TINJAUAN PUSTAKA
campuran dari berbagai jenis baik mikroorganisme pada tanah, air, udara,
makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan dan tumbuhan. Pemisahan
tersebut disebut isolasi yang disertai dengan pemurnian (Irianto, 2006). Isolasi
bakteri harus diperbaharui setiap 6 bulan agar sumber nutrisi bagi bakteri tetap
4
Isolasi Dan Identifikasi..., Vika Lawnia, FKIP UMP, 2017
5
Identifikasi merupakan upaya untuk mengetahui nama suatu makhluk hidup dalam
dilakukan dengan membandingkan ciri-ciri yang ada pada satuan yang belum
cukup dengan deskripsi yang telah dipublikasikan untuk jasad-jasad renik lain
dapat meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk sel, ukuran sel, bentuk flagel
dan pewarnaan endospore dari bakteri. Pengamatan secara fisiologi yaitu meliputi
uji biokimia. Identifikasi bakteri juga dapat dilakukan dengan cara indentifikasi
secara genetik, yaitu dengan metode PCR (polymerase chain reaction) yaitu
(Suryanto, 2004).
bentuk koloni yaitu berbentuk bulat, tak berbentuk, sperti akar, dan filamen. Tepi
koloni bakteri yang terdiri dari bentuk tepi koloni utuh, halus, berombak dangkal,
dan berombak dalam. Elevasi koloni bakteri terdiri dari elevasi rata, cembung
rendah dan cembung tinggi dengan permukaan koloni halus atau kasar.
Pengamatan fisiologi bakteri dilakukan dengan cara uji biokimia. Uji biokimia
Kotoran sapi merupakan hasil dari sisa proses pencernaan yang merupakan
limbah ternak. Limbah ternak banyak dimanfaatkan sebagai pupuk dalam bidang
lingkungan (Yazid & Aris, 2011 dalam Wati, 2014). Limbah kotoran sapi yang
dihasilkan oleh rumah ternak pada umumnya berjumlah sangat banyak. Satu ekor
sapi dewasa dapat menghasilkan 23,59 kg kotoran tiap harinya (Rahayu, dkk.
2009).
Kotoran sapi dikeluarkan dalam bentuk fases maupun urin. Fases sapi
merupakan hasil dari sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh yang
terdiri dari atas serat-serat tumbuhan yang tidak dapat tetrurai. Sisa-sisa makanan
2.3. Biogas
sekitar tahun 1980-an sudah mulai diperkenalkan namun sampai saat ini
dihasilkan dari pengolahan limbah rumah tangga dan buangan dari sisa
kotoran ternak, dengan demikian biogas memiliki potensi yang besar untuk
umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas,
namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran
dan urin (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana
dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan organik. Gas yang
methana (Biogas). Biogas (gasbio) adalah gas yang dihasilkan dari pembusukan
bahan-bahan organik oleh bakteri pada kondisi anaerob (tanpa ada oksigen
bebas). Biogas tersebut merupakan campuran dari berbagai macam gas antara
lain metana (CH4) 40-70%, karbondioksida CO2) 30-60%, hidrogen (H2) 0-1 %,
hidrogen sulfida (H2S) 0-3% (LIPI dalam Rahayu, 2009). Sifat penting dari gas
metan adalah tidak berbau, tidak berwarna, beracun dan mudah terbakar. Karena
sifat gas tersebut, maka gas metan ini termasuk membahayakan bagi
bahan organik oleh aktivasi bakteri metanogenik dan bakteri asidogenik pada
kondisi tanpa udara. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang
mengandung bahan organik seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organic
(Haryati, 2006).
merupakan bakteri yang berasal dari usus yang keluar bersamaan dengan fases
sebagai sisa pencernaan. Bakteri di dalam kotoran sapi merupakan pengurai yang
seperti monosakarida, asam-asam organik, serta gas metana yang dihasilkan dari
Adapun bakteri yang terlibat dalam proses anaerobik ini yaitu bakteri
hidrolitik yang memecah bahan organik menjadi gula dan asam amino, bakteri
fermentatif yang mengubah gula dan asam amino tadi menjadi asam organik,
asam asetat dan bakteri metanogenik yang menghasilkan metan dari asam asetat,
bahan organik dan memproduksi metan serta gas lainnya dalam siklus hidupnya
pada kondisi anaerob . Mereka memerlukan kondisi tertentu dan sensitif terhadap
senyawa organik komplek menjadi sederhana. Pada tahap awal bahan organik
sederhana oleh bakteri hidrolitik, bakteri yang berperan pada tahap ini adalah
format, laktat, alcohol, dan sedikit butirat, gas karondioksida, hydrogen, dan
sangatlah penting karena bakteri ini dapat mengubah gula sederhana menjadi
asam organic menjadi gas methan dan CO2. Kelompok bakteri metanogenik
secara anaerobik (tertutup dari udara bebeas) untuk menghasilkan suatu gas yang
sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan
dari sub divisi acetocalstic methane bacteria yang menguraikan asam asetat
sederhana) yang terbentu pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan
sederhana ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan
pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses
ini, yaitu mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen