Anda di halaman 1dari 28

1

LAPORAN PRAKTIKUM
EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN

PETERNAKAN .

DISUSUN OLEH : VI
KELOMPOK

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
2

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI PERUSAHAAN


PETERNAKAN

Kelompok :

Fakultas : PETERNAKAN

Tanggal Pengesahan : 13 Juni 2011

Menyetujui,

Koordinator Praktikum Ekonomi Koordinator Asisten Ekonomi


Perusahaan Peternakan Perusahaan Peternakan

NIP. NIM.
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....i

KATA PENGANTAR.ii

DARTAR ISI .iii

BAB I PENDAHULUAN1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..


2.1 Teknik Usaha Peternakan...2
2.2 Analisa Laporan Keuangan2
2 .2.1 Biaya.3
2.2.1.2 Biaya Tetap..3
2.2.1.2 Biaya Variabel3
2.2.2 Penerimaan4
2.2.3 Pendapatan4
2.2.4 Neraca Keuangan.5
2.2.5 Laporan Laba Rugi5
2.2.6 Analisis Rasio Keuangan.6
2.2.6.1Rasio Likuiditas..6
2.2.6.2 Rasio Solvabilitas....7
2.2.6.3 Rasio Rentabilitas.7
2.2.7 Return on Investment.8
2.2.8 Payback Perio..8

BAB III METODOLOGI9


3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan9
3.2 Metode Praktikum9
3.3 Metode Analisis Data9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.12


4.1 Teknik Usaha Peternakan...12
4.2 Analisa Laporan Keuangan.12
4 .2.1 Biaya.13
4.2.1.1 Biaya Tetap....13
4.2.1.2 Biaya Variabel......14
4.2.2 Penerimaan14
4.2.3 Pendapatan15
4.2.4 Neraca Keuangan15
4.2.5 Laporan Laba Rugi16
4

4.2.6.1 Analisis Rasio Keuangan17


4.2.6.1Rasio Likuiditas.17
4.2.6.2 Rasio Solvabilita.18
4.2.6.3 Rasio Rentabilitas18
4.2.7 Return on Investment..19
4.2.8 Payback Perio...20
BAB V KESIMPULAN.21
5.1 Kesimpulan.21
5.2 Saran..21
DAFTAR PUSTAKA ..22
LAMPIRAN..23

KATA PENGANTAR
5

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan

Ekonomi Perusahaan Peternakan Dasar pada waktunya.

Pada kesempatan kali ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih

kepada ................. selaku Koordinator Praktikum Ekonomi Perusahaan

Peternakan Dasar. Ucapan terima kasih kepada .. selaku Asisten

Pembimbing yang telah membimbing praktikan selama praktikum.

Penyusun laporan ini banyak memiliki hambatan, namun praktikan dapat

mengatasinya. Hal ini karena mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai

pihak. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan dan

penulisan laporan ini mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga laporan

ini bermanfaat serta menambah pengetahuan pembaca.

Semarang, 13 Juni 2011

BAB I

PENDAHULUAN
6

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya


semua faktor produksi. Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan
membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan
tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja,
memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.
Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip
manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara
optimal.
Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan bertujuan agar praktikan
mengetahui keegiatan-kegiatan ekonomi peternakan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan, khususnya peternakan. Manfaat yang didapat dalam praktikum
Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah praktikan lebih memperdalam
pengetahuan yang telah didapat dari materi perkuliahan.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknis Usaha Peternakan

Keberhasilan suatu peternakan tergantung kepada tata laksana yang


dilakukan. Tanpa tata laksana yang teratur dan baik produksi yang dihasilkan
ternak tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, bahkan suatu kerugian dan
kehancuran yang cukup besar akan senantiasa mengancam, peranan manajer
dalam suatu usaha perusahaan peternakan sangat menonjol / kehadiran tenaga
terlatih yang sangat terampil melakukan segala tata laksana peternakan disertai
penataan perlengkapan dan peralatan. Perusahaan peternakan yang disesuaikan
dengan faktor fisik dan ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan
tersebut (Santosa, 2001). Teknik budidaya ternak . merupakan salah satu
peluang bisnis bagi petani sesuai potensi dan sumberdaya yang tersedia, karena
komoditi babi dapat dipelihara oleh sebagian besar rumah tangga petani untuk
dijual sebagai sumber uang tunai. Di NTT populasi ternak yang paling banyak
adalah ternak , sebanyak 1.457.543 ekor dan 19 % (275.125 ekor) berada di
Kabupaten TTS (Statistik Peternakan 2006). Bagi masyarakat NTT ternak
sangat penting artinya dalam keterkaitannya dengan adat istiadat atau dapat
dikatakan bahwa ternak babi sudah dipelihara sejak turun temurun. Masalahnya
makanannya masih tergantung dari sisa-sisa dari dapur dan ubi-ubian,
dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan
tradisionial, Usaha pemeliharaan ternak .. bagi 90 % petani NTT seolah-olah
sudah menjadi keharusan. Hal ini disebabkan selain memanfaatkan sisa dapur
untuk sumber pakan , juga untuk memenuhi tuntutan kebutuhan adat dalam
budaya lokal. Begitu pentingnya ternak dalam budaya hampir seluruh
masyarakat NTT, memberi nilai lebih ternak ini dari pada ternak sapi sekali pun.
Bahkan untuk memenuhi tuntutan adat, masyarakat rela menukarkan sapi yang
berumur 1,5 tahun dengan seekor. (http://disnak.sumbarprov.go.id/index).
8

2.2. Analisis Laporan Keuangan

Menganalisa laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi


yang terkandung dalam laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan
keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.
Jika informasi yang disajikan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa
saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut.
Untuk menganalisa laporan keuangaan maka diperlukan penguasaan terhadap
cara menyusun laporan keuangan, konsep,sifat, karakteristik laporan keuangan itu
, teknik analisisnya dan segmen, sifat bosnis itu sendiri, serta situasi lingkungan
internasional maupun nasional. ( Harahap, 2006 )Setelah transaksi dicatat dan
diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang
menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan. Laporan keuangan
yang utama bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas
pemilik, neraca, dan laporan arus kas (Warren et.al., 2005).

2.2.1. Biaya

Biasanya para akuntan mendefinisikan biaya sebagai sumberdaya yang


dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Untuk sekarang biaya itu
seperti diukur dengan akuntansi tradisional, seperti unit moneter. Untuk
mengarahkan keputusan seorang menejer memerlukan data menegenai tujuan
(Foster,1987). Harga pokok produk atau biaya produk adalah semua biaya yang
berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh. Dalam suatu produk terdapat
unsur harga pokok produk berupa biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja
langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) (Nafarin, 2007).

2.2.1.1. Biaya Tetap

Biaya tetap dalah biaya yang jumlah totalnya tetap selama periode waktu
tertentu meskipun terjadi perubahan besar dalam total kegiatan atau volume yang
berkaitan dengan biaya tersebut (Foster,1987). Biaya bahan pembantu dan biaya
pernik (supplies) pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang termasuk biaya
9

variabel, sedangkan biaya penyusutan (depresiasi) pabrik merupakan biaya


overhead pabrik yang termasuk biaya tetap. Biaya tetap (fixed cost) addalah biaya
yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, tetapai biaya tetap
per unit berubah bila volume kegiatan berubah (Nafarin, 2007).

2.2.1.2. Biaya Variabel

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah


sebanding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya veriabel per unit tetap
walaupun volume kegiatan berubah. Biaya bahan baku dikatakan biaya veriabel
karena besar kecilnya biaya bahan baku dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan produksi. Bila volume kegiatan produksi meningkat maka biaya bahan
baku juga meningkat, dsb, bila volume kegiatan produksi menurun maka biaya
bahan baku juga menurun (Nafarin, 2007). Biaya variable biaya yang totalnya
berubah secara proposional dengan perubahan total kegiatan atau volume yang
berkaitan dengan biaya variable tersebut(Foster,1987).

2.2.2. Penerimaan

Penerimaaan berupa pengahasilan yang diartikan sebagai kenaikan


manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban perusahaan dalam satu periode (Sutojo, 1991). Penerimaan
usaha bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha seperti panen dari
peternakan dan barang produk olahannya. Jumlah pendapatan dan hubungannya
dengan investasi modal serta hubungannya dengan hasil penjualan bersih
merupaka faktor-faktor penting dalam penetapan efisiensi manajemen dan tingkat
daya laba (kemampuan memperoleh laba) dari perusahaan (Kadarsan, 1995).

2.2.3. Pendapatan

Pendapatan bersih perusahaan merupakan pendapatan yang diterima


pengusaha, tenaga kerja, balas jasa yang diterima pemilik perusahaan sebagai
manajer perusahaan dan modal pribadi yang dimilikinya. Pendapatan bersih dari
perusahaan guna keperluan analisis keuangan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu
10

pendapatan bersih operasional, pendapatan bersih tunai dan pendapatan bersih


perusahaan. Penerimaan usaha bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil
usaha seperti panen dari peternakan dan barang produk olahannya. Pendapatan
bersih perusahaan merupakan pendapatan yang diterima perusahaan, tenaga kerja,
balas jasa yang diterima pemilik perusahaan dan modal pribadi yang akan
dimilikinya (Kadarsan, 1995).

2.2.4. Neraca Keuangan

Menurut pengertian umum, neraca keuangan adalah sebuah laporan


keuangan yang menunjukan keadaan keuangan suatau perusahaan dengan cara
sistematis pada suatau saat tertentu dengan menyajikan daftar harta, hutang dan
modal pemilik. Neraca terdiri darai tiga bagian pokok yaitu aktiva, hutang dan
modal (Suryawijaya,1987). Aktiva merupakan sumber ekonomis dari suatu usaha
yang diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi usaha tersebut dimasa
mendatang. Aktiva dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu aktiva lancar
merupakan aktiva selama jangka waktu normal, umumnya satu tahun. Sebagai
contoh aktiva lancar adalah kas, bank, surat-surat berharga, persediaan barang,
piutang dagang. Aktiva tetap merupakan harta kekayaan yang berwujud dan
bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun
dan dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Sebagai contoh aktiva tetap
adalah kendaraan dan inventaris (Djarwanto, 1994). Bagian aktiva dalam neraca
biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut
dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi. Kas berada diurutan
pertama diikuti oleh piutang, perlengkapan, asuransi dibayar muka dan aktiva
lainnya. Kemudian disajikan aktiva yang sifatnya tetap atau permanen, seperti
tanah, bangunan dan peralatan. Kewajiban adalah jumlah utang perusahaan
kepada kreditor. Dua jenis kewajiban yang paling lazim ditemukan adalah
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang (Warren et.al.,2005).

2.2.5. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu bentuk keuangan lain yang berisi berbagai
informasi menyangkut sumber-sumber pendapatan perusahaan, haraga pokok
11

penjualan dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan


tersebut, serta jumlah laba atau rugi yang didapat perusahaan dalam kurun waktu
tertentu (Suryawijaya,1987). Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi melaporkan
pendapatan dari beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep
penandingan atau pengaitan (matching concept). Konsep ini diterapkan dengan
menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama
periode terjadinya beban tersebut (Warren et.al., 2005).

2.2.6. Analisis Rasio Keuangan

Analias rasioa keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil


perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain yang memiliki
hubungan yang relevan dan siknifikan , misalnya antara utang dan modal. Analisa
rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan antara
pos tertentu dengan pos lain. (Harahap,2006). Analisis rasio menggambarkan
hubungan di antara unsur dalam laporan keuangan. Rasio juga menggambarkan
hubungan matematis antara kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain.
Hubungan tersebut dapat berupa suatu persentase, tarif, atau proporsi. Analisis
terhadap laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga rasio. Analisis
rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi mengenai likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas keuangan suatu perusahaan (Wibowo dan
Abubakar, 2009).

2.2.6.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk


memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek. Rasio-rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos aktiva lancar dan
utang lancar. Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi
kewajiban-kewajiban lancar ( Harahap,2006). Analisis rasio ini digunakan untuk
menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta
membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan
dalam perusahaan. Standar rasio yang digunakan adalah standar Departemen
12

Koperasi dan UKM yaitu untuk rasio lancar minimum sebesar 200%, rasio cepat
minimum 100%, dan rasio posisi kas adalah 40% (Anonim 2005). Namun dalam
ilmu pembelanjaan, menilai lekuiditas tidak hanya dengan uang tunai, tetapi
melihat rasio lekuiditas. Rasio lekuiditas yang umum dipakai current ratio dan
quick ratio.current ratio dihitung denag membagi harta lancer dengan hutang
jangka pendek atau kewajiban jangka pendek, sedangkan Qick Ratio dihitung
dengan mengurangkan unsure persediaan dari harta lancer kemudian
membandingkan sisanya dengan hutang jangka pendek atau kewajiban jangka
pendek suatu perusahaan (Suryawijaya,1987).

2.2.6.2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi


seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang jika
perusahaan dilikuditas(Munawir 2002). Rasio ini dapat dapat diketahui dari pos-
pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang
utang luar . semakin kecil rasio ini semakin baik, rasio ini disebut juga leverage
(Harahap,2006). Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan
mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Sebaliknya
apabila jumlah aktiva lebih kecil daripada jumlah hutangnya, maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvabel (Anonim 2005).

2.2.6.3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas disebut juga profibilitas menggambarkan kemampuan


perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang
ada seperti penjualan kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan lainya.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
disebutjuga operating laba (Harahap,2006 ). Rasia rentabilitas juga menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
(Munawir 2002). Rentabilitas suatu perusahaam diukur dengan kesuksesan
perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan
demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan
13

antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah
modal perusahaan tersebut (Anonim 2005). Secara umum probelitas atau
rentabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan
laba dengan modal tertentu. Atau kata lain rentabilitas dalah efisiensi usaha
perusahaan. Rentabilitas berkaitan dengan berbagai kebijakan yang diambil.
Rentabilitas menggambarkan akibat yang timbul akaibat kebijakan lekuiditas,
kebijakan hutang perusahaan dan kebijakan aktiva perusahaan
(Suryawijaya,1987).

2.2.7. Return on Investment

ROI merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
profitabilitas perusahaan, yaitu dengan membandingkan antara keuntungan atau
laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan (Munawir, 2002). Return on investment atau ROI
merupakan suatu metode untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh
dari penanaman investasi, tanpa memperhatikan nilai waktu uang. ROI dihitung
dengan membandingkan antara rata-rata keuntungan bersih dengan
investasi (Rahardja, 1988).

2.2.8. Payback Period

Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat


menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau aliran
kas netto. Sehingga payback period dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi
dapat diperoleh kembali seluruhnya apabila proceed setiap tahunnya sama
jumlahnya, maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara
membagi jumlah investasi dengan proceed tahunan (Sutojo, 1991). Semakin cepat
dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut
karena semakin lancar perputaran modalnya (Kadarsan, 1995).
14

BAB III

METODELOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Survey praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan dilaksanakan pada hari


Minggu, 28 Mei 2011 di Peternakan .. yang berlokasi di.

3.2. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum Ekonomi Perusahaan


Peternakan adalah wawancara dan terjun langsung ke peternakan.

3.3. Metode Analisis Data

3.3.1. Payback Period

Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek
berbeda jumlahnya setiap tahun:

Keterangan:
n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment
a = jumlah initial investment
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek
sama jumlahnya setiap tahun:

Metode Payback Period merupakan metode penilaian investasi yang


sangat sederhana perhitungannya, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan.
3.3.2. Likuiditas (Current Ratio)

Current ratio dapat diukur dengan menggunakan sebagai berikut :


15

atau

3.3.3. Solvabilitas

Rasio Solvabilitas yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio. Rasio


digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan untang) terhadap
Shareholders equity yang dimiliki perusahaan.

atau

3.3.4. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan


laba selama periode tertentu, dirumuskan sebagai berikut :

L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal
atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

3.3.5. ROI (Return on Investment)

ROI termasuk dalam 15ariable independen. ROI dihitung dengan


membagi laba bersih atau earning after tax (EAT) dengan total aktiva. Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari hasil
investasi yang dilakukan. Rasio ini menunjukan persentase laba bersih yang
dinyatakan dari total aktiva.
Rumusnya sebagai berikut :
16

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Perusahaan

Unit Usaha Ternak yang didirikan oleh dengan


nama . berdiri pada tahun 1996 denagn modal Rp 50.000.000,00 dengan
jumlah ternak awal sebanyak 20 ekor dan jumlah kandang 2 buah. Setelah
berkembang, kini .. yang diternakkan berjumlah 500 ekor dan kandang 17 buah.
Pergantian kandang dilakukan 5 tahun sekali. Jumlah dalam satu kandang
berkisar 15-20 ekor. Jumlah pakan setiap harinya 500 kg setiap pemberian pakan,
pemberian pakan dilakukan dua kali sehari. Waktu penjualan dilakukan
setiap 3 bulan sekali di daerah Solo. Umur .. yang dijual sekitar 6-7 bulan
dengan berat rata-rata per ekor 90 kg. Modal awal hingga sekarang merupakan
modal mandiri (modal pribadi), hasil penjualan sebidang tanah.

4.2. Analasis Laporan Keuangan

4.2.1. Biaya

Biaya total diperoleh dari penjumlahan biaya semua biaya yang berkaitan
dengan kelangsungan kebutuhan, yaitu total biaya ditambah dengan total biaya
variabel. Setelah dijumlahkan mendapatkan hasil Rp183.500.000,00. Sesuai
pendapat Nafarin (2007) yang menyatakan bahwa harga pokok produk atau biaya
produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang
diperoleh. Dalam suatu produk terdapat unsur harga pokok produk berupa biaya
bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead
pabrik (BOP). Biaya Rp183.500.000,00 adalah biaya yang dikorbankan untuk
mendapatkan keuntungan , karena dengan biaya Rp183.500.000,00
peternakan .. dapat berproduksi hingga sekarang, sesuai pendapat dari
Foster (1987) yang menyatakan biaya didefinisikan biaya sebagai sumberdaya
yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran tertentu yang di inginkan dari
berdirinya peternakan atau perusahaan.
17

4.2.1.1. Biaya Tetap

Tabel 1. Perhitungan Total Biaya Tetap Per Periode (1 tahun)


Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Biaya tetap
Gaji Karyawan 14.400.000,00
Sewa Tanah 10.000.000,00
Peralatan 2.500.000,00
Total Biaya Tetap 27.400.000,00
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2011.

Biaya tetap meliputi gaji karyawan, biaya, peralatan dan biaya beli tanah.
Gaji karyawan sebesar Rp20.000,00 per hari dengan jumlah karyawan 2 orang,
jadi per tahun gaji karyawan sebesar Rp.14.400.000. Biaya tetap adalah biaya
yang dikeluarkan hampir tetap jumlahnya. Sesuai pendapat Nafarin (2007) yang
menyatakan bahwa biaya bahan pembantu dan biaya pernik (supplies) pabrik
merupakan biaya overhead pabrik yang termasuk biaya variabel, sedangkan biaya
penyusutan (depresiasi) pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang termasuk
biaya tetap. Biaya tetap (fixed cost) addalah biaya yang jumlahnya tetap dalam
kisaran volume kegiatan tertentu, tetapai biaya tetap per unit berubah bila volume
kegiatan berubah. Biaya tetap tidak akan mudah berubah nilainya pada waktu
periode tertentu walau terjadi perubahan besar yang terjadi pada perusahaan atau
peternakan seperti tanah, kantor dan lain-lain. Sesuai pendapat dari Foster (1987)
yang menyatakan biaya tetap dalah biaya yang jumlah totalnya tetap selama
periode waktu tertentu meskipun terjadi perubahan besar dalam total kegiatan atau
volume yang berkaitan dengan biaya tersebut.

4.2.1.2. Biaya Variabel

Tabel 2. Perhitungan Total Biaya Variabel Per Periode (1 tahun)


Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Biaya Variabel
Biaya pakan (jagung, bekatul, bungkil 154.800.000,00
kelapa, ampas tahu)
Biaya Listrik 100.000,00
Bensin 1.200.000,00
Total Biaya Variabel 156.100.000,00
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2011.
18

Biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya listrik dan lain-lain. Pakan
di peternakan .. terdiri dari jagung, bekatul, bungkil kelapa dan ampas
tahu. Ampas tahu dibeli per karung yang berisi 100 kg seharga Rp. 10.000,00.
Tiap harinya membutuhkan 3 karung. Jangung dengan harga Rp 2700/kg, bekatul
Rp 500 /kg, bungkil kelapa Rp 300/kg. sehingga untuk penyediaan pakan dalam
sehari dibutuhkan dana sebesar Rp. 154.800.000,00. Sesuai pendapat Santoso
(2001) bahwa biaya variabel meliputi biaya pakan, obat, dan lain-lain, biaya tidak
tetap merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
diperoleh. Baya variable akan mudah berubah sesuai aktifitas dan situasi
perusahaan atau peternakan, dalam satu periade waktu tertentu aka nada beberapa
harga yang berbeda. Sesuai pendapat dari Foster (1987) Biaya variable biaya yang
totalnya berubah secara proposional dengan perubahan total kegiatan atau volume
yang berkaitan dengan biaya variable tersebu.

4.2.2. Penerimaan

Tabel 3. Tabel Perhitungan Penerimaan


Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Penjualan Babi/ekor 2.000.000,00
Jumlah Total Penerimaan 400.000.000,00
(200ekor/tahun)
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan,2011.

Penerimaan disini adalah uang yang didapat peternakan. setiap


periode yang berjumlah 400.000.000,00 yang didapat dari hasil penjualan dari 200
ekor babi, dengan harga .. perekor berkisaran antara Rp 2.000.000,00. Hasil
penjualan .. lah yang menjadi satu-satunya prodak dan satau-satunya sumber
pendapatan dari peternakan... Sesuai pendapat Nafarin (2007) bahwa biaya
variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, tetapi biaya veriabel per unit tetap walaupun volume
kegiatan berubah. Biaya bahan baku dikatakan biaya veriabel karena besar
kecilnya biaya bahan baku dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan produksi.
Bila volume kegiatan produksi meningkat maka biaya bahan baku juga
meningkat, dsb, bila volume kegiatan produksi menurun maka biaya bahan baku
juga menurun.
19

4.2.3. Pendapatan

Pendapatan dari peternakan. adalah Rp.216.500.000,00 pertahun.


Pendapatan ini diperoleh dari biaya penerimaan dikurangi total biaya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kadarsan (1995) bahwa pendapatan bersih perusahaan
merupakan pendapatan yang diterima pengusaha, tenaga kerja, balas jasa yang
diterima pemilik perusahaan sebagai manajer perusahaan dan modal pribadi yang
dimilikinya. Pendapatan bersih dari perusahaan guna keperluan analisis keuangan
dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu pendapatan bersih operasional, pendapatan
bersih tunai dan pendapatan bersih perusahaan. Penerimaan usaha bersumber dari
pemasaran atau penjualan hasil usaha seperti panen dari peternakan dan barang
produk olahannya. Pendapatan bersih perusahaan merupakan pendapatan yang
diterima perusahaan, tenaga kerja, balas jasa yang diterima pemilik perusahaan
dan modal pribadi yang akan dimilikinya.

4.2.4. Neraca Keuangan

Tabel 4. Tabel Perhitungan Neraca Keuangan


Jumlah (Rp)
Aktiva lancar
Kas 5.000.000.00
Bibit babi 20.000.000,00
Persediaan 2.000.000,00
Total aktiva lancar 27.000.000,00
Aktiva tetap 19.600.000,00
Akumulasi penyusutan 3.400.000,00

Total aktiva tetap 23.000.000,00


Total aktiva 50.000.000,00
Modal setor 50.000.000,00
Total pasiva 50.000.000,00
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan,2011.

Neraca keuangan terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar,
pasiva tidak tetap dan ekuitas yang menunjukkan keadaan keuangan peternakan
... Hal ini sesuai dengan pendapat Djarwanto (1994) bahwa aktiva
merupakan sumber ekonomis dari suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan
keuntungan bagi usaha tersebut dimasa mendatang. Aktiva dikelompokkan
20

menjadi beberapa bagian, yaitu aktiva lancar merupakan aktiva selama jangka
waktu normal, umumnya satu tahun. Sebagai contoh aktiva lancar adalah kas,
bank, surat-surat berharga, persediaan barang, piutang dagang. Aktiva tetap
merupakan harta kekayaan yang berwujud dan bersifat relatif permanen,
digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun dan dibeli dengan tujuan
untuk tidak dijual kembali. Sebagai contoh aktiva tetap adalah kendaraan dan
inventaris.

4.2.5. Laporan Laba Rugi

Tabel 5. Perhitungan Laba Rugi


Jumlah (Rp)
Total penerimaan 400.000.000,00
Total biaya 183.500.000,00
Total pendapatan 216.500.000,00
Penyusutan 3.400.000,00
EBIT 213.100.000,00
EBT 213.100.000,00
Pajak 34.525.000,00
EAT 178.575.000,00
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan,2011.

Total penerimaan bersih pada peternakan..mendapatkan laba yang


cukup banyak. Laporan laba rugi menyajikan informasi mengenai pendapatan dan
beban selama periode akuntansi. Pada laporan laba rugi perusahaan dagang
terdapat perhitungan harga pokok penjualan. Neraca laba-rugi mencakup semua
transaksi-transaksi antara dua data neraca, yang menimbulkan laba atau rugi. Hal
ini sesuai dengan pendapat Warren et.al. (2005) bahwa suatu ikhtisar pendapatan
dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan
laba rugi melaporkan pendapatan dari beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept). Konsep ini
diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan
yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut.
21

4.2.6. Analisis Ratio Keuangan

4.2.6.1. Ratio Lekuiditas

Ratio lekuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiaban jangka pendek, adapaun lekuiditas dari Peterbakan . adalah
sebagai berikut

= ( tak hingga)
Dengan hasil dari curen ratio yang mendapatkan hasil tak hingga maka
Peternakan.lekuid. Karena Peternakan. mampu memenuhi kebutuhan
kewajiaban jangka pendek karena aktiva lancer dapat menutupi hutang lancer
yang memang tidak ada hutang pada Peternaka... Sesuai pendapat dari
Harahap(2006) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam
jangka pendek. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang
modal kerja yaitu pos aktiva lancar dan utang lancar. Rasio ini menunjukan sejauh
mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar .

4.2.6.2 Ratio solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi


seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan
dapat dihitung dengan cara jumlah aktiva dari peternakan . dibagi jumlah
hutang kali seratus persen

= ( tak hingga)
22

Dari hasil diatas maka didapat solvabilitas tidak terhingga, hal ini karena
jumlah hutang dari Peternakan yang bernilai enol . Dengan hasil ini
maka Peternakan . memiliki modal pemilik dapat sangat dapat menutupi
utang yang memang bernilai nol. Sesuai pendapat Harahap (2006) yang
berpendapat Rasio solvabilitas dapat diketahui dari pos-pos yang sifatnya jangka
panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio ini menggambarkan
sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang luar . semakin kecil rasio
ini semakin baik, rasio ini disebut juga leverage.

4.2.6.3 Ratio Rentabilitas

Ratio rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba


dari semua modal yang dimiliki. Karena ini modal sendiri maka ratio rentabilitas
modal sendiri dapat dihitung dengan cara pendapatan bersih dibandingkan
dengan madal kali seratus persen.
Setelah dilakukan perhitungan didapat hasil sebesar 357,15%, jadi dalam
waktu satu tahun dapat menghasilkan 357,15% dari jumlah modal awal yang
berjumlah Rp 50.000.000,00. Kemampuan Peternakan mempunyai
kemampuan untuk mendapatkan laba bersih selama satu tahun sebesar 357,15%
atau Rp178.575.000,00. Sesuai pendapat dari Munawir( 2002) yang menyatakan
rentabilitas suatu perusahaam diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rasia rentabilitas juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.

4.2.7. ROI (Return On Investment)

Berdasarkan perhitungan diatas Return on Investment adalah laba bersih


rata-rata dibandingkan dengan modal kemudian dikalikan seratus persen. Setelah
dilakukan perhitungan pada peternakan . makan didapat hasil ROI sebesar
Rp 227.820.000 dibagi dengan total investasi sebesar Rp 50.000.000 dikali 100%
maka didapat hasil sebesar 357,15%. Dari data yang didapat menghasilkan ROI
yang cukup besar, dengan data tersebut maka peternakan . masih karena
23

semakin besar ROI maka semakin probabilitas juga suatu perusahaan atau
peternakan, karena ROI adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau peternakan,
dan disajikan dalam persen. Sesuai pendapat dari Rahardja (1988) yang
berpendapat ROI dengan membandingkan antara rata-rata keuntungan bersih
dengan investasi dan disajika dalam persen.

4.2.8. Payback period

Payback period adalah kriteria investasi, yang ikut menentukan suatu


proyek yang akan diterima atau tidak, hal ini merupakan salah satu pertimbangan
untuk memutuskan akan menerima/menolak suatu proyek bersama dengan kriteria
yang lain.

Payback Period = 1th

= X 1th

=0.279994 ( 3 bulan)

Payback Period menunjukkan banyaknya investasi yang mampu kembali


selama satu periode. Denag nialai investasi Peternakan .. adalah sekitar
Rp50.000.000,00. Periode Payback menunjukkan berapa lama (dalam beberapa
tahun) suatu investasi akan bisa kembali menunjukan pengembalian pada masa
sekarang 0,279994 atau sekitar 3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Munawir
(2002) yang menyatakan bahwa Periode payback menunjukkan perbandingan
antara initial investment dengan aliran kas tahunan. Semakin cepat investasi
dapat kembali secara keseluruhan maka maka semakin baik suatu proyek atau
perusahaan itu, kadang usaha yang kurang tertata dengan baik investasi tidak
dapat kembali. Sesuai pendapat dari Kandarsan ( 1995) yang menyatakan semakin
cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek
tersebut karena semakin lancar perputaran modalnya.
24

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil survei yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
perhitungan ROI (Return on Investment) dihasilkan 357,15% dengan rincian total
aktiva Rp. 50.000.000,00, setelah berdiri dari tahun 1996 hingga sekarang
Peternakan . mampu meningkatkan usahanya hamper 25 lipat dari jumlah
awal 20 ekor kini telah berlipat ganda menjadi 200 ekor dengan pendapatan
pertahun mencapai Rp178.575.000,00 atau pendapatan perbulan mencapai Rp
14.881.250,00

5.2. Saran

Sebaiknya sebelum praktikum dilaksanakan, praktikan diberi contoh suatu


manajemen suatu usaha agar dalam membuat laporan keuangan dapat dilakukan
secara mudah dan jelas. Dan dapat menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas.
25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Situs Resmi Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah.

Djarwanto, P.S. 1994. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan Edisi I cetakan


ke-4. BPFE. Yogyakarta.

Foster, George dan Horngren,Charles.1987. Akutansi Biaya Suatu Pendekatan


Menejerial Jilit 1. Erlangga, Jakarta

Harahap, S. 2006. Analisa Kritis Laporan Keuangan. Erlangga, Jakarta

Kadarsan, H.W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Agribisnis.


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran perusahaan edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Nur, K.S.2004. Mengupayakan Usaha Sapi Perah Tetap Bertahan. Poultry


Indonesia . gap.no 291.Pp64-64

Santosa, U.2001. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar Swadaya.


Jakarta

Suryawijaya,Marwan Asri. 1987. Dasar-Dasar Ilmu Pembelanjaan. BPFE,


Yogyakarta

Sutojo, S. 1997. Analisa Kredit. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta

Warren et.al. 2005. Pengantar Akuntansi penerjemah Aria Farahmita. Salemba


Empat, Jakarta.

Wibowo dan Abubakar Arif. 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Grasindo,


Jakarta.
26

LAMPIRAN

1. Biaya

Biaya Total = Total biaya tetap + Total biaya variabel


Biaya Total = Rp 27.400.000,00+ Rp156.100.000,00
= Rp 183.500.000,00

2. Pendapat

Pendapatan = Penerimaan Total Biaya


= Rp 400.000.000,00 - Rp183.500.000,00
= Rp 216.500.000,00

3. Investasi dan Penyusutan


Jenis Modal Awal Modal Umur Penyusutan Akumulasi
Investasi Akhir Ekonomis Penyusutan
Sewa Rp. - - - -
Tanah 10.500.000
Rp. Rp. 5 tahun Rp. - -
Kandang 12.500.000 1.000.000 2.300.000 2.300.000

Peralatan Rp. 2.500.000 Rp. 2 tahun Rp. -1.100.000


300.000 1.100.000
Bibit 20.000.000 - - - -
Kas 5.000.000 - - - -
Persedian 2.000.000 - - - -
pakan
Jumlah Rp.50.000.000 Rp. Rp. Rp
1.300.000 3400000 3400000

4. Perhitungan Pajak Peternakan .. ( Rp 213.100.000)


Interval Penghasilan Presentase pajak % Total (Rp)
0-25 jt 5 1.250.000
25-50 jt 10 2.500.000
50-100 jt 15 7.500.000
100-200 jt 20 20.000.000
200< 25 3.275.000
Jumlah pajak (Rp) 34.525.000
27

5. Neraca Keuangan Peternakan


Jumlah (Rp)
Aktiva lancar
Kas 5.000.000.00
Bibit 20.000.000,00
Persediaan 2.000.000,00
Total aktiva lancar 27.000.000,00
Aktiva tetap 19.600.000,00
Akumulasi penyusutan 3.400.000,00

Total aktiva tetap 23.000.000,00


Total aktiva 50.000.000,00
Modal setor 50.000.000,00
Total pasiva 50.000.000,00

6. Perhitungan Laba Rugi Peternakan .


Jumlah (Rp)
Total penerimaan 400.000.000,00
Total biaya 183.500.000,00
Total pendapatan 216.500.000,00
Penyusutan 3.400.000,00
EBIT 213.100.000,00
EBT 213.100.000,00
Pajak 34.525.000,00
EAT 178.575.000,00

7. Ratio Rentabilitas

= ( tak hingga)
8. Ratio solvabilitas
28

= ( tak hingga)
9. Ratio Rentabilitas

357,15%
10. ROI (Return On Investment)

ROI = Rp 178.575.000,00
50.000.000,00
ROI = 357,15%

11. Payback period

Payback Period = X 1th

X 1th
=

=0.279994 ( 3 bulan)

Anda mungkin juga menyukai