Anda di halaman 1dari 12

PROSES PEMBUATAN GULA DARI BUAH BIT

Dosen pembimbing : Ir. Erwana Dewi,M.Eng.


Kelompok :I
- Adhe Julian Pertananda (061540421929)
- Nur Annisa Yuliasdini (061540421947)
- Nuraldyla Suciaty Saputri (061540421948)
Kelas : 5KIB

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PRODI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2017
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....1

BAB I
Pembukaan...2

BAB II
Pembahasan.3
Pengertian Buat Bit.4
Proses Pembuatan Gula Bit5

BAB III
Penutup.8
Daftar Pustaka.....9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah pembuatan gula bit
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu Ir. Erwana Dewi, M.Eng selaku Dosen mata kuliah Pengolahan Industri Argo yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai proses Pembuatan Gula dari Buah Bit. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palembang, 10 November 2017

Penyusun
BAB I

PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang

Gula secara alami banyak terdapat pada bahan makanan seperti buah-buahan, madu, susu,
dan sereal. Buah-buahan seperti pisang, plum, nanas, jeruk keprok, jeruk tertentu, grapefruits dan
anggur diketahui memiliki kadar gula yang sangat tinggi, sedangkan sayuran seperti kentang,
kacang polong, wortel dan jagung juga memiliki kadar gula tinggi. Sukrosa Gula atau gula meja
sukrosa yang kita kenal berasal dari hasil ekstraksi tanaman. Dua tanaman gula yang paling
penting adalah tebu (Saccharum spp.) dan bit (Beta vulgaris), dengan kadar gula bisa mencapai
12% - 20% dari berat kering tanaman. Beberapa tanaman gula komersial lainnya termasuk kurma
(Phoenix dactylifera), sorgum (Sorghum vulgare), mapel (Acer saccharum) dan lain-lain.

2.2 Rumusan Masalah

Apa itu gula?


Apa saja jenis jenis gula?
Apa itu buah bit?
Bagaiman proses pembuatan gula bit?

2.3 Tujuan

Mengetahui apa itu gula


Mengetahui jenis jenis gula
Mengetahui mengenai buah bit
Mengetahui proses pembuata gula bit
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gula

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat.

2.2 Jenis Jenis Gula

2.2.1 Gula Tebu

Tebu (Saccharum) merupakan tanaman yang memiliki batang berserat yang kuat dan
beruas dengan ketinggian 2-6 m dan mengandung cairan yang kaya dengan gula. Seluruh spesies
saling berkawinan, dan varietas komersial yang paling banyak ditemui adalah jenis hibrida
kompleks terutama dari varietas Saccharum officinarum, S. spontaneum, S. barberi dan S.
sinense. Pemanfaat gula tebu, pada industri pangan sering kali digunakan. Terlebih lagi pada
pemanfaatannya sebagai gula meja pada industri rumah tangga ataupun konsumsi rumah tangga.

2.2.2 Gula Kurma

Tanaman kurma (Phoenix dactylifera) merupakan tanaman palma yang secara luas
dibudidayakan dan diambil buahnya. Tanaman ini berukuran sedang, dengan tinggi 15-25m.
Pemanfaatan sumber gula dari kurma, sering kali digunakan dalam industri pembuatan sari buah
kurma, yang dibuat tanpa penggunaan gula tambahan, sangat baik dikonsumsi pada penderita
penyakit-penyakit tertentu.

2.2.3 Gula Sorgum

Sorgum merupakan genus yang terdiri dari 20 spesies rumput-rumputan, berasal dari
kawasan tropis hingga subtropis di Afrika Timur, dengan satu spesies di antaranya berasal dari
Meksiko. Gula dapat diekstrak dari biji-bijinya, tetapi seperti halnya kurma, ekstraksi ini hanya
dilakukan secara lokal dalam skala kecil. Pemanfaatanya sebagai sumber gula sangat jarang
dilakukan, sebab untuk memperolehnya dibutuhkan dalam jumlah banyak. Dan biaya operasional
untuk produksi gula dari tanaman ini sangat tinggi, sehingga jarang dimanfaatkan sebagai
sumber gula utama.

2.2.4 Gula Maple

Pohon mapel (Acer saccharum) merupakan tanaman yang sangat dikenal di kawasan
hutan di Amerika Utara bagian timur. Tanaman ini merupakan spesies mapel Amerika yang
terbesar, dapat mencapai ketinggian hingga 30-37 m. Gula mapel sudah diproduksi di Amerika
Utara selama beberapa abad dan hingga sekarang masih digunakan untuk pemanis, terutama
dibuat menjadi sirup mapel yang dimurnikan sebagian. Gula mapel memiliki kemanisan dua kali
lipat dari gula pasir standar, dan gula mapel ini tidak mengandung gula yang sesungguhnya
(sukrosa, sakarosa), tetapi penyusun utamanya adalah fruktosa.

2.2.5 Gula Palm: Aren, Lontar, Kelapa

Aren, lontar dan kelapa merupakan jenis tanaman palem-paleman yang memiliki
kandungan fruktosa dan sukrosa yang tinggi. Pemanfatan aren, lontar dan kelapa sebagai sumber
gula, sering digunakan dalam pembuatan gula merah yang banyak digunakan pada konsumsi
rumah tangga terutama dalam pembuatan kue tradisional. Dan jenis jenis gula lainnya.

2.3 Pengertian Buah Bit

Bit (Beta vulgaris L.) merupakan tanaman yang umbinya mengandung sukrosa dalam
jumlah yang dengan konsentrasi tinggi. Bit secara langsung memiliki hubungan dengan beetroot,
chard dan fodder beet. Kandungan gula di dalam bit umumnya adalah 17% dari berat, tetapi
angka ini tergantung dari varietas dan juga bervariasi dari tahun ke tahun dan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya.
2.4 Proses Pembuatan Gula Bit

Cara Membuat Gula Bit :

1. Persiapan Bahan
Umbi bit biasanya dipanen di musim gugur atau awal musim dingin. Sebelum di olah
menjadi gula. Bit-bit tersebut dibersihkan dari kotoran dan dari daun-daunnya. Karena
umbinya terletak di dalam tanah, otomatis umbi bit lebih kotor daripada batang tebu. Karena
itu harus dicuci bersih untuk menjaga kebersihannya. Setelah yakin tidak ada lagi kotoran
atau daun yang menempel, umbi bit lalu dipotong menjadi irisan-irisan tipis untuk
memudahkan proses ekstraksi.

2. Ekstraksi Umbi Bit


Ekstraksi umbi bit berlangsung dalam sebuah alat yang disebut diffuser. Dalam
diffuser, irisan umbi bit akan diaduk secara perlahan dalam air panas selama kurang lebih 1
jam hingga kandungan gula dalam umbi bit larut dalam air. Diffuser merupakan tangki
pengaduk berukuran besar dengan posisi horizontal atau vertikal, di dalamnya irisan-irisan
bit digerakkan dengan pelan dari ujung satu ke ujung lain dan air panas bergerak dari arah
berlawanan. Ini dinamakan dengan aliran berlawanan (counter-current flow), pelan namun
pasti air pengekstrakan menjadi larutan gula yang kental dan dinamakan jus. Jus dari proses
diffusi yang masih mentah ini mengandung sekitar 14% gula dan bubur residu yang
biasanya masih mengandung 1 hingga 2% gula. Untuk mendapatkan hasil ekstraksi jus bit,
maka larutan bit harus dipisahkan dari ampasnya.

3. Pengepresan Residu
Ampas yang merupakan irisan-irisan bit yang telah di ekstraksi biasanya masih
memiliki kandungan gula yang walaupun sedikit tetapi masih bisa dimanfaatkan. Untuk
mengeluarkan gula tersebut, maka ampas bit harus di peras dalam kempa-kempa ulir hinga
jusnya keluar semua dan yang tertinggal hanya bubur bit. Bubur bit ini biasanya di olah
menjadi produk sampingan sebagai bahan ternak.
4. Karbonatasi
Karbonatasi adalah proses pengolahan jus bit atau cairan gula bit (liquor) dengan
menambahkan kapur/lime dalam bentuk Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2
(Karbondioksida). Karbonatasi ini bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai
padatan yang menyebabkan cairan gula keruh serta untuk mengurangi beberapa komponen
warna yang tidak di inginkan. Proses ini dinamakan liming.
Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan
proses penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam
jus dengan perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian
dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus
mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap
dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih.
Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga
biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu
diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa
cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses.

5. Penguapan (Evaporasi)
Setelah mengalami proses liming, jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara
menguapkan air menggunakan uap panas dalam suatu proses yang dinamakan evaporasi.
Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan
kristal tanpa adanya pembersihan lagi.
Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor)
gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula
hingga 80%. Evaporasi dalam evaporator majemuk (multiple effect evaporator) yang
dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi
mendekati kejenuhan (saturasi).
6. Pendidihan/ Kristalisasi

Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat besar
untuk dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk
pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan
sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan
larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan
keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering
berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum
disimpan.

Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula
sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula
yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena
keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan
sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai
kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.

Dalam sebuah pabrik pengolahan gula kasar (raw sugar) umumnya dilakukan tiga
proses pendidihan. Pertama atau pendidihan A akan menghasilkan gula terbaik yang siap
disimpan. Pendidihan B membutuhkan waktu yang lebih lama dan waktu tinggal di dalam
panci pengkristal juga lebih lama hingga ukuran kristal yang dinginkan terbentuk. Beberapa
pabrik melakukan pencairan ulang untuk gula B yang selanjutnya digunakan sebagai umpan
untuk pendidihan A, pabrik yang lain menggunakan kristal sebagai umpan untuk pendidihan
A dan pabrik yang lainnya menggunakan cara mencampur gula A dan B untuk dijual.
Pendidihan C membutuhkan waktu secara proporsional lebih lama daripada pendidihan B
dan juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terbentuk kristal. Gula yang dihasilkan
biasanya digunakan sebagai umpan untuk pendidhan B dan sisanya dicairkan lagi.
7. Hasil

Gula yang dihasilkan berwarna putih dan siap untuk digunakan, baik itu untuk rumah
tangga maupun industri seperti pabrik pembuatan minuman ringan. Seperti pada pembuatan
gula mentah, gula yang masih terkandung dalam jus diolah lebih lanjut menjadi produk
samping berupa: molase bit. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak
atau dikirim ke pabrik fermentasi tanaman seperti misalnya pabrik penyulingan alkohol.
Mutu dari segi bau dan rasa molase bit tidak sama dengan molase tebu sehingga tidak dapat
digunakan untuk pembuatan rum.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bit (Beta vulgaris L.) merupakan tanaman yang umbinya mengandung sukrosa dalam
jumlah yang dengan konsentrasi tinggi. Bit secara langsung memiliki hubungan dengan
beetroot, chard dan fodder beet. Kandungan gula di dalam bit umumnya adalah 17% dari
berat, tetapi angka ini tergantung dari varietas dan juga bervariasi dari tahun ke tahun dan
dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Proses pembuatan gula bit :
1. Persiapan bahan
2. Ekstraksi umbi bit
3. Pengepresan residu
4. Karbonatasi
5. Penguapan ( evaporasi )
6. Pendidihan / Kristalisasi
7. Hasil
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.360866236-Proses-Pembuatan-Gula-Tugas-4

http://www.scribd.187700719-Proses-Pembuatan-Gula-Pasir

http://id.wikipedia.org/wiki/Gula

Anda mungkin juga menyukai