Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pariwisata dikategorikan sebagai penggerak pembangunan ekonomi bagi banyak


negara, termasu Indonesia. Maka sudah selayaknyalah pemerintah dan pihak-pihak yang bergerak
di bidang ini memberikan perhatian yang cukup besar, terutama karena sektor ini mampu
meningkatkan pendapatan negara maupun pelaku-pelaku bisnis pariwisata dalam negeri. Namun
harus kita akui bersama bahwa sektor pariwisata Indonesia masih ketinggalan 10-15 tahun
dibandingkan negara-negara lain yang lebih maju dalam bidang pariwisata. Sebab sejak tahun
1980-an, negara-negara yang telah maju dalam industri, perdagangan dan bisnis multi-nasional,
telah mengembangkan satu bentuk baru dalam dunia pariwisata, yaitu wisata konvensi, yakni
penggabungan unsur kegiatan wisata dengan kegiatan bisnis asosiasi atau korporasi. Dengan kata
lain, urusan bisnis itu dikaitkan dalam kerangka wisata. Tujuannya adalah untuk memajukan
manajemen asosiasi dan korporasi, mengembangkan profesionalisme, mengembangkan jasa
pelayanan, mencari peluang bisnis baru, dan sebagainya. Sedangkan upaya untuk mencapai tujuan
tersebut antara lain; dengan menyelenggarakan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
pertemuan, konvensi dan konferensi, pameran, expo, trade fair, seminar, lokakarya, peluncuran

produk baru (launching produc), dan lain-lain.

Wisata konvensi merupakan kegiatan konvensi yang didukung oleh perangkat-perangkat


paket perjalanan wisata (tours & travel menuju obyek-obyek dan daya tarik wisata dengan
dukungan panorama yang indah, seni budaya etnis, tempat-tempat bersejarah, adat istiadat,
masyarakat setempat, rekreasi dan hiburan serta berbagai kegiatan keramaian (events) lainnya. (S.

Pendit, 1999).

Sebagai pintu gerbang bagi kawasan Indonesia bagian timur, letak geografis kota Makassar
sangat strategis sehingga hal ini sangat menguntungkan khususnya jika dikaitkan dengan konsep
wisata konvensi. Selain itu, kota Makassar juga memegang peranan yang cukup besar sebagai
sentra perdagangan atau pusat bisnis di kawasan Indonesia bagian timur yang tentunya kelak akan
sangat membutuhkan fasilitas-fasilitas konvensi untuk pengembangan maupun kemajuan dunia
usaha. Sehingga jika potensi ini benar-benar digali dan dikelola dengan baik, niscaya kota
Makassar kelak dapat berperan dalam kancah bisnis internasional.
Melihat potensi wisata konvensi di Makassar yang dinilai memiliki prospek yang cukup
cerah di masa yang akan datang, maka sudah waktunya bagi kita (pemerintah kota Makassar dan
pihak-pihak yang bergerak di sektor pariwisata) untuk 'berbenah diri. Karena itu, disimpulkan
bahwa sudah sepantasnyalah dihadirkan suatu Fasilitas Konvensi di Makassar, yang representatif
dan mampu menampung fungsi-fungsi yang diwadahinya.

B. Tujuan
Tujuannya adalah merumuskan landasan konsep perencanaan Gedung Konvensi di
Makassar yang kemudian dapat ditransformasikan ke dalam konsep perencanaan fisik.
Adapun yang menjadi tujuan pada perencanaan Gedung Konvensi di Makassar ini adalah:
- Untuk mencukupi kebutuhan akan sarana konvensi dengan pengelolaan dan pelayanan yang
memadai.
- Untuk memenuhi tuntutan pengadaan dan penyelenggaraan kegiatan wisata konvensi,
khususnya pengembangan konsep Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE).
- Menyediakan berbagai fasilitas rekreasi, komunikasi, dll, sehingga diharapkan tingkat kemudahan,
keamanan, privasi dan suasana lingkungan yang menarik dapat menjadi ciri khas dari fasilitas
konvensi ini.
- Sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata guna
menunjang kemajuan daerah melalui peningkatan kemampuan daya saing pelayanan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian judul
Adapun pengertian perencanaan gedung Convention Center di Makassar dapat diuraikan sebagai
berikut:
Perencanaan : Proses pembuatan cara merencanakan atau merancang, (poerwadar, 1990 :
851 )
Gedung : Tempat untuk menyelenggarakan atau wadah untuk kelangsungan suatu
kegiatan ( Marsum, 2005)
Convention : Menurut E. Pino, T. Wittermans, dalam kamus inggris-Indonesia.
Convention berarti kerapatan, perkumpulan, persetujuan. Kebiasaan dalam hal ini
Conventinon dapat diartikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan pertemuan, rapat, seminar, konferensi atau sejenisnya.
Center : Bereasal dari bah asa Inggris yang berarti pusat ( Ibrahim, 1996)

Berdasarkan pengertian diatas, maka perencanaan gedung Convention Center dapat diartikan
sebagai perancangan suatu wadah yang menampung kegiatan pertemuan, rapat, konferensi,
seminar, kegiatan pameran, dan hiburan/ rekreasi yang berlokasi di Kendari dengan skala prioritas
pelayanan secara Lokal dan Nasional.

B. Struktur Shell
Cangkang (Shell) adalah salah satu bentuk dari jenis konstruksi yang luar biasa
Kata cangkang (shell) diambil dari bentuk-bentuk yang ada di alam yaitu bentuk cangkang
telur, kepiting, keong dsb. Sifat dari bentuk tersebut tipis, kaku, melengkung tapi kokoh,
ditiru manusia dalam pembuatan struktur untuk bangunan yang membutuhkan ruang besar.
Cangkang (Shell) adalah bentuk struktural berdimensi tiga
yang kaku dan tipis sertamempunyaipermukaan lengkung.
Gaya-gaya yang harus didukung dalam struktur cangkang disalurkan secara merata melalui
permukaan bidang sebagai gaya-gaya membran yang diserap oleh elemen strukturnya.
Gaya-gaya disalurkan melalui permukaan bidang sebagai gaya-gaya normal, dengan
demikian tidak terdapat gaya lintang dan momen lentur.
Struktur shell diperhitungkan untuk memikul tegangan-tegangan langsung berupa tekan,
tarik dan geser.
Termasuk dalam klasifikasi Surface Active System dimana gaya bekerja dan disalurkan melalui
seluruh bidang permukaan.

Persyaratan Struktur Cangkang Shell Suatu struktur shell harus mempunyai tiga syarat, yaitu sebagai
berikut :
1. Harus memiliki bentuk lengkung, tunggal, maupun ganda (single or double curved).
2. Harus tipis terhadap permukaan atau bentangannya.
3. Harus dibuat dari bahan yang keras, kuat, ulet dan tahan terhadap tarikan dan tekanan.

Prinsip pembebanan dalam sebuah shell dapat dibagi:


1. Lokal, yang menentukan geometri dari permukaan segera di sekitar suatu titik.
2. Umum atau Keseluruhan, yang menerangkan bentuk dari permukaan sebagai suatu keseluruhan.

TEORI DAN ANALISA


Cangkang atau shell yang tipis dapat memikul suatu beban dengan tegangan-tegangan membran,
dan bahwa tegangan-tegangan membran yang dikerahkan didalam suatu kulit kerang terutama
tergantung kepada kondisi-kondisi tumpuan perbatasannya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk menimbulkan tegangan membran murni didalam sebuah kulit kerang, antara lain:
Gaya-gaya reaktif pada perbatasan kulit kerang harus sama dan berlawanan dengan gaya-
gaya membran pada perbatasan yang ditimbulkan oleh beban
Tumpuan harus mengijinkan perbatasan kulit kerang untuk mengalami perindahan yang
ditimbulkan oleh regangan membran.
Kalau salah satu atau keduanya tidak terpenuhi, maka akan timbul tegangan lentur didalam
kulit kerang yang disebabkan oleh:
Gaya meridional, merupakan gaya internal pada cangkang aksimetris yang terbagi rata dan
dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Gaya-gaya melingkar, dinyatakan sebagai gaya persatuan panjang yang dapat diperoleh
dengan meninjau keseimbangan dalam arah transversal.
Distribusi gaya, distribusi gaya melingkar dan meredional dapat diperoleh dengan
memplotb persamaan kedua gaya tersebut. Gaya meredional selalu bersifat tekan,
sementara gaya melingkar mengalami transisi pada sudut tertentu.
Gaya terpusat, beban ini harus dihindari dari struktur cangkang.
Kondisi tumpuan, kondisi ini sangat mempengaruhi perilaku dan desain struktur. Secara
ideal tumpuannya tidak boleh menimbulkan momen lentur pada permukaan cangkang.
Tegangan membran didalam kulit kerang tipis, merupakan suatu membran melengkung
yang cukup tipis untuk mengerahkan tegangan-tegangan lentur yang dapat diabaikan
pada sebagian besar permukaannya, akan tetapi cukup tebal sehingga tidak akan menekuk
di bawah tegangan-tegangan tekan kecil, seperti yang akan terjadi pada suatu membran.

C. Studi Banding
1. Jakarta Convention Centre (JCC)

Jakarta Convention Centre (JCC) merupakan gedung pusat kegiatan pertemuan, kegiatan
seremonial, kegiatan promosi, atau pameran maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat event.
Didesain khusus untuk melayani dunia bisnis, professional dan pemimpin-pemimpin pemerintahan.
Balai siding Jakarta Convention Centre merupakan tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
terbesar dan terbaik di Indonesia. JCC menampilkan suasana keramahan tradisional Indonesia.
Lokasinya yang strategis dipusat bisnis, dekat dengan Bursa Efek Jakarta membuat kemudahan
akses dari seluruh penjuru kota. Balai sidang Jakarta Convention Centre pada awalnya dibuat untuk
keperluan penyelenggaraan pertemuan 10th Non-aligned Movement Summit (KTT Non Blok IX)
yang dihadiri oleh 65 kepala Negara dan delegasi 109 negara pada bulan September 1992. Jakrata
Convention Centre (JCC) telah menjadi tuan rumah untuk banyak kegiatan dari konferensi tingkat
tinggi dunia, pameran, seminar, pertemuan-pertemuan, peluncuran produk, acara makan siang
dan malam, dan sebagainya.

Fasilitas gedung
a. Auditorium
Auditorium hall dapat dipergunakan sebagai tempat konvensi dengan jumlah peserta berskala
besar. Terdapat 4 area auditorium hall, nort auditorium, south auditorium, central auditorium.
b. Exhibition Hall
luas3.630m2 sangat cocok digunakan sebagai ruangan untuk
melakukan pameran, yang dibagi 4 ruangan yaitu exhibition.
dilengkapi dengan wall tv berlayar besar yang terdapat di beberapa titik.
c. Meeting room
Terdapat 6 ruangan pertemuan dalam tiga ukuran berbeda, yaitu multi purpose room, function
room, med/large meet, small meeting room setiap ruang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap
dengan presentasi,seperti projektor, transparancy OHP, slide, dan didukung pula dengan sistem
audio, selain itu auditorium hall dapat dipergunakan sebagai tempat konvensi dengan jumlah
peserta berskala besar.
d. Parking area
Tempat parkir yang luas, bisa menampung 600 s/d 750 kendaraan roda empat.

2. Bali International Convention Centre


Lokasi : Nusa Dua Bali, Indonesia
Fasilitas :
Plenary Hall (Nusa Indah Hall) : luas area 2394 m2, mempunyai 2 balkon kapasitas 2500
kursi theatre style, 1200 kursi classroom style, 1800 cocktails style dan 1500 banquet style,
built-in stage 17 x 3 m, buit in screen 5 x 8m .
Auditorium : kapasitas 506 kursi, built-in stage 12.6 x 6.3 m, built in screen 4.7 x 10 m.
Exhibition : terdiri atas indoor exhibition dengan luas 1350 m2 dan outdoor exhibition
dengan luas 2000 m2, menyediakan fasilitas penyimpanan barang yang terdiri atas 4
ruangan dengan luas 78 m2, 117 m2, 108 m2 dan 36 m2.
Meeting room: terbagi atas 8 ruangan, total luas 3490 m2, kapasitas 10-500 peserta.
Business centre : termasuk ruang kesekretariatan, fotocopy, facsimile dan akses intrernet,
press room, large converence registration conter dan kantor organizer.
Sarana Penunjang :
Perletakanruamg-ruang yangsaling berkaitan ditempatkan salling berdekatanbegitupula dengan
fasilitaspenunjang ditempatkan pada area-areayang strategis sehingga memudahkanpencapaian.
Struktur:
a. Menggunakan system bentang lebarkarena fungsi ruangan-ruang yang kebanyakan tidak
menghendaki adanya kolom.
b. Penggunaan high ceiling unntukkesan monumental.
Aksesbilitas :
Jarak10 km dari Ngurah Raiinternational airport, dapat menikmatifasilitas
perbelanjaan,entertainment, restaurant, hotel danfasilitas rekreasi lainnya hanyadengan berjalan
kaki.
Infrastruktur :
Bali InternationalConvention Centretetap menerapkanbudaya tradisional utamanya dalam
penataan interior dalam Gedung, sehingga menciptakan suasana exotic dan
menjadi daya tarik tersendiribagi para penyelenggara konvensi.

Dari beberapa hasil studi banding diatas, maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan :

ASPEK - NAMA GEDUNG


ARSITEKTURAL

Jakarta Convention Centre Bali International Convention


Centre

1 2 3

Konsep bentuk dan gaya Bentuk dan gaya pada


pada Gedung ini menggunakan Gedung ini menggunakan
gaya Arsitektur Moderen gaya Arsitektur Moderen
Konsep
dan dipadukan dgn arsitektur dan dipadukan dgn arsitektur
tradicional pada interiornya tradisional pada interiornya
(penggabungan budaya daerah) (penggabungan budaya daerah)

Lokasi Jakarta Bali

Pelaku aktivitas Remaja dan dewasa Remaja dan dewasa


a. Fasilitas ibadah a. Fasilitas ibadah
b. Fasilitas pertemuan b. Fasilitas perkantoran
c. Fasilitas pameran c. Fasilitas restoran
Fasilitas
d. Fasilitas penginapan d. Fasilitas pertemuan
e. Fasilitas restoran g. Fasilitas hotel
f. Fasilitas bermain anak h. Fasilitas hiburan

Menerapkan beberapa fasilitas


Menerapkan beberapa fasilitas
penunjang pada Gedung,
penunjang pada Gedung,
menerapkan desain interior
menerapkan desain interior yang
yang menngadopsi gaya
Penerapan kedesain mengadopsi gaya arsitektur
arsitektur tradisional baik itu
fisik Gedung Kendari tradisional baik itu orrnamen
ornamen dinding dan lantai
Convention Center dinding dan beberapa ornamen
beberapa ornamen lainnya yang
lainnya yang merupakan wujud
merupakan wujud dari
dari kebudayaan Nusantara.
kebudayaan Bali
BAB III

ACUAN PERANCANGAN

A. LOKASI

Kriteria Pemilihan Lokasi

Mengingat bahwa bangunan yang direncanakan merupakan bangunan gedung konvensi, maka

ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi bangunan, yaitu :

1) Kemudahan pencapaian akses


2) Lingkungan yang nyaman dan bebas polusi
3) Fasilitas terdekat yang cukup lengkap.
4) Lokasi tapak harus sesuai dengan peta BWK (Bagian Wilayah Kota) dan RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) Kota Makassar.

Alternatif 2

Alternatif 1
Alternatif I

Lokasi yang pertama adalah Jl. Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar
Sulawesi Selatan.

Alternatif II

Lokasi pada alternative kedua adalah Jalan Aroepala / Hertasning Baru, Kecamatan
Panakukang, Makassar - Sulawesi Selatan.
TAPAK

Kriteria Pemilihan Tapak

a) Berada pada area permukiman,ruang terbuka hijau, jasa sosial.


b) Luasan site/tapak memadai untuk perencanaan sebuah Gedung Konvensi
c) Areal lahan cukup menampung seluruh aktifitas yang diwadahi dan memungkinkan untuk
pengembangan.
d) Kondisi topografi, daya dukung tanah dan lingkungan mendukung dan potensial.
e) Memiliki bentuk yang memungkinkan penggunaan site/tapak secara maksimal.
f) Nilai kenyamanan lingkungan berupa kebisingan, polusi udara dan tingkat getaran di sekitar
tapak sedang.

Alternatif I

Alternatif 1
Alternatif II

Alternatif 2
Kriteria Alternatif

1 2

A 3 1

B 3 3

C 1 3

D 3 3

E 3 5

F 3 3

Jumlah 16 18
Tabel Pembobotan Pemilihan Tapak

Keterangan :
5 : Sangat memenuhi
3 : Memenuhi
1 : Kurang memenuhi

Berdasarkan hasil tabel, maka tapak yang dipilih adalah di Jalan Aroepala atau Jalan Hertasning
Baru dengan luas kurang lebih (116x62)+(75x52)= 11092 m2.

B. Program Ruang

Kelompok Kegiatan Utama

Lingkup
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kegiatan Rinci Kebutuhan ruang
perwadahan

Konvensi Delegasi Komunikasi Sidang, Ruang 1. Main Hall


Kongres Utusan Massa penyampaian pertemuan 2. Secondary Hall
Konferensi makalah, diskusi, besar dan 3. Meeting room
persentase, jumpa fasilitas 4. Lobby
pers, istirahat pendukung 5. Lounge

Seminar Presentor Pertemuan Penyampaian Ruang 6. Interpreter room

Workshop Utusan Ilmiah makalah, diskusi, pertemuan 7. Press room

Simposium Umum tanya jawab, sedang/kecil 8. Telecomunication

Forum istirahat dan fasilitas room

Panel pendukung

Pertemuan Utusan Rapat Rapat, persentase Ruang


Bisnis produk, tanya pertemuan
jawab, istirahat kecil dan
fasilitas
pendukung

Kelompok Kegiatan Pendukung

Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kegiatan Rinci Lingkup Kebutuhan


perwadahan ruang

Pameran Peserta Komunikasi Pameran Ruang 1. Fasilitas


Expo Penyelenggara Produk Produk, jual beli, pameran besar pameran
Pengunjung peluncuran indoor/outdoor 2. penginapan
produk, hiburan, dan fasilitas 3. restaurant
pelayanan pendukung 4. coffee shop
produk 5. shopping

Akomodasi Delegasi Penginapan Tempat Kebutuhan arcade

Pengunjung makan & menginap fasilitas, 6. travel agent

minum, delegasi, makan akomodasi dan 7. perpustakaan

belanja dan dan minum, pendukungnya wisata

santai berbelanja 8. galeri seni

kebutuhan dan 9. pos


souvenir 10. bank and

Wisata dan Delegasi Wisata Melakukan Fasilitas wisata, money charger

Konvensi Pengunjung Komunikasi kegiatan wisata, komunikasi dan


kebutuhan pendukungnya
berkomunikasi,
pelayanan
pariwisata

Kelompok Kegiatan Servis

Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kegiatan Rinci Lingkup Kebutuhan ruang


perwadahan

Pelayanan dan Staff Pelayanan Pelayanan Ruang 1. parkir


fasilitas Karyawan pada kendaraan pelayanan 2. ruang informasi
kegiatan Pelayanan sampah dan 3. gudang
yang ada Pelayanan perlengkapan 4. Ruang MEE
informasi 5. ruang kontrol
Pelayanan barang 6. satpam

Perawatan Karyawan Perawatan Kebersihan Ruang 7. toilet

Gedung fasilitas fisik gedung pengontrolan


Kelancaran sistem sistem utilitas
Utilitas bangunan bangunan
dan
perlengkapan

C. Besaran Ruang

Kelompok Ruang Pertemuan

Ruang Kapasitas Volume Besaran Ruang


Lobby 700 m
Lounge 500 m
Plenary Hall 3000 2400 m
Assembly Hall 1500 1200 m
Meeting Room 1 300 480 m
Meeting Room 2 200 320 m
Meeting Room 3 100 160 m
Meeting Room 4 50 80 m
Meeting Room 5 25 40 m
Press Conference Room 100 m
Interpreter Room 15 120 m
Projection Booth 28 m
Operator Booth Tata cahaya, tata suara 24 m
Secretary booth 30 m
Lavatory 200 m
Medical room 32 m
Administration office 32 m
Summit room 150 m
Pelayanan wartawan Reproduksi, fax, internet 60 m

Kelompok Ruang pendukung

Exhibition Hall 150 stand 3000 m


Restaurant 800 orang 1600 m
Coffee shop 150 orang 255 m
Office 8 unit 160 m
Shopping Arcade 10 unit 200 m
Info Center 30 m
Rare book Library 60 m
Lavatory 150 m
Kelompok Ruang pengelola

R. Administrasi 100 m
R. Pimpinan Dengan sekretaris 20 m
R. Tamu 20 m
R. Kepala Divisi 3 divisi 36 m
R. Rapat 25 orang, round table 50 m
R. Istirahat 100 m
Kantin 120 m
Dapur 20 m
Lavatory 60 m
Gudang 60 m

Kelompok Ruang service

R. ME 100 m
R. Parkir 1000 mobil, 800 motor 9800 m
R. satpam 15 m
Lavatory 120 m
Gudang 150 m

Total besaran kebutuhan bangunan

D. SISTEM UTILITAS
a. Sistem penghawaan
Sistem penghawaan yang diterapkan pada bangunan ini adalah penghawaan alami
juga penghawaan buatan Untuk sistem penghawaan buatan, menerapkan sistem pendingin
chilled water yang disuplai oleh mesin chiller atau dengan sistem air cooled. Sistem kontrolnya
memakai variable speed driver (VSD) pada udara dalam ruangan sehingga dapat memberikan
kesejukan yang sesuai berarti memberikan kenyamanan yang juga penghematan.
Air Handling Unit (AHU) diletakkan di setiap lantai, dimana dioperasikan dari ruang
Sistem Otomasi Bangunan (SOB) vsD memungkinkan mengontrol kecepatan motor AHU dengan
memvariasikan volume udara yang diberikan ke sistem Variable Air Volume (VAV) yang akan
mengontrol start-stop sistem pengkondisian udara dari ruang SOB.
Penggunaan Heat Exchange Unit (HEU) yang dipasang pada tempat tertentu, yang
berguna untuk menyejukkan udara yang masuk ke dalam ruangn dengan mengatur perbedaan
temperatur udara yang masuk dan udara yang keluar sehingga dapat menghemat listrik yang
diperlukan oleh sistem pendingin.

b. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan juga diatur dengan cara yang sama dengan sistem
pengkondisian udara (penghawaan buatan). Setiap lantai memiliki sejumlah sirkuit dengan
beberapa pola pencahayaan yang dapat diatur secara individual. Digital operated Switches (Dos)
dapat mengatur sistem pencahayaan pada malam hari. Tombol Dos memungkinkan pemakai
ruangan mengatur pencahayaan sesuai dengan jam kerja mereka. Sensor pencahayaan alami
siang hari ght sensor dapat mengatur pencahayaan suatu ruangan dengan cara memadamkan
pencahayaan secara bertahap.

c. Sistem Tata Suara


Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background music dan
paging emergency unit, serta sistem B untuk keperluan car call

. d. Sistem Telekomunikasi
Bangunan ini menggunakan Private Address Brand Exchange (PABx) digital modern
yang menunjang Integrated Service Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara,
data dan video, dengan standar internasional. Seluruh jaringan kerja pada bangunan ini benar-
benar fleksibel dan dirancang agar dapat disesuaikan dengan perkembangan di masa akan
datang.
Di samping PABX, bangunan ini juga dilengkapi dengan fasilitas telekomunikasi
sebagai berikut:
o Direct lines: facsimile, CCM, dealing system
o Telex
o Lease channel: reuters, telerate, tele tmac.
o Lease channel data: computer center Lease channel data computer center ke kantor
penyewa.

e. Sistem Elektrikal
Sistem instalasi listrik pada bangunan ini suplai dari jaringan distribusi listrik
tegangan menengah dari PLN yang tersambung dari gardu hubung, lalu disalurkan ke High
Voltage Medium Distribution Panel (HvMDP) melalui kabel tanah, selanjutnya disalurkan ke
transformator sesuai kapasitas yang diperlukan Kemudian dari transformator dialirkan ke Low
Voltage Main Distribution Panel (LvMDP), namun pada LVMDP harus ada pula suplai dari genset
sebagai sumber daya cadangan bila PLN padam. Juga digunakan sistem Uninterruptable Power
Supply (UPS) yang digunakan untuk waktu backup lima menit yang dipasok dari unit baterai
perawatan.

f. Sistem Distribusi Air Bersih


Pengadaan air bersih pada bangunan ini memanfaatkan jaringan PDAM dan deep
well (sumur artesis) sebagai antisipasi bila aliran air dari PDAM tidak berfungsi dengan baik.
Sedangkan sistem pengalirannya menerapkan dua sistem, yaitu; sistem up feet riser dengan
menampungnyadi house tank dan mengalirkannya ke bawah dengan sistem gravitasi. Pada fungsi
kegiatan yang berada di podium dapat menggunakan reservoir pada daerah basement dan
mengalirkannya ke unit-unit ruang yang membutuhkannya dengan kapasitas pompa yang tidak
terlalu besar.

g. Sistem Pembuangan Air Kotor dan sampah


Limbah air kotor dari semua fungsi kegiatan seperti disposal cair termasuk yang
mengandung bahan-bahan kimia dan disposal padat, terlebih dahulu diolah pada sewage
Treatment Plant (STP) untuk diolah sehingga tidak mencemarkan lingkungan kota dan selanjutnya
dibuang ke rol kota. Sedangkan air hujan dapat langsung dialirkan ke saluran-saluran
pembuangan di sekeliling bangunan.

h. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan berupa Pass Ultra System (PUS) yang
mempunyai subsistem keamanan Closed Cirkuit Television (CCTV) yang dihubungkan melalui unit
alarm interface ke keluaran terminal kontrol yang mengumpulkan semua informasi serta
memonitor daerah-daerah pengamanan. Sensor- sensor yang ditempatkan pada daerah tertentu
dapat dimonitor lewat bantuan Video Display Terminal IVDT) PUS adalah suatu CPU untuk
pemograman Proximity Card (kartu pengenal), yang hanya dimiliki oleh setiap staf pegawai untuk
membuka pintu-pintu tertentu sesuai dengan kode yang diprogramkan pada kartu tersebut

i. Sistem Penanggulangan Kebakaran


Kelengkapan sistem penanggulangan kebakaran yang dimiliki oleh bangunan ini
yaitu: tangga darurat dua sisi gedung, alat peningkat tekanan udara, fire sprinkler, fire hydrant, fire
alarm, portable fire extinguisher, detektor asap dan panas, persediaan air di beberapa lantai, alat
komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobby man lift (lift petugas pemadam
kebakaran) yang dihubungkan langsung ke pusat pengendali. Sistem penanggulangan
kebakarann ini diintegrasikan dengan sistem pengkondisian udara, sistem pencahayaan, dan
sistem lift lewat Interlocking Main Control Fire Alarm (MCFA), sehingga jika teriadi kebakaran
alarm akan berbunyi baik secara otomatis maupun manual

j. Sistem Lift
Pada dasarnya, konsep sistem lift dalam bangunan ini adalah sebagai berikut:
Meminimalkan waktu tunggu (minimal waiting time)
Memaksimalkan daya angkut (maximal lift load)
Efisiensi program lift (efficiency programme)
Kemacetan pada suatu lift mungkin akan disebabkan oleh salah satu kemungkinan di
bawah ini:
Aliran listrik dari PLN terputus
Kerusakan komponen penggerak
Pintu tidak rapat
Keamanan yang tidak sempurna
Kesalahan pakai
Bila terjadi kebakaran pada bangunan ini, semua lift secara otomatis akan turun ke lantai
dasar.

k. Sistem Penangkal Petir


Alternatif penggunaan sistem penangkal petir pada bangunan ini yaitu
menerapkan sistem preventor untuk menara (tower) dan sistem sangkar faraday untuk podium.
BAB IV
KONSEP BENTUK DAN STRUKTUR

A. Pendekatan/Filosofi bentuk bangunan

memiliki fleksibilitas ruang yang tinggi, daya visual yang

kuat, bersifat formal, stabil, statis, dan efisien

fleksibilitas ruang rendah, bersifat dinamis, ekspresif, dan


tidak efisien, menegangkan, daya visual kurang, tajam,
sakral, dan privat.

Fleksibilitas ruang tinggi, bersifat lembut, intim, menarik,


aktif, dinamis, ekspresif, aktraktif, serta memiliki daya visual
yang baik

Struktur bidang permukaan

Struktur bidang permukaan dibuat dari suatu bahan yang memiliki ketebalan yang sangat tipis
dibandingkan dengan ukuran dimensi lainnya. Kadangkala material ini sangat lentur dan dapat
mengambil bentuk suatu tenda atau struktur gelembung udara. Pada kasus ini material bekerja
sebagai suatu struktur membran yang dibebankan oleh tegangan tarik murni.

Struktur bidang permukaan bisa juga dibuat dari bahan kaku seperti beton pratekan atau ferro-
semen. Sebagaimana mereka bisa dibentuk sebagai pelat lipatan, silinder, atau parabola hiperbolik
dan disebut pelat tipis atau cangkang. Struktur ini bekerja menyerupai kabel atau lengkungan
karena mereka pada pokoknya menopang beban-beban dalam bentung tegangan tarik atau
mampatan (tekanan) dengan pembengkokan yang sangat kecil. Struktur ini rumit dianalisis kecuali
dengan bantuan komputer dengan metode elemen hingga.

B. SISTEM STRUKTUR

Menggunakan system bentang lebarkarena fungsi ruangan-ruang yang kebanyakan tidak


menghendaki adanya kolom.
Penggunaan high ceiling unntukkesan monumental.

a. Sistem Struktur Atas


Lantai
Lantai dapat mendukung beban kurang lebih 1.200 kg/m serta kemungkinan gaya-gaya
yang bekerja seperti gaya lintang dan momen lentur.
Balok
Memikul beban lantai dan mendukung, serta gaya- gaya yang bekerja seperti gaya geser
dan momen lentur.
Dinding
Dinding yang dipakai antara lain curtain wall, window wall shear wall, sedangkan dinding
partisi memakai arcon panel. Dinding shear wall ditempatkan pada daerah core, bidang-
bidang masif bangunan dan pada shaft.
Kolom Bentuk kolom yang digunakan adalah segi empat, sesuai dengan bentuk dasar
denah bangunan.
Tangga
Tangga yang digunakan adalah tangga berbentuk U yang memakai bordes
Atap
Struktur kabel
Struktur atap yang menggunakan kabel baja sebagai penyalur gaya yang tahan
terhadap gaya tarik. Bentuk struktur bangunan yang ada hanya mampu menahan
gaya tarik atau sering disebut dengan form active structure. Daya tarik yang tinggi
dari baja dengan efesiensi tarik murni memungkinkan kabel baja sebagai elemen
struktur yang dapat menutup ruang secara efisien (Schodek, 1991; hal. 194)
Penjelasan tentang struktur kabel:
Struktur kabel merupakan sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik.
Terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dan lain sebagainya sehingga terbentuk sebuah bangunan
penutup dengan prinsip gaya tarik tersebut. (Makowski, 1988)
Struktur kabel mempunyai beberapa jenis diantaranya adalah:

Struktur gantungan

Merupakan bentuk struktur kabel yang terdiri dari dua buah tiang penumpu yang
dihubungkan oleh kabel sehingga tercipta sebuah rentangan kabel yang disususn secara sejajar
sehingga dapat diletakkan material penutup atap untuk menutupi sebuah area tertentu. Sehingga
terbentuk struktur atap yang digunakan pada bangunan.

Prinsip kerja struktur ini adalah sebagai berikut:


Struktur kebel gantungan secara prinsip terdiri dari kabel yang membentang diantara Elemen
Penumpu yang berbentuk tiang yang ditegakan secara vertikal. Disebut pier atau pylon pada
jembatan Sehingga terbentuk sebuah rentangan kabel yang bekerja menyalurkan beban mati
kabel pada tiang penumpu. Pada tiang penumpu tersebut menyalurkan gaya secara vertikal dan
horisontal ke tanah.
sistem gaya struktur gantungan
Sumber: google.com

1. Gaya tarik pada kabel

2. Gaya tekan pada kolom

3. Pondasi mengalami efek

gaya guling (roll force)

Struktur Kabel Pengaku (Cable-Stayed)

Struktur kabel pengaku


Sumber: google.com

Bentuk dari cable-stayed structure terdiri dari sebuah tiang penumpu dan sebuah batang. Yang
dihubungkan oleh kabel pada titik-titk kritis sepanjang batang kemudian ujung kabel lainya
dihubungkan pada satu titik di tiang penumpu. Struktur cablle-stayed sangat efektif pada bentang
lebar dengan menggunakan sedikit tiang penumpu. Hal ini sangat bermanfaat pada ruangan yang
membutuhkan bentang sangat lebar tanpa adanya kolom.
Prinsip kerja struktur ini adalah sebagai berikut:
sistem gaya pada struktur kabel pengaku
Sumber : google.com
1. Gaya pada batang balok bekerja beban merata
2. Gaya tarik pada kabel di tiap titik kritis
3. Kolom mengalami tekan dari beban total

Cable-Stayed stucture menahan beban mati dari batang horisontal diteruskan oleh kabel yang
kemudian diteruskan pada tiang penumpu. Pada batang penumpu tidak terjadi momen lentur
seperti pada sistem Suspension Struscture. Hal ini dikarenakan bentuk struktur yang memiliki
sumbu bagi pada tiang penumpu. Dan berakibat gaya horisontal pada sebelah kiri struktur akan di
lawan oleh gaya horisontal pada sebelah kanan struktur sehingga menimbulkan efek saling
meniadakan.

Struktur Kabel Berpelengkung Ganda


Struktur kabel berpelengkung ganda
Sumber: google.com

Bentuk dari struktur ini merupakan perkembangan dari struktur gantungan. Terditi dari kabel dan
tiang penumpu yang disusun sedemikian hingga sehingga mencegah gaya angin uplift pada
bentang sangat lebar. Cable truss merupakan struktur kompleks yang menggunakan banyak
elemen kabel guna mendapatkan tingkat efisiensi pada bentang lebar.
Prinsip kerja struktur ini adalah sebagai berikut:

sistem gaya pada struktur kabel berpelengkung ganda

b. Sistem Struktur Bawah


Kriteria yang menjadi pertimbangan penentuan sub struktur adalah:
Daya dukung terhadap beban.
Sesuai dengan kondisi tanah yang berpasir kedalaman 12 -15 m.
Efektif untuk mendukung super struktur bangunan.
Alternatif yang paling sesuai dengan kondisi tersebut adalah pondasi pancang.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka sistem struktur dan jenis material yang
direkomendasikan adalah :
1. Foot plat
Mendukung dan untuk bangunan bentang lebar, cocok untuk jenis tanah yang kerasnya
sehingga Tidak terlalu dalam, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
2. Pondasi langsung
Sistem pondasi langsung digunakan apabila lapisan tanah mempunyai daya dukung baik
dan tidak terletak terlalu jauh dari muka tanah.
3. Pondasi tiang pancang
Digunakan apabila keadaan tanah bangunan khususnya untuk tanah yang sangat tinggi,
sehingga tidak mungkin lagi dilakukan penggalian maupun pengeboran.
"GEDUNG KONVENSI"
STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN 4

RADHIYATUL ADABIYAH
D51114015
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA

Anda mungkin juga menyukai