Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN AN. F DENGAN AKUT MYELOID LEUKIMIA


DI RUANG HEMATOLOGI ONKOLOGI ANAK
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 10 15 April 2017

Oleh:
Siti Nuur Jannah, S. Kep
NIM. 1630913320038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Siti Nuur Jannah, S.Kep

NIM : 1630913320038

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien An. F dengan Akut Myeloid


Leukimia di Ruang Hematologi Onkologi Anak RSUD Ulin
Banjarmasin

Banjarmasin, 10 April 2017

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Windy Yuliana B., S.Kep, Ns Ayu Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep


NIK. 1990 2014 1 152 NIP. 19800930 200312 2 005
Laporan Pendahulan Akut Myeloid Leukimia Definisi
Leukemia mieloblastik akut (LMA) adalah suatu penyakit
Etiologi keganasan bone marrow dimana sel-sel prekursor
Tidak diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hemopoietik terperangkap di fase awal perkembangannya.
AML antara lain : genetik, kemoterapi alkylating, radiasi ionik, sindroma Akut Myeloid Leukimia (AML) adalah kegagalan sumsum
down, paparan benzena, infeksi virus, bakteri, jamur dan parasit tulang akibat di gantinya elemen normal sumsum tulang
oleh blas (sel darah yang masih muda) leukemik

Manifestasi klinis
Gejala klinik yang dapat ditemukan: Penatalaksanaan Medis
1. Nyeri
Komplikasi Pemeriksaan Penunjang
- Leukemia - Anamnesa Kemoterapi dan radioterapi
2. Adanya sitopenia akibat infiltrasi
myeloid kronis - Pemeriksaan fisik Berupa fase induksi, profilaksis sistem saraf
sel leukemia akan menyebabkan
kelelahan, pucat, sesak, anemia atau Chronic - Peningkatan atau penurunan pusat, konsolidaasi
3. Trombositopenia mengakibatkan Myelogenous jumlah sel darah putih Irradiasi kranial
perdarahan pada gusi, paru, saluran Leukemia - Pemeriksaan trombositopenia Transfusi darah dan trombosit
cerna, dan saraf pusat (CML) - Pemeriksaan fungsi lumbal Transplantasi sumsum tulang belakang
4. Neutropenia mengakibatkan infeksi - Metastase ke - X-ray Sitostatika: kombinasi Daunorubisin
atau demam panas organ lain - Tes fungsi hati dan ginjal Arabinosa sitosin dan Tioguanin
5. Seringkali menginfiltrasi (hepatomegali, - Biopsi
gingiva/kelenjar parotis, merupakan standar terapi. Vinkristin,
splenomegali) - Rontgen dada
menginfiltrasi organ sehingga Prednison, 6 MP dan Siklofosfamid dapat
- Kegagalan
menyebabkan hepatomegali, ditambahkan
sumsum tulang
splenomegali, limfadenopati dan
beberapa kasus menyerang kulit - hemolisis
Klasifikasi
menjadi leukemia kulit.
6. Khusus pada anak-anak mengalami M0 Undifferentiated leukemia
gejala akut selama beberapa hari M1 Myeloblastic without differentiation
hingga 1-2 minggu M2 Myeloblastic with differentiation
M3 Promyelocytic
M4 Myelomonocytic; M4eo
Myelomonocytic with eosinophilia
M5 Monoblastic leukemia; M5a
Monoblastic without differentiation;
M5b Monocytic with differentiation
M6 Eryhtroleukemia
M7 Megakaryoblstic leukemia
Pathway Akut Myeloid Leukimia

Sum-sum tulang belakang memproduksi


sel batang tunggal

Terjadi proses
hematopoesis

lymphoid myeloid

Berdiferensiasi
menjadi sel eritrosit,
granulosit-monosit
dan megakarosit

Faktor genetik, kemoterapi


Proses diferensiasi
alkylating, radiasi ionik, sindroma
Proses maturasi terganggu setiap stadium
down, paparan benzena, infeksi
pembentukan darah
virus, bakteri, jamur dan parasit
Peningkatan jumlah
sel muda Hepatomegali,
Dx Nyeri
splenomegali,
Akut
limfadenopati
Menekan pembentukan Infiltrasi sel ke organ Dx
sel darah normal Efusi pleura
ketidakefektifan
Gagal ginjal bersihan jalan
Sel leukemik mendesak dan masuk ke mengakibatkan nafas
dalam sirkulasi darah hematuria

Penekanan sumsum Produksi komponen


tulang yang hebat darah menurun

Penurunan Neutropenia Penurunan


jumlah (infeksi) jumlah
eritrosit platelet
(anemia) (perdarahan)
Dx Resiko
Infeksi
Dx Keletihan Dx
Kerusakan
Membran
Mukosa Oral
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN AML

Pengkajian
1. Identitas: nama, jenis kelamin, alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi
2. Riwayat kesehatan sekarang: Klien mengeluh nyeri, tidak nafsu makan, sesak, lemah, Diagnosa Keperawatan
rewel, tidak enak badan, perdarahan pada gusi. a. Nyeri akut
3. Riwayat kesehatan dahulu: Klien pernah terpapar zat kimia benzena, terpapar radiasi, b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
infeksi virus atau sindrom down c. Keletihan
4. Riwayat kesehatan keluarga: terdapat riwayat keluarga yang pernah menderita leukimia d. Resiko infeksi
e. Kerusakan membran mukosa oral
(AML)
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang
7. Pengkajian dengan pola gordon
NOC DAN NIC

Nyeri Akut Kerusakan Membran Mukosa Ketidakefektifan Bersihan Jalan


NOC : Oral Nafas
Pain Level, Pain Control NOC NOC
Setelah dilakukan tindakan Status Menelan : Fase Oral Status Pernafasan : Kepatenan
keperawatan selama 1 x 30 menit Integritas Jaringan : Kulit dan Jalan Nafas
klien mampu mengontrol nyeri dengan Membran Mukosa Setelah dilakukan tindakan
kriteria hasil : Kriteria Hasil: keperawatan selama 1 x 15 menit
1. Menggunakan skala nyeri untuk Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam jalan nafas paten, dengan kriteria
mengidentifikasi tingkat nyeri hasil:
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
dengan kriteria Intake makanan 1. TTV dalam rentang normal
dengan menggunakan manajemen
adekuat dan lesi pada kulit normal 2. Tidak ada suara tambahan
nyeri.
1. Intake minuman adekuat
3. Melaporkan kebutuhan tidur dan
NICistirahat
: tercukupi NIC: NIC:
Mampu menggunakan metode non
Pain management Managemen Nutrisi Manajemen Jalan Nafas
farmakologi
1. untuk
Kaji secara mengurangi tentang
komphrehensif nyeri nyeri 1. Kolaborasi dengan ahli gizi 1. Monitor TTV
2. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari untuk menentukan jumlah
2. Identifikasi kebutuhan untuk
ketidaknyamanan kalori dan tipe nutrisi yang
bantuan jalan nafas
3. Gunakan komunikiasi terapeutik agar klien dibutuhkan.
2. Monitor intake makanan dan 3. Buang sekret dengan suction
dapat mengekspresikan nyeri 4. Motivasi anak untuk bernafas dalam
minuman
4. Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi dengan terapi bermain\
Pencegahan Perdarahan
(seperti: relaksasi, guided imagery, terapi
1. Monitor tanda dan gejala 5. Instruksikan untuk batuk efektif
musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, perdarahan 6. Kelola pemberian bronkodilator
massase) 2. Gunakan sikat gigi berbulu
5. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol 7. Posisikan klien semifowler untuk
lembut
nyeri memaksimalkan ventilasi
3. Kolaborasikan untuk
6. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup pengobatan medis
7. Informasikan kepada tim kesehatan
lainnya/anggota keluarga saat tindakan
nonfarmakologi dilakukan, untuk pendekatan
preventif
8. Monitor kenyamanan klien terhadap
manajemen nyeri
NOC DAN NIC

Keletihan Risiko infeksi


NOC NOC
Tingkat Kelelahan Keparahan Infeksi
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam keperawatan selama 3 x 24 jam risiko
keletihan dapat teratasi, dengan infeksi teratasi dengan kriteria hasil:
kriteria hasil: 1. Klien bebas dari tanda-
1. TTV dalam rentang normal tanda/gejala infeksi
2. Menunjukkan kemampuan untuk
2. Kelelahan berkurang
mencegah timbulnya infeksi
3. Kegiatan sehari-hari dapat
3. Jumlah leukosit dalam batas
terpenuhi normal
4. Kualitas istirahat klien baik
NIC:
NIC : Infection control
Managemen Nutrisi 1. Bersihkan lingkungan setelah
1. Monitor status hidrasi ( membran mukus, dipakai pasien lain
tekanan ortostatik, keadekuatan denyut nadi) 2. Tingkatkan intake nutrisi
2. Monitor keakuratan intake dan output cairan 3. Cuci tangan sebelum dan
3. Monitor vital signs sesudah tindakan keperawatan
4. Monitor pemberian terapi IV 4. Kolaborasi antibiotik jika perlu
Manajemen Energi Infection protection
1. Kaji penyebab kelelahan 1. Monitor tanda tabda dan gejala
2. Perbaiki defisit status fisiologis (kemoterapi) infeksi
3. Tentukan jenis dan banyaknya kegiatan untuk 2. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
menjaga kesehatan
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 3. Pertahankan teknik aseptik
meningkatkan asupan energi
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K Eileen & Marotz, Lynn R. (2010). Profil Perkembangan Anak: Pra
Kelahiran hingga Usia 12 Tahun. Jakarta: PT. Indeks.

Bakta, I Made. (2013). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Handayani,W., & Haribowo, A.S. (2008). .Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby
Inc.
Permono, Bambang. (2012). Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak (4th ed.).
Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Sylvia A.price, wilson Lorraine M. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai