50 Tanah+kandang
(cm)
40 Tanah+kompos
30 Arang sekam
20 Pecahan batu bata
10 Kerikil
0
Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST
Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
Grafik Jumlah Daun
6
Tanah+kandang
(Helai)
5
Tanah+kompos
4
Arang sekam
3
Pecahan batu bata
2
Kerikil
1
0 Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
0
Jenis Media Tanam
20
Tanah+kandang
(cm)
15 Tanah+kompos
Arang sekam
10
Pecahan batu bata
5 Kerikil
0 Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
Grafik Jumlah Daun
Tanah+kandang
12
(Helai)
10 Tanah+kompos
8 Arang sekam
6 Pecahan batu bata
4
Kerikil
2
0 Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
12
Waktu Perkecambahan
(Hari Setelah Tanam)
10
0
Jenis Media Tanam
Tanah pasir tanah+pasir
tanah+kandang tanah+kompos arang sekam
pecahan batu bata kerikil serbuk gergaji
cocopeat
3. Kacang Panjang
Tabel Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman pada Waktu Pengamatan
Media (Helai)
7 hst 14 hst 21hst 27 hst 35 hst 42 hst
Tanah 6 9 20,5 23,5 47 100
Pasir 7 11 19 18,25 22,5 24
Tanah+pasir 0,5 7,5 14,5 15 27,5 86
Tanah+kandang 6,5 10 26 40 102,5 156
Tanah+kompos 6 11 21,5 28,5 98 100
Arang sekam 5,5 11,5 16,75 16 16 17
Pecahan batu bata 0 0 0 0 0 0
Kerikil 5 7,25 13 13 20 38
Serbuk gergaji 0 7,5 11 11 13 14,5
Cocopeat 6 8,5 14 12,5 13,75 14
Tabel Jumlah Daun
Jumlah Daun pada Waktu Pengamatan
Media (Helai)
7 hst 14 hst 21hst 27 hst 35 hst 42 hst
Tanah 0 2 6 7 8 18
Pasir 0 2 4 4 5 6
Tanah+pasir 0 2 3 3 4 8
Tanah+kandang 0 2 6 8 10 15
Tanah+kompos 0 5 6 7 8 17
Arang sekam 0 2 3 3 4 4
Pecahan batu bata 0 0 0 0 0 0
Kerikil 0 2 3 3 3 15
Serbuk gergaji 0 2 3 3 4 6
Cocopeat 0 2 4 4 5 6
120 Tanah+kandang
100
(cm)
Tanah+kompos
80
Arang sekam
60
Pecahan batu bata
40
Kerikil
20
0 Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
12 Tanah+kandang
(Helai)
10 Tanah+kompos
8 Arang sekam
6
Pecahan batu bata
4
2 Kerikil
0 Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
Grafik Saat Benih Berkecambah
14
Waktu Perkecambahan 12
(Hari Setelah Tanam)
10
0
Jenis Media Tanam
Tanah pasir tanah+pasir
tanah+kandang tanah+kompos arang sekam
pecahan batu bata kerikil serbuk gergaji
cocopeat
4. Stek Ubi Jalar
TabelTinggi Tanaman
Tinggi Tanaman pada Waktu Pengamatan
Media (helai)
7 hst 14 hst 21hst 27 hst 35 hst 42 hst
Tanah 0 0 1,5 5 5 12
Pasir 0 0 1 1,5 7 8
Tanah+pasir 0 0 1 1,5 4 5
Tanah+kandang 0 0 2 2 4 27
Tanah+kompos 0,5 2,5 4 5 7 8
Arang sekam 0 0 1 1,5 2 3
Pecahan batu bata 0 0 0 0 0 2
Kerikil 0 0 0 0 0 0
Serbuk gergaji 0 0 1 2 3 6
Cocopeat 0 0 1 1,5 2 0
Tabel Jumlah Daun
Jumlah Daun pada Waktu Pengamatan
Media (helai)
7 hst 14 hst 21hst 27 hst 35 hst 42 hst
Tanah 0 0 3 9 20 29
Pasir 0 0 4 6 7 9
Tanah+pasir 0 0 3 3 7 15
Tanah+kandang 0 0 4 11 22 42
Tanah+kompos 0 2 5 9 21 29
Arang sekam 0 0 4 3 5 9
Pecahan batu bata 0 0 0 0 0 3
Kerikil 0 0 0 0 0 0
Serbuk gergaji 0 0 6 8 10 12
Cocopeat 0 0 2 2 0 0
TabelJumlah Tunas
Jumlah Tunas pada Waktu Pengamatan
Media (buah)
7 hst 14 hst 21hst 27 hst 35 hst 42 hst
Tanah 0 0 2 2 4 4
Pasir 0 0 1 1 1 1
Tanah+pasir 0 0 1 1 1 2
Tanah+kandang 0 0 2 4 4 6
Tanah+kompos 1 1 1 1 2 8
Arang sekam 0 0 1 1 2 3
Pecahan batu bata 0 0 0 0 0 2
Kerikil 0 0 0 0 0 0
Serbuk gergaji 0 0 2 2 3 4
Cocopeat 0 0 1 0 0 0
Grafik Tinggi Tunas
20 Tanah+pasir
(cm)
15 Tanah+kandang
Tanah+kompos
10
Arang sekam
5 Pecahan batu bata
0 Kerikil
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Serbuk gergaji
Waktu Pengamatan Cocopeat
(HST: Hari Setelah Tanam)
30
Tanah+kandang
(Helai)
25
Tanah+kompos
20
Arang sekam
15
10 Pecahan batu bata
5 Kerikil
0 Serbuk gergaji
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
Grafik Jumlah Tunas
6 Tanah+kandang
(Buah)
5 Tanah+kompos
4
Arang sekam
3
Pecahan batu bata
2
Kerikil
1
Serbuk gergaji
0
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
5. Sansevieria
Tabel Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman pada Waktu Pengamatan
Media (cm)
7 hst 14 hst 21hst 27 hst 35 hst 42 hst
Tanah 0 0 0 0 0 0
Pasir 0 0 0 0 0 0
Tanah+pasir 0 0 0 0 0 0
Tanah+kandang 0 0 0 0 0 0
Tanah+kompos 0 0 0 0 0 0
Arang sekam 0 0 0 0 0 0
Pecahan batu bata 0 0 0 0 0 0
Kerikil 0 0 0 0 0 0
Serbuk gergaji 0 0 0 0 0 0
Cocopeat 0 0 0 0 0 0
Tanah+kandang
60
(Helai)
50 Tanah+kompos
40 Arang sekam
30 Pecahan batu bata
20 Kerikil
10
Serbuk gergaji
0
7 HST 14 HST 21 HST 27 HST 35 HST 42 HST Cocopeat
Waktu Pengamatan
(HST: Hari Setelah Tanam)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Tipe perkecambahan
Menurut Reece, et.al.(2011), ada dua tipe perkecambahan, yaitu epigeal
dan hipogeal. Perkecambahan epigeal dicirikan dengan terangkatnya kotiledon ke
atas permukaan media tanam sedangkan hipogeal dicirikan dengan kotiledon yang
tetap berada di bawah permukaan media tanam.
Tiga dari enam tanaman yang diamati di lahan mengalami
perkecambahan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kacang panjang dan
kacang kedelai memiliki tipe perkecambahan epigeal. Kotiledon bijinya ikut
terangkat keluar dari media tanam ketika tanaman berkecambah. Tipe hipogeal
dapat diamati pada tanaman jagung yang kotiledon bijinya tetap berada di bawah
permukaan media tanam selama proses germinasi. Tiga tanaman lainnya, yaitu
sansiviera, ubi kayu dan kayu apu tidak mengalami germinasi karena bibit yang
dipergunakan dalam praktikum merupakan alat reproduksi vegetatif.
4.2.2. Hubungan Media Tanaman dengan Pertumbuhan Bahan Tanam
Salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mendukung proses tumbuh
kembang tanaman budidaya, yakni media tanam. Media tanam yang tidak cocok,
akan menghambat pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian pada tanaman
yang dibudidayakan. Berikut ini adalah pembahasan mengenai hubungan media
tanam dengan pertumbuhan bahan tanam.
1. Jagung
Media terbaik bagi jagung yaitu tanah dan pupuk kandang. Menurut Akil,
et. al.(2005), jagung memerlukan air dan unsur nitrogen dalam tanah dalam
jumlah besar. Kebutuhan ini dapat disuplai dengan media tanam yang
mengandung banyak nitrogen di dalamnya. Pupuk kandang dapat menyuplai
kebutuhan jagung karena memiliki kadar nitrogen yang tinggi. Selain itu, sifat
media tanam yang mampu menyimpan air dalam jumlah besar juga.
Sebaliknya, media terburuk bagi pertumbuhan jagung, yaitu kerikil dan
pecahan batu bata. Ditinjau dari ketersediaan zat hara, kerikil dan pecahan bata
tidak mampu menyediakan kebutuhan nutrisi jagung. Dari segi kandungan air
pada media tanam, kerikil dan pecahan batu bata memiliki laju drainase yang
tinggi sehingga tidak dapat menampung air yang diperlukan jagung.
2. Kacang Hijau
Berdasarkan pengamatan, kacang tanah dapat tumbuh terbaik pada media
tanah berkompos. Selain menyuplai kebutuhan zat hara bagi kacang hijau, media
tanam ini juga menyimpan air yang dibutuhkan saat germinasi kacang hijau
terjadi sehingga kacang hijau sudah terdukung kelangsungan hidupnya sejak awal
masa tanam sampai akhir pengumpulan data. Menurut
3. Kacang Panjang
Kacang panjang memerlukan nitrogen dalam jumlah besar. Kebutuhan
ini dapat disediakan oleh media tanam tanah berpupuk kandang dan tanah
berkompos. Oleh karena itu, hasil pengamatan di lahan menunjukkan
pertumbuhan kacang panjang terbaik terjadi pada kedua media tersebut.
4. Stek Ubi Jalar
Sampai akhir pengamatan di lahan, media yang mampu menumbuhkan
tunas ubi jalar terbanyak yaitu tanah bercampur kompos dan tanah bercampur
pupuk kandang. Menurut Wahid(1981), kedua media tanam tersebut mampu
menyuplai zat hara yang dibutuhkan oleh ubi jalar.
Sebaliknya, media terburuk bagi pertumbuhan ubi jalar, yaitu pecahan
bata dan kerikil karena media itu tidak mampu menahan air yang dibutuhkan
tanaman.
5. Sansevieria
Menurut Triharyanto dan Sutrisno(2007), beberapa contoh media tanam
yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman lidah mertua, antaralain kompos,
pasir, sekam maupun arang sekam, pupuk kandang, serbuk sabut kelapa
(cocopeat) atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Akan tetapi, hasil
pengamatan di lahan tidak menunjukkan indikasi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tersebut. Hal ini dapt dijelaskan melalui keterangan dari
Sudarmono(1997), yang menyebutkan bahwa muncunya tunas dari stek daun
Sansevieria membutuhkan waktu 1-2 bulan setelah tanam. Pengamatan di lahan
hanya mengumpulkan data hingga waktu 6 minggu setelah tanam sehingga
kemunculan tunas lidah mertua belum teramati hingga akhir pengumpulan data.
6. Kayu Apu
Caton, et. al.(2010) menyebutkan bahwa kayu apu merupakan tanaman
akuatik. Karakteristik media yang sesuai untuk kayu apu, yaitu media tergenang
hingga lembap. Tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang besar untuk bisa
tumbuh dengan baik.
Di antara 10 media yang ada, hanya tanah kompos yang dapat
mendukung pertumbuhan kayu apu. Hal ini disebabkan kompos mampu
menyimpan air sehingga kayu apu dapat bertahan hidup. Selain itu, adanya stolon
mengindikasikan bahwa media ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh kayu
apu.
Pasir, kerikil, pecahan batu bata merupakan media terburuk bagi kayu
apu menurut hasil pengamatan dalam praktikum ini. Media-media tersebut tidak
dapat mengikat banyak air sehingga kebutuhan terpenting bagi kayu apu tidak
terpenuhi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tiap bahan tanam membutuhkan air, unsur hara, dan penunjang mekanis
yang berbeda-beda. Hal yang harus diperhatikan dalam proses budidaya tanaman
adalah media tanam. Media tanam yang berbeda menyediakan air dan unsur
dalam kadar berbeda. Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dengan baik selama masa budidaya, pemilihan media tanam harus sesuai
dengan bahan tanam yang bisa tumbuh di dalam media tersebut. Begitu pula
sebaliknya, pemilihan bahan tanam komoditas tertentu juga harus disesuaikan
dengan tipe dan karakteristik media tanam yang tersedia.
5.2. Saran
Proses praktikum sudah cukup baik. Fasilitas juga sangat memadai.
Mengevaluasi perizinan praktikan yang harus mengikuti Lomba PKM MABA
tanggal 8-9 Maret 2014 yang lalu, khusus untuk perizinan praktikan yang
mengikuti tugas/lomba mewakili fakultas atau universitas bersamaan dengan
waktu praktikum, mungkin bisa dipermudah dan diringankan supaya yang
bersangkutan bisa fokus di salah satu kegiatan. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Akil, Muhammad. 2005. Produksi Biomas dan Biji Jagung Pada Lahan Kering di
Naibonat Melalui Cara Pemberian dan Takaran Pupuk Organik.
Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung, 29-30 September
2005 di Makassar. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan.
Astawan, Made. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Caton, B.P., et. al. 2010. A Practical Field Guide to Weeds of Rice in Asia Second
Edition. Los Banos(Filipina): International Rice Research Institute.
Jacobs, Douglass F., et. al. 2009. Nursery Manual for Native Plants, A Guide for
Tribal Nurseries. Washington D.C.: United States Department of
Agriculture.
Jones, Mary dan Geoff Jones. 2002. International Edition IGCSE and O-Level
Biology. Cambridge: Cambridge University Press.
Kigel, Jaime. 1995. Seed Development and Germination. New York: Marcel
Dekker, Inc.
Reece, Jane B., et. al. 2011. Campbell Biology Ninth Edition. San Francisco:
Benjamin-Cumings International Publishing.
Sudarmono, A.S. 1997. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan.
Jogjakarta: Kanisius.
Triharyanto, E. dan Sutrisno, J. 2007. Sansevieria. Jakarta : PT. Gramedia.
Wahid, P. 1981. Percobaan Penyetekan Tanaman Lada. Pemberitaan Penelitian
Tanaman Industri. 7 (40): 17-24.
LAMPIRAN