Anda di halaman 1dari 78

EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
1 UU No. 1 Tahun 1970 keselamatan kerja. Pasal 8/1 Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan Melaksanakan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan pemeriksaan kesehatan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yg akan diberikan padanya saat penerimaan dan
atau mutasi

Pasal 8/2 Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yg ada dibawah pimpinannya Melaksanakan
secara berkala pada Dokter yg ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh pemeriksaan kesehatan
Direktur karyawan secara
berkala

Pasal 9/1 Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru Orientasi pekerjaan dan
tentang : pemberian safety
induction saat pertama
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yg dapat timbul dalam tempat kerja ; kali pekerja diterima
sebagai karyawan guna
memberikan pengertian
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yg diharuskan dlm tempat kerja. bagi karyawan tersebut
terkait dengan segala
aspek bahaya yang ada
c. APD bagi tenaga kerja yg bersangkutan di perusahaan
d. Cara-cara dan sikap yg aman dlm melaksanakan pekerjaannya.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 9/2 Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yg bersangkutan setelah ia Pekerja yang diterima
yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas wajib memahami aspek
K3

Pasal 9/3 Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yg Pelatihan menyangkut
berada dibawah pimpinannya, dlm pencegahan kecelakaan dan pemberantasan K3 dan keadaan darurat
kebakaran, serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja pula dlm P3K

Pasal 11/1 Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja Melaporkan kecelakaan
yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk Menaker kepada pejabat yang
ditunjuk Menteri Tenaga
Kerja

Pasal 13 Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan mentaati semua Semua pekerja yang
petunjuk keselamatan kerja dan memakai APD yang diwajibkan. bekerja dan atau
memasuki tempat kerja
mematuhi semua
peraturan K3 dan APD
selalu digunakan

Pasal 14 Pengurus diwajibkan :

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua Memasang Lembaran
syarat-syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai UU ini dan semua UU No. 1 Tahun 1970 di
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan dinding yang mudah
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk dilihat
pegawai pengawas atau ahli K3

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan Memasang gambar-
kerja yang diwajibkan dan bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang gambar atau rambu
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3 atau promosi
menyangkut K3

c. Menyediakan secara cuma-cuma semua APD yg diwajibkan pada tenaga kerja Perusahaan wajib
yang di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang menyediakan APD
memasuki tempat kerja tersebut disertai dengan petunjuk petunjuk yang diperlukan untuk karyawan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3

2 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenaga kerjaan Pasal 87/1 Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem Menerapkan Sistem
manajemen perusahaan. Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

3 PP No.50 Tahun 2012 Penerapan sistem Pasal 2 Penerapan SMK3 bertujuan untuk: Penerapan SMK3 oleh
manajemen Keselamatan a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang perusahaan
dan Kesehatan Kerja terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

78
Penerapan SMK3 oleh
perusahaan

EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 5 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
(3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan
Pemerintah ini dan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar
internasional.

Pasal 6 (1) SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) meliputi:
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
(2) Penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam
pedoman yang tercantum dalam
Lampiran I sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

4 Per. MENTRANS No. 5 Sistem Manajemen Pasal 3/1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang Perusahan diwajibkan
Tahun 1996 Keselamatan dan atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh menerapkan sistem
Kesehatan Kerja karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan manajemen K3
seprti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
menerapkan sistem manajemen K3

5 Per. MENTRANS No. 4 Panitia Pembina Pasal 2/1 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha dan pengurus wajib Perusahan wajib
Tahun 1987 Keselamatan dan membentuk P2K3 membentuk P2K3
Kesehatan Kerja Serta
Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
5 Per. MENTRANS No. 4 Panitia Pembina
Tahun 1987 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta
Peraturan Tata CaraTentang
Penunjukan Ahli Kriteria yang harus
No Pasal
Perundangan Keselamatan Kerja dipenuhi
Pasal 3/1 Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya Keanggotan P2K3 terdiri
terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. dai unsur pengusaha
dan pekerja

Pasal 12 Sekurang-kuranngya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan Membuat laporan
tentang kegiatan P2K3 kepada menteri melalui kantor Departemen Tenaga Kerja kegiatan P2K3
setempat. sekurang-kurangnya 3
bulan sekali kepada
Menteri.

6 Per. MENTRANS No. 2 Tata Cara Penunjukan Pasal 4/1 Penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan berdasarkan Perusahan harus
Tahun 1992 Kewajiban dan Wewenang permohonan tertulis dari pengurus atau pimpinan instansi kepada menteri tenaga memiliki ahli
Ahli Keselamatan dan kerja atau pejabat yang ditunjuk Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja

7 Per. MENTRANS No. 3 Penunjukan dan Pasal 5 (1) Ahli Keselamatan Kerja berwenang untuk: Kewenangan Ahli
Tahun 1978 Wewenang Serta a. Memasuki tempat kerja yang ditentukan dalam surat pengangkatannya dan Keselamatan Kerja
Kewajiban Pegawai tempat kerja lain yang diminta oleh Direktur;
Pengawas Keselamatan b. Meminta keterangan baik tertulis maupun lisan kepada pengusaha, pengurus
dan Kesehatan Kerja dan dan
Ahli Keselamatan Kerja tenaga kerja yang bersangkutan mengenai syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja;
c. Memerintahkan agar Pengusaha, pengurus dan tenaga kerja melaksanakan
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang bersangkutan;

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
8 Kep. MENTRANS No. Hari Keselamatan dan Tanggal 12 Januari ditetapkan sebagai Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Hari Keselamatan dan
245 Tahun 1990 Kesehatan Kerja Nasional Nasional Kesehatan Kerja
Nasional

9 Kep. MENTRANS No. Bendera Keselamatan Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar Bendera Keselamatan
135 Tahun 1987 Kerja putih dan berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo Kerja sesuai dengan
Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. yang ditetapkan

10 Per. MENTRANS No. 2 Pemeriksaan Kesehatan Pasal 1 Yang dimaksud dengan: Perusahaan melakukan
Tahun 1980 Tenaga Kerja Dalam (a) Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang pemeriksaaan
Penyelenggaraan dilakukan kesehatan sebelum
Keselamatan Kerja oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan. bekerja dan
(b) Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu- pemeriksaaan
waktu kesehatan berkala
tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
(c) Pemeriksaan Kesehatan Khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh
dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

78
Tahun 1980 Tenaga Kerja Dalam pemeriksaaan
Penyelenggaraan kesehatan sebelum
Keselamatan Kerja bekerja dan
pemeriksaaan
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA kesehatan berkala

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 2 (1) Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang
diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai
penyakit
menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan
yang
akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
bersangkutan
dan tenaga kerja yang lain-lainnya dapat dijamin.
(2) Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam pasal 2 ayat (2) Undang-
undang No. 1
tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja.
(3) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap,
kese-
garan jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu dilakukan pemeriksaan yang sesuai
dengan
kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul.
(5) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan
Kesehatan Sebelum Kerja yang menjamin penempatan tenaga kerja sesuai
dengan
kesehatan dan pekerjaan yang akan dilakukannya dan pedoman tersebut harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh Direktur.

Pasal 3/2 Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas harus
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya
1
tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 5/2 Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap: Perusahan melakukan
a. tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang pemeriksaan khusus
memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu). untuk kasus tertentu
b. tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja
wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan
pekerjaan tertentu.
c. tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai
gangguangangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 5/3 Pemeriksaan Kesehatan Khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan
diantara tenaga kerja, atau atas pengamatan pegawai pengawas keselamatan dan
kesehatan kerja, atau atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan dan
Balaibalainya atau atas pendapat umum dimasyarakat.

Pasal 5/4 Terhadap kelainan-kelainan dan gangguan-gangguan kesehatan yang disebabkan


akibat pekerjaan khusus ini berlaku ketentuan-ketentuan Asuransi Sosial Tenaga
Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6/1 Perusahaan-perusahaan yang diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan Perusahaan


sebagaimana membuatkan rencana
dimaksud pada pasal 2, 3, dan 5 wajib membuat rencana pemeriksaan pemeriksaan kesehatan
kesehatan sebelum bekerja, berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus. meliputi pemeriksaan
kesehatan sebelum
bekerja, berkala dan
khusus

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 6/2 Pengurus wajib membuat laporan dan menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) Perusahaan
bulan sesudah pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada Direktur Jenderal menyampaikan laporan
Binalindung Tenaga Kerja melalui Kantor Wilayah Ditjen Binalindung Tenaga Kerja hasil pemeriksaan
setempat. kesehatan ke pejabat
pemerintah

11 Per. MENTRANS No. 1 Kewajiban Melapor Pasal 2/1 Penyakit akibat kerja wajib dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal Melaporkan penyakit
Tahun 1981 Penyakit Akibat Kerja ini adalah sebagai mana ditetapkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah. akibat kerja kepada
Departemen Tenaga
Kerja setempat.
Pasal 3/1 Laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) harus dilakukan dalam waktu
paling lambat 2x24 jam sesudah penyakit tersebut dibuat diagnosanya.

Pasal 4/1 Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar Melakukan dengan
penyakit akibat kerja yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja segera tindakan-
yang berada dibawah pimpinannya. tindakan preventif agar
penyakit akibat kerja
tidak terulang kembali

Pasal 4/3 Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri Penyediaan semua alat
yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pelindung diri secara
pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja. cuma-cuma guna
pencegahan penyakit
akibat kerja

Pasal 5/2 Tenaga kerja harus memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan untuk Tenaga kerja harus
pencegahan penyakit akibat kerja. memakai alat pelindung
diri sesuai dengan jenis
pekerjaannya guna
pencegahan penyakit
akibat kerja

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
12 Kep. Pres No. 22 Penyakit yang timbul Pasal 2 Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja Jika dari hasil
Tahun 1993 akibat hubungan kerja berhak mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam pemeriksaan berkala
hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir. karyawan ditemukan
adanya penyakit akibat
kerja maka hal tersebut
wajib dilaporkan ke
JAMSOSTEK

13 Kep. MENTRANS No. Diagnosis dan Pelaporan Pasal 1/2 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja adalah pemeriksaan kesehatan berkala dan Perusahaan melakukan
333 Tahun 1989 Penyakit Akibat Kerja khusus sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Tenaga Kerja dan pemeriksaan berkala
Transmigrasi No. Per-02/Men/1980 dan penyakit akibat kerja yang diketemukan dan pemeriksaan
sewaktu penyelenggaraan pelayanan kesehatan tenaga kerja. khusus bagi karyawan.

Pasal 3 Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis
dan pemeriksaan kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya
hubungan sebab akibat antara penyakit dan pekerjaannya; Jika terdapat keragu-
raguan dalam menegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh dokter pemeriksa
kesehatan dapat dikonsultasikan kepada Dokter Penasehat Tenaga Kerja
sebagaimana dimaksud Undang-undang N0. 2 tahun 1951 dan bila diperlukan
dapat juga dikonsultasikan kepada dokter ahli yang bersangkutan;Setelah
ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh dokter pemeriksa maka
dokter wajib membuat laporan medik

Pasal 4/1 Penyakit akibat kerja yang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus Perusahan melaporkan
dilaporkan oleh pengurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat- penyakit akibat kerja
lambatnya 2x24 jam kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja kepada Departemen
melalui Departemen Tenaga Kerja setempat. Tenaga Kerja setempat.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
14 Per. MENTRANS No. 3 Pelayanan Kesehatan Pasal 3/1 Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja Perusahan melakukan
Tahun 1982 Tenaga Kerja pelayanan kesehatan
kerja kepada semua
karyawan

15 UU No. 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Pasal 8/1 Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan Perusahaan
Kerja Kecelakaan Kerja. menyertakan karyawan
dalam program
Pasal 10/2 Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja JAMSOSTEK yaitu
kepada Kantor Departemen Tenaga Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam. Kerja, Jaminan
Kematian dan Jaminan
Hari Tua
Pasal 12/1 Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, keluarganya
berhak atas Jaminan Kematian.

Pasal 12/2 Jaminan Kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. biaya pemakaman;
b. santunan berupa uang.

16 Per. MENTRANS No. Pertolongan Pertama pada Pasal 2/1 Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja Penyedian petugas P3K
15 Tahun 2008 Kecelakaan di Tempat dan fasilitas P3K
Kerja ditempat kerja
Pasal 2/2 Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja

Pasal 3/1 Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) harus Petugas P3K harus
memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala instansi yang bertanggung di memiliki lisensi dan
bidang ketenagakerjaan buku kegiatan P3K dari
kepala instansi yang
bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan

78
16 Per. MENTRANS No. Pertolongan Pertama pada
15 Tahun 2008 Kecelakaan di Tempat
Kerja

EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Petugas P3K harus
memiliki lisensi dan
buku kegiatan P3K dari
kepala instansi yang
Peraturan Kriteria yang
bertanggung harus
jawab di
No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
bidang ketenagakerjaan

Pasal 5/2 Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K pada :


a. tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja;
b. tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung bertingkat sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja;
c. tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi
bahaya di tempat kerja.

Pasal 7/1 Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang nama dan lokasi petugas P3K
di tempat kerja pada tempat yang mudah terlihat.

Pasal 8/1 Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi:
a. ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di
tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus

Pasal 8/2 Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan
peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang
digunakan dalam keadaan darurat.

Pasal 8/3 Peralatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa alat untuk
pembasahan tubuh cepat (shower) dan pembilasan/pencucian mata.

Pasal 9/1 Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) huruf a dalam hal :
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih;
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya
tinggi

17 Per. MENTRANS No. Alat Pelindung Diri Pasal 2/1 Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja. Penyedian APD bagi
08 Tahun 2010 karyawan

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan No.
17 Per. MENTRANS Alat Pelindung Diri Kriteria yang harus
No 08 Tahun 2010 Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 2/2 APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional APD harus sesuai
Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku. dengan standar SNI

Pasal 2/3 APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara APD diberikan secara
cuma-cuma. cuma-cuma

Pasal 3/1 APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:


a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan; dan/atau
f. pelindung kaki.

Pasal 3/2 Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:
a. pakaian pelindung;
b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. pelampung.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 4/1 APD wajib digunakan di tempat kerja di mana:
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau di mana
dilakukan pekerjaan persiapan;
d. dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak,
panas bumi, atau mineral lainnya, baik di permukaan, di dalam bumi maupun di
dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun, bandar udara dan gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
Pasal 4/2 Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat mewajibkan penggunaan APD di tempat kerja selain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Pasal 5 Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang
rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.

Pasal 6/1 Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau
menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 6/2 Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila
APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.

Pasal 7/1 Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja

Pasal 7/2 Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan
pekerja/buruh;
c. pelatihan;
d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
h. evaluasi dan pelaporan.

Pasal 8/1 APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang
dan/atau dimusnahkan.

Pasal 8/2 APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan berbahaya,
harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

Pasal 8/3 Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi dengan
berita acara pemusnahan.

Pasal 9 Pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4, dan Pasal 5 dapat dikenakan sanksi sesuai
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970.

18 Kep. MENTRANS No. Unit Penanggulangan Pasal 2/1 Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan Membentuk tim
186 Tahun 1999 Kebakaran di Tempat Kerja kebakaran, latihan penanganan kebakaran ditempat kerja Pengendalian
Kebakaran dan
melakukan latihan
penanganan kebakaran
secara teratur.

78
EVALUASI KESESUAIAN
18 Kep. MENTRANS No. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Unit Penanggulangan
186 Tahun 1999 Kebakaran di Tempat Kerja

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 2/3 Pengendalian setiap bentuk energi, penyedian sarana deteksi, alarm, pemadam Menyediakan sarana
kebakaran dan sarana evakuasi serta penyedian pengedalian peyebaran asap, deteksi, alarm, alat
panas dan gas. pemadam api ringan
dan hydran.

Pasal 3 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Membentuk tim
pasal 2 ayat Pengendalian
(1) dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi Kebakaran dan
bahaya kebakaran. melakukan latihan
penanganan kebakaran
secara teratur.

19 Per. MENTRANS No. 2 Instalasi Alarm Kebakaran Pasal 3/1 Detektor harus dipasang pada bagian bagunan kecuali apabila bagian bagunan Pada bagian-bagian
Tahun 1983 Automatik tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran automatik bangunan di perusahan
harus dilengkapi dengan
detektor.

20 Ins. MENTRANS No. Pengawasan Khusus K3 Perusahan wajib


11/M/BW Tahun 1997 Penanggulangan menyediakan sarana
Kebakaran dan prasana
penanggulanagn
kebakaran

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
21 Kepmen PU. No. 10 Ketentuan teknis Pasal 3 (1) Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan Memenuhi ketentuan
Tahun 2000 pengamanan terhadap lingkungan teknis pengamanan
bahaya kebakaran pada meliputi: terhadap bahaya
bagunan gedung dan a. Perencanaan tapak untuk proteksi kebakaran, kebakaran
lingkungan b. Sarana penyelamatan,
c. Sistem proteksi pasif,
d. Sistem proteksi aktif,
e. Pengawasan dan pengendalian.
(2) Rincian pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang dirinci lebih lanjut
pada Lampiran Keputusan Menteri Negara ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Keputusan Menteri Negara ini.
(3) Setiap orang atau badan termasuk instansi pemerintah dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung wajib memenuhi ketentuan
pengamanan bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
Pasal
ini.
22 Per. MENTRANS No. 2 Instalasi Alarm Kebakaran Pasal 3/1 Detektor harus dipasang pada bagian bagunan kecuali apabila bagian bagunan Pada bagian-bagian
Tahun 1983 Automatik tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran automatik bangunan di perusahan
harus dilengkapi dengan
detektor.

23 Per. MENTRANS No. 4 Syarat-syarat Pemasangan Pasal 4/1 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada Penempatan Alat
Tahun 1980 Dan Pemeliharaan Alat posisi Pemadam Api harus
Pemadam Api Ringan yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi pada posisi yang
dengan pemberian tanda pemasangan. strategis dan diberikan
penandaan

Pasal 4/2 Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan lampiran I.
Pasal 4/3 Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat 1 adalah 125 cm dari dasar Pemasangan tanda
lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam tepat diatas satu atau berjarak 125 cm dari
kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan. lantai

78
23 Per. MENTRANS No. 4 Syarat-syarat Pemasangan
Tahun 1980 Dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 4/5 Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya Penempatan antara Alat
atau Pemadam Api yang satu
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan dengan yang lainnya
lain tidak melebihi 15 meter
oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
Pasal 4/6 Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah. Warna Alat Pemadam
Api merah

Pasal 6/1 Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada Setiap Alat Pemadam
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau Api ditempatkan dengan
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. mengantung atau
ditempatkan dalam
Pasal 6/2 Lemari atau peti (box) seperti tersebut ayat (1) dapat dikunci dengan syarat bagian lemari atau box yang
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm. tidak terkunci

Pasal 8 Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian Syarat penempatan Alat
paling atas Pemadam Api harus
(puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis sesuai ketentuan
CO2 dan
tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak
Pasal 9 antara
Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana
dasar
suhu alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
melebihi 49C atau turun sampai minus 44C kecuali apabila alat pemadam api
ringan
tersebut
Pasal 11/1 Setiap dibuat
alat khususapi
pemadam untuk suhu
ringan diluar
harus batas tersebut
diperiksa diatas.
2(dua) kali dalam setahun yaitu; a. Melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan; b. Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua APAR secara teratur
belas) bulan.

24 Per. MENTRANS No. 4 Pesawat Tenaga dan Pasal 4 Semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari Pesawat Tenaga dan Produksi Pemasangan alat
Tahun 1985 Produksi harus perlindungan untuk
dipasang alat perlindungan yang efektif kecuali ditempatkan sedemikian rupa setiap pesawat tenaga
sehingga dan produksi pada
tidak ada orang atau benda yang menyinggungnya. bagian yang bergerak
dan berbahaya.

78
24 EVALUASI
Per. MENTRANS KESESUAIAN
No. 4 Pesawat Tenaga PERATURAN
dan PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Tahun 1985 Produksi

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 21 Kerusakan atau ketidak sempurnaan suatu Pesawat Tenaga dan Produksi atau Pelaporan bila terjadi
alat kerusakan dan ketidak
pengamannya harus segera dilaporkan kepada atasan yang berwenang dan sempurnaan alat
segera tenaga pengaman
penggeraknya dimatikan.

Pasal 30 Operator dilarang meninggalkan tempat kerjanya pada waktu Pesawat Tenaga dan Larangan untuk
Produksi sedang beroperasi. operator untuk
meninggalkan tempat
kerja pada waktu
pesawat tenaga dan
produksi sedang
beroperasi

Pasal Pemeriksaan berkala dilakukan 1 (satu) tahun sekali Pemeriksaan berkala


135/2 Pesawat tenaga dan
produksi dilakukan 1 kali
setahun oleh Pegawai
Pengawas.

Pasal Setiap perencaan pesawat tenaga dan produksi harus mendapat pengesahan dari Pesawat tenaga dan
138/1 Direktur atau pejabat yang ditunjuk. produksi harus
mendapatkan
pengesahan

25 Kep. MENTRANS No. Pengendalian Bahan Kimia Pasal 2 Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, Melakukan
187 Tahun 1999 Berbahaya di Tempat Kerja memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib pengendalian bahan
mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk
kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat mencegah terjadinya
kerja. kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

78
EVALUASI KESESUAIAN
25 Kep. MENTRANS No. PERATURAN
Pengendalian Bahan Kimia PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
Melakukan KERJA
187 Tahun 1999 Berbahaya di Tempat Kerja pengendalian bahan
kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya
kecelakaan dan
Peraturan penyakit
Kriteriaakibat
yangkerja.
harus
No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 3 Pengendalian berbahaya kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi
:
a. penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label.
b. penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
26 Kep. MENTRANS No. Pencegahan dan Pasal 2 1. Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan Perusahaan melakukan
68 Tahun 2004 penanggulangan HIV/AIDS HIV/AIDS upaya pencegahan dan
ditempat kerja di tempat kerja. penanggulangan
2. Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di HIV/AIDS
tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pengusaha wajib;
a. mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS;
b. mengkomunikasikan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan
cara menyebarluaskan informasi dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan;
c. memberikan perlindungan kepada Pekerja/Buruh dengan HIV/AIDS dari
tindak dan perlakuan diskriminatif;
d. menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan standar yang berlaku.

27 UU Uap Tahun 1930 Uap (Stoom Ordonnatie) Pasal 6/1 Adalah dilarang untuk menjalankan atau mempergunakan sesuatu pesawat uap Pesawat uap harus
dengan tidak mempunyai Ijin untuknya yang diberikan oleh Kepala Jawatan mempunyai izin alat
Pengawas Keselamatan Kerja (SIA)

Pasal 7/1 Akte Ijin itu diberikan bila pemeriksaan dan pengujian atas pesawat uapnya dan Pesawat uapnya dan
pemeriksaan atas alat-alat perlengkapannya memberikan hasil yang memenuhi pemeriksaan atas alat-
syarat syarat alat perlengkapannya
yang ditetapkan dalam peraturan Pemerintah memberikan hasil yang
memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan dalam
peraturan Pemerintah

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 13/1 Kesemua pesawat-pesawat uap dengan alat-alat perlengkapannya yang dipakai Kesemua pesawat-
dikenakan pengawasan yang terus-menerus yang diadakan oleh Pemerintah atau pesawat uap dengan
Negara. Pengawasan itu dilakukan oleh pegawai-pegawai dari Jawatan alat-alat
Pengawasan perlengkapannya yang
Perburuhan dan Pengawasan Keselamatan Kerja secara yang ditetapkan dengan dipakai
Peraturan Pemerintah dikenakan pengawasan
yang terus-menerus
yang diadakan oleh
Pemerintah atau
Negara.

Pasal 23/1 Tentang peledakan sesuatu pesawat uap si pemakai harus memberitahukannya Memberitahukan
dengan segera pada Polisi setempat atau Pamong Praja. Ia harus menjaga agar dengan segera pada
pada Polisi setempat atau
tempat kecelakaan itu segala sesuatunya tidak berubah keadaannya sampai pamong praja jika ada
kedatangan Pamong Praja tersebut, kecuali keadaannya dapat menimbulkan peledakan Mesin boiler
bahaya

Pasal 24/1 Pemeriksaan ditempat itu terutama dimaksud untuk menetapkan, apakah ledakan Memberitahukan
itu dengan segera pada
akibat : Polisi setempat atau
a. dari keteledoran atau kelalaian, ataupun dari tidak diindahkannya syarat-syarat pamong praja jika ada
mengenai pemakaian pesawat uap itu dari pihak pemakai, atau dari pihak orang peledakan Mesin boiler
yang diserahi meladeni pesawat uapnya, bila pemakai tersebut telah dapat
membuktikan, telah menjalankan kewajibannya menjamin pelaksanaan dari
syarat-syaratnya itu
b. Pemeriksaan ditempat itu, terutama dimaksud untuk menetapkan apakah
peledakan itu adalah akibat dari tindakan-tindakan sengaja dari pihak ketiga

28 Per. MENTRANS No. 1 Bejana Tekanan Pasal 10/1 Setiap bejana tekanan, kompresor yang memadat gas ke dalam bejana dan Setiap bejana
Tahun 1982 pesawat pendingin harus diperlengkapi dengan pedoman tekanan yang dapat bertekenan harus
ditempatkan pada kompresornya atau mesin pendinginnya selama masih dilengkapi dengan
berhubungan secara lansung. pedoman tekanan

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
28 Per. MENTRANS No. 1 Bejana Tekanan
Tahun 1982

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 41/1 Dilarang mengisi dan menggunakan bejana tekanan yang tidak memiliki pengesa- Setiap bejana
han bertekanan harus
pemakaian dari Direktur atau pejabat yang ditunjuknya. memiliki
izin/pengesahan dari
pejabat yang ditunjuk
Pasal 43/1 Setiap pemasangan permanen, perbaikan atau perubahan teknis terhadap bejana Pengesahan pemakaian
tekanan yang telah mendapatkan pengesahan pemakaian harus mendapat ijin harus mendapatkan ijin
tertulis tertulis untuk
dari Direktur atau pejabat yang ditunjuknya. pemasangan permanen,
perbaikan atau
perubahan teknis untuk
bejana bertekanan

29 Per. MENTRANS No. 1 Kwalifikasi dan Syarat- Pasal 3 Kwalifikasi operator terdiri dari 2 kelas yaitu; (1) Operator kelas I, (2) Operator Operator untuk pesawat
Tahun 1988 syarat Operator Pesawat kelas II uap harus sesuai
Uap Pasal 10/1 Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama pesawat uapnya dioperasikan. dengan kwalifikasinya
Pasal 10/9 Membuat laporan bulanan pemakaian pesawat uap kepada P2K3 di perusahaan
yang
bersangkutan.
30 Per. MENTRANS No. 5 Pesawat Angkat dan Pasal 3/1 Beban maksimum yang diizinkan dari pesawat angkat dan angkut harus ditulis Menuliskan beban
Tahun 1985 Angkut pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas. maksimum yang ijinkan
pada pesawat angkat
Pasal 3/2 Semua pesawat angkat dan angkut tidak boleh dibebani melebihi beban dan angkut
maksimum
yang diijinkan;
Pasal 4 Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai Pesawat angkat dan
kemampuan dan telah memiliki ketrampilan khusus terhadap pesawat angkat dan angkut harus
angkut. dioperasikan oleh
karyawan yang sudah
kompeten.
Pasal 42/2 Operator dan tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai Penggunaan alat
dengan pelindung diri oleh
bahaya yang dihadapi. operator pesawat
angkat angkut

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 101 Semua perlengkapan pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan Pemeriksaan oleh
sebelum operator harus
digunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh operator. dilakukan sebelum
pengoperasian.
Pasal 107 Truck, truck derek, tractor dan sejenisnya harus dilengkapi dengan lampu-lampu Melengkapi lampu-
penerangan dan peringatan yang efektif. lampu penerangan dan
peringatan untuk
pesawat angkat angkut
yang bergerak
Pasal Setiap perencanaan pesawat angkat dan angkut harus mendapat pengesahan dari Setiap pesawat angkat
134/1 Direktur atau pejabat yang ditunjuk. dan angkut harus
mempunyai Surat Izin
Alat (SIA) dari
pemerintah.

Pasal 135 setiap pembuatan, peredaran, pemasangan, pemakaian, perubahan dan atau Pengesahan oleh
perbaikan pejabat yang ditunjuk
teknis pesawat angkat dan angkut harus mendapat pengesahan dari Direktur atau untuk setiap
Pejabat yang ditunjuknya; pembuatan, peredaran,
pemasangan,
pemakaian, perubahan
dan perbaikan

Pasal Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus dipelihara dan diuji Setiap pesawat angkat
138/1 terlebih dahulu dengan standar yang telah ditetapkan. dan angkut harus
diperiksa secara teratur.

Pasal Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan Pengujian dan
138/4 selambatlambatnya pemeriksaan ulang
2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang dilakukan sesuai
selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali; dengan peraturan
perundangan ini.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
31 Per. MENTRANS No. 9 Operator dan Petugas Pasal 2 Peraturan Menteri ini mengatur kualifikasi, syarat-syarat, wewenang, kewajiban Pesawat angkat dan
Tahun 2010 Pesawat Angkat dan operator dan petugas pesawat angkat dan angkut. angkut harus
Angkut dioperasikan oleh
Pasal 3 Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas operator pesawat
pesawat angkat dan angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja. angkat dan angkut yang
Pasal 4 Jumlah operator pesawat angkat dan angkut yang dipekerjakan oleh pengusaha mempunyai lisensi dan
atau pengurus harus memenuhi kualifikasi dan jumlah sesuai dengan jenis dan buku kerja sesuai
kapasitas pesawat angkat dan angkut sebagaimana tercantum dalam Lampiran dengan jenis dan
Peraturan Menteri ini. kualifikasinya
Pasal 5/1 Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan
angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.
Pasal 5/2 Operator pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi operator peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan di atas
landasan dan di atas permukaan, dan alat angkutan jalan rel.

Pasal 6/1 Operator peralatan angkat meliputi operator dongkrak mekanik (lier), takal, alat
angkat listrik/lift barang/passenger hoist, pesawat hidrolik, pesawat pneumatik,
gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran menara, keran gantry,
keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, keran
sumbu putar, dan mesin pancang
Pasal 6/2 Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. operator kelas I;
b. operator kelas II; dan
c. operator kelas Ill.
Pasal 6/3 Pengklasifikasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi
operator gondola, dongkrak mekanik (lier), takal, dan mesin pancang.
Pasal 7/1 Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 23 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 7/2 Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 7/3 Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 7/4 Operator gondola, dongkrak mekanik (lier), takal, dan mesin pancang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
Pasal 8 e. memilikiperalatan
Operator Lisensi K3 dan buku
angkat kelaskerja.
III dapat ditingkatkan menjadi operator peralatan
angkat kelas II dan operator peralatan angkat kelas II dapat ditingkatkan menjadi
operator peralatan angkat kelas I dengan persyaratan sebagai berikut:
a. berpengalaman sebagai operator sesuai dengan kelasnya sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun terus menerus; dan
b. lulus uji operator peralatan angkat sesuai dengan kualifikasinya.

Pasal 11 Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan meliputi
antara lain operator: dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya,
traktor, kereta gantung, shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin giling,
bulldozer, loader, tanden roller, tire roller, grader, vibrator, side boom, forklift
dan/atau lift truk.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 12 Operator forklift dan/atau lift truk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. operator kelas I; dan
b. operator kelas II.

Pasal 13 Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan sebagaimana
di maksud dalam Pasal 11 kecuali operator forklift dan/atau lift truk harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

Pasal 14/1 Operator forklift dan/atau lift truk kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 14/2 Operator forklift dan/atau lift truk kelas II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 15 Operator forklift dan/atau lift truk kelas II dapat ditingkatkan menjadi operator
forklift dan/atau lift truk kelas I dengan persyaratan sebagai berikut:
a. berpengalaman sebagai operator sesuai dengan kelasnya sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun terus menerus; dan
b. lulus uji operator forklift dan/atau lift truk sesuai dengan kualifikasinya.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 18/1 Pengoperasian pesawat angkat dan angkut dapat dibantu oleh petugas pesawat
angkat dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan
kualifikasinya.
Pasal 18/2 Petugas pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi juru ikat (rigger) dan teknisi.
Pasal 20 Teknisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat dan/atau berpengalaman di
bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
b. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
c. umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
d. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

Pasal 21 Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan Lisensi K3 dan buku
kerja operator atau petugas pesawat angkat dan angkut.
Pasal 22/1 Untuk memperoleh Lisensi K3 dan buku kerja operator atau petugas pesawat
angkat dan angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, pengusaha atau
pengurus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal dengan
melampirkan:
a. copy ijazah terakhir;
b. surat keterangan berpengalaman kerja membantu operator atau petugas
pesawat angkat dan angkut sesuai bidangnya yang diterbitkan oleh perusahaan;
c. surat keterangan berbadan sehat dari dokter;
d. copy kartu tanda penduduk;
e. copy sertifikat kompetensi sesuai dengan jenis dan kualifikasinya; dan
f. pas photo berwarna 2 x 3 (3 lembar) dan 4 x 6 (2 lembar).
Pasal 23/1 Lisensi K3 dan buku kerja berlaku untuk jangka waktu 5 (lima tahun), dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 23/2 Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Direktur Jenderal dengan melampirkan:
a. lisensi K3 lama yang asli;
b. buku kerja asli yang telah diperiksa oleh atasannya;
c. surat keterangan berbadan sehat dari dokter;
d. copy kartu tanda penduduk;
e. copy sertifikat kompetensi sesuai dengan jenis dan kualifikasinya; dan
f. pas photo berwarna 2 x 3 (3 lembar) dan 4 x 6 (2 lembar).

Pasal 24 Dalam hal sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)
huruf e dan Pasal 23 ayat (2) huruf e belum dapat dilaksanakan maka dapat
menggunakan sertifikat pembinaan K3 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal
Pasal 25 Buku kerja operator atau petugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 harus
diperiksa setiap 3 bulan oleh atasannya.
Pasal 26 Lisensi K3 dan buku kerja hanya berlaku selama operator atau petugas pesawat
angkat dan angkut yang bersangkutan bekerja di perusahaan yang mengajukan
permohonan.
Pasal 27 Lisensi K3 dan buku kerja dapat dicabut apabila operator atau petugas pesawat
angkat dan angkut yang bersangkutan terbukti:
a. melakukan tugasnya tidak sesuai dengan jenis dan kualifikasi pesawat angkat
dan angkut;
b. melakukan kesalahan, atau kelalaian, atau kecerobohan sehingga menimbulkan
keadaan berbahaya atau kecelakaan kerja; dan
c. tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
sesuai bidangnya.
Pasal 30/1 Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 berwenang mengoperasikan antara lain operator: dump
truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya, traktor, kereta gantung,
shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin giling, bulldozer, loader, tanden
roller, tire roller, grader, vibrator, side boom, forklift dan/atau lift truk
Pasal 32 Juru ikat (rigger) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) berwenang
melakukan:
a. pengikatan barang atau bahan sesuai dengan prosedur pengikatan; dan
b. pemberian aba-aba pengoperasian pesawat angkat dan angkut
Pasal 33 Teknisi pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) berwenang melakukan:
a. pemasangan, perbaikan, atau perawatan pesawat angkat dan angkut; dan
b. pemeriksaan, penyetelan, dan mengevaluasi keadaan pesawat angkat dan
angkut.
78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 34/1 Operator pesawat angkat dan angkut berkewajiban untuk:
a. melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan kerja pesawat
angkat dan angkut, alat-alat pengaman, dan alat-alat perlengkapan lainnya
sebelum pengoperasian pesawat angkat dan angkut;
b. bertanggung jawab atas kegiatan pengoperasian pesawat angkat dan angkut
dalam keadaan aman;
c. tidak meninggalkan tempat pengoperasian pesawat angkat dan angkut, selama
mesin dihidupkan;
d. menghentikan pesawat angkat dan angkut dan segera melaporkan kepada
atasan, apabila alat pengaman atau perlengkapan pesawat angkat dan angkut
tidak berfungsi dengan baik atau rusak;
e. mengawasi dan mengkoordinasikan operator kelas II dan operator kelas III bagi
operator kelas I, dan operator kelas II mengawasi dan mengkoordinasikan operator
kelas III;
f. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah ditetapkan
dalam pengoperasian pesawat angkat dan angkut; dan
g. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian selama mengoperasikan
pesawat angkat dan angkut.

Pasal 34/2 Juru ikat (rigger) berkewajiban untuk:


a. melakukan pemilihan alat bantu angkat sesuai dengan kapasitas beban kerja
aman;
b. melakukan pengecekan terhadap kondisi pengikatan aman dan alat bantu
angkat yang digunakan;
c. melakukan perawatan alat bantu angkat;
d. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah
ditetapkan; dan
e. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilakukan.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 34/3 Teknisi berkewajiban untuk:
a. melaporkan kepada atasan langsung, kondisi pesawat angkat dan angkut yang
menjadi tanggung jawabnya jika tidak aman atau tidak layak pakai;
b. bertanggung jawab atas hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, dan/atau
pemeriksaan peralatan/komponen pesawat angkat dan angkut;
c. mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah
ditetapkan;
d. membantu pegawai pengawas ketenagakerjaan spesialis pesawat angkat dan
angkut dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut; dan
e. mengisi buku kerja dan membuat laporan harian sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilakukan.
Pasal 35/1 Pelaksanaan pembinaan K3 bagi operator dan petugas pesawat angkat dan
angkut dilakukan oleh:
a. instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan
pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; dan
b. perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja bidang pembinaan yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal berkoordinasi dengan instansi yang lingkup tugas
dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi
dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 35/2 Dalam hal perusahaan akan melakukan pembinaan secara mandiri (in house
training) maka harus mengajukan permohonan ke instansi yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi dan/atau
pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 35/3 Materi pembinaan K3 bagi operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 37 Pengusaha atau pengurus yang mempekerjakan operator dan/atau petugas
pesawat angkat dan angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja, dan
tidak memenuhi kualifikasi dan jumlah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 4 dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970.

32 Per. MENTRANS No. 2 Kwalifikasi Juru Las Pasal 5/2 Pada pekerjaan las yang beraneka ragam, tiap jenis pekerjaan las dilakukan oleh Untuk pekerjaan
Tahun 1982 juru las sesuai dengan jenis pekerjaan las yang tercantum pada masing-masing mengelas tertentu harus
sertifikat juru las. dilakukan oleh juru las
yang mempunyai
sertifikat.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
33 Per. MENTRANS No. 2 Pengawasan Instalasi Pasal 2/4 Bagian-bagian instalasi penyalur petir harus memiliki tanda hasil pengujian dan Instalasi petir harus
Tahun 1989 Penyalur Petir atau sertifikat yang diakui. memilki tanda hasil
pengujian dan sertifikat
Pasal 6/1 Pemasangan instalasi penyalur petir harus dilakukan oleh Instalasi yang telah yang diakui
mendapat pengesahan dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya;
Pasal 19/1 Instalasi penyalur petir dari suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2
(dua)
buah penghantar penurunan;
Pasal 27/4 Semua penghantar dan pengebumian yang digunakan harus dibuat dan bahan
yang
memenuhi syarat. sesuai dengan standard yang diakui
Pasal 30/2 Panjang suatu elektroda bumi yang dipasang tegak dalam bumi tidak boleh kurang
dan 4 meter, kecuali jika sebagian dan elektroda bumi itu sekurang-kurangnya 2
meter
di bawah batas minimum permukaan air dalam bumi;
Pasal 30/4 Elektroda bumi mendatar atau penghantar lingkar harus ditanam sckurang-
kurangnya
50 cm didalam tanah.
Pasal 31 Elektroda bumi dan elektroda kelompok harus dapat diukur tahanan pembumiann
secara
tersendiri maupun kelompok dan pengukuran dilakukan pada musim kemarau.
Pasal 33 Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh
digunakankan untuk pembumian instalasi penyalur petir
Pasal 45/1 Penerima petir harus dipasang menjulang sekurang-kurangnya 50 cm di atas
pinggir
cerobong
Pasal 47/1 Instalasi penyalur petir dan cerobong sekurang-kurangnya harus mempunyai 2
(dua)
penghantar penurunan petir yang dipasang dengan jarak yang sama satu dengan
yang
Pasal 48/1 lain;
Cerobong dan logam yang berdiri tersendiri dan ditempatkan pada suatu pondasi
yang
tidak dapat menghantar harus dihubungkan dengan tanah;
Pasal 50/1 Setiap instalasi penyalur petir dan bagian harus dipelihara agar selalu bekerja
dengan
tepat, aman dan memenuhi syarat;

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 50/2 Instalasi penyalur petir harus diperiksa dan diuji:
a. Sebelum penyerahan instalasi penyalur petir dan instalatir kepada pemakai;
b. Setelah ada perubahan atau perbaikan suatu bangunan dan atau instalasi
penyalur
petir;
c. Secara berkala setiap dua tahun sekali;
d. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir;
Pasal 51/1 Pemeriksaan dan pengujian instalasj penyalur petir dilakukan oleh pegawai
pengawas, ahli keselamatan kerja dan atau jasa inspeksi yang ditunjuk;

Pasal 51/2 Pengurus atau pemilik instalasi penyalur petir berkewajiban membantu
pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh pegawai pengawas,
ahli keselamatan kerja dan atau jasa inspeksi yang ditunjuk termasuk penyediaan
alat-alat bantu

Pasal 53/1 Setiap diadakan pemeriksaan dan pengukuran tahanan pembumian harus dicatat
dalam buku khusus tentang hari dan tanggal hasil pemeriksaan;
Pasal 54/1 Tahanan pembumian dan seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dan 5 ohm
Pasal 55/1 Setiap perencanaan instalasi penyalur petir harus dilengkapi dengan gambar
rencana
instalasi;
Pasal 56/1 Gambar rencana instalasi sebagaimana dimaksud pada pasal 55 harus mendapat
pengesahan dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya
Pasal 57/1 Setiap instalasi penyalur petir harus mendapat sertifikat dan Menteri atau pejabat
yang
ditunjuknya
Pasal 58 Dalam hal terdapat perubahan instalasi penyalur petir, maka pengurus atau pemilik
harus
mengajukan permohonan perubahan instalasi kepada Menteri cq. Kepala Kantor
Wilayah
34 Kep. MENTRANS No. Pemberlakuan Standar Pasal 2/1 Perencanaan,
yang ditunjuknyapemasangan, penggunaan,
dengan melampiri gambarpemeriksaan dan pengujian instalasi
rencana perubahan Instalasi listrik yang ada
75 Tahun 2002 Nasional Indonesia (SNI) listrik di tempat kerja harus sesui dengan ketentuan yang ditetapkan dalam harus sesuai dengan
Nomor: SNI-04-0225-2000 Srandar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000, mengenai Persyaratan standar PUIL 2000
Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja
Umum Instalasi Listrik
2000 (Puil 2000) di Tempat
Kerja

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
35 Kep. BinWASNAKER Sertifikasi Kompetensi Pertama Setiap teknisi yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam Teknisi yang bertugas
No.311 Tahun 2002 Keselamatan dan pekerjaan pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan, dan bertanggungjawab
Kesehatan Kerja Teknisi pemeriksaan, pengujian dan perbaikan instalasi listrik harus terhadap instalasi listrik
Listrik memenuhi syarat kompetensi keselamatan dan kesehatan kerja harus memenuhi syarat
listrik yang dibuktikan dengan sertifikat dan lisensi keselamatan kompetensi yang
dan kesehatan kerja listrik. dibuktikan dengan
sertifikat dan lisensi
Kedua a. Untuk mendapatkan sertifikat dan lisensi sebagaimana keselamatan dan
Point a dimaksud pada amar pertama, teknisi listrik wajib mengikuti kesehatan kerja listrik
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja listrik dan (K3 listrik)
dinyatakan lulus;

36 Per. MENTRANS No. 1 Keselamatan dan Pasal 2 Setiap pekerjaan konstruksj bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan Pekerjaan kontruksi
Tahun 1980 Kesehatan Kerja pada kepada harus memastikan
Konstruksi Bangunan Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya. keselamatan dan
Pasal 3/1 Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau
kesehatan kerja
dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.

Pasal 3/2 Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja, hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja.
Pasal 3/3 Unit keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ayat (2) pasal ini meliputi usaha-
usaha
pencegahan terhadap: kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja,
pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan.
Pasal 4 Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.
Pasal 5/1 Disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar
masuk
dengan aman.
Pasal 5/2 Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong dan gang-gang tempat orang
bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup
sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 5/3 Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga dapat
mengurangi bahaya debu, uap dan bahaya lainnya.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 6 Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan
yang
berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi
atau
Pasal 7 Tindakan pencegahan
menimbulkan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan
kecelakaan.
perancah, alatalat
kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan atau
dijatuhkan ke bawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
Pasal 8 Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang di lantai yang terbuka,
kecelakaan.
atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka,
semua
galian-galian dan lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau
tutup
Pasal 9 Kebisingan dan getaran
pengaman yang kuat. di tempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan Nilai
Ambang
Batas (NAB) yang berlaku.
Pasal 38/1 Rantai-rantai harus dibersihkan dan harus dilakukan pemeriksaan berkala, untuk
mengetahui adanya cacat, retak, rengat atau cacat-cacat lainnya.
Pasal 38/2 rantai-rantai yang cacat dilarang untuk dipergunakan
Pasal 42/1 Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat penga-
man
untuk menjamin keselamatan kerja.
Pasal 42/2 Alat-alat pengaman tersebut ayat (1) di atas harus terpasang sewaktu mesin
dijalankan.

Pasal 46 Sebelum meninggalkan bulldpzer atau scraper, operator harus melakukan tindakan
pencegahan
yang perlu untuk menjamin agar mesin-mesin tersebut tidak bergerak.
Pasal 48/1 Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar kestabilan tanah tidak
membahayakan sewaktu mesin penggiling jalan digunakan.
Pasal 48/2 Sebelum meninggalkan mesin penggiling jalan operator harus melakukan segala
tindakan untuk menjamin agar mesin penggiling jalan tersebut tidak bergerak atau
pindah tempat.
Pasal 58/2 Traktor dan truck tersebut ayat (1) pasal ini hanya boleh dijalankan oleh penge-
mudi
yang terlatih.
Pasal 67/2 Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman
penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja di dalam
lubang atau parit.
78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 80 Pemasangan rangka atap harus dilakukan dari peralatan perancah atau tenaga
kerja harus
dilengkapi dengan peralatan pengaman lainnya.
Pasal 86 Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di atas atap harus dilengkapi dengan alat
pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau
dari
bagian-bagian atap yang rapuh.
Pasal
Pasal 87/1 Dalam pekerjaan mengecat dilarang menggunakan bahan cat, pernis dan zat
warna
yang berbahaya, atau pelarut yang berbahaya
Pasal 88/2 Juru las dan tenaga kerja yang berada disekitarnya harus dilindungi terhadap
serpihan
bunga api, uap radiasi dan sinar berbahaya lainnya.
Pasal 88/3 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan las harus dilakukan dengan baik untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan juru las dan tenaga kerja yang berada
disekitarnya.
Pasal 99/1 Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat
pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan
dalam
jumlah yang cukup.
Pasal 99/2 Alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal ini harus selalu memenuhi syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditentukan.
Pasal 99/3 Alat-alat tersebut ayat (1) pasal ini harus digunakan sesuai dengan kegunaannya
oleh
setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
Pasal 99/4 Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan mengguna-
kan
alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal ini.
37 Kep.BerMENTRANS Keselamatan dan Pasal 2 Setiap Pengurus Kontraktor, Pemimpin Pelaksanaan Pekerjaan atau Bagian Pengurus dalam
No.174 Tahun 1986 Kesehatan Kerja pada Pekerjaan pelaksanaan kegiatan
Tempat Kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi, wajib memenuhi syarat-syarat konstruksi wajib
Konstruksi Keselamatan dan memenuhi syarat-syarat
Kesehatan Kerja seperti ditetapkan dalam Buku Pedoman tersebut pasal 1 keselamatan dan
kesehatan kerja

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
38 Per. MENTRANS No. Nilai ambang batas faktor Pasal 2 (1) Pengurus dan/atau pengusaha wajib melakukan pengendalian faktor fisika dan Perusahaan wajib
13 Tahun 2011 fisika dan faktor kimia faktor kimia di tempa melakukan
ditempat kerja kerja sehingga di bawah NAB. pengendalian faktor
(2) Jika faktor fisika dan faktor kimia pada suatu tempat kerja melampaui NAB, fisika dan faktor kimia
pengurus dan/atau ditempat kerja sehingga
pengusaha wajib melakukan upaya-upaya teknis-teknologi untuk menurunkan di bawah NAB
sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku.
(3) Pengurus dan/atau pengusaha wajib melakukan ketentuan-ketentuan yang
terkait dengan faktor fisika
dan faktor kimia tertentu sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

Pasal 3 (1) NAB faktor fisika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi iklim kerja,
kebisingan, getaran,
gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet.
(2) NAB faktor kimia meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol
dan uap yang berasal dari
bahan-bahan kimia.
(3) NAB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran I dan
Lampiran II yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
39 UU No.22 Tahun 2009 Lalu lintas dan Angkutan Pasal 21 Setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang Penetapan batas
Jalan ditetapkan secara nasional. Batas kecepatan paling tinggi sebagaimana dimaksud kecepatan paling tingga
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kawasan bagi setiap kendaran
permukiman, kawasan perkotaan, jalan antarkota, dan yang ada dikawasan
jalan bebas hambatan.

Pasal 48/1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan Setiap kendaran motor
harus memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. yang beroperasi harus
memenuhi persyaratan
teknis
Pasal 49 Kendaraan Bermotor, kereta gandengan, dan kereta Kendaran bermotor
tempelan yang diimpor, dibuat dan/atau dirakit di dalam yang dioperasikan wajib
negeri yang akan dioperasikan di Jalan wajib dilakukan melakukan pengujian
pengujian.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 57/1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan Kendaraan bermotor
wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan dilengkapi dengan
Bermotor. perlengkapan kendaran
bermotor
Pasal 57/3 Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Kendaraan bermotor
Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih sekurangkurangnya dilengkapi dengan
terdiri atas: perlengkapan kendaran
a. sabuk keselamatan; bermotor
b. ban cadangan;
c. segitiga pengaman;
d. dongkrak;
e. pembuka roda;
f. helm dan rompi pemantul cahaya bagi Pengemudi
Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih yang
tidak memiliki rumah-rumah; dan
g. peralatan pertolongan pertama pada Kecelakaan Lalu
Lintas.

Pasal 58 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan Kendaraan bermotor


dilarang memasang perlengkapan yang dapat mengganggu dilarang memasang
keselamatan berlalu lintas. perlengkapan yang
dapat mengganggu
keselamatan
berlalulintas

Pasal 64/1 Setiap Kendaraan Bermotor wajib diregistrasikan. Setiap kendaraan


Pasal 64/2 Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: bermotor wajib
a. registrasi Kendaraan Bermotor baru; diregistrasi
b. registrasi perubahan identitas Kendaraan Bermotor
dan pemilik;
c. registrasi perpanjangan Kendaraan Bermotor;
dan/atau
d. registrasi pengesahan Kendaraan Bermotor.

78
Setiap kendaraan
bermotor wajib
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA diregistrasi

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
Pasal 65 Registrasi Kendaraan Bermotor baru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2) huruf a meliputi
kegiatan:
a. registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor dan
pemiliknya;
b. penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor; dan
c. penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.

Pasal 77/1 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Setiap orang yang
Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai mengemudikan
dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan kendaraan bermotor
wajib memiliki surat izin
mengemudi

Pasal 105 Setiap orang yang menggunakan Jalan wajib: Setiap orang yang
a. berperilaku tertib; dan/atau mengemudikan
b. mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan kendaraan bermotor
Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan wajib berprilaku terttib
Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan Jalan. dan mencegah hal-hal
yang dapat
membahayakan
keamanan dan
keselamatan lalulintas

Pasal Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Setiap orang yang
106/4 Jalan wajib mematuhi ketentuan: mengemudikan
a. rambu perintah atau rambu larangan; kendaraan bermotor
b. Marka Jalan; wajib mematuhi
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; ketentuan-ketuan yang
d. gerakan Lalu Lintas; berlaku.
e. berhenti dan Parkir;
f. peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan
Kendaraan lain.

78
EVALUASI KESESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan Kriteria yang harus


No Tentang Pasal
Perundangan dipenuhi
40 Kep. MENTRANS No. Pengendalian Bahan Kimia Pasal 2 Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, Melakukan
187 Tahun 1999 Berbahaya di Tempat Kerja memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib pengendalian bahan
mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk
kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat mencegah terjadinya
kerja. kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

Pasal 3 Pengendalian berbahaya kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi


:
a. penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label.
b. penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
41 Kep. MENTRANS No. Jenis-jenis pekerjaan yang Pasal 2 (1) Anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun dilarang bekerja dan/atau Pelarangan
235 Tahun 2003 membahayakan dipekerjakan mempekerjaan anak
Kesehatan, Keselamatan pada pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak. dibawah umur terutama
atau Moral Anak (2) Pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak pekerjaan yang
sebagaimana membahayakan
tercantum pada Lampiran Keputusan ini. kesehatan dan
(3) Jenis-jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat ditinjau keselamatan atau moral
kembali anak
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dengan Keputusan Menteri.
Pasal 4 Pengusaha dilarang mempekerjakan anak untuk bekerja lembur. Pelarangan
mempekerjaan anak
dibawah umur terutama
pekerjaan yang
membahayakan
kesehatan dan
keselamatan atau moral
anak

Persentase pemenuhan peraturam perundangan: 60.64%

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Pemeriksaaan kesehatan bagi karyawan
baru merupakan salah satu persyataran
yang ditetapkan oleh MSI, begitu juga
pemeriksaan kesehatan bagi karyawan
yang dimutasi.

PT Medan Sugar Industry belum


melakukan pemeriksaan berkala kepada
karyawan untuk mendeteksi secara dini
jika terjadi Penyakit Akibat Kerja.
Pemeriksaan berkala karyawan nantinya
akan dimasukkan dalam program
sehingga semua karyawan mendapatkan
pemeriksaan berkala minimal 1 kali
setahun

PT Medan Sugar Industry mewajibkan


kepada karyawan yang baru diterima
untuk dilakukan orientasi dan memberikan
safety induction untuk memastikan bahwa
karyawan tersebut akan memahami
proses kerja yang ada dan perlengkapan
keselamatan yang harus digunakan pada
saat bekerja.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry memastikan
bahwa setiap karyawan yang diterima
sudah memahami mengenai aspek K3 dan
memberikan training tentang K3 kepada
karyawan yang baru dan refresh traning
untuk karyawan yang lama.

PT Medan Sugar Industry memberikan


training tentang K3 kepada karyawan yang
baru dan refresh traning untuk karyawan
yang lama.

PT Medan Sugar Industry akan


melaporkan kepada pemerintah setiap
kecelakaan kerja yang terjadi berbarengan
dengan pelaporan P2K3 kepada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Deli Serdang

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


identikasi terhadap proses-proses kerja
yang ada dan telah menetapkan APD yang
wajib digunakan untuk setiap proses-
proses kerja tersebut. Semua karyawan
PT Medan Sugar Industry harus mematuhi
semua ketentuan K3 dan wajib
menggunakan APD yang sudah ditetapkan
oleh manajemen

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry akan melakukan
sosialisasi UU No.1 Tahun 1970 kepada
karyawan dan akan memasang poster UU
tersebut di area pabrik.

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


sosialisasi K3 kepada karyawan dan
memasang gambar-gambar dan rambu di
area kerja.

PT Medan Sugar Industry telah


menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
kepada semua karyawan sesuai dengan
area kerja karyawan tersebut.

MSI sudah mengaplikasikan SMK3 dan


kedepannya akan mensertifikasi SMK3 ini.

PT Medan Sugar Industry telah


menerapkan Sistem Manajemen K3
(SMK3) dan kedepannya akan
mensertifikasi SMK3 ini.

78
PT Medan Sugar Industry telah
menerapkan Sistem Manajemen K3
(SMK3) dan kedepannya akan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry
mensertifikasi SMK3 ini.

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

PT Medan Sugar Industry sudah


menerapkan sistem manajemen K3 dan
kedepannya sistem manajemen K3 akan
disertifikasi

PT Medan Sugar Industry sudah


membentuk P2K3 tetapi belum disahkan
oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Deliserdang

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Keanggotaan P2K3 yang dibentuk PT
Medan Sugar Industry sudah terdiri dari
unsur pengusaha dan pekerja

Setelah dilakukan pengesahan struktur


P2K3 oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Deliserdang maka pPelaporan kegiatan
P2K3 akan dilakukan per triwulan dan
mengirimkan ke Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Deliserdang

PT Medan Sugar Industrysudah memiliki


seorang ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, tetapi surat penunjukan surat
penunjukan dari pejabat pemerintah belum
ada.

PT Medan Sugar Industry telah memiliki


Ahli Keselamatan Kerja dan wewenang-
wewenang yang ditetapkaN Manajemen

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry memperingati
tanggal 12 Januari sebagai Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Nasional

PT Medan Sugar Industry sudah


memasang Bendera Keselamatan Kerja di
depan Perusahan dimana bendera
tersebut sesuai dengan yang ditentukan.

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


pemeriksaan kesehatan bagi karyawan
baru dan akan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala kepada
karyawan

78
pemeriksaan kesehatan bagi karyawan
baru dan akan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala kepada
karyawan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry akan melakukan
pemeriksaan kesehatan khsusu sesuai
dengan ketetapan berdasarkan peraturan
perundangan ini.

PT Medan Sugar Industry akan


membuatkan rencana pemeriksaan
meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, berkala dan khusus

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry akan melakukan
pelaporan terkait dengan hasil
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
bersamaan dengan pelaporan P2K3

PT Medan Sugar Industry akan


melaporkan jika ada penyakit akibat kerja
yang diderita oleh karyawan kepada
Departemen Tenaga Kerja setempat.

PT Medan Sugar Industry akan melakukan


dengan segera tindakan-tindakan preventif
jika terjadi penyakit akibat kerja yang
diderita karyawan

PT Medan Sugar Industry telah


menyediakan alat pelindung diri (APD)
sesuai dengan jenis pekerjaannya yang
diberikan kepada karyawan secara gratis

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


sosialisai terkait dengan pemakian alat
pelindung diri melaui briefing, poster dan
lain-lain, juga melakukan pengawasan
terhadap pemakaian alat pelindung diri
oleh karyawan.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry telah
menyertakan karyawan pada program
jaminan kecelakaan kerja (JAMSOSTEK)
dan akan melakukan klaim ke
JAMSOSTEK jika ada karyawan yang

menderita Penyakit Akibat Kerja

PT Medan Sugar Industry akan melakukan


pemeriksaan berkala kepada karyawan
untuk mendeteksi secara dini jika terjadi
Penyakit Akibat Kerja. Periksaan berkala
karyawan akan diprogramkan sehingga
semua karyawan mendapatkan
pemeriksaan berkala minimal 1 kali
setahun.
Pemeriksaan khusus akan dilakukan jika
ada indikasi terjadinta penyakit akibat kerja
pada karyawan.

PT Medan Sugar Industry akan


melaporkan setiap Penyakit Akibat Kerja
yang diderita karyawan kepada Kepala
Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja
Kab. Deliserdang

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry telah
menyediakan pelayanan kesehatan kerja
bagi semua karyawan dengan bekerja
sama dengan pihak ansuransi dan
penyediaan klik di perusahaan.

PT Medan Sugar Industry telah


mengikutkertakan karyawan dalam
program JAMSOSTEK yaitu Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kemaatian
dan Jaminan Hari Tua.

PT Medan Sugar Industry sidah


menyediakan fasilitas kotak P3K ditempat
kerja, tetapi belum mempunyai petugas
P3K yang memilki lisensi dari instansi
yang ditunjuk.

78
PT Medan Sugar Industry sidah
menyediakan fasilitas kotak P3K ditempat
kerja, tetapi belum mempunyai petugas
P3K yang memilki lisensi dari instansi
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry
yang ditunjuk.

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

PT Medan Sugar Industry telah


menyediakan alat pelindung diri (APD)
sesuai dengan jenis pekerjaannya yang
diberikan kepada karyawan secara gratis
78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
PT Medan Sugar Industry telah
Keterangan
Belum menyediakan alat pelindung diri (APD)
Sesuai
Sesuai sesuai dengan jenis pekerjaannya yang
diberikan kepada karyawan secara gratis

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

PT Medan Sugar Industry akan


membentuk Tim Pengendali Kebakaran
dan melakukan pelatihan penanggulangan
kebakaran secara teratur yang dilakukan
dengan bantuan Tim Pengendalai
Kebakaran Kabupaten Deliserdang

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry akan melakukan
pemasangan sarana deteksi/alarm
diseluruh wilayah pabrik.
PT Medan Sugar Industry telah
menyediakan alat pemadan api ringan dan
hydran di area perusahaan guna
mengantisipasi bahaya jika terjadi
kebakaran di wilayah pabrik.

Alat pemadan api ringan dan hydran telah
dillakukan pemeriksaan secara teratur
untuk memastikan alat2 tersebut berfungsi
dengan baik dan dapat dipergunakan
sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.

PT Medan Sugar Industry akan


membentuk Tim Pengendali Kebakaran
dan melakukan pelatihan penanggulangan
kebakaran secara teratur yang dilakukan
dengan bantuan Tim Pengendalai
Kebakaran Kabupaten Deliserdang

PT Medan Sugar Industry akan menginstal


alat proteksi aktif (detektor) alarm untuk
bahaya kebakaran

PT Medan Sugar Industrytelah


menyediakan sarana dan prasarana untuk
penanggulangan kebakaran berupa Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan sistem
hidran, tetapi belum mempunyai sistem
proteksi aktif yaitu berupa sistem alaram.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industrytelah
menyediakan sarana dan prasarana untuk
penanggulangan kebakaran berupa Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan sistem
hidran, tetapi belum mempunyai sistem
proteksi aktif yaitu berupa sistem alaram.

PT Medan Sugar Industry akan menginstal


alat proteksi aktif (detektor) alarm untuk
bahaya kebakaran

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


penempatan Alat Pemadam Api pada
posisi yang sesuai dan untuk penandaan
pemasangan APAR telah sesuai dengan
lampiran I Per.Mentras No. 4 Tahun 1980

PT Medan Sugar Industry telah membuat


tanda pemasangan APAR berjarak 125 cm
dari lantai.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Penempatan Alat Pemadam Api di PT
Medan Sugar Industry telah sesuai
dengan ketetapan peraturan perundangan
ini.

Alat Pemadam Api yang ada di PT Medan


Sugar Industry sudah berwarna merah

Penempatan Alat Pemadam Api yang ada


PT Medan Sugar Industry dibuatkan
menggantung

Penempatan Alat Pemadam api yang ada


di PT Medan Sugar Industry telah sesuai
dengan ketetapan peraturan perundangan
ini.

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


pemerikasaan APAR secara teratur.

PT Medan Sugar Industry telah


membuatkan pelindung pada setiap
pesawat tenaga dan produski pada
bagian-bagian yang bergerak dan
berbahaya.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Karyawan PT Medan Sugar Industry ikut
serta dalam pelaporan bila terjadi
kerusakan dan ketidaksempurnaan pada
alat pengaman yang ada pada pesawat
tenaga dan produksi yang ada.

Pengawasan dari foreman/supervisor


kepada operator terkait dengan
pecegahan operator untuk meninggalkan
v temapat kerja pada waktu pesawat tenaga
dan produksi beroperasi.

Sekali setahun pesawat tenaga dan


produksi yang ada di PT Medan Sugar
Industry akan dilakukan pemeriksaan
berkala oleh Pegawai Pengawas.

Pesawat tenaga dan produksi yang ada di


PT Medan Sugar Industry sedang dalam
pengurusan untuk mendapatkan
pengesahan dari Pejabat yang ditunjuk
oleh pemerintah.

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


pengendalian bahan-bahan kimia yang
digunakan dengan menyediakan Lembar
data Keselamatan Bahan (LDKB/MSDS)
disetiap area penyimpanan dan
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT
PT Medan Sugar
Medan Sugar Industry Industry
telah melakukan
pengendalian bahan-bahan kimia yang
digunakan dengan menyediakan Lembar
Updated: Octoberdata
2014Keselamatan Bahan (LDKB/MSDS)
Kepatuhan disetiap area penyimpanan dan
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut.
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

PT Medan Sugar Industry telah melakukan


upaya pencegahan HIV/AIDS di tempat
kerja

Boiler yang dimiliki oleh PT Medan Sugar


Industry sudah mendapat izin dari

pemerintah daerah.

PT Medan Sugar Industry akan melakukan


pemeriksaan terhadap boiler yang ada
secara berkala.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry akan melakukan
pemeriksaan terhadap boiler yang ada
secara berkala.

Jika terjadi peledakan terjadi pada boiler


yang ada, maka PT Medan Sugar Industry
akan memberikan pelaporan kepada polisi
setempat atau pamong praja.

Jika terjadi peledakan terjadi pada boiler


yang ada, maka PT Medan Sugar Industry
akan memberikan pelaporan kepada polisi
setempat atau pamong praja.

Setiap bejana tekan yang ada di PT


Medan Sugar Industry sudah melengkapi
dengan name tag yang berisi pedoman

tekanan dari masing-masing bejana tekan.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry sedang
melakukan pengurusan terhadap
izin/pengesahan dari pejabat yang ditunjuk

PT Medan Sugar Industry sedang


melakukan pengurusan terhadap
izin/pengesahan dari pejabat yang ditunjuk

Operator pesawat uap yang ada di PT


Medan Sugar Industry belum terkwalifikasi
sesuai dengan peraturan perundangan ini
dan belum mempunyai Surat Izin Operator
(SIO).

Pada pesawat angkat dan angkut yang


ada di PT Medan Sugar Industry telah
dituliskan beban maksimum yang
diperbolehkan.

Pesawat angkat dan angkut yang ada


dioperasikan oleh karyawan yang
kompeten dan untuk surat ijin operator
(SIO) akan diurus ke pejabat pemerintah

Pemastian penggunaan alat pelindung diri


oleh operator pesawat angkat angkut
dilakukan oleh atasan maupun bagian
HSE

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Operator pesawat angkat angkut harus
memeriksa kondisi pesawat sebelum
menggoperasikan pesawat angkat angkut
tersebut.
Sistem penerangan dan peringatan forklift
yang ada di PT Medan Sugar Industry
sudah banyak yang sudah tidak berfungsi.

Surat izin alat (SIA) untuk pesawat angkat


dan angkut (hoist crane) yang ada di PT
Medan Sugar Industry masih dalam
pengurusan dari pemerintah.
Surat izin alat (SIA) untuk forklift,
excavator dan loader belum dapat
lengkapi oleh kontraktor.

Surat izin alat (SIA) untuk pesawat angkat


dan angkut (hoist crane) yang ada di PT
Medan Sugar Industry masih dalam
pengurusan dari pemerintah.

Pemeriksaan secara teratur untuk hoist


crane sudah dilakukan secara berkala
secara internal.
Pemeriksaan untuk forklift, excavator
maupun loader belum dapat dilakukan
oleh kontraktor

PT Medan Sugar Industry akan melakukan


pemeriksaan ulang untuk semua angkat
angkut sesuai dengan peraturan
perundangan ini.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Lisensi (SIO) dan buku kerja untuk
operator pesawat angkat angkut (hoist
crane) akan diurus ke pejabat yang
ditunjuk.
Lisensi (SIO) dan buku kerja untuk
operator pesawat angkat angkut (forklift,
excavatot dan loader) dipastikan
pengadaannya dan pelaksaannya pada
kontraktor.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

Untuk pekerjaan mengelas tertentu yang


dilakukan oleh suplier maka PT Medan
Sugar Industry menetapkan kwalifikasi juru
las yang akan digunakan.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
Instalasi penyalur petir yang ada di PT
Medan Sugar Industry telah memiliki
sertifikasi dan izin

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

Instalasi yang ada di PT Medan Sugar


Industry sudah sesuai dengan PUIL 2000

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry akan
menunjukan orang yang bertugsa dan
bertanggung jawab terhadap instalasi listri
dan akan memastikan kompetensi orang
tersebut.

PT Medan Sugar Industry memastikan


untuk pekerjaan kontruksi yang dilakukan
diwilayah MSI telah memperhatikan
keselamatan dan kesehatan kerja.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

PT Medan Sugar Industry memastikan


untuk pekerjaan kontruksi yang dilakukan
diwilayah MSI telah memperhatikan
keselamatan dan kesehatan kerja.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry telah melakukan
pengendalian faktor fisika dan faktor kimia
yang ada di tempat kerja

PT Medan Sugar Industry akan


menetapkan batas kecepatan paling tinggi
bagi semua kendaraan yang masuk ke
kawasan MSI

PT Medan Sugar Industry telah


memastikan bahwa setiap kendaraan
bermotor perusahaan telah memenuhi
persyaratan teknis dan layak jalan
PT Medan Sugar Industry telah
memastikan bahwa setiap kendaraan
bermotor perusahaan telah melakukan
pengujian

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry telah
memastikan bahwa setiap kendaraan
bermotor perusahaan dilengkapi dengan
perlengkapan kendaran bermotor.
PT Medan Sugar Industry telah
memastikan bahwa setiap kendaraan
bermotor perusahaan dilengkapi dengan
perlengkapan kendaran bermotor.

PT Medan Sugar Industry telah


memastikan bahwa setiap kendaraan
bermotor perusahaan tidak memasang
perlengkapan yang dapat mengganggu
keselamatan berlalu lintas.

PT Medan Sugar Industry telah


memastikan bahwa setiap kendaraan
bermotor perusahaan telah diregistrasi

78
PT Medan Sugar Industry telah
memastikan bahwa setiap kendaraan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry
bermotor perusahaan telah diregistrasi

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai

PT Medan Sugar Industry telah


memastikan bahwa semua driver yang
mengemudikan kendaraan bermotor
perusahaan telah memiliki surat izin
mengemudi

PT Medan Sugar Industry telah


memastikan bahwa semua driver yang
mengemudikan kendaraan bermotor telah
berprilaku tertib dan mencegah hal-hal
yang dapat membahayakan keamanan

dan keselamatan lalulintas

PT Medan Sugar Industry telah


memastikan bahwa semua driver yang
mengemudikan kendaraan bermotor
perusahaan telah mematuhi ketentuan-
kententuan yang berlaku.

78
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) - PT Medan Sugar Industry

Updated: October 2014


Kepatuhan
Belum Keterangan
Sesuai
Sesuai
PT Medan Sugar Industry telah melakukan
pengendalian bahan-bahan kimia yang
digunakan dengan menyediakan Lembar
data Keselamatan Bahan (LDKB/MSDS)
disetiap area penyimpanan dan
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut.

PT Medan Sugar Industry tidak ada


memperjakan anak dibawah usia 18 tahun

78

Anda mungkin juga menyukai