PERCOBAAN 1 METODE SAMPLING Laporan Laboratorium Teknik Lingkungan
PERCOBAAN 1 METODE SAMPLING Laporan Laboratorium Teknik Lingkungan
LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERCOBAAN I
METODE SAMPLING
OLEH :
2015
ABSTRAK
xi
PERCOBAAN I
METODE SAMPLING
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap
metode-metode pengambilan sampel dan pengukuran parameter-parameter
lingkungan.
I-1
I-2
Gambar 1.3 Contoh alat pengambil air botol biasa dengan pemberat
Keterangan gambar:
A : pengait
B1 : tuas posisi tertutup
B2 : tuas posisi terbuka
C1 : tutup gelas botolcontoh posisi tertutup
C2 : tutup gelas botol contoh posisi terbuka
D : tali penggantung
E : rangka metal botol contoh
I-5
Gambar 1.4 point sampler tipe vertical Gambar 1.5 point sampler tipe horizontal
1.2.2 Temperatur
Parameter temperatur air perlu diperiksa karena parameter temperatur
merupakan parameter fisik air yang penting dalam menunjang kehidupan biota air.
Jika terjadi peningkatan temperatur yang tinggi, yang mungkin disebabkan oleh
pembuangan limbah, yang menyebabkan terjadi perubahan reaksi biokimia di
dalam kehidupan biota air, dan pada kondisi ekstrim dapat menimbulkan kematian
pada biota air. Temperatur air harus diukur di lapangan, karena temperatur air
akan berubah menyesuaikan dengan temperatur udara disekitarnya. Temperatur
perairan dapat bervariasi tergantung faktor adanya pencemaran (Sutrisno, 2006).
Pengukuran temperatur dapat dilakukan menggunakan termometer air raksa
dari celcius, bisa juga digunakan termometer electronic yang bisa dipasang
bersamaan dengan alat DO meter dan Conductivitymeter. Cara pengukurannya
sangat tergantung pada termometer yang digunakan. Jika digunakan termometer
gelas, maka termometer tersebut dicelupkan ke dalam air dan dibiarkan sampai
cairan dalam kolom termometer berhenti bergerak. Untuk termometer elektronik
dengan probe yang panjang dapat digunakan untuk mengukur temperatur air pada
berbagai kedalaman (Sutrisno, 2006).
diameter 18 inchi. Dibuat menggunakan piringan metal dengan warna hitam dan
putih. Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman)
penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam perairan. Caranya piringan
diturunkan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali sampai
pengamat tidak melihat bayangan secchi. Saat bayangan piringan sudah tidak
tampak, tali ditahan/ berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan
diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali. Kedalaman air dimana
piringan tidak tampak dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat
ini. Dengan kata lain, kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi
adalah penjumlahan kedalaman tampak dan kedalaman tidak tampak bayangan
secchi dibagi dua (Yunus, 2008).
1.2.5 pH
pH suatu larutan menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut
dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/p) pada suhu tertentu.
Metode pengukuran pH dapat dilakukan dengan elektroda potensiometri. Dimana
prinsip dari metode ini adalah mengukur konsentrasi H+ dalam air secara
potensiometri. Dengan reaksi : pH = -log (H+). Metode lain yaitu dengan
menggunakan pH meter. Metode ini berfungsi untuk menentukan derajat
keasaman atau kebasaan tanah yang tersuspensi dalam air. pH air yang bersifat
asam yaitu kecil dari 7 (< 7) yakni pada daerah vulkanik. pH air yang bersifat basa
adalah besar dari 7 (> 7) (Asdak, 2002).
Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa
dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
Adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat menaikkan kebasaan air, sementara
adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman
(Effendi, 2003).
Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang
akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik
sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7 8,5. Nilai pH sangat
mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan
berakhir pada pH yang rendah (Mutthaqim, 2010).
I-9
1.3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam Praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Water sampler
2. Conductivity meter
3. Piringan secchi (secchi disc)
4. pH meter
5. Pipet tetes
6. Gelas Ukur 50 ml
7. Gelas Piala 250 ml
8. Thermometer
9. Stopwacth
10. TDS Meter
1.3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Sampel air sumur Banjarbaru (Diambil pada tanggal 12 Desember 2015, di
loktabat Banjarbaru, pukul 07.45 WITA)
2. Sampel air gambut (Diambil pada tanggal 11 Desember 2015, di sungai sipai
Martapura, pukul 17.10 WITA)
3. Sampel limbah cair tahu (Diambil pada tanggal 11 Desember 2015, di jalan
intan sari Banjarbaru, pukul 16.30 WITA)
4. aquadest
5. larutan Buffer pH 4,7 dan 10
6. larutan KCl 0,01 M
I - 10
1.3.1.2 Temperatur
1. Diambil 50 ml sampel.
2. Dibilas thermometer dengan air sampel.
3. Dimasukkan thermometer ke sampel air dan mendiamkannya selama 1 menit.
4. Diangkat thermometer dan mencatat suhu yang terbaca pada termometer.
1.3.3.5 pH
1. Diambil sampel dalam gelas piala.
2. Dikalibrasi, dengan mencelupkan elektode pada larutan buffer dengan pH 4
pada temperature 30C.
I - 11
1.4.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini, yang akan dianalisis meliputi penggunaan water
sampler dan piringan secchi, temperatur, transparansi, konduktivitas dan pH dari
sampel air sumur, gambut dan limbah cair tahu.
1. Metode Sampling
Dari percobaan metode sampling, diketahui alat dan cara menggunakan
water sampler. Penggunaan alat water sampler bukanlah untuk di laboratorium,
melainkan di lapangan langsung karena alat ini merupakan alat yang digunakan
untuk mengambil sampel air dari suatu badan air yang akan diteliti dengan
kedalaman tertentu. Water sampler ini dilengkapi dengan termometer yang berada
di dalam tabungnya, yang mana tujuannya adalah untuk mengukur suhu dari suatu
badan air tersebut. Penggunaan alat yaitu dengan cara water sampler dilempar ke
badan air dalam keadaan katup terbuka, sehingga memungkinkan air masuk ke
dalam tabung water sampler. Apabila tabung sudah terisi penuh maka pemberat
diturunkan yang menyebabkan katup tertutup rapat. Setelah itu, tali ditarik sampai
tabung water sampler dapat diambil. Contoh air dikeluarkan dengan membuka
katup pada bagian bawah tabung. Apabila contoh air tidak langsung digunakan
maka contoh air dapat disimpan dalam kotak pendingin dengan pendinginan 4C
sehingga ketika air akan diuji kandungan senyawa kimia air tidak berubah selama
I - 15
2. Temperatur
Analisis kemudian pada percobaan temperatur dari sampel air yang ada,
diperoleh data untuk suhu sampel air sumur yaitu 250C, sampel air gambut 260C
dan limbah cair tahu 260C. Jika dibandingkan dengan suhu air normal berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 dengan suhu
standar yang diperbolehkan adalah sesuai dengan suhu kamar dengan kadar suhu
udara maksimum yang diperbolehkan adalah 30C. Maka dari data yang didapat,
suhu semua sampel air yang diteliti masih dalam batas aman. Hal ini bisa saja
dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel air yang akan diteliti tersebut. Selain
I - 16
3. Transparansi
Parameter kecerahan (transparansi) adalah parameter fisik untuk
menyatakan kemampuan sinar matahari menembus ke dalam air. Semakin tinggi
kekeruhan dalam air maka kecerahannya semakin kecil. Kecerahan suatu badan
air dapat diukur dengan piringan secchi. Jarak antara piringan secchi dengan
permukaan air adalah nilai transparansi atau kecerahan air, sehingga semakin jauh
jarak pengukuran, maka semakin tinggi pula nilai transparansinya. Pada bagian
bawah piringan secchi terdapat pemberat yang tujuannya adalah untuk menjaga
kestabilan agar jika pada perairan yang memiliki arus yang deras, maka piringan
tidak bergerak dan nilai transparansi yang didapat menjadi akurat. Untuk nilai
kecerahan yang akurat, diusahakan pengukuran dilaksanakan pada pukul 10.00-
14.00. hal ini dikarenakan pada jam tersebut, sinar matahari lebih cerah sehingga
memudahkan dalam pengukuran transparansi. Pengukuran pada waktu hujan dan
mendung ataupun cuaca buruk tidak disarankan, karena nilai transparansi tidak
dapat dijadikan sebagai data yang akurat dalam pengukuran kecerahan dari suatu
badan air. Batas maksimal kekeruhan air layak minum menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Kualitas Air Minum
adalah 5 NTU (Nephelometrix Turbidity Unit).
I - 17
yang banyak. Karena kita tahu bahwa kandungan air tanah kota Banjarbaru
banyak mengandung zat besi atau ferrum atau bisa juga karena kesalahan alat dan
faktor ketidaktelitian praktikan.
5. pH
Pengukuran pH dalam percobaan ini, menggunakan sampel air sumur
Banjarbaru, sampel air gambut, dan limbah cair tahu. Pada pengukuran pH harus
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Fungsi dari kalibrasi adalah untuk dapat
memberi ukuran dengan tingkat keakurasian yang benar dan tepat. Pada
penggunaan pH meter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan
pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pH meter adalah pengukuran arus
listrik yang tercatat pada sensor pH akibat suasan ionik dilarutan. Stabilitas sensor
harus selalu dijaga dan caranya adalah dengan kalibrasi alat. Kalibarasi terhadap
pH meter dilakukan dengan larutan buffer standar yaitu pH 4, pH 7 dan pH 10.
Kalibrasi dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda yang sudah dibilas
dengan akuades ke dalam larutan buffer lalu putar pengatur pH agar pembacaan
menunjukkan nilai pH yang sesuai dengan larutan buffer. Sebelum digunakan
untuk mengukur pH sampel bilas elektroda dengan akuades kemudian dengan air
sampel. Celupkan elektroda pada sampel dengan kedalaman minimum 2 cm.
Pengulangan pengukuran pada pH 4, 7, dan 10 berguna agar kalibrasi yang
dilakukan tepat juga menunjukkan kadar pH dalam larutan apakah asam, netral
atau basa. Pengukuran pH dilakukan berurutan dari larutan buffer dari yang
memiliki pH terendah hingga tertinggi, kemudian dilakukan pengukuran ulang pH
dari larutan yang memiliki pH tertinggi hingga terendah secara berurutan. Hal ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui reversibilitas dari pH meter sebagai alat
pengukur pH, sehingga dari percobaan ini dapat diketahui kemampuan pH meter
untuk mengukur kembali pH suatu larutan walaupun telah diselingi pengukuran
larutan yang berbeda pH. Pada pengkuran tersebut perlu dilakukan pengukuran
ulang karena bertujuan untuk memastikan apakah alat tersebut benar-benar sudah
akurasi atau tidak. Keuntungan melakukan kalibrasi adalah supaya hasil data yang
I - 20
didapat tidak salah atau akurat dan bisa mengetahui seberapa jauh perbedaan
antara nilai angka yang benar dengan niai angka yang ditunjukan alat ukur.
Dari pengukuran ketiga sampel tersebut didapatkan hasil untuk pH air
sumur Banjarbaru adalah 5,8, untuk air gambut pHnya sebesar 6,4 dan untuk
limbah tahu sebesar 3,6. Berdasarkan hasil pengukuran pH ketiga sampel
diketahui pH air sumur Banjarbaru bersifat asam lemah, yang disebabkan karena
sumur yang memiliki kedalaman kurang dari 30 meter cenderung memiliki sifat
asam akibat aktivitas fermentasi dari bahan organik. Untuk hasil pengukuran pH
air gambut yaitu 6,4 seharunya air gambut bersifat asam, namu dalam percobaan
ini pH mendekati 7 yang disebabkan karena saat pengambilan sampel cuaca
setelah masa saat hujan sehingga pH yang didapat kurang akurat. Sedangkan
untuk pengukuran sampel limbah cair tahu didapat pH 3,6 yaitu bersifat asam
kuat. Pada umumnya limbah cair tahu memang bersifat asam. Dan dapat
disimpulkan ketiga sampel yang diteliti belum aman untuk dikonsumsi karena pH
ketiga sampel tersebut bersifat asam atau pH < 6,5 jika dibandingkan dengan
kondisi pH optimum pada air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010 berkisar antara 6,5-8,5. Untuk air pH asam untuk
menurunkan pH dibutuhkan cara netralisasi dengan penambahan NaOH. Beberapa
kemungkinan bisa saja menyebabkan hasil percobaan tidak sesuai dengan teori.
Seperti pengukuran pH yang seharusnya langsung dilakukan di tempat, dalam
percobaan ini dilakukan di laboratorium. Sehingga suhu sampel air telah
menyesuaikan dengan suhu ruangan tentu saja hal ini mempengaruhi nilah pHnya
sehingga nilai pH berubah. Selain itu juga prosedur pengawetan sampel yang
kurang baik, serta bisa juga kesalahan atau kurang teliti dalam percobaan.
I - 21
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Water sampler merupakan alat yang digunakan dalam pengambilan sampel
air dari suatu badan air yang akan diteliti.
2. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
3. Secchi disk digunakan sebagai alat pengukur penetrasi cahaya atau
transparansi suatu perairan.
4. Conductivity meter adalah alat untuk mengukur konduktivitas listrik dalam
suatu larutan.
5. TDS meter adalah alat untuk mengukur partikel padatan terlarut dalam air
yang tidak tampak oleh mata.
6. pH meter adalah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat
keasaman atau kebasaan) suatu cairan/larutan.
7. Hasil yang diperoleh untuk temperatur sampel air gambut yaitu 26C, limbah
cair tahu 26C dan air sumur Banjarbaru 25C.
8. Pengukuran konduktivitas rata-rata diperoleh nilainya untuk air gambut 0,11
S/cm; limbah cair tahu 1,58 S/cm; dan air sumur 0,24 S/cm.
9. Pengukuran TDS diperoleh nilainya untuk air gambut 0,15 mg/L; limbah cair
tahu 0,9875 mg/L; dan air sumur 0,06875 mg/L. Untuk nilai dari pengukuran
TDS meter diperoleh untuk air gambut 290 ppm, limbah cair tahu 1130 ppm,
dan air sumur 147 ppm.
10. Pengukuran pH diperoleh nilainya yaitu untuk air gambut 6,4; limbah cair
tahu 3,6; dan air sumur 5,8.
1.5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya pada pengambilan
sampel diperhatikan tata cara pengambilan sampel yang benar sehingga hasilnya
sesuai dengan ketentuaan.
I - 22
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanius, Yogyakarta.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN METODE SAMPLING
b. Air gambut
Diketahui : Konduktivitas = 0,24 S/cm
Ditanya : TDS
Jawab :
TDS (mg/l) = 0,625 x Konduktivitas (S/cm)
= 0,625 x 0,24 S/cm
= 0,15 mg/L
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Apa yang diperlukan agar hasil data penguukuran dapat dikatakan valid?
Jelaskan!
2. Jelaskan bagaimana cara menentukan lokasi pengambilan sampel?
3. Jelaskan parameter kunci dalam penentuan kualitas air?
4. Sebutkan peraturan-peraturan didaerah kita yang terkait dengan pemantauan
kualitas air.
JAWABAN
1. Data hasil pengukuran agar dikatakan valid yang diperlukan adalah
a. Contoh air yang respresentatif
b. Metode analisis dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima
c. Peralatan dan instrumentasi yang terkalibrasi
d. Sumber daya manusia (analisis atau laporan) yang dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai
Pengertian pengambilan contoh air yang respresentatif adalah contoh air
yang komposisinya sama dengan komposisi badan air yang akan diteliti
kualitasnya. Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengumpulkan
volume air dari bagian air yang akan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil
mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik
badan air tersebut.
d. Kekeruhan (turbidity)
Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak larut).
Data kekeruhan ini sangat berguna, terutama untuk kualitas air minum, orang
tidak mau minum air keruh, karena kekeruhan dalam air disebabkan oleh senyawa
anorganik atau organik yang tersuspensi yang mungkin saja dapat membahayakan
kesehatan orang yang meminumnya. Kekeruhan air berhubungan erat dengan
parameter zat padat tersuspensi (TSS), kadar lumpur kasar dan kecerahan dalam
air.
e. Konduktivitas ( Daya Hantar Listrik)
Daya Hantar Listrik adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus
listrik, hal ini disebabksn karena adanya mineral yang terlarut dalam air yang
terionisasi. Data konduktivitas dalam air berguna untuk memperkirakan atau
mengevaluasi kualitas air atau jenis air ( air permukaan, air tanah, air payau atau
air laut). Data ini sering dihubungkan dengan kadar zat terlarut (TDS) didalam
air.
f. Derajat keasaman (pH)
pH merupakan parameter untuk menyatakan suatu keasaman air, untuk
menyatakan banyaknya ion H+ di dalam air, semakin banyak ion H+ di dalam air
semakin rendah pH air. Data pH ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah
air tersebut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya untuk air minum disyaratkan
pH antara pH 6,5-8,5. Parameter pH juga digunakan untuk keperluan industri
atau pertanian lainnya. Data pH juga diperlukan untuk proses pengolahan air,
karena efisiensi proses pengolahan air sangat dipengaruhi oleh pH air, misalnya
pengolahan limbah secara biologis, proses koagulasi dan lain-lain.