Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwasanya kami dapat
menyelesaikan punyusunan Buku Pedoman UKM Pelayanan Asuhan
Persalinan Normal di Puskesmas Pulo Armyn.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan buku ini adalah sebagai acuan
bagi pelayanan UKM kesehatan Lingkungan yang diselenggarakan di
Puskesmas Pulo Armyn, sehingga dapat menjadi tolak ukur ketersediaan
sumber daya dan alur pelayanan serta jenis jenis pelayanan yang tersedia.
Semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi Puskesmas Pulo Armyn
dan umumnya bagi kita semua.

Penyusun

Supriyati Tianotak

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .. ii
i
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

Daftar Isi iii


BAB I: PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang .. 1
B. Tujuan Pedoman .. 3
C. Sasaran Pedoman 3
D. Ruang lingkup Pelayanan . 3
BAB II: STANDAR KETENAGAAN 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia . 4
B. Distribusi Ketenagaan 4
C. Jadwal Kegiatan .. 4
BAB III: STANDAR FASILITAS .. 5
A. Denah Ruangan 5
B. Alur Pelayanan Persalinan 6
BAB IV: TATA LAKSANAN PELAYANAN . 7
A. Lingkup Kegiatan Pelayanan Persalinan Normal . 7
B. Metode Persalinan Normal 7
C. Langkah Kegiatan Pelayanan Persalinan Normal . 7
BAB V: LOGISTIK .. 15
A. Obat .. 15
B. Stok Obat Pemulihan .. 15
BAB VI: KESELAMATAN SASARN KEGIATAN/PROGRAM .. 16
BAB VII: KESELAMATAN KERJA .. 17
BAB VIII: PENGENDALIAN MUTU . 18
BAB IX: PENUTUP .. 19

ii
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembanguna


nasional, bertujuan mewujudkan derajat kesehatan optimal seperti yang di
amanahkan dalam Mukadimah UUD 1945. Pembangunan kesehatan pada
dasarnya juga menyangkut kehidupan fisik, mental, maupun budaya dan
ekonomi yang dalam perkembangannya telah terjadi perubahan orientasi,
baik tata nilai maupun pemikiran terutama mengenai upaya pemecahan
masalah kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana seperti tercantum dan UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan ( Bagian Keenam dan Ke tujuh ). Pelayanan Kesehatan
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, yang salah satunya adalah tenaga
Bidan. Tenaga bidan melaksanakan pelayanan kebidanan sebagai subsistem
dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan adalah bagian integral
dalam system pelayanan kesehatan yang di berikan oleh bidan, yang di
lakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Pelayanan kebidanan di
uraikan mulai dari ruang lingkup, kewenangan, dan peran tugas bidan ,
standar dan pedoman yang terkait.

Saat ini masalah kesehatan Ibu dan Anak masih merupakan masalah
krusial di Indonesia karena masalah tersebut merupakan salah satu
indicator kesejahteraan suatu bangsa. Walaupun pemerintah sudah
mengadakan berbagai upaya perbaikan namun belum mengalami kemajuan
yang signifikan. Masalah Kematian Ibu ( AKI ) dan Kematian Bayi ( AKB )
berkaitan dengan factor, seperti Akses ( geografis , kapasitas , mutu layanan,
dan ketersebaran fasilitas kesehatan , serta system pembiayaan ) ; SDM
( kualifikasi, kompetensi, penyebaran/distribusi, dan availabilitas ) ; dan
penduduk ( tingkat pendidikan, factor social budaya, kemiskinan, dan
kepadatan penduduk ) ; serta kebijakan dan kemauan politik pemerintah
( yang mengatur dan mengupayakan keterjangkauan akses kesehatan, SDM
dan kebijakan tentang kependudukan).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indicator derajat kesehatan. Masalah kematian dan kesakitan ibu di
Indonesia masih merupakan masalah besar, sehingga pelayanan ibu dan
anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
AKI menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 adalah
228 per 100.000 kelahiran hidup mengalami peningkatan menjadi 359 per
100.000 kalahiran hidup (SDKI 2012). Sedangkan AKB di Indonesia
berdasarkan SDKI 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup menurun
menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

Menurut SDKI 2012, dikatakan bahwa 64 persen kalahiran di Indonesia


berada dalam kategori risiko tinggi. Factor yang berkontribusi terhadap
kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab tidak langsung kematian
ibu adalah factor yng berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsia / eklamsia, infeksi,
1
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

persalinan macet dan abortus. Factor factor yang memperberat keadaan


ibu hamil seperti EMPAT TERLALU ( terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan, dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2012
sebanyak 29,1 % maupun yang mempersulit proses penanganan
kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti TIGA TERLAMBAT
( terlambat menganali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan
kegawatdaruratan ). Factor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang
menderita penyakit menular malaria, HIV/AIDS , Tuberkulosis,Sifilis, ;
penyakit Tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes Millitus, gangguan jiwa,
maupun mengalami kekurangan gizi.

Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma
dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi
pencegahan komplikasi.( situs web.blogkebidanan.blogspot.co.id ).

Puskesmas Pulo Armyn tahun 2016 sasaran ibu bersalin yaitu 861 ibu
bersalin atau 92% target yang tercapai selama tahun 2016 805 ibu bersalin
atau 93 % . Puskesmas Pulo Armyn dengan target dari Dinas Kesehatan
Kota Bogor sudah mencapai target , walaupun demikian persalinan yg di
tolong oleh dukun paraji juga masih banyak yaitu 34 orang ibu yang
bersalin di dukun paraji atau sekitar 4 % .

Wali kota bogor Bima Arya mengatakn dari 12 ribu persalinan,450 nya
masih di tangani paraji dengan jumlah parjiyang tercatat sebanyak 141
orang tersebar di 20 kelurahan.( 08/11/2016 )koranbogor.com

Paraji hanya boleh mendampingi dan merawat ibu setelah perslinan. Karena
keahlian paraji mengurut ibu pra, dan pasca melahirkan serta mengurut
bayi.( kepala dinkes kota bogor 08/11/2016 )

Puskesmas Pulo Armyn tahun 2017 sasaran ibu bersalin yaitu 861 ibu
bersalin atau 93 %, target yang di capai sampai dengan bulan Maret 2017
179 ibu bersalin atau 27,7 %. Sedangkan 7 orang ibu bersalin yg di tolong
oleh dukun paraji atau 0,4 %.

Karen masih ada paraji yg menolong persalinan maka di butuhkan


pembinaan bagi paraji,menjelaskan apa saja fungsi paraji,dan diharapkan
mereka terlibat secara aktif di posyandu.
Dengan adanya kemitraan tenaga kesehatan dengan paraji diharapkan
seluruh ibu hamil bersalin di tenaga kesehatan dan dapat meningkatkan
cakupan persalinan dan pelayanan KIA di puskesmas.

B. TUJUAN PEDOMAN

Tujuan Umum :

2
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

Terpantaunya cakupan persalinan dan pelayanan KIA secara terus


menerus di setiap wilayah kerja Puskesmas Pulo Armyn.

Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam
program KIA khususnya ibuhamil harus bersalin di tenaga kesehatan.
2. Diharapkan bahwa sudah tidak ada lagi persalinan yang ditolong
oleh paraji.
3. Meningkatkan sistem rujukan yang berkualitas
4. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan persalinan
normal.

C. SASARAN PEDOMAN

Sasaran pedoman ini adalah seluruh ibu bersalin yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pulo Armyn.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN

1. Pelayanan di dalam gedung


Pertolongsn persalinan di Puskesmas Pulo Armyn

E. BATASAN OPERASIONAL

Pelayanan Asuhan Persalinan Normal adalah suatu kegiatan didalam gedung


yang meliputi pelayanan persalinan normal bagi ibu yang memasuki masa
persalinan (inpartu).

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

3
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

Standar kualifikasi tenaga bidan di puskesmas Pulo armyn :


NO JENIS TENAGA KRITERIA
1 Bidan - Minimal berijazah D3 Kebidanan
2 Petugas Gizi - Minimal berijazah D3 Gizi

B. Distribusi Ketenagaan

Tenaga bidan yang ada di Puskesmas Pulo Armyn :

NO JENIS TENAGA PUSKESMAS PULO ARMYN


Pustu Pustu
Sindangrasa Sukamulya
1 Bidan PNS 5 orang 1 Orang 1 Orang
2 Bidan Honorer 2 orang

C. Jadwal Kegiatan

1. Jadwal Pelayanan pertolongan persalinan di Puskesmas Pulo


Armyn adalah 24 Jam.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

c 4

e
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

a RUANG VK
RUANG KIA

f W.C
b

A. Standar Fasilitas

PASIEN
DATANG

RUANG RUANGKIA
VK 5
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

PASIEN
PULANG

RUJUK

6
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Pelayanan Persalinan Normal


Lingkup pelayanan persalinan normal yaitu :
a. Pertolongan persalinan normal
b. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana yang di
maksud dalam pasal 16 berwenang untuk:
Memberikan imunisasi
Mengeluarkan plasenta secara normal
Pemberian infus
Kompresi bimanual
Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
B. Metode Persalinan Normal
Ada berbagai metode untuk membantu ibu hamil melahirkan normal
tanpa rasa sakit. Di beberapa RS sudah menyediakan fasilitas persalinan di
kolam atau bak berisi air hangat atau water birth. Metode bersalin ini di
percaya dapat membuat kontraksi lebih tidak terasa sakit dan ibi hamil
menjadi lebih santai.
Di kota bogor khusus nya puskesmas pulo armyn belum
menggunakan metode tersebut karena harus melengkapi beberapa
persyaratan.
Hal yang tidak kalah penting nya seorang ibu hamil di damping orang
orang terdekat untuk memberikan dukungan secara emosional itu lebih
sangat membantu ibu yg sedang dalam proses persalinan.

C. Langkah kegiatan pelayanan persalinan normal

Di dalam pelayanan persalinan normal terdapat 5 (lima) aspek yang di


sebut juga 5 (lima) benang merah yang perludiperhatikan yaitu
1. Aspek Pengambilan keputusan klinik
2. Aspek sayang ibu dan sayang bayi
3. Aspek pencegahan inspeksi
4. Aspek pencatatan (dokumentasi)
5. Aspek rujukan

Adapun langkah langkah dalam persalinan normal terdiri dari 60


langkah (sumber modul midwifery update 2016)

7
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

KEGIATAN KASUS

8
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA


1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan spingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan menatalaksanakan
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan:
Tempat datar, rata, bersih, kering, dan hangat
3 handuk/kain bersih dan kering(termasuk ganjal bahu
bayi)
Alat penghisap lender
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu :
Menggelar kain diperut bawah ibu
Menyiapkan oksitosin 10 unit
Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus
cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai,
cuci tangan dengan sabun cair bersih, mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakan
untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan
pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
7. Membersihkan vulva dan perineum,menyekanya dengan hati-
hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang ) menggunakan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
Jika introitus vagina,perineum atau anus terkontaminasi
tinja,bersihkan dengan seksama dari arah depan ke
belakang.
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
Jika terkontaminasi,lakukan dekontaminasi,lepaskan dan
rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5%
Langkah # 9. Pakai sarung tangan DTT/steril untuk
melaksanakan langkah lanjutan.
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah
9
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

lengkap maka lakukan amniotomi.


9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,lepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik,dan rendam selama 10
menit). Cuci kedua tangan setelahsarung tangan di lepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal (120-160 x/m)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasi-hasil periksa dalam, DJJ,
semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
ke dalam partograf.
IV.MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik,kemudian bantu ibu menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan
janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada.
Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu dan
meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu,
ibu diposisikan setengah dudukatau posisilain yang diinginkan
dan pastikan ibu rasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat :
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam
waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat
untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontransi uterus (minum)
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran 120
menit (2 jam) pada primigravida atau 60 menit (1 jam)
pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60 menit.
V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut
bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
10
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

diameter 5-6 cm.


16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
paralatan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT / Steril pada kedua tangan
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi parinem dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemngkinan adanya lilitan tali pusar (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala bayi.
Jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong tali pusat diantara dua klem tersebut.
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan.
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Annurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan
pegang kedua kaki dengan melingkar ibu jari pada satu sisi dan
jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk).
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian selintas
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan / atau bernapas tanpa
kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, lanjut ke langkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan afeksia (lihat Peruntun
Belajar Resusitasi Bayi Afiksia)
Bila semua jawaban adalah YA, lanjut ke 26.
26. Keringkan tubuh bayi
11
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian


tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian
bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit setelah bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali
pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali
pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali
pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali
pusat sekitar 3 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah terjepit
(lindingi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-
bayi. Luruskan bahu sehingga dada bayi menempel di dada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari outing atau aerola mamae ibu
Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi
di kepala bayi.
Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN (MAK III)
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas
simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk mengangkat tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-
atas (dorso cranial) secara berhati-hati (untuk mencegah
12
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,


hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
Mengeluarkan Plasenta
36. Bila pada penekananbagia bawah dinding depan uterus kea rah
dorso cranialternyata di ikuti pergeseran tali pusatke arah distal
maka lanjutkan dorongan kea rah dorso cranial hingga plasenta
dapat di lahirkan.
Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan
ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi)
sesuai dengan sumbu jalan lahir (kearah bawah sejajar
lantai atas)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
1. Ulangi pemberian oksitosin 10unit IM
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika
kandungan kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso cranial dan penegangan tali pusat
15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah disediakan
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
DTT/steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jati-jari tangan atau klem ovum
DTT/steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal
Rangsangan taktil (masase) Uterus
38. Segera setlah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakuksn tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual
internal, Kompresi Aorta Abdominalis, tampon kondom
kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan taktil/masase.
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta
telah dilahirkan lengkap. Masukan palsenta ke dalam
kantungplastik atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasiyang luas dan
13
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan


perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
X. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT
dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
42. Pastiakn uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahn pervaginam.
Evaluasi
43. Pastikan kandung kemih kosong
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangkan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum baik.
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit)
Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, di
resusitasi dan segera merujuk ke RS.
Jika bayi bernaps terlalu cepat atau sesak napas, segera
rujuk ke RS Rujukan
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi dalam satu
selimut.
Kebersihan dan Keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi(10 menit). Cuci bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai
pakaian bersih dan kering.
51. Pastiakn ibu merasa nyaman, bantu ibu memberiakan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang di inginkannya.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi.
56. Dalam satu jam pertama, berikan salep/tetes mata profilaksis
infeksi, vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-
60 kali/menit) dan temperature tubuh (normal 36,4-37,5C)
setiap 15 menit
14
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

57. Setelah satu jam pemberiam vitamin K1 berikan suntikan


imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemuadian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan Kala IV Persalinan.

15
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

BAB V
LOGISTIK

A. Obat
a. Obat obatan umum :
1. Tablet tambah darah untuk ibu nifas
2. Kapsul vitamin A dosis 100.000IU untuk ibu nifas
3. Lidokain

b. Obat obatan obstetrik :


1. Oxytosin
2. Magnesium sulfat 40%
3. Kalsium glukonas

B. Stok Obat Pemulihan

Stok Obat ada di Apotik Puskesmas Pulo Armyn

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

16
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

Dalam upaya keselamatan ibu dan bayi diperkuat oleh kemitraan yang
melibatkan ibu dan keluarganya, tenaga kesehatan,serta masyarakat.
Kemitraan mengandung arti saling bertukar pengetahuan, sumberdaya dan
komitmen untuk mencapai tujuan bersama.(sumber
Dengan demikain dengan keterampilan yang di miliki setiap bidan di
puskesmas pulo armyn di harapkan segera dapat melakukan pengambilan
keputusan klinik dalam hal ini system rujukan yang standar

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

17
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

Salah satu bentuk pelayanan utama yang diberikan oleh bidan adalah
Asuhan Persalinan Normal (APN). APN ini merupakan upaya yang dilakukan
dengan menggunakan peralatan yang steril, serta penatalaksanaan
komplikasi. Asuhan Persalinan Normal dapat digunakan sebagai standar
persalinan normal pada bidan di Puskesmas Pulo Armyn.
Adapun syarat-syarat perlindungan diri yaitu :
(sumber IJMS- Indonesia journal on medical science-volume 2 no 2- juli
2015)
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap
bahaya yang spesifik atau bahaya yang di hadapi oleh tenaga kerja
2. Alat harus di pakai secara fleksibel
3. Alat tidak menimbulkan bahya-bahaya
4. Pencegahan Infeksi yang adekuat

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

18
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

19
PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PD
Halaman :

BAB IX
PENUTUP

Penyusunan pedoman pelayanan pertolongan persalinan di


puskesmas pulo armyn telah dilakukan melalui telaah dari berbagai
referensi yang akan menjadi pelengkap dari petunjuk tekhnis upaya
perbaikan kesehatan masyarakat yang di terbitkan Dinas Kesehatan Kota
Bogor.
Pedoman ini di harapkan dpatbdigunakan sebagai acuan bagi tenaga
pelaksana bidan di puskesmas dalam rangka meningkatkan nkualitas
pelayanan kebidanan. Untuk meningkatkan efektifitas pedoman ini dalam
pelaksanaannya bidan menjabarkannya ke dalam SOP yang berisi langkah-
langkah dari setiap kegiatan.

20

Anda mungkin juga menyukai