JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN :
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
i
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
SAFARI OS-002 (Smart Farm Nanotechnology)
Alat Penyerap Amoniak (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) Pada Kandang
Ayam dalam Mewujudkan Eco-Green Technology
RINGKASAN
Peternakan ayam merupakan usaha yang banyak dikembangkan oleh
masyarakat terutama di pedesaan, sebagai sumber pendapatan keluarga. Namun,
banyaknya usaha peternakan ayam yang berada di lingkungan masyarakat
dirasakan mulai mengganggu warga, terutama peternakan ayam yang lokasinya
dekat dengan pemukiman penduduk karena kotoran yang dihasilkan dari kandang
mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas amonia
(NH3), hidrogen sulfida (H2S), nitrat, dan nitrit. Gas-gas tersebutlah yang
menyebabkan bau yang sering timbul dalam lingkungan kandang. Selain itu juga
mengakibatkan rendahnya kualitas hidup dan munculnya penyakit di wilayah
yang cukup luas di sekitar fasilitas industri ternak terutama jika fasilitas tersebut
berada di daerah perkotaan dengan angka kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh
karena itu perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi dan menekan produksi
amoniak dan hidrogen sulfida agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
dan penyebaran bibit penyakit di masyarakat. Salah satu usaha yang dilakukan
untuk mengurangi dampak produksi amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S)
yaitu dengan menggunakan zeolit yang ditambahkan ke dalam pakan sebanyak
2% atau 4% untuk mengurangi pembentukan gas NH3 dan H2S dari kotoran ayam.
Meskipun zeolit efektif dalam menyerap gas NH3 dan H2S namun zeolit termasuk
bahan penyerap yang tidak selektif, sehingga dikhawatirkan unsur nutrisi lain
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ayam juga akan terserap. Oleh karena itu
perlu inovasi teknologi baru berupa SAFARI OS-002 (Smart Farm
Nanotechnology on Session 002) yang merupakan sebuah sistem dari gabungan
beberapa bahan disusun dalam sebuah pipa yang akan menyerap dan
mengkonversi amonia, hidrogen sulfida dan polutan lainnya menjadi netral.
Tujuan dari program ini yaitu untuk mengetahui metode perancangan, mekanisme
kerja, dan metode pengujian SAFARI OS-002 sebagai alat yang mampu
menyerap amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) pada kandang ayam. Luaran
yang diharapkan yakni potensi paten, publikasi artikel ilmiah, serta SAFARI OS-
002 yang telah diuji di laboratorium. Diharapkan SAFARI OS-002 dapat
bermanfaat bagi akademisi atau mahasiswa, masyarakat dan pemerintah dalam
mengatasi permasalahan di bidang limbah peternakan dalam mewujudkan Eco-
Green Technology di Indonesia.
Kata kunci : kotoran ayam, amoniak, hidrogen sulfida, SAFARI OS-002, zeolit
vi
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan ayam saat ini menjadi salah satu jenis usaha yang paling
menjanjikan di Indonesia, baik itu peternakan ayam pedaging maupun ayam
petelur. Menurut data dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (2012) populasi
ayam di jawa timur selalu meningkat, untuk ayam buras di tahun 2011 mencapai
29,3 juta ekor, ayam petelur 37,035 juta ekor dan ayam pedaging 149,55 juta ekor.
Peternakan ayam merupakan usaha yang banyak dikembangkan oleh masyarakat
terutama di pedesaan, sebagai sumber pendapatan keluarga. Usaha peternakan
ayam menjadi salah satu usaha yang paling banyak diminati. Namun, tidak
selamanya perkembangan usaha peternakan ayam yang pesat sangat
menguntungkan bagi negara ini, karena terdapat banyak permasalahan terkait
dengan keberdaaan industri peternakan yang ada di Indonesia saat ini. Menurut
Chandra (2005), banyaknya usaha peternakan ayam yang berada di lingkungan
masyarakat dirasakan mulai mengganggu warga, terutama peternakan ayam yang
lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk. Masyarakat banyak mengeluhkan
dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan ayam karena masih banyak
peternak yang mengabaikan penanganan limbah dari usahanya.
Limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam terutama berupa
kotoran ayam, sisa pakan dan bau yang kurang sedap serta air buangan dari
pembersihan ternak menimbulkan pencemaran lingkungan di sekitar lokasi
peternakan. Kotoran tersebut mengalami proses dekomposisi oleh
mikroorganisme membentuk gas amonia (NH3), hidrogen sulfida (H2S), nitrat,
dan nitrit. Gas-gas tersebutlah yang menyebabkan bau yang sering timbul dalam
lingkungan kandang (Pauzenga, 1991). Pelepasan amonia, hidrogen sulfida, dan
polutan lainnya yang terus meningkat dalam kandang mengakibatkan rendahnya
kualitas hidup dan munculnya penyakit di wilayah yang cukup luas disekitar
fasilitas industri ternak terutama jika fasilitas tersebut berada di daerah perkotaan
dengan angka kepadatan penduduk yang tinggi. Bau kotoran ayam selain
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia yang tinggal di lingkungan sekitar
peternakan, juga berdampak negatif terhadap ternak. Pengelolaan lingkungan
peternakan yang kurang baik dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak
itu sendiri karena gas-gas tersebut dalam jumlah besar akan sangat mengganggu
lingkungan sekaligus akan menurunkan produktivitas ternak. Akibatnya biaya
produksi meningkat dan profitabilitas akan menurun. Biaya produksi meningkat
karena daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit saluran pernafasan atau CRD
(Chrinic Respiratory Disease), pilek ayam (Coryza), ayan atau ND (New Castle
Disease). Ditambah lagi bagi peternak sendiri keadaan lingkungan yang buruk
akan mengganggu kenyamanan bekerja (Diwyanto, 1996).
Sampai saat ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengurangi
dampak produksi amoniak (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) agar tidak
mengakibatkan kerugian terutama pada peternak. Salah satunya yaitu dengan
2
jumlah terbesar timbulnya bau dari peternakan berasal dari berbagai komponen
yang meliputi NH3, VOCs, dan H2S (Tamzil, 2006).
Kandungan gas Amonia yang tinggi dalam kotoran juga menunjukkan
kemungkinan kurang sempurnanya proses pencernaan atau protein yang
berlebihan dalam pakan ternak, sehingga tidak semua nitrogen diabsorbsi sebagai
asam amino, tetapi dikeluarkan sebagai amonia dalam kotoran. Berikut tabel
kandungan unsur kotoran ayam broiler
Tabel 1. Kandungan Unsur Kotoran Ayam Broiler
Kandungan unsur kotoran/bobot basah
Nama Unsur
Minimum Maksimum Rata-rata
Total Padatan (%) 38,0 92,0 75,8
Total N (%) 0,89 5,8 2,94
NH4N 0,08 1,48 0,75
P2O5 1,09 6,14 3,22
K2O (%) 0,63 4,26 2,03
Ca (ppm) 0,51 6,22 1,79
Mg (ppm) 0,12 1,37 0,52
Sulfida (ppm) 0,07 1,05 0,52
Mn (ppm) 66 579 266
Zn (ppm) 48 583 256
Cu (ppm) 16 634 283
Sumber : (Malone,1992)
untuk mengatasi bau kandang solusinya bisa diatasi dengan lebih memperhatikan
manajemen dan kebersihan kandang serta manipulasi nutrisi.
molekul lain dan mampu menyerap gas-gas CO2, H2S dan lainnya (Boreskov M.
1979)
Liquid
reaksi antara amoniak dan zeolit untuk dapat digunakan sebagai air bersih. Setah
itu air akan mengalir kedalam pipa penampungan yang terakhir untuk dialirkan
ketanaman sekitar kandang.
3.4.3 Tahap Pengujian Alat
Tahap pengujian alat dilakukan setelah SAFARI (Smart Farm
Nanotechnology) telah selesai dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan SAFARI dalam menyerap gas amonia, hidrogen sulfida dan
polutan lain pada kandang ayam. Bahan yang digunakan adalah zeolite berukuran
5 mesh, 16 mesh dan 60 mesh sebanyak 1 kg tiap percobaan. Pengambilan data
dilakukan dalam lima tahapan yaitu: 0, 15, 30, 45, 60 menit. Kemudian menguji
efektifitas penyerapan gas amonia dan hidrogen sulfida menggunakan Gas
Chromatography untuk mengetahui kadar gas pada kandang.
3.4.4 Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif Program
Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta yang telah dilakukan. Tahap ini dilakukan
dengan membandingkan kondisi lingkungan sebelum dan setelah memanfaatkan
SAFARI OS-002. Selain itu, dilakukan pengujian kandungan NH3 dan H2S pada
kandang serta dilakukan perhitungan jumlah masyarakat sasaran yang
memanfaatkan SAFARI OS-002.
DAFTAR PUSTAKA
Asip, Faisol, Roby Afrizal, Sari Sekar Rosa. 2008. Pembuatan Oil Adsorbant dari
Enceng Gondok . Jurnal Teknik Kimia FT Sriwijaya. Vol.15 (4) Hal:45.
Boreskov, M. 1979. Applications of Zeolites in Catalyst. Budapest. Hungaria
Chandra. B, 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Disnak Pemprov Jatim. 2012. Data Populasi Peternakan Unggas di Jatim.
Diwyanto, K., 1996. Pembangunan Peternakan dan Dampaknya Terhadap
Lingkungan Hidup. Balitnak, Bogor.
Indriati, N. 2012. Imobilisasi Nano Au pada Zeolit ALam serta Modifikasinya
dengan Asam 11-Merkapto Undekanoat dan L-Sistein untuk Adsorpsi Ion
Logam Berat. Skripsi. FMIPA Universitas Indonesia, Depok.
Malone, G. W. 1992. Nutrient Enrichment In Integrated Broiler Production
System. Poultry Sci. 71: 117-1122
Murdiati, T. B, S. Rachmawati dan Juarini. 1995. Zeolit untuk mengurangi bau
dari kotoran ayam. Proc. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Jilid
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. hal. 991-998.
Pauzenga. 1991. Animal Production in The 90.s in Harmony with Nature : A Case
Strudy in The Netderldans. In. Biotechnology in The Feed industry (T .P .
Lyons Eds.). Proc. Alltech .s Seventh Annual Symposium Nicholasville.
Kentucky
Ronaldo, Rici. 2008. ZeolitAlam dan Chitosan Sebagai Adsorben Catalytic
Converter Monolytic Untuk Pereduksi Kendaraan Bermotor IPB: Bogor
Setiawan, H. 1996. Amonia, sumber pencemar yang meresahkan. Dalam : Infovet
(Informasi Dunia Kesehatan Hewan). Edisi 037. Agustus. hal. 12.
Tamzil L. 2006. Potensi Zeolit untuk Mengolah Limbah Industri dun Radioaktif.
PLTR Batan Jakarta
Ulfah, E.M., Yasnur, F.A. dan Istadi. 2006. Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit X
dari Tawas, NaOH dan Water Glass dengan Response Surface
Methodology. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis.
Vol. 1 No.3. Hal:26-32
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
12
13
14
15
4. Anggota 3
16
5. Anggota 4
17
18
19
3. Perjalanan
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan Total
(Rp) (Rp)
Transportasi Untuk perjalanan survei 50 liter 11.300 565.000
survey
Transportasi Untuk perjalanan 45 liter 11.300 508.500
pembelian pembelian bahan baku
bahan
Transportasi Untuk perjalanan 45 liter 11.300 508.500
pembelian pembelian alat
alat
Transportasi Untuk perjalanan 3 kali 500.000 1.500.000
publikasi publikasi
Sub Total (Rp) 3.082.000
4. Lain-lain
Mate Justifikasi Kuantitas Harga Total (Rp)
rial Penggunaan Satuan (Rp)
ATK 100.000
Tinta Printer Untuk mencetak 4 kotak 35.000 136.000
laporan
Penjilidan Pembuatan laporan 20 bendel 5.000 100.000
laporan kemajuan dan akhir
Dokumentasi Dokumentasi kegiatan 30 foto 3.500 105.000
kegiatan
Pendaftaran Publikasi penelitian 2 kali 650.000 1.300.000
seminar
Sub Total (Rp) 1.741.000
Total keseluruhan (Rp) 12.298.000
21
Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM waktu Uraian tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1. Ashva Afkarina Sistem Teknologi 15 Mengatur Pembagian
/135100307111048 Agroindustri Industri tugas kepada anggota
Pertanian Mengkoordinasi
jalannya pelaksanaan
Memonitoring tahapan
pelaksanaan
Mengevaluasi tahap
pelaksanaan
2. Anik Haryanti Agroindstri Teknologi 15 Survei laboratorium
/135100307111043 Perkebunan Industri yang akan digunakan
dan Pertanian untuk penelitian dan
Kehutanan pengujian
Menyiapkan semua alat
dan bahan yang
diperlukan untuk
penelitian
3. Dwi Rosiyana Kedokteran Kedokteran 15 Mencatat pemasukan
/135100307111018 Hewan Hewan dan pengeluaran
keuangan
4. Ana Fairuza Teknik Keteknikan 15 Mencatat setiap
/125100607111006 Bioproses Pertanian tahapan penelitian
dalam catatan
harian/logbook
Membuat surat
perijinan laboratorium
dan surat peminjaman
alat laboratorium
Merapikan semua hal
administratif yang
diperlukan
5. Adistya Fajar Teknik Teknik 15 Pengujian alat
Qolby / Elektro Elektro Perancangan alat
125060307111044
22