amandemen UUD 1945 khususnya Pasal 23 A menyebutkan bahwa pajak dan pungutan lain
yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang- undang. Dengan
kata lain, pajak harus berlandaskan undang-undang, berarti pemungutan pajak tersebut
telah mendapat persetujuan dari rakyat melalui perwakilannya di DPR . Asas ini telah
memberikan jaminan hukum yang tegas akan hak Negara dalam memungut pajak.
Selanjutnya UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1, menyebutkan bahwa pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Definisi mengenai pajak ini baru diatur dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007.
Dalam UU KUP sebelumnya, tidak pernah diterangkan secara lugas mengenai pengertian
pajak sebagai kontribusi wajib kepada Negara.
PERTEMUAN 2
A. Falsafah Pajak
Negara dalam menyelenggarakan pemerintahan mempunyai kewajiban untuk
menjaga kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan,
maupun kecerdasan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan tujuan Negara yang dicantumkan
di dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat. Negara memerlukan dana untuk
mewujudkan tujuan tersebut, sehingga diperlukan dana yang tentunya didapat dari rakyat
itu sendiri melalui pemungutan pajak.
Kemudian dalam Pasal 23A UUD 1945 hasil amandemen disebutkan bahwa pajak dan
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-
undang. Dengan kata lain, pajak harus berlandaskan undang-undang, berarti pemungutan
pajak tersebut telah mendapat persetujuan dari rakyat melalui perwakilannya di DPR
yang biasa disebut berdasarkan yuridis. Asas ini telah memberikan jaminan hukum
yang tegas akan hak Negara dalam memungut pajak.
Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1, disebutkan bahwa pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran
rakyat. Definisi mengenai pajak ini baru diatur dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007.
Dalam UU KUP sebelumnya, tidak pernah diterangkan secara lugas mengenai pengertian
pajak sebagai kontribusi wajib kepada Negara. Ada lima unsur yang melekat dalam
pengertian pajak tersebut, yaitu:
1) Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang;
2) Sifatnya dapat dipaksakan;
3) Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan
oleh pembayar pajak;
4) Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah;
5) Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah
bagi kepentingan masyrakat umum.
B. Fungsi Pajak
Dalam dunia perpajakan, sering disebutkan bahwa fungsi pajak ada dua yaitu fungsi
budgeter dan regulerend. Namun dalam perkembangannya fungsi pajak tersebut dapat
dikembangkan dan ditambah dua fungsi lagi yaitu fungsi demokrasi dan fungsi redistribusi.
a) Fungsi budgeter adalah fungsi yang letaknya di sektor publik, yaitu fungsi
untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku, yang pada waktunya akan digunakan
untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran Negara.
b) Fungsi regulerend adalah suatu fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan
digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
letaknya di luar bidang keuangan.
c) Fungsi demokrasi dari pajak adalah suatu fungsi yang merupakan salah satu
penjelmaan atau wujud sistem gotong royong dalam kegiatan pemerintahan
dan pembangunan demi kemaslahatan manusia.
d) Fungsi redistribusi yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur
pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.
D. Pemungutan Pajak sebagai Cara untuk Mencapai Politik Ekonomi dan Sosial
Pajak merupakan salah satu alat yang penting bagi pemerintah dalam mencapai
tujuan ekonomi, politik, dan sosial yang mengandung sasaran sebagai berikut :
1) Pengakuan sumber dana dari sektor swasta ke sektor pemerintah
2) Pendistribusian beban pemerintah secara adil dalam kelas-kelas penghasilan
dan secara merata bagi masyarakat yang berpenghasilan sama
3) Mendorong pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, dan perluasan
kesempatan kerja
E. Netralitas Pajak
Netralitas pajak berarti bahwa pajak tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan
alokasi sumber daya. Dengan kata lain, kepitisan bisnis didorong oleh fundamental
ekonomi, seperti tingkat imbalan, dan bukan pertimbangan pajak. Keputusan semacam ini
seharusnya menghasilkan alokasi sumber daya yang optimal. Apabila pajak mempengaruhi
alokasi sumber daya, hasilnya mungkin tidak terlalu optimal. Namun demikian, dalam
kenyataannya, jarang sekali pajak bersifat netral
PERTEMUAN KE-3
PERTEMUAN KE-4
C. Tax Ratio
Rasio Pajak merupakan suatu ukuran kinerja penerimaan pajak dalam suatu negara.
Namun, dari berbagai literature, Rasio Pajak bukanlah satu-satunya indikator yang
digunakan dalam mengukur kinerja pajak. Walaupun demikian, hingga saat ini Rasio Pajak
menjadi ukuran yang dianggap memberi gambaran umum atas kondisi perpajakan di suatu
negara. Adapun definisi secara sederhana dari Rasio Pajak adalah perbandingan antara
penerimaan pajak yang dikumpulkan pada suatu masa dengan Produk Domestik Bruto (PDB)
di masa yang sama. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah total nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian suatu negara, dikurangi nilai barang dan jasa yang digunakan
dalam produksi. Produk Domestik Bruto (PDB) meliputi belanja konsumen, pengeluaran
pemerintah, investasi dan ekspor bersih (ekspor dikurangi impor).
Rasio Pajak atau Tax Ratio = Jumlah Penerimaan Pajak/Produk Domestik Bruto
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat Tax Ratio, antara lain:
a. Faktor-faktor yang bersifat makro: di antaranya adalah tarif pajak, tingkat
pendapatan per kapita dan tingkat optimalisasi tata laksana pemerintahan yang
baik.
b. Faktor-faktor yang bersifat mikro: di antaranya adalah tingkat kepatuhan Wajib
Pajak, komitmen dan koordinasi antar-lembaga negara serta kesamaan persepsi
antara Wajib Pajak dan petugas pajak.
Angka Tax Ratio digunakan untuk mengukur optimalisasi kapasitas administrasi perpajakan
di suatu negara dalam rangka menghimpun penerimaan pajak di suatu negara. Terkait
dengan penerimaan pajak dalam rangka menghitung Tax Ratio, suatu negara mungkin saja
hanya memasukkan unsur penerimaan pajak pusat saja. Namun, ada pula negara yang
memasukkan unsur penerimaan pajak pusat dan pajak daerah. Ada pula ne gara yang
memasukkan unsur penerimaan pajak pusat, pajak daerah dan penerimaan Sumber Daya
Alam (SDA).
Dalam mengukur Tax Ratio, pada umumnya Indonesia hanya memasukkan unsur
penerimaan pajak pusat saja, yakni pajak-pajak yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal
(Ditjen) Pajak . Perbedaan dalam pengakuan penerimaan pajak yang dijadikan dasar
pembagian itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Tax Ratio di Indonesia lebih kecil
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
PERTEMUAN KE-5
A. Hukum Pajak
1) Pengertian Hukum Pajak
Hukum pajak, dalam bahasa Inggris, disebut tax law. Dalam bahasa Belanda,
hukum pajak disebut belasting recht. Di Indonesia, selain digunakan istilah
hukum pajak, juga digunakan istilah hukum fiskal. Sebenarnya hukum pajak
dengan hukum fiskal memiliki substansi yang berbeda. Hukum pajak hanya
sekadar membicarakan tentang pajak sebagai objek kajiannya, sedangkan
hukum fiskal meliputi pajak dan sebagian keuangan Negara sebagai objek
kajiannya.
Hukum pajak dalam arti luas adalah hukum yang berkaitan dengan
pajak. Hukum pajak dalam arti sempit adalah seperangkat kaidah hukum
tertulis yang memuat sanksi hukum. Hukum pajak sebagai bagian ilmu
hukum tidak lepas dari sanksi hukum sebagai substansi di dalamnya agar
Pejabat Pajak maupun Wajib Pajak menaati kaidah hukum. Sanksi hukum yang
dapat diterapkan berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana.
Hukum pajak ialah suatu kumpulan peraturan yang mengatur hubungan
antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak
(Rochmat Soemitro, 1979). Dengan kata lain, hukum pajak menerangkan :
Siapa-siapa Wajib Pajak (subjek pajak);
Objek-objek apa yang dikenakan pajak (objek pajak);
Kewajiban Wajib Pajak terhadap pemerintah;
Timbulnya dan hapusnya utang pajak;
Cara penagihan pajak;
Cara mengajukan keberatan dan banding pada peradilan pajak
Undang-undang No. 28 Tahun 2007 (UU KUP) tidak menyebutkan
pengertian hukum pajak, melainkan hanya menyatakan kedudukannya sebagai
ketentuan umum bagi peraturan perundang-undangan perpajakan yang lain.
UU KUP merupakan kaderwet yang berfungsi sebagai payung terhadap
undang-undang pajak yang sifatnya sektoral.
2) Tugas Hukum Pajak
Tugas umum yang harus diemban oleh hukum pajak adalah :
Menelaah keadaan masyarakat yang dapat dihubungkan dengan
pengenaan pajak;
Merumuskannya kedalam peraturan-peraturan hukum;
Menafsirkan peraturan-peraturan hukum tersebut;
Mengatur ketentuan-ketentuan pidana;
Mengatur ketentuan-ketentuan administrasi;
Mengatur ketentuan peradilan administrasi dan peradilan pajak.
Tugas Khusus hukum pajak adalah sebagai alat kebijaksanaan untuk
menentukan politik perekonomian ataupun tugas di luar kepentingan
keuangan negara.
PERTEMUAN KE-6
PERTEMUAN KE-7
PERTEMUAN KE-8
Menurut UU KUP Pasal 1 angka 1, PAJAK adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak Penghasilan seperti yang dijelaskan dalam UU PPh Pasal 1 dikenakan terhadap Subjek Pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Perubahan terhadap ketentuan Pajak Penghasilan dilakukan pada tahun 1983, dengan
diundangkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang mulai
berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-undang Pajak Penghasilan telah mengalami perubahan
sebanyak 4 kali, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991, yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1992
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1995
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2001.
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009
Undang undang yang masih berlaku sampai sekarang adalah point 4.
Sebelum diberlakkannya UU Nomor 7 tahun 1983 tentang PPh, wewenang menentukan
besarnya pajak terutang berada fiskus (official assessment). Penetapan jumlah pajak terutang
dilakukan dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak dengan ketentuan formal dan ketentuan
materialnya diatur dalam Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 untuk OP dan Ordonansi Pajak
Perseroan 1925 untuk badan.
Setelah diakukannya tax reform tahun 1983, pengenaan Pajak Penghasilan diatur dalam 2 Undang-
undang yaitu
1. UU Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan sebagai ketentuan formal
2. UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagai ketentuan material.
Tujuan utama diilakukan reformasi di bidang perpajakan pada tahun 1983 adalah untuk
mencapai pertumbuhan penerimaan pajak yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal itu tidak
mungkin dicapai dengan menggunakan sistem official assessment, mengingat keterbatasan sumber
daya aparat pajak dan sarana prasarana yang tidak mengimbangi peningkatan jumlah wajib pajak
yang mengikuti perkembangan ekonomi.
Pengenaan Pajak Penghasilan sekarang menggunakan dasar penghasilan dalam arti yang luas
(tambahan kemampuan ekonomis, akan dibahas di bab 3). Ruang lingkup penghasilan yang
dikenakan Pajak Penghasilan adalah penghasilan dari dalam maupun luar negeri untuk Subjek Pajak
Dalam Negeri (world wide income) dan penghasilan yang diperoleh di Indonesia untuk Subjek Pajak
Luar Negeri.
2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari
badan pemerintah yang memenuhi kriteria
- Pembentukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan
- Pembiayaa bersumer dari APBN atau APBD
- Penerimaan dimasukan dalam APBN atau APBD
- Pembukuan ddiperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara
Pajak 3 ayat (1) dan ayat (2) UU PPh mengatur bahwa yang tidak termasuk subjek pajak adalah
1. Kantor perwakilan negara asing
2. Pejabat-Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara
asing dan orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat
tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di
Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau
pekerjaaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan timbal balik.
3. Organisasi Intenasional dengan syarat
- Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut
- Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari
iuran para anggota
4. Pejabat-perwakilan organisasi Internasional angka 3, dengan syarat bukan WNI, tidak
menjalankan usaha, kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia.
*Organisasi di point angka 3 ditetapkan dengan PMK.
Sita Rianti adalah karyawati pada perusahaan PT. Onix Komunika dengan status menikah dan
mempunyai tiga anak. Suami Sita merupakan pegawai negeri sipil di Kementrian Komunikasi &
Informatika. Sita menerima gaji Rp 6.000.000,- per bulan.
PT. Onix Komunika mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaan membayarkan
iuran pensiun dari BPJS sebesar 1% dari perhitungan gaji, yakni sebesar Rp 30.000, - per bulan. Di
samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) karyawannya setiap bulan
sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Sita membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar
2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji.
Pada bulan Juli 2016 di samping menerima pembayaran gaji, Sita juga menerima uang lembur
(overtime) sebesar Rp 2.000.000,-.
*Berlaku bagi WP dengan NPWP, tanpa NPWP maka perlu dikalikan 120% : Rp 147.538,00 x 120% =
Rp 177.046,00
Penjelasan :
Diasumsikan gaji pokok sebesar Rp 6.000.000,-.
(i) Tunjangan lainnya seperti tunjangan transportasi, uang lembur, akomodasi, komunikasi, dan
tunjangan tidak tetap lainnya. Umumnya tunjangan tersebut dapat diberikan oleh perusahaan atau
tidak, tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri.
(ii) Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) berkisar antara 0.24% - 1.74% sesuai kelompok jenis usaha
seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2007. Di OnlinePajak, tarif iuran
JPP yang diterapkan adalah tarif JKK yang paling umum dipakai perusahaan-perusahaan yaitu 0.24%.
(iii) Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggi-tingginya Rp 500.000,- sebulan, atau
Rp 6.000.000,- setahun
(iv) Jaminan atau Iuran Pensiun ditentukan oleh lembaga keuangan yang pendiriannya disahkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan dan ditunjuk oleh perusahaan. Jumlah persentase yang
diterapkan di sini adalah 1%.
(v) Penghasilan Neto: Jika pegawai merupakan pegawai lama (lebih dari satu tahun) atau pegawai
baru yang mulai bekerja pada bulan Januari tahun itu, maka penghasilan neto dikalikan 12 untuk
memperoleh nilai penghasilan neto setahun, namun jika pegawai merupakan pegawai baru yang
mulai bekerja pada bulan Mei misalkan, maka penghasilan neto setahun dikalikan 8 (diperoleh dari
penghitungan bulan dalam setahun: Mei-Desember = 8 bulan). Pada contoh ini diasumsikan
pegawai merupakan pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Januari.
(vi) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berfungsi untuk mengurangi penghasilan bruto, agar
diperoleh nilai Penghasilan Kena Pajak yang akan dihitung sebagai objek pajak penghasilan milik
wajib pajak.
Pada contoh ini WP sudah menikah dan memiliki 3 tanggungan anak, namun karena suami WP
menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP WP Sita adalah PTKP untuk dirinya sendiri
(TK/0).
(vii) Penghasilan Kena Pajak harus dibulatkan ke bawah hingga nominal ribuan penuh, atau 3 angka
di belakang (ratusan rupiah) adalah 0. Contoh: 56.901.200,00 menjadi 56.901.000,00.
BAB 4.2 PPh OP Untuk Pengusaha
Contoh Pengitungan PPh OP sebagai pengusaha pribadi salah satunya adalah memikil kegiatan
usaha bengkel :
1. PPh Pasal 21
Pengusaha bengkel, baik orang pribadi maupun badan harus melakukan pemotongan PPh Pasal 21
atas gaji, honor dan imbalan sejenisnya kepada para pegawai bengkel. Pegawai bengkel biasanya
terdiri dari dua jenis pegawai, yaitu mekanis/montir dan pegawai administrasi. Tata cara
pemotongan PPh Pasal 21 adalah sebagaimana diatur dalam PER-31/PJ/2012. Berikut ini diberikan
beberapa contoh:
a. Pemotongan PPh Pasal 21 montir
Tuan Endri memiliki sebuah bengkel di jalan Arjuna No. 25 dengan merk Endri Motor. Salah satu
karyawannya, Tuan Adin, setiap bulan kepadanya dibayarkan penghasilan sebagai berikut:
Gaji pokok Rp2.000.000,- sebulan
Komisi untuk setiap motor yang diperbaiki sebesar Rp15.000,- per motor. Selama bulan
Januari 2015 tercatat Tuan Adin telah memperbaiki motor sebanyak 60 motor
Tuan Adin belum menikah
Berdasarkan informasi di atas, penghitungan PPh Pasal 21 Tuan Adin adalah sebagai berikut:
Gaji Pokok sebulan Rp2.000.000,-
Komisi bulan Januari Rp900.000,-
Jumlah Penghasilan bruto sebulan Rp2.900.000,-
Pengurangan Biaya jabatan 5% x Rp2.900.000,- Rp145.000,-
Penghasilan neto sebulan Rp2.755.000,-
Penghasilan neto setahun Rp33.060.000,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) TK/0 Rp24.300.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp8.760.000,-
PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp8.760.000,- Rp438.000,-
PPh Pasal 21 terutang sebulan Rp438.000,-/12 Rp36.500,-
b. Pemotongan PPh Pasal 21 atas pegawai administrasi
Tuan Dimmy bekerja sebagai petugas administrasi pada bengkel Mitra Motor yang dikelola oleh PT
Krisna Sanjaya. Tugas Tuan Dimmy adalah mencatat pendaftaran service motor, dan melayani
pembayaran jasa bengkel maupun penjualan spare part motor. Setiap bulan kepada Tuan Dimmy
dibayarkan penghasilan berupa gaji pokok sebesar Rp1.500.000,-. Tidak ada penghasilan lain yang
dibayarkan kepada Tuan Dimmy. Tuan Dimmy belum menikah meski usianya telah menginjak senja
(*lho)
Berdasarkan informasi di atas, penghitungan PPh Pasal 21 Tuan Dimmy adalah sebagai berikut:
Gaji Pokok sebulan Rp1.500.000,-
Jumlah Penghasilan bruto sebulan Rp1.500.000,-
Pengurangan Biaya jabatan 5% x Rp1.500.000,- Rp75.000,-
Penghasilan neto sebulan Rp1.425.000,-
Penghasilan neto setahun Rp17.100.000,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) TK/0 Rp24.300.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp0,-
PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp8.760.000,- Rp0,-
PPh Pasal 21 terutang sebulan Rp438.000,-/12 Rp0,-
Mengingat penghasilan Tuan Dimmy masih di bawah PTKP, kepada Tuan Dimmy tidak dilakukan
pemotongan PPh Pasal 21.
c. Pemotongan PPh Pasal 21 atas THR/Bonus
Melanjutkan contoh pada huruf a, misalnya pada bulan Januari 2015, kepada Tuan Adin selain
dibayarkan penghasilan sebagaimana diatas, dibayarkan pula bonus kinerja selama tahun 2014
sebesar Rp2.500.000,-
Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas bonus tersebut, langkah-langkahnya adalah:
Hitung PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus setahun/disetahunkan
Hitung PPh Pasal 21 atas gaji setahun (tanpa bonus)
Kurangkan hasil penghitungan kedua langkah di atas, sehingga hasilnya adalah PPh Pasal 21
atas bonus
Maka PPh Pasal 21 atas bonus yang diterima Tuan Adin adalah:
Gaji Pokok sebulan Rp2.000.000,-
Komisi bulan Januari Rp900.000,-
Jumlah Penghasilan bruto sebulan Rp2.900.000,-
Jumlah Penghasilan atas gaji dan komisi setahun Rp34.800.000,-
Jumlah bonus Rp2.500.000,-
Jumlah Penghasilan bruto setahun Rp37.300.000,-
Pengurangan Biaya Jabatan 5% X Rp37.300.000,- Rp1.111.000,-
Penghasilan neto setahun Rp36.189.000,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) TK/0 Rp24.300.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp11.889.000,-
PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp11.889.000,- Rp594.450,-
Maka PPh Pasal 21 atas Bonus yang harus dipotong adalah sebagai berikut:
PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus setahun Rp594.450,-
PPh Pasal 21 tanpa bonus setahun (sesuai contoh pada huruf a) Rp438.000,-
PPh Pasal 21 atas bonus Rp156.450,-
Pemotongan PPh Pasal 21 tidak hanya dilakukan apabila bengkel membayarkan gaji, honor, bonus,
THR atau penghasilan lainnya kepada karyawan. Di sisi lain, bengkel akan dipotong PPh Pasal 21 atas
jasa yang telah diberikan apabila bengkel yang dilakukan oleh orang pribadi memberikan jasa
kepada perusahaan/pemotong PPh Pasal 21. Contoh:
Tuan Andre mengelola bengkel yang bernama Andre Motor. Pada Februari 2015, bengkel Tuan
Andre mendapatkan orderan dari PT Rancamaya untuk memperbaiki kendaraan kantor yang rusak.
Kontrak yang ditandatangani senilai Rp100.000.000,-. Maka atas jasa tersebut Tuan Andre akan
dipotong PPh Pasal 21 yang perhitungannya adalah:
Nilai bruto sesuai nilai kontrak Rp100.000.000,-
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 50% x Rp100.000.000,- Rp50.000.000,-
PPh Pasal 21 yang dipotong 5% x Rp50.000.000,- Rp2.500.000,-
2. PPh Pasal 23
Apabila bengkel Anda dikelola oleh perusahaan dan mendapatkan orderan jasa dari perusahaan lain,
maka atas jasa yang diberikan akan dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2% jika perusahaan Anda ber-
NPWP dan 4% apabila perusahaan Anda tidak ber-NPWP. Pemotongan ini tidak akan berlaku apabila
perusahaan Anda memiliki omset kurang dari Rp4,8 miliar setahun berdasarkan pembukuan tahun
pajak sebelumnya sehingga harus melakukan penghitungan PPh dengan menggunakan PP No 46
tahun 2013 dan Anda memiliki Surat Keterangan Bebas (SKB) yang telah dilegalisasi oleh kepala KPP
tempat Anda menyampaikan SPT Tahunan PPh. Pemotongan PPh Pasal 23 juga tidak akan dilakukan
jika bengkel dikelola oleh orang pribadi, karena kepada orang pribadi tersebut akan dipotong PPh
Pasal 21 seperti contoh di atas. Berikut diuraikan contoh pemotongan PPh Pasal 23:
PT Angga Wicaksana adalah perusahaan yang bergerak dalam pemberian jasa bengkel. Pada bulan
Maret 2015 PT Angga Wicaksana memberikan jasa kepada PT Zakia Lestari dengan nilai kontrak
sebesar Rp100.000.000,- untuk service rutin kendaraan operasional PT Zakia Lestari. PT Angga
Wicaksana memiliki peredaran bruto di atas Rp4,8 miliar, sehingga tidak menghitung pajaknya
dengan menggunakan PP No 46/2013. Maka atas pembayaran yang dilakukan PT Zakia Lestari
kepada PT Angga Wicaksana harus dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2%, yaitu:
2% x Rp100.000.000,- = Rp2.000.000,-
3. PPh Pasal 25
PPh Pasal 25 merupakan angsuran PPh yang terutang selama satu tahun pajak. Normalnya, PPh
Pasal 25 dihitung berdasarkan jumlah PPh yang terutang selama setahun pada tahun kemarin.
Namun dalam hal-hal tertentu PPh Pasal 25 dihitung dengan cara yang berbeda, misalnya PPh Pasal
25 bagi Wajib Pajak yang baru pertama kali memperoleh penghasilan, atau bagi Wajib Pajak
perbankan, dll.
Contoh:
PT Rujukan Semesta, berdasarkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh tahun 2014, terutang
PPh sebesar Rp12.000.000,- selama setahun. PPh tersebut dihitung dari penghasilan teratur yang
diperoleh PT Rujukan Semesta selama tahun 2014. Maka PPh Pasal 25 tahun 2015 yang akan
terutang mulai masa April 2015 adalah:
1/12 x Rp12.000.000,- = Rp1.000.000.-
Dalam hal PT Rujukan Semesta pada tahun 2015 menghitung pajaknya menggunakan PP No 46/2013,
maka PPh Pasal 25 cukup dilaporkan nihil.
4. PPh Pasal 4 ayat (2)
Apabila bengkel (baik dikelola perseorangan maupun dikelola perusahaan yang telah b eroperasi
komersial lebih dari 1 tahun) memiliki peredaran bruto kurang dari Rp4,8 miliar setahun sebelumnya,
maka bengkel harus menghitung pajaknya dengan menggunakan PP No 46/2013 yaitu 1% dari setiap
peredaran bruto setiap bulannya di setiap tempat kegiatan usaha. Pajak ini bersifat final, sehingga
dikenakan langsung dari peredaran usaha/omset tanpa memperhatikan beban yang dikeluarkan
oleh bengkel. Contoh:
Didik Motor merupakan bengkel yang dikelola oleh Tuan Sanda. Selama tahun 2014 peredaran dari
jasa service dan penjualan spare part yang dilakukan tidak melebihi Rp4,8 miliar setahun. Sehingga
mulai Januari 2015, Didik Motor harus menghitung pajaknya dengan menggunakan PP No 46/2013.
Selama Januari 2015, peredaran usaha dari jasa service sebesar Rp200.000.000,- dan penjualan
sparepart sebesar Rp50.000.000,- sehingga total penghasilan yang diterima Didik Motor selama
Januari 2015 adalah sebesar Rp250.000.000,-
Maka PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus disetor adalah 1% x Rp250.000.000,- = Rp2.500.000,-
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 25 ayat (7)
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 tentang Penghitungan Besarnya
Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib
Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa dan Wajib Pajak Lainnya yang berdasarkan Ketentuan
Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Berkala Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengusaha Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
208/PMK.03/2009
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2010 tentang Pelaksanaan Pengenaan
Pajak Penghasilan Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
(Aturan tersebut di atas dapat diunduh di http://ortax.org/ortax/?mod=aturan)
A. Pengertian Wajib Pajak Pengusaha Tertentu
Yang dimaksud dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP OPPT) adalah
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer yang
mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha. Pedagang pengecer adalah orang pribadi yang
melakukan penjualan barang baik secara grosir maupun eceran; dan/atau penyerahan jasa.
Pengertian WP OPPT adalah sebagaimana di atas. Selanjutnya adalah bagaimana kewajiban
perpajakannya (yang dimaksud adalah Pajak Penghasilan). YupsDi Indonesia tercinta ini
kita menganut prinsip self assesment. Sederhananya adalah Wajib Pajak harus
mendaftarkan, menghitung, dan melaporkan pajaknya sendiri.
B. Pendaftaran NPWP
WP OPPT wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
bagi setiap tempat usaha di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi
tempat usaha tersebut (diterbitkan NPWP cabang) dan di KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal Wajib Pajak. Ketentuan ini juga berlaku dalam hal tempat usaha dan
tempat tinggal WP OPPT berada dalam wilayah kerja KPP yang sama. Dalam hal tempat
tinggal WP OPPT sekaligus juga merupakan tempat usaha WP OPPT, terhadap WP OPPT
tersebut hanya diterbitkan NPWP domisili (tidak perlu diterbitkan NPWP cabang).
Misalnya lagi Tn Y mempunyai tempat tinggal di wilayah KPP A dan tempat usaha sebagai
Pedagang Pengecer di wilayah KPP B maka Tn Y wajib mendaftarkan NPWP di KPP A sebagai
NPWP domisili dan juga mendaftarkan NPWP di KPP B sebagai NPWP Cabang/ NPWP Lokasi.
Di KPP A Tn Y tidak memiliki kewajiban PPh Pasal 25 sedangkan di KPP B Tn Y memiliki
kewajiban PPh Pasal 25.Pembayarannya adalah 0,75% dari peredaran
bruto/omzet/penjualan kotor/pendapatan kotor. Sedangkan pelaporan SPT Tahunan
dilakukan di KPP A.
Misalnya, ada lagi Tn Z mempunyai tempat tinggal di KPP A, mempunyai 2 tempat usaha
sebagai Pedagang Pengecer di KPP B dan 1 tempat usaha di wilayah KPP C maka di KPP A Tn
Z diterbitkan NPWP Domisili, tidak ada kewajiban PPh Pasal 25. Di KPP B diterbitkan 2 NPWP
Cabang atas masing-masing tempat usaha, memiliki kewajiban PPh Pasal 25 sebesar 0,75%
dari peredaran bruto dari masing-masing tempat usaha. Di KPP C diterbitkan 1 NPWP
Cabang atas 1 tempat usaha, PPh Pasal 25 sebesar 0,75% dari peredaran bruto.
E. Sanksi
Pembayaran PPh Pasal 25 yang dilakukan:
2. setelah tanggal jatuh tempo pembayaran tetapi belum melewati batas akhir pelaporan, dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2a) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; atau
3. setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan pelaporan, dikenai sanksi administrasi berupa
bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2a) dan denda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009.
BAHASA INGGRIS
Parts of Speech Pengertian Contoh Contoh kalimat
Verb (kata kata yang menunjukan suatu eat, study, pray, sing, He eats a cake
kerja) tindakan subjek. run, fly, draw, work, on the table.
write, swim Sonya swims
like a dolphin.
We study
English
everyday.
Pronoun (kata kata ganti kata benda (noun). I, you, he, she, it, She gets an
ganti) pronoun digunakan untuk they, we, that, award
menghindari pengulangan kata those, this, these, yesterday.
(repetisi) you have
enjoyed the
show.
It will be the
last one.
Preposition kata yang biasa dikombinasikan but, after, to, on, in, There was a
(kata depan) dengan noun atau pronoun, at book on the
biasanya berada sebelum floor.
noun/pronoun. I live in Jogja.
Bob went to the
market.
Noun (kata kata yang berfungsi untuk teacher, book, Maria is my
benda) menamai suatu objek seperti school, Maria, city, teacher.
orang, benda, hewan, tempat, dan Jakarta, cat, I love Jakarta.
konsep abstrak. freedom, creativity Jhon has a fat
cat.
Interjection kata seru atau ucapan pendek yang Hi!, Hello!, Ouch!, Hi! How are you
memiliki makna khusus bisanya Oh!, Ah!, Yummy! friend?
sebagai bentuk emosi. Ah! I feel good
now.
Ouch! that
hurts!
Conjunction kata yang digunakan untuk and, but, when, She is really
(kata menghubungkan kata, however, although smart and
sambung) frasa(phrase), klausa(clause), beautiful.
kalimat, ataupun paragraf. I have a lot of
money, but i
dont need it.
Adverb (kata kata yang menerangkan verb, well, very, slowly, Dina cook the
keterangan) adjective, atau adverb lain. quickly, honestly, rice well.
really, badly The lecture
spoke honestly.
He run slowly
like a snail.
Adjective (kata kata yang menerangkan noun atau good, beautiful, My mother is
sifat) pronoun smart, honest, beautiful.
green, wet, big, hot, Bobi is a fat
fat, hard, soft. boy.
I wear a green
jacket.
Penjelasan Tense Contoh Kalimat Tense
Simple Present Tense
Rumus: We agree with the
speakers opinion.
S + V-1 (Kami setuju dengan opini
pembicara.)
Penggunaan: She is so beautiful.
(Dia sangat cantik.)
Simple present tense untuk menyatakan
fakta, kebiasaan, dan kejadian yang terjadi pada saat
sekarang ini.
Present Continuous Tense
Rumus: Im driving a car to Bandung
now.
S + am/is/are + present participle/V-ing (Saya sedang menyetir
mobil ke Bandung
Penggunaan: sekarang.)
The buses are arriving in an
Present continuous tense untuk membicarakan aksi yang hour.
sedang berlangsung sekarang atau rencana dimasa (Bus-bus tersebut tiba
depan. dalam satu jam.)
Penggunaan:
Simple past tense untuk menunjukkan bahwa suatu
kejadian terjadi di masa lampau.
Past Continuous Tense
Rumus: The team was playing
basketball all day yesterday.
S + was/were + present participle/V-ing (Tim bermain basket
sepanjang hari kemarin.)
Penggunaan:
Penggunaan:
Rumus: as + positive + as
no less + positive + than
not more + positive + than
Tingkat perbandingan yang pertama ini merupakan modifikasi dari sebuah adverb yang
menunjukkan perbandingan positif atau setara.
Contoh:
Pada Tingkat perbandingan yang kedua ini, kita akan membandingkan dua orang, benda,
tempat atau tindakan yang berbeda. Untuk menyatakan perbandingan sesuatu yang
lebih (lebih banyak, tinggi, besar dll.) kita menggunakan adverb more.
Walaupun memang, ada beberapa adverb yang tidak menggunakan more, tapi hanya
akhiran -er, sebagai contoh kata hard, fast, Low dll. Dan ada Beberapa adverb yang
mempunyai bentuk irregular comparative, seperti well dan better atau badly dan worse.
contoh:
Adit arrives at home earlier than Ilham (Adit tiba di rumah lebih awal dari pada
Ilham)
Rina drives more carefully than Rafika. (Rina menyetir lebih hati-hati daripada
Rafika.
3. Superlative Degree (Perbandingan Tingkat Paling)
Dalam bentuk perbandingan yang ke tiga ini kita akan membandingkan tiga orang,
benda, tempat dan perbuatan atau lebih. Pada superlative ini untuk menyatakan sesuatu
yang paling memiliki keunggulan/ kelebihan dibentuk dengan menambahkan adverb
most pada frase adverb.
Tapi untuk adverb berikut ini yaitu hard, fast, dan early kita harus menambahkan
akhiran Est pada adverbnya. Harus diingat juga bahwa ada beberapa adverb yang
mempunyai bentuk irregular comparative seperti pada well dan best atau badly
dan worst.
Contoh :
He goes to school earliest of all the Students. (Dia berangkat sekolah paling
awal dari semua siswa).
Soap kills germs most efficientlyin warm water. (sabun adalah pembunuh
kuman paling efesien di air hangat)
Of all the students in the class, Arwan studies hardest. (Dari semua siswa yang
ada didalam kelas, arwan yang paling giat belajar).
O + to Be + V 3 + By + S + Modifier
Contoh:
1. The bookstore has already sent the books we ordered a week ago
The books we ordered a week ago have been already sent by the bookstore
2. The faculty ordered the recommended books a week ago
The recommended books were ordered by the faculty a week ago
Penggunaan passive voice pada beberapa tenses akan berbeda tetapi tetap memiliki
rumus yang sama. Berikut ini contoh passive voice dalam tenses:
Berdasarkan general rule (aturan umum) positive question tag dapat mengikuti negative sentence
(kalimat negatif). Begitu pula sebaliknya, negative question tag dapat mengikuti positive sentence
(kalimat positif).
Question tag terdiri dari main verb (jika berupa linking verb be), dummy auxiliary verb
do/does/did (jika main verb bukan berupa linking verb) atau auxiliary verb yang pertama (jika
terdiri dari main verb dan satu atau lebih auxiliary) +/- not + subjek (pronoun) yang disesuaikan
dengan kalimat utama.
Diikuti Gerund :
3. Zaman Kemerdekaan
a. Pemerintah Republik Indonesia meneruskan pemungutan pajak atas tanah dengan nama
Pajak Bumi.
b. Tahun 1949 -1956
Pajak Bumi diganti dengan Pajak Pendapatan Tanah. Pada tahun 1950 Jawatan
Pajak Bumi berubah menjadi Jawatan Pendaftaran dan Pajak Pendapatan Tanah. Tahun
1956 Jawatan Pendaftaran dan Pajak Pendapatan Tanah berubah menjadi Jawatan
Pendaftaran Tanah Milik Indonesia (PTMI) tugas pokok melakukan pendaftaran tanah milik
terdaftar sebagai objek pajak.
c. Tahun 1959 -1985
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi dimana hasil yang
diperoleh dari tanah dijadikan dasar pengenaan pajak, bukan didasarkan atas nilai tanah.
d. Tahun 1985 - Sekarang
Diterapkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan, yang mulai berlaku efektif sejak tahun 1986 serta menyederhanakan sistem
pajak dengan menghapuskan 7 (tujuh) dasar hukum pajak atas properti.
Objek PBB
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi
meliputi tanah dan perairan perdalaman serta laut wilayah Indonesia. Bangunan adalah konstruksi
teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada dan/atau perairan. Termasuk dalam
pengertian bangunan adalah :
jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleksbangunan seperti hotel, pabrik, dan
emplasemennya,yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleksBangunan tersebut
jalan tol;
kolam renang;
pagar mewah;
tempat olahraga;
galangan kapal, dermaga;
taman mewah;
tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; dan
Fasilitas lain yang memberikan manfaat
Tarif PBB P2
Menurut pasal 80 ayat 1 dan 2, tarif PBB P2 ditetapkan maksimal 0,3% dan tarif ditetapkan
dengan Peraturan daerah.
Jl. Semeru :
NJOP Bumi = Rp. 1.000.000.000,-
NJOP bangunan = Rp. 3.500.000.000,- +
NJOP sbg dasar
Pengenaan PBB = Rp. 4.500.000.000,-
NJOPTKP = Rp. 0,- (-)
NJOP utk
Perhitungan PBB = Rp. 4.500.000.000,-
Saat Terutang
Saat yang menentukan pajak yang terhutang adalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1
Januari
Tahun Pajak
Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim
Tempat terutang
Tempat terutang untuk jakarta, di wilayah DKI Jakarta
Tempat terutang daerah lainnya di daerah tingkat II yang meliputi letak objek pajak
NOP dan Teknik Penilaian
1. NOP
Definisi NOP: Nomor Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (NOP) adalah nomor identitas
objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Sifat NOP:
a. Unik, yaitu setiap objek pajak PBB diberikan satu NOP dan berbeda dengan NOP yang
diberikan untuk objek pajak PBB lainnya;
b. Tetap, yaitu NOP yang diberikan kepada setiap objek pajak PBB tidak berubah dalam
jangka waktu lama; dan
c. Standar, yaitu hanya ada satu sistem pemberian NOP yang berlaku secara nasional.
Fungsi NOP:
NOP yg diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada saat dilakukan pendaftaran
dan/atau pendataan objek pajak PBB
NOP digunakan dalam administrasi perpajakan dan sebagai sarana wajib pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Diberikan kode kecamatan (digit ke-5 s.d. digit ke-7) dengan angka 000
Pemberian Kode Kelurahan/Desa atau Kode Kantor Pelayanan Pajak untuk Objek Pajak Sektor
Pertambangan
diberikan kode kelurahan/desa (digit ke-8 sampai dengan digit ke- 10) dengan angka 000.
Untuk objek pajak sektor pertambangan untuk pertambangan mineral dan batubara diberikan (digit
ke-8 sampai dengan digit ke-10)kode Kantor Pelayanan Pajak tempat objek pajak ditatausahakan
Pemberian Kode Nomor Urut Blok untuk Objek Pajak Sektor Pertambangan Untuk objek pajak sektor
pertambangan diberikan kode nomor urut blok (digit ke-11 sampai dengan digit ke-13)
2. Penilaian
Adalah proses untuk menentukan Nilai suatu Properti berdasarkan Data dan Fakta yang ada
pada Properti tersebut dengan menggunakan Metode/Teori Penilaian yang sesuai dengan
Data dan Fakta yang ada pada suatu tanggal tertentu
Objek Penilaian
OP Bumi OP Bangunan
Permukaan Tanah Komponen Utama
Tubuh Bumi (Sektor Pertambangan Komponen Material
Migas) Komponen Fasilitas
Hasil Produksi (Sektor P3)
Pendekatan Penilaian:
Persyaratan :
- Fc identitas WP;
- Surat kuasa khusus WP dalam hal dikuasakan;
- surat keterangan tanggal terima SPPT dari kepala desa/lurah asli atau fc struk tanda
terima SPPT;
- Bukti pendukung berupa fc bukti kepemilikan tanah atau fc IMB
d. Permohonan Pembetulan SPPT
Pembetulan SPPT adalah pendaftaran permohonan pembetulan SPPT karena salah nama,
salah alamat, salah hitung, salah zona nilai tanah dan atau kekeliruan penerapan UU atau
peraturan dalam SPPT/SKP/STP. WP mengajukan permohonan pembetulan SPPT/SKP/STP
ke Dispenda. Persyaratan :
- Fc identisas WP;
- Surat kuasa khusus WP dalam hal dikuasakan;
- SPOP yang telah diisi dengan benar, jelas,lengkap dan ditandatangani oleh WP atau
kuasanya;
- Fc bukti lunas PBB tahun pajak sebelumnya;
- Fc bukti kepemilikan tanah dan atau bangunan berupa sertifi kat atau akta jual beli.
e. Permohonan Pembatalan SPPT
Permohonan pembatalan SPPT/SKP/STP diajukan kepada Dispenda melalui pelayanan satu
tempat dan dilengkapi dengan persyaratan yang ditentukan. Pembatalan SPPT dapat
disebabkan 2 hal yaitu :
- Objek pajak tidak ada
- Objek pajak tidak seharusnya kena PBB
- Bouble anslog
2. Surat Ketetapan Pajak (SKP) PBB
SKP PBB adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya pokok PBB atau selisih pokok
PBB, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah PBB yang terutang.
SKP PBB dapat diterbitkan dalam hal terdapat PBB yang seharusnya terutang dalam jangka
waktu 5 tahun setelah saat berakhirnya Tahun Pajak berdasarkan hasil Pemeriksaan PBB
atau Penelitian PBB.
Pemeriksaan PBB
- Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan mencari, menghimpun, dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban PBB dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan PBB
- SKP PBB diterbitkan berdasarkan hasil Pemeriksaan terhadap :
a. SPOP yang terindikasi diisi dengan tidak benar oleh WP berdasarkan Analisis Risiko;
b. WP tidak menyampaikan SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
Undang-Undang PBB dan setelah ditegur secara tertulis WP tidak menyampaikan
SPOP sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;
c. data, keterangan, dan/atau bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a yang
dilakukan Penelitian PBB tetapi dihentikan dan diusulkan untuk dilakukan
Pemeriksaan berdasarkan Analisis Risiko; atau
d. data baru yang belum dan/atau tidak terungkap dalam Pemeriksaan atau Penelitian
PBB sebelumnya yang mengakibatkan penambahan jumlah PBB yang terutang.
Penelitian PBB
- Penelitian PBB adalah serangkaian kegiatan pengujian pemenuhan kewajiban PBB
berdasarkan keterangan lain yang diperoleh dan/atau dimiliki Direktur Jenderal Pajak
atau berdasarkan permohonan WP.
- hasil Penelitian PBB terhadap keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (2) Undang-Undang PBB yang mencakup sebagian atau seluruh data, keterangan,
dan/atau bukti, mengenai Objek Pajak dan/atau WP yang diperoleh dan/atau dimiliki
Direktorat Jenderal Pajak berupa:
1. data, keterangan, dan/atau bukti, terkait dengan WP yang tidak menyampaikan
SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang PBB dan
setelah ditegur secara tertulis WP tidak menyampaikan SPOP sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran;
2. data, keterangan, dan/atau bukti, dalam Putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, terhadap WP yang dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara;
3. data, keterangan, dan/atau bukti lainnya, yang dapat digunakan untuk menghitung
jumlah PBB yang terutang
Direktur Jenderal Pajak dapat mengeluarkan SKP dalam hal :
a. SPOP tidak disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) UU PBB (SPOP
harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan
kepada DJP yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak, selambat-lambatnya 30
hari setelah tanggal diterimanya SPOP oleh subjek pajak) dan setelah ditegur secara
tertulis tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.
b. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang
terhutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP yang
disampaikan oleh WP.
DJP tetap dapat menerbitkan SKP PBB dalam hal WP setelah jangka waktu 5 tahun dipidana
karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang
dapat menimbulkan kerugian negara
3. Surat Tagihan Pajak (STP) PBB
STP PBB diterbitkan:
a. setelah saat jatuh tempo SPPT atau SKP PBB terlewati dan/atau
b. setelah terjadi pelunasan pembayaran atas pokok PBB terutang.
STP PBB setelah saat jatuh tempo SPPT atau SKP PBB terlewati memuat PBB terutang yang
tidak atau kurang dibayar ditambah dengan denda administrasi sebesar 2% (dua persen) per
bulan yang dihitung dari saat jatuh tempo SPPT atau SKP PBB sampai dengan tanggal
diterbitkannya STP PBB.
STP PBB setelah terjadi pelunasan pembayaran atas pokok PBB terutang memuat denda
administrasi sebesar 2% (dua persen) per bulan dari PBB terutang yang tidak atau kurang
dibayar yang dihitung dari:
a. saat jatuh tempo SPPT atau SKP PBB sampai dengan tanggal pelunasan pembayaran atas
pokok PBB terutang, dalam hal belum pernah diterbitkan STP PBB atau
b. saat jatuh tempo STP PBB sampai dengan tanggal pelunasan pembayaran atas pokokPBB
terutang
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan STP PBB yang mencakup PBB yang masih harus dibayar
berdasarkan:
a. Surat Keputusan Pembetulan SPPT atau SKP PBB
b. Surat Keputusan Pengurangan PBB
c. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB Yang Tidak Benar
d. Surat Keputusan Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi PBB
e. Surat Keputusan Keberatan PBB
f. Putusan Banding atau
g. Putusan Peninjauan Kembali
STP PBB diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun setelah saat berakhirnya
tahun pajak. Jumlah PBB yang terutang dalam STP PBB harus dilunasi paling lambat 1 (satu)
bulan sejak tanggal diterimanya STP PBB oleh Wajib Pajak.
4. Pembayaran PBB
Jumlah PBB yang terutang dalam SKP PBB harus dilunasi paling lambat 1 bulan sejak tanggal
diterimanya SKP PBB oleh WP
Tanggal diterimanya SKP PBB adalah
a. Tanggal tanda terima SKP PBB disampaikan langsung
b. Tanggal bukti pengiriman SKP PBB dikirim melalui pos / jasa pengiriman lainnya
5. Penagihan PBB
Dasar Penagihan
a. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
b. Surat Ketetapan Pajak (SKP)
c. Surat Tagihan Pajak (STP)
Pelaksanaan Penagihan
Hak-hak WP
a. Meminta Juru Sita memperlihatkan tanda pengenal Juru Sita Pajak.
b. Menerima salinan Surat Paksa dan Salinan Berita Acara Penyitaan.
c. Menentukan urutan barang yang akan dilelang
d. Mendapat kesempatan terakhir untuk melunasi utang pajak beserta denda termasuk
biaya penyitaan, iklan, dan biaya pembatalan lelang serta melaporkan pelunasan
tersebut kepada Kepala KPP yang bersangkutan sebelum pelaksanaan lelang.
Kewajiban WP
a. Membantu Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugasnya dengan : memperbolehkan
memasuki ruangan, tempat usaha, tempat tinggal; dan memberikan keterangan lisan
atau pun tertulis;yangdiperlukan;
b. Barang yang disita dilarang dipindahtangankan, dihipotikkan, atau disewakan.
Tugas Jurusita Pajak
a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligus;
b. Memberitahukan Surat paksa;
c. Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan SPMP
d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan
Sema ngat!!!
Pengantar Akuntansi
Akuntansi terdiri dari 3 aktifitas utama, yaitu :
Identifikasi
Pencatatan
Pelaporan
1. Pengguna Internal
Marketing
Berapa harga yang perlu ditawarkan untuk mendapatkan
pendapatan bersih maksimum?
Bidang Manajemen
Keuangan
2. Pengguna Eksternal
Investor
Creditors
Investors
Prinsip perhitungan
Liabilities
Klaim terhadap aset (hutang dan kewajiban/ debts and obligations).
Kreditor (pihak yang memberi pinjaman hutang).
Hutang Usaha(Accounts Payable), Hutang Wesel(Notes Payable), Gaji dan
Upah(Salaries and Wages Payable), dll.
Equity
Revenues merupakan hasil pendapatan dari kegiatan usaha sebagai acuan untuk
memperoleh keuntungan. Sumber pendapatan umum adalah: penjualan, biaya, layanan,
komisi, bunga, dividen, royalti, dan sewa.
Expenses merupakan biaya atas pemakaian aset atau layanan. Expenses antara lain
adalah: salaries expense, rent expense, utilities expense, property tax expense, dll.
Dividen adalah distribusi uang tunai atau aset lainnya kepada pemegang saham.
Dividen mengurangi retained earning (Saldo Laba). Namun, dividen bukan biaya.
ANALISIS PENCATATAN AKUNTANSI
1. Investasi dilakukan oleh Stockholders, Ray dan Barbara Neal memutuskan untuk memulai
perusahaan pengembangan aplikasi smartphone bernama Softbyte SA. Pada tanggal 1 September
2017, mereka menginvestasikan 15.000 uang tunai untuk bisnis tersebut dengan i mbalan 15.000
saham biasa/ordinary shares. Saham biasa menunjukkan kepemilikan yang dimiliki Neal di Softbyte
SA. Transaksi ini menghasilkan peningkatan yang sama baik pada assets maupun equity.
Assets = Liabilities + Equity
2. Membeli peralatan secara tunai. Softbyte SA membeli peralatan komputer seharga 7.000 tunai.
4. Pembayaran layanan secara tunai. Softbyte SA menerima 1.200 uang tunai dari pelanggan
untuk layanan pengembangan aplikasi yang telah dilakukan.
5. Pembelian iklan secara kredit. Softbyte SA menerima tagihan sebesar 250 dari Pemrograman
Berita untuk iklan di situsnya namun menunda pembayaran sampai hari berikutnya.
6. Pembayaran layanan secara tunai dan kredit. Softbyte menyediakan layanan sebesar 3.500.
Perusahaan menerima uang tunai sebesar 1.500 dari pelanggan, dan menerima pembayaran
secara kredit sebesar 2.000.
7. Pembayaran expense(beban). Softbyte SA membayar biaya berikut secara tunai untuk bulan
September: sewa kantor 600, gaji dan upah karyawan 900, dan utilitas 200.
9. Menerima pembayaran atas kredit transaksi sebelumnya. Softbyte SA menerima 600 secara
tunai dari pelanggan yang telah ditagih untuk layanan (dalam Transaksi 6).
10. Dividend. Korporasi membayar dividen sebesar 1.300 secara tunai kepada Ray dan Barbara
Neal, pemegang saham Softbyte SA.
+1,600 +1,600
+1,200 +1,200
+250 -250
-250 -250
+250 -250
-1,300 -1,300
18,050 18,050
Income Statement :
Informasi tentang penerimaan dan pembayaran kas untuk jangka waktu tertentu.
Jawabannya sebagai berikut:
o Darimana uang itu berasal?
o Untuk apa uang itu digunakan?
o Bagaimana perubahan saldo keuangan perusahaan?
Debit/Dr Credit/Cr
b. Jika jumlah entri Credit lebih besar daripada jumlah entri Debit, akun akan memiliki saldo
Credit.
Account Name
Debit/Dr Credit/Cr
1000
c. Aturan Debit-Credit
Assets Expenses
Debit / Dr. Credit / Cr. Debit / Dr. Credit / Cr.
Chapter
Equity
Chapter
3-23 3-27
Normal Balance
Chapter Chapter
3-24 3-26
*Persamaan harus seimbang setelah setiap transaksi. Total Debit harus sama dengan total
Kredit.
PROSES PENCATATAN
a. Jurnal
b. Transaksi dicatat secara kronologis
c. Pencatatan dilakukan untuk
1. Mengungkapkan transaksi secara lengkap.
2. Memberikan catatan kronologis transaksi.
3. Membantu mencegah atau menemukan kesalahan karena jumlah debit dan kredit.
Contoh:
GENERAL JOURNAL
Equipment 7000
Cash 7000
Pada tanggal 1 Juli, Tsai Company membeli truk pengangkut seharga NT $ 420.000.
Perusahaan tersebut membayar uang tunai sebesar NT $ 240.000 sekarang dan setuju
untuk membayar sisanya nanti sebesar NT $ 180.000.
GENERAL JOURNAL
Cash 240000
A. General Ledger
1) Setiap transaksi kemudian dikelompokkan menjadi satu jenis.
2) Kemudian posting ke dalam General Ledger dengan format sebagai berikut
*Contoh input data dari jurnal transaksi ke buku besar.
Contoh:
JURNAL PENYESUAIAN
Akrual-basis dalam akuntansi
Jurnal penyesuaian
1. Diperlukan karena saldo percobaan mungkin tidak berisi data terbaru dan lengkap.
2. Diperlukan setiap saat perusahaan menyiapkan laporan keuangan.
3. Akan mencakup satu rekening laporan laba rugi dan satu laporan posisi keuangan.
1. Dibayar dimuka/Deferrals
Deferrals adalah pengeluaran atau pendapatan yang diakui di kemudian dari pada saat
layanan telah dilakukan. Ada dua jenis:
1) Prepaid Expense
Biaya dibayar tunai sebelum kita mendapatkan layanan.
2) Unearned Revenue
Penerimaan uang tunai/pendapatan sebelum layanan kita lakukan.
2. Masih harus dibayar/Accruals
1) Accrued Revenues
Pendapatan untuk layanan yang dilakukan namun belum diterima secara tunai atau
dicatat.
2) Accrued Expenses
Biaya yang dikeluarkan tapi belum dibayarkan secara tunai atau dicatat.
PREPAID EXPENSE
Contoh :
UNEARNED REVENUE
Contoh :
Yazici Advertising Inc. menerima 1,200 pada tanggal 2 Oktober dari R. Knox untuk layanan
periklanan yang diperkirakan akan selesai pada tanggal 31 Desember. Pendapatan Layanan
Diterima di Muka memproyeksikan saldo sebesar 1,200 pada Trial Balance 31 Oktober. Kemudian
analisis menunjukkan bahwa perusahaan melakukan 400 layanan pada bulan Oktober.
Contoh :
Pada bulan Oktober, Yazici Advertising Inc. melakukan layanan senilai 200 yang belum dibayar
oleh klien pada bulan Oktober.
Pada tanggal 10 November, Yazici menerima uang tunai sebesar 200 untuk layanan yang
dilakukan.
Nov. 10 Cash 200
ACCRUED EXPENSE
Contoh :
Yazici Advertising Inc. menandatangani note payable untuk tiga bulan yang harus dibayar sebesar
5.000 pada tanggal 1 Oktober. Catatan tersebut mengharuskan Yazici untuk membayar bunga
dengan tingkat bunga 12% per tahun.
Contoh :
Yazici membayar gaji dan upah pada tanggal 26 Oktober; pembayaran gaji berikutnya tidak akan
terjadi sampai 9 November. Karyawan menerima total gaji sebesar 2.000 untuk lima hari kerja
dalam satu minggu, atau 400 per hari. Dengan demikian, gaji yang masih harus dibayar pada
tanggal 31 Oktober adalah 1,200 (400 x 3 hari).
Contoh Soal
1. Pada tanggal 31 Agustus, perusahaan berhutang pada pekerjanya sebesar 8.000 dalam gaji
dan upah yang akan dibayarkan pada tanggal 1 September.
2. Pada tanggal 1 Agustus, perusahaan meminjam 300.000 dari bank lokal dengan hipotek 15
tahun. Suku bunga tahunan adalah 10%.
3. Pendapatan untuk layanan yang dilakukan namun tidak tercatat untuk bulan Agustus mencapai
11.000.
=> Penyelesaian
Salaries and Wages Expense 8,000
Salaries and Wages Payable 8,000
Interest Expense 2,500
Interest Payable 2,500
*Adjusted Trial Balance disiapkan setelah semua penyesuaian dijurnal dan diposting
Laporan keuangan disusun langsung dari Adjusted Trial balance
Retained Statement of
Income
Earnings Financial
Statement
Statement Position
Memposting Income Statement dan Retained Earnings dari Adjusted Trial Balance
Memposting Statement of Financial Position dari Adjusted Trial Balance
APPENDIX 3A
PENULISAN JURNAL PENYESUAIAN DENGAN METODE LAIN
1. Ketika perusahaan melakukan prepaid expense(Biaya yang dibayar tunai sebelum kita
mendapatkan layanan), perusahaan mendebet jumlah tersebut ke expense account
2. Ketika menerima pembayaran untuk layanan masa depan, ia akan membayar jumlah tersebut
ke akun pendapatan(revenue account)
3. Lengkapi Kolom Neraca Saldo Penyesuaian yang didapatkan dari penggabungan saldo
antara Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Adjusted Income Statement of
Trial Balance Adjustments Trial Balance Statement Financial Position
Account Titles Dr. Cr. Dr. Cr. Dr. Cr. Dr. Cr. Dr. Cr.
Cash 15.200 15.200
Supplies 2.500 1.500 1.000
Prepaid Insurance 600 50 550
Equipment 5.000 5.000
Notes Payable 5.000 5.000
Accounts Payable 2.500 2.500
Unearned Revenue 1.200 400 800
Share Capital-Ordinary 10.000 10.000
Dividends 500 500
Jumlah saldo dari semua akun dan
pastikan jumlahnya seimbang/sama
5. Menghitung Laba/Rugi
Masukkan akun selain pendapatan dan beban di kolom Statement of Financial Position
Adjusted Income Statement of
Trial Balance Adjustments Trial Balance Statement Financial Position
Account Titles Dr. Cr. Dr. Cr. Dr. Cr. Dr. Cr. Dr. Cr.
Cash 15.200 15.200 15.200
Supplies 2.500 1.500 1.000 1.000
Prepaid Insurance 600 50 550 550
Equipment 5.000 5.000 5.000
Notes Payable 5.000 5.000 5.000
Accounts Payable 2.500 2.500 2.500
Unearned Revenue 1.200 400 800 800
Share Capital-Ordinary 10.000 10.000 10.000
Dividends 500 500 500
Service Revenue 10.000 400 10.600 10.600
200
Salaries and Wages Exp. 4.000 1.200 5.200 5.200
Hitung
laba/rugi
B. Jurnal Penutup
Pada akhir pembukuan, perusahaan membuat akun untuk periode berikutnya.
1. Menyiapkan T-Account Jurnal Penutup
Perusahaan umumnya membuat jurnal dan mencatat closing entries pada akhir
periode akuntansi tahunan.
Closing entries menghasilkan saldo nol di setiap akun sementara.
SIKLUS AKUNTANSI
1. Analyze business transactions
A. Asset
1. Intangible Asset (Tak berwujud)
3. Long-Term Investments
Investasi pada saham biasa dan obligasi perusahaan lain.
Investasi pada aset tidak lancar seperti tanah atau bangunan yang tidak digunakan
perusahaan dalam kegiatan operasinya.
4. Current Assets
Aset yang diharapkan perusahaan dikonversi menjadi uang tunai atau digunakan dalam
waktu satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih lama.
Siklus operasi adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan dari pembelian persediaan
hingga pengumpulan uang tunai dari pelanggan.
B. Equity
Perizinan - satu akun modal.
Kemitraan - akun modal untuk masing-masing pasangan.
Korporasi - Modal Saham dan Saldo Laba.
C. Liabilities
1. Non Current Liabilities
Kewajiban sebuah perusahaan untuk membayar setelah satu tahun.
2. Current Liabilities
Kewajiban perusahaan akan membayar dalam tahun depan.
Biasanya notes payable harus dibayar pertama, diikuti oleh hutang dagang atau item
lainnya mengikuti urutan besarnya.
Likuiditas - kemampuan membayar kewajiban diperkirakan akan jatuh tempo di
tahun depan.
Reversing Entries
Hal ini sering membantu untuk membalikkan beberapa penyesuaian sebelum mencatat
transaksi reguler pada periode berikutnya.
Perusahaan melakukan pembalikan pada awal periode akuntansi berikutnya.
Setiap entri pembalikan adalah kebalikan dari entri penyesuaian yang dibuat pada periode
sebelumnya. Penggunaan entri pembalikan tidak mengubah jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
Untuk menggambarkan penggunaan opsional entri pembalikan untuk biaya yang masih harus
dibayar, kita akan menggunakan biaya transaksi untuk Periklanan Yazici A.S.
26 Oktober (gaji awal): Perintis membayar 4.000 dari gaji dan upah yang diterima antara
tanggal 15 Oktober dan 26 Oktober.
31 Oktober (adjusting entry): Gaji dan upah yang diterima antara tanggal 29 Oktober dan
31 Oktober adalah 1,200. Perusahaan akan membayarnya dalam daftar gaji 9 November.
9 November (gaji berikutnya): Gaji dan upah yang dibayarkan adalah 4.000. Dari jumlah
ini, 1,200 berlaku untuk gaji dan hutang yang harus dibayar dan 2.800 diperoleh antara
tanggal 1 November dan 9 November.
Reversing Entries
(per appendix)
Initial Salary
Oct. 26 Same entry
Entry
Adjusting Entry
Oct. 31 Same entry
Closing Entry
Oct. 31 Same entry
Reversing Entry
Nov. 1 Salaries and Wages Payable 1,200
Salaries and Wages Expense 1,200
Subsequent Salary Entry
Nov. 9 Salaries and Wages Expense 4,000
Cash 4,000
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
1. Secara tradisional digunakan untuk barang dagangan dengan nilai unit tinggi.
2. Menunjukkan kuantitas dan biaya persediaan yang harus di tangan setiap saat.
3. Menyediakan kontrol yang lebih baik atas persediaan daripada sistem periodik.
Sauk Stereo (pembeli) menggunakan faktur pembelian faktur penjualan yang disiapkan oleh PW
Audio Supply, Inc. (penjual). Siapkan entri jurnal untuk Sauk Stereo untuk faktur dari PW Audio
Supply.
FOB Destination
Kepemilikan barang tetap dengan penjual sampai barangnya sampai ke pembeli.
*Biaya pengangkutan
yang dikeluarkan oleh
penjual adalah biaya
operasional.
Pembeli mungkin tidak puas karena barang rusak atau rusak, dengan kualitas yang rendah, atau
tidak memenuhi spesifikasi.
Maka akan menghasilkan pencatatan dengan nama Purchase Return dan Purchase Allowance
1. Purchase Return : Pengembalian barang untuk kredit jika penjualan dilakukan secara kredit, atau
untuk pengembalian uang jika pembelian dilakukan dengan uang tunai.
2. Purchase Allowance : Pembeli memilih untuk menyimpan barang dagangan jika penjual akan
memberikan penurunan harga beli.
Asumsikan Sauk Stereo mengembalikan barang seharga 300 ke PW Audio Supply pada
tanggal 8 Mei.
Inventory 300
DISKON PEMBELIAN
Diskon 2% jika dibayarkan Diskon 1% jika dibayarkan harga bersih jatuh tempo
dalam waktu 10 hari, jika dalam 10 hari pertama dalam 10 hari pertama bulan
tidak, maka harga bersih bulan depan. depan.
akan dibayarkan dengan
periode jatuh tempo dalam
30 hari dari saat pembelian.
Inventory 70
Cash 3430
*Discount = 3500 x 2% = 70
Jika Sauk Stereo gagal mengambil potongan harga, dan kemudian melakukan pembayaran penuh
sebesar 3.500 pada tanggal 3 Juni, entri jurnalnya adalah:
June 3 Accounts Payable 3,500
Cash 3,500
Inventory
Debit Credit
th th
4 - Purchase 3,800 300 8 - Return
th
th
150 70 14 - Discount
6 - Freight-in
Balance 3,580
Contoh Soal :
Pada tanggal 5 September, Perusahaan Zhu membeli barang dagangan dari Perusahaan Gao.
Harga jual barang adalah 15.000, dan biaya untuk Gao Company adalah 8.000. Pada tanggal 8
September, Zhu mengembalikan barang cacat dengan harga jual 2.000. Catat transaksi di buku
Zhu Company.
Sept. 5 Inventory 15,000
Accounts Payable 15,000
Sept. 8
Accounts Payable 2,000
Inventory 2,000
PENCATATAN PENJUALAN BARANG (RECORDING SALES OF MERCHANDISE)
PW Audio Supply mencatat penjualan sebesar 3.800 pada tanggal 4 Mei ke Sauk Stereo secara
tunai sebagai berikut (asumsikan biaya barang dagang Perlengkapan Audio PW 2.400).
May 4 Accounts Receivable 3,800
Sales Revenue 3,800
4 Cost of Goods Sold 2,400
Inventory 2,400
Contoh pencatatan :
Siapkan entri PW Audio Supply akan membuat untuk mencatat kredit untuk barang yang
dikembalikan dengan harga jual 300 (dengan biaya 140). Asumsikan barang tidak rusak.
May 8 Sales Returns and Allowances 300
Accounts Receivable 300
8 Inventory 140
Cost of Goods Sold 140
Asumsikan barang yang dikembalikan cacat dan memiliki nilai sisa sebesar 50, PW Audio
akan membuat catatan berikut:
May 8 Sales Returns and Allowances 300
Accounts Receivable 300
8 Inventory 50
Cost of Goods Sold 50
DISKON PENJUALAN
Asumsikan Sauk Stereo membayar saldo sebesar 3.500 (harga faktur sebesar 3.800
dikurangi pengembalian pembelian dan diskon sebesar 300) pada tanggal 14 Mei, di hari terakhir
periode diskon. Siapkan pencatatan jurnal PW Audio Supply untuk mencatat penerimaan pada
tanggal 14 Mei.
May 14 Cash 3,430
* [(3,800 300) X 2%]
Sales Discounts 70 *
Accounts Receivable 3,500
Contoh soal :
Pada tanggal 5 September, Perusahaan Zhu membeli barang dagangan dari Perusahaan Gao.
Harga jual barang adalah 15.000, dan biaya untuk Gao Company adalah 8.000. Pada tanggal 8
September, Zhu mengembalikan barang cacat dengan harga jual 2.000 dengan nilai wajar barang
adalah 300. Catat transaksi di buku Gao Company.
Sept. 5
Cost of Goods Sold 8,000
Sept. 8 Sales Returns and Allowances 2,000
Inventory 8,000
Accounts Receivable 2,000
JURNAL PENUTUP
Contoh soal :
Neraca saldo Toko Kenakan Olahraga Celine pada tanggal 31 menunjukkan Persediaan(Inventory)
$ 25.000, Pendapatan Penjualan(Sales Revenue) 162.400, Retur Penjualan dan Tunjangan(Sales
Returns and Allowances) 4.800, Diskon Penjualan(Sales Discounts) 3.600, Harga Pokok
Penjualan(Cost of Goods Sold) $ 110.000, Pendapatan Sewa(Rent Revenue) 6.000, biaya
pengiriman barang(Freight-Out) 1800, Biaya Sewa(Rent Expense) 8.800, dan Beban Gaji dan
Upah(Salaries and Wages Expense) 22.000. Siapkan entri penutup untuk akun di atas.
Laporan laba rugi merupakan sumber informasi utama untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
*Gross Profit
COMPREHENSIVE INCOME
PERSEDIAAN(INVENTORY) DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN(STATEMENT OF FINANCIAL
POSITION)
KLASIFIKASI AKUN DALAM LAPORAN KEUANGAN
Reversing Entries
Example
PENGANTAR ILMU EKONOMI
ILMU EKONOMI
KELANGKAAN ( SCARCITY )
Kelangkaan erat kaitannya dengan keterbatasan atau ekonomis, yang merupakan lawan
dari tidak terbatas atau bebas.
Sumber daya ekonomi bersifat terbatas, sehingga produksi terhadap barang dan jasa juga
terbatas.
TEORI MIKROEKONOMI
Pasar adalah tempat atau konteks dimana penjual atau pembeli menjual atau membeli
barang dan jasa.
Fungsi menunjukkan hubungan antara 2 variabel atau lebih. Hal ini menunjukkan
bagaimana nilai satu variabel (terikat) diperkirakan dengan menentukan nilai variabel-
variabel prediktor (independen).
Ekuilibrium merupakan suatu keseimbangan pada kondisi pasar dimana jika sudah
tercapai akan cenderung bertahan.
Ekuilibrium pasar terjadi ketika tingkat permintaan dan tingkat penawaran berada dalam
keseimbangan.
Jumlah barang yang ingin dibeli oleh individu pada suatu waktu tertentu bergantung pada harga,
pendapatan, harga barang lain, selera individu.
Dengan mengasumsikan pendapatan, harga barang lain dan selera inividu bersifat konstan
(ceteris paribus), kita bisa mengukur tingkat permintaan terhadap suatu barang
Gambaran tingkat permintaan individu dapat direpresentasikan dalam suatu kurva permintaan
Semakin rendah harga barang x, semakin besar jumlah permintaan individu terhadap
barang x.
Semakin rendah harga barang x, semakin sedikit jumlah penawaran produsen untuk
barang x.
Jika terjadi perubahan pada kondisi ceteris paribus, kurva penawaran akan bergeser.
Pasar atau Penawaran agregat untuk suatu barang memberikan pilihan jumlah barang yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga untuk seluruh individu di pasar.
Ekuilibrium
Equilibrium mengacu pada kondisi pasar yang, sekali dicapai, cenderung bertahan.
Dalam ekonomi, ekuilibrium terjadi ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan pada pasar di periode waktu yang sama.
Jika kurva permintaan pasar atau penawaran pasar atau keduanya bergeser, titik
ekuilibrium akan bergeser.
ELASTISITAS
Elastisitas
Salah satu pokok penting dalam fungsi permintaan dan penawaran adalah derajat
kepekaan atau elastisitas jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan karena terjadinya
perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas harga permintaan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta
akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.
2 1
1 2 1 1
= 2 1 atau =
2 1 1
1
(( + ))
( ) ( +)
= ( .
+) ( )
P1 P1
P2 P2
Q1 Q2 Q1 Q2
( | |> 1 elastis ) ( ||< 1 inelastic )
P1
P2
Q1 Q2 Q
( | |= 0 inelastis sempurna )
( | |= 1 unitary elastis )
P
( | |= elastis sempurnaQ)
Diketahui apabila harga barang X Rp 500, maka permintaan sebanyak 100 unit. Turunnya
harga barang X tersebut menjadi Rp 400, menyebabkan naiknya jumlah barang yang diminta
menjadi 150 unit. Berapakan besarnya koefisien elastisitas permintaan barang X tersebut?
Jawab :
500
= - 2,5 (tanda minus hanya
400
menunjukan arah perubahan yang
negatif yaitu sifat hubungan antara
harga dan kuantitas berlawanan
arah)
| | = 2,5 > 1 ELASTIS
100 150
ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA
1. Jika waktu harga beras Rp. 4.000/Kg , jumlah beras yang dibeli
konsumen adalah 10.000 Kg sedangkan pada waktu harga beras Rp. 3.000/Kg, jumlah
beras yang dibeli konsumen adalah 15.000 kg. Nilai Koefisien elastisitas yang diperoleh adalah ?
2. Jika harga beras naik dari Rp. 3.000/Kg menjadi Rp. 4.000/Kg dan oleh karenanya permintaan
berkurang dari 15.000 Kg menjadi 10.000 Kg ?
Penyelesaian
Kasus 1
Kesimpulan kasus 1
Nilai koefisien elastisitas permintaan beras di atas adalah 2.
Artinya adalah nilai tersebut berarti bahwa perubahan harga
sebanyak 1% menimbulkan perubahan permintaan sebanyak 2%.
Pengurangan harga sebanyak 25% (Rp. 1.000/Rp. 4.000) menambah
permintaan sebanyak 50% (5.000 Kg/ 10.000 Kg).
Kasus 2
Kesimpulan kasus 2
| |= 1 unitary elastis
Kenaikan harga sebanyak 1% menurunkan permintaan beras
sebanyak 1%.
ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas penawaran (Es) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri
2 1 2 1
1 = 1
= atau 2 1 1
2 1
1
Pada saat harga Rp. 5.000,00 per unit, jumlah barang yang ditawarkan 20 unit. Kemudian harga
turun menjadi Rp. 4.500,00 perunit dan jumlah barang yang ditawarkan menjadi 10 unit.
berdasarkan data tersebut besarnya koefisien elastisitas penawarannya adalah.
Jawaban
2 1 1
=
21 1
1020 5.000
= =5
4.5005.000 20
Nilai = 5 > 1, menunjukan penawaran elastis. Untuk setiap 1% perubahan harga, produsen akan
meningkatkan penawarannya sebesar 5%.
Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat
penghubung diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang. Besarnya elastisitas silang (xy)
dapat dihitung berdasarkan pada rumus berikut:
%
=
%
2 1 1
=
2 1 1
Besarnya nilai elastisitas akan menunjukkan bentuk hubungan antara barang x dengan
barang y.
ELASTISITAS PENDAPATAN
Bab 4
Prilaku Konsumen
1. Asumsi-asumsi utama prilaku konsumen
Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau
kegunaan. Barang yang dikonsumsimempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin
besar manfaat yang diperoleh.
Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas
merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya
dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen.
Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal
Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan
utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun,
bahkan menjadi negatif. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang
Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility).
Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas
pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan
preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau sama-sama disukai. Misalnya ada dua
barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama
disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.
Secara indivudial atau perilaku pelaku pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai
dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup
dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
2. Pendekatan utilitas cardinal
Asumsi pendekatan kardinal adalah kepuasan konsumsi dapat diukur dengan
satuan ukur, util. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan Terjadi hukum
The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
Bahwa kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga
dapat diukur. Pengukuran kepuasan diukur dengan satuan Util. Marginal Utility of money
constant dan Marginal Utility barang-barang konsumsi menurun, hal ini menganut Hukum
Gossen I (Law of Deminishing Marginal Utility ) yaitu semakin banyak satuan barang yang
dikonsumsi oleh konsumen maka semakin kecil tambahan/ marginal kepuasan yang
diperoleh konsumen atau bahkan nol / negatif.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh
dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai
dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).
Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang
semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Contoh sangat sederhana : Orang yang minum air saat dehidrasi akan merasakan tingkat
kepuasan yang tinggi (karena dia akan merasa sangat puas kalau minum air disaat
dehidrasi), dari pada orang yang normal, dan orang yang minum air saat kembung akan
merasakan tingkat kepuasan yang rendah (karena dia akan merasa tersiksa kalau minum air
disaat kembung).
Contoh : Kurva TU(Total Utility) dan MU(Marginal Utility)
Secara teoritis, konsumen akan memperoleh kepuasan total (TU) maksimum pada saat
harga (P) sama dengan tambahan kepuasan (MU).
16 2Qx = 4 = 16(6) - 62
2Qx = 16 4 = 96 36
Qx = 6 = 60
Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan
apapun)
Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, )
Keseimbangan kepuasan konsumen Y MUx
MRSxy
X MUy
Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)
Bentuk Kurva Indiferens
Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi antara barang X dan Y.
Keseimbangan konsumen
Pada titik singgung antara kurva indiferens konsumen dengan garis anggaran.
Secara matematis; slope kurva kurva indiferens sama dengan slope kurva garis anggaran,
(-Px/Py) Px
MRSxy
Py
MUx Px
MUy Py
Px MUx Y
MRSxy
Py MUy X
Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang
yang dikonsumsi
Pengaruh Perubahan Harga terhadap Keseimbangan Konsumen
Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh
konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada
berbagai tingkat harga.
Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titik-titik pada kurva PPC,
menggambarkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
Barang Inferior, Kenaikan pendapatan konsumen akan menurunkan jumlah barang X yang
diminta.
Barang Giffen, sifatnya menyerupai barang inferior, sifat khususnya adalah jika harga
barang inferior turun jumlah permintaan juga akan turun.
Barang Giffen, sifat sama dengan barang inferior, tetapi bertentangan terhadap hukum
permintaan.
Teori Produksi
5.1 Teori Produksi
Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari
jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu,
sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input)
yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
Dalam Tabel diatas, produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai maksimum
(15 unit) pada saat buruh yang dipekerjakan berjumlah 6-7 orang. Namun, setelah itu
pertambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena roduksi marjinal (MP) sudah
negatif. Sehingga besarnya MP sangat mempengaruhi TP. Selama nilai MP>0, TP tetap
bertambah. Besaran nilai MP juga mempengaruhi besarnya produksi rata-rata (AP).
Pertambahan tenaga kerja dapat memperbesar nilai AP selama nilai MP>nilai AP sebelumnya.
5.4 Hubungan antara TP, AP, dan MP
Pada tahap I, pertambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun
produksi rata-rata. Karena hasil yang diperoleh dari tenaga kerja jauh lebih besar dari
tambahan upah yang harus dibayarkan maka perusahaan akan merugi di tahap ini. (slope
kurva TP yang meningkat tajam)
Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata-
rata mengalami penurunan. Namun keduanya masih menunjukkan tren positif, sehingga
penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai
maksimum. (slope kurva TP datar, sejajar dengan sumbu horizontal).
Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi karena
penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total, sehingga perusahaan
mengalami kerugian. (slope kurva negatif).
Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya berproduksi di tahap II. Secara matematis,
perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja ketika tambahan biaya (marginal cost)
yang harus dibayar sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue), dalam hal ini
tambahan biaya untuk upah (wage)
Kurva Isokuan
Kurva yang menghubungkan titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat
output yang sama.
Contoh, untuk memproduksi 105 bal tekstil kita dapat menyediakan 4 buah mesin
dan 2 orang pekerja. Dapat digambarkan dengan kurva isokuan sebagai berikut.
Jumlah input L yang dapat disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang
dihasilkan tidak berubah.
K MPL
MRTSLK
L MPK
Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil sepanjang
pergerakan ke bawah kurva isokuan.
Anggaran tertinggi yang mampu disediakan produsen untuk membeli input yang
digunakan dalam proses produksi dihubungkan dengan harga input.
PKK + PLL C atau
PK K + P LL = C
Q3
Q2
(a) Maksimalisasi Output Q1 (b) Minimalisasi Biaya
Fungsi Biaya Produksi, hubungan input dan output (besarnya biaya produksi
dipengaruhi jumlah output, besarnya biaya output tergantung pada biaya atas input yang
digunakan).
Perilaku biaya produksi , dipengaruhi;
1. Karakteristik fungsi produksi
2. Harga input yang digunakan dalam proses produksi.
5.12 Analisis Biaya Produksi Jangka Pendek
Biaya Rata-rata;
1. Average Fixed Cost, AFC = TFC/Q
2. Average Variabel Cost, AVC = AVC/Q
3. Average Cost,
TC TFC TVC
AC AFC AVC
Q Q
4. Biaya Marjinal (Marginal Cost); MC = TC/
Q.
Kurva penawaran jangka pendek perusahaan
kompetitif
5.13 Analisis Biaya Jangka Panjang (Long-run average cost atau LAC)
Proses produksi yang sudah tidak menggunakan input tetap, seluruh biaya produksi
adalah variabel. Perilaku biaya produksi jangka panjang; keputusan penggunaan input
variabel oleh perusahaan dalam jangka pendek. Fungsi biaya jangka panjang; Biaya rata-rata
jangka panjang (LAC), Biaya marjinal jangka panjang (LMC), yang diperoleh dari biaya total
jangka panjang (LTC).
Perilaku Biaya Jangka Panjang
Long-run average cost (LAC), menunjukkan biaya rata-rata terendah dari kombinasi
input yang digunakan untuk menghasilkan setiap tingkat output tertentu (least cost
combination).
Contoh, Surplus Konsumen pada turunnya tarif jasa provider untuk layanan telepon.
5.15
1. Pajak
Pajak dalam sisi lain memberatkan karena membuat barang menjadi lebih mahal.
Namun, Pajak diperlukan untuk penerimaan negara sebagai modal negara menjalankan
fungsi-fungsinya.
Misal, pemerintah bermaksud
menarik pajak dari pasar sepeda motor,
dengan beban pajak sebesar T/unit yang
dibebankan kepada produsen. Pengenaan
pajak menyebabkan kurva penawaran
bergeser dari S0 ke S1 , sehingga
membentuk harga keseimbangan menjadi
P1, jumlah kesetimbangan menjadi Q1.
2. Jika barang yang dikenakan pajak memiliki permintaan yang lebih elastis daripada
penawarannya.
Ketika anjloknya nilai mata uang rupiah
terhadap Dollar AS menyebabkan semakin
tingginya permintaan ekspor barang-barang
kerajinan lokal. Karena situasi tersebut,
pemerintah mengenakan pajak pada setiap
kerajinan tangan yang diekspor sebesar T per
unitnya. Agar tidak merugikan produsen yang
merupakan pengusaha UMKM, maka pajak
dibebankan pada konsumen.
Karena pajak sebesar Rp 10.000 tiap unit kerajinan, maka akan menggeser kurva
permintaan ke kiri. Sehingga menurunkan jumlah keseimbangan dari 500 unit ke 430 unit
saja dan terbentuk titik keseimbangan baru. Dan hilangnya surplus konsumen akibat pajak
sebesar Rp 3.000x430 unit dan hilangnya surplus produsen akibat pajak sebesar Rp
7.000x430 unit.
Teori Cobweb
Terjadi pada produk-produk pertanian yang berfluktuasi dari musim ke musim.
Misal pada musim I, produk pertanian dihasilkan sebesar Q1. Mengetahui bahwa
produk pertanian merupakan barang tak tahan lama (non durable), maka jumlah Q1 harus
habis pada musim itu juga dengan harga P1. Dalam musim selanjutnya, mungkin sekali para
produsen produk tersebut untuk berproduksi pada harga pasar (P1). Dengan jumlah panen
musim kedua sebesar Q2, dan harga tetap (P1), terjadi fluktuasi yang menyebabkan harga
berubah menjadi P2, begitupun seterusnya dengan harga P3 di musim ketiga, hingga
mencapai kestabilan harga yaitu pada Pe dan dalam jumlah panen sebesar Qe. Karena
berfluktuasi, maka membentuk sarang laba-laba yang dalam bahasa inggris disebut cobweb.
Bab 7
Pasar Persaingan Sempurna & Pasar Monopoli
1. Karateristik
a. Persaingan Sempurna
Bentuk organisasi pasar dimana terdapat banyak pembeli dan penjual dan
produk bersifat homogen.
Banyak Pembeli dan Banyak Penjual
Pembeli dan Penjual Penerima Harga
Produk Bersifat Homogen
Sumberdaya dgn Mobilitas Sempurna
Pelaku Ekonomi (penjual, pembeli) , mempunyai pengetahuan/Informasi
Sempurna
Contoh: Bursa Efek, Pasar Modal, Pasar Uang, Komoditas Pertanian
b. Monopoli
Bentuk organisasi pasar dimana hanya ada satu perusahaan yang menjual
produk yang tidak memiliki subtitusi dekat.
Penjual Tunggal dan Banyak Pembeli
Tidak ada Substitusi Produk
Hambatan dalam Mobilitas Sumberdaya, karena :
o Perusahaan menguasai sepenuhnya persediaan bahan baku yang
dibutuhkan untuk memproduksi barang/jasa
o Paten & Hak Cipta
o Memiliki Skala Ekonomis Yang Tinggi: Monopoli Alami
o Adanya hak monopoli dari Pemerintah
Contoh: PLN, KAI, PERTAMINA
tersebut)
Pada saat MR = MC merupakan tingkat outputyang terbaik karena
memaksimalkan laba total (Produksi dengan Biaya sama sehingga
Laba maksimal / kemampuan untuk memproduksi dan biaya untuk
produksi sama sehingga resource yang terbuang sia-sia (MR<MC)
atau resource yang mengganggur (MR>MC)
ii. Monopoli
Kurva MR akan berada dibawah kurva D
Tingkat Output paling menguntungkan adalah pada saat MR = MC
Penentuan harga terbaik di capai pada saat P > MR
Titik impas, rugi dan untung tergantung pada ATC, dimana:
a. P = ATC, tingkat harga & output terbaik
b. P > ATC, Keuntungan
c. P< ATC, Kerugian
Keuntungan pasar monopoli berada di titik ACBF, dengan P > MR =
MC, dan P=ATC, ATC = Average Total Cost
b. Jangka panjang
i. Persaingan Sempurna
Dalam jangka panjang semua input dan biaya produksi bersifat
variabel
Tingkat output terbaik bagi perusahaan dalam jangka panjang
adalah pada saat:
P = MR = LMC = titik terendah LAC
P = Harga
MR = Marginal Revenue
LMC = Long Run Marginal Cost/Biaya Marginal jangka
Pendek
LAC = Long-run Average Cost/Biaya rata-rata jangka
panjang
SATC (Short-run Avarage Cost/Biaya total rata-rata jangka pendek)
menggambarkan tingkat skala pabrik perusahaan
Agar optimum SATC harus bersinggungan dengan LAC sehingga
SMC = LMC
ii. Monopoli
Dalam jangka panjang semua input dan biaya produksi adlah
variabel
Tingkat Ouput terbaik adalah pada saat P = LMC
Skala pabrik yang optimum adlah saat kurva SATC bersinggungan
dengan LAC pada tingkat output terbaiknya
Perusahaan Monopoli dapat menikmati laba ekonomis dalam
jangka panjang, karena dapat menghalangi masuknya pemain
baru keindustri
Karenanya perusahaan tidak perlu berproduksi pada titik
terendah LAC
4. Keunggulan dan Kelemahan
a. Persaingan Sempurna
i. Keunggulan
Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah.
Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk
maksimal (kemakmuran maksimal).
Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang
homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga.
ii. Kelemahan
Kelemahan dalam hal konsumsi.
Banyak penjual pesaing
Konflik efisiensi-keadilan
b. Monopoli
i. Keunggulan
Menghindari Produk Tiruan dan Persaingan yang Tidak
Bermanfaat
Menimbulkan Skala Ekonomi yang Menurunkan Biaya Produksi
ii. Kelemahan
Adanya Ketidakadilan atau Kesenjangan dalam Pembagian
Pendapatan
Adanya Eksploitasi terhadap Konsumen dan Pekerja
Mengurangi Kesejahteraan Konsumen
Bab 8
Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli
1. Karakteristik Pasar persaingan monopolistik
Merupakan campuran antara persaingan sempurna & Monopoli
Unsur persaingan sempurna berasal dari : Banyak Penjual dan Banyak Pembeli
Unsur Monopoli Berasal dari : Produk Terdiferensiasi
Sumberdaya dgn Mobilitas Sempurna
Bisa menentukan karakteristik produk dan beban penjualannya sendiri (ie: iklan)
Mampu menentukan harga dan kuantitas produknya sendiri
Contoh: Fast-food outlets, Handphone, Industri Ritel, Motor dll
2. Keseimbangan Jangka panjang dan pendek
a. Jangka Panjang
Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada firma-
firma baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan
pertambahan dalam jumlah firma di pasar. Sebagai akibatnya setiap firma akan
menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini
berarti kemasukan firma baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya
juga kurva hasil penjualan marginal MR) kesebelah kiri. Kemasukan firma baru dan
penggeseran kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga firma hanya
memperoleh keuntungan normal saja.
b. Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, dan
sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan,
keseimbangan yang dicapai suatu firma dalam pasar persaingan monopolistis.
Dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi firma adalah sebagian
dari keseluruhan permintaan pasar.
Model Edgeworth
Model Chamberlin
Model Kurva permintaan berlekuk