PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendit, 1999).
Sebagai pintu gerbang bagi kawasan Indonesia bagian timur, letak geografis kota Makassar
sangat strategis sehingga hal ini sangat menguntungkan khususnya jika dikaitkan dengan konsep
wisata konvensi. Selain itu, kota Makassar juga memegang peranan yang cukup besar sebagai
sentra perdagangan atau pusat bisnis di kawasan Indonesia bagian timur yang tentunya kelak akan
sangat membutuhkan fasilitas-fasilitas konvensi untuk pengembangan maupun kemajuan dunia
usaha. Sehingga jika potensi ini benar-benar digali dan dikelola dengan baik, niscaya kota
Makassar kelak dapat berperan dalam kancah bisnis internasional.
Melihat potensi wisata konvensi di Makassar yang dinilai memiliki prospek yang cukup
cerah di masa yang akan datang, maka sudah waktunya bagi kita (pemerintah kota Makassar dan
pihak-pihak yang bergerak di sektor pariwisata) untuk 'berbenah diri. Karena itu, disimpulkan
bahwa sudah sepantasnyalah dihadirkan suatu Fasilitas Konvensi di Makassar, yang representatif
dan mampu menampung fungsi-fungsi yang diwadahinya.
B. Tujuan
Tujuannya adalah merumuskan landasan konsep perencanaan Gedung Konvensi di
Makassar yang kemudian dapat ditransformasikan ke dalam konsep perencanaan fisik.
Adapun yang menjadi tujuan pada perencanaan Gedung Konvensi di Makassar ini adalah:
- Untuk mencukupi kebutuhan akan sarana konvensi dengan pengelolaan dan pelayanan yang
memadai.
- Untuk memenuhi tuntutan pengadaan dan penyelenggaraan kegiatan wisata konvensi,
khususnya pengembangan konsep Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE).
- Menyediakan berbagai fasilitas rekreasi, komunikasi, dll, sehingga diharapkan tingkat kemudahan,
keamanan, privasi dan suasana lingkungan yang menarik dapat menjadi ciri khas dari fasilitas
konvensi ini.
- Sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata guna
menunjang kemajuan daerah melalui peningkatan kemampuan daya saing pelayanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian judul
Adapun pengertian perencanaan gedung Convention Center di Makassar dapat diuraikan sebagai
berikut:
Perencanaan : Proses pembuatan cara merencanakan atau merancang, (poerwadar, 1990 :
851 )
Gedung : Tempat untuk menyelenggarakan atau wadah untuk kelangsungan suatu
kegiatan ( Marsum, 2005)
Convention : Menurut E. Pino, T. Wittermans, dalam kamus inggris-Indonesia.
Convention berarti kerapatan, perkumpulan, persetujuan. Kebiasaan dalam hal ini
Conventinon dapat diartikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan pertemuan, rapat, seminar, konferensi atau sejenisnya.
Center : Bereasal dari bah asa Inggris yang berarti pusat ( Ibrahim, 1996)
Berdasarkan pengertian diatas, maka perencanaan gedung Convention Center dapat diartikan
sebagai perancangan suatu wadah yang menampung kegiatan pertemuan, rapat, konferensi,
seminar, kegiatan pameran, dan hiburan/ rekreasi yang berlokasi di Kendari dengan skala prioritas
pelayanan secara Lokal dan Nasional.
B. Struktur Shell
Cangkang (Shell) adalah salah satu bentuk dari jenis konstruksi yang luar biasa
Kata cangkang (shell) diambil dari bentuk-bentuk yang ada di alam yaitu bentuk cangkang
telur, kepiting, keong dsb. Sifat dari bentuk tersebut tipis, kaku, melengkung tapi kokoh,
ditiru manusia dalam pembuatan struktur untuk bangunan yang membutuhkan ruang besar.
Cangkang (Shell) adalah bentuk struktural berdimensi tiga
yang kaku dan tipis sertamempunyaipermukaan lengkung.
Gaya-gaya yang harus didukung dalam struktur cangkang disalurkan secara merata melalui
permukaan bidang sebagai gaya-gaya membran yang diserap oleh elemen strukturnya.
Gaya-gaya disalurkan melalui permukaan bidang sebagai gaya-gaya normal, dengan
demikian tidak terdapat gaya lintang dan momen lentur.
Struktur shell diperhitungkan untuk memikul tegangan-tegangan langsung berupa tekan,
tarik dan geser.
Termasuk dalam klasifikasi Surface Active System dimana gaya bekerja dan disalurkan melalui
seluruh bidang permukaan.
Persyaratan Struktur Cangkang Shell Suatu struktur shell harus mempunyai tiga syarat, yaitu sebagai
berikut :
1. Harus memiliki bentuk lengkung, tunggal, maupun ganda (single or double curved).
2. Harus tipis terhadap permukaan atau bentangannya.
3. Harus dibuat dari bahan yang keras, kuat, ulet dan tahan terhadap tarikan dan tekanan.
C. Studi Banding
1. Jakarta Convention Centre (JCC)
Jakarta Convention Centre (JCC) merupakan gedung pusat kegiatan pertemuan, kegiatan
seremonial, kegiatan promosi, atau pameran maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat event.
Didesain khusus untuk melayani dunia bisnis, professional dan pemimpin-pemimpin pemerintahan.
Balai siding Jakarta Convention Centre merupakan tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
terbesar dan terbaik di Indonesia. JCC menampilkan suasana keramahan tradisional Indonesia.
Lokasinya yang strategis dipusat bisnis, dekat dengan Bursa Efek Jakarta membuat kemudahan
akses dari seluruh penjuru kota. Balai sidang Jakarta Convention Centre pada awalnya dibuat untuk
keperluan penyelenggaraan pertemuan 10th Non-aligned Movement Summit (KTT Non Blok IX)
yang dihadiri oleh 65 kepala Negara dan delegasi 109 negara pada bulan September 1992. Jakrata
Convention Centre (JCC) telah menjadi tuan rumah untuk banyak kegiatan dari konferensi tingkat
tinggi dunia, pameran, seminar, pertemuan-pertemuan, peluncuran produk, acara makan siang
dan malam, dan sebagainya.
Fasilitas gedung
a. Auditorium
Auditorium hall dapat dipergunakan sebagai tempat konvensi dengan jumlah peserta berskala
besar. Terdapat 4 area auditorium hall, nort auditorium, south auditorium, central auditorium.
b. Exhibition Hall
luas3.630m2 sangat cocok digunakan sebagai ruangan untuk
melakukan pameran, yang dibagi 4 ruangan yaitu exhibition.
dilengkapi dengan wall tv berlayar besar yang terdapat di beberapa titik.
c. Meeting room
Terdapat 6 ruangan pertemuan dalam tiga ukuran berbeda, yaitu multi purpose room, function
room, med/large meet, small meeting room setiap ruang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap
dengan presentasi,seperti projektor, transparancy OHP, slide, dan didukung pula dengan sistem
audio, selain itu auditorium hall dapat dipergunakan sebagai tempat konvensi dengan jumlah
peserta berskala besar.
d. Parking area
Tempat parkir yang luas, bisa menampung 600 s/d 750 kendaraan roda empat.
Dari beberapa hasil studi banding diatas, maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan :
1 2 3
ACUAN PERANCANGAN
A. LOKASI
Mengingat bahwa bangunan yang direncanakan merupakan bangunan gedung konvensi, maka
ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi bangunan, yaitu :
Alternatif 2
Alternatif 1
Alternatif I
Lokasi yang pertama adalah Jl. Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar
Sulawesi Selatan.
Alternatif II
Lokasi pada alternative kedua adalah Jalan Aroepala / Hertasning Baru, Kecamatan
Panakukang, Makassar - Sulawesi Selatan.
TAPAK
Alternatif I
Alternatif 1
Alternatif II
Alternatif 2
Kriteria Alternatif
1 2
A 3 1
B 3 3
C 1 3
D 3 3
E 3 5
F 3 3
Jumlah 16 18
Tabel Pembobotan Pemilihan Tapak
Keterangan :
5 : Sangat memenuhi
3 : Memenuhi
1 : Kurang memenuhi
Berdasarkan hasil tabel, maka tapak yang dipilih adalah di Jalan Aroepala atau Jalan Hertasning
Baru dengan luas kurang lebih (116x62)+(75x52)= 11092 m2.
B. Program Ruang
Lingkup
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kegiatan Rinci Kebutuhan ruang
perwadahan
Panel pendukung
C. Besaran Ruang
R. Administrasi 100 m
R. Pimpinan Dengan sekretaris 20 m
R. Tamu 20 m
R. Kepala Divisi 3 divisi 36 m
R. Rapat 25 orang, round table 50 m
R. Istirahat 100 m
Kantin 120 m
Dapur 20 m
Lavatory 60 m
Gudang 60 m
R. ME 100 m
R. Parkir 1000 mobil, 800 motor 9800 m
R. satpam 15 m
Lavatory 120 m
Gudang 150 m
D. SISTEM UTILITAS
a. Sistem penghawaan
Sistem penghawaan yang diterapkan pada bangunan ini adalah penghawaan alami
juga penghawaan buatan Untuk sistem penghawaan buatan, menerapkan sistem pendingin
chilled water yang disuplai oleh mesin chiller atau dengan sistem air cooled. Sistem kontrolnya
memakai variable speed driver (VSD) pada udara dalam ruangan sehingga dapat memberikan
kesejukan yang sesuai berarti memberikan kenyamanan yang juga penghematan.
Air Handling Unit (AHU) diletakkan di setiap lantai, dimana dioperasikan dari ruang
Sistem Otomasi Bangunan (SOB) vsD memungkinkan mengontrol kecepatan motor AHU dengan
memvariasikan volume udara yang diberikan ke sistem Variable Air Volume (VAV) yang akan
mengontrol start-stop sistem pengkondisian udara dari ruang SOB.
Penggunaan Heat Exchange Unit (HEU) yang dipasang pada tempat tertentu, yang
berguna untuk menyejukkan udara yang masuk ke dalam ruangn dengan mengatur perbedaan
temperatur udara yang masuk dan udara yang keluar sehingga dapat menghemat listrik yang
diperlukan oleh sistem pendingin.
b. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan juga diatur dengan cara yang sama dengan sistem
pengkondisian udara (penghawaan buatan). Setiap lantai memiliki sejumlah sirkuit dengan
beberapa pola pencahayaan yang dapat diatur secara individual. Digital operated Switches (Dos)
dapat mengatur sistem pencahayaan pada malam hari. Tombol Dos memungkinkan pemakai
ruangan mengatur pencahayaan sesuai dengan jam kerja mereka. Sensor pencahayaan alami
siang hari ght sensor dapat mengatur pencahayaan suatu ruangan dengan cara memadamkan
pencahayaan secara bertahap.
. d. Sistem Telekomunikasi
Bangunan ini menggunakan Private Address Brand Exchange (PABx) digital modern
yang menunjang Integrated Service Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara,
data dan video, dengan standar internasional. Seluruh jaringan kerja pada bangunan ini benar-
benar fleksibel dan dirancang agar dapat disesuaikan dengan perkembangan di masa akan
datang.
Di samping PABX, bangunan ini juga dilengkapi dengan fasilitas telekomunikasi
sebagai berikut:
o Direct lines: facsimile, CCM, dealing system
o Telex
o Lease channel: reuters, telerate, tele tmac.
o Lease channel data: computer center Lease channel data computer center ke kantor
penyewa.
e. Sistem Elektrikal
Sistem instalasi listrik pada bangunan ini suplai dari jaringan distribusi listrik
tegangan menengah dari PLN yang tersambung dari gardu hubung, lalu disalurkan ke High
Voltage Medium Distribution Panel (HvMDP) melalui kabel tanah, selanjutnya disalurkan ke
transformator sesuai kapasitas yang diperlukan Kemudian dari transformator dialirkan ke Low
Voltage Main Distribution Panel (LvMDP), namun pada LVMDP harus ada pula suplai dari genset
sebagai sumber daya cadangan bila PLN padam. Juga digunakan sistem Uninterruptable Power
Supply (UPS) yang digunakan untuk waktu backup lima menit yang dipasok dari unit baterai
perawatan.
h. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan berupa Pass Ultra System (PUS) yang
mempunyai subsistem keamanan Closed Cirkuit Television (CCTV) yang dihubungkan melalui unit
alarm interface ke keluaran terminal kontrol yang mengumpulkan semua informasi serta
memonitor daerah-daerah pengamanan. Sensor- sensor yang ditempatkan pada daerah tertentu
dapat dimonitor lewat bantuan Video Display Terminal IVDT) PUS adalah suatu CPU untuk
pemograman Proximity Card (kartu pengenal), yang hanya dimiliki oleh setiap staf pegawai untuk
membuka pintu-pintu tertentu sesuai dengan kode yang diprogramkan pada kartu tersebut
j. Sistem Lift
Pada dasarnya, konsep sistem lift dalam bangunan ini adalah sebagai berikut:
Meminimalkan waktu tunggu (minimal waiting time)
Memaksimalkan daya angkut (maximal lift load)
Efisiensi program lift (efficiency programme)
Kemacetan pada suatu lift mungkin akan disebabkan oleh salah satu kemungkinan di
bawah ini:
Aliran listrik dari PLN terputus
Kerusakan komponen penggerak
Pintu tidak rapat
Keamanan yang tidak sempurna
Kesalahan pakai
Bila terjadi kebakaran pada bangunan ini, semua lift secara otomatis akan turun ke lantai
dasar.
Struktur bidang permukaan dibuat dari suatu bahan yang memiliki ketebalan yang sangat tipis
dibandingkan dengan ukuran dimensi lainnya. Kadangkala material ini sangat lentur dan dapat
mengambil bentuk suatu tenda atau struktur gelembung udara. Pada kasus ini material bekerja
sebagai suatu struktur membran yang dibebankan oleh tegangan tarik murni.
Struktur bidang permukaan bisa juga dibuat dari bahan kaku seperti beton pratekan atau ferro-
semen. Sebagaimana mereka bisa dibentuk sebagai pelat lipatan, silinder, atau parabola hiperbolik
dan disebut pelat tipis atau cangkang. Struktur ini bekerja menyerupai kabel atau lengkungan
karena mereka pada pokoknya menopang beban-beban dalam bentung tegangan tarik atau
mampatan (tekanan) dengan pembengkokan yang sangat kecil. Struktur ini rumit dianalisis kecuali
dengan bantuan komputer dengan metode elemen hingga.
B. SISTEM STRUKTUR
Struktur gantungan
Merupakan bentuk struktur kabel yang terdiri dari dua buah tiang penumpu yang
dihubungkan oleh kabel sehingga tercipta sebuah rentangan kabel yang disususn secara sejajar
sehingga dapat diletakkan material penutup atap untuk menutupi sebuah area tertentu. Sehingga
terbentuk struktur atap yang digunakan pada bangunan.
Bentuk dari cable-stayed structure terdiri dari sebuah tiang penumpu dan sebuah batang. Yang
dihubungkan oleh kabel pada titik-titk kritis sepanjang batang kemudian ujung kabel lainya
dihubungkan pada satu titik di tiang penumpu. Struktur cablle-stayed sangat efektif pada bentang
lebar dengan menggunakan sedikit tiang penumpu. Hal ini sangat bermanfaat pada ruangan yang
membutuhkan bentang sangat lebar tanpa adanya kolom.
Prinsip kerja struktur ini adalah sebagai berikut:
sistem gaya pada struktur kabel pengaku
Sumber : google.com
1. Gaya pada batang balok bekerja beban merata
2. Gaya tarik pada kabel di tiap titik kritis
3. Kolom mengalami tekan dari beban total
Cable-Stayed stucture menahan beban mati dari batang horisontal diteruskan oleh kabel yang
kemudian diteruskan pada tiang penumpu. Pada batang penumpu tidak terjadi momen lentur
seperti pada sistem Suspension Struscture. Hal ini dikarenakan bentuk struktur yang memiliki
sumbu bagi pada tiang penumpu. Dan berakibat gaya horisontal pada sebelah kiri struktur akan di
lawan oleh gaya horisontal pada sebelah kanan struktur sehingga menimbulkan efek saling
meniadakan.
Bentuk dari struktur ini merupakan perkembangan dari struktur gantungan. Terditi dari kabel dan
tiang penumpu yang disusun sedemikian hingga sehingga mencegah gaya angin uplift pada
bentang sangat lebar. Cable truss merupakan struktur kompleks yang menggunakan banyak
elemen kabel guna mendapatkan tingkat efisiensi pada bentang lebar.
Prinsip kerja struktur ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pertimbangan di atas maka sistem struktur dan jenis material yang
direkomendasikan adalah :
1. Foot plat
Mendukung dan untuk bangunan bentang lebar, cocok untuk jenis tanah yang kerasnya
sehingga Tidak terlalu dalam, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
2. Pondasi langsung
Sistem pondasi langsung digunakan apabila lapisan tanah mempunyai daya dukung baik
dan tidak terletak terlalu jauh dari muka tanah.
3. Pondasi tiang pancang
Digunakan apabila keadaan tanah bangunan khususnya untuk tanah yang sangat tinggi,
sehingga tidak mungkin lagi dilakukan penggalian maupun pengeboran.
"GEDUNG KONVENSI"
STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN 4
RADHIYATUL ADABIYAH
D51114015
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA