Anda di halaman 1dari 15

FISIOLOGI PENDENGARAN-VESTIBULER

A. Auris eksterna (amplifikasi/filter, proteksi, lokalisasi)

-Auricula/pinna untuk mengumpulkan dan sebagai corong gelombang ke meatus acusticus


eksterna.

-MAE : beresonansi saat frekunsi gelombang masuk ke telinga.

B. Auris Media (impedance matching, filtering, reflek akustik)

-Membran timpani

-Ossicula auditiva (malleus, incus, stapes) transmisikan getaran ke telinga dalam. Jadi,
stapes menggetarkan foramen ovale dan akhirnya fluid moves ke koklea.

C. Auris Interna

-Koklea : terdapat reseptor auditori. Koklea memiliki 3 fluid filter chambers yaitu skala
vestibuli, scala timpani dan scala media. Di dalam koklea terdapat organ corti yang tersusun
atas membran basilaris dimana terdapat hair cell dan tectorial membrane diatas hair cell.

-Vestibulum, canalis semicircularis sistem vestibuler

HAVE TO KNOW BOUT PHSYSIOLOGY

-Endolimfe sama seperti intracellular fluid

-Perilimfe similar as CSF

-Membran vestibular memisahkan antara endolimfe dan perilimfe, membantu


mempertahankan perbedaan komposisi kimia antar keduanya

-Organon corti epithelium of sensory and supporting cell & associated membran
berfungsi untuk mengubah getaran menjadi impuls saraf

MAJOR SUBSYSTEM ABOUT PHYSIOLOGI OF HEARING

A-conductive (auricula-ossicula auditiva) berfungsi sebagai (1) transmisi. Membran


timpani bergetar karena respon terhadap gelombang suara dan mengubah energi akustik
menjadi energi mekanik. (2) impedance matching, frekuensi tetap tapi amplitudonya
diperkecil, jadi kaya corong gitu gambarnya, intinya tentang penyesuaian intensitas suara,
agar ga terlalu keras dan merusak telinga. (3) saat terdapat suara keras, telinga secara
fisiologis akan berusaha mengurangi loudness dengan akustik reflek, jadi musculus
stapedius akan mengalami kontraksi.

B-sensorineural (koklea dan nervus vestibulocochlearis) berfungsi sebagai (1) transduksi,


konversi energi mekanik menjadi energi neurokimia (impuls saraf). (2) spectrum analysis,
deteksi frekuensi manakah suara itu ? semakin ke apex nada yang diterima semakin rendah
frekuensinya, semakin ke basis semakin tinggi frekuensinya. (3) transmisi, impuls saraf
ditransmisi ke CNS melalui nervus auditory.

C-Central (brain stem dan auditory cortex) berfungsi sebagai sound localization and
perception. Recognition, integration, and interpretation.

VESTIBULAR SYSTEM

Utrikulus dan sakulus berespon terhadap percepatan linear. Sedangkan canalis semicircularis
berespon terhardap percepatan sudut/angular.

Pada utrikulus dan sakulus terdapat makula yang mengandung hair cell. Hair cell ini terdapat
didalam membran gelatinous/ otolothic membrane yang mengandung kristal kalsium
carbonat (otolit) yang berespon terhadap perubahan posisi kepala.

Utrikulus sensitif terhadap percepatan horizontal, sementara sakulus sensitif terhadap


akselerasi vertikal.

1. Seorang laki-laki mendengar suara alarm berbunyi. Suara alarm tersebut merupakan
suara yang melengking dengan nada tinggi. Bagaimana mekanisme pendengaran yang terjadi
pada kasus di atas ?

A. Terjadi kontraksi muskulus stapedius

B. Pada inner hair cell ion kalsium dipompa keluar

C. Terjadi kontraksi muskulus di sekitar tuba eustachii

D. Nervus cochlearis masuk ke dalam keadaan locked phase

E. Terjadi vibrasi pada membrana basilaris bagian basis di koklea

Pembahasan :
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin rendah frekuensi nada,
maka gelombang akan sampai dekat helicotrema/ujung apex. Sementara semakin tinggi
frekuensi nada, maka akan diterima basis cochlea. Sehingga jawaban yang paling tepat dari
respon nada frekuensi tinggi adalah terjadinya vibrasi pada basis cochlea.

2. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan tiba-tiba telinga
kiri tidak dapat mendengar. Tidak ada demam, tidak ada nyeri, dan tidak ada keluhan pada
telinga kanan. Pada pemeriksaan fisik tampak tumpukan serumen pada MAE telinga kiri.
Apakah fungsi sistem pendengaran yang mengalami gangguan pada kasus tersebut ?

A. impendance matching

B. Mengintrepetasikan suara yang masuk

C. Menganalisi spektrum suara yang masuk

D. Memperkuat gelombang suara yang masuk

E. Merubah energi suara menjadi energi mekanik

Pembahasan :

Bagian yang mengalami gangguan adalah MAE, dan MAE merupakan bagian dari auris
eksterna. Auris eksterna berfungsi untuk amplifikasi/filtering, proteksi dan lokalisasi.
Amplifikasi berarti memperkuat gelombang suara yang masuk. Impendance matching adalah
fungsi dari membrana timpani hingga ke stapes. Mengintrepetasikan suara yang masuk
adalah fungsi dari korteks auditori sekunder, menganalisi spektrum merupakan fungsi
cochlea, merubah energi suara menjadi energi mekanik adalah fungsi dari membran timpani.
Sehingga, jawaban yang paling tepat adalah opsi D.
3. Seorang laki-laki mendengar suara trafo meledak yang menimbulkan suara yang keras dan
tiba-tiba. Bagaimana mekanisme sistem audiotorik untuk merespon keadaan tersebut ?

A. Membran timpani bulging

B. Membukanya tuba eustachii

C. Muskulus stapedius berkontraksi

D. Masuknya ion Na dalam jumlah besar pada sel rambut

E. Terjadinya vibrasi pada basal membran basilaris di cochlea

Pembahasan :

Berdasarkan materi di atas yang bersumber dari ppt kuliah dr ratna, dijelaskan bahwa dalam
merespon suara keras, terdapat mekanisme reflek akustik. Reflek akustik ini berfungsi untuk
meredam suara keras dengan berkontraksinya musculus stapedius, sehingga ossicula auditiva
menegang. Ketegangan inilah yang membuat penghantaran gelombang suara kurang baik,
sehingga, gelombang suara yang disalurkan tidak sebanyak sumbernya. Maka dari itu,
jawaban yang paling tepat dalam merespon suara keras adalah berkontraksinya musculus
stapedius.

4. Ketika tulang balon sedang meniup balon karet tiba-tiba balon tersebut meletus dan
mengeluarkan suara yang keras. Apakah fungsi reflek akustik yang terjadi pada kasus di atas
?

A. Meredam gelombang suara

B. Meningkatkan sensitivitas suara

C. Menyaring/memfilter suara yang masuk

D. Menganalisi spektrum suara yang masuk

E. Menutup suara frekuensi tinggi pada lingkungan suara keras

Pembahasan :

Pada saat terjadi reflek akustik, musculus stapedius berkontraksi dan mengurangi intensitas
(kekerasan) suara yang masuk. Opsi B kurang tepat karena yang mengatur sensitivitas suara
adalah reseptor auditory atau hair cell. Opsi C kurang tepat karena fungsi filtering suara
bukan merupakan reflek akustik. Opsi D kurang tepat karena analisis spektrum suara
merupakan fungsi dari cochlea. Opsi E kurang tepat karena seharusnya mekanisme fisiologis
dari tunnelling/impedance matching adalah dengan menutup suara frekuensi rendah pada
lingkungan suara keras. Maka opsi yang paling tepat adalah opsi A, bahwa reflek akustik
berfungsi untuk meredam suara keras yang masuk.
5. Seorang ayah memanggil anaknya dari arah sebelah kiri si anak. Anak tersebut mengetahui
bahwa sang ayah berada di sebelah kirinya. Apakah mekanisme yang mendasari fenomena
tersebut ?

A. Adanya perbedaan frekuensi suara antara kedua telinga

B. Adanya perbedaan waktu masuknya suara antara kedua telinga

C. adanya perbedaan cara transduksi suara yang masuk antara kedua telinga

D. Adanya perbedaan pola gelombang suara yang masuk antara kedua telinga

E. Adanya perbedaan mekanisme analisi spektrum suara antara kedua telinga

Pembahasan :

Lokalisasi suara berasal dari kanan atau kiri ditentukan oleh dua hal. Pertama, gelombang
suara mencapai telinga yang lebih dekat terlebih dahulu. Kedua, saat mencapai telinga yang
lebih jauh, intensitas suaranya akan lebih kecil dibandingkan telinga yang lebih dekat.
Selanjutnya, korteks auditory akan mengintrepetasikan kedua hal tersebut untuk menentukan
lokasi sumber suara.

6. Apakah yang terjadi pada orang yang mengalami lesi pada cortex auditory sekunder ?

A. tidak dapat mendengar

B. tidak dapat membedakan suara

C. tidak dapat mengintrepetasikan suara

D. Tidak dapat membedakan frekuensi suara

E. tidak dapat menentukan arah sumber suara

Pembahasan :

Korteks auditori terbagi menjadi korteks pendengaran primer dan sekunder. Pada korteks
pendengaran primer (22) berfungsi sebagai penerima suara dan daerah penerimaan
pendengaran. Sedangkan korteks pendengaran sekunder (41, 42 atau area wernicke) berfungsi
sebagai presepsi audiotoro-lesik, pengenalan verbal. Dan korteks pendengaran sekunder ini
merupakan daerah intrepetasi suara. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat lesi
pada cortex auditory sekunder, makan gangguan yang terjadi adalah gangguan intrepetasi
suara.

Opsi A kurang tepat karena jika tidak dapat mendengar kemungkinan terjadi lesi pada
korkeks auditory primer. Opsi B dan D kurang tepat karena untuk intrepetasi frekuensi suara
adalah fungsi dari organ koklea. Sementara sumber arah suara dapat ditentukan karena
perbedaan kecepatan hantaran gelombang suara yang sampai pada membran timpani.
7. Bumi mengalami rotasi setiap hari. Manusia hidup di atas bumi, apakah penyebab sistem
vestibuler manusia tidak dapat merasakan fenomena tersebut ?

A. Karena diameter bumi sangat besar

B. Karena tidak ada percepatan rotasi bumi

C. Karena bumi mengalami gerak rotasi dan revolusi

D. karena gerakan bumi tidak cukup kuat untuk menggerakkan reseptor keseimbangan

E. Karena manusia berdiri tepat di permukaan bumi dan bergerak mengikuti gerakan bumi

8. Pada sebuah pabrik dilaporkan banyak karyawan yang mengalami penurunan fungsi
pendengaran. Karyawan yang mengalami fungsi pendenngaran tersebut merupakan karyawan
yang telah bekerja di bagian mesin selama lebih dari 25 tahun. Apakah strategi pencegahan
yang paling tepat pada kasus di atas ?

A. Penggunaan alat pelindung telinga

B. Pembersihan telinga secara berkala

C. Pemberian vitamin pada karyawan

D. Memberikan waktu istirahat yang cukup

E. Mengatasi dengan segera apabila terjadi infeksi telinga

Pembahasan :

Srategi pencegahan yang paling tepat adalah dengan menggunakan alat pelindung telinga.

9. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke RS dengan keluhan vertigo dan telinga
mendengung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan penurunan pendengaran dan tidak
didapatkan kelainan neurologi lainnya. Dimanakah kemungkinan lokasi lesi pada kasus di
atas ?

A. Brainstem

B. Cerebellum

C. Coortex cerebri

D. Medula spinalis

E. Nervus vestibulocochlearis

Pembahasan :

Berdasarkan skenario, terdapat keluhan gangguan vestibuler perifer dan tidak didapatkan
kelainan neurologi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelainan ini merupakan kelainan
vestibuler perifer. Berdasarkan opsi pilihan, organ sistem vestibuler perifer adalah nervus
vestibulocochlearis, sementara opsi jawaban lain merupakan organ vestibuler sentral.

PHYSIOLOGY OF TASTE

Taste bud ditemukan pada papilla. Papilla ada 3 tipe yaitu filiform, fungiform dan
circumvallata. Fungiform dan circumvallata mengandung taste bud. Pada taste bud terdapat 3
sel utama yaitu : supporting cell (insulate the receptors), sel basal (dynamic stem cell), dan
sel gustatori (taste cell).

Untuk dapat dirasakan, bahan kimia harus larut dalam saliva dan harus kontak dengan sel
gustatory. Saat reseptor binding dengan food chemical, maka akan terjadi depolarisasi taste
cell membrane dan release neurotrasmitter serta menginisiasi potensial aksi.

Stimulus rasa akan dikonversikan menjadi impuls saraf dengan cara influx ion Na/K pada
rasa asin. Ion H pada rasa asam (langsung masuk sel by opening cation channels atau blok
K+ channel.

Cranial nerve VII dan IX membawa impuls dari taste buds ke nucleus di medula. Impuls ini
travel menuju thalamus dan seratnya bercabang ke gustatory cortex (taste) dan ke
hypothalamus serta sistem limbic (appreciation of taste).

Taste is 80% smell. Thermoreceptor, mechanoreceptor, nocireceptors dapat mempengaruhi


rasa.
Berdasarkan bagan diatas maka dapat disimpulkan bahwa rasa manis dapat menyebabkan
ikatan pada reseptor G protein.

10. Seorang laki-laki membeli es sirup di sebuah warung es di tepi jalan. Ketika minum es
tersebut, laki-laki itu merasakan adanya kandungan sakarin. Bagaimanakah transduksi sinyal
sensasi rasa yang terjadi pada fenomena diatas ?

A. Aktivasi fospolipase C rasa pahit

B. Ion H masuk melalui kanal asam

C. Peningkatan muatan ion Na intrasel asin dan asam

D. Adanya ikatan dengan reseptor protein G sakarin (manis)

E. Pelepasan ion Ca dari RE yg benar pelepasan neurotransmitter

PHYSIOLOGY OF NOSE AND PARANASAL SINUSES

Hidung dibagi menjadi 2 bagian hidung eksternal dan internal/ cavum nasi. Septum nasi
memisahkan cavum nasi menjadi 2.
Batas cavum nasi : luar nares anterior, nasofaring koana, sinus paranasal ostium,
auris media tuba auditiva.

Hidung diinervasi oleh saraf sensoris : N. Ophtalmicus dan N. Maxillaris. N. Olfactorius


digunakan untuk penghidu. Nervus otonom dibagi menjadi simpatis (vasokonstriksi,
hiposekresi), parasimpatis (vasodilatasi dan hipersekresi)

Fungsi hidung sebagai respirasi airway, mengatur kelembaban udara, dan proteksi
(vibrissae/rambut, silia dgn mucous blanket, lisozim, sneezing), resonansi, fungsi tuba
eustachii, drainase (sinus paranasal dan duct nasolacrimal), penghidu.

Bagaimana kita bisa menghirup bau ?

Partikel bau/odorant molecule berikatang dengan reseptor di olfactory hairs. Odorant ini di
kirimkan ke reseptor oleh odorant-binding protein di mucus. Beberapa odorant seperti
ammonia, chlorine, capsaicin sangat menstimulasi nervus trigeminus dengan kuat respon
iritatif nosireceptor.

Gangguan penghidu : anosmia tidak dapat membau, hiposmia kurang dapat membau,
dysosmia distorsi bau, phantosmia membau tanpa stimulus, hiperosmia terlalu kuat.

Penyebab ggn penghidu : age, infeksi, toksin, neurodegeneratif disease, trauma, drugs,
congenital, histologi.
Sinus paranasal : resonansi, menurunkan beban kepala, menghangatkan dan melembabkan
udara, shock absorbers. Sinus paranasal terdiri atas mukosa (kolumner bersilia, kolumner non
silia, sel basal), sel goblet (glikoproteinviscosity and elasticity, inervasi, basement
membrane, submucosal glands).

Mucous blanket terdiri dari 2 layer, yaitu liquid layer dan gel layer. Function : superficial
layer menangkap bakteri dan partikel asing. Terdapat enzim, antibodi, immune cells.

Bagaimana mekanisme drainase sinus paranasal ?

Mekanisme mukosilia mucus travel to ostium silia bantu mucus ke maetus dibawa
ke faring lateral pharyngeal gutter.

73. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering bersin.
Keluhan dirasakan terutama pada pagi hari ataupun ketika berada di ruangan bersuhu dingin.
Dari anamnesis lebih lanjut, diketahui bahwa pasien tersebut memiliki riwayat alergi
makanan. Apa mekanisme fisiologis yang terjadi pada pasien di atas?
Terjadi efek parasimpatis
Diatur oleh kortek frontal : persepsi bau
Terjadi vasokonstriksi pembuluh darah hidung : simpatis
Jaras aferen berjalan melalui nervus oflactorius
Peningkatan viskositas lapisan mukus pada hidung : simpatis

HISTOLOGI THT

A. Telinga luar

- auricula : kartilago elastis, glandula sebasea, galndula sudorifera

- MAE : 1/3 luar : kartilago elastis ; 2/3 tulang temporal ; kelj. Seruminosa (modif galndula
sudorifera, apokrin tubuler kompleks), gld. Sebasea, rambut.

- membran timpani : luar epidermis tipis, dalam kuboid simpleks. Diantaranya JPP kolagen,
elastis kuat, luar radier dalam sirkuler. Pars flasida tidak mengandung serat kolagen
membran sharpanelli

B. Ruang Telinga tengah

- rongga udara ireguler : luar membran timpani, depan tuba auditiva, belakang
antrum mastoideus, dalam for.ovale dan rotundum

- dinding epitel squamous simpleks, di muara tuba epitel kolumner simpleks bersilia

- ossicula auditiva musculus stapedius dan M. Tensor tympani untuk fiksasi

- Tuba eustachius : epitel kolumner kompleks, sel goblet

C. Telinga dalam (labirinth)


- vestibulum : utrikulus, sakulus, dan 3 kanalis semicircularis reseptor untuk rangsangan
posisi kepala dan perubahan gerak.

- cochlea : reseptor rangsangan frekuensi pendengaran

- labirinth : osseos, didalamnya lbirinth membranosa yang berisi endolimfe. Antara labirinth
osseus dan membranosa terdapat celah yang berisi perilimfe, berhubungan dengan ruang
subarachnoid.

- utriculus dan sacculus dihubungkan oleh ductus endolimfatikus dan berakhir di sakus
endolimfatikus.

- terdapat area sensoris pada utrikulus dan sakulus, area ini merupakan deferensasi sel
neuroepitel, dipersyarafi N.vestibularis. ada 2 jenis sel : hair cell (kolumner, ini gelap basal,
mitokondria, permukaannya diliputi oleh otolit) dan sel penyokong (fungsi nutritif dan
metabolisme endolimfe )

- pada krista ampularis (area sensoris pada kanalis semisirkularis) terdapat cupula yang tidak
diliputi otolit. Selnya sel reseptor dan sel penyokong.

- cochlea terdiri atas skala vestibuli (membrana vestibularis/reissner, cairan perilimfe, dan
foramen ovalis), skala media atau duktus koklearis (endolimfe), skala timpani (perilimfe dan
formaen rotundum)

- ganglion spiralis serat sarafnya menembus tulang ke organon corti. Membrana basilaris
tempat perlekatan organon korti, membrana vestibularis (epitel squamous simpleks)

ORGANON KORTI

1. Sel penyokong sel pilar dalam dan luar membatasi terowongan. Sel falang dalam
dan luar (sel deiters)
2. Hair cell, dalam : piriformis tanpa kinosilia. Luar : tinggi, kolumner, 100 stereosilia.
3. Membran tektorial : membran gelatinous.

RONGGA HIDUNG vestibulum nasi, fosa nasalis (regio respiratorik dan regio
olfaktoria), sinus paranasalis
Sel pada regio olfaktoris adalah sel olfaktoris (neuron bipoler), sel penyangga (kolumner,
pigmen sitoplasma coklat), sel basal (kerucut, puncak tidak mencapai permukaan). Kelenjar
bowman : serous murni, tubuloalveoler bercabang.

LARING (sbg alat fonasi, penghubung faring dan trakhea). Dinding : kartilago hyaline,
musculus, lig.

Struktur penting

*epiglotis :

-Fasies lingualis : epitel squamous kompleks non kornif, sedikit kel. Seromukus

-Fasien laringealis : epitel respi, kel.seromukus

-kartilago elastis

*plika ventrikularis : epitel pseudokomplek kolumner.

*plika vocalis : epitel squamous kompleks non kornif, ga ada kelenjar

11. Seorang laki-laki berusia 32 tahun datang ke dokter umum dengan keluhan sakit pada
telinga kanan sejak 3 hari yang lalu, merasa penuh dan nyeri bila telinga tersebut ditekan.
Tidak ditemukan demam dan cairan keluar dari telinga. Dokter menyebutkan pasien
mengalami infeksi pada telinganya. Apakah cartilago penyusun 2/3 anterior struktur yang
mengalami infeksi pada kasus di atas ?

A. cartilago hyaline

B. Cartilago elastic

C. Cartilago fibrosa
D. Cartilago embrional

E. Cartilago mesenkimal

12. Apakah epitel penyusun plika vocalis ?

A. skuamous kompleks dengan kornifikasi

B. skuamous kompleks non kornifikasi

C. Pseudokompleks kolumner

D. Kolumner kompleks

E. Transisional

Pembahasan :

Berdasarkan ppt kuliah histologi, epitel penyusun plika vocalis adalah epitel skuamous
kompleks non kornifikasi dan tidak terdapat kelenjar. Sementara penyusun plika vestibularis
adalah epitel pseudokompleks kolumner, dan terdapat kelenjar. Maka dari itu, jawaban yang
paling tepat adalah skuamous kompleks non kornifikasi.

13. Seorang laki-laki berusia 32 tahun datang ke dokter umum dengan keluahan sakit pada
telinga kanan sejak 3 hari yang lalu, merasa penuh dan nyeri bila telinga tersebut ditekan dan
terjadi penurunan pendengaran. Tidak terdapat demam dan cairan keluar dari telinga tersebut.
Dokter menyebutkan pasien mengalami infeksi pada telinganya. Bagaimanakah ciri cartilago
penysun 2/3 anterior struktur yang mengalami infeksi pada kasus di atas ?

A. Matriks tampak kurang homogen dan terkesan keruh

B. Indeks bias antara serat kolagen dan bahan amorf yang sama

C. Tersusun atas berkas serabut kolagen dan bahan amorf yang sama

D. Serabut kolagen pada matriks interseluler berukuran besar

E. Sel tulang rawan berderet diantara sabut kolagen

14. Apakah epitel penyusun facies lingualis epiglottis ?

A. Skuamous kompleks kornifikasi

B. skuamous kompleks non kornifikasi

C. Pseudokompleks kolumner

D. Kolumner kompleks

E. transisional

Pembahasan :
Pada facies lingualis epiglotis tersusun oleh epitel skuamous kompleks non kornif, sementara
penyusun facies laringealis epiglottis adalah epitel pseudokompleks kolumner dengan sel
goblet.

15. Disebut apakah pelebaran pada saluran semisirkularis ?

A. Organ korti

B. Utrikulus

C. Sakulus

D. Ampula

E. Canalis

16. Apakah cartilago penyusun tiroid ?

A. cartilago hyaline : tiroid, criocoid, sebagian aritenoid

B. Cartilago elastis : epiglotis, arytenoid sebagian

C. Cartilago fibrosa

D. Cartilago embrional

E. Cartilago mesenkimal

17. Apakah epitel penyusun mukosa hidung ?

A. Skuamous kompleks dengan kornifikasi

B. Skuamous kompleks non kornifikasi

C. Kolumner kompleks bersilia

D. Pseudokompleks kolumner

E. Transisional

Pembahasan :

Jadi epitel penyusun hidung adalah epitel pseudokompleks kolumner. Pada regio respiratori
disertai sel goblet. Sementara pada regio olfactoria terdapat sel basal, olfactori, dan sel
sustentakuler.

18. Apakah epitel penyusun plika ventrikularis ?

A. Skuamous kompleks dengan kornifikasi

B. Skuamous kompleks non kornifikasi


C. Kolumner kompleks bersilia

D. Pseudokompleks kolumner

E. Transisional

19. Apakah sel-sel yang ditemukan pada epitel olfactoria ?

A. Sel globet, sel penyokong, sel olgactoria

B. Sel payung, sel penyokong, sel olfactoria

C. Sel olfactoria, sel penyokong, sel basal

D. Sel goblet, sel penyokong, sel basal

E. sel goblet, sel penyokong, sel basal

Pembahasan :

Sel yang terdapat pada regio respiratori adalah sel goblet, sementara pada regio olfactoria, sel
penyusunnya adalah sel olfactoria, sel basal, dan sel sustentakuler.

20. Struktur apakah yang berperan dalam keseimbangan perubahan posisi kepala ?

A. Otolit

B. Skala vestibuli

C. Duktus kokhlearis

D. Skala timpani

E. Ampula

Anda mungkin juga menyukai