Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aritmia adalah gangguan pada irama jantung, bisa merupakan irama yang
tidak teratur atau irama yang sangat cepat atau dapat juga irama yang sangat
lambat. Berdasarkan konsekuensi hemodinamik, aritmia menentukan kedaruratan
terapi. Gangguan irama yang dihasilkan dapat menyebabkan kolaps
kardiovaskular.
Jenis paling umum dari aritmia adalah atrium fibrilasi (AF). Diperkirakan
2,7-6,1 juta penduduk Amerika Serikat menderita AF dan angka ini juga
diperkirakan akan meningkat. AF tejadi pada 2% penduduk berusia kurang dari 65
tahun dan sekitar 9% pada usia lebih dari 65 tahun. Kejadian ini lebih kecil
kemungkinan di negara Afrika Amerika. Sementara itu data dari studi
observasional (MONICA-multinational monitoring of trend and determinant in
cardiovascular disease) pada populasi urban di Jakarta menemukan angka
kejadian FA sebsar 0,2% dengan rasio laki-laki dan perempuan 3:2. Data di
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menunjukkan
peningkatan setiap tahunnya persentase kejadian FA pada pasien yang dirawat,
yaitu 7,1% pada tahun 2010 meningkat menjadi 9,0% pada tahun 2011, 9,3% pada
tahun 2012, dan 9,8% pada tahun 2013.2,3
Kebanyakan kejadian aritmia tidak disadari oleh pasien dan baru
terdiagnosis melalui pemeriksaan fisik atau elektrokardiografi. Gejala khas aritmia
adalah palpitasi. Pasien juga dapat mengeluhkan percepatan atau perlambatan
irama jantung, atau merasa bahwa detak jantungnya tidak teratur. Klinis yang
berat dari aritmia adalah penurunan cardiac output berupa pusing atau sinkop atau
angina, yang dapat terjadi ketika aritmia telah mengganggu fungsi jantung.4
Sudden cardiac death bisa jadi satu-satunya manifestasi klinis yang muncul
pada pasien.Thaler Hal ini dapat terjadi ketika ventrikel jantung gagal memompakan
darah ke sirkulasi oleh karena teradinya takikardia atau fibrilasi vnntrikel,
sehingga dapat menyebabkan cardiac arrest.heartorg Anga sudden cardiac death juga
tergolong sangat tinggi. Lebih dari 300.000 kasus terjadi di Amerika Serikat setiap
tahunnya dengan insiden 0,1 0,2 % per tahun (1-2/1000 populasi.braunwald
Meskipun begitu, tidak seluruh aritmia bisa berbahaya. Banyak kelainan
irama jantung terjadi sewaktu-waktu dan dapat mengenai individu yang normal.
Akan tetapi, kebanyakan aritmia dapat membahayakan nyawa dan membutuhkan
tatalaksana segera.thaler
1.2 Batasan Masalah
Referat ini membahas tentang definisi, epidemiologi, klasifikasi,
patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, dan penatalaksanaan
dan pada aritmia.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan referat ini untuk mengetahui definisi, klasifikasi,
patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, dan penatalaksanaan
pada aritmia.

1.4 Manfaat Penulisan


Referat ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam memberikan informasi
dan pengetahuan tentang aritmia.

1.5 Metode Penulisan


Penulisan referat ini menggunakan tinjauan pustaka yang merujuk kepada
berbagai literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Aritmia


Irama jantung normal adalah irama jantung yang berasal dari nodus SA,
yang datang secara teratur dengan frekuensi 60-100x/menit dan dengan hantaran
yang tidak memiliki hambatan pada tingkat hantaran impuls manapun. Jika irama
jantung tersebut tidak normal dikenal dengan aritmia. Jika irama tersebut
memiliki frekuensi yang lambat (<60x/menit) disebut bradikardi dan irama
jantung dengan frekuensi yang lebih cepat (>100x/menit) dikenal dengan
takikardi. Irama takikardi dapat dikenala sebagai supraventrikular jika melibatkan
atrium atau AV node dan dapat dikatakan vetikular jika berasal dari serabut
purkinje atau ventrikel.3

2.2 Klasifikasi Aritmia


Tabel 2.1 Klasifikasi aritmia3

Location Bradyarrythmia Tachyarrythmia


SA node Sinus bradycardia Sinus tachycardia
Sick sinus sindrome
Atria Atria premature beats
Atrial flutter
Atrial fibrillation
Paroxysmal supraventricular
tachycardias
Focal atrial tachycardia
Multifocal atrial tachycardia
AV node Conduction blocks Paroxysmal reentrant tachycardias
Junctional escape rhythm
(AV or AV nodal)
Ventricles Ventricular escape rhythm Ventricular premature beats
Ventricular tachycardia
Torsades de pointes
Ventricular fibrillation
Gambaran Normal EKG

- jarak antar p selalu sama


- setiap p diikuti qRS, PR interval

2.3 Etiologi Aritmia


Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh:7
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)

Adapun faktor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:7


1. Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin, disopiramid,
prokainamid) dan IC (flekainid, propafenon), digitalis, antidepresan
trisiklik, teofilin.
2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo dan
hiperkalemia, asidosis.
3. Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral.
4. Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom Wolf Parkinson white, dan
sindrom QT panjang.
5. Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa
terjadi takikardi superventrikuler.
6. Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.

Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan
berikut ini dalam sistem irama-konduksi jantung :
1. Irama abnormal dari pacu jantung.
2. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
3. Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan
impuls melalui jantung.
4. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
5. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper
semua bagian jantung. harrison

2.4 Mekanisme terjadi aritmia


Dalam jantung terdapat sel-sel yang mempunyai automatisitas, artinya dapat
dengan sendirinya secara teratur melepaskan rangsangan impuls. Sel-sel ini
setelah repolarisasi fase I, II, dan III akan masuk ke fase IV yang secara spontan
perlahan-lahan akan mengalami depolarisasi, dan apabila telah melewati ambang
batasnya akan timbullah impuls. Impuls ini kemudian akan merangsang sel-sel
sekitarnya, selanjutya disebarkan keseluruh jantung sehingga menghasilkan
denyut jantung spontan.kelompok-kelompok sel yang mempunyai automatisasi,
misalnya terdapat pada nodus SA, kelompok sel-sel yang terdapat di atrium dan
ventrikel, AV junction, sepanjang berkas (bundle) His dan lain-lain. Pada keadaan
normal yang paling dominan adalah yang berada di nodus SA. Bila ia mengalami
depresi dan tak dapat mengeluarkan impuls pada waktunya, maka fokus yang
berada di tempat lain akan mengambil alih pembentukan impuls sehingga
terjadilah irama jantung yang baru yang kita katakan sebagai aritmia. Kadang-
kadang fokus lainnya secara aktif mengambil alih dominasi nodus SA dan
menentukan irama jantung tersebut, dengan frekuensi yang lebih cepat, misalnya
pada ventrikular atau supraventrikular takikardia. Selain itu, kecepatan perjalanan
impuls menuju keseluruh jantung juga dapat menimbulkan aritmia. Maka dapat
disimpulkan bahwa aritmia bisa timbul melalui mekanisme berikut:
-
Pengaruh persarafan autonom (simpatis dan para simpatis) yang
mempengaruhi HR
-
Nodus SA mengalami depresi sehingga fokus irama jantung diambil alih
yang lain
-
Fokus yang lain lebih aktif dari nodus SA dan mengontrol irama jantung
-
Nodus SA membentuk impus, akan tetapi tidak dapat keluar (sinus arrest)
atau mengalami hambatan dalam perjalannya keluar nodus SA (SA block)
-
Terjadi hambatan perjalanan impuls sesudah keluar nodus SA, misalnya di
daerah atrium, berkas his, ventrikel dan lain-lain.7

2.4 Gambaran Klinis


2.4.1 Takikardia Sinus
Irama : Teratur
Frekuensi Jantung (HR) : >100x/menit
Gelombang P : Tidak terlihat
Interval PR : Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar (> 0,12)

Gambar 2.1 Takikardia sinus.Setiap kompleks QRS didahului oleh gelombang P


normal.3
2.4.2 Fibrilasi Atrium
Irama : Tidak teratur
Frekuensi Jantung (HR) : atrial = 350-650x/menit; ventrikel = bervariasi
Rafid Respon : HR > 100 x/menit
Normo Respon : HR 60 -100x/menit
Slow Respon : HR > 60 x/menit
Gelombang P : Tidak dapat diidentifikasi, garis baseline
bergelombang
Interval PR : Tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : Normal

Gambar 2.2 Fibrilasi atrium. Irama cepat dan tidak teratur dengan dasar (baseline)
menyimpang karena gelombang F.3

2.4.3 Atrial Flutter


Irama : irama atrial teratur tetap irama ventrikel bisa
teratur/tidak, tergantung kondisi atau blok
atrioventrikuler
Frekuensi Jantung (HR) : A=220-450x/menit; V= <300x/mnt)
Gelombang P : Tidak bisa diidentifikasikan, seperti gigi gergaji
(saw tooth appearance), teratur, dapat dihitung,
misal P:QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1
Interval PR : Tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : Normal

Gambar 2.3 Atrial flutter. Irama cepat teratur/tidak teratur, dengan dasar (baseline)
khas seperti mata gergaji.3

2.4.4 Ventricle Tachycardia


Irama : teratur (monomorfik), tidak teratur (polimorfik)
Frekuensi Jantung (HR) : 100-200 x/menit
Gelombang QRS : melebar

Gambar 2.4 Ventricle Tachycardia3

2.4.5 Fibrilasi Ventrikel


Irama : Tidak teratur
Frekuensi Jantung (HR) : Tidak dapat dihitung
Gelombang P : Tidak ada
Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung, bergelombang dan tidak
teratur

Gambar 2.5 Fibrilasi ventrikel3


2.4.6 Irama idioventrikuler
Irama : Teratur
Frekuensi Jantung (HR) : 20-40x/menit
Gelombang P : Tidak terlihat
Interval PR : Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar (> 0,12 detik), lambat (<60x/mnt)

Gambar 2.6 Irama idioventrikular3


2.4.7 Blok Sinoatrial (SA Blok)
Irama : Teratur, kecuali pada yang hilang
Frekuensi Jantung (HR) : < 60x/menit
Gelombang P : normal kecuali pada yg hilang dimana gel P
tidak muncul pada waktunya, jarak interval P-P
2x jarak interval PP yang normal
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Normal

Gambar 2.7 Blok Sinoatrial (SA Block)3


2.4.8 Blok Atrioventrikuler (AV Blok) Derajat I
Kunci : impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan
lambat.
Irama : Teratur
Frekuensi Jantung (HR) : 60-100x/menit
Gelombang P : Normal, selalu diikuti gelombang QRS
Interval PR : Memanjang > 0,20 detik
Gelombang QRS : Normal

Gambar 2.8 AV block derajat I3


2.4.9 Blok Atrioventrikuler Derajat II
Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi :
1. Blok AV tipe Wenckebach atau tipe Mobitz I
2. Blok AV tipe Mobitz II

Gambar 2.9 AV block derajat dua (Mobitz I)3

Gambar 2.10 AV block derajat dua (Mobitz II)3


2.4.10 Blok Atrioventrikuler Derajat III (Total AV Block)
-
Irama : Teratur
-
Frekuensi Jantung (HR): < 60x/menit
-
Gelombang P : Normal, tetapi gelombang P dan gelombang
QRS berdiri sendiri-sendiri gelombang P kadang
diikuti gelombang QRS kadang tidak.
-
Interval PR : Berubah-ubah
-
Gelombang QRS : Normal atau lebih dari 0,12 detik

Gambar 2.11 Blok Atrioventrikuler Derajat III (Total AV Block)3


2.4.11 Right Bundle Branch Block (RBBB)
Irama : Teratur
Frekuensi Jantung (HR) : Umumnya antara 60-100x/menit
Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti
gelobang QRS dan T
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
Gambar 2.11 Right Bundle Branch Block (RBBB)

2.4.12 Left Bundle Branch Block (LBBB)


Irama : Teratur
Frekuensi Jantung (HR) : Umumnya normal antara 60-100x/menit
Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel
QRS dan T
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Ada bentuk rsR (M Shape) di V5 dan V6.
Gel Q yang lebar dan dalam di V1 dan V2. ST segmen dan gelombang T di
V5 dan V6

Gambar 2.12 Left Bundle Branch Block (LBBB)

2.5 Tanda Dan Gejala


Banyak dari aritmia jantung tidak menimbulkan gejala ataupun tanda.
Begitu anda atau gejala timbul, beberapa diantaranya yang paling sering terjadi
(Suci, 2011):
Berdebar debar atau berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat
Detak jantung tidak teratur
Perasaan seperti adanya jeda antara detak jantung satu dengan yang
lainnya
Tanda dan gejala yang menggambarkan hal yang lebih buruk :
Cemas
Terasa lemah dan pusing
Pengsan atau terasa ingin pingsan
Berkeringat
Nafas pendek, sesak
Nyeri dada

2.5 Diagnosis
2.5.1 Anamnesis
Anamnesis sangat diperlukan dalam mendiagnosis kelainan irama jantung.
Gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien yang mengalami aritmia adalah sinkop
atau dizziness yang ditandai dengan pandangan yang menggelap, palpitasi, fatig,
nyeri dada, dan dispnea. Poin-poin yang perlu ditanyakan kepada pasien adalah
onset gejala timbul, ciri khas gejala, kondisi yang dapat mencetuskan gejala,
durasi teradinya gejala, frekuensi kejadian gejala, pola gejalan dalam waktu ke
waktu (makin membaik atau makin memburuk), obat-obatan yang pernah
dikonsumsi dan apakah memberikan pengaruh terhadap irama jantung pasien,
serta riwayat keluarga.8
2.5.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik juga dapat menentukan kelainan yang didapatkan pada
pasien. Heart rate dan tekanan darah dapat diperiksa dalam mendiagnosis aritmia.
Beberapa manuver fisik, seperti manuver vagal, dapat menghentikan atau
memperlambat kelainan aritmia. Temuan dalam pemeriksaan fisik juga dapat
menentukan etiologi dari aritmia yang dimiliki pasien dengan penyakit jantung
struktural seperti impuls apeks yang bergeser ke lateral, bising regurgitasi atau
stenotik, serta S3 jantung untuk mendiagnosis kelainan miokardium atau
gangguan katup pada pasien.6
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi adalah baku emas dalam mendiagnosis aritmia. Pada
pasien yang memiliki serangan berkali-kali dalam sehari dapat dilakukan
monitoring ekg 24 jam (Holter monitor). Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan
exercise testing atau uji lain yang dapat mencetuskan serangan aritmia pada
pasien.6

2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Farmakologis
Tatalaksana aritmia dapat dilakukan secara farmakologis menggunakan
obat-obatan antiaritmia. Antiaritmia dapat mentatalaksana aritmia sepenuhnya
atau menjadi obat maintenance pada pasien.8
Tabel 2.2 Klasifikasi Obat Anti Aritmia9

Klasifikasi Obat Anti Aritmia Berdasarkan Efek Elektrofisiolgiis


I II III IV
A Kuinidin Beta-bloker Amiodaron Verapamil
Prokainamid Sotalol Diltiazem
Disopiramid Dofetilid
Dronedaron
B Lignokain
Meksiletin
C Felkainid
Propafenon

2.6.1.1 Kelas 1 : block sodium channels


Mekanisme Aksi : Menghambat kanal natrium sehingga mengurangi
kepekaan sel jantung terhadap rangsangan.9
2.6.1.2 Kelas 2: beta-bloker : menghambat efek simpatis pada jantung.9
Mekanisme kerja: Propolol beraksi dengan menghambat cardiac-
adrenoceptor penurunan cAMP penurunan ion natrium dan
kalsium
2.6.1.3 Kelas 3: menghambat transpor ion Kalium.
Mekanisme kerja : Semua obat grup 3 memperpanjang durasi AP karena
blokade kanal ion IK yang mengatur repolarisasi AP. Perpanjangan AP
bisa meningkatkan periode refraktori dan menurunkan kemampuan
jantung merespon takikardi. Sotalol, ibutilide, dofetilide, dan amiodarone
(dan kelas 1A) menghasilkan efek ini. Selain iti kenaikan QT tampak
pada EKG.10
2.6.1.4 Kelas 4: calcium channel blocker Memperbaiki bagian impulse
propagation di nodal dan area yang rusak,
Mekanisme kerja : verapamil dan diltiazem memblok kanal kalsium
memperlambat konduksi di AV node dan aktivitas pacemaker,
dampaknya bisa memperpanjang interval PR.10

2.6.2 Pacemakers
Pacemaker atau alat pacu jantung adalah alat yang digunakan dalam
mentatalaksana bradiaritmia. Pacemaker terbagi atas yang permanen dan yang
sementara (temporary). Dua indikasi tersering dalam pemasangan permanent
pacemaker adalah sinus node dysfunction dan AV block.11
2.6.3 Ablasi
Tujuan dari terapi ablasi untuk aritmia adalah untuk menghancurkan
jaringan miokardium yang rusak dengan cara amemberikan energi listrik yang
besar melalui elektroda yang dimasukkan melalui kateter ke area dimana
penyebab dari aritmia ini terjadi. Beberapa indikasi dari ablasi ini adalah
terjadinya taakikardia atrium seperti SVT, atrial takikardi, atrial flutter, dan lain-
lain.6
2.6.4 Pembedahan
Tujuan dari pembedahan sebagai tatalaksana aritmia adalah untuk
mengeksisi atau membuang jaringan yang rusak sebagai penyebab dari aritmia.
Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mentatalaksana kondisi lain sebagai
etiologi seperti stenosis dan regurgitasi katup.6
2.6.5 Defibrilator
Aritmia dengan takikardi yang menyebabkan hipotensi, gagal jantung
kongestif, perubahan status mental, atau angina yang tidak berespon dengan
tatalaksana medis harus ditatalaksana segera dengan kardioversi. Beberapa jenis
aritmia seperti yang dapat dikardioversi adalah atrial fibrilasi dengan rapid
ventricular rates, ventrikel takikardi, dan WPW syndrome.6

2.6.6 Tatalaksana Emergensi


Berbagai kejadian aritmia juga merupakan kasus gawat darurat yang harus
segera ditatalaksana. Berikut adalah algoritma ACLS berdasarkan guideline
AHA:12
Gambar 2.13 Algoritma Tatalaksana Bradikardi12
Gambar 2.14 Algoritma Tatalaksana Takikardia12
Gambar 2.15 Algoritma Tatalaksana ACLS12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jantung adalah organ terpenting dalam tubuh manusia yang difungsikan
untuk memompadarah keseluruh tubuh. Darah yang dipompa kseluruh tubuh
melalui sistem peredaran darah membawa zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa kesehatan jantung penting
sekali , maka dari itu kita harus menjaga kesehatan jantung dan menjauhi
penyebab-penyebab aritmia/disritmia.

3.2 Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari
itu sangatdiharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca yang bersifat
membangun agar kedepan penulis dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Price, Wilson. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. Edisi 6.


Elsevier Science. 2002

Muchtar, Suyatna. Obat Antiaritmia. In: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta.
Balai Penerbit FKUI. 2007

Karo- karo, Santoso, Anna Ulfah Rahajo, Sigit Sulistyo, dkk. Buku Panduan
Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut, Jakarta. Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.2008

Management of Arrhythmias (Abnormal Heart Beats).


http://my.clevelandclinic.org/heart/disorders/electric/arrhythmia.aspx,
diaskes 19 April 2011.

Heart Disease and Abnormal Heart Rhythm (Arrhythmia).


http://www.medicinenet.com/arrhythmia_irregular_heartbeat/article.htm,
diaskes 19 April 2011.

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13134-Abstract_id.pdf, diaskes
19 April 2011.

Anda mungkin juga menyukai