Akut
MOHAMMAD REZA AZHARI
J510155012
PEMBIMBING:
DR. SETYO UTOMO, SP. JP
STATUS PENDERITA
ANAMNESA
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn A
Umur
: 58th
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat
: Mlarak,Ponorogo
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Status Pernikahan : Menikah
Masuk RS
: 27 Maret 2016
Pemeriksaan
: 28 Maret 2016
Keluhan Utama :
Sesak nafas disertai nyeri
dada
Pasien datang ke IGD RSUD Hardjono Ponorogo pada tanggal 27 Maret 2016 dengan sesak
nafas dan nyeri dada. Sesak dirasakan setelah bekerja memanen padi di sawah. Pasien
merasakan dada bagian tengah terasa berat namun nyeri dada tidak dapat ditunjuk dengan
satu jari. Sifat nyeri dirasakan tumpul bukan seperti ditusuk tusuk dan nyeri dada dirasakan
seperti ditindih serta dada terasa panas. Nyeri dada juga dirasakan terus menerus selama lebih
dari 30 menit dan nyeri dada dirasakan menjalar ke daerah bahu maupun punggung dan nyeri
dada tidak dipengaruhi oleh aktifitas. Nyeri dada juga disertai dengan adanya keringat dingin.
Sebelumnya pasien sedang melakukan pekerjaan di sawah. Dari pagi hingga sore hari,
pasien terus bekerja dan tidak menghiraukan rasa lelah nya. Kemudian tiba-tiba dada nya
terasa nyeri dan sesak. Sesak lama-kelamaan terasa berat dan akhirnya oleh orang disekitar di
bawa ke IGD RSUD Hardjono.
Saat pasien di IGD, pasien merasakan adanya sesak nafas yang semakin berat. Sesak nafas
dirasakan terus menerus dan sesak dirasakan pada saat pasien menarik nafas serta sesak
nafas tidak dipengaruhi dengan perubahan posisi. Setelah itu pasien dipindahkan ke ruang
ICCU RSUD Hardjono.
Pasien mengaku baru sekali mengalami kejadian seperti ini. Sebelumnya pasien tidak pernah
ada riwayat sakit sesak ataupun nyeri dada.
:
:
:
:
:
:
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
KU
: Tampak sesak nafas
Kesadaran : Compos mentis
(E4V5M6)
Vital Sign
TD
: 160/100 mmHg
Nadi
: 96x/menit
RR
: 24 x/menit
S
: 36,5o C, peraxiler.
Status Generalis
1. Kepala : simetris (+), deformitas (-), konjungtiva
anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (+/+), eksoftalmus (-), Mata cekung.
2. Leher : simetris (+), deviasi trakea (-), peningktaan
JVP (-), pembesaran limfe (-).
THORAK
Inspeksi
Statis
Palpasi
Statis
Kanan : Sonor
Kiri
: sonor, mulai redup sesuai pada batas jantung, batas paru lambung di
Spatium Inter Costale (SIC) VI linea medioclavicularis sinistra.
Auskultasi
Kanan : suara dasar vesikulernormal, suara tambahan ronchi basah kasar (-), ronchi
basah halus (-), wheezing (-).
Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan ronchi basah kasar (-), ronchi
basah halus (-), wheezing (-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
Batas jantung
Batas jantung
Batas jantung
Batas jantung
Batas jantung
:
kanan atas
kanan bawah
kiri atas
kiri bawah
Auskultasi :
Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien dan ren
tidak teraba, murphy sign (-), turgor baik.
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
8,3
4.0-10.0
DBIL
0,31
Mg/dl
0-0,35
Lymph#
1,5
0.8-4
TBIL
1,28
Mg/dl
0,2-1,2
Mid#
0,7
0.1-0.9
SGOT
58,3
0 38
Gran#
6,1
2-7
SGPT
12,3
0 40
Lymph%
18
20-40
Urea
35,25
mg/dl
10 50
Mid%
9,0
3-9
Creat
1,58
mg/dl
0.7 1.4
Gran%
73,0
50-70
UA
5,2
mg/dl
3.4 7.0
Hb
13,5
g/dl
11-16
Chol
209
mg/dl
140 200
Rbc
4,76
3.5-5.5
TG
104
mg/dl
36 165
Hct
38,5
37.0-50.0
HDL
39
mg/dl
35-150
MCV
80,9
fL
82.0-95.0
LDL
149
mg/dl
0 190
MCH
28,4
Pg
27.0-31.0
ALP
4,8
mmol/L
135 148
MCHC
35,1
g/dl
32.0 36.0
Gamma GT
10,6
mmol/L
3.5 5.3
PLT
255
103/uL
150-400
Alb
4,8
mmol/L
9.8 107
Glob
2,3
mg/dl
8.1 10.4
TGL 27
TGL 28
TGL 29
Assesm
Planning
Abnormal
- Sesak
nafas
ent
Acute
diagnosis
- Foto
coronary
Keringat
dingin
Rontgent
-
Cardiac
marker
RR
24x/menit
Planning terapi
Planning
O2 3L/menit
Monitoring
Infus RL
EKG
Aspirin
162-
325 mg x 1
-
Cedocard 5mg
3x1
Nadi
96x/mnt
Aspilet
80mg
1x1
TD
160/100
CPG
75mg,
1x1
Streptokinase
spektrum
manifestasi akut dan
berat
yang
merupakan
keadaan
kegawatdaruratan dari
koroner akibat ketidak
seimbangan
antara
kebutuhan
oksigen
miokardium dan aliran
darah.
MERUPAKAN KEADAAN
KEGAWATDARURATAN DARI
KORONER AKIBAT
KETIDAKSEIMBANGAN
ANTARA KEBUTUHAN O2
DAN ALIRAN DARAH
SINDRO
M
KORONE
R AKUT
(SKA)
ANGINA
PEKTOR
IS TAK
STABIL
INFARK
MIOKAR
D
DENGAN
ELEVASI
SEGMEN
ST
(STEMI)
INFARK
MIOKAR
D TANPA
ELEVASI
SEGMEN
ST
(NSTEMI
)
WHO 2004
7.200.000 (12,2%)
KEMATIAN
DI SELURUH DUNIA
Direktorat Jendral
Yanmedik 2007
239.548 jiwa
110,183 kasus
Penyakit jantung
iskemik
Dapat
dimodifikasi
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat
dimodifikasi
Umur
Jenis kelamin
Riwayat
keluarga
Ras
Hiperlipidemia
Hipertensi
Merokok
Diabetes
melitus
Kontrasepsi
oral
Obesitas
Inaktivitas fisik
Stress dan
kecemasan
MANIFESTASI KLINIS
abdominal
Sesak
nafas
Sinkop
PATOGENESIS SKA
APTS
Pada angina pektoris tidak stabil terjadi erosi atau fisur pada
plak aterosklerosis yang relatif kecil dan menimbulkan oklusi
trombus
yang
transien.
Trombus
biasanya
labil
dan
menyebabkan oklusi sementara yang berlangsung antara 10-20
menit
NSTEM Pada NSTEMI kerusakan pada plak lebih berat dan menimbulkan
I
oklusi yang lebih persisten dan berlangsung sampai lebih dari 1
jam. Pada kurang lebih pasien NSTEMI, terjadi oklusi trombus
yang berlangsung lebih dari 1 jam, tetapi distal dari
penyumbatan terdapat koleteral. Trombolisis spontan, resolusi
vasikonstriksi dan koleteral memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya STEMI
STEMI
Pada STEMI disrupsi plak terjadi pada daerah yang lebih besar
dan menyebabkan terbentuknya trombus yang fixed dan
persisten yang menyebabkan perfusi miokard terhenti secara
tiba-tiba yang berlangsung lebih dari 1(satu) jam dan
menyebabkan nekrosis miokard transmural
Jenis
Angina Pectoris
Tidak Stabil
(APTS)
Penjelasan nyeri
dada
Angina pada waktu
istirahat/ aktivitas
ringan, Crescendo
angina, Hilang dengan
nitrat.
Temuan EKG
Enzim Jantung
Depresi segmen T
Inversi gelombang T
Tidak ada gelombang
Q
Tidak meningkat
NonST elevasi
Miocard Infark
Meningkat minimal
2 kali nilai batas
atas normal
ST elevasi
Miocard Infark
Meningkat minimal
2 kali nilai batas
atas normal
Hiperakut T
Elevasi segmen T
Gelombang Q
Inversi gelombang T
PETANDA BIOKIMIA
JANTUNG
PETANDA
KEUNGGULAN
KEKURANGAN
REKOMENDASI
KLINIK
Troponin
Modalitas yang
kuat untuk
stratifikasi risiko
Sensitivitas dan
spesitifitas yang
lebih baik dari
CKMB
Deteksi
serangan infark
miokard
sampai dengan 2
minggu setelah
terjadi
Bermanfaat
untuk seleksi
pengobatan
Deteksi
reperfusi
Kurang sensitif
pada awal
terjadinya
serangan
(onset <6 jam)
dan
membutuhkan
penilaian ulang
pada 6-12 jam,
jika
hasil negatif.
Kemampuan
yang
terbatas untuk
mendeteksi
infark
ulangan yang
Terlambat
Tes yang
bermanfaat
untuk
mendiagnosis
kerusakan
miokard,
dimana klinisi
harus
membiasakan
diri
dengan
keterbatasan
penggunaan
pada
laboratorium RS
nya
masing-masing
CK-MB
Kehilangan
spesifitas pada
penyakit otot
jantung dan
kerusakan otot
miokard akibat
bedah
Kehilangan sensitifitas
saat awal
infark miokard akut
(onset < 6 jam) atau
sesudahnya setelah
onset (36 jam) dan
untuk kerusakan
otot jantung minor
(terdeteksi dengan
troponin)
Standar yang
berlaku dan masih
dapat diterima
sebagai tes
diagnostik pada
sebagaian besar
Kondisi
Mioglobin
Sensitifitas tinggi
Bermanfaat untuk
deteksi awal
infark miokard
Deteksi reperfusi
Sangat bermanfaat
dalam
menilai infark miokard
Spesifitas yang
rendah dalam
menilai kerusakan
dan penyakit otot
rangka
Penurunan yang
cepat ke nilai
normal, sensitif
untuk kejadian yang
terlambat (normal
kembali dalam 6
jam)
Tidak digunakan
sebagai satusatunya
petanda
diagnostik karena
kelemahan pada
spesifitas jantung
Golongan Obat
Jenis Obat
TERAPI
APTS Sediaan
Dosis
Nitrat
Isosorbid Dinitrat
1-4 mg/jam
Injeksi
Intravena
blocker
Metoprolol,
Propanolol,
Atenolol
Nifedipin
50-200 mg
2 kali sehari
10-20mg diberikan
3kali sehari
Tablet
Oral
Aspirin
Tablet
Oral
Tablet
Oral
Tablet
Oral
Injeksi
Intravena
2,5mg sehari
Injeksi
Intravena
Antagonis kalsium
Antiagregasi
Trombosit
Tiklopidin
Clopidogrel
Antikoagulan
Heparin (UFH)
Fondafarinux
Cara Pemberian
TERAPI
STEMI
Nitrat
Nitrogliserin
blocker
Metoprolol
Antikoagulan
Heparin
Injeksi
intravena
Fondafarinux
Injeksi
Intravena dan
subkutan
Enoxaparin
awal30mg
intravena
dilanjutkan
subkutan 1mg/kg
setiap 12 jam
Injeksi
Intravena dan
subkutan
Klopidogrel
75mg/hari diberikan
bersama Aspirin
Tablet
Oral
Fibrinolitik
Antiagregasi
trombosit
Aktivator
plasminogen
permulaan
10mg dalam 1-2
menit, lalu
50mg selama
jam pertama
dam 10 mg
dalam 30 menit,
sampai
maksimal
100mg dalam 3
jam.
Intravena
Injeksi
Streptokinase
Dosis awal
250.000UI
diikuti dengan
dosis
pemeliharaan
100.000UI/jam
Injeksi
Intravena
Aspirin
dosis 160-325
mg di ruang
emergensi.
Selanjutnya
aspirin di
beriakan oral
dengan dosis
75-162 mg.
Tablet
Oral
25
TERAPI
NSTEMI
Nitrat
Isorbida
dinitrat
30-160 mg
sehari, dibagi
dalam 3-4 kali
pemberian
Tablet
Oral dan
Sublingual
Nitrogliserin
5-10
Ug/menit).
Laju infus
dapat di
tingkatkan 10
Ug/menit tiap
3-5
Injeksi
Intavena
Beta-Blocker
Metoprolol
5mg intravena
dalam 15
menit
pertama,
dilanjutkan
200mg per
oral.
Injeksi dan
Tablet
Intarvena dan
Oral
KalsiumAntagonis
Verapamil
240480mg/hari di
bagi dalam 3-4
dosis
Kaplet
Oral
Antikoagulan
Antiagregasi
Trombosit
Diltiazem
90mg
diberikan 2kali
sehari dapat di
tingkatkan
sampai
360mg/hari
Kapsul
Oral
Heparin (UFH)
Dosis awal 60 U
per kg.
dilanjutkan
dengan infus
awal 12-15 U
per kg per jam.
Injeksi
Intravena
Enoksaparin
0,6-1,0 U/ml
Injeksi
Intravena
Fondaparinux
2,5mg
sehari
Injeksi
Intravena
Aspirin
Tablet
Oral
Klopidogrel
Dosis loading 30
mg/hari, di
lanjutkan
Tablet
Oral
Tatalaksana Awal
1.
2.
Terapi fibrinolitik
Tatalaksana Awal
3.
anti-iskemia
Nitrogliserin
Nitrogliserin
dosis
awal
5g/menit
20g/menit
ISDN
Terapi
nyeri dada
Morfin
-
IV 2 4 mg
Tatalaksana Awal
4.
.Antiplatelet
COX
P2Y12
.Antikoagulan
Trombin
gaya hidup
Kontrol
Meneruskan
Antiplatelet,
-
medikamentosa
sesuai indikasi pasien.
Blocker
ACE
Antagonis
aldosteron
Rehabilitasi
Ekstrasist
ol
ventrikel
Syok
kardiogenik
SKA
tromboemboli
Disfungsi
m.papilari
s
Disfungsi
ventrikul
ar
Aneurisma
ventrikel
aritmia
Prognosis
Ad
Vitam
Kelas
Killip
Karakteristik Klinis
Mortalitas 30 Hari
(%)
5,1
II
13,6
III
Edema paru
32,2
IV
Syok kardiogenik
57,8
Skor
40 49
18
50 59
36
60 69
55
70 79
73
80
91
70 89
90 109
13
110 149
23
150 199
36
200
46
Sko
r
Prediktor
Skor
Kreatinin (mol/L)
< 80
63
0 34
80 99
58
35 70
100 119
47
71 105
120 139
37
106 140
11
140 159
26
141 176
14
160 199
11
177 353
23
200
354
31
Skor
II
21
III
43
IV
64
42
15
Deviasi segmen ST
30
: resiko menengah (1 3 %)
. > 140
KESIMPULAN
Sindroma koroner akut ditandai oleh adanya ketidakseimbangan antara pasokan
dengan kebutuhan oksigen miokard.
Sindroma koroner akut mencakup:
- Angina pektoris tak stabil (APTS)
- Non ST elevation myocard infark (NSTEMI)
- ST elevation myocard infark (STEMI)
Diagnosis ACS dapat ditegakkan dari 3 komponen utama, yaitu dari anamnesis,
EKG, dan pengukuran enzim-enzim jantung (cardiac marker).
Angina pectoris tak stabil ditandai dengan keluhan nyeri dada tipikal tanpa
peningkatan enzim jantung. NSTEMI ditandai dengan nyeri dada tipikal yang
disertai perubahan EKG berupa ST depress dan peningkatan enzim jantung.
STEMI ditandai dengan nyeri dada tipikal yang disertai perubahan EKG berupa ST
elevasi dan peningkatan enzim jantung.
Penanganan dini yang harus segera diberikan kepada pasien nyeri dada dengan
kecurigaan ACS adalah MONACO (morfin, oksigen, nitrat, aspilet, clopidogrel).
TERIMAKASIH