Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini, tanaman Daun Dewa sangat populerr di kalangan


masyarakat , terutama kare na khasiatnya sebagi obat antikanker.
Tanaman tersebutbanyak sekali tumbuh di sekitar kita, bahkan sering kali
tumbuh secara liar di pekarangan. Meskipun demikian, masih banyak
masyarakat yang belum mengenal tanaman itu. Kadang-kadang ada pula
yang mengalami kesulitan dalam membedakan tanaman tersebut dengan
yang lainnya.

Daun Dewa termasuk dalam marga yaitu Gynura. Namun,


tanaman ini mempunyai perbedaan dengan tanaman yang lainya. Hal ini
dapat dilihat pada ciri makroskopisnya, misalnya pada bentuk daun,
adatidaknya umbi, dan ada tidaknya bunga.

Dalam bidang kesehatan, tanaman tersebut sering dimanfaatkan


sebagai obat antikanker, terutama berdasarkan pengalaman para
pemakai. Dalam makalah ini dijelaskan mengenai manfaatnya untuk
kesehatan, serta beberapa ramuan untuk mengobati penyakit,baik dalam
bentuk jamu rebusan maupun dalam bentuk makanan atau minuman.
Tidak lupa kami sertakan pula beberapa pengalaman para pemakai
ramuan tanaman tersebut.

Untuk itulah kami tertarik membuat makalah dengan judul


Khasiat dan Manfaat Daun Mahkota Dewa.

1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Daun Mahkota Dewa
2. Meninjau klasifikasi Daun Mahkota Dewa
3. Mengetahui deskripsi dari tanaman Mahkota Dewa
4. Mengetahui kandungan kimia dan sifat kimiawi pada tanaman
Mahkota Dewa
5. Mengetahui keamanan pemakaian Daun Dewa
6. Membudidayakan Daun Dewa
7. Menegtahui penanganan pasca panen
8. Mengetahui pengalaman pemakaian ramuan daun dewa

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi dari tanaman Mahkota Dewa?


2. Bagaimana Budi daya dan pasca panen Tanaman Mahkota Dewa?
3. Apa khasiat Daun Dewa dalam bidang kesehatan?
4. Bagaimana pengalaman pemakaian Daun Mahkota Dewa ?

2
BAB II
ISI

2.1 Mengenal Daun Mahkota Dewa

A. Sekilas mengenai Daun Dewa


Daun Dewa (Gynura pseudochina) merupakan tumbuhan semak
semusim dengan tinggi sekitar 30-50 cm dan jika umurnya sudah agak
tua bercabang banyak. Bentuk daunnya variatif, dari yang lonjong
sampai lanset memanjang. Pangkalnya membulat dan ujungnya sedikit
meruncing dengan tepi bertoreh. Bunganya majemuk dan buahnya
kecil. Setelah berumur 6 bulan akan keluar umbi dan daunnya mengecil.
Di Sumatera daun dewa disebut beluntas cina. Sementara itu, sebuatan
atau bahasa Cinanya samsit dan san qi cao. Bagian tanaman yang
dimanfaatkan untuk pengobatan adalah daun dan umbinya.

Dari penelitian diketahui bahwa tanaman diatas mengandung


saponin dan flavonoida. Di samping kandungan tersebut, daun dewa
juga mengandung alkaloida.

3
B. Botani
Daun Dewa termasuk suku compositae/asteraceae. Kedua
tanaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Bangsa : Asterales.
Suku : Compositae/asteraceae.
Marga : Gynura.
Jenis : Gynura pseudochina (daun dewa).
Nama umum : Daun Dewa
C. Deskripsi Tanaman
Daun dewa merupakan semak semusim, dengan tinggi antara 30-
50 cm. berbatang lunak dengan penampang bulat, berwarna ungu
kehijauan dan akar membentuk umbi. Berdaun tunggal, bentuk daun
variatif dari yang lonjong sampai lanset memanjang, tersebar
mengelilingi batang, tangkai pendek, berwarna hijau, dan tepi bertoreh.
Panjang daun bisa mencapai 30 cm dan lebar mencapai 10 cm. Daun
berdaging, berbulu halus dan lebat, ujung tumpul dan pangkal
meruncing, pertulangan menyirip, serta permukaan bawah berwarna
hijau atau ungu. Bunga majemuk berbentuk bongkol, berbulu, panjang
tangkai bunga antara 20-30 cm, serta kelopak berwarna hijau dan
berbentuk cawan. Panjang mahkota bunga antara 1-1,5 cm dan benang
sari berbentuk jarum berwarna kuning. Berbuah kecil berwarna cokelat.
Biji berbentuk jarum berwarna cokelat dengan panjang sekitar 0,5 cm,
dan berakar serabut.

4
D. Kandungan Kimia
Tanaman daun dewa mempunyai kandungan kimia yang
bermanfaat bagi manusia. Berbagai kandungan yang diketahui di
antaranya saponin dan flavonoida( berupa asam klorogenat, asam
kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat, dan asam vanilat). Di
samping kandungan tersebut, daun dewa juga mengandung alkaloida.
E. Sifat Kimiawi
Daun dewa bersifat manis, tawar, dingin, dan sedikit toksik. Rasa
manis mempunyai sifat menguatkan (tonik) dan menyejukkan. Tawar
atau tanpa rasa bersifat sebagai peluruh kencing atau diuretik. Sifat
dingin dipakai untuk pengobatan pada sindroma panas, misalnya
demam, rasa haus, lidah berwarna merah, atau air seni atau air kencing
berwarna kuning tua. Bersifat sedikit toksik (racun), sehingga
pemakaiannya sebaiknya tidak berlebihan.

F. Efek Farmakologi dan Hasil Penelitian


Secara tradisional daun dewa telah banyak digunakan sebagai
antikanker. Beberapa penelitian eksperimental di laboratorium
menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens mampu menghambat
pertumbuhan tumor pada mencit (tikus) karena benzopirena. Metode
yang digunakan adalah metode new born mice. Anak mencit yang baru
lahir disuntik secara intraperitonial dengan bahan yang bersifat
karsinogen, yaitu benzopiren pada hari pertama, ke-8, dan ke-15
setelah kelahiran. Pemberian daun dewa dimulai saat mencit berumur 8
minggu dan pemeriksaan nodul paru dimulai setelah mencit berumur 6
bulan. Pemeriksaan hispatologi terhadap beberapa organ juga
dilakukan dan sebagai data pendukung dilakukan pula uji
antimutagenesis terhadap Salmonella typhymurium JCM 6977. Hasil
yang diperoleh adalah ekstrak etanol Gynura pseudochina memiliki efek

5
penghambatan pertumbuhan tumor paru oleh benzopiren, terbukti
dengan lebih sedikitnya jumlah nodul dalam kelompok perlakuan
dibandingkan dengan kelompok control (Sugianto,dkk.,1997).
Bagian daun dari daun dewa dapat digunakan untuk mengatasi
demam. Ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa
pemberian infuse daun dewa sebanyak 8ml/kg BB dengan konsentrasi
5%,10%,dan15% b/v per oral (berat/volume, misalnya infuse daun
dewa 5% b/v berarti 5 gram daun dewa dalam 100 ml infuse ) pada
marmut yang dibuat demam dapat memberikan pengaruh sebagai
antipiretik. Dalam penelitian ini digunakan pembanding parasetamol
(Marmuwati, Jurusan Farmasi FMIPA unhas,1993).
Sebagai penurun kadar gula darah (kencing manis), Nurul Hidayah
dari Jurusan Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia (1991), telah
melakukan penelitian yang hasilnya adalah pemeberian sari daun dewa
dengan dosis setara 100 mg daun/100 gram berat badan (BB) tikus
dapat menurunkan kadar glukosa darah 1 jam setelah perlakuan.
Sementara itu, Pujiastuti dan kawan-kawan telah melakukan penelitian
tentang khasiat daun dewa yang dapat memberikan efek analgesik
(mengatasi rasa nyeri ) lebih baik dibandingkan sengan asetosal.
Penelitian dilakukan dengan cara member sari daun dewa segar kepada
mencit dengan dosis 0,01 ml/10 g BB yang diberikan secara oral
(diminum).
Dosis 2,32 mg/0,2 ml dan 4,64mg/0,2 ml dari ekstrak heksan
daun dewa yang diberikan secara intraneoplasma pada mencit yang
diinduksi dengan zat yang bersifat karsinogen, yakni benzopirena,
mampu menghambat pertumbuhan kanker. Hal ini juga didukung
dengan data histipatologi yang menunjukkan adanya nekrosis dari sel-
sel kanker (Sukardiman,IGP Santa, dan N. Wied Aris R.K, Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga).

6
G. Keamanan Pemakaian Daun Dewa
Keamanan pemakaian dalam pengobatan kanker diamati dengan
cara menentukan LD50 terhadap mencit. LD50 adalah angka yang
menunjukkan bahwa pada suatu perlakuan menggunakan dosis/takaran
tertentu, megakibatkan 50% hewan yang digunakan untuk percobaan
(objek)mati. Dengan menggunakan metode perhitungan secara Reed-
Muench diketahui bahwa LD50 ekstrak etanol daun dewa sebesar 5,556
gram per kg BB ( Sudiarso etal,1997). Jika dikonsumsi berat badan orang
dewasa rata-rata 50 kg, LD50 tercapai jika mengkonsumsi sebanyak
27,78gram ekstrak atau lebih kurang sama dengan daun dewa segar
sejumlah 277 gram (lebig dari kg). padahal, kita hanya menggunakan
daun dewa segar sehari 2 kali, masing-masing 2 lembar. Jadi, jika kita
mengkonsumsi daun dewa 6-15 lembar sehari, kondisinya masih aman.

2.2 Budidaya dan Pasca Panen Daun Dewa


A. Budi Daya Daun Dewa
Budi daya tanaman obat, termasuk daun dewa dilakukan untuk tujuan
melestarikan lingkungan hidup dan untuk memenuhi bahan baku obat
tradisional. Untuk keperluan tersebut perlu diperhatikan kualitas
produk bahan baku yang dihasilkan dan keaslian varietas tanaman.
Dalam budi daya tanaman obat, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Setiap tahap mempunyai cirri tersendiri dan memerlukan
perhatian khusus. Selain itu, lingkungan tumbuh merupakan factor
yang cukup penting karena berkaitan dengan peningkatan produksi
tanaman, biaya produksi, dan sifat genetic dari tanaman yang dapat
dipertahankan. Berkaitan dengan lingkungan , iklim dan tanah
merupakan factor yang memungkinkan tanaman dapat berkembang
secara baik. Masalah penanganan pascapanen juga ikut berperan

7
dalam menentukan mutu atau kualitas bahan atau simplisia yang
dihasilkan.

a. Lokasi Tumbuh
Daun dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai
ketinggian 1.200 m dpl (dari permukaan laut). Di dataran tinggi, daun
dewa bisa berbunga dengan warna kuning, tetapi jika ditanam di
dataran rendah jarang yang berbunga. Di samping itu, daun dewa
tumbuh di daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan curah
hujan antara 1.500-3.500 mm/ tahun dengan tanah yang agak lembab
sampai lembab dan subur.
b. Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat
bedengan-bedengan selebar 2 m dan panjangnya disesuaikan dengan
lahan. Di bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran
sekitar 20x20x20 cm.
c. Pembibitan
Memperbanyak tanaman daun dewa sangat mudah dilakukan, yakni
dengan cara stek cabang sekunder, umbi, atau tunas anakan.
Penyiraman harus dilakukan setiap hari. Lama persemaian sekitar 3
bulan.

8
d. Penanaman
Penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Umbi tanaman bisa langsung ditanam. Dalam beberapa hari, di atas
umbi akan tumbuh anakan.
2. Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dari
umbinya, selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat di tanam
kembali.
3. Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai
anakan. Jika tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam
kembali.
4. Daun dewa sebaiknya ditanam di tempat yang agak teduh (idealnya
mendapat 60% sinar matahari), dengan menggunakan penaung berupa
paranet. Hal ini dilakukan agar tidak menghasilkan daun yang keras.
e. Pemupukan
Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organic, berupa pupuk
kandang atau kompos. Pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gram untuk
setiap tanaman. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan
cara diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam. Pemupukan
selanjutnya dapat menggunakan pupuk daun jika tanaman tampak

9
kekurangan unsure hara, yakni jika tampak kurus dan daun berwarna
kekuningan.

f. Perawatan Tanaman
Penyiraman sangat memegang peranan penting terhadap
penampilan daun. Jika kekurangan air, daunnya kecil-kecil dan tebal,
sedangkan jika cukup mendapat air, daunya lebar dan panjang. Karena
itu, penyiraman dalam jumlah yang cukup harus secara rutin setiap hari.
g. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Hama utama yang menyerang daun dewa addalah ulat jengkal (
Nyctemera coleta) dan kumbang Psylliodes sp. Ulat jengkal memakan
daun sampai habis dan yang tersisa hanya tulang daun. Sementara itu,
serangan kumbang mengakibatkan daun menjadi berlubang-lubang.
Untuk mengurangi serangan hama tersebut harus dilakukan
pemangkasan daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun yang
menyentuh tanah. Jika terjadi ledakan hama, perlu digunakan
insektisida sintetis, seperti Dikhlorvos atau Fentrotion dengan dosis 1
ml atau 1 gram per liter sebanyak 4-5 helai kea rah pucuk.
h. Panen
Panen pertama dapat dilakukan saat tanaman berumur sekitar 4
bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik atau memangkas
daun sebanyak 4-5 helai daun kearah puncak. Di batang bekas
pangkasan akan tumbuh tunas tunas baru yang dapat dipanen kembali
secara bertahap.

10
B. Penanganan Pascapanen
Jika tidak digunakan dalam bentuk segar, tanaman obat yang sudah
dipanen harus segera ditangani (pascapanen), karena jika dibiarkan
dalam waktu yang lama, tanaman akan busuk atau kualitasnya akan
menurun. Pascapanen merrupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-
bahan yang telah dipanen. Pengolahan pascapanen harus dilakukan
dengan benar, karena akan berpengaruh terhadap kualitas dan zat
berkhasiat yang terkandung dalam tanaman obat yang akan digunakan.
Jika pengolahan tidak dilakukan secara baik dan benar, akan dihasilkan
simplisia yang tidak memenuhi persyaratan. Hasil akan dikatakan baik
jika memenuhi criteria, seperti penampakan menarik, bersih, dan
memenuhi standart mutu yang berhubungan dengan zat berkhasiat.

2.3 Daun Dewa Untuk Pengobatan


Sebagai tanaman obat, daun dewa berkhasiat mengobati beberapa
penyakit selain kanker. Untuk pengobatan, daun dewa dapat diminum
tanpa campuran bahan-bahan lain atau diramu dengan bahan lain, seperti
temulawak, benalu teh, dan daun deruju sesuai dengan tujuan pengobatan.
Di samping dikonsumsi dalam bentuk ramuan, daun dewa bisa juga
dikonsumsi dalam bentuk makanan atau minuman, misalnya untuk lalapan
atau dibuat urap-urap. Namun, harus diperhatikan , jika mengkonsumsi
dalam bentuk makanan , jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan,

11
apalagi bagi orang yang tidak menderita penyakit, karena baik daun dewa
adalah tumbuhan yang berkhasiat obat.

A. Khasiat Daun Dewa


Khasiat daun dewa banyak ditemukan di daerah Asia Tenggara.
Biasanya digunakan untuk mengobati demam, rash, atau ruam di kulit,
dan kelainan ginjal. Akhir-akhir ini tanaman tersebut banyak
dimanfaatkan untuk mengontrol penyakit kencing manis dan
hiperlipidema atau kadar kolesterol tinggi. Berdasarkan pengalaman,
daun dewa ternyata dapat mengatasi beberapa jenis penyakit dan
gangguan kesehatan sebagai berikut.
a. Kanker dan Tumor
Kanker adalah suatu penyakit akibat terjadinya pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Jika tidak
diobati, sel kanker akan terus berkembang dan menyusup, baik ke
jaringan sekitarnya (invasive) maupun ke tempat yang lebih jauh melalui
pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Akibatnya, tumbuh kanker
baru di tempat lain, hingga menyebabkan kematian penderita.
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk segala
pembengkakan atau benjolan yang disebabkan oleh apa pun, baik
pertumbuhan jaringan baru maupun adanya pengumpulan cairan, seperti
kista atau benjolan yang berisi darah akibat benturan. Karena itu, ada

12
istilah tumor jinak (benigna,benign) dan tumor ganas (
maligna,malignant ) yang berarti kanker. Tumor jinak tumbuhnya
lambat, setempat (local), tidak menyebar ke bagian yang lain dari tubuh,
serta jarang mengganggu kesehatan.
b. Prostat
Kelenjar prostat adalah bagian penting dari system reproduksi laki-
laki. Kelenjar prostat sebenarnya bukan kelenjar, melainkan merupakan
organ yang terdiri dari sekitar 70% jaringan kelenjar dan 30% jaringan
fibromuskular. Pada laki-laki dewasa, ukurannya adalah sebesar kacang
kenari dan berbobot sekitar 20 gram. Prostat terletak tepat di bawah
kandung kencing dan didepan rectum dan diselimuti kapal berserat ynag
tebal.
Umumnya, ukuran prostat konstan atau tetap selamat 30 tahun
setelah pubertas. Pada beberapa laki-laki , prostat bahkan tidak
mengalami pertumbuhan lebih lanjut. Sayangnya, ini tidak dialami semua
laki-laki. Ada laki-laki menderita pembesaran prostat tetapi tidak ganas.
Secara medis, pembesara ini disebut dengan pembesaran prostat jinak
(benign prostatic hyperplasia atau BPH). Pembesaran prostat ini dapat
menghalangi pengeluaran urin dari kandung kemih, sehingga penderita
mengalami kesulitan buang air kecil. Hal ini menyebabkan jumlah urin
dalam kandung kemih berlebihan dan menimbulkan peradangan sehingga
timbul rasa nyeri, panas, atau bahkan mengeluarkan darah sewaktu
kencing.
c. Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah dianggap normal jika mempunyai tekanan antara
100-140 mm Hg untuk tekanan sistolik dan 60-90 mm Hg untuk
tekanan diastolic. Tekanan sistolik menunjukkan tekanan jantung saat
memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan

13
diastolikadalah tekanan jantung saat tidak memompakan darah ke
seluruh tubuh (istirahat memompa).
Hipertensi sebetulnya merupakan akibat dari kerja keras jantung
untuk dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Juka saluran darah
di jaringan seluruh tubuh sudah mengalami penebalan dan
pengurangan elastisitas, system dalam tubuh berupaya menaikkan
tekanan jantung agar distribusi darah dapat berjalan normal. Hal ini
dapat menimbulkan jantung mudah lelah sehingga fungsinya sebagai
alat pompa darah akan menurun.
d. Kencing Manis
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis disebabkan
menurunnya produksi hormone insulin oleh kelenjar pancreas.
Akibatnya, seluruh gula yang dikonsumsi oleh tubuh tidak dapat
diproses secara sempurna menjadi tenaga. Hal ini menyebabkan
kandungan di dalam darah meningkat. Kondisi seperti ini
mengakibatkan penderita merasa lesu, selalu merasa haus, lapar,
sering buang air kecil, dan penglihatan kabur. Penyakit diametes
mellitus dapat dialami setiap orang sebagai akibat dari kelainan di
kelenjar pancreas atau kelebihan berat badan. Kedua hal tersebut
sangat erat kaitannya dengan proses metabolisme dalam tubuh.
e. Penyakit lain
Bebrapa penyakit lain yang bisa diatasi dengan daun dewa
diantaranya masuk angin, luka bakar dan luka teriris, bisul, koreng,
kutil, cantengan, serta akibat digigit binatang berbisa.

14
B. Ramuan Daun Dewa untuk Pengobatan
a. Obat Dalam
1. Tumor atau Kanker

Bahan :

Daun dewa segar 2 lemba, benalu the 5 gram, temulawak segar 25 gram,
dan air 2 gelas.

Cara Pembuatan :

Setelah dicuci bersih, daun dewa dan temulawak diiris tipis-tipis.


Kedua bahan dicampur benalu the dan ditambah 2 gelas air,
kemudian direbus hingga mendidih.
Pemanasan dilanjutkan, sambil sesekali diaduk hingga diperoleh 1
gelas cairan.
Cairan didinginkan, kemudian disaring.

Aturan Pemakaian :

Diminum 2 kali sehari, masing-masing gelas.


2. Kencing Manis atau Diabetes Mellitus`

Bahan :

Daun dewa 10 lembar dan air 2 gelas

Cara Pembuatan :

Daun dewa dicuci bersih, kemudian diranjang, selanjutnya ditambah 2


gelas air dan direbus hingga mendidih.
Pemanasan dilanjutkan hingga diperoleh 1 gelas cairan.
Cairan didinginkan , kemudian disaring

Aturan Pemakaian :

15
Ramuan diminum 2 kali sehari, masing-masing gelas.

3. Hipertensi atau Tekanan Darah

Bahan, takaran, cara pembuatan ramuan , dan aturan pemakaian


ramuan sama dengan ramuan untuk kencing manis.

4. Masuk Angin
Umbi daun dewa sebanyak 6-9 gram dibersihkan , dicuci, ditambah air
1 gelas, dan direbus sampai mendidih hingga diperoleh gelas cairan.
Cairan diminum sekaligus saat badan terasa tidak enak atau terserang
masuk angin.
b. Obat Luar

1. Luka Bakar dan Luka Teriris

Setelah dicuci bersih, umbi daun dewa dipipis atau dihaluskan


menggunakan cobek. Ditambahkan daging atau lendir lidah buaya,
kemudian dilumatkan sampai rata, hingga menyerupai salep. Ramuan
tersebut dibalurkan di bagian tubuh yang sakit, lalu di balut.
2. Kutil dan Kuku Cantengan
Daun dewa segar secukupnya , dicuci bersih lalu dipipis.
Selanjutnya dibubuhkan di kutil atau bagian kuku yang terkena
cantengan, lalu di balut. Pengobatan dilakukan (diganti) 2 kali sehari.
3. Bisul dan Koreng
Daun dewa dan daun cocor bebek segar dengan ukuran yang
sama banyak. Kedua bahan dicuci bersih dan dipipis. Ramuan ini
ditempelkan di bisul atau koreng yang sebelumnya sudah dibersihkan
dengan rebusan air sirih, lalu dibalut.

16
4. Digigit Binatang
Umbi daun dewa secukupnya ditumbuk sampai halus. Cara
pemakaiannya dibubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang
berbisa, lalu dibalut.
c. Pemakaian Daun Dewa dalam Bentuk Makanan dan Minuman
a. Makanan
1. Lalapan
Bahan :
Daun dewa yang tidak terlalu tua, daun kemangi , mentimun, dan
buah pare yang sudah dibuang bijinya.
Cara pembuatan :
Semua bahan dicuci berulang-ulang sampai bersih. Jika tidak langsung
dikonsumsi, sebaiknya dimasukkan dalam kulkas atau lemari
pendingin.
Cara penyajian :
Disajikan dan dikonsumsi bersam sambal saat makan nasi.
b. Minuman

17
Jus Daun Dewa
Bahan :
Daun dewa sebanyak 7 lembar, wortel 1 buah, tomat 2 buah, gula
pasir 2 sendok makan, dan air masak 200 cc.
Cara pembuatan
Wortel dikupas kulitnya, kemudian dicuci bersih dan diiris tipis-
tipis.
Daun dewa dan tomat dicuci bersih
Semua bahan ditambah dan air masak, kemudian diblender.
Dituangkan kedalam gelas dan siap diminum.
2.4 Pengalaman Pemakai Ramuan Daun Dewa
A. Tumor Mengecil Setelah 2 Minggu Minum Ramuan Daun Dewa
DI, 21 Tahun, Solo, Jawa Tengah
Saya seorang mahasiswi, berusia 21 tahun. Seperti kebanyakan
remaja lain, saya paling senang makan makanan yang mengandung zat
pengawet dan pewarna, misalnya bakso atau siomai. Namun, sejak
mengetahui adanya benjolan di Payudara saya, saya merasa khawatir.
Terlebih lagi ketika saya memeriksakan hal tersebut pada salah satu
rumah sakit, ternyata saya disuruh operasi. Hal ini yang paling saya
takutkan, meskipun menurut dokter, operasi yang harus dilakukan
bukan termasuk operasi besar, karena saya hanya terkena tumor.
Selama berhari-hari saya memikirkan hal tersebut, sampai suatu
hari ibu saya menyampaikan keluhan ini kepada salah seorang tantenya
yang ada di Surabaya. Oleh tantenya, ibu diberi saran agar saya
mencoba pengobatan alternative yang ada di dekat rumahnya, karena
suaminya pernah mendapatkan ramuan tradisional yang terdiri dari
daun dewa, benalu teh, dan kunir putih selama 2 minggu, keluhan yang
saya alami, seperti nyeri, berangsur-angsur berkuang dan benjolan yang
ada mulai mengecil. Untuk memastikannya secara medis, saya kembali

18
memeriksakan payudara saya ke rumah sakit, dan ternyata menurut
keterangan dokter yang memeriksa, tumor saya memang mengecil dan
untuk sementara tidak perlu dioperasi.

B. Rasa Nyeri Akibat Kanker Rahim Berkurang dan Berat Badan


Berangsur Naik
Mm, 59 tahun, Surabaya, Jawa Timur
Saya seorang ibu rumah tangga dengan 4 orang anak yang sudah
besar-besar, bahkan 2 orang sudah berumah tangga. Dari segi materi,
keluarga kami bisa dikatakan lebih dari cukup, tetapi ada satu persoalan
yang membuat saya bersedih karena saya dinyatakan menderita kanker
kandung rahim stadium 2 oleh dokter yang memeriksa saya. Sejak
mengetahui hal tersebut, saya jadi sering termenung sendiri, sampai
badan saya berkurang lebih dari 5 kg.
Saya harus disinar dan minum obat-obatan. Akibat tindakan
tersebut, rambut saya menjadi rontok. Di samping menjalani
pengobatan tersebut, saya berusaha mencari pengobatan yang lain.
Sampai pada suatu hari ada saudara saya yang dating menjenguk dan
menyarankan agar saya mengkonsumsi daun dewa. Saudara saya
menyarankan kepada saya agar tidak bosan. Tanaman tersebut saya
konsumsi dalam bentuk lalapan saat makan, masing-masing 3 lembar
pada pagi dan malam hari. Alhamdulillah, setelah melakukan hal
tersebut, rasa nyeri yang bisa saya rasakan berangsur-angsur berkurang
dan berat badan saya juga ada kenaikan , meskipun baru 2 kg.
C. Buang Air Kecil Menjadi Lancar
Tk, 61 tahun, Sidoarjo, Jawa Timur
Saya seorang purnawirawan yang menikmati masa tua bersama
istri dan anak bungsu. Ketiga anak saya yang lain sudah berkeluarga dan
memberikan 6 orang cucu yang lucu lucu. Namun, akhir-akhir ini saya

19
mengalami gangguan pada malam hari, yakni jika saya buang air kecil.
Saya merasa ada hambatan saat buar air kecil, sehingga setiap buang air
kecil pada malam hari tidak tuntas, meskipun tidak ada rasa nyeri. Pada
suatu hari, seorang teman mengajak berobat di salah satu poliklinik
tradisional di Surabaya. Saya diberi ramuan yang berisi daun dewa,
benalu teh, temulawak, dan kumis kucing. Setelah minum ramuan
tersebut selama 7 hari, keluhan yang say rasakan menjadi berkurang
dan buang air kecil menjadi lancar.
D. Menghilang Rasa Nyeri setelah Operasi kanker Payudara
Ibu Dn, 45 tahun, Surabaya
Saya seorang ibu rumah tangga dengan 1 orang anak berusia 10
tahun. Satu tahun yang lalu saya menjalani operasi tumor payudara di
salah satu rumah sakit di kota kami. Alhamdulillah, semua berjalan
dengan lancar. Setelah operasi tersebut, saya masih dianjurkan untuk
melakukan kontrol dan diberi obat untuk penghilang rasa nyeri yang
bisa diminum sewaktu-waktu jika terasa nyeri.
Suatu hari saya bertemu dengan teman yang kebetulan
mempunyai keluhan yang sama. Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi
menggunakan obat-obat kimia, tetapi menggunakan daun dewa. Karena
dia tidak senang dengan minum jamu, daun dewa tersebut dikonsumsi
dalam bentuk lalapan, dan dimakan jika rasa nyeri dirasakan olehnya.
Dengan pengalaman teman saya tersebut, saya jadi ikut-ikutan.
Sekarang saya jarang minum obat penghilang rasa nyeri, sebagai
gantinya saya menggunakan daun dewa sebagai lalap.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi literature yang saya lakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tanaman daun dewa merupakan tanaman obat
yang mempunyai banyak manfaat. Selan itu, tidak jarang juga banyak orang
yang tidak mengetahui manfaat dari tanaman tersebut.
3.2 SARAN
Tanaman obat berupa daun dewa banyak tumbuh di Asia tenggara
terutama di Indonesia. Maka dari itu, marilah kita jaga agar tanaman obat
tetap lestari sampai anak cucu kita

21
Lembar Pengesahan

Demikianlah makalah ini kami susun sebagai pemenuhan tugas sejarah.


Yang berjudul : Khasiat dan Manfaat Daun Mahkota Dewa

Yang disusun oleh Badrut Tamam Ibnu Ali, Erlin Puspadewi, Fadilia Jalal,
Firandha Ajeng dari kelas XII A-1. Dan telah dipersentasikan dihadapan siswa
SMAN 2 Situbondo, Guru pengajar PKLH. Penandatanganan bermaksud bahwa
makalah ini telah mendapat persetujuan dan telah disahkan oleh pihak yang
bersangkutan.

Guru Pembimbing Kepala Sekolah


SMA N 2 Situbondo

Bpk. Cahyo, Spd Dra. Endang Wiji Lestari

22
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku dan Majalah
Asmino, Pengobatan Alternatif terhadap Kanker, (tidak diterbitkan)
Dalimartha, Setiawan, Atlas Tumbuhan Obat, Jilid 1, Jakarta: Trubus
Agriwidya,1999
Departemen Kesehatan RI, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan,1989
Departemen Kesehatan RI, Cara Pembuatan Simplisia, Jakarta, 1985
Harmanto, Ning, Menaklukkan Penyakit Bersama Mahkota Dewa, Jakarta:
AgroMedia Pustaka,2003
Hutapea,Johnny R dan Sri Suganti S., Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid
I, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 1991
Maat, Suprapto, Tanaman Obat untuk Kanker, disampaikan pada seminar
kanker, penanggulangan dan Pengobatan alternative, dalam Rangka
Lustrum IX Universitas Airlangga, Surabaya: 20 November 1999
Soegijono,KR.,dkk., Resep Masakan Toga, surabay: Laboratorium Penelitian
dan Pengembangan Pelayanan Pengobatan Obat Tradisional
Syukur, Cheppy dan Hernani, Budi Daya Tanaman Obat Komersial, Cetakan II,
Jakarta: Penebar swadaya,2002
B. Internet
http://www.sma.org.sg/smj/4101/articles/4101a2.htm
http://www.idionline.org/obat/tradisional/d.htm
http://www.iptek.net.id/ind/cakraobat/tanaman obat.php/id=34
http://www.sinar harapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/042/kes3.html

23

Anda mungkin juga menyukai