Anda di halaman 1dari 9

a N

H D U T

O
Mata Kuliah : Farmakologi
Topik : Hormon Tiroid dan Anti Tiroid
Sub Topik :
1. Pengertian
2. Fungsi Hormon Tiroid dan Anti Tiroid
3. Mekanisme Kerja
4. Indikasi dan Kontraindikasi
Waktu :
Dosen : Hanny Hernadha Putri, A.Md.Keb

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah mengikuti mata kuliah farmakologi dengan pokok bahasan hormone tiroid
dan anti tiroid, mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan tentang pengertian,
fungsi, mekanisme kerja, serta indikasi dan kontra indikasi hormone tiroid dan anti
tiroid.

TINJAUAN TEORI

1. Hormon Tiroid
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya merangsang. Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah
karena tidak memiliki saluran sendiri.Sistem kerja hormon berdasarkan
mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu
dapat mempengaruhi produksi hormone.
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia ang
berfungsi untuk mengeluarkan hormone tiroid. mengeluarkan hormon tiroid yang
dikeluarkan ke dalam darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Hormone tiroid
ini berfungsi membantu sel yang terdapat di dalam jaringan agar berfungsi
dengan baik.
Hormon tiroid terbagi menjadi 2 yaitu Tiroksin (T4) dan tri-iodo-tironin
(T3). Tiroksin (T4) mengandung 4 atom iodin, dimana dalam fungsina di
jaringan tubuh T4 akan di konversi menjadi triodotironin (T3) yang melepaskan
1 atom iodin. Tiroksin (T4) merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid yang memiliki efek ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh,
sedangkan Tiroksin (T4) dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam
bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
Kadar T4 dikontrol oleh hormon lain yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitaria yang terletak didasar otak yang disebut Tyroid Stimulating Hormon
(TSH). Kadar TSH dalam darah tergantung dari kadar T4. Bila kerja pituitaria
menghasilkan TSH sedikit maka kelenjar tiroid akan menghasilkan kadar T4
lebih banyak.
Hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang
dikeluarkan melalui darah ke seluruh jaringan tubuh yang berfungsi membantu
sel dalam jaringan agar berfungsi dengan baik.

2. Fungsi Hormon Tiroid


a. Fungsi Hormon Tiroid Terhadap di Dalam Jaringan
1) Meningkatkan Metabolisme di Dalam Jaringan
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di dalam hampir
semua jaringan tubuh. Basal Metabolisme Rate (BMR) dapat meningkat
sebanyak 60-100%. Bila sejumlah besar hormon tiroid dihasilkan, maka
akan meningkatkan bahan makanan untuk energi, sintesis protein,
pertumbuhan, dan aktivitas kelenjar endokrin.
2) Terhadap Pertumbuhan
Hormon tiroid mempunyai pengaruh khusus dan pengaruh umum
terhadap pertumbuhan. Pada manusia, pengaruh hormon tiroid terhadap
pertumbuhan terutama pada anak-anak. Bila seorang anak kehilangan
hormon tiroid (hipotiroid), maka pertumbuhannya akan terhambat. Tetapi
bila terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroid), maka pertumbuhan tulang
akan semakin cepat, sehingga menyebabkan anak tumbuh lebih tinggi dari
biasanya.
Pertumbuhan hormon tiroid di dalam meningkatkan pertumbuhan
agaknya didasarkan atas kecakapan khusus di dalam meningkatkan sintesis
protein. Sebaliknya kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan
katabolisme lebih cepat daripada sintesis protein, sehingga asam amino
dilepaskan ke dalam cairan ekstraseluler.
b. Fungsi Hormon Tiroid Terhadap Mekanisme Tubuh
a) Pengaruhnya terhadap metabolisme karbohidrat yaitu meningkatkan
absorbsi glukosa oleh usus, menyebabkan penurunan glikogen di dalam
hati, dan meningkatkan glikolisis.
b) Pengaruhnya terhadap metabolisme darah dan lemak hati yaitu bila
hormon tiroid meningkat maka akan menurunkan jumlah kolesterol,
fosfolipid, dan trigliserida (triglyceride) di dalam darah, walaupun
menaikkan asam lemak bebas. Selain itu, sekresi hormon tiroid yang
menurun akan meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan
trigliserida.
c. Pengaruh hormon tiroid meningkatkan metabolisme vitamin
Karena hormon tiroid meningkatkan sejumlah besar enzim yang berbeda dan
karena vitamin adalah bagian pokok dari enzim dan koenzim maka hormon
tiroidmenyebabkan kebutuhan terhadap vitamin. Oleh karena itu kekurangan
vitamin dapat terjadi apabila kelebihan sekresi hormon tiroid, jika tidak
maka pada waktu yang sama jumlah vitamin akan bertambah banyak.
d. Pengaruh hormon tiroid terhadap tingkat metabolisme basa
Karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme di seluruh sel tubuh
(kecuali otak, retina, limpa, testes, dan paru-paru) kelebihan sejumlah
hormon kadang-kadang dapat meningkatkan BMR sebanyak 60-100% di
atas normal. Sebaliknya, jika hormon tiroid tidak dihasilkan, maka BMR
akan turun hampir separuh di bawah normal, BMR menjadi -30 sampai -45.

e. Pengaruh hormon tiroid terhadap berat badan


Menigkatnya produksi hormon tiroid hampir selalu menurunkan berat badan,
menurunnya produksi hormon tiroid, akan menaikkan berat badan. Tetapi
pengaruh ini tidak selalu terjadi, sebab hormon tiroid meninkatkan selera dan
ini memungkinkan ketidakseimbangan perubahan di dalam BMR.
f. Pengaruh hormon tiroid terhadap fungsi otot
Bila kenaikan hormon tiroid hanya sedikit biasanya otot-otot menunjukkan
kegiatan, tetapi bila terlalu banyak akan kelebihan, otot-otot akan menjadi
lemah karena kelebihan katabolisme protein. Sebaliknya bila kekurangan
hormon tiroid menyebabkan otot-otot akan menjadi lemah dan refleksnya
sangat lambat setelah berkontraksi.
g. Pengaruh hormon tiroid terhadap pernafasan
Dengan meningkatnya metabolisme maka meningkat pula penggunaan
oksigen dan pembentukan karbondioksida. Pengaruh ini mengaktifkan
kecepatan dan kedalaman pernafasan.
h. Pengaruh hormon tiroid terhadap sistem peredaran darah
Dengan meningkatnya metabolisme di dalam jaringan-jaringan
menyebabkan penggunaan oksigen lebih cepat daripada normal,
3. Anti Tiroid
a. Mekanisme kerja
Antitiroid menghambat sintesis hormone tiroid dengan jalan menghambat
proses pengikatan/inkorporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin.
Selain itu antitiroid juga menghambat proses penggabungan dari gugus
yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Cara kerjanya dapat dijelaskan
dengan adanya hambatan terhadap enzim peroksidase sehingga oksidasi ion
yodida dan gugus yodotirosil terganggu. Selain menghambat sintesis hormon,
propiltiourasil ternyata juga menghambat deyodinasi tiroksin menjadi
triyodotironin di jaringan perifer, sedangkan metilmazol tidak memiliki efek
ini.

b. Farmakokinetik.
Tiourasil dan tiourea didistribusi ke seluruh jaringan badan dan dieksresi
melalui urin dan air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja. Pada umunya
antitiroid yang dipakai dalam klinik memperlihatkan masa kerja yang
pendek. Propiltiourasil mempunyai masa kerja 2-8 jam, sedangkan
metilmazol dengan dosis 10-25 mg dapat bekerja selama kira-kira 24 jam.
c. Efek samping
Reaksi yang paling sering timbul adalah demam obat, yang terutama terjadi
dalam pengobatan. Propiltiourasil dan metimazol jarang sekali menimbulkan
efek samping dan bila timbul biasanya mempunyai gambaran yang sama.
Frekuensinya kira-kira 3% untuk propiltiourasil dan 7% untuk metimazol.
Agranulositosis hanya timbul dengan frekuensi 0,5% dan 0,12%. Yang paling
sering timbul adalah purpura dan popular rash yang kadang-kadang hilang
sendiri. Gejala lain yang jarang sekali timbul adalah nyeri dan kaku sendi,
terutama pada tangan dan pergelangan; nyeri itu dapat pindah ke sendi lain.
Reaksi demam hepatitis dan nefritis jarang sekali terjadi pada penggunaan
propiltiourasil dan metimazol.
d. Indikasi.
Antitiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme, baik untuk
mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai
persiapan operasi. Selain itu, obat ini juga dapat dipakai dalam kombinasi
dengan yodium radioaktif, dengan tujuan mempercepat timbulnya perbaikan
klinis sementara menunggu efek terapi yodium radioaktif.
Antitiroid bermanfaat pada hipertiroidisme yang disertai dengan
pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler. Efek terapi
biasanya baru tampak setelah masa laten yang agak panjang, dari beberapa
hari sampai 1-2 minggu. Besarnya efek penghambatan fungsi tiroid
tergantung dari berat ringannya gangguan fungsi sebelum pemberian obat,
jumlah hormone yang tersedia dan besarnya dosis yang diberikan.

e. Keuntungan
Penggunaan antitiroid adalah mengurangi tindakan operatif beserta segala
komplikasi yang mungkin timbul dan juga mengurangi terjadinya miksudem
yang menetap karena penggunaan yodium radioaktif. Pada ibu hamil yang
menderita hipertiroidisme antitiroid merupakan obat terpilih, karena
tiroidektomi sering menimbulkan abortus. Yodium radioaktif tidak dapat
diberikan terutama setelah trimester pertama kehamilan, karena merusak
kelenjar tiroid fetus.
f. Posologi
Propiltiourasil tersedia dalam bentuk tablet 50 mg. biasanya diberikan dengan
dosis 100 mg sampai 8 jam, bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 600
mg/hari. Kegagalan pengobatan dengan dosis 300 mg/hari biasanya
disebabkan oleh interval dosis yang tidak tepat. Kelambatan timbulnya efek
dapat dijumpai pada penderita dengan goiter yang sangat besar dan pada
penderita yang sebelumnya sudah mendapat sediaan yodium. Metimazol (1-
metil-2-merkaptoimidazol) tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg;
dosis dianjurkan 5 mg sampai 10 mg setiap 8 jam. Karbimazol suatu derivate
metimazol, terdapat dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg; dosisnya sama
dengan metimazol. Metiltiourasil terdapat dalam tablet 25 mg dan 50 mg,
dosisnya sehari 200 mg terbagi dalam 2 atau 4 dosis. Bila telah diperoleh
efek terapi, dosis obat diturunkan untuk menghindari timbulnya
hipotiroidisme.
4. Mekanisme Kerja Hormon Tiroid
Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur
jumlah tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai
perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.
Saat cukup hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan
pembentukan hormon pelepas tiroid. Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal -
hipotalamus -mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar
tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi
dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.
Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar
pituitari (TRH). Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa
kelenjar tiroid harus diaktifkan. Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke
kelenjar tiroid (TSH). Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera
menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus yang
diciptakan oleh kepiawaian Allah mencipta. Sistem ini didasarkan pada dua
mekanisme arus balik negatif dan contoh keajaiban suatu rancangan teknik yang tak
terbandingkan.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin
mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini
mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan
perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Perintah ini adalah titik kedua
dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.
Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan tiroksin mengambil
tindakan amat cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan hormon ini tak
membuat terlalu banyak, serta campur tangan dan menghambat rantai perintah yang
dibangun untuk menghasilkan dirinya. Dengan cara ini, saat tiroksin di dalam darah
meningkat di atas normal, produksinya otomatis dihentikan
Empat dari Sepuluh Ribu Molekul
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sistem menakjubkan yang telah kami
gambarkan di atas. Namun, di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya
yang menjaga agar jumlah tiroksin dalam darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera
menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah.
Saat menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya.
Dari ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya
sekitar empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi keepatan
metabolisme dalam sel.
Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin
lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-
molekul pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa
tersedia cukup tiroksin bila dibutuhkan.
Kita telah melihat betapa cermat pengelolaan keseimbangan jumlah tiroksin
yang dibutuhkan untuk mempengaruhi sel-sel ini dan masalah-masalah kesehatan
yang timbul jika jumlah itu naik atau turun. Keseimbangan yang teliti ini melibatkan
kadar empat molekul bebas dari sepuluh ribu molekul tiroksin terikat. Berdasarkan
hal ini, pertanyaan-pertanyaan berikut harus diajukan:
Siapakah yang yang menghitung trilyunan molekul ini dan memutuskan
bahwa hanya sekitar empat dari sepuluh ribu dibutuhkan untuk kesehatan manusia?
Siapakah yang menghitung bahwa sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh enam
molekul dari setiap sepuluh ribu molekul harus tidak berfungsi. Siapakah yang
meramalkan bahwa akan berkurang empat molekul dari setiap sepuluh ribu yang
mengambang dalam vena, dan kemudian melepaskan molekul lagi? Siapakah yang
membuat perhitungan matemati yang menakjubkan dan menciptakan sistem yang
telah ada sejak setiap manusia dilahirkan ini?
Tentunya contoh ini merupakan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu baik yang terlihat maupun yang tidak, bahwa Dia meliputi dan menentukan
setepat-tepatnya kadar segala yang ada di muka bumi.

5. Indikasi dan Kontraindikasi


Efek umum dari hormone tiroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari
sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh,
sejumlah besar enzim protein, protein structural, protein transport, dan zat
lainnya akan meningkat. Hasil akhir dari semuanya adalah peningkatan
menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
Sebelum bekerja pada gen untuk meningkatkan transkripsi genetic, hampir
semua tiroksin dideiodinasi oleh suatu ion iodium sehingga membentuk
triiodotironin. Selanjutnya, triiodotironin ini memiliki afinitas pengikatan yang
sangat tinggi dengan reseptor hormone tiroid intraselular. Akibatnya, sekitar 90%
molekul hormone tiroid yang berikatan dengan reseptor adalah triiodotironin dan
hanya 10% tirosin yang berikatan dengan reseptor.
Reseptor reseptor hormone tiroid melekat atau berdekatan pada rantai
genetic DNA. Saat berikatan dengan hormone tiroid, reseptor menjadi aktif dan
mengwali proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA
messenger yang berbeda, yang kemudian dalam beberapa menit atau jam diikuti
dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk membentuk ratusan
protein baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja hormone tiroid dihasilkan dari
fungsi enzimatik dan fungsi lain dari protein baru ini.

Anda mungkin juga menyukai