MENDIDIK UNTUK
MEMBENTUK KARAKTER
iii
iv | Ucapan Terima Kasih
dan begitu inspiratif; dan atas kesabarannya disaat laju buku ini sedang
terhambat.
Kepada William D. Drennana dan Nancy Scott, editor dalam proses
percetakan buku, atas kepekaan mereka dalam memberikan saran dalam
memperbaiki susunan isi buku yang telah saya buat; Kepada Charlie
Trantino atas ketelitiannya dalam menyusun indeks. Dan kepada Linda
Gross atas kerja kerasnya dalam banyak hal detail yang ada di dalam buku
ini dalam tahapan penyelesaiannya.
Kepada Universitas tempat saya mengajar, The State University of New
York di Cortland, atas dukungannya dalam penelitian saya pada saat liburan
musim gugur tahun 1985 yang memberi kesempatan kepada saya untuk
mengunjungi sekolah-sekolah yang terkenal dalam bidang pendidikan nilai
di AS dan Kanada.
Kepada Eric Schaps dan Pusat Pengembangan Studi miliknya atas
kedermawanannya memberikan subsidi untuk transportasi selama
penelitian liburan yang saya lakukan. Kepada Marilyn Watson, Jacques
Benninga, Ed Wynne, Howard Radest, Mary Ellen Flaherty, dan Steve Barrs
atas bantuan dalam menyusun jadwal kunjungan sekolah dan ajakan untuk
berkunjung ke rumah mereka selama penelitian liburan. Dan kepada semua
guru, staf administrasi, orangtua, dan siswa di sekolah-sekolah yang telah
saya kunjungi yang telah membantu saya untuk mengetahui berbagai cara
yang dilakukan sekolah-sekolah tersebut dalam memberikan pendidikan
nilai.
Kepada Suzzane Brisk dan Tina Metzcus atas materi-materi tentang
pendidikan seks yang sangat membantu saya, dan Ted Graves atas berbagai
saran pada bab 10 dan 15.
Kepada semua orang yang telah memberi dukungan doa kepada saya,
khususnya kepada tetangga terbaik saya Elizabeth Dwyer.
Seorang psikiater bernama Scott Peck di dalam bukunya membuat
tulisan tentang amazing grace. Setiap saat di dalam hidup ketika kita
merasa tertolong bukanlah hanya sekedar kebenaran. Bagi mereka yang
beragama, saat-saat luar biasa yang dialami oleh kita merupakan bentuk
kasih sayang Allah kepada mereka yang hidup saling berdampingan dan
meyakini kekuasaanNya. Sebagai sebuah contoh, Peck bercerita bahwa ia
pernah secara tidak terduga menerima tawaran sebuah buku yang berisi
berbagai resolusi yang cocok bagi sebuah permasalahan yang sedang diteliti
olehnya dari seseorang yang sebelumnya benar-benar memiliki sikap yang
tidak bersahabat dengannya. Saya pun sering mengalami
Ucapan Terima Kasih | v
berbagai pengalaman luar biasa selama penulisan buku ini. Sebagai contoh,
ketika tiba-tiba saya mendapatkan informasi atau percakapan yang hasilnya
sangat cocok dan tepat dengan beberapa bagian dari tulisan saya tanpa
perlu bersusah payah mencarinya.
Bagi saya, pengalaman-pengalaman tersebut mengingatkan saya
tentang sebuah pernyataan St. Thomas Aquinas: Segala bentuk
kesempurnaan datang dari kekuasaan Yang Maha Suci. Bagi segala
kekurangan yang ada di dalam buku ini, saya bertanggungjawab
terhadapnya. Bagi segala kebaikan yang ada di dalam buku ini, saya ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat di dalamnya.
April, 1991
Tom Lickona
Cortland, New York
CATATAN BAGI PEMBACA
Saya merasa banyak berhutang budi kepada para guru tersebut yang
telah menjadi sumber dan inspirasi dalam memberikan contoh pelaksanaan
yang baik. Semampu yang saya dapat, saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada para guru, sekolah, dan para staf yang telah terlibat. Saya pun
sangat berterimakasih kepada mereka yang kisahnya tercantum di sini,
tetapi tanpa nama karena saya tidak mendapatkan nama-nama mereka.
Beberapa tulisan-tulisan di dalam buku ini berisi tentang bagaimana
caranya mendapat informasi tentang program dan pelaksanaan pendidikan
nilai secara khusus. Ketika ditemukan tulisan dengan informasi yang kurang
jelas, maka catatan kaki akan menjelaskan. Mohon dicatat, bagaimanapun
juga keadaan kelas-kelas dan sekolah-sekolah yang ada di dalam buku ini
mungkin saja berubah seiring berjalannya waktu. Perubahan-perubahan
tersebut dapat berupa perubahan sistem kerja, para guru, kepala sekolah,
atau program pembelajaran.
Demikianlah, kata-kata tentang terminologi diangkat. Melalui buku ini,
saya telah menggunakan nilai-nilai pendidikan dan pendidikan moral
yang dapat saling ditukar satu sama lain dan bila disingkat keduanya
menjadi pendidikan nilai-nilai moral. Fokus yang ada dalam buku ini
bukanlah makna nilai secara umum saja (yang termasuk beberapa hal yang
menjadi pilihan karir anda), tetapi lebih ke nilai-nilai yang bermakna sikap
hormat dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut merupakan suatu nilai yang
bersifat wajib, bukanlah sekedar pilihan, dan menjadi dasar dalam
pembentukan karakter.
DAFTAR ISI
BAGIAN SATU
Mendidik untuk Nilai dan Pembentukan Karakter
BAGIAN DUA
Strategi Kelas dalam Pengajaran tentang Rasa Hormat dan
Tanggung Jawab Pembukaan Bagian Dua dan Tiga: Pengajaran
Sikap Hormat dan Tanggung Jawab : Suatu Pemikiran Besar
Terdapat sebuah keyakinan yang begitu dalam dari para pendiri negeri ini
bahwa sebuah republik hanya dapat berhasil jika memiliki warga negara yang
berkarakter baik. Hanya dengan adanya sebuah hukum tentang moral, maka
seluruh warga negara mampu menjaga suatu bentuk pemerintahan yang bebas.
Seperti yang diajarkan oleh Aristoteles, manusia tidak ada yang mungkin dapat
tumbuh sempurna secara moral ataupun praktikal. Mereka menuju ke arah itu.
Jika memang demikian, yang menjadi hasilnya adalah suatu usaha kehidupan
yang panjang, baik secara pribadi maupun dalam bermasyarakat.
Jon Moline, Classical Ideas About
Moral Education, in Character
Policy: An Emerging Issue
BAGIAN SATU
BAB1
3
4 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
urusan publik yang otomatis menjadikan hal tersebut sesuatu yang tidak
harus disampaikan di sekolah.
Ketika bermunculan banyak komunitas yang mulai berpikir tentang
ketidakstabilan moralitas yaitu yang bersifat individu, variatif dalam
berbagai situasi, dan bersifat personal, sekolah-sekolah negeri kemudian
mulai meninggalkan peran utamanya sebagai pendidik moral. Di wilayah
kami, seorang pensiunan guru sekolah dasar mengatakan, hal tersebut
terjadi pada pertengahan 1950-an. Kebijakan administrasi mulai
diberlakukan, bahwa kami tidak lagi memiliki kewajiban untuk mendidik
tentang nilai; dan kami lebih diharuskan untuk berfokus pada bidang
akademik. Beliau berkomentar:
Menurut saya sebenarnya para guru kelas pada saat itu ingin memberikan
pendidikan tentang nilai. Saya juga ingat ketika saya berdebat dengan
beberapa rekan kerja saya yang lebih muda, dan mereka mengatakan, nilai
yang berlaku bagi saya tidak sama dengan nilai yang berlaku pada anda, dan
kemudian saya menanggapi, itu benar, tetapi bagaimana tentang nilai-nilai
yang menyangkut sikap, seperti jujur, murah hati, dan tanggung jawab?
Tidakkah kita dapat mendidik mereka mengenai hal-hal tersebut? Akan
tetapi, kemudian saya tidak melanjutkan pembicaraan tersebut. Ada suatu
keadaan lain yang dirasakan ketika kami mengajarkan nilai-nilai moral
kepada anak-anak. Dalam hal yang demikian mungkin saja kami
membebankan nilai-nilai yang kami miliki kepada anak-anak.
Akan tetapi, disisi lain berbagai masalah pun tentu saja tidak dapat
dihindari. Masyarakat mulai membuat batasan bagi orang lain yang
sekiranya menghalangi kepentingan kebebasan pribadi mereka yang
sifatnya tidak dapat ditolerir. Pengutamaan sikap kebebasan individual
tersebut memicu berbagai tindakan anarkis yang menentang aturanaturan
yang berlaku, bahkan dalam banyak kasus mereka enggan untuk menjalani
aturan-aturan tersebut (termasuk yang diberlakukan oleh para orangtua
dan guru) dan tentunya menjadi sebuah tantangan dalam urusan
kewenangan publik, tetapi hal yang sama ternyata muncul pula di
negaranegara lain di dunia.
Sikap individualisme melahirkan suatu sikap egois yang baru.
Bukubuku yang memiliki judul semisal Menjadi Orang Nomor Satu menjadi
buku yang laris di pasaran. Berbagai slogan seperti raihlah segala yang
kamu dapat raih dan kamu dapat meraih semua itu juga memberikan
suatu pemahaman pikiran yang cukup populer dalam meraih kebahagiaan
hidup. Sebuah survei telah membuktikan suatu kemunculan generasi baru
dari para orangtua. Mereka merasa pemenuhan kebutuhan individu
memiliki makna yang lebih penting daripada norma terhadap penghargaan
orangtua yang dahulu lebih banyak memiliki bentuk penolakan secara
implisit dan juga lebih banyak pengorbanan bagi anak-anak mereka.
Revolusi tentang pemahaman seks, yang lebih banyak bergeser menjadi
sebuah pemuasan sementara di luar batas-batas nilai yang mengabaikan
makna pentingnya komitmen jangka panjang, merupakan contoh-contoh
lain yang tidak berefek baik atas dasar pemikiran mengenai pemenuhan
kebutuhan pribadi.
VALUES WHIP
Guru atau siswa mengajukan sebuah pertanyaan dan kemudian
memberikan waktu beberapa saat kepada para siswa lain untuk
memikirkan jawabannya. Setelah itu guru secara acak meminta beberapa
siswa untuk memberikan jawabannya. Di bawah ini merupakan beberapa
contoh pertanyaan yang diajukan:
VALUES VOTING
Guru secara lantang membacakan pertanyaan satu persatu yang
umumnya berpola, Siapa di antara kaitan yang ...? dan kemudian para
siswa merespon pertanyaan tersebut dengan mengacungkan tangannya. Di
bawah ini merupakan beberapa contoh pertanyaan yang diajukan:
______ suka membaca komik sebagai bacaan pertama dalam koran Minggu?
lebih jauh dan memicu mereka untuk dapat mengaitkan antara sistem nilai
yang telah mereka ketahui (e.g., Polusi adalah sesuatu yang buruk) dengan
tindakan yang tepat (e.g., Apa yang akan kamu lakukan dalam situasi
tersebut?). Beberapa teknik penegakan makna nilai, yang dapat kita lihat di
bab selanjutnya dapat secara efektif diintegrasikan ke dalam pendekatan
yang lebih luas dalam pendidikan nilai. Kemudian hal yang paling buruk dari
kegiatan penegakan nilai tersebut hanyalah ketika beberapa pertanyaan
yang tidak terlalu mendalam muncul (apakah kamu suka membaca
komik?) dan diajukan bersamaan dengan beberapa pertanyaan penting
yang menyangkut sikap moral (haruskah hukuman yang berbentuk
material [denda] ditiadakan?). Lebih dalamnya, hal tersebut menyangkut
pemahaman mendasar tentang moral yang bersifat relatif yang kemudian
mereka bawa untuk didiskusikan di sekolah.
Diskusi tentang penegakan nilai tersebut pada akhirnya menghasilkan
sesuatu yang tidak terlalu timpang. Contohnya, mengenai apa yang mereka
inginkan (seperti mencuri) dan apa yang semestinya kita pikirkan
(menghormati hak kepemilikan orang lain). Di dalamnya tidak ada suatu
keharusan untuk mengevaluasi nilai yang dimiliki seseorang yang dirasa
menentang aturan yang berlaku, dan tidak ada anjuran yang lebih
menekankan bahwa satu nilai lebih baik dari nilai yang lain. Namun hal
tersebut juga menuai sebuah kritik, Masalah utama yang muncul adalah
ketika pendekatan yang diajukan tidak menunjukkan perbedaan antara
Bunda Teresa dan Happy Hooker.
Pada akhirnya, pelurusan nilai tersebut justru mengarah pada
kesalahan dalam mendidik anak-anak tentang nilai. Mereka tumbuh hanya
untuk mengetahui dan meluruskan nilai-nilai yang mereka anggap benar.
Pendekatan tersebut melupakan bahwa anak-anak dan orang-orang dewasa
yang masih membutuhkan bimbingan moral perlu memiliki sebuah tujuan
yang pasti dalam membantu mereka mengembangkan nilai-nilai kebenaran
yang mereka tahu sebagai hal yang paling utama.
Di tahun 70-an, pendekatan yang berbentuk penegakan nilai tersebut
dimunculkan juga dengan berbagai pendekatan lain yang berhubungan
dengan pendidikan moral. Contohnya pemikiran Lawrence Kohberg tentang
18 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
45% dari para responden, termasuk 49% laki-laki dan 44% perempuan pernah
melakukan perselingkuhan terhadap pasangan menikah mereka (meningkat
dibandingkan hasil survei pada tahun 1969 dalam Psychology Today terhadap
penyimpangan perilaku seks sejumlah 38%).
untuk tinggal di sana. Di Yale, sebuah swastika dan kata-kata WHITE POWER!
ditulis dengan jelas di sebuah Pusat Budaya Afro-Amerika.
Sebuah harapan baru muncul. Sejumlah mahasiswa baru menyatakan
bahwa sangatlah penting dan utama bagi mereka dalam menumbuhkan
sikap saling menghormati antar ras dan jumlahnya mencapai 38 % dari
keseluruhan mahasiswa di tahun 1990. Namun faktanya, begitu banyak
siswa yang kini lebih peduli dan mengerti betapa seriusnya permasalahan
yang menyangkut berbagai pandangan yang bersifat rasial, tanpa terlihat
jelas tindakan riil yang dilakukan terhadap hal itu. Yang paling
mengkhawatirkan, ternyata sikap prasangka yang menyangkut ulasan ras
kembali muncul ke permukaan pada saat para pemuda dan remaja sedang
benar-benar membutuhkan pemahaman akan toleransi yang sesungguhnya.
Hal tersebut penting karena para pemuda saat ini akan tumbuh dan akan
berkontribusi dalam masyarakat yang memiliki latar belakang yang
berbeda-beda. Sampai dengan tahun 2.000, sepertiga dari masyarakat
Amerika akan menjadi anggota dalam nonwhite racial or ethnic groups.
7. Penggunaan bahasa yang tidak baik. Bahasa merupakan nilai
indeks dari dalam bermasyarakat, kini telah berubah secara signifikan. Jika
anda bertanya kepada para guru mengenai bagaimana perubahan sikap
yang muncul pada para siswa mereka, salah satu jawaban pertama yang
mereka lontarkan adalah tentang penggunaan bahasa para siswa.
Katakanlah, seorang guru kelas lima di Westchester Country, sebuah
pinggiran kota New York berujar: Bahasa yang digunakan anak-anak pada
saat ini begitu menarik bagi mereka. Jika seseorang sedang bermain sebuah
game dan ternyata tembakannya meleset, sebuah kata kasar yang terdiri
dari empat huruf tersebut telah menjadi ucapan reaksi yang sangat biasa
bagi mereka. Hal tersebut benar-benar mengganggu saya, begitu normalnya
bagi mereka untuk mengucapkan kata tersebut. Seorang konselor di
sebuah SMA menambahkan: Kami memiliki sejumlah siswa yang
memanggil teman-teman mereka di aula sekolah dengan kalimat seperti ini,
Hey, what the f*** are you doing after school? dan mereka benar-benar
egosentris mengucapkan secara terang-terangan hal tersebut yang faktanya
memiliki nilai perlawanan terhadap pendengarnya.
26 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
terjadi pada anak-anak dalam usia yang semakin muda saja. Pada bulan Mei
1988, The Washington Post mempublikasikan sebuah berita: Dua orang
anak laki-laki Washington berusia 7 tahun kini ditahan, dan diperiksa
selama enam jam, termasuk pemeriksaan sidik jari dan foto. Hal tersebut
disebabkan karena mereka telah menahan seorang anak peremuan berusia
tujuh tahun, mempertontonkan alat kelamin mereka dan milik anak
perempuan tersebut serta melakukan penekanan terhadapnya.
Dalam sebuah konferensi nasional belakangan yang berlangsung di
Keystone, Colorado, para ahli kesehatan mental dan para pekerja sosial telah
melakukan sebuah uji coba terhadap para remaja Amerika Serikat. Hasil
yang diperoleh adalah ribuan anak-anak AS (yang umumnya telah menjadi
korban penyimpangan seks oleh orang dewasa) melakukan tindakan
penyimpangan seks terhadap ribuan anak-anak lain setiap tahunnya.
Seorang psikiater New York, Dr. Judith Becker melaporkan: Usia para
pelaku penyimpangan tersebut semakin muda, dan usia para korban dari
tindak penyimpangan tersebut semakin muda pula. Ketika pertama kali saya
terlibat dalam penanganan kasus ini (15 tahun lalu), rata-rata usia korban
adalah 12 tahun, dan kini menjadi 8 tahun.
Peningkatan sikap yang lebih mementingkan keinginan individu dan
penurunan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat. Dalam
sebuah polling Gallup pada tahun 1989, para pemuda yang berada dalam
usia kisaran 18-29 tahun telah membuat suatu pernyataan reflektif: 89 %
responden mengatakan bahwa generasi mereka memiliki sikap yang lebih
egois dibandingkan dengan orang-orang yang berusia sama pada era 20
tahun yang lalu, dan 82 % mengatakan bahwa mereka lebih materialistis.
Sikap materialisme tersebut telah muncul sedini usia para siswa sekolah
dasar. Seorang guru SD kelas tiga mengatakan: Sering muncul pembicaraan
tentang uang di antara anak-anak di sekolah. Seorang anak pernah berbicara
kepada saya, Bapak tidak dapat menyuruh-nyuruh saya, ayah saya lebih
kaya daripada bapak.
Di antara para mahasiswa, obsesi terhadap uang adalah sesuatu yang
secara jelas dapat menjadi bukti. Badan Penelitian Pendidikan Tinggi UCLA
mengadakan sebuah polling terhadap para mahasiswa baru sejumlah 550
28 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Dalam permulaan abad 21 yang akan kita hadapi saat ini, terdapat
sedikitnya sepuluh alasan mengapa sekolah seharusnya memberikan
arahan yang jelas dan menyeluruh tentang komitmen pendidikan moral dan
pengembangan karakter:
32 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Saya memang belum menjadi seorang guru, tetapi saya menanti sebuah
harapan yang dapat membentuk para guru untuk mengubah pandangan yang
bertolakbelakang dengan nilai-nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat
saat ini: materialisme, egoisme, dan pelanggaran terhadap nilai kebenaran
serta keadilan. Banyak guru yang pernah berdiskusi bersama saya dan
menyatakan bahwa mereka benar-benar dalam keadaan tertekan, bahkan
beberapa di antaranya mengarah pada sikap keputusasaan menghadapi
keadaan moral yang semakin memburuk di dalam pribadi para siswa mereka,
dan juga kurangnya bentuk-bentuk pendekatan efektif yang dimiliki sekolah
dalam menghadapi trend hidup seperti ini. Hal tersebut kemudian menjadi
suatu pesan yang begitu berat bagi saya yang mendengarnya karena saat ini
saya berada di permulaan karir sebagai seorang pengajar.
bermoral yang pada akhirnya memudahkan para guru untuk mengajar, dan
para siswa untuk diajar.
BAB2
Sekolah pada saat ini harus menjadi tombak dalam memerangi epidemik
psikososial yang telah mewabah di kehidupan anak-anak di masyarakat...
Sekolah membutuhkan berbagai pengarahan dalam rangka melindungi
anakanak dari dampak ketidakharmonisan kehidupan sosial serta lingkungan
keluarga yang bermasalah.
35
program tersebut muncul dari sebuah trend yang saat ini sedang
dikembangkan: sekolah dan keluarga bekerjasama untuk mendidik moral
anak-anak.
Mulai dari sini, Amerika dan juga Kanada, mulai mencari tahu apa saja
yang sudah dilakukan dan sedang dilakukan oleh sekolah dalam rangka
memberikan nilai-nilai positif dan juga pembentukan karakter yang terpuji.
Saya senang bagian ini telah diajarkan kepada kami, khususnya kepada
saya. Pada permulaan program, saya menyadari bahwa saya memiliki
prasangka terhadap para Yahudi, dan senang bahwa mereka banyak yang
telah terbunuh. Saya tahu bahwa hal ini sangatlah buruk, apalagi jika itu
adalah agamamu. Kemudian kita semua dan diskusi kelas yang telah kami
lakukan memberikan bukti kepada saya bahwa pemikiran saya jelas-jelas
salah. Orang-orang Yahudi bukanlah orang lain, mereka sama dengan saya
dan juga teman-teman yang lain.
saya di sana situasi sekolah semakin memburuk. Jika saya mencoba untuk
membela diri, mereka mengancam saya dengan tindakan yang lebih jahat.
Kadang-kadang mereka memukul perut saya. Mereka juga mengatakan
bahwa saya pengecut jika saya melaporkan tindakan ini.
Apa yang para guru lakukan jika kamu melaporkan tindakan tersebut?
Mereka bilang, kami tidak dapat berbuat banyak.
Bagaimana dengan cara teman-temanmu memperlakukanmu di
sekolah ini?
Spesial, ada rasa saling memiliki.
Bagaimana mereka dapat membuatmu merasa saling memiliki?
Mereka tidak pernah menyerang saya. Mereka berdiskusi dengan saya.
Mereka bermain bersama saya. Orang-orang yang ada di sini semuanya
baik.
Artinya anak-anak di sini berhati malaikat, seorang ibu kemudian ikut
menimpali wawancara tersebut. Maka dapat dengan jelas terlihat bahwa
orang-orang dewasa dan anak-anak di sana setuju dengan pernyataan yang
diucapkan oleh anak kelas lima SD tersebut bahwa Orang-orang yang ada
di sini semuanya baik yang tentunya menunjukkan kesuksesan terhadap
norma yang diajarkan.
Hal terburuk yang dikhawatirkan dalam pelaksanaan program uji
pendidikan nilai adalah dampak buruk yang muncul dari luar sekolah. SD
Winkelman memberikan sebuah pelayanan terhadap anak-anak dari
berbagai latar belakang yang berbeda (beberapa di antaranya merupakan
anak-anak dari keluarga yang sangat sejahtera dan datang dengan
menggunakan limosin), dan menjadikannya fokus utama. Beberapa tahun
yang lalu perkelahian dan penekanan yang terjadi antar anak-anak menjadi
masalah yang serius di Winkelman, dan anak-anak sering sekali
mengelabui guru-guru mereka dan orang-orang dewasa lain.
Sebagai usaha dalam membuat perubahan, Winkelman kemudian
meluncurkan sebuah proyek yang dinamakan Lets Be Courteous, Lets Be
Caring. Nilai dari kesopanan dan perhatian menjadi isu utama yang
ditekankan di setiap kesempatan, seperti melalui berbagai foto yang
Mendidik untuk Membentuk Karakter & Mengapa Sekolah Membutuhkan Dukungan dari Rumah | 47
Lebih dari itu, prestasi yang telah mereka raih di atas sama sekali tidak
mengorbankan prestasi akademik yang mereka raih. Sebuah hasil yang
begitu diperhitungkan pada masa dimana capaian akademik menjadi suatu
tekanan utama di dunia pendidikan. Anak-anak CDP memiliki nilai yang
sama bagusnya dengan siswa kelas kontrol dan telah mencapai standar
pengukuran keberhasilan sekolah yang berlaku di California.
Pendanaan CDP kemudian diperpanjang beberapa tahun yang tentunya
mengembangkan beberapa pertanyaan penelitian tambahan yang akan
diidentifikasi: Akankah hasil positif dari program yang telah dilaksanakan
akan terus tertanam di jiwa para siswa sampai mereka duduk di bangku
SMP? Akankah para siswa CDP merepresentasikan penurunan jumlah
kehamilan remaja dan penurunan tindak kenakalan remaja? Dan apakah
CDP program dapat berjalan dengan baik di lingkungan dimana
kesejahteraan masyarakatnya masih di bawah rata-rata dan di sekolah
dimana siswanya berasal dari latar belakang yang heterogen seperti di
Hayward, California (daerah yang belum terjangkau program CDP)?
50 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Saat ini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa sekolah telah
mampu membuat sebuah perubahan dalam pengembangan karakter. Akan
tetapi, apakah hal tersebut menjadi tanggung jawab sekolah seutuhnya?
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa peranan keluarga?
Secara umum orang-orang memandang bahwa keluarga merupakan
sumber pendidikan moral yang paling utama bagi anak-anak. Orangtua
adalah guru pertama mereka dalam pendidikan moral. Mereka jugalah yang
memberikan pengaruh paling lama terhadap perkembangan moral anak-
anak: di sekolah, para guru pengajar akan berubah setiap tahunnya, tetapi
di luar sekolah anak-anak tentunya memiliki sedikitnya satu orangtua yang
memberikan bimbingan dan membesarkan mereka selama bertahun-tahun.
Hubungan antar orangtua dan anak pun dipenuhi dengan berbagai
perbedaan khusus dalam hal emosi, yang menyebabkan anakanak
merasakan dicintai dan dihargai atau tidak dicintai dan dikesampingkan.
Pada akhirnya para orangtua berada dalam posisi yang mengharuskan
mereka untuk mengajarkan nilai sebagai bagian dari sebuah pandangan
tentang dunia yang lebih besar yang menawarkan sebuah pandangan
tentang arti hidup dan alasan-alasan utama sebagai pengantar sebuah
kehidupan yang bermoral. Semua hal tersebut berdasarkan pada sejumlah
penelitian yang merujuk pada kekuatan dari pengaruh orangtua.
Dalam sebuah studi, para orang dewasa yang berpegang teguh pada
keyakinan mereka akan benar atau salah ketika dihadapi dengan sebuah
dilema moral meminta para orangtua untuk dapat membimbing anak-anak
mereka secara serius ketika menemukan suatu sikap penyimpangan moral.
Para orangtua yang sadar akan hal tersebut akan menyikapinya dengan
berbeda ketika anak-anak mereka ketahuan melakukan suatu tindakan yang
mengecewakan ataupun menyakiti orang lain dibandingkan dengan
orangtua yang tidak. Para orangtua lebih peduli untuk meminta anaknya
untuk menyesali perbuatannya, menunjukkan kekecewaan atas hal
tersebut, mencari tahu apa yang menjadi kesalahan dari apa yang telah
Mendidik untuk Membentuk Karakter & Mengapa Sekolah Membutuhkan Dukungan dari Rumah | 51
Perubahan yang paling besar terjadi yang saya lihat adalah meningkatnya
jumlah orangtua tunggal. Pagi ini saya mendapat laporan dari kantor bahwa
murid kami yang masih duduk di kelas 4 SD ditinggal sendiri oleh orangtuanya
sampai malam. Ibunya adalah seorang pelayan. Tanpa ayah, ia juga diminta
untuk mengurus adiknya yang masih berusia 5 tahun. Kemudian ada seorang
temannya yang sering bermain ke tempat tinggalnya; ternyata ia sering
melakukan tindakan kekerasan. Di sana tidak ada aturan yang seharusnya ada
di keluarga. Kemudian kami mengetahui bagaimana perilaku anak tersebut di
sekolah. Kini saya rasakan bahwa kebanyakan masalah perilaku yang kami
lihat sekarang berawal dari latar belakang keluarga.
Kami melihat sebuah tekanan dari teman-teman sebaya di usia yang masih
sangat muda. Dan hal tersebut menjadi sangat biasa di usia remaja.
Akan tetapi, saat ini hal tersebut sudah terlihat pada anak-anak kelas 4 SD.
Mereka nampak tidak mampu untuk melawan hal tersebut. Mereka
nampaknya tidak memiliki dasar yang cukup kuat dari lingkungan rumahnya
yang seharusnya mampu menjadikan mereka anak-anak yang dapat melawan
hal buruk tersebut menjadi sesuatu yang lebih baik.
mana tindakan yang baik, dan mana yang buruk, meskipun pada
kenyataannya mereka belum pernah melihat situasi yang ada di film tersebut.
Namun kini, semakin banyak di antara murid-murid saya yang tidak dapat
membedakan tindakan yang baik maupun buruk setelah mereka menonton.
Mereka tidak merasa bersalah jika mengambil barang yang bukan miliknya
tanpa izin dari pemilik, atau langsung saja mendatangi meja pemilik. Mereka
pun tidak memberi komentar apa pun ketika mereka melihat adegan dimana
dua orang dewasa saling berbicara tanpa sopan santun. Dan anda pasti
bertanya-tanya: apakah orangtua mereka mendidik anak-anak tersebut?
Lebih jauhnya, ketika para orangtua sudah begitu bingung atau tidak
mampu lagi bertindak terhadap perilaku anak-anak mereka, mereka hanya
akan bergerak untuk peduli jika anak-anak mereka ditemukan bermasalah
di sekolah, dan itu pun tidak banyak. Seorang guru kelas satu mengatakan:
saya memiliki murid-murid yang berani mencuri, bertengkar, dan
menggunakan bahasa yang tidak sopan. Ketika saya membicarakan hal
tersebut kepada orangtua mereka, mereka terlihat tidak peduli atau tidak
memberikan masukan yang berarti untuk menyelesaikan masalah tersebut
secara bersama-sama.
Beberapa orangtua bahkan ada yang justru mendukung anak-anak
mereka untuk memahami makna nilai yang bertolakbelakang dengan apa
yang diajarkan di sekolah. Seperti masalah yang terjadi pada anak kelas dua
yang mengatakan bahwa ibunya pernah berkata seperti ini, Tidak masalah
jika kamu mau mencuri. Kamu kan belum 16 tahun, jadi tidak mungkin
mereka akan menghukummu di penjara.
Nilai-nilai yang diberikan sekolah seringkali memang tidak bersifat
langsung, tetapi ternyata tetap saja ada kemungkinan untuk disikapi secara
negatif oleh anak-anak. Seorang asisten kepala sekolah SMA swasta di
kawasan elit Northeastern mengatakan: ketika kami menegur anak-anak
yang menyontek ketika ujian atau melakukan tindak plagiat dalam tugas
esai mereka, para orangtua justru datang ke sekolah untuk membela
anakanak mereka, dan kami merasa dalam situasi yang serba
membingungkan. Bagaimana kita dapat mendidik para siswa untuk
bersikap jujur dengan baik?
Mendidik untuk Membentuk Karakter & Mengapa Sekolah Membutuhkan Dukungan dari Rumah | 59
Itu hal yang sering muncul, ujar seorang kepala sekolah dalam melihat
hal tersebut, jika anda sedang dalam masalah di sekolah, maka masalah
anda akan berlipat di rumah. Baik orangtua maupun guru ada di posisi yang
sama. Saat ini, para orangtua justru lebih cenderung meminta sekolah agar
tidak mengekang hak-hak yang anak-anak mereka miliki selama di
sekolah.
Secara singkat, sekolah semakin sering diminta untuk memberikan
pendidikan yang lebih, dengan masalah pendidikan moral yang lebih berat,
tetapi hanya mendapat dukungan yang tidak terlalu berarti. Mereka pun kini
tidak lagi mampu mengambil sebuah asumsi seperti yang dilakukan di masa
sebelumnya, bahwa keluarga memiliki kesamaan pandangan yang kuat dan
mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai dari norma-norma yang
sama seperti yang diajarkan di sekolah.
Banyak sekali guru yang tidak berani mengambil sikap dalam bidang ini.
Mereka takut terlalu mengambil bagian dalam urusan pribadi masing-masing
orang. Mereka khawatir dengan aspek kewenangan hukum. Mungkinkah
seseorang akan membawa mereka untuk berurusan dengan pengadilan jika ia
tidak menyukai cara para guru tersebut memberikan pendidikan nilai? Nilai
yang bagaimana yang seharusnya diajarkan? Dan ke arah nilai yang manakah
keberpihakan Tuhan berada? Akankah kita menemui orangorang yang akan
menjerat jika kita membawa-bawa nama Tuhan dan beberapa orang lain justru
mungkin akan menjerat jika kita tidak mengikutsertakan-Nya?
57
tersebut.Tantangan lain terhadap hal tersebut adalah seperti ini, bukankah
kita akan merasa puas jika kita mampu menjadikan para siswa mampu
untuk berpikir secara kritis mengenai nilai-nilai, seperti kejujuran tetapi
bagaimana jika dalam hal lain mereka memilih untuk berbohong,
menyontek, atau mencuri?
Sekolah yang berharap untuk dapat melakukan pendidikan moral,
saya yakin harus merasa percaya diri bahwa: (1) Nilai-nilai yang seharusnya
dapat diajarkan di sekolah memiliki tujuan yang bermanfaat dan secara
umum dapat diterima oleh masyarakat yang beragam; dan (2) sekolah
seharusnya tidak hanya mengekspos nilai-nilai tersebut kepada para siswa,
tetapi juga harus mampu membimbing mereka untuk dapat mengerti,
meresapi, dan melakukan nilai-nilai yang berlaku. Untuk merasa yakin dapat
melaksanakan kedua hal di atas, hal yang paling pertama dibutuhkan oleh
sekolah adalah mendapat gambaran yang jelas tentang makna dasar dari
nilai-nilai.
Terdapat dua macam nilai dalam kehidupan ini: moral dan nonmoral.
Nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan adalah hal-
hal yang dituntut dalam kehidupan ini. Kita akan merasa tertuntut untuk
menepati janji, membayar berbagai tagihan, memberi pengasuhan kepada
anak-anak, dan berlaku adil dalam begaul di masyarakat. Nilai-nilai moral
meminta kita untuk melaksanakan apa yang sebaiknya kita lakukan. Kita
harus melakukannya bahkan kalaupun sebenarnya kita tidak ingin
melakukannya.
Nilai-nilai non moral tidak membawa tuntutan-tuntutan seperti yang
tersebut di atas. Nilai tersebut lebih menunjukkan sikap yang berhubungan
dengan apa yang kita inginkan ataupun yang kita suka. Saya secara personal
memiliki suatu nilai ketika mendengarkan musik klasik, sebagai contoh,
atau ketika membaca sebuah novel yang bagus. Akan tetapi, jelas bahwa
sesungguhnya saya tidak memiliki kewajiban untuk melakukan hal tersebut.
64 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Nilai-nilai moral (yang menjadi tuntutan) dapat dibagi lagi menjadi dua
kategori, yaitu: universal dan non-universal. Nilai-nilai moral universal
seperti memperlakukan orang lain dengan baik serta menghormati pilihan
hidup, kemerdekaan, dan kesetaraan dapat menyatukan semua orang
dimana pun mereka berada karena kita tentunya menjunjung tinggi
dasardasar nilai kemanusiaan dan penghargaan diri. Kita memiliki hak dan
bahkan kewajiban untuk menuntut agar kita semua dapat berlaku sejalan
dengan nilai-nilai moral yang berlaku secara universal ini.
Pada tahun 1948, pemerintah AS memperkenalkan validitas universal
mengenai nilai-nilai moral dasar tersebut dengan cara mengadopsi
Universal Declaration of Human Rights. Dokumen bersejarah tersebut
mendeklarasikan bahwa setiap warga negara di setiap negara memiliki hak
untuk: memiliki hidup, memiliki wewenang, dan memilki kebebasan untuk
melindungi diri dari suatu ancaman; kemerdekaan diri dari perbudakan;
mengetahui aturan yang berlaku serta memiliki pemahaman terhadap
tindakan yang tidak dianggap salah dan yang dianggap salah; kemerdekaan
dari kesengsaraan hidup; mendapatkan privasi, hidup berkeluarga, dan
memiliki kesetaraan hidup; kemerdekaan untuk terlibat dalam berbagai
komunitas masyarakat; mendapat pendidikan; dan memiliki sebuah standar
hidup dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatan dan kehidupan yang
layak. Benar adanya, bahwa seluruh negara dengan konsisten menghormati
hak-hak tersebut melalui langkah nyata yang dilakukan terhadap warga
negara mereka masing-masing. Akan tetapi, kegagalan terhadap
pelaksanaan poin-poin tentang hak asasi manusia tersebut tentunya terkait
dengan validitas universal mengenai nilai moral yang terkandung dalam
naskah tersebut.
Sebaliknya, nilai-nilai moral yang bersifat non universal tidak membawa
tuntutan moral yang bersifat universal. Ini adalah nilai-nilai seperti
kewajiban yang berlaku pada agama-agama tertentu (ketaatan, berpuasa,
dan memperingati hari besar keagamaan) yang secara individu menjadi
sebuah tuntutan yang cukup penting. Namun, hal tersebut belum tentu
dirasakan sama dengan individu lain.
Kita saat ini tinggal dalam masyarakat yang sangat heterogen dalam hal
pebedaan agama yang kemudian tertuang di dalam prinsip-prinsip First
Amandement yang menyatakan bahwa pemerintah sebaiknya tidak
membuat undang-undang yang berkenaan dengan munculnya suatu agama
atau tentang pelarangan dalam pelaksanaan kegiatan beragama. Bukti
bahwa masyarakat kita termasuk masyarakat yang memiliki perbedaan
agama, maupun mereka yang tanpa agama menemukan kesulitan dan
halangan dalam memberikan pendidikan moral, terutama bagi para
pendidik. Mereka berpikir, bukankah moralitas membawamu untuk
cenderung terhadap hal yang bersifat agamis, dan bagaimana sekolah dapat
masuk ke dalamnya tanpa melanggar peraturan yang tersebut di First
Amandement?
Dengan alasan tersebut, maka sangatlah penting untuk
mengklarifikasikan hubungan antara moralitas dan agama. Berikut ini
terdapat tujuh poin yang cukup relevan dengan hal tersebut:
INTERVIEWER : Michael, bagaimana kamu yakin bahwa apa yang tertulis dalam
Taurat adalah sesuatu yang benar adanya untuk
dilaksanakan?
INTERVIEWER : Oke, tapi bagaimana kamu begitu yakin bahwa apa yang Tuhan
perintahkan adalah hal-hal yang memang benar?
MICHAEL : Kami telah melakukannya. Kami menaati apa yang tertulis di Taurat,
dan kami benar-benar telah mengerti.
MICHAEL : Tidak
INTERVIEWER : Mengapa?
MICHAEL : Bahkan jika Tuhan berfirman seperti demikian, kami tahu, bahwa
itu sesungguhnya bukan perintah Tuhan, karena mencuri
adalah hal yang sangat buruk. Dapat jadi hal tersebut
merupakan bentuk ujian dari Tuhan, tetapi yang kami yakini,
Tuhan tidak akan memerintahkan hambaNya untuk berlaku
demikian.
MICHAEL : Karena Tuhan menurut pandangan kami adalah Yang Maha Baik dan
Yang Maha Sempurna.
INTERVIEWER : Dan karena Tuhan adalah Yang Maha Sempurna maka Ia tidak
akan mungkin memerintahkan makhlukNya untuk mencuri?
Mengapa?
MICHAEL : Karena kita sebagai manusia adalah makhluk yang tidak sempurna,
dan kami memahami itu. Kami tidak bodoh. Dan kami benar-
benar paham bahwa mencuri adalah suatu hal yang sangat
buruk.
Hormat dan tanggung jawab merupakan poin keempat dan kelima dari
Rs yang menjadi dasar landasan sekolah yang tidak hanya
memperbolehkan, tetapi mengharuskan para guru untuk memberikan
pendidikan tersebut untuk membangun manusia-manusia yang secara etis
berilmu dan dapat memposisikan diri mereka sebagai bagian dari
masyarakat yang bertanggung jawab. Apakah arti konkrit dari kedua dasar
nilai moral tersebut?
Rasa Hormat. Rasa hormat berarti menunjukkan penghargaan kita
terhadap harga diri orang lain ataupun hal lain selain diri kita. Terdapat tiga
hal yang menjadi pokok: penghormatan terhadap diri sendiri,
penghormatan terhadap orang lain, dan penghormatan terhadap semua
bentuk kehidupan dan lingkungan yang saling menjaga satu sama lain.
Penghormatan diri mengharuskan kita untuk memperlakukan apa yang
ada pada hidup kita sebagai manusia yang memiliki nilai secara alami. Maka
demikian, perlakuan yang mengarah pada perusakan diri ataupun
penyalahgunaan narkoba dan alkohol merupakan hal yang salah.
Penghormatan terhadap orang lain mengharuskan kita untuk
memperlakukan semua orang bahkan orang-orang yang kita benci sebagai
manusia yang memiliki nilai tinggi dan memiliki hak yang sama dengan kita
72 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
bukan dengan cara yang kaku, tetapi dengan cara yang membuat mereka
paham akan nilai-nilai dalam menghormati orang lain.
Pada akhirnya, keadilan sebagai nilai dari rasa hormat dilibatkan dalam
interaksi kehidupan sekecil apa pun, hal tersebut juga menjadi dasar
terhadap prinsip-prinsip utama dari sebuah demokrasi. Hal tersebut
merupakan bentuk penghormatan bagi orang lain yang memberikan arahan
kepada masyarakat untuk membuat suatu konstitusi yang mengharuskan
pemerintah untuk melindungi, bukan mengganggu, hak-hak warga negara
yang telah diatur sebelumnya.
Misi moral pertama dari sekolah-sekolah yang ada adalah untuk
mengajarkan nilai-nilai dasar penghormatan terhadap diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
Tanggung Jawab. Tanggung jawab merupakan suatu bentuk lanjutan
dari rasa hormat. Jika kita menghormati orang lain, berarti kita menghargai
mereka. Jika kita menghargai mereka, berarti kita merasakan sebuah ukuran
dari rasa tanggung jawab kita untuk menghormati kesejahteraan hidup
mereka.
Tanggung jawab, secara literal berarti kemampuan untuk merespon
atau menjawab. Itu artinya, tanggung jawab berorientasi terhadap orang
lain, memberikan bentuk perhatian, dan secara aktif memberikan respon
terhadap apa yang mereka inginkan. Tanggung jawab menekankan pada
kewajiban positif untuk saling melindungi satu sama lain.
Rasa hormat, jika dilihat dari perbandingannya, lebih menekankan pada
kewajiban kita yang terkadang berbentuk kalimat negatif. Sebagian besar
dari isinya menyangkut apa yang tidak boleh dilakukan. Hal tersebut biasa
disebut moralitas larangan. Hal yang terburuknya adalah mengatakan,
kekuatan dari pemikiran negatif. Seorang filsuf John Moline mengacu pada
pentingnya sikap moralitas larangan tersebut: Mereka meminta kita
melaksanakan kewajiban tentunya. Seperti Thou shalt not murder
sebenarnya memiliki makna serupa dengan, love your neighbour yang
lebih berbentuk positif.
Sebuah daftar nilai moral tidak boleh, sebenarnya belum cukup.
Sebuah etika bertanggungjawab memberikan makna nilai moral yang
seharusnya. Ketika penghormatan mengatakan jangan menyakiti,
sesungguhnya tanggung jawab mengatakan berilah pertolongan. Maka
74 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
benar adanya ketika mengatakan love your neighbour dan think others
(pedulilah dengan orang lain) bersifat lebih terbuka;
pernyataanpernyataan tersebut tidak meminta kita untuk menghitung
seberapa banyak pengorbanan yang harus kita lakukan untuk keluarga,
untuk bersikap dermawan, untuk bekerja bagi masyarakat, atau untuk
selalu ada bagi mereka yang membutuhkan. Akan tetapi, sebuah tanggung
jawab moral tidak secara langsung meminta kita untuk mengorbankan
sesuatu. Di luar hal-hal yang membebani tersebut, tanggung jawab lebih
bersifat meminta kita untuk mencoba, melalui cara apa pun yang kita dapat,
dari sekedar tahu sampai dengan mendukung satu sama lain, meringankan
beban sesama, dan membuat dunia ini sebagai tempat yang lebih baik bagi
semua orang.
Hal lain apalagi yang dimaksud dengan tanggung jawab? Yaitu sikap
saling membutuhkan, tidak mengabaikan orang lain yang sedang dalam
keadaan sulit. Kita menolong orang-orang dengan memegang komitmen
yang telah kita buat, dan apabila kita tidak menolong mereka, artinya kita
membuat sebuah kesulitan baru bagi mereka. Saya sedang merasa risau,
ujar seorang pembimbing sebuah band sekolah, dengan melihat berbagai
kecenderungan, saya melihat anak-anak mulai berpikir bahwa mereka
dapat saja berhenti kapan pun mereka mau. Tanggung jawab berarti
melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, di sekolah,
maupun di tempat bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang
terbaik. Beberapa tahun belakangan ini, ditemukan bahwa indeks tanggung
jawab para pekerja akan pekerjaannya menurun, sedangkan jumlah mereka
yang menyalahgunakan narkoba di lokasi bekerja meningkat bahkan
dilakukan oleh mereka yang bekerja di rumah sakit, di pabrik pembuatan
mobil, di dalam kereta api (ketika mengendarai), dan tempat perbaikan
reaktor nuklir.
Pada akhirnya, sikap tanggung jawab ditekankan pada mengutamakan
hal-hal yang hari ini dianggap penting sebagai suatu perbaikan di masa yang
akan datang dengan didasari hak-hak. Beberapa tahun silam, seorang
penulis essay Inggris bernama Christopher Derric menulis, ketika orang-
orang berpikir tentang moralitas, mereka umumnya mempertanyakan hal
ini: Apakah semua kewajiban saya sudah terpenuhi?Jika sebagian
jawabannya negatif, berarti mereka sedang menghindari keterpurukan
Nilai-Nilai Seperti Apakah Yang Seharusnya Diajarkan Di Sekolah? | 75
hidup mereka; dan mereka harus berjuang untuk melakukan yang lebih
baik.
Namun saat ini, ketika orang-orang dihadapkan dengan urusan
moralitas, mereka cenderung bertanya dengan pertanyaan seperti ini:
Apakah semua hak saya sudah terpenuhi? dan ketika sebagian jawabannya
berbentuk negatif, (dan tentunya hidup itu tidak ada yang sempurna)
berarti mereka sedang menghindari situasi terpuruk yang dialami orang
lain, baik secara individual, maupun bermasyarakat. Dan hal itu merupakan
bibit-bibit dari konflik dan kekerasan, demikian yang Derrick lihat sebagai
suatu prinsip yang mulai menjalar.
Jelaslah, bahwa hak-hak merupakan suatu bagian tambahan dalam
konteks moralitas. Akan tetapi, salah satu tantangan moral yang kita hadapi
saat ini adalah bagaimana menyeimbangkan hak dan kewajiban dan
bagaimana membentuk para pemuda untuk memiliki kepekaan yang baik
terhadap kedua hal tersebut.
Sikap hormat dan bertanggungjawab adalah dua nilai moral dasar yang
harus diajarkan di sekolah. Apakah ada yang lainnya?
Bentuk-bentuk nilai lain yang sebaiknya diajarkan di sekolah adalah
kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan, disiplin diri, tolong menolong,
peduli sesama, kerjasama, keberanian, dan sikap demokratis. Nilai-nilai
khusus tersebut merupakan bentuk dari rasa hormat dan atau tanggung
jawab ataupun sebagai media pendukung untuk bersikap hormat dan
bertanggungjawab.
Kejujuran adalah salah satu bentuk nilai. Dalam hubungannya dengan
manusia, tidak menipu, berbuat curang, atau mencuri merupakan salah satu
cara dalam menghormati orang lain. Sikap adil mengharuskan kita untuk
memperlakukan orang-orang dengan sama dan tidak membedabedakan.
Toleransi, juga merupakan bentuk refleksi dari sikap hormat. Meskipun
toleransi dapat berbaur menjadi sebuah relativisme netral untuk
menghindari berbagai prasangka yang menyangkut etika, toleransi pada
akhirnya adalah tanda dari salah satu arti kehidupan yang beradab.
76 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Heraclitus
asa hormat dan tanggung jawab dan seluruh nilai lainnya yang berasal
Rdari kedua nilai ini memberikan muatan moral yang dapat dan harus
diajarkan oleh sekolah dalam suatu demokrasi. Namun sekolah memerlukan
lebih dari sekedar daftar nilai. Sekolah memerlukan suatu konsep karakter
dan komitmen untuk mengembangkan konsep tersebut dalam diri para
siswanya.
Salah satu dari pengembangan etika yang paling signifikan selama dua
dekade lampau adalah pendalaman perhatian kepada karakter.2 Kami
menemukan kembali hubungan antara karakter privat dan kehidupan
publik. Kami mendapati bahwa permasalahan moral masyarakat kita, tidak
dalam skala kecil, mencerminkan perwakilan pribadi kita. Diskusi ilmiah,
analisis media, dan pembicaraan sehari-hari kesemuanya telah fokus
kepada karakter para pemimpin kita yang terpilih, para warga negara kita,
dan anak-anak kita.
Apa Yang Dimaksud Dengan Karakter Yang Baik? | 81
75
suatu komunitas yang kaya di daerah Northeast. Salah satu dari ibu para
siswa itu menemui saya di bandara. Ibu ini berkata, Saya mengkhawatirkan
dampak kekayaan materi yang mengelilingi anak saya. Akankah mereka
menilainya di atas segala-galanya? Putri dari keluarga di mana saya
menginap malam itu menceritakan tentang teman sekelasnya di kelas
delapan yang orang tuanya memberi $100 untuk setiap nilai A dan $75
untuk setiap nilai B dalam kartu laporannya. Apabila temannya ini
memperoleh nilai C atau lebih rendah, maka uangnya akan diambil kembali
oleh orang tuanya. Para orang tua lainnya di komunitas ini telah
menawarkan uang sebesar $10,000 apabila mereka tidak merokok sebelum
lulus. (Ketika anak-anak melanggar perjanjian ini, sebagaimana yang sering
mereka lakukan, para orang tua merasa kehilangan kekuasaannya.)
Kebijaksanaan tradisional dan pelajaran sejarah mengajarkan kepada
kita bahwa orang kaya cenderung bersifat korup. Namun sekarang,
sebagaimana yang diamati oleh penulis pendidikan James Stenson, sebagian
besar dari kita itu dianggap kaya ketika diukur berdasarkan standar di masa
lalu. Kita menikmati suatu tingkatan kemakmuran kelimpahan makanan,
minuman, hiburan, pakaian, kenyamanan, dan sebagainya yang belum
pernah terjadi sebelumnya dalam kehidupan manusia. Namun, sebagaimana
yang ditunjukkan oleh Stenson, anak-anak tidak merasa lebih bahagia.
Sebaliknya, sebagai orang dewasa yang masih muda, mereka seringkali
merasa dipenuhi dengan perasaan skeptis, putus asa, terpusat pada diri
sendiri, dan kesepian.3 Sangat banyak di antara mereka yang rentan dan
tidak disiplin, mudah menyerah ketika harus bekerja keras dan mudah
tergoda dengan seks, obat-obatan, minuman, konsumsi materi, dan
penyerapan media elektronik. Anak-anak ini mengalami kekurangan
karakter yang kuat.
Karakter yang baik merupakan hal yang kita inginkan bagi anak-anak
kita. Terdiri dari apa sajakah karakter yang baik itu?
Seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles mendefinisikan karakter
yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan yang benar
tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. 4
Aristoteles mengingatkan kepada kita tentang apa yang cenderung kita
lupakan di masa sekarang ini: Kehidupan yang berbudi luhur termasuk
kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti kontrol diri dan
moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal
lainnya (seperti kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis
kebaikan ini berhubungan. Kita perlu untuk mengendalikan diri kita sendiri
keinginan kita, hasrat kita untuk melakukan hal yang baik bagi orang lain.
Karakter, menurut pengamatan seorang filsuf kontemporer bernama
Michael Novak, merupakan campuran kompatibel dari seluruh kebaikan
yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan
kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah.5 Sebagaimana yang
ditunjukkan Novak, tidak ada seorang pun yang memiliki semua kebaikan
itu, dan setiap orang memiliki beberapa kelemahan. Orang-orang dengan
karakter yang sering dipuja bisa jadi sangat berbeda antara satu dengan
lainnya.
Berdasarkan pada pemahaman klasik ini, penulis bermaksud untuk
memberikan suatu cara berpikir tentang karakter yang tepat bagi
pendidikan nilai: Karakter terdiri dari nilai operatif, nilai dalam tindakan.
Kita berproses dalam karakter kita seiring suatu nilai menjadi suatu
kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi
situasi dengan cara yang menurut moral itu baik.
Karakter yang terasa demikian memiliki tiga bagian yang saling
berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.
Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal
yang baik, dan melakukan hal yang baik kebiasaan dalam cara berpikir,
kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan. Ketiga hal ini
diperlukan untuk mengarahkan suatu kehidupan moral; ketiganya ini
membentuk kedewasaan moral. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter
yang kita inginkan bagi anak-anak kita, sudah jelas bahwa kita
menginginkan anak-anak kita untuk mampu menilai apa yang benar, sangat
peduli tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka
Apa Yang Dimaksud Dengan Karakter Yang Baik? | 83
yakini itu benar meskipun berhadapan dengan godaan dari dalam dan
tekanan dari luar.
CONTOH KARAKTER YANG BAIK
Kita tidak bermasalah dalam hal mengenali karakter yang baik ketika
kita melihatnya. Guna menggambarkan bagaimana karakter melibatkan
pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral, perkenankan
penulis berbagi sebuah kisah yang disampaikan oleh ayah tentang anaknya
yang berusia 19 tahun.
Andy ialah seorang anak yang pintar dengan talenta khusus di bidang
musik, namun dia harus melewati masa yang sulit. Dia tidak tahu apa yang
dia ingin lakukan dengan kehidupannya, atau apa yang harus dilakukan
hingga dia mengambil keputusan. Tanpa suatu arahan, dia tidak termotivasi
untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas (college), dan
dia tidak menyukai pekerjaan aneh yang telah diambilnya. Dia tinggal
dengan kedua orang tuanya, namun ketidakbahagiannya seringkali
membuat hubungan dengan kedua orang tuanya menjadi tegang.
Kemudian Andy mendapat pekerjaan yang memanfaatkan keahlian
bermusiknya dan keahlian khusus ada pada organ. Dia bekerja sebagai
asisten seorang pria di akhir usia 20 tahunnya sebagai tenaga yang menyetel
organ dan piano di kota besar. Orang ini memiliki bisnis yang sangat baik
dalam organ, semenjak banyak gereja di kota itu yang membutuhkan
jasanya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Andy memperoleh
penghasilan yang baik dari pekerjaan yang dia nikmati.
Namun demikian, sekitar tiga minggu kemudian Andy menemui
ayahnya dan mengatakan bahwa ada satu hal yang sangat mengganggunya.
Andy mendapati bosnya melakukan bisnis yang curang. Dia merampok
gereja-gereja ini, jelas Andy. Dia mengatakan bahwa gereja-gereja tersebut
harus menyetel organnya empat kali dalam setahun, yang tentu saja tidak
benar. Aku telah mengawasinya dia akan datang dan memainkan organ
yang ada selama setengah jam dan berbuat seolah-olah seperti dia sedang
menyetelnya, namun sebenarnya dia tidak melakukan apapun. Aku pikir aku
tidak dapat bekerja padanya lagi.
Beberapa hari kemudian, Andy berhenti dari pekerjaan itu dan pergi ke
seorang pendeta di salah satu gereja guna menyarankan beliau untuk
84 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
mencari tenaga penyetel lainnya. Ayah Andy, ketika menceritakan kisah ini,
mengatakan:Dia berhenti dari pekerjaan dengan penghasilan yang bagus,
namun dengan alasan yang bagus. Saya mengatakan padanya kalau saya
bangga atas apa yang telah dia lakukan.
Keputusan Andy sudah jelas melibatkan tiga bagian karakter:
pengetahuan moral (menilai perilaku bosnya sebagai perilaku yang salah);
perasaan moral (merasa marah atas biaya yang dibayarkan gereja untuk
layanan palsu, dan merasa terganggu ketika menjadi bagian dari bisnis yang
tidak jujur); dan tindakan moral (berhenti dari pekerjaannya dan
memberitahu paling tidak salah satu gereja tentang masalah yang ada).
Dalam hal ini, penilaian moral dapat meningkatkan perasaan yang kuat, dan
penilaian maupun perasaan tersebut memotivasi tindakan moral.
Diagram berikut ini mengidentifikasi kualitas moral tertentu ciri-ciri
karakter yang membentuk pengetahuan moral, perasaan moral, dan
tindakan moral. Penulis yakin bahwa ciri-ciri ini merupakan kualitas
spesifik yang harus kita coba untuk membantu anak-anak kita berkembang,
demi kepentingan mereka sendiri dan demi kepentingan masyarakat.
Anak panah yang menghubungkan masing-masing domain karakter dan
kedua domain karakter lainnya dimaksudkan untuk menekankan sifat
saling berhubungan masing-masing domain tersebut. Pengetahuan moral,
perasaan moral, dan tindakan moral tidak berfungsi sebagai bagian yang
terpisah namun saling melakukan penetrasi dan saling memengaruhi satu
sama lain dalam cara apapun.
Penilaian moral dapat meningkatkan perasaan moral, namun emosi
moral dapat memengaruhi pemikiran. Dalam bukunya yang memberi
pencerahan, In Good Conscience: Reason and Emotion in Moral Decision
Making, psikolog Mercy College Sidney Callahan menunjukkan bahwa
banyak dari pemikiran moral kreatif kita muncul dari pengalaman yang
sarat emosi. Revolusi moral yang penting telah diawali dengan empati yang
dirasakan bagi kelompok yang sebelumnya tidak dianggap (budak, wanita,
pekerja, anak-anak, orang-orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain).
Penilaian moral dan perasaan moral sudah jelas cukup memengaruhi
perilaku moral kita, utamanya ketika kita bekerja sama. Namun di sini, juga,
pengaruh tersebut bersifat resiprokal: Bagaimana kita berperilaku juga
memengaruhi bagaimana kita berpikir dan merasa (misalnya: ketika kita
mengampuni dan bertingkah laku baik terhadap seseorang yang kita
Apa Yang Dimaksud Dengan Karakter Yang Baik? | 85
marahi, kita biasanya mendapati bahwa pemikiran dan perasaan kita yang
berhubungan dengan orang tersebut menjadi lebih positif).
Sekarang, mari kita lihat masing-masing domain karakter dan
komponen penyusunnya. Ingat bahwa dalam kehidupan moral yang dijalani,
komponen karakter yang bervariasi ini tipikalnya bekerja sama
secara kompleks dan bersamaan yang bahkan mungkin tidak kita sadari.
PENGETAHUAN MORAL
PERASAAN MORAL
1. Kesadaran moral
1. Hati nurani
2. Pengetahuan nilai
2. Harga diri
moral
3. Empati
3. Penentuan perspektif
4. Mencintai hal yang
4. Pemikiran moral
baik
5. Pengambilan
5. Kendali diri
keputusan
6. Kerendahan hati
6. Pengetahuan pribadi
TINDAKAN MORAL
1. Kompetensi
2. Keinginan
3. Kebiasaan
PENGETAHUAN MORAL
Keenam aspek berikut ini merupakan aspek yang menonjol sebagai tujuan
pendidikan karakteryang diinginkan.
melakukan suatu hal. Di tingkat yang lebih tinggi, pemikiran moral juga
mengikutsertakan pemahaman atas prinsip moral klasik: Hormatilah hak
hakiki intrinsik setiap individu; Bertindaklah untuk mencapai kebaikan
yang terbaik demi jumlah yang paling besar; dan Bertindaklah seolah-olah
Anda akan membuat semua orang lain akan melakukan hal yang sama di
bawah situasi yang serupa. Prinsip-prinsip seperti itu memandu tindakan
moral dalam berbagai macam situasi yang berbeda.
5. Pengambilan keputusan. Ketika diminta untuk menuliskan dilema
kehidupan yang nyata yang dialaminya, seorang anak berusia 13 tahun
menuliskan hal berikut ini:
Ada satu anak di sekolah yang tidak begitu pintar seperti anak-anak lainnya
tapi hanya dalam beberapa kelas reguler saja. Anak ini pernah menjadi
temanku ketika aku berusia lebih muda, namun kemudian dia mulai melambat.
Sekarang beberapa temanku menjadikan anak ini sebagai bahan ejek, namun
aku tidak mengatakan apapun pada mereka.
PERASAAN MORAL
Tidak, saya tidak berpikir demikian. Saya harus mengatakan bahwa saya
mengetahui apa yang saya lakukan adalah salah; seseorang mengetahui
perbedaan antara baik dan salah jauh sebelum memasuki sekolah hukum.
Suatu arahan dalam etika legal tidak akan mengubah apapun.
Beberapa tahun lalu, The New York Times mengangkat cerita yang
memberikan contoh lain dari perbedaan antara mengetahui apa yang baik
dan melakukannya. Menurut laporan Times, Random House telah
mengumumkan bahwa perusahaan tersebut tidak akan meneruskan
Apa Yang Dimaksud Dengan Karakter Yang Baik? | 91
dan menyalin kata per kata dari sebuah buku tanpa mencantumkan
pengarangnya. Para siswa dapat menjawab, Ya, Tidak, atau Tergantung.
Yang mengejutkan kami adalah bahwa kami mendapatkan jawaban
Tergantung dalam jumlah yang relatif sedikit (di bawah 10 persen dari
jawaban yang ada). Malahan, sebagian besar siswa berbagai macam perilaku
ketidakjujuran akademik sebagai hal yang salah. Untuk beberapa dari
perilaku tersebut, tingkat ketidaksetujuannya adalah lebih dari 90 persen.
Kemudian kami mendaftar perilaku yang sama dan mengajukan
pertanyaan yang berbeda: Apakah Anda pernah melakukan hal yang sama
berikut ini apabila Anda yakin kalau Anda tidak akan tertangkap? Sekarang
persentasenya berubah, kadang-kadang secara dramatis. Lebih dari separuh
responden mengatakan ya, mereka akan mencontek di sebuah ujian apabila
mereka tidak ketahuan; lebih dari separuh responden menyatakan mereka
akan menyalin tugas siswa lain; hampir lebih dari separuh responden
menyatakan mereka akan membantu siswa lainnya dalam sebuah ujian
dengan cara yang tidak diijinkan oleh instruktur mereka.
Makna dari hasil ini sudah jelas: Ketika hampir seluruh siswa menilai
berbagai macam perilaku mencontek itu salah, secara signifikan lebih
sedikit siswa yang cukup berkomitmen terhadap kejujuran akademik guna
menahan diri dari usaha mencontek ketika mereka dapat melakukannya.
Sejumlah besar siswa mengalami kekurangan hati nurani yang berkembang
secara utuh karena mereka merasa tidak berkewajiban untuk menghindari
perilaku yang mereka nilai salah.
Hati nurani yang dewasa mengikutsertakan, di samping pemahaman
terhadap kewajiban moral, kemampuan untuk merasa bersalah yang
membangun (constructive guilt). Apabila Anda merasa berkewajiban dengan
hati nurani Anda untuk berperilaku dengan cara tertentu, maka Anda akan
merasa bersalah apabila Anda tidak berperilaku demikian. Hal ini berbeda
dari rasa bersalah yang menghancurkan (destructive guilt), yang
menyebabkan seseorang berpikir Saya adalah orang yang buruk. Rasa
bersalah yang membangun menyatakan, Saya tidak hidup sesuai dengan
standar saya. Saya merasa tidak enak, namun saya akan berusaha untuk
hidup lebih baik lagi. Kemampuan untuk merasa bersalah yang
membangun juga membantu kita melawan godaan.
Bagi orang-orang dengan hati nurani, moralitas itu perlu
diperhitungkan. Mereka ini berkomitmen untuk menghidupi nilai moral
Apa Yang Dimaksud Dengan Karakter Yang Baik? | 93
mereka karena nilai-nilai tersebut berakar sangat dalam pada diri pribadi
seorang yang bermoral. Orang seperti itu tidak berbohong dan mencontek
dan lari begitu saja karena mereka mengidentifikasi tindakan moral mereka;
mereka merasa keluar dari karakter ketika mereka bertindak melawan
nilai mereka. Berkomitmen secara pribadi terhadap nilai moral merupakan
proses pengembangan, dan membantu para siswa dalam proses tersebut
merupakan salah satu dari tantangan kita yang penting sebagai pendidik
moral.
2. Harga diri. Ketika kami memiliki ukuran harga diri yang sehat, kami
menilai diri kami sendiri. Ketika kami menilai diri kami sendiri, kami
menghargai diri kami sendiri. Kami tidak begitu mungkin menyalahgunakan
gagasan atau pemikiran kami atau memperkenankan orang lain untuk
menyalahgunakannya.
Ketika kami memiliki harga diri, kami tidak begitu bergantung pada
persetujuan orang lain. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa anakanak
dengan harga diri yang tinggi lebih tahan terhadap tekanan teman
sebayanya dan lebih mampu untuk mengikuti penilaian mereka sendiri
daripada anak-anak yang memiliki harga diri yang rendah.
Ketika kami memiliki harga diri yang positif terhadap diri kami sendiri,
kami lebih mungkin untuk memperlakukan orang lain dengan cara yang
positif. Apabila kami memiliki sedikit atau tidak memiliki penghargaan diri
sama sekali, sulit bagi kita untuk menghargai orang lain.
Para guru mengetahui pentingnya harga diri. Saya melihat lebih dan
lebih banyak anak yang datang ke sekolah dengan konsep diri yang rendah,
kata seorang guru kelas tiga. Kejadian ini cenderung sama dengan anak-
anak yang berusaha untuk diri mereka sendiri.
Harga diri yang tinggi dengan sendirinya tidak menjamin karakter yang
baik. Sudah jelas mungkin untuk memiliki harga diri berdasarkan pada hal-
hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan karakter yang baik seperti
kepemilikan, penampilan yang baik, popularitas, atau kekuasaan. Bagian
dari tantangan kami sebagai pendidik adalah membantu orang-orang muda
mengembangkan harga diri berdasarkan pada nilainilai seperti tanggung
jawab, kejujuran, dan kebaikan dan berdasarkan pada keyakinan
kemampuan diri mereka sendiri demi kebaikan.
94 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
sebagaimana dengan pikiran kita. Orang yang baik belajar untuk tidak hanya
membedakan antara yang baik dan yang buruk melainkan juga diajarkan
untuk mencintai hal yang baik dan membenci hal yang buruk. Itulah
alasannya mengapa para guru telah memandang sastra secara tradisional
sebagai suatu cara untuk menanamkan perasaan benar dan salah. Ketika
anak-anak bertemu dengan pahlawan dan penjahat dalam halaman buku
yang baik, mereka merasa jauh dari hal yang buruk dan tertarik, tentu saja,
dengan hal yang baik.
Ketika orang-orang mencintai hal yang baik, mereka senang melakukan
hal yang baik. Mereka memiliki moralitas keinginan, bukan hanya moral
tugas. Kemampuan untuk menemukan pemenuhan layanan tidak terbatas
pada menjadi penolong; kemampuan ini merupakan bagian dari potensi
moral orang biasa, bahkan anak-anak. Potensi tersebut dikembangkan,
melalui program-program seperti pendampingan orang, teman sebaya dan
pelayanan masyarakat, pada sekolah di seluruh negara.
5. Kendali diri. Pada tahun 1978 Ronald Trowbridge ialah seorang
profesor Bahasa Inggris di sebuah universitas yang besar ketika institusi
beliau mengalami pemogokan selama dua minggu. Ketika Trowbridge
melanggar alur piket, beliau mendapati orang-orang yang beliau anggap
sebagai teman dekat dan bahkan sahabat meneriakkan kata bopeng dan
kata-kata makian yang tidak sopan pada beliau. Beliau bertanya-tanya,
Bagaimana mungkin seseorang yang mendengarkan Mozart, membaca Jane
Austen, berbicara bahasa Perancis, menghadiri jamuan teh, dan kemudian
mengalami degenerasi menjadi penjahat?
Emosi dapat menjadi alasan yang berlebihan. Itulah alasannya mengapa
kendali diri merupakan kebaikan moral yang diperlukan.
Seorang guru kelas empat memperingatkan dua orang siswi yang saling
menghina satu sama lain selama kelas etika. Tidakkah kalian tahu, protes
seorang siswi, bahwa kita tidak dapat selalu beretika! Kita tidak ingin
beretika sepanjang waktu kadang-kadang kita ingin menjadi seseorang
karena kita ingin menyakiti mereka. Siswi ini benar, tentu saja; kita tidak
ingin beretika sepanjang waktu. Kendali diri membantu kita untuk beretika
bahkan ketika kita tidak menginginkannya.
Kendali diri juga diperlukan untuk menahan diri agar tidak memanjakan
diri kita sendiri. Apabila seseorang mencari akar gangguan moral sekarang
ini, tulis seorang profesor Program Studi Liberal Universitas Notre Dame
96 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Walter Nicgorski, seseorang mendapati hal ini dalam pemanjaan diri, dalam
pengejaran kesenangan yang menyebabkan banyak orang untuk menyerap
diri mereka secara seutuhnya dalam pengejaran keuntungan finansial.
Idealisme yang tinggi mengalami kegagalan di hadapan pola ini. Dan kecuali
kalau kendali diri menjadi bagian yang lebih besar dalam karakter orang
muda, maka permasalahan seperti substansi penyalahgunaan remaja dan
aktifitas seksual prematur tidak akan tereduksi secara substansial.
6. Kerendahan hati. Kerendahan hati merupakan kebaikan moral yang
diabaikan namun merupakan bagian yang esensial dari karakter yang baik.
Kerendahan hati merupakan sisi afektif pengetahuan pribadi. Hal ini
merupakan keterbukaan yang sejati terhadap kebenaran dan keinginan
untuk bertindak guna memperbaiki kegagalan kita.
Kerendahan hati juga membantu kita mengatasi kesombongan. Seorang
penulis Kristen yang ternama C.S. Lewis menyebut kebanggan sebagai
kejahatan yang paling buruk, kanker spiritual.19 Kebanggaan merupakan
sumber arogansi, prasangka, meremehkan orang lain. Kebanggaan yang
terluka memberi makan kemarahan dan menghambat pengampunan.
Pada akhirnya, kerendahan hati merupakan pelindung yang terbaik
terhadap perbuatan jahat. Ilmuwan dan filsuf Perancis bernama Blaise
Pascal mengamati bahwa Kejahatan tidak pernah dilakukan seluruhnya
atau dengan baik sebagaimana halnya ketika hal itu dilakukan dengan hati
nurani yang baik. Dosa terberat dalam kebanggaan adalah penipuan diri
sendiri, berbuat jahat dan menyebutnya sebagai hal yang baik. Dalam buku
provokatifnya yang berjudul People of the Lie: The Hope for Healing Human
Evil, psikiater Scott Peck berpendapat bahwa orang-orang yang saleh
mampu melakukan kejahatan yang besar karena tidak mampu mengkritik
diri mereka sendiri. Mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri bahwa
mereka tidak mampu berbuat salah. Meyakini hal itu, mereka mampu
melakukan kejahatan apapun, bahkan genosida.
Hati nurani, harga diri, empati, mencintai hal yang baik, kendali dan
kerendahan hati semuanya ini membentuk sisi emosional diri moral kita.
Perasaan tentang diri sendiri, orang lain, dan kebaikan itu sendiri bergabung
dengan pengetahuan moral untuk membentuk sumber motivasi moral kita;
kesemuanya ini membantu kita melintasi jembatan dari mengetahui hal
yang baik menjadi melakukan hal yang baik. Kehadiran atau ketiadaan
perasaan moral ini dalam sebagian besar menjelaskan alasan mengapa
Apa Yang Dimaksud Dengan Karakter Yang Baik? | 97
TINDAKAN MORAL
3. Terdapat dua nilai universal moral yang dapat membentuk inti sebuah
masyarakat yaitu rasa respek dan tanggung jawab. Adapun kedua hal
tersebut dapat pula diajarkan.
12. Mengikutsertakan wali murid dan masyarakat sekitar sebagai rekan kerja
untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan, karena wali murid merupakan
guru moral pertama bagi anak-anak, mengajak wali murid untuk
mendukung sekolah dan segala upayanya untuk menanamkan nilai-nilai
yang baik, dan mencari dukungan lain untuk mendukung sekolah (dari
kalangan keagamaan, bisnis-bisnis, dan media) untuk memperkuat nilai-
nilai tersebut yang coba diajarkan oleh pihak sekolah.
BAB5
Haim Ginott
104
Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kasih Sayang), Contoh Dan Mentor | 111
2. Guru dapat menjadi seorang model yaitu orang-orang yang beretika yang
menunjukkan rasa hormat dan tanggung jawabnya yang tinggi, baik di
dalam maupun di luar kelas. Guru pun dapat memberi contoh dalam halhal
yang berkaitan dengan moral beserta alasannya, yaitu dengan cara
menunjukkan etikanya dalam bertindak di sekolah dan di lingkungannya.
3. Guru dapat menjadi mentor yang beretika, memberikan instruksi moral dan
bimbingan melalui penjelasan, diskusi di kelas, bercerita, pemberian
motivasi personal, dan memberikan umpan balik yang korektif ketika ada
siswa yang menyakiti temannya atau menyakiti dirinya sendiri.
Bentuk dasar dari pendidikan moral adalah perlakuan yang kita terima.
Seorang pendidik moral dari Inggris, Peter McPhail menyatakan dengan
baik bahwa: Anak-anak akan merasa senang jika diperlakukan dengan baik
dan hangat; sumber utama kebahagiaan mereka adalah dengan
diperlakukan seperti itu. Lebih lanjut lagi, ketika anak-anak didukung
dengan perlakuan seperti itu, mereka akan senang memperlakukan orang
lain, hewan, bahkan benda mati dengan baik dan hangat.
112 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Bill Rose adalah seorang guru yang mengajar di kelas sepuluh pada
sebuah sekolah negeri yang terdiri dari berbagai ras, Upper Dublin High
School, Fort Washington, Pennsylvania. Karena kemampuannya dalam
membentuk hubungan baik dengan para siswanya serta dapat memotivasi
mereka untuk belajar, kelasnya terpilih dalam salah satu seri video
guruguru hebat. Penasehat sekolah tersebut lalu mengirim Bill Rose ke
kelas dengan siswa yang sepanjang sejarah sekolahnya mengalami
kegagalan. Beginilah Bill menggambarkan siswa-siswa tersebut:
Kebanyakan dari siswa ini pada dasarnya merupakan siswa yang jauh dari
kegagalan. Mereka hanya memiliki sebuah ketakutan akan kegagalan dimana
mereka tidak ingin mencoba lagi. Jika anda mendaki sebuah gunung dan setiap
hampir sampai setengah bagiannya, anda jatuh dan kaki anda terluka, setelah
12 atau 13 tahun pendakian, anda menyerah. Beberapa dari siswa kita telah
putus asa untuk mendaki.
kelas, tolong beri tahu saya. Saya tidak tahu bagaimana perasaan setiap
individu di sini.
Kelas Bill Rose ini merupakan sebuah testimoni tentang kekuatan kasih
sayang dan hormat terhadap para siswa. Para siswanya berkata bahwa kelas
tersebut merupakan sebuah keluarga, bagaimana mereka tidak datang
terlambat, bagaimana mereka memperkuat diri mereka sendiri dan
menaikan nilai mereka, dan bagaimana mereka bekerja keras untuk Pak Bill
karena beliau peduli pada mereka dan mereka tidak mau
mengecewakannya. Mereka mempelajari tentang arti dari respek dan kasih
sayang dari apa yang mereka alami sendiri di dalam kelas.
Banyak terjadi di dalam kelas dimana guru bertanya dan para siswa
mencoba untuk menjawab. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru
dalam bertanya. Cara guru menangani interaksi-interaksi ini dapat
memengaruhi kepercayaan diri siswa dan dapat memberikan pelajaran
penting tentang rasa hormat.
Saya memberi tahu para calon guru yang saya bimbing bahwa apa yang
mereka katakan ketika seorang anak menjawab dengan jawaban yang salah
tampak memengaruhi kepercayaan diri dan kemauan anak untuk menjawab
lagi. Saya mendorong mereka untuk mencoba menemukan sesuatu dalam
jawaban siswa yang dapat mereka kuatkan (Itu merupakan bagian dari
jawabannya, tetapi belum lengkap, masih sedikit kurang tepat, atau
mengapa jawabanmu seperti itu? Ibu tertarik dengan alasanmu).
Bagaimana guru dapat memberikan respek dan mendukung seorang
siswa ketika siswa tersebut sedang berusaha berbicara di depan kelas?
Dalam sebuah kelas dimana kelas satu dan kelas dua disatukan di
Scarborough, Ontario, Jimmy mendapatkan giliran untuk membacakan hasil
kerjanya yaitu buku Tentang Saya pada teman-temannya. Dia gugup sekali.
Walaupun demikian, gurunya tidak berkata Kamu butuh seseorang untuk
membantumu? (Biasanya dalam kasus seperti ini, siswa lain mengambil
alih tugasnya). Akan tetapi gurunya berkata Jimmy, apakah kamu mau Sam
duduk di sampingmu sehingga kalian dapat mengerjakannya bersama-
sama? Jimmy menerima tawaran gurunya ini tanpa ada perasaan malu,
karena Jimmy merupakan kolaboratornya Sam dan Jimmy bukan seorang
penerima bantuan yang pasif. Dalam hal ini, Jimmy merasa lebih dihargai.
114 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Saya mencoba untuk menyelami level mereka. Saya menulis cerita yang
saya tulis seakan saya adalah siswa kelas dua. Mereka dapat melihat semua
kesalahan dalam pengejaan dan bagaimana seharusnya tulisan tersebut
ditulis, Ini seharusnya lebih rapi? Saya juga membawa buku pribadi saya.
Tahun ini teman baik saya meninggal karena kanker. Saya pernah
menangis di depan mereka pada hari itu, sehingga saya beritahukan apa yang
terjadi. Mereka berkata, Tidak apa-apa kalau ibu menangis.
Setelah beberapa saat, anak-anak akan terbuka pada anda. Beberapa anak
mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari siswa lainnya.
Bahkan sampai sekarang seorang anak perempuan masih belum terbuka,
padahal sebentar lagi akan mendekati akhir tahun. Saya merasa ada sesuatu
yang salah di rumahnya dan saya mencurigai adanya kekerasan. Saya berkata
padanya, Carla, kalau kamu memberitahu ibu apa yang terjadi, maka ibu akan
membantumu menghentikannya. Dari hal itu ternyata saya mengetahui
bahwa ketiga saudara laki-lakinya telah melakukan kekerasan secara seksual
terhadapnya. Kemudian saya melaporkan kepada kepala sekolah, dan
akhirnya pihak sekolah dapat membantu masalah keluarga tersebut.
Ketika para siswa merasa berhasil, dihormati dan merasa aman di kelas,
dan ketika mereka merasakan hubungan personal dengan guru mereka,
maka mereka akan lebih reseptif terhadap pengajaran dan bimbingan moral
dari guru mereka.
Ketika anak lelaki kami, Matthew masih duduk di kelas empat, suatu
hari dia pernah pulang ke rumah dengan membawa cerita tentang guru
favoritnya, Pak Passalugo yang telah membahas tentang ilmu sosial pada
hari itu. Itu adalah hari ketika Pak Passalugo menceritakan tentang
sepedanya yang dicuri ketika beliau masih kecil. Cerita tersebut berlanjut
pada empat cerita lain dari para siswa yang sepedanya pernah dicuri juga.
Mereka kemudian berdiskusi tentang perasaan masing-masing ketika
barang mereka diambil oleh orang lain.
Itu adalah hari ketika Pak Passalugo berkata, Simpan bukumu, kita
akan berbicara tentang pencurian di toko. Beliau menjelaskan bahwa
mencuri di sebuah toko tidak hanya akan membuat kamu dipenjara. Hal ini
telah terjadi pada dua orang pemuda, tetapi juga akan membuat hargaharga
menjadi naik bagi semua orang dan yang akan menyusahkan orangorang
yang sudah tua dengan penghasilan pas-pasan.
Itu adalah hari ketika seorang anak laki-laki memukul seorang anak
perempuan di taman bermain dan membuat Pak Passalugo sangat kecewa.
Kemudian beliau membicarakan tentang para suami yang melakukan
kekerasan fisik terhadap istrinya dan beliau pun berkata jika kalian suka
memukuli teman-teman perempuan kalian sekarang, maka kalian akan
tumbuh menjadi seorang pria yang suka memukuli istrinya. Pak Passalugo
menyatakan bahwa menggunakan kekuatan untuk mengganggu seorang
perempuan merupakan tanda kelemahan, bukan kejantanan seorang pria.
Diskusi-diskusi seperti ini ternyata membuat Matthew sangat terkesan.
Dia mendengarkan pembahasan seperti ini secara seksama dan juga nilai
moral yang disampaikan karena dia menyukai Pak Passalugo sebagai
gurunya. Ikatan emosi seperti inilah yang membuat pesan moral Pak
Passalugo memberikan pengaruh pada siswa-siswanya.
Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kasih Sayang), Contoh Dan Mentor | 117
1. Kecurangan dapat mengurangi rasa hormat pada diri sendiri, karena kamu
tidak akan pernah bangga dengan apa yang kamu dapatkan dari
kecurangan tersebut.
4. Kecurangan merupakan hal yang tidak adil bagi orang lain yang jujur.
5. Jika sekarang kamu melakukan kecurangan di sekolahmu, kamu akan
mudah melakukannya lagi di situasi lain dalam hidupmu bahkan dengan
orang-orang terdekatmu.
Iya atau tidak saya melakukan kecurangan, hal tersebut merupakan hal
yang tidak relevan dengan apakah hal tersebut benar atau salah. Seperti
kebanyakan orang, saya dahulu pun membuat kesalahan ketika muda. Kamu
harus memikirkannya baik-baik, tentang apa itu kebenaran, apa itu rasa
hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, dan bertingkah lakulah
berdasarkan kebenaran itu.
Berbicara pada para siswa dengan cara yang jelas dan langsung tentang
sebuah permasalahan seperti kecurangan akan membantu mereka mengerti
tentang apa itu kejujuran dan mengapa kejujuran itu penting. Namun, hal
tersebut dapat membawa mereka pada nilai kejujuran atau nilai kualitas
moral lainnya secara personal merupakan sebuah tantangan yang lebih
besar. Seperti yang dapat kita lihat dalam tes karakter yang ada di bab 4,
120 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
banyak orang mengetahui mana yang benar tetapi tidak cukup peduli untuk
berlaku benar.
Salah satu cara dimana guru dapat mengembangkan kepedulian tentang
apa itu kebenaran adalah dengan menunjukkan bahwa guru tersebut benar-
benar peduli. Para guru dapat melakukannya dengan cara bereaksi terhadap
penyimpangan nilai-nilai moral.
Penelitian baru-baru ini tentang anak menemukan bahwa anak-anak
yang sangat berempati dan mementingkan kepentingan orang lain ternyata
memiliki orangtua yang bereaksi keras terhadap perasaan sakit hati
anaknya (Kamu menyakiti Amy, menarik rambutnya! Jangan pernah lagi
menarik rambut orang!). Hal ini merupakan kombinasi dari pertimbangan
moral orangtua dan perasaan moral yang muncul untuk mendorong
anakanak agar menganggap serius apa yang telah mereka lakukan dan
mendorong untuk lebih sensitif terhadap perasaan orang lain.
Jika hal ini dapat terjadi pada hubungan orangtua-anak, hal ini pun
dipercayai dapat terjadi pada hubungan guru-siswa. Ketika para guru
menganggap serius pelanggaran moral siswanya, hal ini kemungkinan akan
membuat para siswa untuk menganggap pelanggaran tersebut pun secara
serius.
Ada sebuah kasus: Professor Herbert Kramer adalah seorang dosen
bahasa Inggris tingkat pertama di Universitas Harvard. Dari tumpukkan esai
hasil tulisan para mahasiswanya, ditumpukkan paling atas adalah tulisan
seorang mahasiswi yang ternyata tidak diragukan lagi merupakan plagiat.
Profesor Kramer berkata:
Di pertemuan selanjutnya, saya berjalan ke kelas dengan keringat dingin.
Saya sangat marah dan kecewa. Kemudian saya kembalikan lagi semua esai
tersebut kepada masing-masing siswa. Lalu saya berkata, Salah satu dari
kalian sudah melakukan penjiplakan untuk esai ini. Kamu pasti tahu siapa.
Bagi yang telah melakukannya, silahkan simpan esaimu di kotak surat saya
dalam waktu 15 menit dan dengan demikian saya akan menganggap bahwa
kasus ini sudah selesai.
Kemudian saya berkata bahwa tidak ada perkuliahan hari ini, lalu saya
berjalan keluar kelas.
Lima belas menit kemudian, saya melihat kotak surat saya dan esai itu ada
di sana. Mahasiswi tersebut tidak mengatakan apa-apa tentang masalah ini
dan saya mungkin tidak berkata lebih dari tiga kata sampai akhir semester.
Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kasih Sayang), Contoh Dan Mentor | 121
Ketika saya mengembalikan esai plagiat yang saya buat, Anda telah
mengajarkan sebuah pelajaran yang tidak akan pernah saya lupakan. Anda
tidak mengajarkan kejujuran pada saya; Saya sudah mengetahui bahwa
menjiplak adalah hal yang salah. Namun, dengan membiarkan saya melihat
rasa sakit Anda dan kemarahan Anda, sebenarnya Anda telah menunjukkan
bagaimana Anda peduli pada nilai kejujuran tersebut. Sekarang saya
mengetahui, tentunya, bahwa Anda tidak akan dapat menjadi seorang pelajar
tanpa integritas.
Nilai moral tidak akan menjadi nilai yang penting bagi para pemuda jika
hal tesebut juga tidak dianggap penting oleh orang dewasa. Seorang guru
SMA mengaitkan hal ini dengan: Kita harus saling berbagi tentang hidup
kita, bukan hanya berbagi tentang pelajaran.
Bentuk lain dari pengajaran moral yang kurang langsung tetapi tidak
kalah pentingnya yaitu bercerita, yang merupakan sebuah contoh klasik.
Para guru dapat menjadi seorang pemberi kasih sayang, pemberi contoh moral, dan
mentor etika jika mereka:
1. Menghindari sikap pilih-kasih, kasar, mempermalukan siswa, atau tindakan lainnya
yang merusak martabat dan kepercayaan diri siswa.
2. Memperlakukan siswa dengan hormat dan penuh kasih sayang dengan:
Mengembangkan hubungan yang membawa siswa lebih terbuka terhadap
pengaruh positif dari guru.
Membantu mereka sukses di sekolah.
122 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Adil.
Merespon jawaban yang salah atau tidak lengkap siswa dengan baik dan
mengurangi ketakutan siswa untuk melakukan kesalahan.
Menghargai pendapat siswa dengan memberikan sebuah forum dimana mereka
dapat mengutarakan pikiran dan perhatiannya.
3. Menggabungkan contoh yang baik dengan pengajaran moral secara langsung,
dengan cara:
Mendiskusikan pentingnya nilai moral bersama-sama dengan siswa, apalagi ketika
permasalahan yang berkaitan dengan moral itu muncul di sekitar mereka.
Memberikan komentar tentang etika secara personal yang dapat membantu para
siswa mengerti mengapa tindakan seperti curang, mencuri, mengganggu, dan
memanggil nama siswa lain dengan panggilan yang tidak semestinya adalah salah
dan menyakitkan orang lain.
Mengajarkan siswa untuk peduli terhadap nilai-nilai moral seperti kejujuran dan
rasa hormat dengan menunjukkan dalamnya perasaan seseorang ketika nilainilai
tersebut dilanggar.
Bercerita yang dapat mengajarkan nilai-nilai yang baik.
4. Membimbing setiap anak, satu per satu, dengan cara:
Mencoba mencari tahu, menguatkan, dan mengembangkan bakat khusus dan
kelebihan setiap anak.
Memuji siswa melalui tulisan; meminta anak untuk selalu menulis jurnal dan guru
menuliskan komentar sebagai respon atas masukkan dari siswa. Kegiatan ini dapat
menciptakan hubungan dengan setiap anak, membangun kepercayaan diri mereka,
dan memberikan nasehat yang berkenaan dengan permasalahan sosial.
Menggunakan pertemuan personal untuk memberikan umpan balik yang korektif
ketika mereka membutuhkannya.
lebih bersifat mengajak dari pada mengganggu. 10 Cerita mengambarkan
imajinasi dan menyentuh hati. Semua dari kita telah merasakan kekuatan
dari sebuah cerita yang bagus untuk menggerakkan perasaan yang kuat.
Itulah mengapa cerita merupakan sebuah cara alami untuk mengikat dan
mengembangkan sisi emosi dari sebuah karakter anak. (untuk melihat teori
yang menunjukkan bahwa manusia butuh dorongan moral, kumpulan
narasi, lihat artikel The Use of Stories in Moral Development karya seorang
psikolog Amerika, Paul Vitz dari Universitas New York pada bulan Juni
1990).
Beberapa guru memberikan sebuah cerita pada para siswanya di hari
pertama tahun pelajaran. Mereka melihat bahwa kegiatan ini menarik
perhatian siswanya dan menciptakan hubungan cukup cepat.
Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kasih Sayang), Contoh Dan Mentor | 123
Tim Kent, seorang guru yang mengajar kelas enam di SD Dry Creek,
Clovis, California, berkata bahwa dia belajar bercerita di sebuah kursus di
Fresno State dari Arne Nixon, yang dia sebut Pencerita yang paling handal
yang pernah saya temui. Sekarang Tim Kent menganggap bercerita sebagai
salah satu alat mengajarnya yang paling penting.
Ketika saya berjalan ke dalam ruang kelasnya, dia sedang duduk di salah
satu pojok mejanya, bercerita kepada siswa-siswanya tentang seseorang
yang menemukan mesin pembuat hujan untuk membantu orang-orang
untuk tidur. Kemudian, dia menceritakan sebuah cerita tentang W. C. Fields:
Ketika W.C. Fields akan meninggal, dia merasa sangat tidak nyaman. Dia
tidak dapat tidur; dia tidak tidur bermalam-malam. Istrinya tahu bahwa dia
akan tidur jika ada suara air hujan di genting. Suatu malam istrinya berdiri di
luar rumah cukup lama, kemudian dia menyemprotkan air ke genting dengan
selang untuk membuat suara hujan. Dia sangat mencintai suaminya sehingga
dia mau melakukan hal itu. Suaminya akhirnya tertidur, dan malam itu dia
meninggal dalam tidurnya.
Sean Marsee adalah seorang atlet yang hebat. Dia tercatat sebagai atlet
yang paling terkenal di sekolahnya. Dia memenangkan 28 medali sebagai
anggota timnya. Dia selalu menjaga badannya. Dia menjaga pola makannya;
menurunkan berat badan; dan lari 5 mil per hari. Dia tidak merokok dan tidak
meminum minuman keras.
Dia juga seorang yang baik untuk dijadikan teman atau saudara. Dia adalah
anak tertua dari lima bersaudara. Dia pernah menyelamatkan adiknya Marian
yang hampir tenggelam ketika Marian jatuh ke dalam kolam. Adik perempuan
lainnya, Melissa, menganggap Sean sebagai seorang contoh suami yang ideal.
Dia pun mengajari adik-adik laki-lakinya berburu, memancing, dan memasang
perangkap.
Namun demikian, Sean memiliki sebuah kebiasaan mengunyah snuff. Dia
mulai menghisap tembakau itu sejak umurnya 12 tahun. Hal itu merupakan
hal yang cukup popular di kalangan atlet sekolah yang tidak ingin
mengganggu jadwal latihannya. Dia tidak berpikir bahwa smokless tobacco
dapat membahayakannya.
Ketika Sean berumur 18 tahun, dia memiliki luka di lidahnya. Luka itu sangat
berbahaya. Dokter harus mencabut luka tersebut. Tetapi setelah operasi, ternyata
kankernya sudah menyebar ke lehernya. Mereka pun harus melakukan operasi
pada bagian leher.
Kemudian, kankernya menyebar lagi. Kali ini tulang rahangnya harus
dibuang. Lalu, ada benjolan di lehernya. Pada tanggal 24 Februari, kurang dari
setahun ketika kankernya terdeteksi, Sean Marsee meninggal.
Ibu Sean, Betty Marsee, baru-baru ini memberikan testimoninya di sebuah
acara kesehatan Massachusetts Public Health Hearing bahwa snuff adalah zat
yang berbahaya. Kemudian, beliau menceritakan kisah Sean. Para ahli pada
acara tersebut menjelaskan bahwa kanker mulut disebabkan oleh nitrosamine.
Nitrosamine adalah zat kimia gabungan, yaitu zat yang terbentuk di mulut
ketika tembakau dan air liur bersatu. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa
satu isapan snuff akan mengalirkan sejumlah nikotin yang sama pada rokok,
tetapi sepuluh kali lipat nitrosamine.
Sejak itu, Massachusetts dan delapan negara bagian lainnya mengeluarkan
peringatan di kaleng-kaleng snuff. Komisi Federal Perdagangan telah
memerintahkan para dokter spesialis untuk meneliti snuff lebih lanjut.
Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kasih Sayang), Contoh Dan Mentor | 125
Ketika saya selesai bercerita, Kata Tim Kent, Ruang kelas menjadi
sunyi senyap. Anda dapat melihat bahwa cerita dapat mengalihkan
perhatian mereka. Kemudian saya mulai memberikan diskusi dengan
bertanya, Apa yang dapat kita petik dari kematian Sean Marsee ini?
Mereka berkata bahwa ibunya Sean dapat mempelopori penulisan
peringatan pada kaleng-kaleng snuff yang dijual. Kemudian saya berkata,
Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan tembakau yang berargumen
bahwa snuff tidak berbahaya? Lalu, mereka mengatakan bahwa para
ilmuwan telah menunjukkan bahwa snuff menghasilkan sepuluh kali lipat
nitrosamine seperti rokok, itu sudah cukup berbahaya.
Kami berbicara tentang iklan snuff juga, bagaimana mereka telah
mengunyah permen karet dan permen yang dibungkus seperti snuff,
bagaimana mereka siap membuat Anda mengkonsumsinya. Kemudian saya
bertanya pada mereka lagi, Berapa dari kalian yang pernah berpikir suatu
saat akan mencoba snuff? tidak ada seorang pun yang mengacungkan
tangan. Saya bertanya lagi, Kira-kira apa yang dapat membuatmu mencoba
mengkonsumsinya?
Tekanan dari teman, kata mereka, Bagaimana kamu akan
mengatasinya? Pikirkan tentang itu. Kamu sudah mendapatkan peringatan
yang tidak didapatkan oleh Sean Marsee.
Saya berhenti sampai di situ. Saya tidak membahasnya lagi di kelas;
Saya ingin mereka berpikir. Hari itu adalah Jumat terakhir. Saya memiliki
setidaknya enam siswa yang pulang dan mencari artikel Reader Digest
tersebut dan membaca keseluruhan isinya. Tiga di antaranya membawa
artikel tersebut ke kelas. Dan saya lebih banyak mendapatkan umpan balik
yang positif dari para orangtua dari hal ini daripada apa yang pernah saya
lakukan selama ini. Para orangtua berkata mereka sangat senang saya
menceritakan kisah Sean ini pada anak-anaknya.
Para pendidik sibuk memperdebatkan cara yang paling baik untuk
memberikan pendidikan tentang obat-obat terlarang. Hampir semuanya
setuju bahwa taktik menakut-nakuti tidak akan berhasil. Selain itu, banyak
126 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
juga yang setuju bahwa pendidikan obat terlarang agar lebih efektif harus
disatukan pada sebuah program yang lebih luas dari pendidikan nilai-nilai
yang membantu siswa menilai dirinya sendiri, menginspirasi tujuan-tujuan
yang bermanfaat, dan menghindari segala bentuk tindakan yang dapat
merugikan diri sendiri.
Ketika Tim Kent telah berhasil membuat para siswanya mengerti
tentang bahaya dari snuff, hal tersebut bukan saja karena dia memiliki cerita
yang meyakinkan. Namun, karena dia bercerita; pesan tersebut berasal dari
dirinya kepada para siswanya. Itulah yang membuatnya secara personal,
pesan ini adalah sebuah hadiah dari Kent untuk siswanya. Itulah keindahan
khusus dari bercerita. Dan cerita hadiah dari Tim Kent ini datang dari
konteks dari sebuah hubungan positif yang kuat dengan seluruh siswa,
dimana nilai-nilai moral seperti rasa hormat dan saling peduli diajarkan,
baik secara lisan maupun tulisan, setiap hari.
Menyakinkan merupakan kekuatan dari bercerita sebagai alat untuk
memberikan pendidikan moral, beberapa sekolah telah membawa para
pencerita yang profesional untuk mengajar anak didiknya.
FergusonFlorissant School District di Ferguson, Missouri, adalah salah satu
contohnya. Mereka telah menggandeng para pencerita dari daerah mereka
untuk bercerita kepada para siswanya, merekam cerita-cerita mereka, dan
memberikan pelatihan untuk para wali kelas tentang bagaimana proses
bercerita.
Akhirnya saya mengetahui apa yang membuat mereka marah, apa yang
membuat mereka khawatir, apa yang terjadi selama perjalanan ke sekolah di
dalam bus sekolah. Mereka mempelajari tentang siswa-siswa saya, apa yang
saya suka lakukan, apa yang saya rasakan tentang topik yang kita bicarakan
di kelas. Mereka berkata bahwa mereka menyukai waktu yang mereka
habiskan untuk berbicara dengan saya tanpa interupsi. Saya rasa hal ini
membuat mereka merasa menjadi orang yang penting.
1. Dilakukan secara individual dan pada waktu dimana guru dan siswa
tersebut dapat mendiskusikan permasalahannya tersebut secara bijaksana.
Banyak guru yang meminta para siswa untuk memiliki sebuah jurnal
dan meminta mereka untuk menulisinya setiap hari. Beberapa guru tidak
mengatur tulisan untuk jurnal murid-murid mereka; beberapa lainnya
memberikan contoh kalimat-kalimat pertama seperti Teman baikku ,
Saya mahir dalam , Ketika saya sedang di taman bermain , Saya
berharap guru saya akan , Saya dapat belajar dengan baik ketika , atau
Sebuah masalah yang saya miliki di sekolah tahun ini
Biasanya para guru memeriksa jurnal para siswanya dan menuliskan
komentar selama seminggu.
Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kasih Sayang), Contoh Dan Mentor | 131
Kata seorang guru kelas lima: Mengomentari isi jurnal anak dapat
memberi saya sebuah percakapan yang berkelanjutan dengan tiap-tiap
murid saya. Dan mereka menggali jurnal-jurnal mereka. Mereka sangat
peduli pada jurnal tersebut, dan beberapa tahun kemudian, ketika mereka
datang ke sekolah untuk berkunjung, mereka masih membicarakan tentang
jurnal mereka tersebut.
Kadang-kadang para siswa menggunakan jurnal mereka untuk
membicarakan tentang sebuah permasalahan moral yang mungkin tidak
mereka sadari. Komentar-komentar seorang guru kelas delapan yang
mengatakan bahwa jurnal adalah hanya antara saya dan para siswa.
Saya memiliki seorang siswa perempuan yang tertarik pada seorang anak
laki-laki di kelas. Dia menulis di jurnalnya bahwa dia kecewa ketika ayahnya
tidak mengijinkan mereka untuk jalan-jalan. Dia tidak mau pergi diam-diam.
Kemudian kami membicarakannya setelah jam sekolah tentang bagaimana dia
dapat mencoba mengatakannya kepada orangtuanya itu. Saya memujinya
karena dia tidak mau pergi diam-diam dan karena dia tetap ingin menjaga
kepercayaan orangtuanya.
Merujuk pada semua cara yang dapat guru lakukan dalam memberikan
pengaruh moral kepada para siswanya, saya ingin mengakui bahwa ada
keterbatasan-keterbatasan pada apa yang dapat guru lakukan. Tanpa
bantuan dari orang-orang rumah, seorang guru mungkin tidak akan dapat
memperkecil jumlah anak yang sukar dan mengganggu yang harus dihadapi
oleh para guru. Akan tetapi bahkan seorang anak yang menunjukkan
perkembangan yang cukup cepat akan lebih baik jika mereka memiliki
seorang guru yang memberi mereka kasih sayang dan bimbingan moral.
Hanya jika untuk alasan bahwa hal tersebut kemungkinan akan menjadi
lebih buruk tanpa usaha-usaha dari guru tersebut. Kita ketahui bahwa dalam
perkembangan moral, seperti halnya dalam perkembangan intelektual,
terkadang ada sebuah efek sleeper: efek-efek dari sebuah intervensi guru
yang mungkin akan muncul beberapa tahun kemudian.
Walaupun hasil kerja guru yang tidak terlihat dan tidak menentu
tersebut, tetapi nilai-nilai pendidikan di dalam kelas perlu dimulai dari
hubungan antara guru dan siswanya. Hal tersebut merupakan fondasi
132 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
segalanya. Jika para siswa tidak merasa bahwa guru mereka adalah
seseorang yang menghormati dan peduli terhadap mereka, maka mereka
kemungkinan tidak akan terbuka terhadap nilai-nilai apa pun yang guru
ajarkan kepada mereka.
Kesadaran akan pentingnya hubungan guru-siswa ini membutuhkan
seorang guru yang memiliki visi moral. Untuk menjadi pendidik yang
bermoral, diperlukan pandangan tentang signifikansi moral dari
interaksiinteraksi moral dan bahkan pengalaman-pengalaman kecil,
membayangkan efek-efek jangka panjang dari pengalaman siswa di sekolah
tentang nilai-nilai hidup dan karakter mereka, serta jenis masyarakat yang
akan mereka miliki suatu hari nanti yang dapat membantu mereka berkarya,
melihat pengajaran sebagai hal yang pertama kali terlihat sebagai sebuah
panggilan khusus, yaitu sebagai hadiah moral
Hal ini merupakan sebuah peranan yang saya pecaya, secara alami
ditarik oleh sebagian besar guru-guru. Sebuah fungsi yang luar biasa yaitu
sebagai suri tauladan dan mentor, walaupun mereka mungkin tidak
memanggilnya. Banyak guru juga yang mengajar di tempat pertama yang
tidak hanya karena mereka menyukai anak-anak, tetapi juga karena mereka
ingin membuat sebuah perbedaan dalam kehidupan para siswanya,
mengajarkan mereka tentang nilai-nilai yang baik seperti membaca dan
berhitung, memengaruhi mereka untuk menjadi apa yang seharusnya.
Senangnya, itu adalah sebuah tujuan di dalam jangkauan dari seorang
guru yang menjadikannya sebuah prioritas.
Untuk sebuah contoh yang luar biasa tentang bagaimana sistem laporan
seputar sekolah, selain itu dapat juga digunakan untuk membimbing setiap
siswa, kirim pesan untuk bagian publikasi Shoreham Wading River Middle
School One on One (Satu Persatu): Buku pegangan (Shoreham-Wading River
Middle School, Randatt Road, Shoreham, NY 11785; tel. 576-929-8500.
BAB6
Pelatihan moral yang paling baik dan paling mendalam adalah pelatihan yang
didapatkan oleh seseorang dengan memiliki hubungan yang wajar dengan
orang lain. Sistem-sistem pendidikan sekarang, sejauh ini merusak atau
mengabaikan kesatuan ini, yang menyebabkan sulit dan tidak mungkin untuk
mendapatkan pendidikan moral yang teratur dan sungguh-sungguh.
John Dewey
Tongkat dan batu dapat menghancurkan tulang kita, tetapi kata-kata dapat
menghancurkan hati kita.
Robert Fulghum
Ada banyak nama panggilan. Anak laki-laki yang cukup lemah atau tidak
atletis mendapat panggilan fags (sisa yang paling jelek). Nama-nama
panggilan tersebut merupakan sebuah pukulan bagi tiga orang anak Cina,
yang dipanggil egg roll (telur gulung), wonton soup, dan nama-nama
lainnya. Anak lelaki pun memanggil anak perempuan dengan sebutan
gendut, muka kue, dan lain sebagainya. Mereka tidak menggunakan nama
panggilan itu ketika ada saya, tetapi ketika tidak ada mereka memanggil
temannya dengan sebutan seperti itu.
Saya mulai mengajar beberapa tahun lalu. Saya terkejut ketika anakanak
usia lima tahun ini memanggil temannya dengan kata bego,bodoh,homo.
Mereka bertengkar dan tidak dapat bermain bersama-sama. Dia mengambil
spidolku! Dia mendorongku! Hari ini saya mendapati seorang murid
perempuan saya kepalanya terbentur ayunan karena didorong oleh temannya.
134 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
128
Banyak guru-guru hebat yang menjadikan perasaan sakit untuk
membentuk sebuah hubungan dengan para siswanya yaitu dengan cara
menghormati dan peduli. Bagaimanapun, guru-guru sering dalam keadaan
yang merugi terutama ketika bagaimana membantu memberikan rasa
hormat dan peduli di antara siswa-siswanya. Mereka direpotkan dengan apa
yang mereka lihat seperti sebuah kecenderungan yang meningkat di setiap
tingkatan umur untuk bersikap egois, tidak berperasaan, dan kasar dalam
perlakuan mereka terhadap teman sekolahnya. Pengertian para guru yang
cukup besar tentang rasa hormat siswa terhadap dirinya sendiri dan
terhadap orang lain yang mereka coba bangun dapat terkurangi karena
kenakalan teman sebayanya.
Meninggalkan fungsinya, kelompok teman sebaya sering berakhir pada
pengaturan oleh tendensi yang terburuk dalam diri anak. Dominasi, merasa
eksklusif, dan peremehan menjadi norma sosial yang umum. Sebuah
kesenangan dengan pakaian yang tepat sekarang merupakan bagian dari
masalah tersebut. Los Angeles Times baru-baru ini memberitakan laporan
dari seluruh pelosok negeri tentang bagaimana anak-anak sekolah dasar
diejek oleh rekannya jika mereka tidak memiliki pakaian dengan merk
terbaru. Artikel tersebut mengutip pendapat dari para orangtua murid
setelah orangtua murid tersebut mengatakan bahwa anak-anak mereka
sedang dalam balutan emosional dimana sebelum berangkat ke sekolah,
mereka menghawatirkan tentang pakaian apa yang harus mereka kenakan.
John Dewey menegaskan bahwa pendidikan telah gagal jika pendidikan
tersebut mengabaikan sekolah sebagai sebuah bentuk dari komunitas
kehidupan. Untuk dapat berhasil dalam mengajarkan rasa hormat dan
tanggung jawab, para guru harus membuat perkembangan komunitas moral
kelas sebagai sebuah objektif dari sentral pendidikan.
Anak-anak mempelajari nilai-nilai moral dengan cara
menghidupkannya. Mereka harus menjadi bagian dari sebuah komunitas
untuk berinteraksi, membentuk hubungan, menyelesaikan masalah,
bertumbuh dalam kelompok, dan belajar secara langsung, dari pengalaman
sosial langsungnya, mempelajari tentang permainan yang adil, bekerjasama,
saling memaafkan, dan menghormati nilai dan martabat setiap individu.
Menciptakan Komunitas Yang Bermoral Di Kelas| 135
2. Para siswa saling menghormati, menguatkan dan peduli satu sama lain.
PASANGAN
Persamaan Perbedaan
Tas harta karun. Sherry Chappelle adalah seorang guru kelas empat di
Sekolah Rippowam-Cisqua di Bedford, New York. Salah satu kegiatan
membangun komunitas kelas favoritnya adalah tas harta karun, yang dia
lakukan selama minggu kedua awal tahun pelajaran. Dia meminta para
siswanya untuk membawa tas yang berisi lima barang yang mewakili diri
para siswa. Bersama-sama mereka membuat barang-barang yang mungkin
ada di tas mereka yang dapat menggambarkan sesuatu tentang mereka.
Kemudian Ibu Chapplle memberikan komentarnya:
Kami akan mengambil sebuah tas tanpa mengetahui siapa pemiliknya dan
coba tebak tas siapa itu. Kemudian kami bertanya, Pemilik yang
sesungguhnya tolong berdiri? Aktivitas seperti ini juga dapat membantu
menumbuhkan rasa menghargai terhadap diri sendiri. Seorang anak lelaki,
ketika kami sedang membahas tasnya, dia berkata Saya tidak dapat apaapa.
Siswa lainnya berkata, Kamu dapat! dan mereka menemukan hal-hal apa
saja yang mereka tahu bahwa anak tersebut dapat lakukan, seperti
menggambar.
Sahabat pena. Dua guru kelas enam di kota yang berbeda memutuskan
untuk meminta siswa mereka untuk saling menulis kepada pasangan siswa
masing-masing di sekolah yang berbeda tersebut. Setiap siswa memiliki
seorang sahabat pena di kelas lain. Kemudian, kedua guru itu berkata:
Setiap saat kami selesai menulis, saya maminta semua siswa saya untuk
membacakan surat mereka di depan kelas. Seorang anak perempuan yang
hanya memiliki satu mata menulis surat untuk sahabat penanya tentang
matanya. Ketika dia membacakan suratnya di depan kelas, reaksi anak-anak
lainnya adalah, Wow, dia tidak takut memberi tahu orang-orang tentang hal
itu. Siswa lainnya mengagumi anak perempuan itu dan menjadi lebih nyaman
dengan kekurangannya karena mereka tahu bahwa anak perempuan itu
menerima kenyataan yang ada pada dirinya.
Guru-guru di kelas yang lebih tinggi, contohnya kelas tujuh atau delapan
juga melihat banyaknya permusuhan secara interpersonal di antara para
siswanya. Usia seperti ini memang diwarnai dengan meningkatnya
kesadaran diri dan ketakutan akan penerimaan oleh temanteman mereka.
Dan di usia mereka ini mereka cenderung berkata, Ini bodoh! untuk
kegiatan-kegiatan pembangunan komunitas kelas seperti yang diberikan
pada siswa di kelas yang lebih kecil dimana mereka lebih siap untuk saling
bersama-sama.
140 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
yang negatif dalam diskusi. Setiap anak menuliskan semua yang disebutkan
oleh temannya dan diakhir kegiatan ini mereka memilih satu hal untuk
dicoba untuk menjadi seorang anggota kelompok yang lebih baik dalam
diskusi.
Kegiatan ini tidak akan mengatasi semua masalah, diperlukan adanya
kegiatan tindak lanjut. Namun demikian, kegiatan ini merupakan kegiatan
yang dapat membangkitkan kesadaran siswa untuk membuat diskusi
kelompok menjadi lebih produktif. Secara khusus, banyak siswa yang
mengatakan bahwa kegiatan ini membuat mereka merasa lebih baik karena
mereka merasa didengar oleh teman-temannya, dan banyak siswa yang
menyebutkan bahwa mereka tidak suka ketika seseorang memonopoli
kegiatan diskusi atau ketika siswa lain tidak berkata apa-apa.
Mantel tangan. Guru sekolah lanjutan juga menggunakan aktivitas
refleksi diri yang beranekaragam untuk mencairkan suasana dan membantu
siswa agar merasa senang dalam bekerja dengan kelompoknya. Mantel
tangan adalah sebuah contoh umum. Dalam kegiatan ini, para siswa
menggambar di majalah dinding sebuah perisai besar yang dibagi menjadi
enam bagian, kemudian menuliskan respon mereka terhadap tiap
pertanyaan yang ada di setiap bagian, seperti: Tiga hal apa yang dapat kamu
lakukan dengan baik? Satu hal apa yang dapat orang lain lakukan untuk
membuat kamu merasa senang? Satu hal apa yang ingin kamu capai?
Buku-buku tentang klarifikasi nilai-nilai moral, yang biasanya tidak
cukup membantu anak untuk mendiskusikan permasalahan moral (lihat bab
12), merupakan sumber yang baik bagi kegiatan seperti ini dimana buku
tersebut dapat membawa anak-anak untuk berpikir tentang diri mereka
sendiri dan berbagi tentang informasi yang penting secara personal dengan
teman-temannya.
makan siang dan main dengannya pada jam istirahat. Bahkan Paul, teman
satu-satunya, ikut menjauhinya.
Rhonda perlahan menarik dirinya sendiri dan menunjukkan sikap yang
kurang dewasa. Lagi dan lagi, dia berbicara dalam bahasa bayi. Dia juga
mulai bersikeras bahwa dia tidak dapat melakukan hal sederhana untuk
dirinya sendiri.
Saya mengetahui cerita ini karena saya merupakan dosen pembimbing
dari seorang calon guru, Ro Tilkin. Dia merasa sangat tertekan dengan
perlakuan terhadap Rhonda dan dia ingin memutuskan untuk melakukan
sesuatu untuk menyelesaikan masalah ini. Dia membicarakannya dengan
Guru Pamongnya, yang juga menghawatirkan perlakuan para siswanya
terhadap Rhonda, tetapi dia berkata bahwa dia tidak tahu bagaimana cara
mengatasinya. Oleh karena itu, calon guru tersebut mencoba memperbaiki
situasi dengan caranya, melalui pemberitahuan secara verbal (Setiap orang
memiliki hak untuk diperlakukan dengan hormat), Dengan cara memohon
(Ayolah, dia seperti anak lainnya, bersikap baiklah sedikit), perjalanan
yang melelahkan (Kamu sudah mengganggunya sepanjang hari),
mengibaratkan (Bagaimana kalau Ibu berkata kepadamu bahwa kamu
sekarang sedang memakai kemeja merah yang jelek?, menanyakan kepada
para siswa mengapa mereka selalu mengganggu Rhonda, dan bahkan
memberikan hukuman. Tidak ada yang berhasil.
Akhirnya, calon guru itu meminta seseorang dari ruang bantuan, yaitu
Laura LoParco, untuk datang ke kelasnya dan berbicara langsung dengan
para siswa.
Dia menggunakan pendekatan yang sangat tenang, lalu berkata pada
anak-anak bahwa dia datang ke kelas bukan sebagai pemberi hukuman,
tetapi sebagai mediator. Untuk menjelaskannya, dia menggambar sebuah
lingkaran yang diibaratkan sebagai Rhonda di satu sisi papan tulis, dan
banyak lingkaran yang diibaratkan sebagai teman-teman Rhonda di sisi lain
papan tulis, dan sebuah lingkaran ditengah-tengah berisi huruf M besar
yang mewakili dirinya sebagai mediator, yaitu seseorang di tengah.
Dengan menjadi orang yang berada di tengah, katanya, dia dapat mengerti
kedua sisi dan membantu memecahkan masalah mereka.
Kemudian dia bertanya, Apakah kalian tahu apa itu kelambanan dalam
belajar? mereka tidak mengetahuinya. Dia memberitahukan contoh lain
dari kelambanan belajar yang dialami oleh anak-anak yang dia ajar di ruang
bantuan. Dia menjelaskannya bahwa sangatlah susah bagi mereka untuk
144 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
membaca dan berhitung, bukan karena mereka bodoh, tetapi karena otak
mereka bekerja secara berbeda dengan orang biasa. Tetapi, katanya lagi
mereka tidaklah berbeda dengan kalian di banyak hal. Mereka memiliki
perasaan, sama seperti kalian, mereka membutuhkan teman.
Lalu dia berkata, Saya ingin mengetahui perasaan kalian terhadap
Rhonda. Saya tidak akan menghukum kalian karena apa yang akan kalian
katakan, dan saya tidak akan memberitahukan kepada Rhonda apa yang
kalian katakan. Beberapa siswa kemudian mengatakan apa yang membuat
mereka tidak menyukai Rhonda. Saya pikir hal ini merupakan hal yang
penting, kemudian Ibu LoParco berkomentar, membiarkan mereka
mengekspresikan perasaannya sebelum mencoba membuat mereka
memikirkan perasaan Rhonda.
Kemudian dia meminta para siswa untuk menempatkan dirinya di
tempat Rhonda. Bagaimana, dia bertanya, menurut kalian yang dirasakan
Rhonda? mereka semua diam. Secara perlahan-lahan, anakanak berbicara
tentang bagaimana perasaan Rhonda ketika diejek dan dijauhi teman-
temannya.
Bu LoParco kemudian mencoba membantu mereka untuk mengerti
bagaimana tingkah laku mereka memengaruhi Rhonda:
Saya rasa setidaknya ada tiga hikmah yang dapat dipelajari dari cerita
ini:
1. Jangan pernah menyerah, bahkan jika satu kelompok sedikit
melawan terhadap pengaruh korektif yang diberikan. Melalui
ketekunan calon guru tersebut dan pemberian intervensi dari seorang guru
dari ruang bantuan, sekelompok anak yang tega mengacuhkan seorang
teman kelasnya dapat menghentikan kenakalannya dan mulai bertindak
sopan padanya. Anak-anak memiliki kapasitas untuk bersikap baik dan juga
dapat menyakitkan orang lain;
2. Tindakan moral anak dapat diubah dengan cara bertanya pada
pikiran dan hati mereka. Bu LoParco telah dapat melakukannya dengan
baik karena dia memperluas wawasan moral anak dan meminta mereka
untuk menunjukkan rasa simpati dan tanggung jawab dengan cara yang
sistematik dan mendalam.
3. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Walaupun beberapa
contoh dari perlakuan tidak baik akan terjadi bahkan ketika guru sudah
mencoba membangun komunitas, kenakalan yang berlebihan yang dialami
oleh Rhonda merupakan sebuah tanda bahwa tidak adanya komunitas
moral di kelas. Membangun sebuah komunitas kelas dengan nilai-nilai
hormat-menghormati dan kebaikan merupakan cara terbaik untuk
mencegah kenakalan anak sebelum mengakar.
MENDIDIK ANAK UNTUK SALING MENGUATKAN SATU SAMA
LAIN
menggunakannya sekali di sebuah kelas lima dimana guru kelas itu sendiri
mengatakan bahwa nama panggilan yang tidak baik dan tidak saling
menghormati antarteman merupakan tindakan yang paling buruk yang
pernah saya lihat.
MENCIPTAKAN SEBUAH KOMUNITAS YANG BERETIKA DI KELAS
Seseorang memuji saya karena kosakata saya yang banyak. Wow, saya tidak
pernah berpikir kalau ada orang yang mengagumi saya karena hal itu!
Kemudian, sang guru meminta anak-anak untuk diam dan dia pun
bertanya, Kapan kalian merasa lebih senang ketika kalian menjadi seorang
pemberi kata-kata positif atau seorang pemberi kata-kata negatif?
Para siswa menjawab, mereka merasa lebih senang kalau menjadi
seseorang yang suka memberikan kata-kata positif. Lalu guru tersebut
bertanya lagi: Tetapi bukankah menyenangkan juga kalau kita
merendahkan orang lain? Para siswa menjawab iya, tetapi setelah itu
mereka bilang tidak, karena orang tersebut akan melakukan hal yang sama
pada kita.
Mengapa susah untuk kita mengucapkan kata-kata yang baik kepada
orang lain? Tanya guru itu kembali.
Kita merasa malu, kata seorang anak laki-laki.
Kamu merasa terancam, bukan? kata sang guru. Kamu tidak tahu kan
kalau mereka akan mengatakan sesuatu yang baik pula pada dirimu.
Mereka mengganggukkan kepala mereka, tanda setuju.
Kegiatan-kegiatan seperti kekuatan kata-kata positif ini membantu
siswa untuk menghilangkan perasaan terancam. Para orangtua pun
mendukung kekuatan saling menguatkan di antara para siswa. Seorang ibu
berkata: Saya melihat tiga kali Andrew merasa sangat senang dengan
program nilai-nilai moral ketika di kelas sedang menjelaskan tentang
kebaikan yang ada dalam dirinya dan kebaikan yang ada dalam diri
temantemannya. Dia mengatakan kepada saya tentang kebaikan yang ada
pada dirinya ketika dia baru saja sampai di rumah, yang biasanya tidak
pernah dia lakukan.
Berpelukan untuk kesehatan. Penguatan tidak selalu berbentuk
verbal. Dee Bent, seorang guru TK di Sekolah Emily Carr di Scarborough,
Ontario, berkata:
Kami saling mencintai satu sama lain di kelas ini. Saya memeluk anakanak
dan mereka saling berpelukkan. Di dalam lingkaran, terkadang saya akan
memulai dengan bertanya, Apa ada yang merasa kesepian pagi ini? Biasanya
seseorang berkata, Saya. Kemudian saya akan berkata, Ok, ayo sini, ibu
peluk. Kemudian anak lain pun berkata, Saya merasa kesepian juga.
Kemudian anak yang tadi saya peluk, memeluk anak yang baru saja berkata
bahwa dia kesepian.
150 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Shawn adalah seorang anak yang memiliki kelebihan berat badan, dan
anak-anak lelaki lainnya tidak mau mengajaknya bermain sepak bola karena
mereka bilang Shawn lari terlalu lambat. Biasanya dia hanya dapat berdiri dan
menonton. Dan pada suatu hari lapangan bola tersebut basah dan licin, dan
mereka semua harus berlari agak lambat agar tidak terpeleset. Jadi ketika saya
bilang, Ayo Shawn, kenapa kamu tidak ikut bermain? Akhirnya mereka
memperbolehkannya masuk ke lapangan. Ternyata dia dapat bermain dengan
baik, dan setelah itu mereka mengijinkannya bermain. Sejak saat itu Shawn
merasa berpikiran jauh lebih baik tentang dirinya di kelas.
MENGEMBANGKAN RASA TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELOMPOK
Aspek ketiga dari keanggotaan kelompok adalah rasa tanggung jawab
terhadap kelompok. Secara umum aspek ini merupakan sebuah hasil dari
rasa persatuan di kelas dan dari menjadi seorang anggota yang berharga di
kelompok tersebut, tetapi ada juga pendekatan-pendekatan yang tidak
langsung untuk mengembangkannya.
Tujuan dan peraturan. Membuat tujuan dan peraturan bersamasama
dapat memunculkan rasa tanggung jawab seseorang dalam bertindak di
jalan yang telah dipertimbangan merupakan sebuah kebaikan bagi
semuanya. Para siswa dibantu untuk berpikir, Bagaimana tindakan saya
memengaruhi anak-anak lain dan kelas secara keseluruhan? pendekatan
ini didiskusikan secara lebih detail di bab 7, Disiplin moral, tetapi saya
menyebutkannya sekarang di sini karena moral disiplin ini merupakan
bagian dari pengembangan rasa tanggung jawab terhadap kelompok.
Sebuah etika saling ketergantungan/membutuhkan satu sama lain.
Mengembangkan dimensi tanggung jawab dari komunitas moral juga
154 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
GURU : Siapa yang memiliki masalah dan mau masalahnya tersebut dipecahkan?
MARK : Masalah saya adalah saya tidak dapat memarkirkan sepeda saya karena
rak sepedanya penuh
GURU : Tentu saja kita tidak ingin kamu kehilangan sepedamu. Bagaimana kita
dapat membantu Mark memecahkan masalahnya?
ANDREA : Tidak karena rak itu terbuat dari besi. Tapi mungkin ayah saya
(penjaga sekolah itu) dapat membuatnya
ERIN : Yah, atau kita dapat memberi nama setiap rak, sehingga dia tahu harus
menyimpan sepedanya dimana
ROBBIE : Yang harus kamu lakukan, Mark yaitu dengan datang ke sekolah lebih
awal!
TROY : Saya tahu, Mark, kamu pindahkan saja sepeda orang dan kamu simpan
sepedamu di situ (sambil tertawa)!
DISIPLIN MORAL
Emile Durkheim
Beberapa siswa dalam jumlah yang sedikit pada saat ini datang ke
sekolah dengan sikap saling menghormati menuju ke arah kedewasaan;
namun kebanyakan dari mereka secara mengherankan lebih
menitikberatkan ketidakhormatan mereka kepada para guru dan figurfigur
lain yang memiliki otoritas. Kebiasaan rasa ketidakhormatan anakanak di
sekolah kepada secara keseluruhan bercermin kepada kurangnya
pendidikan, mengabaikan, atau penyalahgunaan sesuatu menjadi tidak baik
yang sering mereka dapatkan di rumah.
Seorang guru dari siswa-siswa di sekolah yang baru-baru ini bekerja
dengan saya berjuang demi menjaga kepalanya tetap tegak di atas masalah
yang ada dihadapannya di sebuah kota kecil, kelas 3 yang memiliki banyak
masalah disiplin. Dari 22 siswanya, dia mempelajari, hanya 6 siswanya yang
berasal dari keluarga yang utuh. Seorang siswa anak laki-laki yang
menurutnya paling berat dalam permasalahan disiplin di kelas sudah
memiliki empat orang ayah dalam setahun terakhir.
Guru-guru, bahkan siswa-siswa yang yang lebih tua, selalu berkomentar
dalam tensi (kemarahan) yang cukup tinggi yang dibawa ke sekolah. Para
senior di sekolah New Hampshire mendatangi sampai ke kelas 5 untuk
mendiskusikan perasaan, tekanan kelompok, dan penghargaan terhadap
diri sendiri. Selanjutnya, mereka berkomentar, anak-anak ini memiliki sifat
marah yang lebih tinggi dari yang kita bayangkan di kehidupan kita!
Terkadang kemarahan tersebut melebihi dari kemampuan (kapasitas)
seorang anak kecil. Dalam ruang lingkup
160 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
154
kelas 3 yang telah disebutkan di atas, seorang anak yang bernama Billy
datang ke sekolah pada suatu hari di hari Senin dengan sebilah pisau dan
mengumumkan dengan serius bahwa dia akan membunuh seorang guru
musik. Setelah lewat akhir pekan, dia mengungkapkan, bahwa ayah tirinya
sangat marah kepada anjing peliharaannya dan Billy melihat ayah tirinya
membawa anjing tersebut ke halaman belakang dan menembak ekornya
hingga terputus.
Hal tersebut bukan merupakan hal yang baik dan lembut bagi jutaan
anak-anak di dunia. Dan hal itu juga yang membuat sulit di dunia pendidikan
yang guru-guru alami. Masalah kedisiplinan adalah salah satu sumber yang
membawa para guru menuju tingkat stress dan emosi yang tinggi.
Bagaimanapun juga, disiplin bukan hanya sebuah masalah; tetapi juga
merupakan, sebuah keuntungan, yaitu sebuah kesempatan pendidikan
moral. Seperti yang sudah diklaim oleh sosiolog Emile Durkheim dalam
penelitiannya, bahwa disiplin memberikan kode moral yang membuat
disiplin memungkinkan untuk diterapkan ke dalam lingkungan kelas yang
kecil menuju sebuah fungsi yang berguna.
Sebuah pendekatan pendidikan moral terhadap kedisplinan (atau
disiplin moral, seperti teman kuliah saya yang telah diperingkas)
menggunakan disiplin sebagai sebuah alat pengajaran menuju nilai-nilai
rasa hormat dan tanggung jawab. Pendekatan ini memegang peranan bahwa
tujuan utamanya dari disiplin adalah kedisiplinan diri sendiri, yaitu sebuah
jenis pengendalian diri yang menggarisbawahi pemenuhan secara sukarela
dengan hanya peraturan dan hukum, yang menandai karakter kedewasaan,
dan harapan-harapan masyarakat yang beradab dari warga negaranya.
Disiplin tanpa adanya pendidikan moral hanya merupakan kontrol massa
melulu (begitu saja). Namun, merupakan sebuah pengaturan kebiasaan
tanpa mengajarkan moral.
Guru-guru yang mengandalkan metode eksternal yang umum dari
sebuah kontrol, mungkin dapat memberikan kesuksesan untuk mengajak
para siswa di bawah pengawasan mereka. Akan tetapi, apa yang akan terjadi
apabila mereka (para guru) tidak berada di sekitar mereka? Kata seorang
guru yang menggunakan disiplin tegas2 (dimana seorang guru
menempatkan hukum dan hukuman di setiap pelanggaran, dengan
perhatian yang sedikit untuk mengembangkan pengendalian secara
Disiplin Moral| 161
4. Mereka harus menyampaikan rasa peduli dan hormat bagi setiap individu
siswa dengan mencoba mencari penyebab masalah displin dan sebuah
solusi yang dapat menolong para siswa menjadi seseorang yang sukses,
serta menjadi seorang anggota yang bertanggung jawab di dalam
komunitas kelas.
162 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Ayo kita lihat satu per satu dari setiap bagian disiplin moral ini.
Jean Piaget
dalam peraturan untuk saling bertukar pendapat satu sama lain yang akan
membantu mereka:
2. Merasa aman
mendapatkan surat tilang. Saya ingin mereka melihat bahwa kita memilki
peraturan di keseluruhan hidup kita, dan hal-hal ini disebut Hukum.
Kumpulan-kumpulan di atas mengatur tingkatan bagi bagian kesimpulan
diskusi: Selanjutnya saya berkata bahwa kelas kita seperti itu (memiliki
hukum): kita adalah sebuah komunitas, kita bagaikan sebuah keluarga, kita
membutuhkan peraturan juga. Peraturan apa yang akan membantu kita
untuk selalu bersama-sama dan memiliki sebuah kelas yang bahagia?
Dua pendekatan akhir ini menggabungkan peraturan-peraturan kelas
dalam konstitusi Amerika dan hukum-hukum lainnya di masyarakat kita
dengan mengadopsi tambahan-tambahan yang secara serius memberikan
tujuan ke dalam proses penyusunan peraturan di kelas. Mereka membuat
hubungan eksplisit yang penting antara sekolah dan dunia yang lebih luas:
bukan hanya masyarakat saja yang memiliki hukum, begitu juga dengan
kelas yang mempunyai peraturan juga; bukan hanya pembuat hukum
berdikusi dan berdebat mengenai peraturan apa yang baik; dan bukan
hanya warga negara orang-orang dewasa saja yang bertanggungjawab
kepada masyarakat umum, tapi para siswa juga merupakan warga negara di
kelas dan di sekolah mereka masing-masing.
Catatan bahwa pada semua pendekatan di atas, para guru membentuk
diskusi untuk membuat pendekatan tersebut menjadi lebih baik dan
terwujud bahwa peraturan-peraturan bukan hanya sebuah daftar
permohonan saja; ketimbang peraturan-peraturan yang yang dibutuhkan
untuk meraih sebuah tujuan (yang mempunyai kelas yang aman, bahagia,
produktif, dan lain sebagainya).
Setelah semua peraturan diatur dengan teratur, ongkos atau biayabiaya
hidup sangatlah dibutuhkan dengan cara duduk bersama secara periodik
untuk mengevaluasi peraturan-peraturan. Bagaimana cara peraturan
tersebut bekerja? Apakah ada yang harus diubah? Apakah dibutuhkan
peraturan yang baru? Diskusi macam ini dapat menggiring sebuah
perkembangan dalam peraturan di dalam kelas dan bergantung kepada
komitmen para siswa untuk selalu patuh terhadap peraturan yang telah
mereka buat.
Akankah macam pendekatan kooperatif ini bekerja dengan baik, boleh
dikatakan dalam sebuah sekolah di kota yang keras?
Sekolah Dasar Beecher di Elmira, New York, adalah contoh yang baik.
Hampir setengah siswa-siswa di sana berasal dari keluarga yang makmur.
Disiplin Moral| 167
Banyak dari mereka yang tidak aneh lagi dengan kekerasan; beberapa dari
mereka telah pernah melihat pembunuhan di jalan, dan beberapa di rumah
mereka sendiri. Disiplin digunakan untuk permasalahan yang besar di
sekolah, tetapi beberapa tahun ke belakang, masalah-masalah perilaku telah
berkurang menuju level yang rendah. Satu alasan: sekarang setiap kelas
telah memilki peraturan yang jelas, dengan dukungan yang konsisten, saling
berbagi dengan para orangtua siswa, dan dikembangkan bersamasama
dengan anak-anak selama minggu pertama di sekolah. Di tingkat sekolah
yang lebih tinggi, kerjasamanya bersifat pendekatan hanya untuk
komunitas saja yang telah sukses di Bronx Selatan (lihat bab 17) di sekolah
perkotaan yang keras.
4. Setingan tersebut membantu para siswa untuk melihat nilai-nilai (contohnya, rasa
hormat dan tanggung jawab) yang berawal dari peraturan dan memberikan
pandangan secara umum mengenai peraturan yang
bertanggungjawab yang bersifat di luar kemampuan di dalam kelas
5. Setingan tersebut juga membantu para siswa untuk belajar berpikir secara kritis
tentang peraturan dan untuk mengembangkan kompetensi dalam membuat
peraturan yang baik untuk mereka
6. Setingan tersebut menitikberatkan pengendalian hubungan internal ketimbang
eksternal dan membantu perkembangan pemenuhan kepada sukarelawan dengan
peraturan dan hukum.
Tolong diingat bahwa ini merupakan kelas dan ruang kalian. Perilaku dan
partisipasi setiap orang akan membentuk jenis pembelajaran yang akan
muncul. Ketika satu perilaku seseorang berdampak kepada yang lainnya, saya
meminta setiap orang yang ada di dalam kelas untuk bertanggungjawab
dalam managemen kelasnya.
Untuk memastikan bahwa hak-hak kita dilindungi dan ditegakkan, hukum-
hukum berikut dapat dibangun di dalam kelas ini:
170 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Ketika aturan-aturan dibangun, apakah itu oleh para guru atau para
guru bersama-sama dengan siswanya, sangatlah alami bagi anak-anak untuk
berangan-angan, apa yang terjadi apabila anda melanggar peraturan? Jelas
sekali, apabila terjadi sesuatu ketika seseorang melanggar aturan, para
siswa belajar untuk tidak menganggap peraturan itu dengan serius.
Di dalam displin moral prinsip dasar adalah dengan menggunakan
konsekuensi (akibat), seperti setingan peraturan sebagai kesempatan untuk
pendidikan moral. Pertanyaan yang relevan yaitu: bagaimana anda
menolong siswa untuk mengerti aturan dan termotivasi untuk
mengikutinya di luar rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lainnya?
Pelaksanaan peraturan merupakan sebagai momen yang dapat
diajarkan. Salah satu bagian latihan yang dapat membantu adalah
pelasanaan dalam memperlakukan peraturan sebagai momen yang dapat
diajarkan. Salah seorang guru SD, lebih memilih hanya memberikan
peringatan kepada anak-anak sebagai pertahan pertama, selalu datang
menghampiri ke meja siswa dan dengan personal berkata: Apakah kamu
tahu peraturan apa yang baru saja dilanggar? Mengapa kelas menyetujui
bahwa itu merupakan peraturan yang bagus?
Anak-anak sangat sensitif terhadap perbedaan ketika guru-guru
merespon terhadap pelanggaran dari sebuah peraturan. Dalam sebuah
studi, anak-anak merata-rata nilai yang paling tinggi yaitu guru-guru yang
merespon kepada pelanggaran hukum moral dengan pernyataan-
pernyataan yang terfokus terhadap akibat dari tindakan siswa (contohnya,
Joe, itu benar-benar menyakiti Mike). Anak-anak memberikan nilai yang
lebih rendah kepada guru-guru yang merespon dengan
pernyataanpernyataan yang tidak mendalam terhadap peraturan-peraturan
atau harapan-harapan pihak sekolah (Tindakan tersebut bukan
mencerminkan cara siswa-siswa Hawthorne dalam menyelesaikan
masalah).
Mendapatkan nilai yang paling rendah dari keseluruhan guru yaitu
guruguru yang menggunakan perintah-perintah yang sederhana (Hentikan
itu! atau Jangan memukul!).
Pengaturan konsekuensi membutuhkan keterlibatan kelompok.
Bagaimana seharusnya seorang guru mengatur konsekuensi diurutan yang
pertama? Satu metode yaitu dengan cara melibatkan para siswa dalam
memformulasikan konsekuensi yang cocok (Menurut kalian konsekuensi
172 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
apa yang adil bagi seseorang yang melanggar peraturan ini?) sebagai
tambahan langsung dalam penyusunan peraturan yang kooperatif.
Banyak siswa-siswa SD akan mengusulkan hukuman yang aneh dan
keras. Hal-hal ini merupakan respon-respon yang alami di tahapan awal
dalam pengembangan moral dan kesempatan lainnya bagi guru untuk
mengembangkan moral yang beralasan (bermanfaat). Guru yang telah
melibatkan siswanya untuk berpikir kritis tentang apa yang membuat
sebuah peraturan yang bagus dapat berlanjut menuju proses pemikiran
kritis yang sama mengacu kepada konsekuensinya, guru dapat membantu
para siswa untuk mengerti bahwa tujuan dari sebuah konsekuensi bukan
untuk membuat mereka menderita tapi untuk membantu mereka
mengembangkan perilaku mereka sendiri.
Melibatkan para siswa dalam merumuskan konsekuensi yang adil
merupakan keuntungan yang lain: di balik itu semua, selanjutnya penguatan
peraturan telah memiliki konsentrasi kolektif dari sebuah kelompok.
Menghadapi pelanggaran dari sebuah peraturan, seorang guru dapat
berkata: Apa yang sudah kita setujui merupakan sebuah konsekuensi bagi
siapa saja yang melanggar peraturan? Seringkali, ketika anak-anak dihukum
oleh guru atau orangtuanya karena melanggar peraturan, mereka menjadi
marah terhadap hukuman yang diberikan oleh orang dewasa daripada
meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya. Namun, apabila
mereka telah menyetujui di saat awal perumusan konsekuensi tersebut,
sangatlah lebih mudah untuk mereka menerima apa yang mereka sudah
lakukan dan bertanggungjawab atas perilaku yang mereka telah lakukan.
Seorang guru mengatur setiap konsekuensi. Bagaimanapun juga,
beberapa guru lebih memilih untuk mengatur konsekuensinya sendiri,
setidaknya untuk beberapa aturan. Seperti yang dikatakan seorang guru
kelas 4: Saya rasa saya berada di dalam posisi yang lebih baik untuk
mengetahui konsekuensi apa yang berhasil. Contohnya, ketika kita
membuat peraturan besama-sama dengan para siswa, salah satu peraturan
yang selalu saya masukkan yaitu pekerjaan rumah harus dikumpulkan tepat
waktu. Saya ingin mengatur konsekuensi saya sendiri: sekali mereka tidak
mengumpulkan pekerjaan rumah, mereka akan mendapat teguran; dua kali
tidak mengumpulkan pekerjaan rumah, maka mereka harus
mengerjakannya sepanjang waktu istirahat; tiga kali tidak mengumpulkan
pekerjaan rumah, saya akan memanggil orangtua mereka. Guru yang
Disiplin Moral| 173
Bagi para siswa yang datang ke kelas dengan sikap yang bertentangan
dengan kebijakan yang ada, pendekatan yang fleksibel dapat membuat
perbedaan antara pencapaian sikap mereka dan pengabaian sikap mereka.
Seperti contohnya: Gary Robinson, ketika dia mengajar siswa kelas 4 di
Skaneateles, New York, memiliki seorang siswa yang bernama Eric, yang
memiliki perawakan lebih besar dari siswa-siswa sebaya, yang memiliki
reputasi menjadi seorang yang bijak dan suka pamer. Di hari pertama tahun
dia bersekolah, dia berkata kepada Bapak Guru Robinson bahwa dia tidak
takut kepadanya atau kepada kepala sekolah hanya bapaknyalah yang tahu
apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya.
Bapak Guru Robinson hanya tersenyum dan berkata dia berharap
mereka akan mempunyai tahun yang baik. Dia berkata kepada seluruh
siswanya di kelas bahwa dia hanya memiliki satu peraturan: yaitu Peraturan
Keemasan. Menurut kalian apa Peraturan Keemasan itu? katanya.
Tuliskanlah. Mereka menghabiskan beberapa waktu untuk membicarakan
bagaimana untuk melaksanakan peraturan keemasan di dalam situasi yang
berbeda.
Selama satu minggu pertama, ketika Eric mengacau, guru tersebut
menghindarinya konfrontasi publik tetapi lebih dengan cara
memberitahunya secara langsung kebiasaan apa yang diharapkan untuknya
(Eric) dan mengapa. Dia menghabiskan waktu istirahat dengan bermain
sebuah permainan dengan Eric dan siswa-siswa lainnya yang tertarik untuk
bermain. Suatu hari, setelah pulang sekolah, mereka bermain tenis meja
176 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
bersama-sama dan berbicara mengenai apa yang mereka sukai di luar jam
sekolah.
Setelah satu tahun berlalu, Bapak Guru Robinson dan Eric saling
berkembang menuju hubungan yang positif, sampai dimana suatu titik, Eric
bekerja dengan sangat rajin kepada Bapak Guru Robinson untuk
mendapatkan nilai dan tanda tangannya. Semua ini dapat mungkin terjadi,
bahwa guru merasa dan merasakan, bahwa sistem fleksibelnya akan sebuah
disiplin memberikannya pilihan untuk berbicara lemah lembut kepada Eric
tentang harapan-harapannya untuk sebuah perilaku yang baik, menghindari
sebuah kontes pamer diri, dan memengaruhinya melalui kontak informal di
luar kelas.
Bagaimanapun juga, saya tidak menganjurkan bahwa seorang guru
harus bersikap lunak kepada anak yang keras (sulit) dan mengabaikan
perilaku yang tidak tepat. Guru-guru yang mempunyai control kelas yang
bagus, apakah mereka mempunyai konsekuensi di awal pertemuan atau
tidak, setidaknya satu yang harus ditanamkan di awal yaitu: mereka
memulainya dengan keluar dari masalah yang kokoh dan sedikit mengigit
(keras). Komentar salah satu guru: Bulan pertama merupakan permulaan
untuk mengatur irama sepanjang tahun.
Apabila seorang guru mempunyai sistem yang dapat mengantisipasi
dan konsekuensi yang diperkenalkan terlebih dahulu, menjadi guru yang
kokoh berarti mengikuti pelaksanaan dari konsekuensi-konsekuensi dan
tidak merasa ragu-ragu untuk melaksanakannya, menjadi kokoh juga
bereaksi terhadap perbuatan siswa yang tidak baik (senonoh) dalam
berbagai macam cara (contohnya, Bob, saya ingin berbicara denganmu di
akhir periode ini) yang membiarkan para siswa mengetahui bahwa
perbuatan yang kacau (tidak baik) tidak akan dapat ditoleransi dan
mengapa (alasannya).
JEDA WAKTU
Mengapa ada jeda waktu dan pemisahan dari kelompok (seperti
mengirim siswa ke meja di belakangnya) secara logika dan konsekuensi
pendidikan?
Seolah-olah sebuah jeda waktu berkata kepada siswa: Apabila kamu
ingin menjadi bagian dari kelompok, kamu harus mengikuti peraturan dari
kelompok tersebut. Sikap kamu yang mengacau sangat mengganggu kepada
orang lain yang benar-benar ingin belajar.
Ada dua macam jeda waktu. Pertama adalah jeda waktu yang memiliki
jarak yang tetap (konstan): Spesifik tenggang waktunya sekitar (5, 10, atau
15 menit) ketika para siswa terpisah dengan kelompoknya. Kedua adalah
jeda waktu yang sesuai dengan kondisi: peraturannya atau ketika salah
seorang merasa puas dengan beberapa kondisi yang lain (seperti mengobrol
kepada gurunya).
Terkadang anak-anak akan kembali menuju kearah perbaikan sebelum
mereka dapat mengontrol perilaku mereka, dan dalam satu menit mereka
akan membuat masalah lagi. Salah satu jalan untuk menghadapi masalah
tersebut hanya ada 2 sistem: dengan jeda waktu yang pertama, kamu dapat
kembali lagi ke waktu tersebut kapanpun ketika kamu siap; tetapi apabila
anda mengulang penyerangan 30 menit ke depan, anda akan keluar dari
tenggang waktu yang telah ditetapkan. Hal tersebut juga baik untuk
membantu mempersiapkan anak-anak untuk kembali masuk lagi dengan
pertanyaan,Apakah kamu siap untuk kembali lagi? Apa yang kamu harus
lakukan untuk dapat kembali lagi? (ikutilah peraturan yang telah
ditetapkan).
Bagaimana apabila para siswa menolak untuk mengambil jeda waktu?
Para guru dapat memberikan kelompok tersebut sesuatu yang harus
dilakukan dan ajaklah para siswa untuk duduk di samping anda untuk
mencoba mencari tahu sumber dari sebuah perlawanan. Apabila para siswa
berlanjut untuk tetap melawan, seorang dapat berkata:Ayo kita pikirkan
ini. Mengapa kita mempunyai peraturan jeda waktu di kelas? Mengapa saya
sekarang bertanya kepada kalian untuk mengambil jeda waktu?
Apabila siswa menolak untuk bekerjasama, guru dapat dengan tenang
menawarkan sebuah pilihan: Sally, tindakanmu itu membutuhkan jeda
waktu. Dapatkah kamu mengikuti peraturan kita tentang jeda waktu
178 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
sekarang, atau apakah kita butuh berbicara mengenai masalah ini selama
waktu istirahat (atau pulang sekolah, atau bersama kedua orangtuamu)?
Tujuan dari pilihan ini yaitu untuk meredam emosi siswa ketimbang
memanaskan suhu pelawanan, sehingga siswa dapat berpikir, dengan
mempertahankan desakan konsekuensi yang adil. Pada umumnya, apabila
prosedur jeda waktu telah didiskusikan dalam pembahasa yang terdahulu
dengan para siswa dan dijelaskan sebagai sesuatu yang benar-benar bersifat
untuk menolong mereka dalam memperoleh pengendaliannya kembali
terhadap perilaku mereka, maka mereka akan menerimanya sebagai sebuah
konsekuensi dalam situasi yang berdisiplin.
PERTEMUAN INDIVIDU
Jeda waktu dapat menjadi sangat efektif ketika diikuti setidaknya oleh
guru dan siswa di dalam sebuah pertemuan yang singkat. Para siswa yang
terlihat tidak mempan dengan pengaruh yang diberikan oleh gurunya ketika
mereka menjadi bagian dalam sebuah kelompok, seringkali dapat
diselesaikan melalui jalan pertemuan personal (pribadi).
Pertemuan secara pribadi memungkinkan bagi seorang guru untuk
memberikan disiplin secara individu, dengan porsi yang lebih banyak dari
yang sudah dicoba, dan kalau memungkinkan, instruksi secara individu akan
berbanding lurus dengan kebutuhan dari siswa-siswa yang berbeda.
Pertemuan individu memperbolehkan guru dan siswa untuk dapat
menyelidiki masalah yang bersifat tidak menarik perhatian dan
memungkinkan untuk seorang guru untuk mencoba mendapatkan
penyebab dari sebuah masalah yang sedang dihadapi.
Pertemuan tersebut juga mengizinkan untuk seorang guru menjelaskan
mengapa perilaku yang mengacau tidak dapat diterima. Pada akhirnya, akan
memberikan kemungkinan bagi seorang guru dan siswa untuk
mengembangkan sebuah rencana, yang berdasarkan sebuah pengertian
akan masalah, dan untuk mencegah kemunculannya kembali.
Pertemuan tersebut biasanya dapat menjadi sebuah kebiksanaan
dengan menghadirkan beberapa siswa, pertemuan tersebut sangat penting
untuk menempatkan rencana pengembangan perilaku dalam sebuah tulisan
dan membuat para siswa untuk menyetujuinya dalam rangka untuk
mengidentifikasi komitmen mereka untuk membuat pertemuan dan
peraturan tersebut berjalan lancar.
Disiplin Moral| 179
Kevin dan Dan merupakan dua siswa yang saling berteman baik di kelas
6 dan selalu duduk berdampingan antara satu dengan lainnya. Hal ini
menjadi sebuah masalah ketika Kevin mulai berbicara (ngobrol) dengan
Dan, lalu mengganggu pekerjaannya yang belum selesai. Guru kelasnya, Ibu
Christine Peredo berbicara kepada Kevin di kelas mengenai masalah ini,
yang tetap dilakukan terus-menerus.
Jadi Guru kelasnya tersebut meminta kepada Kevin untuk menemuinya
setelah jam sekolah usai. Kamu tahu kenapa saya ingin berbicara
denganmu? Kata Ibu guru. Dan dia pun mengangguk. Saya tahu antara
kamu dan Dan adalah teman baik, kata Ibu guru. Akan tetapi ketika kamu
mengobrol di dalam kelas, apakah itu akan membantu kamu dan Dan dalam
menyelesaikan tugas kalian? Kevin menjawabnya bahwa hal tersebut tidak
membantu.
Menurutmu apa yang akan membuat situasi tersebut dapat menjadi
lebih baik? Tanya Ibu guru Peredo. Kevin berkata kalau mendapat
pekerjaan individu, dia akan duduk di meja yang lain yang jauh dengan meja
Dan. Dengan bantuan Ibu Peredo, Kevin menuliskan rencana di bawah ini:
RENCANA KEVIN
1. Saya akan duduk berjauhan dengan Dan ketika kita mengerjakan tugas
individu
2. Apabila kita berdua dapat menyelesaikan tugas individu dan
dikumpulkannya tepat waktu, kita dapat bekerjasama dalam proyek
kelompok di akhir minggu
3. Di akhir minggu, saya akan bertemu dengan Ibu Peredo untuk mendiskusikan
bagaimana rencana ini agar berhasil
Tanggal : ______________________
Tujuan dari pendekatan pemecahan masalah ini yaitu Apa yang dapat
kita lakukan untuk menjadikan situasinya menjadi lebih baik? serta untuk
menempatkan Guru dan siswa di sisi yang sama, saling bekerja
bersamasama dan saling berbagi tujuan yang akan dicapai: menyelesaikan
masalah dengan cara yang disukai oleh setiap orang. Salah satu guru SMP
saya berkata bahwa dia menemukan pemecahan masalah tersebut dengan
180 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
CONTOH GRAFIK
7
6
5
Angka dari
jumlah 4
masalah 3
yang timbul
2
1
0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Hari
moral, kemanusiaan, dan hal-hal yang efektif bagi guru untuk dilakukan.
Guru kelas 2 berkata:
Tahun ini saya mempunyai murid laki-laki yang perilakunya sangat buruk.
Saya sudah melakukan banyak percakapan dengannya, menggunakan jeda
waktu, membuat rencana-rencana; dan dia tidak memperlihatkan
perkembangan. Dan akhirnya saya kehilangan kesabaran. Saya berkata, ok,
cukup sudah, di sini kita punya peraturan, Tuan, dan kamu akan mengikuti
mereka! Setelah kejadian itu, dia menjadi sosok yang lebih baik.
Andrea memiliki banyak masalah sosial di dalam dan di luar kelas. Secara verbal
dia tergolong kejam terhadap anak-anak lainnya; dengan bebasnya dia mencoba untuk
menyakiti perasaan mereka; dia sering melakukan kontak fisik dengan mereka. Anak-
anak pun menjadi malu, dia mencoba untuk menyergap dan memanipulasi mereka.
Saya menjadi frustasi dalam setiap percobaan saya untuk mengubah perilakunya;
sepertinya tidak ada satu pun yang berhasil. Selanjutnya, saya menemukan beberapa
Disiplin Moral| 185
informasi yang melatarbelakangi sikapnya itu. Andrea mengulang kelas TKnya tahun
ini, jadi saya berbicara dengan gurunya setahun yang lalu. Dia bilang Andrea
mempunyai kehidupan di lingkungan rumahnya yang negatif. Informasi ini membantu
saya untuk mengerti mengapa dia melakukan pemukulan terhadap anak-anak yang
lain.
Saya memutuskan kalau Andrea membutuhkan sebuah perjanjian dengan
sikapnya yang bebas. Saya telah menemukan bahwa responnya sangat baik untuk
memuji dan penuh semangat. Untuk membantunya keluar dari kekangan perilaku
yang kasar terhadap anak-anak lainnya, saya telah berbicara banyak dengannya
untuk menjadi teman baiknya. Saya juga bekerjasama dengan keseluruhan kelas
untuk menjadi teman baiknya.
Sekarang, ketika Andrea datang ke sekolah, jika saya mencium adanya
kecemasan, saya menyuruh dia untuk menggambar tentang apa yang dia rasakan saat
itu. Saya memberikan waktu kepadanya untuk berbicara kepadaku atau seorang
teman tentang arti gambar yang telah dibuatnya. Saya sadari itu apabila saya
memberinya jalan untuk bebas dari pengalaman yang membuatnya stress, hal itu
tidak akan merambat ke dalam kelas.
Sejauh ini aktivitas tersebut boleh dikatakan berhasil. Dia telah berkembang
lebih menjadi diri yang positif dan sekarang sudah mempunyai banyak teman.
rumahnya yang ditunjukkan kepada Ibunya di akhir hari yang baik karena
perilakunya yang baik juga. Dan sekarang dia berbalik menjadi anak yang
baik.
Banyak guru juga menggunakan insentif di dalam kelompok untuk
memotivasi perilaku yang baik. Insentif kelompok juga membantu
perkembangan solidaritas kelas dengan merumuskan tujuan kelompok
untuk bekerjasama dalam menghasilkan tujuan bersama juga.
Seperti contohnya: seorang guru kelas 6 mengambil 15 menit waktu
tambahan untuk istirahat sebagai bonus di akhir jam pelajaran apabila tidak
ada 3 pelanggaran aturan sepanjang hari. Dia berpendapat bahwa siswa-
siswanya cenderung untuk saling menjaga satu sama lain sehingga mereka
mendapatkan waktu yang khusus (spesial).
Dari sudut pandang pendidikan moral, untuk penghargaannya dapat
dikatakan berhasil, guru-guru harus memberikan pesan dari sudut pandang
yang lain, seperti,Saya harap kalian akan mengikuti peraturanperaturan ini
karena itu merupakan hal yang baik untuk dilakukan, karena peraturan-
peraturan ada untuk membantu setiap orang. Dan apabila kalian
melakukannya dengan baik, saya akan melakukan sesuatu atau memberikan
sesuatu kepada kalian atas apresiasi saya terhadap usaha yang telah kalian
lakukan. Dalam proses ini guru menciptakan sebuah konteks yang
menentukan pengertian penghargaan moral yang anak-anak harus miliki.
Sebagai benteng dalam anak-anak melihat sebuah penghargaan sebagai
tujuan yang utama atau hanya sebuah alasan untuk mejadi baik, seorang
guru dapat melakukan sesuatu atau mengikuti hal-hal dibawah ini:
KETERLIBATAN ORANGTUA
Pat Grant adalah seorang guru yang bersahabat dan antusiastik (bersemangat)
yang mengajarkan IPA di kelas 7 di SMP Dryden di Dryden New York. Dengan bijaknya
dia menghormati seseorang yang memotivasi siswa-siswanya untuk belajar dan
mempunyai pengendalian kelas yang bagus.
Dia berkata, saya tidak mempunyai masalah disiplin yang serius. Saya membuat
usaha yang nyata untuk memperlakukan para siswa dengan adil. Dia menemukan
bahwa hal tersebut merupakan pengorganisasian yang baik sebagai rencana yang
efektif sehingga para siswa selalu sibuk, mencegah munculnya banyak masalah. Dia
berkomentar: Saya berencana selama satu minggu dan mengumumkan rencana-
rencana tersebut di dalam ruangan sehingga para siswa sadar akan peraturan-
Disiplin Moral| 193
peraturan tersebut. Saya tahu apa yang saya inginkan untuk diraih dalam hari-hari ke
depan, dan sangat jelas sekali untuk mengetahui hal itu dengan baik.
Dia membuat siswa-siswanya bertanggungjawab dengan peraturan-peraturan
tersebut. Di hari pertama mereka datang, kita membicarakan peraturan. Selanjutnya
mereka memberikan pendapat mereka sendiri dengan peraturan yang mereka
kemukakan. Saya menuliskannya di papan tulis, dan menyalinnya di buku catatan.
Dalam hal ini mereka mengambil peran lebih.
Kepemilikan peraturan oleh para siswa membantu mereka untuk berperilaku yang
meningkat menuju lebih baik dalam hal pelaksanaannya. Di dalam sebuah kelas,
seorang anak laki-laki mulai untuk mengganggu diskusi. Ibu Guru Grant berkata
dengan ramahnya tetapi dengan nada yang serius, Dan, apakah kita perlu untuk
mengulang peraturan ini kembali? Tidak Kata Dan, dan dia langsung diam.
Di sisi lain, seperti yang telah dijawab oleh Ibu Guru Grant mengenai pertanyaan
yang dilontarkan oleh siswa, dua anak perempuan mulai berbisik-bisik. Sementara
sedang menjawab pertanyaan siswa, Ibu Guru Grant berjalan menghampiri kedua
anak perempuan itu dan memberiikan gerakan tangan yang lembut sebagai tanda
bagi mereka untuk memperhatikan diskusi kelas. Selama waktu di lab, apabila para
siswa menjadi lebih tertarik dan keras, Ibu Guru Grant dengan sederhana memegang
nampan jingga yaitu sebagai tanda bahwa mereka harus diam. Satu per satu, para
siswa melihat nampan tersebut dan saling memberitahu satu sama lain untuk diam.
Apabila para siswa terus menerus berperilaku buruk baik mengingatkan secara
verbal (lisan) maupun nonverbal (tulisan), Ibu Guru Grant akan bertanya kepadanya
untuk datang menemuinya setelah pulang sekolah untuk membicarakan sesuatu hal.
Bersama-sama, dia dan siswanya membicarakan masalah dan memutuskan solusi
yang adil untuk keduanya, yaitu untuk siswa dan gurunya. Apabila para siswa
berlanjut untuk berperilaku buruk walaupun setelah mereka bertemu setelah
pertemuan saat pulang sekolah, maka Ibu Guru Grant menghubungi orangtua mereka
dan meminta bantuan mereka mengatasi masalah tersebut.
Ibu Guru Grant juga mencegah masalah-masalah tersebut dengan menyuruh
siswanya bertukar tempat duduk setiap 5 minggu. Dia memasangkan siswa-siswa
yang dia ketahui yang dapat saling bekerjasama dengan baik bersama-sama. Saling
berpindah tempat duduk sungguh menyegarkan, menurutnya, dan membantunya
untuk menghilangkan masalah-masalah yang meningkat karena kebosanan atau
kurangnya kerjasama antara teman satu bangku.
-- laporan dari Yvette de Boer, seorang siswa yang telah lulus dalam kelas disiplin,
SUNY, Cortland.
Disiplin di dalam kelas dengan jelas berdampak banyak hal: bagaimana
para siswa menggambarkan diri mereka sendiri; bagaimana mereka saling
memperlakukan satu sama lain; bagaimana mereka bertindak terhadap
guru mereka; dan bukan untuk tingkat yang kecil, bagaimana mereka
berperilaku di luar kelas. Kebijakan disiplin guru juga berdampak dalam
iklim di dalam kelas, perkembangan komunitas moral kelas, dan hubungan
antara pihak sekolah dan rumah. Untuk semua alasan ini, perkembangan
guru akan rencana disiplin, dari dasar poin nilai-nilai pendidikan,
merupakan salah satu yang paling penting yang harus guru lakukan.
Disiplin moral tahu bahwa dari berbagai macam pengendalian eksternal
dibutuhkan untuk membantu para siswa untuk belajar mengatur perilaku
194 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Program managemen kelas yang baik untuk kelas dasar dan menengah yang
bebas untuk dipelajari, bebas untuk diajarkan yang disusun oleh Joann
Shaheen dan Lisa Kuhmerker. Untuk informasi lebih lanjut, tulis kepada:
Perusahaan Guru Hebat (The Master Teacher, Inc.,) Divisi Kepemimpinan, P.O.
Box 1207, Manhattan, KS 66502 (1-800-669-9633).
BAB8
Jean Piaget
Saya menyukai pertemuan kelas karena anda akan dapat berbicara mengenai
berbagai macam hal daripada hanya meninggalkan hal-hal tersebut yang
sebenarnya sudah mereka lakukan.
Carl Fospero merupakan siswa yang sudah lulus berusia 20 tahun yang
bekerja mengajar di sekolah menengah yang bersetifikasi ketika dia
mendapat panggilan untuk mengambil alih kelas bahasa Spanyol di kelas 10
di sekolah lokal. Sebulan sebelumnya, guru yang biasanya mengajar tidak
berharap untuk absen ke rumah sakit. Seminggu kemudian, dia meninggal
karena penyakit kanker.
Sebulan telah berlalu, Kelas Spanyol yang mempunyai kelompok yang
kurang merespon dengan baik memiliki sejarah masalah perilaku yang
menjadi nyata tidak dapat dikendalikan, yang menjadikan harusnya ada
pergantian guru 4 kali selama satu bulan. Lalu, kepala sekolah memanggil
Carl Fospero, yang telah melakukan beberapa pergantian di sekolah ini
sebelumnya.
196 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Saya menceritakan cerita ini kepada guru pendidikan para siswa dan
bertanya kepada mereka, Apa yang akan kalian lakukan sebagai seorang
guru dalam situasi ini, dihadapkan dalam kelompok yang melanggar
191
peraturan orang dewasa yang telah memakan korban sampai pergantian
guru 4 kali?
Pertama-tama Carl Fospero meminta para siswanya untuk menyiapkan
secarik kertas dan menuliskan sebuah surat. Apa yang mereka rasakan
tentang kelas ini? Bagaimana keadaan tersebut dapat berkembang? Apa
masalah pribadi yang mereka miliki selama masa pembelajaran? Para siswa
menuliskan bahwa pergantian guru yang lain dikarenakan mereka telah
Membuang hasil pekerjaan (tidak menghargai) jerih payah mereka;
mereka tidak dapat bertahan dengan materi-materi yang ada; mereka tidak
mengerti seperti bahasa Spanyol; dan lain sebagainya.
Carl Fospero membaca bagian surat-surat para siswa dengan keras di
depan kelas, dan menggunakannya sebagai pembukaan sebagai diskusi awal
dan untuk mengembangkan pembelajaran. Lalu kelas memutuskan untuk
perlahan melangkahkan instruksi dengan bolak-balik untuk memastikan
para siswa agar tidak tersesat. Mereka memutuskan untuk mengalokasikan
waktu selama waktu di kelas untuk belajar saling bekerjasama seperti
melakukan percakapan dalam bahasa Spanyol dengan teman di sebelahnya
sebaik yang diperintahkan dan diinstruksikan oleh guru mereka. Guru
Fospero berkata bahwa dia ingin mencoba beberapa hal yang mereka belum
lakukan sebelumnya seperti menuliskan skenario dalam bahasa Spanyol
dan mempertunjukkannya dan merekamnya. Kelas juga mulai menulis dan
mempublikasikan koran kelas, semuanya dalam bahasa Spanyol.
Moral dan pembelajaran kelas berkembang dengan dramatis, begitu
pula dengan perilaku para siswanya. Para siswa menghormati dan
menyukai guru mereka dan bekerja bersama-sama dengan baik. Carl
Fospero dikenal sebagai Seorang Pengganti yang Ajaib, dan kepala sekolah
pun menawarinya posisi yang reguler (tetap).
Carl Fospero meraih kesuksesan yang luar biasa, tetapi pendekatan dan
pengalamannya tidaklah unik. Dengan mengacu kepada cerita yang kedua,
mengenai pergantian guru yang dihadapkan kepada situasi yang sama di
tingkat sekolah dasar.
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Demokratis: Bentuk Pertemuan Kelas | 197
yang lain berkomentar bahwa kelas 3 ini merupakan salah satu kelas yang
buruk lagi di sekolah.
Apa yang dapat dipelajari dari pengalaman yang dimiliki oleh Carl
Fospero dan Debbie Wilcox? Keduanya telah dengan berhasilnya
menciptakan sebuah lingkungan moral yang baik dan membuat siswasiswa
belajar dengan mengaplikasikan pengetahuan yang luas tapi tidak
mengabaikan prinsip-prinsip pendidikan: yaitu dengan melibatkan para
siswa dalam membuat keputusan mengenai kehidupan di kelas.
Kedua guru tersebut telah melakukan keberhasilan ini melalui
pertemuan kelas. Pertemuan kelas memberikan pengalaman dalam
berdemokrasi, membuat para siswa menjadi rekan dalam menciptakan
kemungkinan suasana yang terbaik di dalam kelas. Hal tersebut mengubah
kedinamisan dan memperdalam ikatan antara guru dan kelas,
meningkatkan pengaruh guru sebagai model dan mentor di waktu yang
bersamaan yang dapat memperluas peranan dan tanggung jawab siswa.
Dalam prosesnya, hal tersebut dapat membantu pertumbuhan moral di
dalam kelompok dan juga anggota-anggota individu.
Mengapa, dapat kasus Debbie Wilcox, apakah anak-anak mengalami
kemunduran ketika guru tetapnya kembali? Tidak diragukan lagi melalui
kombinasi dari beberapa faktor, dan tidak menjadi masukan untuk
dipikirkan bahwa kehilangan pertemuan kelas memainkan peranan yang
sangat penting. Secara moralitas, seperti, perkataan seorang guru bahwa,
Memerlukan proses yang lambat dalam berkembang. Sementara dalam
masa perkembangan, hal tersebut dapat sangat rentan sekali, sangat
membutuhkan sekali struktur-struktur dukungan yang dapat merangkul
semua itu secara bersama-sama.
Komunitas moral di kelas merupakan salah satu struktur dukungan:
yaitu dengan pertemuan kelas, karena secara teratur memanggil kelompok
untuk bersama-sama dengan sadar, kemunitas pembuat keputusan yaitu
salah satu yang paling penting dalam mendukung sistem untuk timbul dan
menguatkan nilai-nilai terbaik siswa dan perilakunya. Karena pertemuan
kelas adalah strategi jitu dalam nilai-nilai pendidikan, maka di bab ini akan
200 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Dipimpin oleh seorang guru, seorang siswa, atau seorang guru dan seorang
siswa yang saling bekerjasama
Dilakukan pada saat jadwal waktu sekolah yang tetap (contohnya, di pagi
hari, setiap hari Rabu setelah istirahat, setiap hari Senin dan Jumat di akhir
jam pelajaran sekolah) dan merespon apabila ada kebutuhan yang khusus
Tujuan terakhir ini memiliki hal yang sangat penting dan khusus dalam
masyarakat demokratik. John Dewey menuliskan Demokrasi sebagai
berikut,
demokrasi, dan hanya 38% yang sadar dan peduli bahwa kongres
membuahkan hukum-hukum.
Namun, pengetahuan melalui buku teksnya dari demokrasi sepertinya
tidak meningkatkan level dari partisipasi. Para siswa membutuhkan
penyemangat melalui pendidikan yang memimipin mereka menuju
nilainilai partisipasi. Kesempatan untuk melakukannya yaitu dengan cara
pertemuan kelas yang banyak dan bervariasi. Materi-materi yang sudah
tersusun di halaman yang selanjutnya menghadirkan beberapa macam
materinya.
Setiap hari kita mulai dengan beberapa lingkaran pertemuan. Di hari Senin
saya akan bertanya, Apa yang sudah kau lakukan selama akhir pekan? Topik
tersebut juga sangat bagus untuk kemampuan daya ingat pertama, banyak
anak memiliki waktu yang sulit untuk mengingat apa pun yang sudah mereka
lakukan di akhir pekan.
Setelah berjalan sementara waktu, kita mulai dengan waktunya saling
memuji satu sama lain. Kita ambil perwakilan satu siswa satu hari dan kita
berbicara tentang siswa tersebut yang berkaitan dengan kualitas karakter dan
kemampuan yang dimilikinya yang kita kagumi.
Dengan adanya perputaran (giliran), membantu anak-anak untuk saling
membantu satu sama lain dengan lebih baik, tapi keadaan tersebut juga
membantu saya untuk mengenal mereka juga dengan baik. Saya mungkin
mempelajari sesuatu tentang kakek-nenek mereka atau nama kakak laki-laki
dan perempuan mereka. Keadaan ini membuat anak-anak merasa lebih berada
di rumah yang sebenarnya berada di sebuah ruang kelas, dan lebih mudah
untuk saya untuk dapat berbicara kepada mereka.
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Demokratis: Bentuk Pertemuan Kelas | 203
1. Pertemuan untuk berita yang baik: Siapa yang punya berita baik untuk dibagikan
dan diceritakan kepada yang lain?
5. Pengaturan tujuan pertemuan: Membicarakan tujuan apa yang akan dicapai di pagi
hari, seharian, satu minggu, unit kurikulum, dan tahun akademik
6. Setingan peraturan pertemuan: Peraturan apa yang kita butuhkan untuk kelas
kita? Apakah pergi ke tempat pusat kebugaran? Apakah berjalan-jalan ke
tempat-tempat yang dekat?
11. Presentasi siswa: Satu atau dua siswa mempersembahkan sebagian pemikiran
mereka, seperti sebuah proyek atau cerita; Anggota kelas yang lainnya bertanya dan
menawarkan komentar-komentar yang bersifat apresiatif
13. Isu-isu akademis: Mengapa kita butuh belajar ini? Apa yang akan menolongmu
melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam sebuah pekerjaan rumah? Atau dalam
tes selanjutnya? Bagaimana tes selanjutnya telah berkembang?
14. Pertemuan perkembangan kelas: Kesempatan seperti apa yang dapat membuat
kelas kita berubah menjadi lebih baik? Kemungkinannya: Mengubah peraturan fisik
kelas, sebuah jalan yang baru untuk saling bekerjasama bersama-sama, belajar
menciptakan permainan baru, ide-ide untuk membuat papan buletin kelas, dll.
15. Pertemuan lanjutan: Solusi yang bagaimana yang harus kita setujui di awal untuk
bekerja dengan baik? Dapatkah kita membuatnya menjadi lebih baik sekarang?
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Demokratis: Bentuk Pertemuan Kelas | 205
16. Perencanaan pertemuan: Proyek kelompok apa yang akan dilakukan? Topik apa
yang harus dipelajari? Penelitian apa yang harus diambil? Sesuatu apa yang lucu
untuk dilakukan dengan berbeda untuk minggu depan dalam pengejaan,
matematika, atau ilmu pengetahuan?
17. Konsep pertemuan: Teman itu apa? Bagaimana bertahan dengannya? Kata hati itu
apa? Bagaimana caranya dia menolongmu? Kebohongan itu apa? Apakah
pernah menjadi kebenaran apabila dikatakan (digunakan)? Kepercayaan itu apa?
Mengapa sangat penting? Keberanian itu apa? Bagaimana orang-orang
memperlihatkannya?
18. Situasi-situasi yang berkaitan: Apa yang akan kalian lakukan apabila: Kalian
menemukan sebuah dompet di sisi jalan dengan 20 dolar di dalamnya? kamu
menemukan tagihan senilai 20 dolar? kamu melihat seorang anak mencuri
sesuatu dari loker seseorang? Ada seorang anak baru yang kamu sukai karena
dia baik tapi teman-temanmu mengira dia adalah anak yang aneh? : Seorang
teman meminta untuk menyalin pekerjaan rumahmu?...seorang teman dengan
meninggalkan CD di toko? Dua anak kecil di dalam bus yang sedang mengerjai
anak yang lebih kecil dan hingga membuatnya menangis?
19. Kotak saran atau kotak kepentingan kelas: Segala jenis kepentingan yang siswa
ingin segera didiskusikan dapat dimasukkan ke dalam kotak tersebut
20. Pertemuan dalam sebuah pertemuan: Apa yang kalian sukai tentang pertemuan
kelas? Apa tidak yang kalian yang sukai? Apa yang sudah kita selesaikan?
Bagaimana kita dapat mengem bangkan pertemuan kita?
apa yang telah saya gunakan tapi tidak berhasil, namun ketika para siswa
membuat rencananya sendiri, akhirnya sistem ini berhasil.
Ketika salju turun, akan membuat para siswa memakai pakaian tambahan
ketika pergi ke sekolah setiap hari, tempat ganti pakaian telah menjadi area
bencana. Anak-anak saling tertukar sepatu bootnya, dan beberapa di
antaranya ketinggalan bus karena mereka menghabiskan banyak waktu untuk
mencari barang-barang mereka. Ketika waktunya tiba untuk pergi, mereka
benar-benar lupa dengan barang-barang dan diri mereka sendiri. Hal itu
semua merupakan tanggung jawab diri mereka sendiri!
menulis setiap ide di papan tulis, dan mereka memilihnya dan akan
dipindahkan serta disempurnakan ke dalam rencana sebagai berikut:
Setiap orang akan memiliki gantungan di dalam ruang ganti pakaian,
dengan nama kalian masing-masing di bawahnya; kalian bertanggungjawab
untuk menaruh jaket dan topi kalian di kaitan milik kalian sendiri, dan boots
kalian di bawahnya.
Guru bertanya, Bagaimana kita bakal yakin bahwa setiap orang
melakukannya dengan baik? seorang siswi perempuan merespon: Apabila
seseorang tidak menaruh barang-barangnya di tempat yang seharusnya,
mereka harus menyimpannya di atas meja belajar selama seharian dan
melihat bahwa hal tersebut bukan hal yang nyaman! Kelas menyetujuinya
bahwa pendapat tersebut merupakan konsekuensi yang adil.
Guru Brody mengambil langkah selanjutnya: Dia bertanya kepada setiap
anak untuk membuat komitmen diri untuk teguh dan patuh terhadap
keputusan kelompok.
Jujur, hal ini menjadi tingkah laku yang diterima di ruang kelas kita
sesuatu yang tidak saya sangka. Jika anak-anak menemukan sesuatu yang
bukan miliknya, mereka menyimpannya di dalam kotak, dan mereka mencari
sesuatu yang menjadi milik mereka di sana. Jika seseorang keliru dan
menyimpan sesuatu yang bukan miliknya, ini adalah tugas anak-anak untuk
mencarinya, bukan saya Saya sudah menggunakan pertemuan di kelas lain
untuk memperkuat rasa jujur dan tingkah laku bijaksana tersebut. Kelas
tersebut sangat bangga terhadap kemajuannya, dan begitu juga saya.
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Demokratis: Bentuk Pertemuan Kelas | 213
Terkadang sikap moral dan tingkah laku itu sulit untuk dirubah, berakar
dalam ketidakmatangan perkembangan anak-anak atau dalam nilai-nilai
pembelajaran di luar sekolah. Tapi seiring waktu dan Guru, lagi, secara
mengejutkan dalam kemampuannya untuk memengaruhi normanorma
kelompok dengan positif melalui pertemuan kelas, dan melalui kekuatan
norma kelas tersebut untuk memengaruhi tingkah laku individu siswa.
Saya telah mengajar selama 30 tahun, dan saya mungkin sudah lelah sejak
lama kalau bukan karena saya melibatkan anak-anak saya dalam merancang
kurikulum. Saya bertanya pada mereka, Bagaimana cara yang paling menarik
untuk mempelajari topik berikut ini? Kalau kami memutuskan bahwa saran
pertama tidak dapat dilaksanakan, saya akan bertanya lagi, Oke, bagaimana
214 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
cara yang kedua paling menarik yang dapat kita kerjakan untuk mempelajari
hal ini? Mereka selalu mengemukakan usul-usul yang bagus. Mereka
termotivasi karena saya menggunakan ide mereka, dan saya tidak pernah
mengajar dengan menggunakan cara yang sama.
Pada level Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, cara
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan input dari siswa adalah melalui
formulir umpan balik berikut ini. Dua atau tiga kali dalam satu semester,
guru dapat memberikan waktu selama 15 menit untuk pengisian
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Demokratis: Bentuk Pertemuan Kelas | 215
1. Sejauh mana anda puas dengan pelajaran pada kuartal (semester) ini?
1 2 3 4 5
Tidak puas Sangat
sama sekali puas
2. Bagaimana dengan kelas yang anda sukai atau anda rasakan sangat
membantu?
3. Apa yang akan membuat kelas ini menjadi lebih menarik bagi anda?
5. Apa yang dapat anda lakukan untuk memperbaiki diri anda dalam
menerima pelajaran?
____________________________
Nama
6. Waktu berpikir pribadi. Berikan waktu merenung sejenak bagi siswa untuk
memikirkan masalah ini sendiri.
Para guru mengetahui bahwa siswa-siswa pada umur mana pun, bila
diminta, dapat menciptakan suatu peraturan yang dapat memfasilitasi
pertemuan yang baik. Di bawah ini contoh aturan yang disepakati oleh siswa
di kelas 4:
2. Simpan tangan di bawah sampai orang yang mendapat giliran bicara selesai
berbicara.
6. Jangan tertawa jika seseorang sedang berbicara serius, dan tertawalah bila
seseorang melucu.
4. Belajar. Pikirkan sesuatu yang kamu pelajari pada pertemuan kelas hari ini?
Kemudian berkelilinglah untuk mencari sukarelawan.
6. Lengkapi kalimat berikut ini: Ajak semua siswa untuk melengkapi kalimat
pembuka, contohnya: Pada akhir pertemuan ini, saya pikir..... atau, saya
merasa..... atau saya berharap....
7. Berpasangan. Siswa-siswa yang merespon hal ini kemudian berbagi dengan
pasangannya (atau bertukar pasangan).
220 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
10. Evaluasi. Apa yang kalian sukai dari pertemuan hari ini? Apa yang
menjadikan ini diskusi yang baik? Apa yang dapat kita lakukan untuk
perbaikan atau menjadikan pertemuan mendatang terasa berbeda?
3. Tiket bicara. Gunakanlah sebuah tiket bicara (dapat berupa kartu index
berukuran 5x8). Ketika seorang siswa mendapatkannya, maka itu
gilirannya berbicara. Ketika siswa tersebut selesai berbicara, ia
mengoperkan kartu tersebut ke teman yang duduk di sebelahnya atau di
seberangnya, kepada siswa berikutnya yang ingin bicara. Sebagai
alternatif, seorang guru menggunakan sebuah bola, yang dapat
dilemparkan kepada pembicara berikutnya.
10. Beri semangat agar semua siswa berpartisipasi. Beri semangat pada
anggota kelompok yang diam saja agar mau berbicara dengan
mengatakan, Untuk lima menit berikutnya, saya ingin mendengar dari
siswa yang belum memberikan pendapat. Atau, pada awal pertemuan,
katakan, Hari ini saya ingin semua orang berbicara, minimal satu kali.
Jadi, jika kamu melihat ada anggota kelompok yang belum berbicara,
sementara kamu sudah bicara dua tiga kali, sebaiknya kamu meminta
mereka untuk berbagi pendapat dan tidak mengambil giliran untuk
berbicara lagi.
Atau ajak siswa yang pendiam untuk bicara dengan cara memberi
mereka pilihan: Sue, apa yang kamu pikirkan mengenai hal ini? (jeda)
Apakah kamu mau memikirkannya dulu, dan saya akan kembali
bertanya padamu nanti?
11. Kalimat pembuka. Ciptakan situasi yang tidak membuat mereka takut
berbicara dengan menyuplai kalimat pembuka dan memberi waktu
kepada para siswa untuk menuliskan kalimat lengkapnya. Contohnya,
Saya merasa senang jika....., Saya merasa bangga jika....., Saya
berharap....., dan Ketika saya melihat ada seorang anak yang berbuat
224 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
15. Menugaskan peran. Tugaskan pada para siswa, suatu peran istimewa
yang meningkatkan tanggung jawab mereka terhadap pertemuan kelas.
Sebuah komite yang terdiri dari para siswa dapat ditugaskan untuk
menyiapkan agenda, dan menyimpan semua masukan dari guru dan
siswa. Anne Roubos, sewaktu menjadi guru kelas I di SD Homer di Homer,
New York, mempergilirkan tanggung jawab memimpin rapat. Siswa yang
Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Demokratis: Bentuk Pertemuan Kelas | 225
memimpin rapat disebut Sang VIP (Very Important Person Orang yang
sangat penting). Siswa tersebut duduk di kursi tinggi, memulai pertemuan
dengan menggoyangkan maraca dan mengumumkan, Pertemuan kelas
akan segera dimulai!, dia yang menentukan giliran bicara, dan menutup
kembali pertemuan dengan menggoyangkan maraca lagi dan berkata,
Pertemuan kelas ditutup!.
Murid-murid yang usianya lebih tua dapat diberi tanggung jawab yang
lebih rumit. Seorang guru kelas 5 sampai kelas 8, contohnya, menugaskan
murid-muridnya berperan sebagai fasilitator, asisten, menentukan giliran
dan mengamati jalannya diskusi. Sang fasilitator memulai pertemuan,
menyatakan masalah yang akan didiskusikan, dan mengusahakan
mereka tetap fokus. Guru tersebut berkata, Saya mencontohkan peran ini,
kemudian menggambarkan pada murid-murid apa yang saya kerjakan,
kemudian membiarkan mereka mencobanya, kemudian memberi contoh
lagi. Pada kali pertama mereka mencobanya, diskusi berjalan cukup liar,
tetapi ketika dicoba untuk ketiga kalinya, pertemuan berjalan cukup
teratur.
Sang asisten menuliskan permasalahan, ide-ide dan keputusan di
sebuah papan tulis. Penentu giliran menuliskan nama-nama mereka yang
telah mengangkat tangannya untuk berbicara, dan memanggil mereka
sesuai urutan waktu mereka mengangkat tangan. Sang pengamat
membuat catatan mengenai proses berjalannya pertemuan (seberapa
baik mereka mendengarkan, berpartisipasi dan mengikuti aturan),
memberikan umpan balik pada akhir pertemuan dan bertanya pada
fasilitator, Apa yang menurut anda telah berhasil dilaksanakan? Apa
yang dapat dilakukan agar dapat berjalan lebih baik? Apa yang dapat
kami lakukan untuk membantu jalannya pertemuan yang lebih baik?
16. Mencatat ide-ide. Catatlah ide-ide para siswa (pada notes atau papan
tulis) pada saat mereka mengemukakannya, dan bacakan kembali pada
mereka. Berikan pujian pada mereka dengan menyebut nama mereka saat
pertemuan selesai. Hal ini menunjukan bahwa anda menanggapi ide
mereka dengan serius, memberi mereka semangat untuk mengajukan usul
yang cerdas, dan menginspirasi keikutsertaan yang baik. Peran mencatat
dan membacakan kembali ide-ide juga dapat didelegasikan pada siswa
pencatat.
17. Evaluasi pertemuan. Secara periodik, suruh siswa memberi nilai untuk
pertemuan kelas dengan skala 1 sampai 5, dimana 1 berarti buruk dan 5
226 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
5 4 3 2 1
Sempurna Sangat baik Baik Cukup Buruk
2. Beri lingkaran pada kalimat yang menggambarkan a pa yang kamu
rasakan tentang pertemuan kelas kali ini:
Saya rasa itu bukan ide yang baik, kata seorang anak laki-laki. Orang
tentu tidak suka dimaki seperti itu. Kita semua sama walaupun warna kulit
kita berbeda. Anak-anak yang lain setuju.
Sang guru berkomentar:
ill Elasky, seorang guru kelas enam merasa bosan pada umur 37 dan
Bberpikir untuk meninggalkan profesinya ketika kemudian ia mengambil
cuti panjang. Pada tahun itu ia belajar pada George Wood di Institut
Demokrasi Pendidikan di Universitas Ohio.
Alasan yang mendasar untuk keberadaan Sekolah Negeri, Wood
mengajarkan, adalah demokrasi. Pendidikan untuk warga negara yang
demokratis sebaiknya aktif, melibatkan anak-anak dalam tugas-tugas nyata,
yang seringkali mereka pilih sendiri, dimana dengan demikian mereka dapat
mempelajari keterampilan yang bervariasi.
Elasky kembali ke kelas enam yang diajarnya di Amesville, Ohio, dengan
pandangan baru mengenai potensi pendidikan untuk menyiapkan murid-
murid menghadapi kehidupan di masyarakat demokratis. Dia memulai awal
tahun sekolah dengan jaringan pembaca yang berkecimpung di bidang
alam dan ekologi.
Tidak lama setelahnya, perusahaan minyak lokal secara tidak sengaja
menumpahkan larutan minyak ke anak sungai Amesville yang mengalir
dekat dengan sekolah dan tepat bersebelahan dengan beberapa rumah dan
kebun milik siswa-siswa sekolah. Agen Perlindungan Lingkungan datang
untuk membersihkannya, tetapi Elasky berkata, Saat itu kami merasa
skeptis.
Kelas Elasky memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri.
Mereka menyebut diri sendiri sebagai Ahli Kimia Air Kelas Enam
Amesville. Mereka membuat rencana untuk mengetes sampel air dari 11
sumber yang berbeda di anak sungai tersebut.
Maka, mereka meminta bantuan dari Universitas Ohio, kantor EPA
setempat dan pusat, dan Departemen Kesehatan untuk mendapatkan
informasi mengenai alat-alat pengetes air. Dalam pertemuan kelas, Elasky
dan murid-muridnya memutuskan bahwa kelompok-kelompok siswa
Mengajarkan Nilai Melalui Kurikulum | 231
223
harus menyelidiki sumber dan efek dari polutan yang mereka dapatkan dari
hasil tes dan mempresentasikan hasil temuan mereka di kelas;
mewawancarai orang-orang yang mengetahui tentang pencemaran air dan
ekologi sungai; membuat sebuah bagan besar yang berisi hasil-hasil tes; dan
membuat kampanye untuk menjual pelayanan ini pada masyarakat (untuk
mengganti biaya yang dikeluarkan kelas).
Kami menghabiskan banyak waktu untuk mendiskusikan bagaimana
mengatur semuanya, Elasky berkata, namun itu bukan waktu yang
terbuang percuma. Hal ini menciptakan pemahaman mengenai proses
demokrasi dan banyak peluang untuk mengembangkan pemikiran kritis dan
keterampilan berdiskusi.
Pada bulan berikutnya, murid-murid mewawancarai ahli-ahli di
Universitas Ohio mengenai polutan; berbicara dengan petugas sistem
pembuangan air limbah industri setempat; melacak sejarah daerah mereka;
melakukan pencatatan; menggunakan komputer untuk membuat bagan
polutan; menggambar peta; mengambil dan mencetak sendiri fotofoto;
menulis pada pemerintah; dan mengetes sumur-sumur, tangki air, dan
saluran air di Amesville. Pada akhir tahun pelajaran, mereka dengan bangga
menggambarkan proyek mereka di Konferensi Pendidikan Negeri dalam
Masyarakat Demokratis di Universitas Ohio. Berikut ini apa yang mereka
sampaikan mengenai pengalaman mereka:
PPKB untuk berpartisipasi dalam kelas 90 menit yang menyentuh karir yang
berhubungan dengan binatang, masalah kemanusiaan, dan kepedulian serta
tanggung jawab terhadap binatang peliharaan.
Pak guru Joe Binenbaum membawa murid-murid kelas sembilan
Sekolah Maritim East Harlem ke PPKB pada pelajaran sains. Setelah
presentasi dari Maureen Martin, pembicaraan beralih ke binatang
peliharaan. Semua anak ini memiliki beberapa macam peliharaan, kata
pak guru Binenbaum, dan saya ingin mereka mengerti bahwa mereka
bertanggungjawab terhadap peliharaan mereka. Saat mereka bosan dengan
binatang peliharaan mereka, mereka tidak dapat begitu saja membuang
binatang peliharaan itu di jalan.
Saat mereka kembali ke sekolah mereka, Pak Binenbaum dan
muridmuridnya mengoperasikan sebuah kebun binatang mini. Mereka
mengadopsi beberapa binatang dari PPKB dan beberapa dari pemilik
binatang peliharaan pribadi, yang menyumbang di antaranya ular phyton
berukuran 16 kaki, ular boa, kura-kura, merpati leher cincin, burung beo,
dan seekor iguana. Pemilik binatang peliharaan tersebut mengatakan bahwa
jika binatang-binatang tersebut tidak diambil oleh anak-anak, mereka
tadinya akan dibunuh.
Maka dari itu, anak-anak benar-benar merasa bahwa mereka
menyelamatkan binatang-binatang tersebut, kata Pak Binenbaum. Mereka
belajar untuk memelihara dan menyayangi binatang-binatang itu. Mereka
berjualan makanan kecil untuk mendapatkan uang untuk membeli makanan
hewan, dan pada saat liburan, ketika sekolah tutup, mereka tetap datang
mengunjungi kebun binatang tersebut setiap hari. Bahkan anakanak yang
sering membolos menjadi rajin ke sekolah untuk bekerja di kebun binatang.
Apa yang telah dipelajari anak-anak di PPKB dan program kebun
binatang mini, Joe Binenbaum melaporkan, adalah mereka telah menjadi
peduli terhadap binatang yang tidak memiliki majikan. Mereka sering
membawa binatang tanpa pemilik ke sekolah untuk diberi makan.
Melalui program ini mengkombinasikan teladan yang menyayangi
binatang, informasi solid, dan memberi kesempatan pada para siswa untuk
mengurus binatang mereka sendiri. Kapasitas para siswa untuk kebaikan
telah ditingkatkan dan dikembangkan.
Mengajarkan Nilai Melalui Kurikulum | 235
Bahasa Inggris: Guru dapat menggambarkan contoh disiplin diri dari studi
literatur. Murid-murid dapat diminta untuk menuliskan karangan
mengenai sifat yang penting ini.
Mengajarkan Nilai Melalui Kurikulum | 237
Ilmu Kesehatan dan Jasmani: Guru dapat mengarahkan pada siswa bahwa
manusia harus memiliki disiplin diri untuk dapat mempertahankan
kesehatan tubuh.
Tidak ada orang yang berhak melakukan apa pun yang dia inginkan,
kecuali bila dia ingin melakukan hal yang benar.
1900- Wilbur dan Orville Pemilik pabrik Babe Ruth Pemogokan oleh
an Wright yang merekrut dihormati rekor Serikat buruh
Wanita yang imigran dengan yang masih adil atau tidak
bekerja untuk janji palsu bertahan adil?
mengkampanyekan Muckrakers FDR membantu Muckrakers
hak suara Terpisah tapi Negara keluar dari mendapatkan
kewenangan
Keberanian Kebenaran Rasa Hormat Keadilan
Charles Lindbergh sama Apakah masa krisis hukum untuk
Migran orang-orang Polusi (udara, melindungi
FDR Amerika tanah, air); penduduk kota.
berbohong sudahkah kita
Tentara, WWI, Para petani
kepada dirinya menghormati
WWII membiarkan
sendiri? lingkungan kita
Raja Martin lahannya musnah,
sebagai suatu membunuh
Luther, Jr., dan
Negara? surplus ternak
Pergerakan hakhak
warga sipil Diskriminasi sementara orang
melawan lain kelaparan
orangorang non- pada tahaun 1920
kulit putih Kemah
hormatkah? pengasingan
untuk orang
Jepang
Pergerakan
hakhak rakyat
sipil dalam
mencari keadilan
*) Diadaptasi dari Carol Nylen, Integrating Ethics into History, (Mengintegrasi Etika
menjadi Sejarah) Etika dalam Pendidikan. 3 (Maret, 1984), pp. 2-3.
Untuk membuat gambaran yang lebih jelas, di bawah ini (dalam format
ringkas) merupakan salah satu dari 49 episode etika yang ditulis mereka:
Amerika Serikat saat itu menuju keterlibatan dalam Perang Dunia
pertama. Pada bulan Februari 1917, Jerman mengumumkan perang
terhadap semua kapal. Dalam waktu singkat, kapal selam Jerman
menenggelamkan kapal AS, membunuh orang-orang Amerika, dan Amerika
Serikat mengumumkan perang kepada Jerman.
Presiden Woodrow Wilson meminta semua warga Amerika untuk
mendukung perang. Dia berkata, Tidak ada pemerintahan yang akan
mentolerir adanya perdebatan terbuka dalam kondisi perang. Pada tanggal
15 Juni 1917, Kongres meluluskan Undang-undang Spionase, yang melarang
warga untuk berbicara menentang perang. Di seluruh wilayah AS, warga
yang secara terang-terangan menentang perang dipenjarakan.
Eugene Debs, calon presiden dari Partai Sosialis menantang
Undangundang ini secara terbuka: Bagaimana mungkin sebuah negara yang
242 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Selain itu, Fieldston layak diteladani karena metode yang kreatif dan
bervariasi yang dilakukan oleh masing-masing guru untuk mengembangkan
etika. Dalam ruang kelas mereka, anda dapat melihat filofosi umum sekolah
penekanan saling ketergantungan, misalnya. Implementasi dari tema yang
mempersatukan itu ditekankan dengan cara bervariasi. Hal ini meliputi gaya
mengajar yang terbuka dan responsif yang memungkinkan kurikulum
berkembang terus-menerus pada saat para guru berusaha mendapatkan
makna moral dari mata pelajaran masingmasing.
Biarkan saya menawarkan beberapa gambaran mengenai apa yang
dilakukan oleh para guru ini berdasarkan pengamatan saya di Fieldston dan
dari catatan guru-guru sendiri mengenai kerja mereka pada isu-isu khusus
yang terdapat di jurnal Lisa Kuhmeker (yang saya rekomendasikan untuk
dibaca para pengajar nilai moral), Forum Edukasi Moral.
PHILIP : Saya kira Ramona dan Sandra memiliki perbedaan yang tidak
dapat didamaikan (pernyataan ini membuat mereka saling
memandang dengan penuh arti dan memicu semua orang bicara
pada waktubersamaan).
MARCIA : Saya punya teman yang ingin saya buat marah. Ia sering
mengganggu saya. Sangat sulit mengendalikan diri bila
seseorang mengganggumu. Jadi saya membuatnya marah dan
berpura-pura saya tidak melakukan apa-apa. Dia selalu
mengganggu saya sehingga saya merasa harus balas
mengganggunya.
MARCIA : Ya!
248 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
TOM : Tapi itu hanya akan membuat hal itu berulang kembali!
DEBBY : Ramona tidak berhak untuk berbuat jahat pada Sandra, dan
Sandra tidak berhak berbuat jahat pada Ramona.
AARON : Yah, tapi kalau Sandra memang jahat, maka Ramona berhak untuk
membalasnya.
Pandangan Mark yang luar biasa untuk anak usia 8 tahun, merupakan
jenis pernyataan yang memungkinkan para guru untuk mencoba membuat
anak yang lain untuk merespon terhadap nilai moral yang tinggi yang
Mengajarkan Nilai Melalui Kurikulum | 249
Gloria Frey, seorang guru kelas lima mata pelajaran sosial di Fieldstone
Lower mengambil abad pertengahan sebagai inti dari kurikulum berbasis
nilai moral.
Ketika saya memasuki ruang kelasnya, anak-anak sedang membuat
spanduk dengan gaya abad pertengahan yang menggambarkan namanama
keluarga mereka pada saat sang guru membacakan untuk mereka sebuah
novel yang berlatar belakang abad pertengahan. Pada dinding terdapat
poster-poster, gambar-gambar dan foto-foto kastil dan katedral dari seluruh
dunia. Pada jendela terlihat seni mengecat kaca yang dibuat oleh anak-anak,
di laci meja terdapat buku-buku Seperti Legenda OrangOrang Suci.
Ibu guru Frey, menjelaskan mengapa periode sejarah ini merupakan
periode yang cocok untuk anak-anak umur 10-11 tahun. Urusan seharihari
mereka, menurutnya mirip dengan tema abad pertengahan: (1) perjuangan
untuk memperoleh kekuasaan, tetapi juga kebutuhan untuk dilindungi
(berhubungan dengan sistem sosial, feodalisme); (2) pedoman agresi yang
diperbolehkan (aturan keksatriaan); (3) kebutuhan akan standar kebaikan
dan kejahatan (aturan gereja); dan (4) isu keadilan, baik individual maupun
sosial.
Untuk membantu anak-anak mengerti bahwa keadilan adalah masalah
yang tidak sederhana, mereka mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah dari
berbagai sudut pandang. Pada saat mereka mempelajari Penaklukan
Norman, misalnya, kelas mendengar dua versi cerita yang berbeda, yang
satu ditulis oleh Norman, dan yang satu lagi ditulis oleh bangsa Saxon.
Untuk membantu anak-anak memasuki kehidupan dan pekerjaan
seorang biarawan, kelas berubah menjadi sebuah skriptorium. Muridmurid
mencari contoh huruf inisial, alfabet Gothic, dan dekorasi pinggiran. Mereka
250 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Dengarkan aku, Stephen, ini penting... Jadilah dirimu sendiri; dan apa pun
yang ingin kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hati dan jiwamu... Kita
adalah diri kita sebagaimana Tuhan menciptakan kita, dan jika Tuhan
melihatmu cocok dalam cetakan yang tidak biasa, maka kamu harus berani
untuk menjadi berbeda.
Pada akhir cerita tersebut, Stephen, yang telah tertarik ke dalam konflik
berdarah yang bergelora di seluruh Inggris, terkejut akan kebrutalan yang
terjadi dalam pertempuran dan akibat perang yang mengerikan. Dia
kemudian menolak kehidupan seorang ksatria dan kembali ke biara untuk
menjadi seorang seniman yang kreatif. Seseorang adalah Seseorang, kata ibu
guru, menstimulasi banyak diskusi mengenai pilihan moral dan perbedaan
antara keberanian fisik dengan keberanian moral.
Serikat. Lalu pergi ke rumah Yahudi untuk orangtua yang ada di dekat
sekolah untuk mewawancarai penghuninya.
Untuk memecah kebekuan, para penghuni dan anak-anak duduk
bersama dalam sebuah lingkaran besar, dan para penghuni bertanya pada
anak-anak pertanyaan mengenai aktivitas sekolah dan minat mereka.
Setelah mereka merasa nyaman satu sama lain, anak-anak dan para
penghuni dipasang-pasangkan untuk wawancara.
Ketika mereka kembali ke kelas, anak-anak membandingkan pendapat
yang diambil sebelumnya dari orangtua-orangtua itu dengan pengetahuan
baru mereka. Banyak dari yang mereka pelajari yang tidak ada di dalam
buku teks.
Melalui wawancara anak-anak, Sommer berkata mereka bertemu
dengan secara langsung dengan orang yang berbeda dari anggapan
orangorang mengenai imigran: Para penghuni di sana bukanlah orang-
orang bodoh. Mereka semua mengetahui beberapa bahasa dan membaca
dengan baik, juga belajar dengan baik dari pengalaman. Mereka bukan
orang-orang lemah.mereka telah hidup dan berhasil melewati trauma para
imigran, syok kebudayaan, rasa depresi, kematian (kadang kala
pembunuhan) anggota keluarga mereka, kemiskinan, sentimen anti-Semit,
dan banyak lagi.
Terisolasinya generasi muda dari generasi yang lain seringkali tercatat
sebagai kekurangan dari masyarakat modern. Proyek Sommer menyatukan
orang muda dan orangtua dengan cara yang meningkatkan pemahaman
anak-anak akan sejarah dan penghormatan mereka terhadap orangtua
sebagai pelaku sejarah.
Usaha-usaha yang bervariasi dari guru-guru Fieldston menunjukkan
bahwa dalam merancang kurikulum berbasis nilai moral, yang diinginkan
adalah membiarkan ratusan bunga tumbuh dan berkembang. Dan juga
penting untuk mengesahkan usaha masing-masing guru dengan filosofi
sekolah, seperti Fieldston, yang mengangkat pentingnya etika melalui
proses sekolah anak-anak.
PEMBICARA TAMU
4. Identifikasi target nilai moral sekolah secara luas; ambil salah satu dan jadikan
Nilai Moral Tahun Ini.
PENDIDIKAN MULTIKULTUR
Proses yang dirancang oleh para orangtua yang giat ini untuk mengajar
masing-masing unit, mengkombinasikan informasi yang jelas mengenai
kecacatan dalam bentuk pertanyaan; simulasi yang memberi gambaran bagi
anak-anak bagaimana rasanya memiliki keterbatasan; dan pada akhirnya,
seorang pembicara tamu yang benar-benar memiliki kecacatan.
Orangtua instruktur ini memberi buku-buku mengenai orang-orang
cacat, dan banyak dari murid-murid yang membawa salah satu buku
tersebut ke rumah. Murid-murid yang pernah mendapat pelajaran
Memahami Kecacatan, telah menawarkan diri untuk bekerja dengan
anakanak yang memiliki keterbatasan fisik di sekolah. Sekolah yang telah
menerapkan program ini melaporkan adanya efek yang timbul: anak-anak
memperlakukan kelompok mereka dengan lebih baik.
Ada banyak kurikulum lain yang berfokus pada nilai moral. Dalam bab
2 misalnya, saya meminta anda memperhatikan proyek Hukum California
pada Masyarakat Bebas, kurikulum Menghadapi Kenyataan Sejarah dan Diri
Kita, dan program PREPARE Ontario. Di Alberta, Canada, Kementerian
Pendidikan telah memproduksi dan menguji coba Mata Pelajaran Etika
Kelas 8, sebuah kurikulum yang bertujuan untuk membantu para remaja
untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan sembilan nilai etik (rasa
hormat, tanggung jawab, keadilan, toleransi, kejujuran, kebaikan,
pemberian maaf, komitmen terhadap ide demokratis, dan loyalitas). Pada
bidang tanggung jawab kewarganegaraan, Pusat Penelitian Thomas
Jefferson telah menyebarkan materi yang bervariasi, yang digunakan di
seluruh negeri oleh ratusan sekolah, termasuk unit pelajaran sosial di
sekolah lanjutan atas yang berjudul Hidup dengan Konstitusi. Para pendidik
Tanggung Jawab Sosial, yang bermarkas di Cambridge, Massachusetts,
mempublikasikan materi yang penuh pemikiran seperti Ambil Bagian,
sebuah buku sumber level sekolah dasar di antara buku Seri Partisipasi.
Filosofi untuk Anak, sebuah program dari Institut Pengembangan
Filosofi untuk Anak, adalah program yang unik dalam hal ia
mempromosikan berpikir etis sebagai bagian dari usaha yang lebih luas
untuk mengembangkan pemikiran filosofis. Materi-materinya, mencakup
awal masa kanak-kanak sampai sekolah tingkat lanjut, mengambil bentuk
novel anak-anak dimana anak-anak bergulat dengan isu-isu etika yang
menantang. Contohnya, dalam Lisa (kelas 7 dan 8), anak-anak kebingungan
dengan pertanyaan seperti: Apakah kita dapat menyayangi binatang
Mengajarkan Nilai Melalui Kurikulum | 257
Sebuah sumber kurikulum yang baru dan sangat luar biasa untuk
mengajarkan nilai toleransi adalah majalah Mengajarkan Toleransi. Majalah
ini dan satu set alat mengajar dapat diperoleh gratis untuk sekolah dengan
cara menulis surat pada Sara Bullard, Editor, Mengajarkan Toleransi, 400
Washington Avenue, Montgomery, AL 36104.
Sebuah kurikulum baru untuk mengajarkan kebaikan, belas kasihan, dan
rasa hormat adalah Kebaikan itu Menular... Tangkaplah! Untuk informasi,
tulis: STOP Koalisi Kekerasan, 8340 Mission Road, Suite 207, Shawnee Mission,
KS 66207.
BAB10
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Ashley Montagu
252
baik. Seorang guru lain tidak percaya ini adalah kelas yang sama dengan
yang dia perhatikan di awal bulan September, dimana murid-murid masih
sangat terpecah belah.
Di Emily Carr School di Scarborough, Ontario, seorang guru kelas dua,
Karen Smith memberlakukan kegiatan membaca berpasangan pada jam
pertama setiap hari. Di malam hari sebelumnya, setiap murid menyiapkan
sebuah buku yang akan dia baca kepada teman sekelasnya. Pagi harinya di
kelas, anak-anak memilih pasangan berdasarkan minat terhadap buku yang
akan dibacakan, berpasangan, lalu membacakannya dengan lantang satu
sama lain.
Sang guru berkomentar, Saya memulai hal ini karena saya tahu bahwa
anak-anak belajar membaca dengan cara membaca keras-keras, dan saya
tidak dapat mendengarkan 27 anak membaca sekaligus. Mereka suka
membacakan satu sama lain, dan mereka lebih merasa percaya diri jika
membacakan kepada salah seorang temannya daripada membaca di depan
kelas.
Di Greenwich, Connecticut, seorang guru Bahasa Inggris SMA
mengatakan: Dengan Proses Belajar Kooperatif, anak-anak dengan
berbagai macam kepribadian, yang dulunya duduk berjauhan menjadi lebih
dekat satu dengan lainnya.1 Lazett Gyant, seorang lulusan SMA Mount
Hebron, Ellicot City, Maryland, berkomentar tentang proses belajar
kooperatifnya: Saya sangat suka dengan kelasnya. Para murid saling
membantu, dan anda tidak akan malu untuk bertanya. Kami layaknya
sebuah tim.
minoritas, dan diskusi kelas didapatkan hanya memiliki efek sangat kecil
dalam mengubah sikap dan perilaku rasial, kelompok antar rasial yang
kooperatif telah berhasil dalam memperbaiki hubungan antar-ras bahkan
seringkali mengembangkan persahabatan antar-ras sampai pada tingkat
yang signifikan.
kemampuan tinggi. Seorang guru sekolah lanjutan atas di pusat New York
berkata, Pada musim gugur ini saya mendengar seorang anak yang pintar
(sistem pencatatan dimulai pada tahun itu) berkata pada temannya,
Sekarang kita tidak harus berurusan dengan si bodoh itu lagi.
Proses belajar koperatif, menurut Oakes, menawarkan salah satu dari
metode terbaik untuk menghindari efek negatif dari pencatatan dan
pencapaian persamaan dalam pendidikan. Semua anak mendapatkan
manfaat dari bekerja bersama dalam kelompok dengan kemampuan
beragam, termasuk murid yang memiliki kemampuan akademik lebih
tinggi. Mereka belajar bekerjasama dan belajar untuk mempedulikan orang
lain yang berbeda dengan diri mereka, dan mereka menguasai materi pada
level yang lebih dalam karena mereka belajar untuk mengajarkannya pada
orang lain.
harus turun karena ada anak lain yang bekerja tidak bekerja sebaik
mungkin? Murid-murid yang mengerjakan proyek bersama dapat
mendapatkan evaluasi dan umpan balik dengan cara yang berbeda dari
gurunya, anggota kelompoknya, dan seisi kelas.
Untuk memaksimalkan efek dari proses belajar koperatif terhadap
perkembangan karakter dan juga pencapaian akademik, seorang guru
sebaiknya memanfaatkan variasi format kooperatif. Mari kita lihat delapan
di antaranya:
1. Partner belajar. Belajar dengan cara berpasangan, bagi guru dan
siswa, adalah cara yang paling sederhana dan tanpa ancaman untuk
memulai proses belajar kooperatif. Ini merupakan batu loncatan untuk
menuju bentuk-bentuk proses belajar kooperatif berikutnya.
Seorang guru sekolah dasar menugaskan murid-muridnya untuk
berpasangan dalam belajar (guru kelas tiga Cathy Mercovitch menyebut
mereka partner dari lutut ke lutut). Para pasangan duduk saling
berseberangan dalam susunan tradisional dan menyatukan meja mereka
sebanyak satu atau dua kali dalam sehari untuk bekerjasama menyelesaikan
satu tugas. Tugas tersebut dapat berupa lembar kerja matematika pertama
mereka mengerjakan sendiri-sendiri, kemudian membandingkan jawaban
dan membicarakan jawaban yang tidak sama (beginilah caranya sehingga
saya mendapat jawaban 42!). Atau, jika tugas tersebut melibatkan latihan
memori seperti belajar kosakata atau tabel perkalian, para pasangan saling
melatih dengan menggunakan kartu.
Setiap dua atau tiga minggu, nama-nama siswa dimasukkan ke dalam
toples dan mereka menarik nama pasangan baru mereka. Setelah melewati
satu tahun ajaran, anak-anak telah berpasangan dengan lebih dari setengah
jumlah siswa kelasnya.
Frank Lyman dari Pusat Pendidikan Guru di Columbia, Maryland,
merekomendasikan lingkaran diskusi kooperatif yang disebut
berpikirberpasangan-berbagi. Murid-murid mendengarkan saat guru
mengajukan pertanyaan, kemudian segera berpasangan untuk
mendiskusikan jawaban mereka, kemudian berbagi jawaban dengan
seluruh kelompok.
Kegiatan berpasangan seperti ini adalah cara yang langsung dapat
mendorong interaksi positif antar siswa, memungkinkan siswa untuk saling
membantu dalam belajar, dan meningkatkan perhatian mereka.
266 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Kamu memiliki tanggung jawab akhir terhadap hasil kerjamu sendiri dan
perilakumu.
Kamu tidak boleh meminta bantuan dari gurumu, kecuali keempat orang dari
kelompokmu memiliki pertanyaan yang sama.
Semua tim dapat menang dengan cara mendapatkan poin perbaikan yang
cukup.
Siswa yang biasanya mendapatkan nilai rendah bukan merupakan beban bagi
tim, karena nilai tim berdasarkan pada perbaikan; bila seorang siswa nilai
rata-ratanya rendah kemudian berhasil melewati kuis dengan poin perbaikan
yang besar, dia bahkan dapat menjadi bintang tim.
Sebuah pelajaran yang akan diberikan akan dibagi menjadi beberapa sub
topik. Misalnya, pelajaran sosial mengenai Brazil dapat dibagi menjadi lima
bagian mengenai bentuk pemerintahan negara tersebut, topografi dan
iklimnya, sejarah, industri, dan pertaniannya.
Kelas dibagi menjadi tim rumah yang terdiri dari lima orang siswa yang
berbeda dalam hal kemampuan, etnis, dan ras. Dalam tim rumah, setiap
siswa diberi tugas untuk menjadi ahli dalam satu subtopik.
Pembelajaran Kooperatif | 269
sok penting, anak-anak yang pemalu mulai berkontribusi lebih banyak, dan
pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab bersama.
Murid-murid saya sekarang menjadi lebih baik, kata ibu guru Kur,
mereka menjadi lebih peka terhadap satu sama lain. Seorang anak
perempuan yang merupakan salah satu dari empat anak bandel sebelum
diadakannya proyek-proyek kooperatif itu, mengambil inisiatif untuk
berteman dengan anak yang baru datang ke kelas tersebut. Dan waktu
memberisihkan dan beres-beres, ibu guru melaporkan, telah berkurang
setengahnya sejak proyek-proyek tersebut diadakan.
Dari pengalamannya, ibu guru Kur mendapatkan pelajaran yang
penting: Kelompok, seperti individu, membutuhkan waktu untuk
berkembang. Dengan kelompok-kelompok kerjasama, sebagaimana halnya
dengan pertemuan kelas dan strategi pendidikan moral yang lain, guruguru
harus menghargai perkembangan bertahap setiap anak dan memberi
mereka waktu serta latihan yang mereka butuhkan untuk menguasai
keterampilan berpartisipasi yang diperlukan.
Penghargaan terhadap kelompok. Banyak guru yang menerapkan
proyek kooperatif pada kelompok kecil mengakhiri dengan meminta setiap
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka di depan seluruh kelas.
Sebelum presentasi tersebut, saya rasa sangat membantu jika kita memberi
mereka kertas yang berisikan pertanyaan-pertanyaan seperti:
Apakah ada sesuatu yang bermanfaat yang kamu pelajari dari presentasi
kali ini? (anak-anak sebaiknya diberi contoh-contoh yang membantu
mereka memilih pelajaran yang penting daripada detail yang kecil).
Surat kabar kelas dapat menjadi contoh proyek yang baik. Di kelas lima,
murid-murid menerbitkan surat kabar The Class Times. Terbitan musim
semi yang saya lihat sangat mengesankan, berisi 12 halaman peristiwa-
peristiwa, lengkap dengan foto-foto, dan diketik dengan rapi dalam dua
kolom. Terbitan tersebut melaporkan beranekaragam kegiatan kelas seperti
proyek fotografi, laporan cuaca, ejaan sepakbola, dan tutorial anak-anak
yang lebih muda oleh anggota kelas tersebut. Kebanggaan bersama para
siswa akan The Class Times dan dalam banyak aktivitas kooperatif lain yang
ditulis di dalamnya tercermin dalam pernyataan di bawah ini, Kami harap
dengan membaca surat kabar ini, anda dapat melihat bahwa kami adalah
kelompok yang berkelas.
Fay Jeys, seorang guru mata pelajaran sosial kelas enam di sekolah
Rippowam-Cisqua di Bedford, New York meyakini bahwa mengadakan
sandiwara kelas adalah metode yang terbaik untuk mengajarkan pada
murid-murid akan pentingnya kerjasama. Mereka dapat mengerti bahwa
jika mereka tidak mengerjakan bagian kerja mereka. Hal itu akan
memengaruhi yang lain. Jadi mereka pun benar-benar bekerja bersama. Dan
sandiwara dapat membuat anak-anak yang biasanya pendiam di dalam
kelas, menjadi bintang di atas panggung.
Kelas juga dapat membuat proyek kelompok kecil yang dapat
digabungkan menjadi sebuah proyek besar kelas. Di kelas empat,
masingmasing kelompok kecil membangun sebuah model dari bagian-
bagian kota yang berbeda, dan kemudian menggabungkannya menjadi
sebuah kota yang utuh.
Proyek kelas membutuhkan kerja keras, namun hasilnya sepadan:
moral kelas yang tinggi dan semangat kelompok serta energi yang terbawa
ke kegiatan kooperatif berikutnya.
1. Partner belajar
2. Pengaturan duduk berkelompok
3. Proses belajar tim
4. Proses belajar jigsaw
5. Ujian berkelompok
6. Proyek kelompok kecil
7. Kompetisi tim
8. Proyek satu kelas
Kita semua akan bersama selama 180 hari. Akan menjadi lebih
menyenangkan bila kita semua rukun dan dapat bekerjasama. Kami tidak
berharap kalian akan menyukai semua orang. Akan tetapi kami meminta
kalian untuk menghargai, saling menyayangi dan tidak menyakiti semua
anggota kelas. Selama beberapa minggu berikutnya kami akan membantu
kalian mempelajari keterampilan yang kalian butuhkan untuk bekerjasama
dengan orang lain dan saling menghargai.
Sebuah pernyataan pembuka seperti ini memberi pesan yang jelas: Ini
adalah kelas dimana kerjasama merupakan hal yang penting. Pesan ini perlu
diulang beberapa kali agar anak-anak dapat benar-benar menyerapnya.
Pada minggu-minggu berikutnya, guru Field dan Holmes menyebutkan dan
mengulangi tujuan utama dari setiap kegiatan bekerjasama yang dilakukan
di kelas: untuk meningkatkan kemampuan kita bekerjasama, untuk
meningkatkan rasa kepedulian dan penerimaan satu sama lain.
2. Membangun komunitas. Guru-guru dapat menjalankan beberapa
macam kegiatan membangun komunitas (seperti yang didiskusikan di bab
6) untuk membantu murid-murid saling mengenal dan merasa nyaman satu
sama lain. Contohnya, jika para siswa akan menjadi pasangan belajar atau
menjadi bagian dari kelompok belajar, akan sangat membantu jika mereka
diberi waktu untuk saling berkenalan terlebih dahulu. (misalnya; Apa dua
hal yang pandai kamu lakukan? Apa dua hal yang ingin kamu lakukan
sepulang sekolah?). Guru di Central New York, Mary Hogan, menciptakan
waktu hobi untuk membantu murid-murid kelas dua saling mengenal satu
sama lain. Waktu hobi adalah dimana anak-anak bergiliran mengajari
teman-teman sekelasnya, sebuah hobi atau keterampilan (misalnya
menggambar, membuat simpul, dan menanam tanaman di pot). Ibu guru
Hogan mengatakan hal ini merupakan penyokong-ego bagi seorang anak
untuk mengajari yang lain, sesuatu yang dapat ia lakukan.
Dr. Catherine Lewis, seorang psikolog peneliti yang bekerja di Proyek
Pengembangan Anak California, melaporkan bahwa anak-anak di Jepang
menghabiskan waktu dengan kelompok yang sama lebih lama daripada
anak-anak di Amerika. Di sekolah asrama, anak-anak dapat menghabiskan
waktu dengan kelompok kecil yang sama selama dua tahun; di sekolah dasar
selama enam bulan. Lewis membuat hipotesa, bahwa jika anak-anak lebih
saling mengenal dan saling percaya, mereka dapat bekerjasama lebih baik.
Lebih dari itu, ia mengutip sebuah studi yang menunjukkan bahwa
Pembelajaran Kooperatif | 277
Beri lingkaran pada perilaku di bawah ini yang merupakan cara untuk
bekerjasama!
Beri tanda X di atas perilaku yang buka merupakan cara bekerjasama!
Bersikeras melakukannya Membantu bekerja sesuai keinginanmu
Berusaha
278 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
menggunakan ide
semua orang
Bersikap bersahabat Mengejek ide orang lain dengan
semua orang dalam kelompok
Menyuruh-
nyuruh orang
Tidak mengajak seseorang Memberi semangat pada dalam
mengerjakan tugas semua untuk ikut serta
Berkompromi
Mengerjakan bagian dari Bermain-main dan
tugasmu membiarkan orang lain
yang bekerja
1 2 3 4 5
2. Apa yang anda lakukan untuk memenuhi kewajiban anda sebagai anggota
kelompok?
3. Apa yang dapat membantu kelompok anda bekerja lebih baik pada kegiatan yang
akan datang?
Apa yang dipelajari oleh kelompokmu tentang usaha membuat kerja kelompok
berjalan lancar?
Apa hal yang diputuskan oleh kelompokmu untuk dilakukan dengan cara yang
berbeda di lain waktu?
Jelaskan tiga hal yang dapat kamu lakukan untuk membantu anggota
kelompokmu merasa senang telah menjadi bagian dari kelompokmu!
Apa cara yang kamu lakukan untuk menunjukkan bahwa kamu dapat bersabar
saat harus bekerja dengan orang lain? Bagaimana perasaanmu jika orang lain
mau bersikap sabar padamu?
Jelaskan sesuatu yang sudah kamu pelajari mengenai dirimu sendiri sebagai
hasil dari belajar bekerjasama dengan orang lain!
menyebar dalam satu semester dan merupakan sebuah contoh yang baik
untuk menggambarkan apa yang dapat dihasilkan dari pendekatan belajar
ini bila digunakan dengan cara yang kreatif dan secara terus-menerus.
Dalam pertemuan kelas, Lon dan Tom melaporkan bahwa kacang yang
kecil lebih dulu bertunas. Bagaimana kamu dapat tahu itu? tanya guru.
Sebab, mereka berkata, kacang lentil kami sudah bertunas. Kemudian
yang lain angkat bicara, Begitu juga dengan kacang lima kami! dan Begitu
juga dengan kacang mung kami! Kelas memutuskan bahwa hanya
kesepakatan setelah penemuan yang dianggap sebagai fakta yang
sebenarnya dan hanya yang demikian yang dimasukkan ke dalam buku
kacang kelas. Mereka mendapatkan pelajaran penting mengenai sifat dari
sains: Sebuah penemuan bukanlah fakta, kecuali bila hal itu dapat
direplikasi oleh orang lain.
Para pasangan juga menunjukkan kemampuan yang baik dalam berbagi
tugas dan dapat menghargai kemampuan dan pilihan satu sama lain. Salah
satu anak laki-laki berkata pada temannya: Kamu menulis dalam buku
catatan kita ya? Kamu menulis lebih rapi dibandingkan saya. Saya akan
mengganti airnya karena saya tidak peduli walaupun airnya bau.
Fase kedua dari proyek ini memperkenalkan cara menanam
sungguhan, menggunakan tanah. Sekarang masing-masing tim diminta
untuk membuat perkiraan hasil eksperimen yang mereka pilih untuk
dilakukan, menempelkannya di dinding, dan melaporkan perkembangan
dari eksperimen mereka dalam pertemuan kelas. Dengan cepat dinding
kelas menjadi penuh dengan perkiraan anak-anak. Contohnya, Sebuah
kacang kedelai akan dapat menembus melalui tisu basah, dan Sebuah
kacang lima akan dapat mendorong sebuah batu kecil pada saat ia bertunas.
Pada titik ini, kompetisi dan kecemburuan pun timbul. Para pasangan,
yang mengkhawatirkan kecepatan tumbuh tanaman mereka, saling
menyalahkan karena terlalu banyak atau terlalu sedikit memberii air.
Kelompok yang satu mengejek kelompok yang lain ketika tanaman mereka
tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Bahkan terjadi juga beberapa kasus
sabotase: beberapa wadah ditemukan dibanjiri air, dan pada pagi hari
Minggu, kamus kelas ditemukan tepat di atas tanaman kacang kedelai yang
tumbuh subur.
Ibu guru Smith-Hansen melihat krisis proyek mereka sebagai peluang
untuk berkembang. Ia menggunakan pertemuan kelas mereka untuk
membicarakan mengenai kompetisi dan kecemburuan, mengapa mereka
merasakan hal tersebut, dan bagaimana perasaan itu telah mendorong
beberapa orang untuk melakukan hal yang destruktif dan tidak sportif.
Pembelajaran Kooperatif | 285
Saya adalah seorang guru yang sangat akademis, dan saya pada awalnya
menyangsikan proses belajar kooperatif. Akan tetapi saya tidak ingin
mengajar dengan cara yang lain dari yang saya pakai sekarang. Saya telah
melihat hasilnya. Anak-anak saling mengenal dengan lebih baik, dan saya pun
mengenal mereka dengan lebih baik.
Saya memiliki seorang murid laki-laki tahun lalu yang pada awalnya
menolak untuk melakukan apa pun, tetapi kemudian mau melakukannya
286 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Anak laki-laki kelas dua : Saya belajar bahwa tidak apa-apa bekerja
bersama anak perempuan. Hal itu tidaklah
menjijikan; sama saja dengan
bekerja bersama anak laki-laki
menyenangkan.
Anak perempuan kelas tiga : Ketika kau tumbuh dewasa, kamu harus
mengetahui bagaimana caranya
bekerjasama dengan orang lain. Jika kamu
tidak belajar bekerjasama pada saat kamu
masih muda, maka akan jadi lebih sulit saat
kamu sudah lebih tua. Kamu bahkan dapat
saja tidak tahu apa arti kata kerjasama.
Anak laki-laki kelas enam : Aku tidak akan mengatakan sesuatu di kelas
karena mungkin saja terdengar bodoh. Akan
tetapi, terkadang dalam suatu kelompok aku
akan mengatakannya sebagai satu gurauan,
dan anak-anak yang lain bahwa itu adalah ide
yang bagus. Jadi aku pun tidak merasa bodoh.
Anak laki-laki kelas enam : Kita semua memiliki ide yang hebat. Namun,
saat kita membicarakan dan
menggabungkannya, maka kita mendapatkan
ide yang lebih hebat.
merasakan kesetiaan akan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Pembelajaran kooperatif adalah cara yang mendukung usaha tersebut,
karena hal tersebut mengajarkan anak-anak bahwa mereka dapat
melakukannya lebih baik jika bersama-sama dibandingkan sendirian.
Pelajaran tersebut melihat pembelajaran kooperatif sebagai bagian penting
dari pendidikan moral.
BAB11
KESADARAN NURANI
Gambaran siswa dalam suatu kelas akademik yang dibutuhkan di sekolah menengah
pertama digambarkan sebagai sekelompok pekerja perbaikan jalan. Jika mereka
bekerja sekeras seperti yang mereka lakukan di dalam kelas, setengahnya atau lebih
akan belajar mengenai sekup mereka, merokok dan bersosialisasi, benar-benar berisi
tentang membiarkan orang lain untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tentang mereka
yang bekerja, sedikit yang akan bekerja keras, dan ini sama artinya bahwa tidak ada
seorang pun yang akan melakukan pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Orang yang malas dalam pekerjaannya adalah saudaranya orang yang merusak.
Peribahasa 18:9
281
menempatkan masalah tersebut setidaknya di setiap ambang pintu sekolah.
Penelitian yang berjudul Investing in Our Children: Business and the Public
Schools (Menginvestasikan Anak Kita: Sekolah Bisnis dan Umum),
mengumpulkan laporan dari sekolah untuk membantu perkembangan
kebiasaan bekerja dengan baik dan juga karakteristik yang dapat dipercaya,
kerjasama tim, dan disiplin diri. Jika sekolah mentolerir ketidakhadiran
yang terlalu banyak, pembolosan, keterlambatan, atau sikap yang tidak
baik, laporan tersebut menyebutkan, maka kita tidak dapat mengharapkan
siswa-siswa tersebut untuk memenuhi standar minimum sikap di sekolah
dan juga sebagai orang dewasa.
Guru adalah orang pertama yang mengakui bahwa ada penurunan
kebiasaan kerja dan motivasi siswa. Joanne Lott adalah seorang guru kelas
lima yang memiliki 14 tahun pengalaman mengajar di komunitas kecil di
bagian utara New York. Setiap tahunnya, saya melihat penyusutan kualitas
siswa. Saya melihatnya dari hubungan mereka dengan teman sebaya,
mereka memiliki sikap penggambaran diri yang rendah dan bahkan di luar
diri mereka sendiri dan juga di keseluruhan sikap mereka dalam melakukan
sesuatu. Mereka terus-menerus berkata, Apakah kami harus melakukan
ini? Hal tersebut membuat mengajar menjadi suatu hal yang sangat
frustatif; 90 persen dari pekerjaan saya adalah memberi mereka motivasi.
Banyak guru menemukan perubahan permasalahan di rumah. Pada
satu periode 16 tahun, kata seorang guru, saya melihat orangtua yang
menjadi lebih memperhatikan diri mereka sendiri, dan menjadi kurang
memperhatikan anak mereka. Tahun ini saya memiliki seorang siswa kelas
6 yang tidak mengerjakan tugas individu. Selama tiga minggu, saya
mengirimkan catatan untuk orangtuanya mengenai pekerjaan rumah
anaknya, dan menerima balasan bahwa hal tersebut bukan urusan mereka.
Selain itu, ada tekanan dari rekan sebaya karena bekerja terlalu keras.
Permasalahan ini pertama kali diobservasi di antara siswa-siswa minoritas
di sekolah di kota besar, yang dimana ada kelompok sebaya yang muncul
dan menyusun peraturan tak tertulis mengenai nilai tugas sekolah yang
diperbolehkan. Ketika beberapa orangtua negro mengeluarkan anaknya
dari sekolah ini, mereka memberikan tanggapan berikut: Anak kami John
290 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
adalah anak yang baik, dan pintar. Ketika dia pergi ke sekolah umum, dia
memperhatikan, melakukan pekerjaan rumahnya, dan mendapat nilai yang
baik. Dikarenakan hal tersebut, dia tidak diperbolehkan mendapat angka
oleh siswa lainnya, diejek, dan pernah dipukuli.
Hal tersebut menjadi nyata, bagaimanapun, etika anti-kerja di kalangan
rekan sebaya ini bukan hanya sebuah fenomena di sekolah umum di pusat
kota. Berikut ini adalah pendapat seorang guru menengah atas di sekolah
swasta di kawasan pinggiran kota yang makmur:
BUAH APATI
4. Penekanan pada disiplin yang adil dan konsisten, dan lingkungan yang aman
dan teratur.
5. Guru yang memiliki ekspektasi bahwa semua siswa mereka dapat dan akan
belajar.
296 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Selama SMA, saya tidak memiliki hubungan yang positif dengan guru,
saya tidak menunjukkan kemampuan terbaik saya. Guru paling
berpengaruh bagi saya adalah mereka yang membiarkan saya tahu cara
pribadi mereka dalam mengharapkan pekerjaan yang baik dari saya.
Saya ingin belajar bagi saya sendiri, juga bagi mereka.
MENGAJAR EVALUASI-DIRI
Guru yang baik bukan hanya menentukan standar yang tinggi; mereka
pun membantu siswanya membuat standar tersebut menjadi milik mereka.
298 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
membersihkannya. Tahun ini dia tidak lagi melakukan hal tersebut, dan dia
sedang belajar membaca.
T.I.M.E juga membuat kurikulum yang bernama I CAN COURSE
(Pelajaran Aku Dapat). Pelajaran ini meminta anak-anak menulis tujuan
mereka setiap harinya.
Suatu hari saya ada di sana, guru Taffs bertanya pada anak-anak dalam
kelompok, Apa tujuanmu hari ini? Seorang anak perempuan menjawab:
Aku akan melakukan semua pekerjaanku. Seorang anak laki-laki
menjawab, Aku akan menjadi anak yang baik. Yang lainnya berkata, Aku
akan melakukan pekerjaan rumahku malam ini.
Seorang anak perempuan bernama Fiora berkata, Aku akan bernyanyi
hari ini. Lalu guru memintanya melakukan itu; hal tersebut adalah
kebiasaan kelas untuk menyanyi secara sukarela di hadapan
temantemannya sebelum memulai pelajaran. Fiora maju ke depan kelas dan
bernyanyi, awalnya malu-malu, kemudian dengan semangat yang lebih baik,
sebuah lagu pendek dinyanyikan untuk kelas. Guru Arnieri memberikan
komentarnya pada saya: Fiora jarang sekali berbicara bahasa Inggris atau
Spanyol, dia hampir tidak pernah berbicara selama satu bulan ke belakang.
Namun, hari ini dia menyanyi sepenuh hati.
Di akhir tahun kedua mereka menghabiskan waktu di T.I.M.E, seorang
psikolog menguji mereka. Hasilnya adalah 80% dari mereka sudah mampu
membaca dan berhitung pada tingkat umur mereka, dan sudah dapat
ditempatkan di kelas regular. Anak-anak tersebut sudah belajar bahwa
mereka dapat berhasil dengan pekerjaan sekolah dan juga untuk
menghargai pekerjaan sekolah sebagai sumber penghargaan diri.
MERAYAKAN KEBERHASILAN
Kita dapat membantu siswa belajar menghargai belajar dan peduli akan
kualitas pekerjaan mereka, jika kita:
Saya yakin, lebih banyak guru akan memberikan lebih banyak pekerjaan
rumah jika mereka tahu apa yang ditunjukkan penelitian berikut:
Wali kelas tersebut memberi tahu bahwa kuis yang diberikan (dua
sampai tiga kali per minggu) akan berdasarkan pekerjaan rumah yang siswa
kerjakandan mereka dapat menggunakan pekerjaan rumah itu sebagai
catatan untuk kuis. Dan ketika siswa melihat bahwa hasil kuis mereka
menjadi lebih baik ketika mereka sudah mengerjakan pekerjaan rumah
mereka, dan bahkan kelengkapan tugas pun meningkat secara dramatis. -
Variasi: Kuis yang berdasar pekerjaan rumah, tapi siswa tidak
diperbolehkan melihat cacatan mereka selama kuis).
4. Diskusikan tugas. Ketika guru menyiapkan instruksi tertulis dan
mendiskusikan tugas mereka dengan siswa, penelitian menyebutkan,
bahwa siswa-siswa akan mengerjakan tugasnya dengan lebih serius, jika
dibandingkan dengan tugas yang hanya diumumkan.
5. Periksa tugas. Pada sepuluh minggu pertama tahun ajaran baru,
seorang guru kelas enam melatih siswanya untuk menuliskan catatan
pekerjaan rumah mereka dengan lengkap dan akurat, dengan menginisiasi
setiap tugas siswa sebelum mereka meninggalkan ruangan kelas.
6. Memulai tugas. Para siswa lebih senang mengerjakan tugas di luar,
guru berpikir bagaimana jika mereka diharuskan memulai pekerjaannya di
kelas.
7. Bantu siswa membuat rencana. Seorang Guru kelas sembilan
menempelkan pengumuman tugas yang sudah diketik, beserta batas waktu
pengumpulannya, untuk dua minggu kemudian. Dia meminta siswanya
untuk memperbanyak informasi itu dan memutuskan kapan mereka harus
mulai melakukan pekerjaan itu agar mereka memiliki cukup waktu untuk
melakukan yang terbaik.
8. Memberi nilai. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan
siswa lebih senang mengerjakan pekerjaan rumahnya jika Gurunya
mengevaluasi tugas mereka dengan segera dan menghitungnya sebagai
bagian dari nilai akhir mereka. Seorang Guru sains sekolah menengah
menemukan bahwa sistem berikut adalah motivator yang efektif: (a)
Pekerjaan rumah dihitung 50% dari total nilai akhir; (b) dua nilai tambahan
diberikan pada nilai rata-rata akhir siswa yang menyerahkan tugasnya
sebelum batas akhir pengumpulan; (c) siswa diberikan kesempatan untuk
memilih jenis tugasnya; dan (d) siswa diperbolehkan untuk mengulangi
pekerjaan mereka, jika mereka tidak puas dengan hasilnya (mereka
mencoba lebih keras, dan seringnya belajar lebih banyak, guru pun berkata,
kesempatan kedua).
308 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Akan dari manakah kita jika setiap orang telah memikirkan hal-hal diluar hari-hari
tersebut?
306
memiliki gambar embrio anak ayam; itu akan menjadi cara yang lebih baik
untuk mencari tahu bagaimana mereka terlihat.
Beberapa anak menjawab bahwa mereka ingin melihat anak ayam yang
sebenarnya. Apakah dia hidup menjadi satu pertanyaan. Tidak sampai
dia menetas, beberapa anak mendebat. Dia hidup sekarang, yang lainnya
mendesak, dan dia adalah seekor ayam!
Bu William meminta anak-anak tersebut untuk berpikir mengenai isu
tersebut selama satu malam. Keesokan paginya, kebanyakan anak merasa
bahwa pendapat Nat harus dihargai: Mereka memutuskan untuk tidak
membuka telurnya.
Banyak pelajaran moral yang potensial di sini: semua hal mengenai
kehidupan, bahkan embrio anak ayam, dianggap sangat serius; bahwa
mereka hanya ingin melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ada alasan
yang baik untuk melakukannya; bahwa perbedaan pendapat satu orang
dalam kelompok layak didengarkan oleh seluruh anggota kelompoknya;
bahwa pengambilan keputusan moral yang penting tidak boleh dilakukan
dengan terburu-buru; dan bahwa, jika memungkinkan, sebuah konflik harus
diselesaikan dengan cara yang dapat memenuhi kebutuhan semua pihak
(faktanya semua anak di kelas tersebut mencari gambar embrio anak ayam
di perpustakaan). Pembelajaran seperti ini menjadi memungkinkan karena
Bu William memberikan waktu untuk membantu siswanya berpikir dan
berhubungan secara sensitif dengan dilema moral yang muncul dari
kehidupan nyata mereka di dalam kelas.
membuat penilaian moral tentang sikap kita sendiri dan lainnya. Bagian
karakter seperti itu, seperti yang kita lihat di Bab 4, memiliki enam sisi:
Ketika guru tidak memahami logika moral dasar inidan ketika mereka
malah membawa relativisme yang keruh ke diskusi kelasdia tidak akan
dapat membantu siswa belajar berpikir jernih mengenai pertanyaan moral.
Pertimbangkan insiden berikut yang baru-baru ini diberitakan oleh The New
York Times.
Dia Teaneck New Jersey, seorang siswa perempuan sekolah menengah
menemukan uang $ 1000 di dalam sebuah dompet, dan mengembalikannya.
Hari berikutnya, seorang konselor memimpin sebuah diskusi dengan 15
316 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
siswa junior dan senior. Konselor tersebut bertanya mengenai apa yang
mereka pikirkan tentang tindakan perempuan itu.
Mereka berpikir bahwa perempuan itu sudah bertindah bodoh karena
mengembalikan uang tersebut.
Kemudian anak-anak tersebut menanyakan pendapat konselor
tersebut. Dia menjawab bahwa dia yakin bahwa perempuan itu sudah
melalukan hal yang benar, tetapi dia menambahkan bahwa dia tidak akan
memaksakan nilai moralnya pada mereka. Kemudian konselor tersebut
menanggapi reporter Times: Jika saya berada pada posisi yang
memberitahu mereka mana yang benar dan yang salah, maka saya bukanlah
konselor mereka.
Saya membagikan artikel ini ke mahasiswa saya, dan meminta mereka
untuk mengevaluasi alasan moral si konselor. Mereka pun kesulitan untuk
mencari sesuatu yang salah dengan itu. Seorang mahasiswa wanita
berpendapat bahwa dia akan menangani hal tersebut dengan cara yang
sama.
Mengapa siswa-siswa saya tidak segera menemukan kekurangan dalam
pengambilan alasan oleh konselor tersebut? Karena mereka sendiri biasa
berpikir mengenai pertanyaan moral secara relativistik. Pernyataan
konselor yang tidak mau memaksakan nilai moralnya pada mereka dan
tidak ingin berada pada posisi yang memberiitahu mana yang benar dan
yang salah terdengar cukup bijaksanajika kamu mulai dengan premis
bahwa semua nilai itu murni personal dan relatif, sebagai suatu pilihan
dibandingkan dengan kewajiban.
Siswa-siswa saya melihat permasalahannya dari sisi si konselor ketika
saya mengajukan situasi berikut: Bayangkan jika si konselor lah yang
kehilangan uang $1000. Bayangkan uang tersebut tidak dikembalikan, dan
dia sedang mendiskusikan hal tersebut dengan siswa-siswanya. Di bawah
situasi seperti itu, dapat kamu bayangkan perkataannya, Menurut saya
pribadi, akan lebih baik jika siapa pun itu mengembalikan uang yang kau
temukan itutapi, tentu saja, saya tidak akan memaksakan nilai moralku
pada kalian?
Ketika kita membandingkan suatu nilai sebagai suatu hak atau
kewajiban, maka kita tidak sedang memaksakan nilai tersebut pada orang
lain. Dibandingkan, nilai-nilai yang mengekspresikan hak dan kewajiban
menentukan mereka sendiri pada diri kita semua. Kita semua menuju nilai-
Mendorong Refleksi Dalam Pendidikan Moral | 317
nilai seperti itu, suka atau tidak. Biasanya ada hukum sosial yang
mendukung kebutuhan moral itu. Menghargai barang milik orang lain,
contohnya, merupakan kewajiban moral dan kewajiban hukum, bukan
pilihan.
Jika seorang guru berpikir bahwa semua nilai itu murni personal dan
relatif, dan bahwa tidak ada hak dan kewajiban yang mengikat setiap orang,
maka guru tersebut tidak memiliki kapasitas sebagai seorang pendidik
moral. Kewajiban moral yang valid itu masuk akal bagi semua orang yang
bertanggungjawab. Masyarakat tidak akan dapat berdiri tanpa mereka.
Salah satu tugas utama sekolah sebagi pendidik moral adalah membantu
siswa memahami bahwa fakta dan sikap moral dengan benar.
Hal yang ironis adalah hampir semua guru mengambil pendekatan
nonrelativistik dengan segera, situasi moral yang kongkrit, bahkan jika
banyak pembicaraan seperti relativis pada suatu abstrak. Ketika uang untuk
membeli susu anak dicuri, guru tidak tergelincir ke sebuah retorika tentang
nilai yang dibebankan. Mereka mendesak bahwa uang tersebut harus
dikembalikan. Ketika anak-anak memanggil satu sama lain dengan nama
hinaan, melempar makanan di kafetaria, mengganggu temannya yang lemah
di taman bermain, atau berkata tidak sopan pada orang dewasa, orang
dewasa tersebut berkewajiban untuk tidak berkata: Menurut saya pribadi,
saya tidak setuju dengan sikapmu, tapi tidak ada hal yang benar atau salah,
maka kamu harus mengambil keputusanmu sendiri. Daripada, mereka
mendesak bahwa siswa-siswa harus mengambil keputusan mereka sendiri
dengan tepathentikan sikap yang merendahkan diri, tidak melemparkan
makanan, tidak menyiksa teman yang lemah, dan berbicara dengan sopan.
Jika mereka melakukan pekerjaan mereka dengan baik, maka guru pun
menjelaskan dengan hatihati alasan syarat moral tersebut, maka sikap dan
pemikiran anak pun akan berubah.
Ketika guru melepaskan pemikiran relativistik dan menjadi yakin
bahwa sekolah memiliki kewajiban untuk mengajarkan nilai moral
nonrelatif, satu kesulitan terbesar untuk membuat diskusi kependidikan
moral sudah teratasi.
Tetapi muncul kesulitan lain. Guru pun memerlukan peralatan. Mereka
tidak ingin berdiri di depan kelas dan berkata, Ini benar dan Ini salah.
318 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Putar kembali waktu ke awal abad ini. Kamu adalah siswa kelas dua,
dan sekarang adalah saatnya membaca. Guru meminta kamu mengambil
buku McGuffey Reader dan membuka cerita The Honest Boy and The Thief
Anak Laki-laki yang Jujur dan Sang Pencuri. Berikut ceritanya:
Lalu Charles berkata bahwa Jack tidak boleh mencuri jeruk itu saat dia
sedang menjaganya, jadi kamu harus mengembalikan jeruk tersebut ke dalam
keranjang.
Jack berkata tidak, dan dia akan melakukan hal apa pun yang dia sukai;
tetapi Charles tidak takut, jadi dia merebut jeruk itu dari tangan Jack, dan
melemparkannya ke dalam keranjang.
Jack berusaha memutar ke sisi lain dan mengambil satu jeruk dari
keranjang, namun karena dia melangkah terlalu dekat ke kaki kuda, maka
kuda tersebut menendangnya dengan keras, sehingga dia terlempar tanah.
Tangisan Jack membuat orang-orang keluar dari kedai, dan mereka tahu
apa yang terjadi. Mereka berkata bahwa Jack pantas menerima itu. Lalu, lelaki
pemilik jeruk itu mengambil topi milik Charles dan memenuhinya dengan jeruk
sambil berkata bahwa Charles sudah menjaga jeruk tersebut dengan jujur,
maka dia mendapatkan jeruk itu untuk kejujurannya.
6. Manfaat apa yang dapat didapatkan dengan memerankan karakter yang baik?
KLARIFIKASI NILAI
Loncat ke tahun akhir tahun 1960. Saat ini, seperti apa yang kita lihat di
Bab 1, sekolah mengabaikan, moralitas publik. Secara umum, para pakar
kemoralan tidak dapat dipercaya, dan kebebasan individu lah yang
mengatur kehidupan bermasyarakat.
Dalam manifesto berani dalam klarifikasi nilai, penulis Values and
Teaching (1966, 1978) menawarkan untuk mengganti cara lama dalam
mengajar nilai (contohnya, membuat contoh yang baik, menginspirasi,
menggunakan seni dan literatur, agama, dan menarik suara hati) dengan
fokus pada proses.
Mendorong Refleksi Dalam Pendidikan Moral | 321
Saat kami membahas daftar kami, empat aktifitas yang paling popular yang
ada dalam daftar siswa adalah: seks, narkoba, minum-minuman keras, dan
bolos sekolah. Saya bertanya mengapa aktifitas tersebut menjadi paling
Mendorong Refleksi Dalam Pendidikan Moral | 323
popular, dan inilah jawaban mereka: Saya tidak membutuhkan kelas ini
untuk lulus, lalu mengapa saya harus datang?; Sekolah itu tidak penting;
Semua orang suka minum-minum dan menghisap obat bius; Ganja tidak akan
membahayakanmu; Semua teman saya melakukannya, lalu mengapa saya
tidak?; Seks adalah bagian terbaik dalam hidup; dan Seks, narkoba, dan aturan
rock and roll.
Lalu apa hasil dari diskusi ini? Siswa merasa memiliki teman yang
mendukung pelanggaran-aturan dan gaya hidup yang memanjakan diri
sendiri, yaitu nilai-nilai yang bukan ketertarikan mereka sendiri, dan juga
bukan ketertarikan masyarakat. Dan sekolah, orang-orang yang tidak
menantang, guru yang netral, sudah memberiikan persetujuan tak tertulis
mengenai sistem nilai mereka yang hedonis.
Beberapa penemu klarifikasi nilai, berbicara kepada umum mengenai
kelemahan pendekatan mereka. Pada bulan Mei 1988, dalam isu
Kepemimpinan Pendidikan mengenai pendidikan moral, Merril Harmiin
(salah satu asisten penulis buku Values and Teaching) menulis sebuah
artikel berjudul Kemurnian Nilai, Moralitas Tinggi: Mari Mencoba
Keduanya. Dia menyebutkan:
Apa yang akan kamu lakukan jika kamu melihat seseorang dirampok dan
orang lain hanya berdiri dan melihat?
Apa yang akan kamu lakukan jika temanmu mulai bersenang-senang dengan
teman sekolah yang terlihat aneh?
Apa yang akan kamu lakukan jika kamu mendengar bahwa penduduk asli
Amerika yang tinggal dekat daerah penampungan, hidup dalam kemiskinan
dan tidak ada seorang pun yang melakukan sesuatu untuk mereka?
Hari ini polisi di Wellesley menangkap dua pria terkait gelombang grafiti
kebencian Nazi yang digambar pada lusinan mobil dan gedung pada hari
Minggu.
Mendorong Refleksi Dalam Pendidikan Moral | 325
1. Artikel di atas muncul pada taggal 9 Oktober 1989, di Boston Globe. Tetapi
insiden serupa pernah terjadi di berbagai negara. Apa tanggapanmu
terhadap insiden ini?
ANDY : Bahkan jika dia bukan temanmu, bahkan jika kamu membenci dia,
kamu harus menolongnya!
MIKE : Aku tidak setuju.
SAYA : Mengapa?
MIKE : Aku rasa itu bukan urusanku.
SAYA : Mengapa kamu pikir itu bukan urusanmu?
MIKE : Aku hanya tidak ingin terlibat.
Sharon dan Jill bersahabat. Pada suatu hari mereka pergi belanja bersama.
Jill mencoba satu jaket rajut, dan untuk mengejutkan Sharon, dia berjalan
keluar toko menggunakan jaket tersebut dibawah mantelnya. Beberapa saat
kemudian, penjaga tolo menghentikan Sharon dan memintanya untuk
memberitahu nama perempuan yang sudah keluar. Dia memberitahu pemilik
toko bahwa dia melihat dua perempuan bersamasama, dan yakin bahwa salah
satunya mencuri barang dari toko tersebut.
Pemilik toko berkata pada Sharon, Kemarilah, ungkapkan kebenarannya.
Kamu akan berada dalam masalah serius jika tidak mau memberiitahu nama
temanmu.
Haruskah Sharon memberiitahu nama Jill pada pemilik toko? Kenapa ya atau
kenapa tidak?
GOERGE : Jill dapat berkata, Aku bahkan tidak mengenalinya. Aku hanya
masuk ke toko, dan tidak tahu dimana dia tinggal.
GURU : Jadi menurutmu dia harus berbohong untuk temannya?
GEORGE : Yeah.
IRENE : Aku setuju. Persahabatan itu lebih penting dibandingkan sebuah
aturan. Aturan itu ada saat kamu membutuhkannya. Tapi
setidaknya aku akan menilai seorang teman, seseorang untuk
berbicara, lebih baik dari sekedar jaket rajut. Sama sekali tidak ada
perbandingan antara emosi dan materi.
ROLAND : Hal itu nampak seperti mencuri dari orang kaya, dan
memberiikannya pada orang miskin. Itu tidak akan berpengaruh
apa-apa. Satu-satunya hal yang mengikat itu bersama adalah
peraturan, dan kamu tidak memiliki peraturan jika setiap orang
tidak mematuhi peraturan.
GURU : Bagaimana tentang dua alasan ini: Kamu tidak boleh mencuri adalah
alasan untuk memberitahu nama Jill, dan persahabatan adalah
alasan untuk tidak memberitahu. Mana yang lebih penting?
luas, sebuah lingkaran perhatian yang lebih tinggi bagi kesejahteraan yang
lain.
Apakah pengambilan alasan Tingkat 4 pada dilema ini akan menuntun
pada keputusan akhir untuk melaporkan temanmu? Tidak. Kamu akan
sangat mempertimbangkan untuk mempertahankan persahabatan dan
melakukan apa yang akan sangat disukai sahabatmu itu. Kamu pun akan
sulit untuk membuatnya mengaku. Tetapi pada Tahap 4, tidak masalah
seberapa besar kamu peduli mengenai sahabatmu, kamu pun akan
mempertimbangkan hak pemilik toko dan isu moral yang lebih besar
konsekuensi masyarakat luas tentang mencuri.
Fakta bahwa beberapa solusi untuk dilema tersebut memiliki alasan
yang bagus, dan dibuat berdasarkan pemikiran moral yang lebih tinggi,
disarankan bagi guru untuk berkata demikian kepada siswanya:
Mengenai permasalah ini, akan ada lebih dari satu jawaban yang bagus,
dan beberapa jawaban mungkin lebih baik dari yang lainnya. Solusi apa pun
yang muncul, bersiaplah untuk mendukungnya dengan alasan terbaikmu.
Sebuah analisis menunjukkan ada 3 hal yang muncul pada saat progress
moral di suatu kelas:
Untuk guru tersebut, hal yang paling berharga dari diskusi ini adalah
penemuannya mengenai betapa anak-anaknya sangat berorientasi pada
hukuman dalam alasan moralnya. Hal tersebut dimana kebanyakan anak
kelas satu berkembang, walaupun mereka bisa ditolong untuk maju di luar
itu. Tapi hal tersebut juga dimana banyak siswa tertinggal kecuali jika
mereka ditolong, pada suatu tempat di dalam pengalaman pribadinya atau
pendidikannya, untuk mengembangkan alasan yang bertingkat lebih tinggi
dalam menghargai aturan-aturan moral.
Pada suatu kasus: Richard Gulbin, seorang guru di Cortland College,
menangkap basah seorang anak kelas 7 yang menyontek pada waktu ujian.
Dia mengambil kertas ujian anak tersebut dan meminta untuk menemuinya
setelah ujian selesai. Dialog yang terjadi diantara mereka adalah sebagai
berikut:
GURU SISWA : Tidakkah kamu berfikir kalau menyontek itu salah? SISWA
: Tidak, yang salah hanya ketahuannya.
Penting bagi para guru untuk menyadari bahwa siswa itu adalah
pemikir tentang moral, dengan perspektif moral mereka. Hanya karena
mereka telah dibombardir selama bertahun-tahun dengan aturan-aturan
moral dan harapan-harapan (Jangan berbohong, Jangan Menyontek,
Jangan mencuri) bukan berarti mereka telah membuat mereka sebagai
milik mereka sendiri. Sayangnya, beberapa guru tidak tahu bagaimana
siswa-siswanya berfikir secara moral karena mereka tidak pernah
menyertakan siswanya dalam sebuah dialog dimana mereka menyatakan
alasan moralnya.
Membantu guru agar mampu masuk ke fikiran siswa-siswanya adalah
salah satu kontribusi utama dalam dilemma moral. Satu kali para guru
dikenalkan dengan bagaimana para siswa berfikir, mereka bisa mengambil
langkah selanjutnya: membantu siswanya mengembangkan alasan moral
mereka terhadap kedewasaan yang lebih tinggi.
BAB13
ichard Gulbin, guru siswa yang mendapati salah satu siswa kelas
R tujuhnya menyontek, memutuskan bahwa seluruh kelas akan mendapat
pelajaran dari diskusi terbuka mengenai menyontek. Dia memilih
pendekatan hal tersebut dengan menyuguhkan suatu dilema hipotesis
pararel.
Dilema Mary
John dan Mary adalah siswa IPS kelas tujuh. Ketika test, Mary tahu kalau
John melihat kertas ujiannya dan menulis jawabannya. Mary juga tahu bahwa
John ada di tempat game sebuah mall di malam sebelumnya ketika Mary
belajar keras untuk ujiannya.
Apa yang seharusnya Mary lakukan? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu
adalah Mary?
331
memperdebatkan bahwa menyontek itu tidak apa-apa, minimal dalam
beberapa kesempatan?
Itulah yang terjadi di kelasnya Diane Daniels, suatu kebijaksanaan, guru
artikulasi bahasa Inggris di kelas 7 dan 9 di sekolah independen di Kolorado.
Dia mencurigai dua orang murid kelas 9-nya menyontek tapi tidak memiliki
bukti atas mereka. Sehingga dia berada dalam isu miring, melalui cerita
pendek yang disebut Banyak ketidakadilan atas sesuatu (oleh C.D.B. Bryan
dan dipublikasikan aslinya pada 2 Juni 1962 The New Yorker). Cerita ini
mengenai seorang anak SMA yang menyontek di ujian bahasa Latin;
dilaporkan oleh teman sekelasnya; dan diminta dikeluarkan oleh kode etik
kehormatan sekolah.
Pada satu saat di diskusi kelasnya dalam cerita tersebut, guru Daniels
bertanya menurutmu menyontek itu salah?
Kebanyakan siswa berdebat bahwa hal ini tergantung. Jika mata
pelajarannya dianggap penting dan gurunya adil, mereka berkata,
menyontek itu salah. Tapi jika mata pelajarannya konyol atau gurunya
tidak adil, maka tidak apa-apa untuk menyontek.
Akankah mereka pernah melaporkan seseorang yang mencontek?
Tentu saja tidak; persahabatan itu lebih penting daripada beberapa aturan
orang dewasa. Ketika seseorang mendapatkan nilai A di kertas ujian atas
hasil orang lain, hal tersebut akan menjadi tidak adil dan mereka mungkin
melaporkan orang tersebut.
Sesudah dipertimbangkan segalanya Diane Daniels berkomentar,
yang mereka miliki adalah moralitas yang sangat situasional Dia berkata
tidak mudah untuknya dalam hal bagaimana diskusi ini berakhir. Hal ini
tentu saja tidak menolongnya menyebabkan pengaruh terhadap dua
tersangka pencontek mendapat kejujuran yang lebih besar.
Beberapa waktu seorang guru memunculkan sebuah isu nilai apakah
ini mencontek, mengutil, obat-obatan, sex, atau yang lainnya beberapa
atau bahkan kebanyakan siswa mungkin mengambil sikap yang kurang dari
moral yang benar. Beberapa mungkin bahkan berdebat keras untuk posisi
yang guru rasakan dan etika objektif akan dipegang adalah jelas tidak
bertanggungjawab dan tidak beretika. Siswa secara terbuka dapat
melakukan kekerasan atau tingkah laku seksis. Yang lainnya mungkin
Meningkatkan Tingkat Diskusi Moral | 339
berdebat bahwa menyontek itu tidak menjadi masalah; atau bahwa sex,
obat-obatan, dan minuman keras itu menyenangkan, setiap orang
melakukannya dan tidak ada seorang pun yang terluka.
Dalam satu arti, pemikiran moral siswa yang tidak dewasa bukanlah
masalah pendidikan; pada akhirnya jika siswa hanya menunjukkan
pemikiran tingkat tinggi tentang isu etik, mereka tidak akan memiliki
kebutuhan pendidikan moral (minimal tidak dalam bidang intelektual).
Masalah datang ketika guru tidak tahu apa yang harus dikatakan dalam
merespon terhadap pemikiran siswa tingkat rendah. Untuk menjadikannya
diam, bukan untuk menjadikan siswa membahasnya secara kritis mengenai
posisi kekurangan yang etis, atau bahkan untuk menolak secara tidak
persuasif terasa seperti kegagalan pendidikan untuk guru dan, sayangnya
memang demikian.
Masalah berkembang karena siswa memasuki masa remajanya dan
menjadi lebih sinis; lebih seperti mengambil dan mempertahankan posisi
yang melawan otoritas: lebih fasih dalam memperdebatkan masalah
mereka; dan dalam berbagai masalah, lebih berpengalaman dan sembrono
mengenai tingkah laku yang tidak bertanggung jawab.
Hasil: untuk kebanyakan guru, khususnya di tingkat SMP, ketakutan
terhadap respon group tingkat rendah adalah blok utama untuk
mendiskusikan pertanyaan moral. Mereka takut bahwa banyak, kebanyakan
atau bahkan seluruh siswa yang berbicara akan memperdebatkan nilai-nilai
yang tidak diinginkan. Mungkin hal ini lebih baik, para guru ini berfikir
untuk melewatkan diskusi mengenai isu-isu nilai seluruhnya.
Solusi untuk masalah ini terletak pada kualitas strategi guru dan
keahliannya sebagai pemimpin diskusi.
Di bab sebelumnya, kita melihat bahwa pertanyaan ala Socrates adalah
salah satu keahlian diskusi mereka. Bab ini membahas beberapa keahlian
dan strategi penting lainnya yang memungkinkan guru untuk merespon
pemikiran siswa tingkat rendah dan menstruktur diskusi moral selanjutnya
untuk menggambarkan pemikiran tingkat tinggi yang siswa mampu
dapatkan.
Berikut ini lima petunjuk:
340 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Kapan pun kita mendiskusikan isu nilai dalam kelas ini, kebebasan berfikir
memberimu hak untuk membentuk dan mengekspresikan pendapatmu. Tapi
ingat, hakmu untuk pendapatmu bukan berarti pendapatmu itu benar.
Melalui sejarah, banyak orang telah salah yaitu mereka yang pada waktu
itu merasa yakin bahwa mereka benar. Satu saat banyak orang amerika yang
dengan dahsyatnya berdebat bahwa mereka mempunyai hak untuk memiliki
manusia yang lain sebagai budak. Kesalahan moral yang buruk tersebut
bahkan dituliskan ke dalam konstitusi aslil kita dan ditegaskan kembali oleh
Pengadilan Tinggi Amerika dalam keputusan Dred Scott nya yang tidak
terkenal. Suatu kali, manusia berdebat dengan penuh gairah bahwa wanita
tidak harus memiliki hak untuk berpendapat. Suatu kali, masyarakat
melakukan pembunuhan terhadap bayi, khususnya menolak bayi perempuan,
dan di beberapa bagian dunia hal ini masih dilakukan.
Dalam pandangan kesalahan moral yang serius bahwa bahkan orang yang
pintar telah melakukannya di masa lalu, semua dari kita mempunyai tanggung
jawab untuk bertanya: apakah saya tahu bahwa saya benar ketika saya
berfikir? Dan bagaimana seharusnya beberapa dari kita untuk memutuskan
mana yang benar dan mana yang salah?
Setelah sekolah, Marie melihat sebuah bola untuk sepak bola di bawah
semak-semak di halaman sekolah. Dia selalu menginginkan sebuah bola untuk
sepak bola dan berfikir betapa sekolah memiliki banyak bola dan tidak akan
merasa kehilangan bola yang satu ini. Haruskah dia mengambilnya?
Bayangkan kalau kamu adalah guru kelas tersebut. Akankah hal ini
mengganggumu jika siswamu menyontek? Jika demikian, mengapa?
Jika kamu berfikir kalau guru itu tidak adil, atau mata pelajarannya itu
konyol, apakah menyontek pada ujian guru tersebut adalah respon yang etis?
Apakah yang mungkin menjadi respon yang lebih baik?
Jika menyontek itu bukanlah masalah karena guru tersebut tidak adil atau
mata pelajarannya tidak penting untukmu, apakah itu berarti bahwa orang
dapat memutuskan dan memilih kapan mereka mau menjadi jujur?
342 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Apakah nilai dan karaktermu orang yang seperti apa kamu berpengaruh
dalam berbagai hal ketika kamu menyontek? Jika demikian, bagaimana?
Apa dilemamu?
Saya ingin diskusi yang kita lakukan berguna untukmu. Kamu bisa
membuat saya tahu dilemma apa yang sebenarnya sedang kamu hadapi di
hidupmu dengan melengkapi beberapa atau semua kalimat-kalimat di
lembaran ini. Jangan tuliskan namamu kecuali jika kamu mau.
1. Saya tidak pernah tahu bagaimana memutuskan apa yang harus dilakukan
ketika.
2. Keputusan terberat yang pernah saya buat adalah.
3. Saya tidak mau kehilangan teman-teman saya, tetapi saya tidak sependapat
denga mereka mengenai..
Tory, Kris dan Sue, siswa-siswa kelas 7, adalah teman. Suatu malam mereka
semua sedang menonton TV di rumah Tory sedang orang tua Tory sedang pergi
keluar semalam. Setelah menonton beberapa program, mereka merasa lapar.
Ketika membuka lemari es, Tory melihat beberapa potong daging ayam dan
enam pak bir. Hey dia bilang, Ayo makan ayam dan bir!
Kris berkata, Keren!
Pernah gak kalian minum bir sebelumnya? Sue bertanya.
Meningkatkan Tingkat Diskusi Moral | 345
Tory dan Kris berkata tentu saja. Mereka pernah. Bukan untuk mabuk,
hanya untuk merasakan sedikit kesenangan saja. Itu merupakan sebuah berita
buat Sue.
Aku piker aku hanya akan makan ayam saja, Ucap Sue.
Ayolah, jangan jadi seorang yang culun! Kata Tory, Sedikit bir tidak akan
menyakitimu. Tidak ada seorang pun yang akan pernah tahu! Kita tidak akan
pernah memberitahunya!
Sue tidak ingin terlihat seperti orang yang culun, tapi dia tahu betul kalau
orang tuanya tidak ingin dia minum dan telah percaya padanya untuk
memegang itu. Dia ragu apakah hal itu boleh untuk saat ini sajatapi dia
merasa perutnya tegang ketika dia berfikir untuk melakukan hal tersebut.
Tory dan Kris masing-masing membuka sekaleng bird dan meneguknya.
Tory membuka kaleng ketiga dan menyodorkannya ke Sue: Hey, masalahnya
apa sih? Cobalah kamu akan menyukainya! Apa yang seharusnya Sue
lakukan?
1. Misalkan Sue berkata pada dirinya sendiri bahwa dirinya tidak punya
pilihan lain kecuali mengikuti Tory dan Kris. Akankah dia berkata pada
dirinya sendiri kalau dia benar atau tidak? --------- jelaskan.
2. Jika kamu hati nuraninya Sue, apa yang akan kamu katakana padanya?
3. Di kotak-kotak berikut ini, tulis alternatif-alternatif yang menurutmu Sue
miliki untuk membuat keputusannya, dan konsekuensi yang mungkin tiap
alternatif tersebut miliki.
Alternatif 1 : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Alternatif 2 : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
346 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Alternatif 3 : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Konsekuensi : -----------------------------------------------------------------------------
Guru kelas lima Bill Van Slyke di Ithaca, New York, merancang unit
kurikulumnya sendiri untuk mengembangkan kebijaksanaan, refleksi
berkelanjutan tentang nilai-nilai kejujuran. Dia berkomentar: Tujuan saya
dalam unit ini adalah untuk mempromosikan nilai-nilai kejujuran yang
dimiliki siswa saya dengan orang tua, dengan teman-teman, dan dengan
orang-orang secara umum dan khususnya sebagai sifat positif komunitas
kelasnya. Saya ingin mereka menemukannya secara bertahap, lebih mudah
untuk berbuat jujur satu sama lain dan untuk mengetahui manfaat kejujuran
dari waktu ke waktu.
Unitnya ini mengkombinasikan media, diskusi dilema moral, dan entri
jurnal siswa. Di salah satu point unitnya dia menunjukkan sebuah film
berjudul To tell the Truth (untuk mengatakan kejujuran). Film tersebut
mempunyai nilai-nilai khusus: mereka dapat mendramatisir sebuah
350 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
masalah moral dalam suatu cara yang menimbulkan minat siswa yang kuat
dan mempunyai pengaruh yang emosional juga intelektual.
To Tell the Truth mendemonstrasikan manfaat kejujuran dan juga
bahaya penipuan. Ketika filmnya dimulai, anak umur 8 tahun Callie, merasa
buruk tentang rapornya yang jelek, berbohong ke teman sekelasnya tentang
nilainya. Kemudian secara tidak sengaja dia merusak PR teman sekelasnya
Tara tapi dia diam saja ketika gurunya mencoba mencari tahu apa yang
terjadi pada kertasnya Tara. Selama waktu istirahat, anak-anak berteriak
pembohong! Pembohong! ketika Callie menolak menginjak garis di
permainan foursquare.
Akhirnya, Callie melepaskan beban masalah hati nuraninya kepada
gurunya. Gurunya menenangkannya dan dengan perlahan menasihatinya,
Terkadang memang sulit untuk mengatakan kebenaran, tapi setiap orang
akan merasa lebih baik pada akhirnya. Keberanian Callie muncul untuk
mengatakan yang sebenarnya kepada Tara tentang kertasnya yang robek,
Tara memaafkannya, dan mereka berdua menjadi teman baik.
Arahan sang guru menyampaikan dua hal yang terdapat dalam film itu
dan memberikan pertanyaan untuk memfokuskan pemikiran siswa dan
merangsang diskusi singkat. Sebagai contoh, pada saat guru bertanya siapa
yang tahu apa yang terjadi pada kertas Tara, pertanyaan yang disarankan
antara lain: apa yang akan terjadi jika Callie mengatakan yang sebenarnya?
Apa yang akan terjadi jika Callie tetap diam? Menurutmu apa yang harus dia
lakukan?
Pertanyaan tentang akhir cerita film tersebut termasuk: apa yang guru
maksud ketika dia berkata, Terkadang memang sulit untuk mengatakan
kebenaran, tapi setiap orang akan merasa lebih baik pada akhirnya
dapatkah kebohongan menyakiti seseorang yang mengatakannya?
Dapatkah kebohongan menyakiti orang lain? Bagaimana?\
Di tengah diskusi yang guru Van Slyke lakukan bersama kelasnya, salah
satu anak berkata, kebohongan itu seperti beban yang kita bawa kemana-
mana setelah melakukannya. Anak yang lainnya berpendapat bahwa film
tersebut adalah contoh yang bagus tentang apa yang kebohongan dapat
perbuat tapi tidak berfikir tentang tinggal katakana saja pada Tara
mengenai PR nya, maka ini akan membuat mereka berteman dengan cepat.
Seorang anak perempuan berkata bahwa film tersebut mengingatkannya
Meningkatkan Tingkat Diskusi Moral | 351
pada peribahasa yang pernah dia dengar: satu kebohongan membawa pada
kebohongan lainnya.
Di akhir unit kejujuran ini, sang guru menyuruh anak-anak umur 10
tahun ini untuk menulis jurnal entri tentang apa yang mereka dapatkan dari
menulis dan membicarakan tentang cerita kejujuran tersebut. Salah satu
anak perempuan menulis: saya belajar bahwa sepanjang waktu aku
berbohong, saya telah membuat kesalahan yang besar. Dan saya harus
menghentikannya karena ini dapat menyakiti seseorang. Yang lainnya
menulis:
Saya telah belajar bahwa seperti yang telah guru katakana, kamu akan
merasa lebih baik ketika kamu mengatakan kejujuran. Kemudian kamu tidak
harus memberi beban pada pundakmu. Hal ini akan membuat orang yang
kamu bohongi merasa lebih baik dan kamu juga merasa lebih baik.
Orangorang bisa saja mengetahui kalau kamu berbohong dan tidak akan
mempercayaimu lagi.
Mengamati perubahan dalam tingkah laku, sebagai lawan daya talar, saya
menemukan lebih banyak masalah. Ketika saya terkadang merasa saya
melihat murid saya menjadi lebih jujur satu sama lain ketika perdebatan
terjadi, perubahan ini lebih sulit untuk menunjukkan sesuatu dengan tepat,
karena hal tersebut terjadi dengan lambat.
Saya dapat mengembangkan unit ini dengan menintegrasikannya kedalam
kurikulum yang lainnya sastra dan IPS, sebagai contoh. Di masa yang akan
dating, saya juga akan membuat penggunaan yang lebih besar lagi untuk role-
play, membangun kecintaan siswa kelas 5 saya pada bermain peran.
Saya sangat merasa bahwa kejujuran, kebohongan dan kepercayaan dalam
suatu hubungan adalah isu yang sangat nyata untuk anak-anak.
Memberikannya kesempatan untuk menyelesaikannya mensahkan pemikiran
mereka, pertanyaan dan bahkan kebingungan mereka tentang pilihan yang
sulit, terkadang. Di waktu yang tepat ini, hal tersebut tidak terasa seperti
kurikulum yang dikenakan sama sekali, tapi sesuatu yang tumbuh di dalam
minat dan kebutuhan siswa.
3. Ini adalah etika yang buruk karena seorang anak lelaki memecahkan vas
bunga ibunya dan menuduh adik perempuannya. Sang guru
berkomentar:
Salah satu kualitas penilaian yang bijak, seorang pilosof Jon Moline
berkata, adalah mencari saran dari orang yang lebih berpengalaman ketika
kita harus membuat keputusan yang sulit.
Secara tradisional, orang yang menghadapi keputusan yang sulit telah
mencari saran dari orang-orang yang dihormati: orang tua, kakek dan
nenek, guru, kakak perempuan dan laki-laki, teman baik, guru spiritual. Saat
ini banyak anak muda yang hanya menceritakan masalahnya kepada
kelompoknya walaupun perasaan yang membunuh dirinya sendiri jika
mereka mengatakan semuanya pada orang lain.
Meningkatkan Tingkat Diskusi Moral | 355
Setelah beberapa diskusi kelas tentang apa yang harus Holly lakukan,
guru Valentine bertanya, Jika hal ini adalah masalahmu, kepada siapakah
kamu akan meminta saran? Apa yang akan mereka katakana?
Dia menyertakan pertanyaan yang lebih spesifik: Saran apa yang akan
ayah dan ibumu berikan? Guru favoritmu? Teman yang terpercaya?
Seseorang yang memiliki toko? Saudara yang menjadi polisi? Seseorang
yang pernah ditangkap sekali karena mengutil? Seseorang yang kau anggap
musuh?"
Sumber bagus lainnya tentang materi untuk pertanyaan moral adalah
surat-surat untuk Ann Landers atau Dear Abby. Salah seorang anak
perempuan menulis, Teruntuk Abby, aku berumur 16 tahun, aku sedang
hamil, dan aku takut mati kalau aku memberitahu orang tuaku. Apa yang
harus aku lakukan? Sebagai sebuah pekerjaan rumah, siswa bisa bertanya
kepada seseorang yang dia hormati, Saran apa yang menurutmu harus
Abby berikan? berbagai macam respon di hari berikutnya di dalam kelas
harusnya membuatnya jelas tentang nilai dari mendengarkan terhadap
penilaian yang bijak dari orang lain sebelum mengambil keputusanmu
sendiri.
Aku tahu tidak seharusnya aku membalas licik pada seseorang, tapi jika aku
tidak melakukannya, hal ini bergejolak dan bergejolak di dalam diriku dan aku
tidak tahan dengan ini. Jadi aku menulis sebuah surat untuk orang tersebut
tapi aku tidak mengirimkannya. Aku menulisnya setiap hari, dan di akhir
minggu, aku merusaknya.
358 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Kebanyakan masalah yang signifikan saat ini - Amerika Tengah, AIDS, Afrika
Selatan, Aborsi adalah yang paling kontroversial juga. Sebagai hasilnya, hal
tersebut terlalu sering ditiadakan dari dalam kelas. Untuk mensensor
kontroversi harus mengatakan kepada siswa kita bahwa mereka tidak akan
belajar di sekolah apa yang paling orang pedulikan tentang kehidupan.
Yang baik dari sebuah Negara menuntut pertimbangan atas pertanyaan etis
yang serius. Jika pendidikan mengabaikan aspek nilai dan moral atas fisik
manusia, dimanakah masyarakat akan menemukan penduduk yang mampu
membuat keputusan moral yang dewasa?
Ketika setiap orang berfikiran sama, tidak ada satu pun yang benar-benar
berfikir
355
Sekarang, saya tidak merekomendasikan wabah sekolah tersebut untuk
menjadi masalah kontroversial ketika mereka mencoba menyelesaikan
suatu program pendidikan nilai. Memberikan pluralistik kita yang tinggi,
perdebatan masyarakat, orang-orang cenderung sudah mengharapkan
konflik dan pembagian ketika kamu menyarankan untuk mengajarkan nilai-
nilai di sekolah. Untungnya, sebagaimana telah kita lihat, ada banyak nilai-
nilai yang bersifat non kontroversial (seperti, rasa hormat, tanggung jawab,
kejujuran) sekolah-sekolah tersebut dapat dan melakukan pengajaran
dengan cara yang non kontroversial (dengan contoh, membangun
komunitas, pembelajaran kooperatif, dan lain sebagainya)
Pengajaran dengan cara yang diterima ini umumnya menerima nilainilai
juga dan harus depertahankan di garis depan dalam berbagai usaha
pendidikan nilai. Mereka menghadirkan etika umum yang membumi yang
mendasar untuk pendidikan moral dan pembangungan masyarakat moral.
Tapi, ada benarnya juga kalau nilai-nilai yang umumnya diterima
seperti kehidupan dan kebebasan, kesetiaan dan keadilan, kebebasan
individu dan hal umum yang baik, perkembangan ekonomi dan
perlindungan lingkungan sekitar menjadi suatu konflik. Hal tersebutlah
yang menghasilkan kontroversi. Karena kontroversi adalah sebuah fakta
kehidupan, hal ini diciptakan, dan persiapan yang buruk untuk masyarakat
dan sekolah untuk mencoba menghindari semua isu kontroversial.
Bagaimana kita bisa mengharapkan untuk mengembangkan kemampuan
masyarakat dalam membuat penilaian yang beralasan tentang pertanyaan
moral yang sulit dalam kehidupan kita jika para siswa tidak pernah belajar
untuk berfikir kritis tentanng isu yang kompleks?
kepentingan moral yang luar biasa; Pesan apakah yang diberikan kepada
siswa?
Panduan lain tentang diskusi moral di dalam kelas menyarankan bahwa
guru tidak harus memberi tahu sudut pandang mereka tapi harus
memperlihatkannya ketika atau jika para siswa bertanya.
Secara umum, saya fikir sangat pas bagi guru untuk berkata:
Saya benar-benar mempunyai pandangan terhadap isu ini, dan saya akan
senang untuk berbagi dengan kalian nanti. Tapi, saya ingin untuk tetap tidak
memihak saat ini, karena tujuan unit ini bukanlah agar kamu mempelajari apa
yang saya fikirkan. Melainkan, agar kamu mengevaluasi secara seksama
semua argumen dan bukti dan berada pada apa yang kamu fikirkan adalah
posisi yang paling mendukung.
PERDEBATAN MORAL
Debat ini melibatkan dua kelas, satu kelas bersiap-siap dan kelas lainnya
melaksanakan debat tersebut. Di kelas persiapan, kita mengungkapkan dengan
jelas apa yang kita perdebatkan. Apakah isu etika dalam debat ini? Siswa
kemudian akan mengerjakan pekerjaan rumahnya sepanjang malam sebagai
persiapan melaksanakan debat. Saya akan memberikan materi tentang latar
belakang debat artikel dari majalah dan koran, sebagai contoh yang akan
mereka perlukan. Saya ingin mereka belajar mengenai sesuatu sebelum mereka
mulai berdebat tentang hal itu.
Saya ingin setiap orang di sini mampu berfikir dan berbicara tanpa rasa
takut terhadap intimidasi. Ingat, memerlukan keberanian untuk mengambil
posisi yang minoritas, dan sejarah sering memuji mereka yang melakukannya.
Ingat juga, bahwa tidak ada hal yang memalukan dalam mengubah fikiranmu
atau dalam memotong penilaian jika kamu tidak yakin akan apa yang kamu
fikirkan.
Kemampuan
1. Guru mempunyai tanggung jawab instruksional untuk membantu siswa dalam
memeriksa semua posisi yang diambil perihal isu kontroversial tertentu.
2. Ketika memeriksa isu kontroversial, guru mempunyai hak untuk menyampaikan
pendapat mereka sendiri, pada saat mengetahui bahwa
370 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Keluhan
1. Ketika kehadiran pembelajaran tidak dibutuhkan oleh negara hukum, dan jika
orang tua merasa bahwa pembelajaran tersebut tidak pantas, orang tua akan
memiliki hak untuk meminta perubahan pembelajaran di dalam program
studi anak.
Siswa masih dapat diberi contoh lain seperti pembagian: grup liberal
seperti the American Civil Liberties Union (persatuan sipil liberal Amerika)
memenangkan hak aborsi atas nama privasi dan kebebasan personal; tapi
grup liberal lainnya seperti JustLife (Hanya hidup) menganjurkan etika
hidup konsisten dan mengkampanyekan penolakan aborsi, kemiskinan,
dan perang nuklir sebagaimana semua keadilan sosial dan rasa hormat
terhadap kehidupan menjadi rusak.
Dengan memperlihatkan posisi aborsi tersebut tidak bisa
disembunyikan dengan rapi oleh gender atau ideology politik akan
membantu untuk membebaskan siswa dari pemikiran stereotype mengenai
isu ini.
janin yang hidup tanpa bergantung pada apapun hanya mengait pada plasenta,
tinggal di rahim dan membungkus diri di dalam tubuh seorang wanita hidup.
Rasa sedih dan ambivalen membawa kita pada pertanyaan bagaiman kita tahu
bahwa janin adalah bukan sesuatu yang hidup? Sebuah janin tentu saja calon
makhluk hidup dan secara ilmu pengetahuan dapat berbicara, kumpulan
374 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
sel-sel bagian dari tubuh wanita. Seorang wanita dapat berpikir janinnya adalah
seorang calon manusia atau hanya sel-sel hidup, pemikiran itu bergantung pada
apakah kehamilan tersebut diingikan atau tidak. Ini tidak mengidentifikasikan
moral orang tersebut namun merupakan pilihan dalam bertindak.
Kepercayaan baru-baru ini berkembang bahwa janin dapat dianggap sebagai
bagian terpisah dari tubuh wanita, kesehatan dan hidup dapat menjadi awal dari
kompromi bahwa aborsi dikelilingi dengan batasan yang dibuat agar wanita
berpikir dua kali maka periode menuggu dapat diberlakukan.
Ketika kita berbicara tentang aborsi, maka kita berbicara tentang wanita, dan
ketika kita berbicara tentang wanita maka kita sedang membicarkan tentang
pemikiran yaitu kesadaran moral dari umat manusia. Adapun opini yang kini
berkembang di Amerika perlu untuk diperjelas kembali dengan pertanyaan
berikut: Kapankah wanita akan menerima keberadaan pribadi mereka secara
utuh? Kita telah mengetahui jawaban untuk pertanyaan tersebut, yaitu tidak!
Hingga aborsi, dan tentu saja kontrasepsi bebas dipergunakan oleh semua wanita
tentu saja tanpa melanggar batasan dan peringatan- peringatan yang telah
ditentukan. Hal lainnya adalah pelanggaran akan keberadaan pribadi yang
bukan semata- mata dipandang hanya sebagai privasi.
KEWAJIBAN MORAL
Oleh: Sidney Callahan
Saya adalah seorang feminis yang pro-aborsi yang dapat digolongkan sebagai
seorang yang bersikap konsisten di dalam hidup yang juga dianut oleh aktifis
kedamaian dan keadilan. Saya menempatkan diri dalam keyakinan yang rasional
bahwa seluruh umat manusia adalah sama. Etika kesetaraan ini telah melahirkan
tradisi demokrasi di sosialitas barat. Golongan radikal menyatakan bahwa tidak ada
umat manusia berada pada posisi yang lebih rendah dari orang lain. Dalam norma ini
semua umat manusia memiliki hak azasi mutlak, paling tidak karena mereka terlahir
sebagai manusia.
Ketika menerapkan etiket moral ini pada kasus aborsi saya tidak bisa
membenarkan alasan apapun kecuali bahwa janin merupakan bagian dari makhluk
hidup. Saya tidak melihat ada alasan moral mengapa kedewasaan, ukuran , atau
tahapan awal dari perkembangan janin yang merupakan embrio awal dari
kesetaraan moral yang layak bagi umat manusia (yang mana sayapun dulu
merupakan embrio). Hal tersebut merupakan makhluk hidup tunggal baru akan lahir
dan akan menjadi manusia seutuhnya seperti kita.
Mengajarkan Masalah Kontroversial | 375
berubah, etiket kelayakan dan dominasi, hukum rimba dan ekonomi akan berjaya
pada masanya
1. Tugas: guru menugaskan siswa empat orang dalam satu grup yang terdiri
dari dua orang tim advokasi. Setiap grup diperintahkan untuk
mempersiapkan judul laporan peran regulasi dalam pengaturan sampah
berbahaya.
Dalam kelompok tersebut satu tim yang terdiri dari dua orang menempati
posisi yang membutuhkan banyak aturan, dan dua orang dari tim berposisi
diperaturan yang lebih sedikit dari yang dibutuhkan.
2. Perencanaan: selama periode kelas pertama dua orang dari tim menerima
materi dari guru yang mendukung posisi mereka. Mereka bertanya
rencanakan bagaimana untuk mempresentasikan posisimu sehingga kamu
dan tim lawan di grupmu akan mengerti posisimu dengan baik sebagai cara
menemukan keyakinan.
5. Saya mengulang pernyataan dari apa yang seseorang katakan jika dirasa tidak
jelas
6. Saya yang awal mengemukakan semua ide dan fakta yang mendukung kedua
belah pihak dan kemudian mencoba untuk menyimpan ide- ide yang masuk
akal
MENGAJAR ANAK-ANAK
UNTUK MENYELESAIKAN KONFLIK
375
Dia menyakiti leherku, katanya, sambil menunjukkan padaku di mana
guru tersebut mencengkeram lehernya. Saya bilang, kamu marah kepada
dia karena dia menyakitimu seperti itu? dia mengangguk.
Kemudian saya berkata, Markus dapatkah kamu membuat simbol x di
bawah gambar yang menunjukkan bagaimana perasaan gurumu?. Dia
dengan cepat membuat simbol x di bawah gambar berwajah marah. kenapa
kamu berpikir dia marah? saya bertanya. karena saya berjalan keluar
kursi,jawab markus.
Katakan padaku, markus apalagi yang kamu pikirkan gurumu dapat
lakukan ketika dia marah selain mencengkeram lehermu?. Saya ingin
melihat apakah dia dapat berpikir hal lain yang tidak menyakitkan yang
dapat gurunya lakukan untuk mengekspresikan rasa marah dan menerima
kebiasaan buruk Markus.
Dia berpikir sejenak. Kemudian dia berkata, dia dapat saja
menendangku.
Saya berhenti dan berkata, ya, saya berharap dia dapat melakukan itu.
Dapatkah kamu berpikir sesuatu yang berbeda yang mungkin dia lakukan?
Dia menggelengkan kepalanya
Markus percaya bahwa ketika kamu marah kepada seseorang maka
hanya ada satu cara yang dapat kamu lakukan yaitu menyakiti orang
tersebut. Kepercayaan ini terefleksikan dari kepribadiannya. Menurut
kepala sekolah markus selalu berkelahi di tempat bermain dan di sekolah.
Markus seperti memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki
pengalaman di sekolah atau di rumah dalam pendekatan alternatif lain
dalam menyelesaikan masalah sosial. Jadi, ketika dia berhadapan dengan
konflik, dia hanya tahu satu cara untuk merespon yaitu dengan kekerasan.
Sayangnya, gurunya pun menangani masalah tersebut dengan cara
kekerasan yang memperkuat pemikiran kekanakkanakan tentang
menyelesaikan konflik dan amarah.
Sifat kekanak-kanakan Markus sudah biasa dikalangan siswa, dan
sekolah sering kali tidak memperbaiki sifat tersebut. Dari sisi nilai
pendidikan hal tersebut merupkan kesalahan yang serius. Orang yang
Mengajar Anak-Anak Untuk Menyelesaikan Konflik | 385
1. Ketika kamu tidak setuju dengan apa yang orang lain katakan maka itu
menggiringmu pada perdebatan yang besar.
2. Dua orang ingin menggunakan benda yang sama di waktu yang sama.
3. Dua orang berdebat tentang apa yang dilakukan dan seseorang datang
kemudian mengambil alih pembicaraan.
11. Ketika kamu merasa sakit orang-orang tertawa bahkan ketika kamu
menangis.
1. Kurikulum terencana yang telah siswa pikirkan tulis dan bicarakan dalam
berbagai jenis konflik.
3. Menggunakan rapat kelas untuk konflik yang terjadi di antara anggota kelas
dan utnuk memantapkan norma penyelesaian konflik yang baik dan tanpa
kekerasan.
KURIKULUM KONFLIK
Mengajar Anak-Anak Untuk Menyelesaikan Konflik | 387
Pertanyaankonsekuensi nilai
DAVID : Itu merupakan kapur tulis terbodoh yang kamu simpan di tempat yang
bodoh
GURU : (pada David) Kamu pikir Marta harus menyimpan baloknya di tempat
yang berbeda. Dapatkah kamu memberikan saran kepada dia dimana
dia harus menaruhnya?
GURU : (kepada Marta) Jika kamu menerima saran David kamu boleh
meninggalkan balokmu. Jika kamu suka kamu dapat menaruhnya ke
sebelah sana.
GURU : (kepada David) Kapan kamu tidak menggunakan kata kata bodoh
dan terbodoh? orang-orang senang mendengarkanmu, kamu memiliki
pemikiran yang menarik tentang kapur.
Guru berkomentar: Suatu saat nanti David ingin bicara sesuatu dia
berkata, Paul saya sarankan kamu untuk melihat seni dari meja itu sendiri.
Selanjutnya dari sisi meja guru Paul memilih saya sarankan begitupun
390 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Edie dan Allan melakukan hal yang sama. Semua anak seperti mudah
bekerja sama.
Beberapa siswa akan perlu individual atau pelatih dalam grup kecil pada
rentan yang utuh dalam kemampuan bersosialisasi (seperti mendengarkan,
mengucapkan terima kasih, menanyakan pertanyaan, memulai
percakapan). Anak- anak yang benar-benar impulsif dan agresif atau
sebaliknya manfaat kedewasaan sosial dari pendekatan pelatihan
keterampilan terstruktur. Pendekatan ini memiliki model pengajaran
keterampilan sosial melalui bermain peran;berfikir keras, bagian dari tiap
keterampilan sebagai contoh ketika meghadapi konflik, menghitung sampai
sepuluh. . . memutuskan apakah masalah itu. . . kemudian berpikir tentang
pilihan. . . ; membimbing anak melalui bermain peran yang sama: memberi
timbal balik bagaimana anak mengikuti setiap tahapan: dan menolong anak
merencanakan bagaiman dia akan menggunakan keterampilan barunya di
dunia nyata.
Buku Skillstreaming the Elementary School Child yang ditulis oleh
seorang psycologist Ellem Mcginnis dan Arnold Goldstein menggambarkan
sebuah program yang berkemabang di lingkungan kerja mereka dalam
pendidikan khusus dan didesain untuk mengajar 60 keterampilan pro sosial
yang berbeda. Mereka menandai hasil penelitian bahwa keterampilan pro
sosial menurun pada anak-anak, bahwa berkaitan secara langsung dengan
kesalahan dan penolakan pertemanan. Pada anak khususnya, ini adalah
benar untuk siswa berkebutuhan khusus yang condong dengan teman lebih
jarang dan itu lebih negatif daripada yang siswa normal lakukan.
2. Dia membawa persoalan ini pada pertemuan kelas pagi tanpa menyebutkan
orang- orang yang terlibat. Dia berkomentar: selama bermain peran dan
diskusi saya tidak mengijinkan anak untuk menggunakan nama asli orang
yang bermasalah dengan mereka karena itu menjatuhkan seseorang dan
menyebabkan mereka mendapatkan tindakan defensif.
3. Dia menggambarkan beberapa konflik yang untuk memberi gambaran yang
jelas tenang permasalahan.
7. Setelah siswa memiliki sikap yang tampak apa yang mereka pikirkan adalah
solusi terbaik. Kaminsky bertanya: akankah pekerjaan ini dikerjakan dalam
kehidupan nyata? Apakah ada sesuatu yang penting yang membuatnya
bekerja?
- Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menghadapi masalah ini?
Terdapat dua hasil, grup yang berkembang; mereka mencemooh Tim lebih
jarang dan dia belajar untuk mengabaikan cemoohan yang masih kerap ia
dapatkan dari beberapa anak. Tim semakin jarang terlibat perkelahian di
lapangan sekolah. Dia harus memiliki kepercayaan diri. Sekarang Tim berada
pada posisi berani untuk mengatakan: oke, saya memiliki kuping yang besar.
2. Membantu siswa mencari solusi yang bijak yang membawa kita memahami
dari dua sudut pandang dan kepuasan pernyataan legitimasi dari satiap
bagian (apakah penyelesaian masalah in adil untuk kalian).
Seorang guru kelas lima berkata; Ketika murid saya bertengkar, saya
hanya menyuruh mereka untuk menulis 3 paragraf dan saya tidak
menganggap hal ini merupakan hukuman. Adapun isi paragraf tersebut
sesuai dengan (1) Apa masalah yang terjadi? (2) Apakah penyebabnya? (3)
Bagaimana kamu dapat mengatasinya di waktu yang akan datang? Saya
hanya memiliki sedikit kesempatan kedua.
JoAnne Shaneen, ketika dia menjadi kepala sekolah di sekolah dasar di
New York, dia menggunakan 3 tahapan proses untuk murid-murid yang
dikirimkan ke kantor kerena berkelahi.
Sumber Referensi:
One of the best for materials on teaching conflict resolution, grade
kidergaten through eight, is the Childrens creative response to Conflict
Program, Fellowship of reconciliation, Box 271,523 North Broadway, Nyack, NY
10960-0271 (tel. 914-358-4601).
398 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
William Kreidlers Creative Conflict room (goodyear books, 1990 East Lake
Ave., Glenview, IL 60025)
Creating Peace in our Classrooms: Cooperative Learning, Contoversy, and
Conflict Resolution, a comprehensive reource bibliography ($5) including
information on training opportunities, available from Nancy and Ted Graves,
IASCE, Box 1582 Santa Cruz, CA 95061-1582; and Annie Cheathams 124 item
Annotated bibliography for Teaching Conflict Resolution in Schools (37
pp.,$4)directory of School Mediation and Conflict Resolution Porgrams (169
pp., $15), both available from the National Association for Mediation in
Education (NAME), 425 Amity Street, Amberst, MA 01002; tel. 413-545-2462.
BAGIAN TIGA
BAB16
Hampir satu milyar orang menderita kelaparan dan menderita penyakit yang
dapat dicegah di dunia yang memiliki sumberdaya dan menjamin kehidupan
yang layak bagi semua
Oxfam America
oin: Professor Richard M. Hunt dari Harnard, dalam mata kuliah atau
Pjalan bencana, mencemaskan kebanyakan mahasiswanya yang belajar
pada beliau memiliki sudut pandang sejarah tanpa cacat. Mereka percaya
bahwa kemunculan Hitler dan Nazi tidak terelakkan, tidak ada yang dapat
menolak nya, dan pada akhir dari semuanya, seseorang harus bertanggung
jawab atas apa yang terjadi.
Poin: Berdasarkan sensus statistik di Amerika, para partisipan
penelitian secara signifikan menujukkan bahwa mereka sudah berhenti
bersekolah diusia 18-24 tahun. Hanya 36% yang menggunakan hak
suaranya pada pemilu 1988, turun dari 50% dari jumlah pemilih pada tahun
1972. Alasan utama ketidak turut sertaan mereka dalam pemilu adalah
karena pemilu tidak memberi perbedaan apapun.
Poin: Berdasarkan laporan UCLA, mahasiswa Amerika di tahun pertama
kuliah, menunjukkan bahwa selama 20 tahun terakhir telah mengalami
kemunduran terhadap ketertarikan pada isu-isu publik dan jasa, dan
menunjukkan peningkatan ketertarikan untuk meningkatkan kesejahteraan
pribadinya. Akumulasi dari trend ini adalah menjadi pesimis
391
terhadap masa depan: banyak mahasiswa melihat ide membuat perbedaan
positif di dunia adalah dengan bersikap tak berguna dan naif.
Ada dua hal yang akan membuat seseorang menjadi warga negara yang
baik: Pertama adalah sikap peduli terhadap anggota masyarakat, dan yang
kedua adalah yakin bahwa seseorang dapat melakukan perubahan.
Seseorang, tentu saja dapat melakukan perbedaan. Setiap hari,
seseorang yang tidak hanya peduli terhadap kenyamanan dirinya saja
melakukan sekumpulan tindakan untuk mengembangkan kehidupan orang
lain, dan sebagaimana menolong sebagai kebutuhan, mereka mengalami
kepuasan yang lebih mendalam dibanding menerima gaji misalnya.
Membatu anak muda menyadari hal tersebut, tumbuh dengan tidak egois
menemukan kapasits diri untuk melakukan hal baik merupakan bagian
penting dari pendidikan nilai.
Kebutuhan peduli terhadap warga negara yang merasa berdaya
melakukan sesuatu dengan jauh lebih baik dari sebelumnya. Joseph Califano
Jr, mantan Sekretaris Jendral Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan,
berkata: pemerintah tidak dapat mewujudkan kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan sendirian. Dalam buku Ide Besar untuk Dunia Norman
Cousins berpendapat bahwa, tidak dapat bertahan kecuali jika mereka
datang ke kehidupan pribadi warga negara.
Bagaimana sekolah dapat mengembangkan pengertian saya dapat
melakukan perubahan dalam bentuk tanggung jawab sebagai warga
negara? Hal itu bermula dari dalam kelas, tempat dimana pelajar dapat
melihat hasil tindakan mereka sebagai mana yang mereka lakukan untuk
menciptakan komunitas peduli moral. Lalu apa yang dapat kita lakukan
untuk menanamkan sikap peduli siswa menjadi lebih besar dan dalam
cakupan bidang yang lebih luas sehingga mereka dapat mengidentifikasi
rasa kasihan dengan mainstream kemanusiaan dan apa yang dapat mereka
bangun untuk dunia yang lebih baik.
Banyak orang di dunia meninggal karena sakit yang bahkan tidak pernah
didengar atau dikenal di negara-negara berkembang. Sebagaimana kita
ketahu, bahwa pada akhir abad 20, lebih dari 20 juta jiwa tewas karena
sakit lepra. Tiap tahun, hampir setengah juta orang di 107 negara
mengudap penyakit malaria, penyakit paling mematikan di dunia.
Setiap hari, ribuan orang terbunuh, menjadi cacat atau terpisah dari
rumah. Dan terdapat lebih dari lusinan perang yang berkecamuk secara
global.
Baik di negara maju maupun negara berkembang, sumber daya nasional
dalam jumlah besar-sekitar 1 miliar per-hari diseluruh duniadihabiskan
untuk membeli senjata. Berdasarkan data dari Brandt Commission, 0.5%
dari sumber daya nasional dalam setahun dihabiskan militer di dunia
untuk membeli semua peralatan pertanian yang dibutuhkan oleh negara
yang miskin pangan menuju swasembada pangan sampai 1 dekade.
dari lima adalah anak miskin; tahun 2000 akan menjadi satu dari empat.
Tingkat kemiskinan anak berkulit putih adalah 15%, anak Hispanik 39% dan
anak berkulit hitam 45%.
Dengan hormat, saya menulis surat kepada anda karena saya sangat
peduli dengan hukuman seumur hidup Namat dan Amonsissa Issa. Mereka
sudah dihukum sekitar 7-8 tahun tanpa hukuman percobaan...Amonissa perlu
tumbuh dan berkembang diluar sana selain di penjara.
Pelajar umur 12-an tahun ini adalah satu dari ratusan pelajar diberbagai
belahan dunia yang menulis surat dan mengirim kartu pos kepada presiden,
petugas penjara, legislator, dan pemimpin pemerintahan lain. Usaha para
pelajar adalah bagian dari sebuah tindakan penyelamatan mengelilingi
jarum jam oleh Amnesti Internasional pada tindakan memenjarakan
seseorang dengan tidak adil atau dengan tidak melakukan pembelaan diri.
Penerima hadiah nobel tahun 1977, Amnesti Internasional, bekerja
untuk membebaskan para narapidana yang mengakui kesalahan di dunia
yaitu seseorang yang sudah dipenjara karena keyakinan, warna kulit,
gender, etnik dan agama yang berbeda dan tidak menggunakan atau
melakukan kekerasan. Termasuk diantaranya adalah guru, pelajar, nelayan,
buruh pabrik, petugas kesehatan, tokoh agama, biarawan, ibu rumah tangga
atau bahkan anak-anak. Separuh dari penjara di dunia memenjarakan para
narapidana karena kesadaran, dan kebanyakan dari pemerintah tersebut
Kepedulian Di Luar Kelas | 407
Dibangun tahun 1983 oleh suami istri Ann Medlock dan John Graham,
Girrafe Project menjadi perhatian media nasional, proyek mereka adalah
usaha untuk mengidentifikasi filosofi jerapah binatang yang selalu
melakukan kebaikan. Jerapah (giraffe), sebagaimana nama proyeknya
adalah orang biasa yang melakukan sikap kasih sayang dan keberanian
yang luar biasa yang mengerjakan masalah seperti polusi, kemiskinan,
obat-obatan, korupsi, ketidakadilan sosial, dan konflik internasional.
Panitia secara sukarela menyeleksi orang yang berhak menerima Giraffe
award, memilih dari nominasi yang diajukan oleh siapa pun yang menjadi
saksi seseorang yang telah berkorban untuk orang lain. Proyek kemusiaan
ini adalah menuliskan kisah pribadi jerapah, diformulir umum untuk
kemudian dikirimkan ke stasiun radio, dan koran diseluruh negeri. Contoh
pengumuman radio:
1. Hubungi The Giraffee Project (120 second street, P.O. BOX 759, Langley,
Whidbey Islan, WA 98260, atau hubungi 1-800-344-TALL) untuk belajar
tentang bahan pendidikan yang tersedia seperti teachers kit dan kegiatan
kelas untuk mengembangkan konsep Giraffe Project. Selain itu terdapat
pula sebuah video setengah jam yang luar biasa yaitu program PBS Its Up
to Us di Giraffe Project dan kegiatan pelajar SMA -sekitar sembilan orang-
Kepedulian Di Luar Kelas | 409
Anak-anak disini diharapkan peduli terhadap orang lain. Anak yang lebih
tua secara keseluruhan terlibat dalam mengajarkan sesuatu kepada anak yang
lebih muda. Mereka adalah anak-anak yang berprestasi, untuk lebih yakinnya,
mereka mendapatkan pesan belajar disini tidak hanya untuk kepentingan
Kepedulian Di Luar Kelas | 413
TEMAN-TEMAN KELAS
mengatur sebuah perburuan ilmiah untuk teman kecil mereka. Itu merupakan
afeksi yang nyata. Anak yang lebih tua akan menyapa anak yang lebih kecil
ketika mereka berpapasan, dan anak saya akan berkata kepada saya saya
melihat teman saya dari sabtu!. Pengalaman sudah menjadi benar-benar
penting untuk satu anak tyang lebih tua yang secara virtual tidak didukung di
rumah. Disini, mereka punya tiga teman yang mencintainya.
Dalam hubungan one-to-one seperti ini, anak yang lebih tua belajar
pedulu dengan bersikap peduli, anak yang lebih muda belajar kepedulian
dengan cara dipedulikan oleh orang lain.
Telah ditemukan manfaat tutorial lintas usia dengan angka yang terus
meningkat sebagai peluang untuk anak menyumbangkan layanan yang
bermakna.
Dalam hubungan tutorial lintas usia, siswa yang lebih tua mengambil
tanggung jawab rutin untuk menjadi instruktur bagi siswa yang lebih muda
dalam bagian mata pelajaran atau keterampilan. Tutorial antar usia dapat
dibangun diantara dua kelas (seperti program tambahan bagi temanteman)
dan memungkinkan keterlibatan siswa terpilih dibandingkan seluruh kelas.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan program, secara umum
sekolah menyediakan program pelatihan untuk tutor, memberikan manual
pribadi bagi tutor masing-masing, dan memberikan bimbingan untuk tutor
untuk membuat lesson plan yang khusus. Tutor jug adapat
menunjukkan/mengajarkan kepada the tutee jika mereka terlihat mulai
gelisa atau bosan.
Proyek pengembangan anak (lihat bab 2) telah menggabungkan
program pelatihan 2 sesi yang luar biasa untuk tutor lintas gender dalam
tiga tingkat kelas di SD. Di sekolah ini, anak kelas 5, 4, atau 6 dapat menjadi
sukarelawan untuk satu atau dua kali seminggu selama libur sekolah untuk
menjadi tutor di kelas 1, 2, atau 3 yang membutuhkan bantuan pelajaran
tambahan. Dua tahun kemudian, baru program tersebut menunjukkan
Kepedulian Di Luar Kelas | 415
efeknya yaiti sekitar 70 anak membantu kelas yang lebih muda diwaktu
luangnya.
Saya mewawancarai seorang gadis yang memasuki tahun kedua
menjadi tutor, dia mengatakan bahwa hal ini membuat saya merasa penting
untuk menolong orang lain. jika mereka membutuhkan bantuan, kamu
mengerti bagaimana membantu mereka.
Setelah setahun,tidak semua tutor melanjutkan tugasnya menjadi tutor
setelah setahun menjadi tutor, beberapa diantaranya merasa bahwa
menjadi tutor semakin lama semakin sulit saja. Tapi dianatara anak yang
pernah mendapatkan tutorial dari siswa yang lebih tua, mereka cenderung
menjadi tutor ketika mereka berumur cukup.
Semua program tutor lintas usia ini, disamping membuat siswa mampu
tumbuh dengan melayani orang lain, melakukan banyak hal untuk
berkembang positif, juga mampu mengembangkan komunitas moral di
sekolah yang lebih luas.
yang lebih muda adalah sikap yang patut kita contohkan. Hal itu ,membuat
kita berfikir tentang nilai kita/merasa bernilai.
MENJANGKAU MASYARAKAT
warga yang sudah lanjut usia yang jatuh dari kasur dan tidak dapat
merespon telpon mereka.
Kadang-kadang proyek pelayanan ditujukan untuk memenuhi nilai
kredit, tapi sebagian lain merupakan bagian dari mata pelajaran. Contoh
para junior di kelas sejarah wilayah Connecticut, contohnya, belajar bahwa
bangunan yang dibangun tahun 1977 harus dihancurkan. Mereka mencari
pemasukan dan melakukan sesuatu untuk merenovasi bangunan tersebut
dan memindahkannya ke lokasi asal (untuk sketsa thumbnail yang
membantu tentang bagaimana anak sekolah kelas 5 mengimplementasikan
pelayanan sosial untuk kredit akademiknya, dapat dilihat di a profile oh
High School Community Service Programs oleh Fred Newman dan Robert
Rutter diterbitkan pada bulan Desember 1985-Januari 1986 tentang
educational leadership).
Terkadang organisasi masyarakat sekolah pun turut mendukung usaha
ini. Sebagai contoh di kota Evansville, Fort Wayne, Dan Indianapolis,
Indiana, yang sudah diuji mengenai tentang dasar untuk konsep yang
didesain oleh National Crime Prevention Council yang didirikan oleh Lilly
Endowment. Di setiap kota, pengurus lokal menawarkan kompensasi yang
sesuai untuk proyek pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh anak
belasan tahun dengan peran substansial dalam mendesain
dan mengimplementasikannya.
Salah satu kelompok anak belasan tahun tersebut berpikir bahwa
fasilitas day-care dilingkungan masyarakat berpenghasilan rendah sangat
tidak layak karena tidak memiliki ruang bermain outdoor yang layak. Para
remaja berfikir bahwa kompensasi yang diberikan pengurus dapat
diberikan material dan mulai mendesai, meminta izin dan membangun
untuk fasilitas bermain yang dibutuhkan. Hasilnya layanan yang sangat
dibutuhkan pun tersedia untuk orangtua menemani anak-anaknya bermain
disela-sela jadwal ketat pekerjaan mereka.
sekolah dengan cara seperti ini, maka itu merupakan peluang yang sangat
bagus untukmenanamkan nilai-nilai positif pada karakter anak.
Siswa tergabung dalam empat kelompok, yaitu: (1)anak kecil di pusat
day-care terdekat, dan di TK di kabupaten, (2) kelas SD, dimana anak
sekolah yang di kelas menengah membangun kegiatan belajar yang
bervariasi dengan anak yang lebih kecil, (3) anak berkebutuhan khusus di
rumah sakit lokal dan pusat pendidikan luar biasa, dan (4) anak yang lebih
tua di rumah orang dewasa dan mengasuh kerumah-rumah yang
membutuhkan.
Dalam sebuah publikasi sekolah, anak-anak dan masyarakat mereka
memberikan contoh yang menyentuh tentang bagaimana pengalaman ini
bermakna ini disertai partisispasi siswa yang pada umumnya meningkatkan
kepercayaan diri, sebagaimana dikatakan oleh salah satu anak yang bekerja
sebagai pengasuh dirumah ini adalah pertama kalinya dimana saya dapat
membuktikan apa yang dapat saya lakukan. Berbeda dangan pendapat
gadis yang melakukan pelayanan amal di layanan masyarakat berpendapat,
orang yang lebih tua tidak malu dengan pekerjaan mereka dan mereka
tidak khawatir tentang masa depan mereka, mereka hanya mau berbagi
tentang masa lalu mereka. Masa lalu selama hidup dan sekarang saya
menyadari karena di masa lalu saya benar-benar menginginkan hidup
berjalan lebih cepat dan berharap cepat-cepat melewati fase dalam hidup
Berdasarkan laporan sekolah, bekerja dengan anak berkebutuhan
khusus sudah memberikan kesempatan yang paling langka dan paling
menantang dalam pelayanan masyarakat. Bekerja dengan anak-anak ini
berlangsung sangat lambat. Awalnya, anak SD tingkat menengah merasa
canggung untuk menyentuh mereka bahkan melihat mereka. Tapi
perkembangan selanjutnya mencairkan ketakutan dan prasangka para
siswa sebelum terlibat. Salah satu anak yang bekerja melakukan kunjungan
secara reguler dengan anak dengan yang perkembangannya lamban
berkata, ketika saya melihat anak dengan perkembangan yang lambat, saya
sangat takut. Tapi sekarang anak-anak tersebut sudah dilihat sebagai
manusia biasa yang memiliki kebutuhan dan keinginan.
Sekolah dapat membantu membentuk sikap peduli pelajar dan warga yang
aktif diluar kelas jika mereka:
1. Membuat siswa sadar tentang kebutuhan dan penderitaan orang lain di
negaranya dan diseluruh dunia.
2. Menawarkan kelompok-kelompok yang dapat dijadikan contoh seperti
oxfam amerika dan amnesti internasional yang bekerja secara efektif untuk
membantu orang-orang miskin dan tertindas, dan mengatur proyek aksi
pelajar untuk membantu
3. Menyediakan role model yang menginspirasi seperti dalam program
giraffee project heroes, yang berkaitan dengan orang yang membantuorang
lain di komunitasnya sendiri
4. Menyediakan role model teman sebaya yang positif
5. Memberikan kesempatan pada pelajar unuk melakukan kegiatan
pelayanan sekolah khususnya dalam hubungan bantuan yang face-toface
seperti class buddies dan in cross age tutoring
6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan pelayanan pada
masyarakatnya, dan jika memungkinkan mengintegrasikan program
layanan tersebut dengan akademik.
7. Menyediakan pendidikan di bidang keadilan sosial, politik perubahan, dan
aksi warga masyarakat.
sekolah The Order of The Sacred Heart School. Kepala sekolah di sekolah
tersebut yairu Sister Joan Magnetti berkata kepada siswanya:
Siswa kita membacakan cerita untuk orang buta, bekerja dengan anak
tetangga rumah di jantung kota, membantu dapur sop, membangun kembali
rumah-rumah, dan menghabiskan dua minggu di Appalachia. Banyak dari
mereka juga yang sudah mewawancarai perwakilan kongres mereka terkait
dengan isu-isu sosial. Sejak kita percaya bahwa jenis pendidikan ini secara
ideal memiliki dimensi internasional, kita juga sudah mengirim banyak siswa
ke Bogota. Tujuan kita adalah untuk mempersiapkan mereka untuk
mempimpin dengan cara meng(expose) mereka terhadap moral dunia dewasa
ini.
Anak diusia ini benar-benar masuk dalam kemiskinan yang buruk, mereka
memiliki keyakinan terhadap keadilan. Pendidikan global untuk mereka bukan
berarti membicarakan tentang sesuatu yang abstrak seperti parlemen Bolivia,
tapi tentang pengalaman kongkrit yang dapat dilakukan.
Jika kita ingin para murid memiliki moral yang baik, maka sekolah sendiri
harus menjadi institusi yang bermoral/moral institusi
414
Psikolog Clark Power, Ann Higgins, dan Lawrence Kohlberg, melakukan
studi tentangbagaimana budaya moral siswa memengaruhi moral siswa
secara fungsional. Dalam buku mereka yang berjudul lawrence Kohlbergs
Approach to Moral Education (1989), mereka melaporkan penemuan
mereka: ketika sekolah berusaha menjadi benar-benar masyarakat, murid
akan melihat sekolah mereka sebagai lembaga yang dibangun dengan
norma tingkat tinggi (peduli dengan orang lain). Dengan kondisi tersebut,
murid jadi menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk jika
ditanya bagaimana mereka menyelesaikan dilema moral dalam kehidupan
sekolah.
Penerapan moral luhur yang berkeadilan dan demokratis oleh murid
tidak berlaku bagi sekolah yang tidak memberikan pengalaman kehidupan
masyarakat bermoral tinggi di sekolah. Penelitian menunjukkan bahwa
murid yang biasanya mengalami dilema moral dalam hubungannya
disekolah adalah murid yang menunjukkan reasoning gap (persepsi moral
pribadi dengan lingkungan moral sekolah)-menggunakan alasan (lihat
dirimu sendiri) itu tingkatan yang lebih rendah dibandingkan alasan mereka
dapat. Singkatnya, tingkat alasan moral operatif murid cenderung untuk
meningkat atau menurun terkait dengan kesesuaian persepsi mereka
dengan lingkungan moral sekolah.
sangat tinggi satu sama lain dan tidak berfikir bahwa salah satu diantara
mereka mencurinya. Hal itu menungjukkan tingkatan budaya moral yang
sangat luhur.
Dengan uang $5 dolar, suami guru yang diceritakan diatas, juga
disimpan hal serupa dikelasnya. Dia juga mengajar di kelas 4 tapi di sekolah
yang berbeda-sekolah dimana kondisinya kurang positif dan tidak ada usaha
yang terus menerus untuk mengembangkan sikap positif. Ketika dia
menceritakan bahwa uangnya hilang di meja kelas, semua muridnya berkata
bahwa seseorang pasti mencurinya. Disekolah ini para murid tidak
mempercayai teman-teman kelasnya dan berfikir bahwa peluang teman
kelasnya mengambil uang tersebut sangat besar.
Kita menginginkan murid yang kita ajar dapat melakukan hal-hal baik
ditengah lingkungan yang buruk. Tapi membentuk karakter yang baik akan
jauh lebih mudah jika dilakukan di lingkungan yang memiliki moral tinggi
seperti kejujuran, kesopanan dan kepedulian menjadi norma dalam
kehidupan sehari-hari.
Jika kita melihat sekolah dengan lingkungan moral yang sehat dan
program pengajaran yang bagus, maka kita akan menemukan para pengurus
atau pemimpin yang memimpin untuk melakukannya atau mendukung para
stakeholder memiliki nilai moral yang tinggi.
Seorang kepala sekolah yang efektif biasanya melibatkan seluruh
kegiatan umumuntuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik:
menciptakan kepanitiaan yang megidentifikasi target sekolah terhadap nilai
moral dan menyediakan kepemimpinan yang berfungsi untuk
mengimplementasikan program seperti membuat workshop, waktu untuk
berbagi, pengembangan kurikulum, pusat sumber belajar dan kesempatan
lain untuk para staff sekolah untuk mengembangkan keterampilan sebagai
moral pendidik; melibatkan seluruh staff-termasuk pembantu, sekretaris,
penjaga kantin, tukang kebun dan supir-dalam sesi yang memperkenalkan
mereka tujuan dan strategi program nilai moral dan menunjukkan pada
mereka bagaimana setiap orang memiliki peran dalam mensukseskan
program moral tersebut; memunculkan dukungan dan partisipasi orangtua
dan memberikan teladan dukungan sekolah terhadap moral yang positif
melalui interaksi kepala sekolah dengan para staff, murid, dan orangtua.
Kepala sekolah juga memiliki visi. Dalam studi tentang gaya
kepemimpinan sekolah, para peneliti Universitas Texas di Austin bertanya
kepada kepala sekolah apa visi anda untuk sekolah ini-tujuan jangka
panjang dan harapan anda?tanpa ragu, para kepala sekolah yang efektif
mulai merinci tujuan mereka untuk sekolah mereka. Ketika kepala sekolah
yang kurang efektif ditanya dengan pertanyaan yang sama, mereka biasanya
Membangun Budaya Moral Yang Positif Di Sekolah | 429
Filosofi kita adalah melakukan apa pun yang terbaik yang dapat kita
lakukan kepada anak-anak kita. Ketika mereka jalan melewati pintu keluar,
kita bertanggungjawab atas kualitas pengalaman mereka. Kita tidak dapat
mengontrol lingkungan lain di luar, tapi kita dapat mengontrol lingkungan
disini.
Dry creek adalah salah satu tempat yang saya kunjungi selama
melakukan penelitian di sekolah yang memiliki reputasi baik dalam
mengajarkan muridnya untuk memiliki nilai moral yang baik. Pada satu pagi
ketika saya datang, saya melihat Carl Campbell sedang di area publik di
sekolah dan sedang berterimakasih kepada anak kelas 3 karena
mengembalikan $20 dolar yang dia temukan. Dan ketika dia sudah
berterima kasih dia bilang tindakanmu sangat mengesankan.
Kejadian semacam itu terjadi sepanjang waktu ia menegaskan.
Sejujurnya melihat banyak kejadian semcam itu merupakan hal berani
dalam memberikan teladan nilai moral dalam program pengembangan
karakter sekolah dan dengan cara memberikan pengenalan terhadap publik
430 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
untuk bertindak jujur seperti apa yang sudah dilakukan murid kelas 3
tersebut.
Dalam program bulanan di Dry Creek, seluruh pengurus sekolah-guru
tiap kelas-fokus pada bagian-bagian nilai (persahabatan, kerjasama,
loyalitas) tiap bulannya. Campbell mengelaborasikan sebagai berikut ini:
Saya punya banyak guru yang sangat sibuk karena mengurusi tugas nilai
moral bulanan mereka. Mereka membicarakan moral pada seluruh siswa.
Mereka bahkan mengajarkan moral melalui tugas-tugas sekolah. Mereka juga
melakukan banyak proyek-proyrk khusus tentang moral. Mereka juga
membuat display spesial tentang moral. Mereka juga membawa buku atau
artikel yang menceritakan tentang orang yang bertindak atau memiliki nilai
moral luhur.
saya tahu, dan saya juga tidak melakukannya, tapi saya butuh
bantuanmu jawab kepala sekolah dan akhirnya mereka mulai membantu
dan anak-anak yang awalnya hanya menyaksikan juga mulai dengan
sukarela membantu. Dia menjelaskan:
Setelah itu, saya sering membawa lap dan penghapus cat dan meminta
siswa untuk membantu saya membersihkan tembok. Sekali waktu saya masuk
ke kelas dan bertanya siapa yang mau membantuku untuk menghapus tulisan
di dinding?. Setelah itu, para siswa mulai datang membantu dan memberitahu
ketika melihat ada dinding yang perlu dipersihkan. Ketika kami memulai
kegiatan ini, banyak sekali tulisan baik di tembok luar maupun dalam. Tapi
sekarang, hampir tidak ada.
Saya juga banyak menghabiskan waktu di hall. Saya juga mengecek kantin
tiap hari, aktivitas yang biasa kami sebut daerah tugas. Anak-anak mengenal
saya dengan cara yang berbeda. Jika saya memberlakukan disiplin terhadap
seseorang, saya akan menyelesaikannya sebelum hari berakhir dan berkata
hal-hal yang positif-sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk menyerang.
Sylvia Peters adalah kepala sekolah dengan reputasi sangat baik. Dia
memenangkan penghargaan Whitman untuk kategori melakukan
perubahan dramatis yang luar biasa di Sekolah Dasar Dumas (TK sampai
kelas 9) di pusat kota Chicago. Dibawah kepemimpinanya, Dumas dikenal
sebagai sekolah bebas narkoba dan program pendidikan nilainya. Sama
seperti kepala sekolah lain yang juga luar biasa, Sylvia Peters melakukan
perubahan pada sekolah yang dia pimpin, dia memberi komentar sebagai
berikut:
Saya biasa mengumpulkan senjata tajam dan pisau ketika pertama kali
datang ke sekolah ini. Kami punya anak kelas 9 yang hamil. Hal pertama kali
yang saya lakukan adalah mendekatkan diri pada setiap orang. Yang berbicara
empat mata dengan mereka. Hal itu yang membuat banyak kebiasaan buruk
berangsur-angsur menghilang. Anak-anak memberitahumu tentang apa yang
mereka inginkan: mereka ingin punya teman, mereka ingin dicintai, ingin
merasa aman, dan ingin belajar.
Apa yang telah dilakukan oleh para kepala sekolah tersebut, juga
dilakukan oleh para kepala sekolah di level yang lebih tinggi. Mereka bahkan
menghadapi tantangan hebat yang lebih berat dari yang terjadi di sekolah.
Sebagai contoh, kisah (bab 19) tentang kepala sekolah yang menghadapi
lingkungan yang penuh dengan obat-obatan terlarang, tindakan kekerasan
serta prestasi yang rendah dan menjadikannya lingkungan yang kondusif
untuk belajar serta memiliki nilai yang baik.
Disiplin sekolah yang efektif adalah unsur vital kedua dalam lingkungan
moral total di sekolah.
Dalam buku Fifteen Thousand Hours, peneliti Inggris Michael Rutter dan
koleganya melaporkan studi mereka kepada 2700 siswa dari 12 SMA
Membangun Budaya Moral Yang Positif Di Sekolah | 435
1. Cari tahu dan tandai rencana baik yang disetujui siswa yang dapat
mengembangkan pribadi mereka
Saya datang dari sekolah dimana saya sering berkelahi dengan anak lain.
Seorang gadis bahkan memangiil saya dengan nama saya dan saya
memukulnya.
Pertama kali datang kesini dan terlibat perkelahian seorang guru berkata:
berkelahi tidak akan membantumu menyelesaikan masalah dan berkelahi
juga dapat membuat anak yang lebih muda punya keberanian untuk berkelahi
sama denganmu. Dan berkelahi merupakan kebiasaan buruk yang dapat ditiru
oleh mereka. Para guru akan mengalami tekanan jika anak muda mengikuti
apa yang kamu lakukan.
Kami tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi sebelum dan sesudah
jam sekolah. Miggu lalu seorang nenek berbicara bahwa ada segerombol anak
sekolah kami mengganggg cucunya yang berusia 8 tahun di area bermain
sebelum sekolah. Seorang asisten kepala sekolan langsung memanggil anak-anak
yang mengganggu tersebut dan saya memanggil nenek itu kembali dan
Membangun Budaya Moral Yang Positif Di Sekolah | 437
Mengatur klub, olahraga dan permainan lain selama waktu istirahat. Hal
itu membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang konstruktif.
Merekrut dan melatih anak yang lebih muda untuk membantu pengawasan
kegiatan di arena bermain (di sekolah emily carr, anak yang lebih tua
melatih dan mengelola kegiatan anak yang lebih muda seperti bola voly,
hoki, baseball, dll)
Bus sekolah adalah area masalah lain. Seorang ibu berkata bahwa
anaknya yang kelas 2 sangat takut menumpang bus sekolah karena ada anak
umur 14 yang terus menerus memakinya, menyobek tasnya,
mengancamnya untuk tidak mengadu pada siapa pun dan menendangnya
hingga berdarah. Seorang ayah anak kelas 4 juga bercerita bahwa anaknya
diintimidasi di bus sekolah oleh satu atau lebih siswa yang lebih tua
sepanjang tahun di SD. Dalam kedua kasus tersebut, keluhan kepada kepala
sekolah hanya ditanggapi dengan tindakan yang tidak efektif dan itu berlaku
bagi semua kasus yang mirip.
Mark Flint, seorang guru TK di kota kecil di pusat New York, yang
merasa terganggu karena beberapa anak mengeluh bahwa mereka ditusuk
oleh anak-anak yang lebih tua di bis. Sekarang dia memulai program teman
di bis dimana setiap anak akan memiliki teman yang lebih tua yang akan
mengawasi bahkan membacakan buku untuk mereka selama perjalanan di
bis.
Menyaksikan bahwa anak-anak merasa aman di sekolah adalah
tanggungjawab dasar administrasi sekolah. Jika administrasi sekolah tidak
melakukan hal tersebut, maka itu merupakan kesalahan serius karena
secara tidak langsung sekolah memberikan pesan pada siswa bahwa mereka
dapat bersikap kejam dan mengancam siswa lain.
Beberapa sekolah mulai mengatasi masalah bullying yang juga mulai
tumbuh pula kesadaran untuk mengatasi hal tersebut di beberapa negara.
Di Norwegia, banyak sekolah mulai program baru yang memadukan aturan
jelas melawan tindakan bullying, supervisi oleh orang dewasa yang lebih
baik, diskusi kelas tentang masalah bullying, dan kesadaran orangtua.
Laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa tindakan bullying menurun
secara signifikan hingga 50%. Catatan lain tentang bullying menunjukkan
bahwa anak yang mengganggu orang lain setidaknya lima kali terhadap
anak lain dianggap sebagai catatn kriminal.
Jika sekolah benar-benar mengajarkan nilai seperti saling menghormati
dan tanggung jawab, harapan akan perubahan sikap harus dinyatakan dan
didorong untuk dilakukan dalam semua aspek lingkungan sekolah-koridoe,
kamar mandi, perpustakaan, kantin, auditorium, taman bermain, dan bis
sekolah.
Membangun Budaya Moral Yang Positif Di Sekolah | 439
Rasa komunitas seluruh sekolah yang kuat merupakan hal yang sering
menjadi cara terbaik untuk mencegah tingkah laku yang kasar seperti
penindasan, yang dengan mudah berkembang ketika ikatan komunitas
tersebut lemah dan norma positif grup tersebut tidak ada.
Di SD Winkelman Chicago utara, perbedaan tingkatan siswa yang tinggi
dapat dengan mudah memicu perselisihan. Tingkatan ekonomi keluarga
terbentang dari jutawan ke keluarga sederhana. Ada juga pemahaman yang
bagus tentang ras dan etnik campuran; mewakili grup termasuk Oriental,
Yahudi, Indian, Brazil, Kulit hitam, Meksiko, Pakistan, dan Yunani.
Bagaimana pun dari semua perbedaan ini, Winkelman telah membentuk
sebuah komunitas sekolah yang kohesif dan peduli. Hal ini terbukti dalam
bagaimana sekolah menyatukan siswa baru sebuah indikator yang
dibicarakan tentang seberapa banyak perhatian yang sekolah beri untuk
pembangungan komunitas. Seorang ibu dari anak perempuan kelas tiga
menggambarkan pengalaman anak perempuannya:
Saat itu bulan Febuari ketika kami pindah ke sini. Aku terkesan dengan cara
mereka menyambut Dana di depan pintu ketika dia datang mengunjungi
sekolah itu, dan bagaimana mereka membawanya berkeliling dan
memperkenalkannya kepada seluruh kelas yang berbeda-beda. Di ujung hari
itu, dia berkata, Aku ingin bersekolah di sini, Bu. Ketika dia sampai di hari
pertamanya, ada tulisan besar Selamat Datang Dana tergantung di luar
ruang kelas.
Jika seorang anak sakit di sini lebih dari beberapa hari, kartu-kartu
berdatangan ke rumahnya. Dan ketika anak itu kembali, mereka membuatnya
merasa kalau dia itu orang terpenting di bumi yang sangat dirindukan.
Teruntuk Lori,
Terima kasih telah menjadi orang yang super dan membantu seseorang yang
sedang dalam masalah.
Mrs. Sechrist
KEGIATAN EXTRAKURIKULER
Ini bisa jadi olahraga voli, sepak bola, lari cross country, bola basket atau
paduan suara, kepemimpinan siswa, atau seni peran sekolah; apa pun itu tidak
menjadi masalah selama anak-anak ikut serta di dalamnya. Pengalaman kita
mengajarkan bahwa setiap anak mendapatkan manfaat dalam
pengembangan keahlian, kepercayaan diri, dan hubungan pertemanan
dengan menjadi bagian dari program kokurikuler.
Ketika kami menemukan beberapa anak-anak yang tidak terlibat, kami
berbicara dengan anak tersebut, menghubungi orang tuanya, menjelaskan
filsafat tentang program diluar sekolah biasa (co-curricular). Akhirnya anak
tersebut dapat ikut terlibat.
Dia memberi satu contoh tentang seorang anak yang sejak pertama
tidak berpartisipasi di dalam berbagai aktifitas kokulikuler:
Tahun ini kita mempunyai seorang anak kelas empat yang tuli. Sebelum
tahun ini dia telah berada di sekolah pendidikan khusus. Di awal tahun ini dia
mempunyai sedikit masalah dengan temannya dalam berteman. Saya telah
melihatnya berdiri sendirian di taman bermain, menggulir-gulirkan bola.
Kemudian, kita berbicara dengan orang tuanya, dan kita mendapatkan
anak ini mulai melewati dunianya sebelumnya. Sekarang dia memiliki
kelompok bermain, dia juga bagian dari sebuah tim, dia ikut serta juga.
Bagi kami, pelatih itu adalah seorang pendidik, yang pertama dan
terpenting. Perhatian penting kita adalah hubungan antar sesama atlet. Kita
tidak menyeru anak-anak, dan kita tidak mengizinkan mereka untuk saling
menyeru satu sama lain, menentang pemain atau wasit.
Yang disayangkan, hal ini bukanlah sebuah kasus dengan beberapa sekolah
di mana kami bermain. Kita telah menentang pelatih dan mencaci maki wasit.
Ada juga pelatih yang sangat di luar kendali. Tahun lalu wasit harus
menghentikan permainan karena cacian dari tim lawan yang sangat buruk.
Liga antar sekolah seharusnya disertai dengang input dari semua
anggota sekolah, menuliskan kode etik antar atlet untuk pemain, pelatih,
tingkah laku penggemar, termasuk konsekuensi atas perusakan.
Sekolahsekolah yang berpartisipasi kemudian dapat memberikan kode etik
tersebut sebagai profil di komunitas sekolah mereka sendiri.
Membangun Budaya Moral Yang Positif Di Sekolah | 443
Jika tidak ada aksi dari liga sekolah, sekolah dapat meminta pada dewan
siswa, dengan masukan dari kelas masing-masing, untuk membuat kode etik
berolahraga yang baik. Kode etik tersebut bisa diberikan melalui perwakilan
sekolah dimana pelatih dan pemimpin siswa menjelaskan tingkah laku yang
diharapkan, nilai-nilai tersebut menggarisbawahi tingkah laku tersebut dan
bagaimana kode tersebut akan diterapkan.
Sekolah Clovis, yang memulai lomba Atletik mulai dari tingkat SD,
membuat kode etik berorahlaga dengan cara berikut ini. Di setiap akhir
lomba antar sekolah, panitia diminta untuk menilai, untuk tiap grup, kode
etik berolahraga antar sesama dewasa yang terlihat dari permainan, siswa,
pemain dan pelatih.
Kepuasan Ketidakpuasan
Dewasa
Siswa
Pemain
Pelatih
TUGAS SEKOLAH
South School juga telah mendapatkan setiap kelasnya melakukan
pekerjaan yang berkontribusi kepada kebaikan yang umum dari sekolah
tersebut.
Di awal tahun, kelas-kelas pada setiap tingkatkan mendiskusikan jenis
pekerjaan yang mereka akan lakukan untuk sekolah. Semua guru kemudian
bersama-sama dengan kepala sekolah untuk memutuskan pekerjaan mana
yang secara perkembangan cocok untuk kelas tersebut. Kemudian setiap
ruangan kelas bertemu kembali: untuk mengembangkan rencana spesifik
untuk mengambil pekerjaan ini dan untuk memilih seorang ketua, yang
akan bertemu dengan kepala sekolah untuk membicarakan rencana
tersebut.
Contoh pekerjaan sekolah untuk setahun: dua kelas di kelas dua bekerja
memperindah kamar mandi; dua kelas di kelas tiga bekerja menjaga
kebersihan kafe; sekelas di kelas empat membuat dan memelihara atrium;
sekelas di kelas lima membantu sekretaris kantor; kelas lima lainnya
membuang kertas-kertas bekas di sekolah; yang lainnya menjalankan toko
sekolah.
446 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
guru saling berbagi ide. Staf pengajar berpengalaman memandu guru baru.
Sekolah da administrasi juga mendukung untuk semua kegiatan tersebut.
Di sekolah yang efektif, guru dan staff administrasi bekerjasama untuk
membuat kebijakan sekolah, mengembangkan bahan ajar, memilih buku
text, memeperkuat disiplin, dan menciptakan program yang bagus untuk
pengembangan karakter.
Di sekolah yang kurang efektif, spirit kolaborasi semacam tiu tidak ada.
Sebagai contoh, berikut uraiannya.
Beberapa tahun yang lalu, saya bekerja dengan beberapa murid dan
guru di sekolah dasar di kota. Sekolah ini menghadapi banyak masalah
diantaranya terdapat banyak kekerasan yang terjadi di kamar mandi, para
murid dibenturkan ke pintu, murid saling menyakiti, toilet disumbat dan
semacamnya. Saya berbicara dengan guru yang kemudian
menyampaikannya kepada kepala sekolah yang kemudian menyetujui
kebijakan baru sekolah yang diumumkan sebagai berikut: tahun ini, anda
harus memperhatikjan murid anda di toilet sebagaimana anda
memperhatikan mereka di kelas.
Ide tersebut tidak didukung oleh para guru. Mereka berkata pada saya
anda tidak dapat menganggap sama penggunaan toilet oleh anak usia 7
tahun dengan orang dewasa, ada juga masalah gangguan belajar di ruangan
hall, dan itu sangat membuat frustrasi.
Sekarang, kepala sekolah jelas tidak dapat melaksanakan setiap
kebijakan yang dibuat jika kebijakan tersebut tidak didukung oleh para
guru. Tapi ketika kebijakan memiliki dampak langsung terhadap para guru
dan terkait dengan pekerjaan mereka menghadapi para murid, mereka ingin
pendapat mereka juga didengar dan dihargai. Jika anda menghargai orang
lain, maka merekapun akan menghargai dan mendukung anda.
Kabar baiknya, pembuatan keputusan yang dilakukan secara bersama
mulai tumbuh di sekolah-sekolah-satu dari banyak situasi yang paling
menjanjikan yang muncul dari para kritikus sekolah. Jika seorang guru
merasa berdaya, maka dia dapat memberdayakan siswa. Jika pemikiran
kritis mereka dihargai, mereka akan mendorong pemikiran kritis juga dari
para pemuda. Dan jika guru diperlakukan dengan penghargaan dan
diberikan tanggungjawab yang terukur, nilai moral tersebut juga akan
tumbuh subur di kelas.
450 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Di sekolah kami, kami punya meja hilang dan muncul. Saya tidak terlalu
memperhatikan meja tersebut. Kemudian seorang wali murid datang dan
berkata bahwa dia mendengar ada seorang gadis berkata saya selalu
menginginkan sweater seperti itu dan yang lain berkata ambil saja siswa
yang lain tidak pernah merasa memiliki sesuatu hanya miliknya sendiri tapi
juga milik orang lain (saya tidak pernak suka baju yang diberikan oleh ibu
saya). Hal itu benar-benar sikap acuh tak acuh terhadap kepemilikan yang
sebenarnya.
Gelisah karena laporan tersebut, kepala sekolah membawa
permasalahan ini untuk didiskusikan di pertemuan dengan jajaran guru.
kami memutuskan bahwa anak-anak memerlukan bimbingan dalam hal ini.
Mereka menginginkan diskusi tentang benda kepemilikan dan pertanyaan
apa yang benar-benar kamu miliki? sebelum kita menyimpan sesuatu
untuk diakui secara bersama-sama di meja hilang dan muncul. Beberapa
diskusi yang luar biasa dengan anak-anak menunjukkan hal tersebut
Barbara Kobrin adalah Seorang guru kelas 4 di Sekolah Curtis di luar Los
Angeles. Dia bercerita bahwa seorang anak kelas 4 saling membunuh satu
sama lain baik secara verbal maupun psikis. Banyak diantara mereka
mendapatkan hasil belajar yang buruk sebagai konsekuensi tindakan
mereka dan hal itu memberatkan mereka. Mereka merasa situasi sudah
tidak terkendali.
Membangun Budaya Moral Yang Positif Di Sekolah | 451
minggu. Anak dengan kecepatan belajar yang lebih lambat yang akan
paling merasa tersiksa, namun anak dengan cara belajar sepat skan
diuntungkan dengan cara belajar seperti ini.
Mendengar hal tersebut, anak kelas 3 yang berkulit putih datang dan
membela naka lelaki yang dihina tersebut dan berkata jangan lakukan itu,
kami tidak memanggil anak lain dengan cara seperti itu.
Sangat mungkin untuk mengembangkan sekolah dimana orang-
orangnya memiliki norma yang tinggi inilah kita dengan istilah dan nilai
saling menghargai dan mendukung, moral yang disa dikembangkan pada
diri anak-anak.
Perhatian dapat dilakukan dengan berbagi moral kehidupan sekolah.
Inilah rahasia pembentukan budaya moral sekolah. Jika sekolah berhasil
dalam menciptakan lingkungan bermoral dimana banyak fase kehidupan
bertemu untuk mendukung nilai-nilai baik, hal itu membantu banyak anak
muda menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam memperkuat
karakternya.
Koleksi essay yang membantu yang menggambarkan pendekatan seluruh
sekolah (termasuk pemerintahan siswa yang demokratis) seperti halnya strategi
ruangan kelas adalah Jacques Benningas Moral. Character, and Civic Education
in Elementary School (moral Jacques Benninga, karakter dan Pendidikan
Kewarganegaraan di SD). (New York: Teachers College Press, 1991).
Panduan yang berguna untuk membuat etos positif sekolah di tingkat sekolah
menengah adalah Gerald Grant menemukan buku, The World We Created at
Hamilton High (Cambridge, MA:Harvard University Press, 1988).
BAB18
PENDIDIKAN SEKS
Baru-baru ini, saya pergi ke pusat remaja perempuan di mana seorang guru
menanyakan hal apa yang sangat ingin mereka bicarakan. Biologi manusia?
Perawatan pada bayi mereka? Fisiologi kelahiran anak? Perencanaan
keluarga? Para remaja putri yang ada di kelas tersebut tidak berminat sama
sekali. Kemudian, guru itu bertanya kembali, Apakah kalian ingin membahas
bagaimana caranya mengatakan tidak pada pacar kalia tanpa kehilangan
cintanya? Dan semuanya angkat tangan.
Para siswa kelas tujuh dan delapan yang telah memilih untuk tidak melakukan
hubungan badan mengatakan bahwa pengaruh terbesar pada keputusan
mereka dalah fakta bahwa Hal tersebut bertentangan dengan nilai yang saya
pegang karena saya tidak ingin berhubungan seks ketika masih remaja.
alam semua pendidikan nilai, tidak ada topik yang menimbulkan banyak
D perdebatan seperti pendidikan seks. Di bawah tajuk tersebut muncullah
subyek moralitas seks pranikah, kontrasepsi, klinik berbasis sekolah, aborsi,
homoseksualitas, dan AIDS yang sensitif.
Namun di tengah-tengah pertikaian yang sering terjadi atas
permasalahan ini, ada satu consensus yaitu perilaku seksual ditentukan oleh
nilai, bukan pengetahuan belaka. Sebagai akibatnya, pendidikan seks harus
mendidik orang muda tentang dimensi moral tindakan seks.
Sekarang ini, ada juga konsensus diantara para ahli perkembangan
kaum remaja dan mereka yang telah menyaksikan dampak seks premature
yang merusak: Seks tidak diperuntukkan bagi anak-anak, dan bersikap
abstain terhadap hubungan seksual merupakan kepentingan terbaik bagi
para remaja secara khusus dan masyarakat secara umum.
Pendidikan Seks | 457
446
seksual dengan segala cara yang mungkin dilakukan. Untungnya, sejumlah
besar remaja merasa lega karena diberi alasan yang masuk akal untuk
berada jauh-jauh dari keterlibatan seksual dan juga karena telah diberi
strategi untuk menjauhkannya, meskipun mereka sudah aktif secara
seksual.
Ada kebutuhan yang jelas dan nyata untuk membantu para anak muda
memahami isu moral yang terlibat di dalam seks dan mengembangkan
kendali diri-seksual:
Ketika berusia 15 tahun lebih dari satu dari empat perempuan dan satu dari
tiga laki-laki telah melakukan hubungan seksual. Ketika berusia 17 tahun lebih dari
setengah perempuan dan dua pertiga laki-laki telah aktif secara seksual.
alaannya adalah lebih banyak remaja perempuan yang melakukan hubungan seks.
Setiap tahun, satu dari sepuluh remaja perempuan di Amerika Serikat mengalami
kehamilan.
Hampir sepertiga dari seluruh aborsi di negara ini dilakukan oleh para
remaja lebih dari 400.000 kali per tahun.
Bayi dari ibu muda, dibandingkan dengan bayi dari wanita berusia 20-an
tahun, lebih mudah mengalami penganiayaan; ditahan di sekolah; menunjukkan
gangguan perilaku; memiliki masalah emosional; menjadi kecanduan obat; dan,
belakangan dalam hidupnya, menjadi orang tua muda itu sendiri.
Akar Permasalahan
Namun demikian, angka dan fakta tidaklah menceritakan kisah ini
secara utuh. Berbicaralah kepada para guru dan mereka yang dekay dengan
anak-anak dan remaja dan Anda akan mendengarkan kisah sedih demi kisah
sedih yang menjadi saksi terhadap perubahan yang telah berlangsung dalam
sikap dan perilaku seksual anak muda.
Sebelum kelas dimulai, seorang perawat yang memberikan pelajaran
pengganti di kelas pendidikan New York pusat bercerita tentang para siswa
sekolah menengah yang berbicara dan bersenda gurau secara terbuka
mengenai aktifitas seksual mereka, yang melakukan apa dengan siapa, apa
yang terjadi malam sebelumnya, dan seterusnya. Saya tidak dapat berkata
apa-apa. Ketika akhirnya saya bertanya apakah mereka tidak pernah
khawatir sekalipun tentang AIDS, mereka hanya tertawa, sebelum kelas
dimulai.
Pendidikan Seks | 459
kebahagiaan manusia yang sangat diperlukan dan bahwa seks antara orang-
orang yang tidak berkomitmen merupakan perilaku manusia yang wajar.
Lirik lagu rock dalam lagu-lagu sepert I Want Your Sex membuka para
pendengar muda kepada kepuasan seksual awal.
Seseorang dapat menggambarkan semuanya ini, tanpa berlebihan,
sebagai suatu jenis penganiayaan seksual anak-anak secara psikologis. Dari
usia yang sangat dini, anak-anak dibenamkan dalam kebudayaan yang
membanjiri mereka dengan informasi dan gambaran seksual yang menurut
perkembangannya tidak dapat mereka evaluasi, merangsang mereka
berlebihan secara seksual, memisahkan seks dari nilai moral, dan sebagai
akibatnya mereduksi kesempatan mereka untuk tumbuh secara seksual
dengan cara yang sehat dan bermoral.
Terhadap penyimpangan masa kanak-kanak yang dapat menjala ini,
ditambah penganiayaan anak secara seksual kekerasan fisik yang
dilakukan orang dewasa kepada anak (atau, dengan frekuensi yang
meningkat, oleh anak yang lebih tua). Penganiayaan fisik secara seksual di
negara ini sudah merajalela. Suatu studi mayor yang dilakukan oleh Dr.
David Finkelhor dari University of New Hampshire, penulis buku berjudul
Child Sex Abuse dan Sexually Victimized Children, secara konservatif
mengestimasi bahwa satu dari empat anak perempuan, dan paling tid ak
satu dari tujuh anak laki-laki, mengalami penganiayaan atau pelecehan
seksual paling tidak sekali sebelum mereka menginjak usia 18 tahun. Di sini,
juga, contoh dapat menjelaskan lebih baik kisah-kisah sedih berikut ini
dibandingkan angka:
Di Indianapolis, seorang asisten kepala sekolah dan seorang guru
sekolah menengah ditangkap karena melakukan pelecehan seksual
terhadap anak laki-laki guru yang bersangkutan. Menurut tuduhan yang
diajukan oleh anak tersebut pada saat dia berusia 19 tahun, guru tersebut,
yang merupakan ayah adoptifnya, memaksa anak tersebut untuk melakukan
hubungan seks sebanyak tiga kali sehari semenjak dia diadopsi dari usia 11
tahun.
Seorang penjaga perpustakaan dan suaminya dihukum karena
menyerang seorang remaja perempuan secara seksual; pasangan tersebut
memaksa remaja yang bersangkutan untuk menonton pornografi sebelum
menyerang dirinya secara seksual.
Pendidikan Seks | 461
Asumsi yang berhubungan secara moral dalam posisi ini yang tidak
menantang selama beberapa tahun lamanya adalah bahwa karena
perilaku seksual merupakan keputusan intim atau pribadi, maka tidak ada
etika rasional dan obyektif yang dapat memandunya. Namun dalam
penelitian yang lebih cermat, logika tersebut terbantahkan. Tidak ada
seorang pun akan berpendapat, Benar atau salah bersifat pribadi
sebagaimana halnya dengan seks di antara anak-anak berusia 13 tahun
adalah terlampau pribadi karena tidak ada buku ataupun guru yang
mengajarkannya. Tindakan apapun, betapa pun pribadinya, tunduk pada
penilaian moral.
Namun sebagian besar pendidikan seks, yang berjalan dengan gagasan
moralitas yang relatif dan privat, menyusup ke dalam pertanyaan moral
yang sulit dan mendorong para siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
Pendidikan seks benar-benar memberikan informasi mengenai fisiologi
seks, kehamilan, pengendalian kelahiran, penyakit kelamin, dan seterusnya
dan berharap bahwa dengan seluruh hal ini dan dengan praktek di dalam
latihan mengambil keputusan, para remaja akan membuat keputusan yang
bertanggung jawab. Namun, kata bertanggung jawab terlalu sering
diterjemahkan menjadi, Kalau kamu melakukannya, jangan sampai hamil
atau tertular penyakit apapun, saja. Kata tersebut tidak mungkin
diterjemahkan sebagai, Kamu tidak boleh melakukan hubungan seks,
terutama dalam pikiran para remaja. Seperti yang dituturkan oleh siswa
tingkat atas sekolah menengah: Tidak ada yang mengatakan tidak boleh
melakukannya, jadi mereka memakluminya.
KASUS PENDEKATAN PRO-PANTANGAN
tanpa malu lagi mengatakan, Jangan berhubungan seks kalau tidak mau
ketularan AIDS.
Satu survei pada tahun 1989 menunjukkan bahwa 86 persen guru
pendidikan seks mengatakan mereka sekarang mengajarkan kepada para
siswa mereka bahwa pantangan merupakan cara yang paling baik untuk
mencegah kehamilan dan menghindari penyakit menular seksual. Sebagian
besar dari para guru ini juga mengatakan bahwa mereka mencoba
membantu para siswa mereka menghindari hubungan seksual dengan
memberikan instruksi dalam hal bagaimana mencegah tekanan teman
sebaya dan bagaimana caranya untuk mengatakan tidak pada pacar.
Mengapa pendekatan pro-pantangan terhadap pendidikan seks
menghasilkan pemahaman etika yang baik dari sudut pandang pendidikan
moral dan kebijakan publik?
1. Pantangan merupakan satu-satunya cara yang 100% efektif untuk
menghindari kehamilan dan penyakit menular seksual.
2. Pantangan juga merupakan perlindungan terbaik terhadap
penderitaan emosional perasaan kehilangan, pengkhianatan, dan
dimanfaatkan yang sangat sering menyertai seks di luar hubungan yang
berkomitmen.
3. Pantangan sejalan dengan sasaran jangka panjang pengembangan
karakter: kendali-diri. Aktifitas seksual remaja seringkali merupakan bagian
dari pola pemanjaan-diri yang lebih besar yang dapat terbawa ke masa
dewasa. Ketidaksetiaan perkawinan sekarang terjadi pada satu dari dua
pernikahan. Apabila para remaja tidak belajar untuk mengatakan tidak pada
kesempatan seks pranikah, maka kebiasaan perilaku kendali dir apakah
yang harus mereka ambil ketika dihadapkan pada godaan ekstraperubahan?
4. Pendekatan pro-pantangan mengakui bahwa seks itu amat kuat dan
berusaha untuk mengajarkan kebenaran tersebut kepada orang muda. Seks
dapat menciptakan ilusi keintiman dengan seseorang yang tidak begitu
Anda kenal. Ketertarikan seksual dapat menginspirasi dan mengangkat
serta menjadikan Anda sebagai bagian dari cinta yang indah; tetapi, hal
tersebut tanpa terkendali dapat mengarah pada patah hati, eksploitasi,
bergonta-ganti pasanngan, pemerkosaan, prostitusi, pornografi, dan
pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Pendidikan Seks | 465
Hal yang terbaik dari program pendidikan seks yang baru mengajarkan
pantangan dalam konteks suatu pendekatan yang mendukung
perkembangan total siswa sebagai seorang yang pandai memberikan
evaluasi, yang percaya diri, dan yang cakap. Berikut ini adalah beberapa
contoh pendidikan seks yang baru dan hasil yang telah dicapainya:
Pada tahun 1980, program pelayanan remaja di Atlantas Grady
Memorial Hospital mensurvei kurang lebih 1000 orang gadis per tahunnya.
Institusi ini menemukan bahwa sebagian besar di antara mereka (87 %)
ingin belajar cara bagaimana mengatakan tidak pada seks tanpa menyakiti
perasaan seseorang.
Institusi ini menanggapi permintaan tersebut dengan mengembangkan
program bagi para murid kelas delapan yang disebut Postponing Sexual
Involvement, yang ditawarkan di banyak area sekolah di Atlanta. Dari semua
siswa yang mengikuti program ini, 70 persen di antaranya mengatakan
466 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
2. Kursus 6 minggu lainnya bagi para siswa kelas tujuh yag ditujukan pada
pengembangan harga diri dan nilai moral yang positif.
3. Kursus 6 minggu bagi para siswa kelas delapan, termasuk kurikulum yang
diberi judul Sexuality,Commitment, and Family.
Gagasan ini dikembangkan melalui diskusi dan video seperti Why Wait
(simulasi kelas yang membuat siswa menemukan keuntungan menghindari
aktifitas seksual pra-nikah dalam diri mereka sendiri); Window to the Womb
(rekaman ultrasound perkembangan janin, yang menunjukkan pada siswa
bahwa seksualitas para siswa merupakan kekuatan untuk menciptakan
kehidupan manusia yang baru); dan AIDS Learn and Live (mengenai
bagaimana AIDS ditularkan dan alasan mengapa monogami dan pantangan
seks pranikah merupakan metode pencegahan terbaik). Program Teen-Aid
juga mengirimkan ringkasan pelajaran kepada para orang tua dan
memberikan workshop kepada mereka mengenai pengajaran perilakku
seksual yang bertanggung jawab. (Untuk informasi mengenai bahan-bahan
Teen Aid, hubungi Teen-Aid, Inc., N. 1330 Calispel, Spokane, WA 99201-3220;
telpon 509-328-2080).
Setelah mengimplementasikan kurikulum Teen-Aid dan bagian lain dari
program Keys to Total Success, San Marcos mengalami penurunan dramatis
dalam kehamilan para siswinya: dari 147 kasus kehamilan yang diketahui
pada tahun 1984 1985 menjadi 20 kasus pada tahun 19861987.
SEX RESPECT adalah kurikulum pendidikan seks yang
dikembangkan oleh Coleen Kelly Mast, seorang guru sekolah menangah di
Bradley, Illinois, dengan bantuan hibah dari lembaga federal Office of
Adolescent Pregnancy Programs. Program ini sekarang digunakan oleh
sebagian besar sekolah di negara bagian yang bersangkutan. Sasarannya
adalah mendorong para siswa untuk memilih kesucian sebagai gaya hidup
positif, gaya hidup yang memberikan kebebasan untuk bertumbuh tanpa
tekanan seks kepada mereka.
SEX RESPECT menggunakan slogan yang bersifat humor untuk
menyampaikan pesanya: Peliharalah anjing Anda, bukan teman kencan
Anda; Kendalikan nafsu Anda, jadilah seorang perawan; Seks itu baik,
seks itu hebat, simpanlah untuk pasangan seumur hidup Anda. Salah satu
versi program ini ditujukan pada siswa sekolah menengah pertama,
sedangkan versi lainnya pada para siswa sekolah menengah atas. Aktifitas
dalam kurikulum SEX RESPECT adalah termasuk:
Pendidikan Seks | 469
5. Menonton dan membahas film seperti Second Thoughts, film yang dibuat
dengan apik dan menceritakan tentang para siswa sekolah menengah
yang, tanpa bersikap moralistis, menggambarkan bahaya hubungan seks
tanpa komitmen dan keuntungan tidak melakukan hubungan seks sampai
menikah; film ini juga memberikan harapan dan kenyamanan bagi para
remaja yang secara seksual telah aktif dan ingin berubah.
6. Keterlibatan orang tua, termasuk buku panduan orang tua dengan tugas
rumah untuk meningkatkan komunikasi orang tua-anak tentang
seksualitas dan nilai kesucian.
Sebagai bagian dari mandat pendidikan seks Virginia yang baru, regulasi
negara bagian mengharuskan sekolah memberikan pernikahan sebagai
konteks bagi hubungan seksual dan mengikutsertakan fakta bahwa
hubungan seks di luar nikah melanggar hukum Virginia.
472 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Seks merupakan hal yang sangat terpenuhi ketika seks merupakan bagian
dari sesuatu yang lebih besar hubungan berkesinambungan yang penuh kasih
antara dua orang manusia. Dlihat dari sejarahnya, masyarakat di seluruh
dunia telah mengatakan hal yang sama: Pernikahan merupakan hubungan di
mana seks harus terjadi.
Pernikahan merupakan komitmen yang paling serius, total, dan publik
antara dua orang yang dapat ditentukan oleh masyarakat mana pun. Bahwa
seks paling mungkin bersifat mengasihi, bahaya penyakit dan rasa sakit hati
dikurangi, dan sebuah keluarga siap membesarkan anak-anaknya apabila
kehamilan harus terjadi dari kesatuan seksual berad dalam hubungan yang
berkomitmen tersebut.
Berikut ini merupakan perkataan seorang pembicara tamu di hadapan
para siswa sekolah menengah pertama ketika ada yang mengajukan
pertanyaan, Apa pandangan Anda tentang seks pranikah?
PERMASALAHAN KONTRASEPSI
Sudah jelas, sejumlah besar orang tua tanpa menyebutkan guru akan
bermasalah dengan suatu pendekatan tanpa-batas ketka mengajarkan
tentang pemakaian kondom. Namun sekali saja Anda menerima premis
bahwa instruksi bagaimana-caranya-memakai kondom adalah hal yang
baik, bagaimana Anda berpendapat secara logis bahwa pemakaian kondom
seharusnya sampai sejauh ini?
2. Permasalahan pesan yang tercampur. Sekolah mungkin mengklaim
mendorong pantangan pada saat yang bersamaan dengan mengajarkan para
siswa bagaimana caranya memakai kondom, namun berusaha melakukan
kedua hal tersebut tidak dapat dihindarkan lagi mengirimkan pesan yang
tercampur: Jangan berhubungan seks dan Beginilah caranya
berhubungan seks yang aman dan nyaman. Apabila para orang tua akan
menyampaikan kepada anak-anak remaja mereka, berbicara tentang moral,
bahwa anak-anak mereka tidak boleh berhubungan seks, namun berikutnya
menunjukkan cara berhubungan seks yang aman, maka seberapa seriuskah
anak-anak akan menganggap pesan moral orang tuanya tentang pantangan?
Mengapa hal ini harus berbeda di ruang kelas?
Sekolah mengikis lebih jauh kredibilitas advokasi pantangannya apabila
sekolah tidak hanya memberikan instruksi kondom melainkan juga
mendistribusikan kondom kepada para siswa melalui klinik berbasis
sekolah, konselor sekolah, dan sebagainya. Selama sekolah mengajarkan
bagaimana caranya memakai kondom atau membagikan kondom tersebut,
maka rekomendasi pantangan sekolah yang bersangkutan kehilangan
seluruh kekuatan moralnya dan direduksi menjadi fakta medis belaka
(Pantangan merupakan satu-satunya metode yang aman). Sekolah
kemudian kembali ke dalam posisi netral tentang moralitas remaja itu
sendiri netralitas nilai yang telah gagal untuk menahan aktifitas seksual
remaja, kehamilan, dan penyakit menular seksual di masa lalu.
3. Mengajarkan para siswa bagaimana caranya menggunakan kondom
dan membagikannya menciptakan pemahaman keamanan yang salah
tentang proteksi yang diberikan terhadap kehamilan dan AIDS. Para remaja
yang sudah cenderung berpikir Hal itu tidak akan terjadi pada diriku
mungkin menjadi kesimpulan kita apabila sekolah tanpa memperhatikan
resiko yang disebutkan menjelaskan bagaimana caranya menggunakan
kondom dan memberikannya sesuai permintaan? Banyak siswa akan
berkesimpulan bahwa resiko tersebut dapat ditoleransi.
476 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
social yang serius, tentunya, namun sekolah harus tidak pernah terlibat
dalam pendidikan yang buruk dalam suatu usaha untuk memperbaiki
permasalahan sosial yang ada. Sekolah merupakan suatu institusi
pendidikan yang pertama dan terutama; maka dari tugas pertamanya adalah
selalu mengajarkan kepada anak-anak kebenaran dan nilai-nilai yang baik.
Kebenarannya adalah bahwa aktifitas seksual yang dilakukan oleh para
remaja yang tidak menikah itu berbahaya baik bagi diri mereka maupun
bagi masyarakat. Nilai yang secara moral itu benar adalah orang muda harus
menghindari aktifitas semacam itu.
Sekolah harus tidak boleh tampak membuktikan sesuatu yang sudah
jelas salah bagi para siswa. Tidak ada satu sekolah pun yang akan
mempertimbangkan pembagian jarum yang bersih sebagai sarana
mengurangi penyeberan AIDS di antara pecandu obat suntik. Sekolah harus
memiliki kejelasan yang sama mengenai misi mereka dalam pendidikan
seks. Usaha-usaha untuk mereduksi kehamilan remaja dan AIDS tidak
dilaksanakan dengan mengorbankan nilai dan karakter anakanak.
Sasaran pendidikan seks yang paling penting adalah membantu orang
muda belajar untuk bertindak sebagaimana mestinya dengan kendali atas
hasrat, rasa hormat terhadap diri sendiri, rasa hormat terhadap orang lain,
dan pandangan ke masa depan dalam kehidupan seksual mereka
sebagaimana halnya dalam area kehidupan mereka lainnya. Apabila
anakanak belajar untuk menolak godaan seks prematur tepat seperti
mereka menolak obat-obatan dan aktiftas lainnya yang membahayakan,
maka kita akan mencapai kemajuan dalam pengurangan kehamilan remaja
dan penyebaran penyakit menular seksual. Dan anak-anak kita akan
mengembangkan jenis nilai dan karakter yang suatu hari nanti akan
membantu mereka dengan baik sebagai pasangan dalam pernikahan, orang
tua dari anak-anak mereka sendiri, dan warga masyarakat yang baik.
Sebagai suatu dorongan terhadap koreksi pendidikan pantangan yang
tidak memenuhi syarat dan menghindari pesan seks-aman, sekolah harus
mengingat bahwa pendidikan seks pro-pantangan bukan merupakan
preposisi hipotesis; pendidikan ini harus berjalan terus dan berhasil di
banyak negara bagian.
sebuah surat dari seorang wanita berusia 33 tahun, sekarang ini berprofesi
sebagai psikiater, yang sangat prihatin dengan tekanan dan godaan seksual
yang dihadapi anak-anak muda sekarang. Wanita ini bercerita tentang
pelajaran yang ia dapatkan dengan keras. Setelah menyelesaikan jenjang
sekolah menengah, ia menghabiskan waktu setahun di luar neger sebagai
anggota pertukaran pelajar.
Saya masih perawan ketika berangkat, tapi saya merasa saya
dilindungi. Saya telah memperoleh IUD jadi saya dapat menentukan
keputusan sendiri apabila saya mau dan kapan pun saya mau. Saya telah
mengeraskan diri saya terhadap komitmen yang saya buat. Saya tidak
akan pernah menikah dan memiliki anak; saya ingin mengejar karier
saya. Selama saya berada di luar negeri, dari usia 17 tahun sampai
dengan 18 tahun, saya suka bergonta-ganti pasangan.
Namun kenyataannya adalah, hal itu membuat saya terpisah dari diri
saya sendiri. Luka terdalam dan berlangsung lama membuat saya
merasa sakit hati. Rasa sakit yang ada ketika memberikan bagian yang
berharga dalam diri saya jiwa saya kepada banyak orang tanpa
alasan apapun, masih terasa. Saya tidak pernah membayangkan saya
akan membayar sangat mahal dan sangat lama.
Ketika Anda berbagi badan Anda dengan orang lain, sebagaimana yang
ditunjukkan Dick Purnell, Anda memberikan bagian Anda sendiri. Ketika
orang itu meninggalkan kehidupan Anda, sesuatu yang Anda miliki pergi
bersamanya. Anda tidak akan pernah bisa mendapatkannya kembali.
Gangguan keintiman pernikahan. Dr. Kevin Leman, seorang psikolog
klinis, menggambarkan kilas balik seksual yang meresahkan sejumlah
wanita yang menikah yang telah beliau berikan konseling. Ketika mereka
bercinta dengan suami mereka, mereka mengalami penderitaan
kadangkadang 10 sampai dengan 15 tahun pernikahan karena gambaran
mental seks pranikah dengan partner lain yang muncul secara tidak sengaja.
Para pria juga rentang terhadap kilas balik yang menggelisahkan ini.
Menurut seorang suami yang masih muda:
Saya menikahi salah satu wanita tercantik yang pernah saya temui. Saya
akan melakukan apapun untuknya. Dan saya akan melakukan apapun,
APAPUN, untuk melupakan semua pengalaman seksual yang saya miliki
sebelum bertemu dengan istri saya. Ketika kami mulai melakukan hubungan
Pendidikan Seks | 481
seksual, gambaran masa lalu dan wanita lain masuk ke dalam pikiran saya,
dan hal ini membunuh keintiman apapun. Saya berada pada titik di mana saya
tidak ingin melakukan hubungan seks karena saya tidak dapat menyimpan
semua kenangan itu. Kenyataannya adalah, saya telah menikahi wanita yang
cantik ini selama delapan tahun dan saya tidak pernah sendirian di kamar
tidur dengannya.
MEMBANTU ORANG MUDA MENGEMBANGKAN NILAI MORAL SEKSUAL
Pada tanggal 22 April 1988, The New York Times memuat cerita yang
berjudul Sex Education Manual Prompts Moral Outrage (Bahasa
Indonesia: Panduan Pendidikan Seks Mendorong Penyakit Moral). Panduan
tersebut, yang diterbitkan oleh hibah federal klinik perencanaan keluarga
New Hampshire, memuat pernyataan berikut: Remaja gay dan lesbian
sangatlah wajar, dan ketertarikan seksual mereka terhadap jenis kelamin
yang sama adalah sehat.
Kritikus panduan tersebut, termasuk Gubernur New Hampshire,
menyatakan keberatan terhadap homoseksualitas yang dinyatakan kepada
siswa sebagai hal yang wajar dan sehat. Penulis panduan tersebut
membela dirinya dengan menyatakan bahwa tujuannya adalah membantu
para guru memberkan dukungan kepada para remaja homoseksual di dalam
kelas dan menanggapi keterangan yang diabaikan terhadap para remaja
homoseksual. Kami mengatakan bahwa homofobia adalah
permasalahannya.
Untuk memutuskan apa yang harus dikatakan tentang homofobia,
pertama-tama kita harus mengklarifikasi bahasanya. Homofobia telah
digunakan untuk mengartikan paling tidak tiga hal berbeda. Salah satunya
adalah ketakutan irasional homoseksual, seperti keyakinan bahwa
Pendidikan Seks | 485
Katakan pada orang tua, Anda adalah pendidik seks anak Anda yang palng
penting, pengaruh utama pada sikap seksual dan hati nurasi mereka.
Doronglah orang tua untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka
tentang seks secara terbuka, sering, dan lebih cepat.
Pada usia 3 tahun, misalnya, anak-anak tidak terlalu seriing diajari
tentang bagaimana caranya mengenali, melawan, dan melaporkan
sentuhan jahat. Pada usia 4 atau 5 tahun, anak-anak dapat diperkenalkan
kepada fakta tentang reproduksi melalui buku seperti buku karangan
Andrew Andry dan Steven Schepp yang bagus berjudul How Babies Are
Made (a Time-Life publication) (bahasa Indonesia: Bagaimana Bayi
Dibuat). Beberapa orang tua telah membuat surat kolom nasihat
(misalnya: Abby terkasih, aku hamil tapi aku sangat ketakutan untuk
memberitahukan hal ini kepada orang tuaku) untuk mengadakan diskusi
di meja makan (Saran apa yang seharusnya diberikan Abby) dan telah
mendapati hal tersebut sebagai sarana yang baik bagi pembicara nilai-nilai
keluarga sehubungan dengan seks.
488 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Biarkan orang tua mengetahui apa yang ditunjukkan studi atau penelitian:
Orang muda yang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri
kurang begitu mungkin untuk terlbat secara seksual. Hal ini berarti
membantu anak-anak untuk membangun gambaran diri yang positif di
rumah sebagaimana halnya di sekolah.
Saya seorang pendidik seksualitas. Putri saya masih reaja; dia sedang
berada di sini. Dalam dapur kita di rumah, saya memiliki kondom yang
berwarna d dinding seluruh warnanya berbeda. Saya ingin anak saya untuk
tumbuh dan merasa nyaman dengan kondom. Di sekolah, kami membagikan
kondom di kelas. Pertama-tama, anak-anak kaget dan mengatakan Oooh!
namun perlahan-lahan mereka menjadi nyaman dengan kondom tersebut.
Setelah acara ini selesai, penulis menghampiri orang ini dan memulai
pembicaraan yang berjalan sebagai berikut:
Pendidik : Kami bertanya kepada para siswa tentang nilai apa yang mereka
pegang dan apakah melakukan hubungan seksual sejalan
dengan nilai mereka.
Pendidik : Seks tidaklah seperti itu. Saya percaya seks itu sehat.
Pendidik : Iya.
Sudah jelas nilai wanita ini tidak mencerminkan nilai sebagian besar
orang dewasa yang mengatakan kalau mereka ingin mengajarkan kepada
para remaja bahwa mereka tidak boleh melakukan hubungan seksual.
Sekolah sudah jelas memiliki tanggung jawab terhadap komunitasnya
sebagaimana halnya terhadap perkembangan moral dan kesejahteraan
orang muda untuk menyeleksi pendidik seks yang tidak menyetujui
keterlibatan seksual siswa mereka.
Untungnya, pendidikan seks yang baru memperoleh landasan. Dan
strategi yang baru sedang dikembangkan sepanjang waktu:
mengkombinasikan pendidikan seks dengan perencanaan karier dan
layanan komunitas atau masyarakat (sebagaimana halnya dalam Teen
Outreach Program di St. Louis); Teen Pregnancy Prevention Week (bahasa
Indonesia: Minggu Pencegahan Kehamilan Remaja) yang berlaku di seluruh
kota, termasuk musik rap, komedi pendek, tarian, dan poster buatan
remaja yang mengatakan Parenthood Is Permanent; Decide Today, Choose
Delay (bahasa Indonesia: Menjadi Orang Tua itu Pasti; Putuskan Sekarang,
Pilihlah Penundaan; melibatkan siswa lebih tua yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan kelas pendidikan seks; pembicara tamu para ayah
dan ibu muda, misalnya yang berbicara dengan panjang lebar tentang
kesalahan yang mereka buat dan bagaimana caranya untuk menghindari
490 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
benar amain adalah seks dalam pernikahan. Tersedia dari Available from the
Medical Institute for Social Health, P.O. Box 4919, Austin, TX, 787654919
(nomor telp.: 512-476-1766).
Foundations for Family Life Education oleh Margaret Whitehead dan
Onalee McGraw. Pendidikan seks berbasis pantangan untuk jenjang K-10 dan
bibliografi lengkap kurikulum dan video yang sesuai dengan usia siswa.
Tersedia dari Education Guidance Institute, 927 S. Walter Reed Drivem suite
4, Alrington, VA, 22204 (nomore telp.: 730-486-8313). Juga tersedia dari
sumber yang sama: Love and Marriage at the Movies: Educating for
Character through the Film Classics.
BAB19
483
PEMBAWA ACARA : Bagaiamana nilai-nilaimu di sekolah?
GADIS : Semua nilai saya baik-baik saja.
PEMBAWA ACARA : Akankah kamu berhenti menggunakan narkoba?
GADIS : Tidak.
PEMBAWA ACARA : Tidakkah berpikir dirimu adalah seorang pecandu?
GADIS : Saya tidak kecanduan. Saya sudah dua minggu tidak
menggunakan kokain. Saat ini saya hanya mengisap ganja
dan minum.
Peneliti melaporkan dialog ini pada sebuah kelas mahasiswa, yang baru
dua tahun lulus dari sekolah menengah atas.
Saya tidak terkejut akan hal itu, kata salah satu mahasiswa peneliti.
Saya tahu banyak anak-anak di sekolah menengah yang menggunakan
narkoba setiap saat, dan orang tua mereka tidak tahu sama sekali.
Mahasiswa lain menjelaskan suatu hal yang mudah untuk
menmyembunyikan mariyuana dan alkohol dengan menggunakan parfum
dan penyegar nafas, dan banyak anak pergi ke kamar mereka dan jarang
bertemu dengan orang tua mereka. Peneliti menanyakan berapa persentase
teman mereka di sekolah menengah yang mereka katakana menggunakan
narkoba secara teraturpaling sedikit seminggu sekali. Sekitar
setengahnya, kata mereka. Lebih dari 75 %. Kapan mereka mulai meminum
minuman beralkohol? Kelas delapan. Kemudian menggunakan narkoba.
Kelas sembilan.
Studi menunjukkan penggunaan narkoba oleh anak muda adalah
sepuluh kali lebih lazim dibandingkan yang diperkirakan pada orang tua.
Buku penuntun Departemen Pendidikan AS baru-baru ini tentang
pendidikan narkoba menyatakan dengan mutlak: Di Amerika sekarang ini,
ancaman yang paling serius terhadap kesehatan dan kehidupan anak-anak
kita adalah penggunaan narkoba. Pertimbangkan hal berikut:
Peneliti AIDS takut bahwa remaja pengguna narkoba, yang merasa tak
terkalahkan saat mereka sedang mabuk, akan muncul sebagai kelompok
berisiko AIDS yang baru. Kata Robert Fullilove, seorang peneliti pada
Universitas California di San Fransisco: Penggunaan crack membantu
untuk mengisi suatu epidemik penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual diantara remaja.
Para siswa mulai menggunakan narkoba pada usia muda dan lebih muda.
Persentase anak-anak yang menggunakan narkoba pada kelas enam telah
menjadi tiga kali lipat sejak 1975. Dalam survey yang dilakukan Weekly
Reader, 25 persen dari siswa kelas empat mengatakan mereka mengalami
sedikit sampai banyak tekanan dari rekannya untuk mencoba narkoba
atau alkohol.
Tahun 1989 dalam polling oleh Gallup, enam dari 10 remaja menempatkan
narkoba sebagai masalah terbesar dalam genarasi mereka.
Survei Weekly Reader tahun 1987 menyoroti pada apa yang membuat
anak-anak usia sekolah dasar terlibat narkoba. Untuk anak-anak kelas 4
sampai 6, alasan paling penting menggunakan mariyuana adalah untuk
cocok dengan orang lain.
Untuk bersenang-senang merupakan alas an utama yang kedua,
diikuti dengan keinginan merasa lebih tua. Para murid juga
mengindikasikan bahwa TV dan film memainkan peran besar dalam
menjadikan narkoba dan minum nampak menarik. Dan anak-anak tumbuh
dalam dunia dimana potret narkoba hampir menjadi peristiwa berita tiap
hari. Pengungkapan rahasia penngunaan narkoba oleh para atlit dan
selebriti lain sama rutinnya. Maka laporan narkoba menjadi bagian
keseharian.
Pada usia pertengahan duapuluhan, menurut Institut Penelitan Sosial
Universitas Michigan, 75 sampai 80 % orang dewasa muda telah mencoba
narkoba yang dilarang. Lebih dari separuhnya telah bereksperimen dengan
narkoba ilegal selain mariyuana.
Salah satu murid di program pendidikan guru kamiseorang lelaki di
awal usia tigapuluhan yang ingin menjadi guru bahasa Inggris sekolah
menengah pertamadatang ke kantor peneliti suatu hari dan membawa
masalah narkoba. Saya menggunakan narkoba lima tahun
lalu,katanya,dimulai ketika saya berusia 20 tahun dan bekerja sebagai
tukang kayu. Industri konstruksi penuh dengan narkoba. Saya akan bangun
di pagi hari dan menghisap satu puntung. Saya tahu saya harus keluar dan
memasang paku, dan saya tidak mau melakukannya. Saya mengisap satu
punting lagi saat makan siang dan satu lagi sesudahnya.
Ini memperlambat otak saya, dan bukan hanya pada tahun-tahun saya
memakainya. Saya baik-baik saja ketika menulis, tapi ketika saya berbicara,
Narkoba dan Alkohol | 499
Seorang asisten khusus pada inspektur menemui murid dan orang tua
bersama-sama. Untuk kembali ke sekolah, murid tersebut harus menyatakan
dimana dan bagaiamana mereka menperoleh narkoba. Mereka harus pula
menyetujui untuk mengikuti program distrik Pendidikan Alternatif narkoba di
malam hari dan setidaknya lkonseling yang ditemani oleh orang tua.
Dia menetapkan program pendidikan narkoba bagi para guru, muted, dan
orang tua yang menitikberatkan untuk mengenali tanda-tanda
penggunaan narkoba.
Bekerja sama dengan kapten polisi, Herbert menyusun dua petugas polisi
yang sama untuk merespon semua panggilan dari sekolah ini. Para petugas
ini dating untuk mengenal para murid, dan akhirnya para murid
menceritakan pada polisi tentang penjualan narkoba yang terjadi dekat
sekolah mereka.
murid sebagai konselor teman sebaya dalam pendidikan narkoba. Murid yang
terpilih sebagai konselor teman sebayanya menerima kredit pendidikan narkoba
untuk memenuhii tanggung jawab berikut:
Kami mengunjungi kelas lima dan enam. Guru tetap berada di ruang kelas,
tapi para muridnya tetap terbuka pada kami. Para guru mereka mengatakan
muridnya lebih mudah berbicara pada kami dari pada dengan mereka. Mereka
mendengarkan kami ketika kami menceritakan tentang masalah yang kami
hadapi dan bagaimana untuk menangani tekanan dari teman sebaya.
Murid yang lebih tua membantu untuk mengajar murid yang lebih muda
yang saat ini merupakan bagian dari gerakan nasional untuk membuat
manfaat yang lebih besar pada murid untuk menjadi sumber daya
pendidikan.Bahkan terdapat Asosiasi Penolong Teman Sebaya Nasional
(2730 Market Street, Suite 120, San Fransisco, CA 94114; tel 415626-1942),
yang akan memberikan saran pada sekolah-sekolah tentang bagaimana
mengembangkan program mereka sendiri. Ketika tiba pada konselor murid,
pemilihan yang teliti, pelatihan dan supervisi pada konselor tersebut
terbukti menjadi resep kesuksesan. Dengan persiapan yang tepat dan
bimbingan dari orang dewasa, para murid akan dapat membantu baik teman
seusianya dan teman sekolah yang lebih muda dengan isu-isu yang
bervariasi seperti narkoba dan alkohol, kesepian dan kebutuhan akan
Narkoba dan Alkohol | 503
kehilangan kartu mereka dan menerima konseling tapi tidak ada tindakan
disiplinlain.
Program ini menghasilkan tekanan teman sebaya bagi anak-anak untuk
tetap bersih, ujar sekolah Olan Ispell. Katy Morris, koordinator
pendidikan layanan pemuda di Bryan County, mengatakan bahwa 140.000
murid di 10 sekolah di daerah tersebut telah menjadi relawan untuk dites,
dan hanya sekitar selusin murid yang gagal di daerah tersebut. Tapi
Bennington High School merupakan satu-satunya sekolah sejauh ini yang
100 persen para muridnya setuju untuk memberikan satu sample urin.
Morris menambahkan bahwa dia tidak menerima satu keluhan apapaun
tentang proyek tersebut dari komunitas itu.
Ini menyenangkan untuk berkata anda berasal dari Bennington
sekarang, ujar Christie Wilson.Saya berharap sekolah mulai melakukan ini
dimana-mana.
KOMUNITAS SEKOLAH
2. Mencari bantuan dari komunitas (contoh, pekerjaan bagi murid bebas narkoba
dan keterlibatan polisi dalam pengajaran tentang narkoba) dalam membuat
program kerja sekolah.
Sekolah dapat mencoba untuk mengurangi murid yang minum alkohol dengan:
2. Mencarai bantuan dari orang tua tidak mendukung peminum di bawah umur.
ALKOHOL
Satu dari tiga remaja cukup minum beralkohol yang merugikan performa
di sekolah secara serius atau terlibat masalah hukum.
Hampir seperuh murid kelas sepuluh dan sepertiga murid kelas delapan
mengatakan selama bulan lalu mereka mengemudi dengan sopir yang
menggunakan alkohol atau narkoba.
Rata-rata usia peminum alkohol untuk pertama kali turun sampai 12,3
tahun (kelas tujuh).
Menurut Harvard Medical School Health Letter Book, alkohol terlibat dalam
separuh dari semua kematian akibat kecelakaan mobil, separuh dari semua
pembunuhan, separuh dari semua pemerkosaan, dan 25 persen bunuh diri.
Minum alkohol bagi kaum muda memberikan kontribusi pada kekerasan,
vandalism, perilakau seksual impulsive, dan berbagai kejahatan dan
kecelakaan serius.
Orang tua yang menjadi tuan rumah pesta yang menyajikan alkohol bagi
orang yang belum dewasa dapat dituntut jika seseorang dibawah umur
meninggalkan rumah mereka terluka dalam sebuah kecelakaan, dan dapat
pula dituntut untuk tiap kerusakan oleh anak dibawah umur yang rusak
akibat alkohol. Hukum yang ada menetapkan kewajiban bagi orang tua
bagi peminum dibawah umur di rumah mereka bahkan jika orang tuanya
tidak berada dirumah saat itu.
Bahkan jika tidak ada kecelakaan yang terjadi, orang ttua yang menjadi
tuan rumah dapat dikenai sanksi akibat kejahatan menyediakan alkohol
bagi anak dibawah umur atau membahayakan kesejahteraan anak tersebut
dengan mengijinkan penyediaan alkohol.
Saya tidak akan menyediakan atau tidak mengijinkan siapapun yang dibawah
usia legal untuk mi num untuk mengkonsumsi alkohol di rumah saya atau
dalam properti saya.
Saya tidak akan mengijinkan penggunaan narkoba ilegal di rumah saya atau
di properti saya.
Saya tidak akan memengijinkan pesta atau pertemuan di rumah saya tanpa
supervisi yang tepat dari orang dewasa.
Narkoba dan Alkohol | 513
4. Hormati hokum dengan menunggu sampai anda berada uisa yang legal
untuk minum.
5. Ketika legal bagi anda untuk minum, lakukan dalam perilaku yang biasa
sehingga mempertahankan kendali tanggung jawab atas penilaian dan
tindakan anda. Buatlah tujuan bagi diri anda untuk tidak pernah mabuk.
Setiap orang tahu banyak anak remaja mulai minum beralkohol apapun
yang biar dikatakan orang tua maupun sekolah. Tapi beberapa penulis
mengambil fakta tersebut dan menggunakannya sebagai penilaian untuk
berbicara pada orang muda tentang bertanggung jawab minum minuman
beralkohol dibawah umur. Ini merupakan contoh nasehat untuk remaja dari
buku A Six Pack and a Fake I.D 1986 dari Susan dan David Cohen:
Jika kamu merencanakan pesta minuman, dan orang tua anda menerima
ide tersebut, maka setidaknya coba buat pestamu menjadi pesta yang aman,
menyenangkan dan menarik, daripada pesta mabuk-mabukan Jangan
514 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
member jumlah alkohol yang berlebihan dlam punch, dan jangan biarkan
orang lain menambahkannya.
Lampu dilantai dasar sangat temaram dan tiap orang bercinta, kemudian
lari ke kamar lain. Kevin membuat saya minum dan menuntun saya ke kamar
orang tuanya. Saya selalu berpikir gadis yang mulai berhubungan seks saat
kencan adalah bodoh.Saya pikir saya mencoba untuk pergi, seperti itu, dan
saya bilang tidak. Tapi Kevin hanya tersenyum dan menarik saya dan
berkata,Apakah kamu tidak mau menjadi gadisku, Jennifer?
Narkoba dan Alkohol | 515
Saya tidak dapat berpikir jelas. Semua pemikiran saya tentang menunggu
sampaimenikah kabur dan susah untuk diingat. Apakah Kevin akan mengajak
saya berkencan lagi?Saya tidak ingat banyak kecuali bangun di pagi hari
berikutnya merasakan sakit atas apa yang bisa saya ingat.
yang peneliti ajarkan sebagai pilihan. Dia tinggal setelah kelas berakhir di
suatu malam untuk membicarakan sesuatuyang menurut dia sangat
menyusahkan. Saya mengangkat beban secara kompetitif,katanya tapi ini
semakin sulit karena tiap orang menggunakan steroid. Saya tidak dan tak
akan pernah memakainya. Tapi setiap orang yang saya tahu
menggunakannya, dan tak satupun yang ditangkap.
Saya mengatakan Bagaimana dengan semua risiko kesehatan? Anda
tidak adapat surat kabar ataui majalah tanpa membaca bagaimana steroid
menyebabkan sterilitas dan kanker dan semua jenis masalah lainnya.
Orang mengetahui semua itu,katanya,tapi itu tidak mengganggu
mereka.Kemudian dia mengatakan tentang artikel yang baru saja
dibacanya di salah satu kelas pendidikan fisiknya. Ini melaporkan hasil dari
sebuah survei bahwa lebih dari 100 atlit amatir yang ditanya akan
pertanyaan ini:Jika anda dapat memakai obat yang akan menjamin anda
memenangkan medali emas Olimpiade tapi akan membunuh anda dalam di
tahun tersebut, apakah anda akan menggunakannya? Lebih dari separuh
atlit yang disurvei menjawab ya.
Sejumlah besar orang muda, bertumbuh dalam masyarakat yang
mendewakan uang, kekuasaan, kenikmatan dan keberhasilan, yang secara
spiritual terkatung-katung.Seperti pendapat seorang ibu ketika mendengar
hasil adri survei ini,Mereka tidak tahu mengapa mereka disini.
Pendidikan nilai sekolah publik jelas tidak akan dengan sendirinya,
mengisi kekosongan spiritual yang menyebabkan banyak orang mencarinya
untuk peningkatan hidupnya pada narkoba atau alkohol dan untuk
mendatangkan risiko pada kesehatan dan masa depannya dalam prosesnya.
Tapi dalam bidang yang sulit ini, seperti di tempat lain, sekolah harus
memberikan kontribusi apa yang mereka dapat berikan. Mereka dapat
membantu orang muda untukmmengembangkan rasa tanggung jawab bagi
diri mereka dan orang lain dan mulai berpikir tentang apa yang sebenarnya
berarti untuk menjalani hidup dengan baik.
Narkoba dan Alkohol | 517
BAB20
Sebuah nasional survei pada 22.000 guru sekolah public, 90 persen mengatakan
kurang adanya dukungan orang tua akan suatu masalah, 89 persen melaporkan
anak-anak yang disiksa atau diabaikan dalam kelas mereka, dan hampir 70
persen menyebutkan muridnya sakit dan kurang gizi.
bagian orang tua pada anak-anak dan hampir merupakan ketiadaan total
rasa tanggung jawab untuk komunitas yang lebih besar.
509
Kami kadang melupakan darimana kualitasi itu berasal,kata Dr.
Thomas Delaney, seorang psikologis di Olean, New York yang memberikan
konseling bagi keluarga yang berpindah-pindah dan anak-anak mereka yang
terlibat masalah.Kadang kita harus kemabali pada posisi tempat para orang
tua melihat prioritas utama dalam anak-anak mereka.
menjadi baik dan sopan. Berikut ini, contoh seoprang ibu yang menceritakan
bagaimana dia mengajarkan pada anaknya untuk membantu:
Ketika kami tahu kami akanmendapat bayi lagi, saya menjelaskan pada
mereka bahwa saya akan sangat sibuk dengan bayi itu dan saya akan
membutuhkan bantuan mereka. Anak lelaki saya yang beruisa tiga tahun
membawa cucian turun tiap hari dan mengambil popok, untuk saya ketika saya
memerlukannya. Dia merasa senang telah membantu dan menjadi bagian dari
keluarga. Dan dia juga mengerti dengan membantu saya melakukan pekerjaan
di rumah, dia memberikan waktu bagi saya untuk melakukan sesuatu
bersamanya.
Don dan saya pergi keluar untuk sarapan padi di Sbatu pagi. Kami
mengingat ketika dia berusia 10 tahun, dan saya khawatir bahwa kami tidak
cukup waktu untuk bersama. Kami menemukan kami menyukai satu sama lain
walau kami berbeda dalam banyak hal Ini luar biasa apa yang saya pelajari,
dan saya senang membuat Don merasa terbuka untuk berbicara dengan
ibunya dan saya tentang semua hal: masalah sekolah, para gadis, seks, rasa
takut.
Dan berikut ini adalah seorang ibu yang bercerita tentang bagaimana
dia dan suaminya melalui tradisi keluarga, mencoba untuk memberikan
warisan religius pada anak-anak mereka:
Dalam semua hal yang suram ini, pesan yang mendasar bagi orang tua
akan menjadi:Andadan kehidupan yang anda cipatakan sebagai senuah
keluargasangat diperlukan bagi anak anda. Tidak satupun yang dapat
menggantikan anda. Sebagai orang tua, anda terkait dalam semua pekerjaan
penting disana: membesarkan kehidupan manusia baru.
Pemerintah harus menjadi bagian dari solusi dari pada bagian dari
masalah. Kebijakan yang sekarang sering memberikan kontribusi pada
subversi kehidupan orangtua dan keluarga.
Sebagai contoh: Wanita yang bekerja tidak didukung oleh kebijakan cuti
kerja untuk tinggal di rumah dengan bayi mereka yang baru lahir dengan
periode yang cukup lama untuk memungkinkan terjadinya ikatan antar ibu
dan bayi. Dokter anak yang terkenal dari Harvard T. Berry Brazelton telah
melaporkan sebuah fenomena yang baru dan mengganggu yang dilihat di
prakteknya: Para ibu hamil yang mengetahui bahwa mereka akan kembali
bekerja kembali tiga bulan kemudian setelah bayinya lahir tidak
menunjukkan kegembiraan yang biasa terlihat atau komitmen akan
kelahiran yang dihadapinya. Seakan mereka menjaga diri mereka dari
limpahan kasih sayang, Brazelton mengatakan tentang 60 ibu hamil yang
menunjukkan emosi hambar ini.
Walaupun dia tidak mengamati masalah ini diantara para ibu yang hamil
yang berencana tinggal di rumah dengan bayi mereka setidaknya empat
bulan. Sebuah solusi yang nyata, kata Brazelton, adalah mendorong
untuk dibayarkan gaji selama cuti bersalin empat bulan. Ini merupakan
sebuah tujuan yang harus kita teruskan secara nasional. Ini merupakan
tujuan yang sederhana; banyak Negara Eropa sudah memberikan lebih
banyak dari ini.
Untungnya Pemerintah perlahan mulai mengakui betapa luas dan
dalamnya krisis dalam keluarga, tapi dibutuhkan kebijakan sosial untuk
memberikan dukungan bagi keluarga yang akan mendatangkan sebuah
perbedaan.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, pada tahun 1980 total dari 70
% semua ibu dari anak usia 6 tahun sampai 17 tahun merupakan angkatan
kerja setidaknya kerja paruh waktu.
Dalam merespon kebutuhan yang besar akan perawatan anak yang
dapat dipercaya, berkualitas tinggi, DR. Edward Zigler, direktur Pusat
Perkembangan Anak dan Kebijakan Sosial Yale, mengemukakan ide ini:
Gunakan bangunan sekolah yang sudah ada dan difungsikan sebagai lima
layanan yang paling dibutuhkan:
2. Penitipan anak sebelum dan sesudah sekolah yang dikelola oleh personil yang
terlatih bagi anak usia 5-12 tahun.
4. Kunjungan ke rumah dan pertemuan kelompok bagi orangtua baru dan ibu
hamil (serupa dengan program Orangtua sebagai Guru di Missouri).
Keahlian berkomunikasi
Nutrisi
Saya selau berkata Saya tidak memiliki waktu, tapi kadang saya
menemukan 10 menit untuk dudukdan ketika anda memulainya, itberubah
menjadi menyenangkan. Joey mulai berbicara mengenai emosi
danperasaannya, dan saya belajar hal-hal yang belum pernah saya tahu
tentang dia. Dari pada seperti diskusi yang biasa,Apa yang kamu lakukan di
sekolah hari ini?, percakapan yang dimulai dengan pekerjaan rumah
keluarga, mebuat saya menemukan hal-hal didalam dirinya.
Kita semua kadang digoda. Catat dua insiden ketika anda digoda waktu kecil.
Minta anak anda untuk menceritakan bagaimana yang dirasakannya saat itu.
menyerahkan salah satu dari dua pilihan ini untuk selamanya, apa yang akan
kamu berikan: menonton TV atau berbicara dengan ayah kamu?Sekitar
separuh menjawab,Berbicara dengan ayah saya.
Pola yang berikut telah diidentifikasikan oleh Pusat Penelitian Televisi
Keluarga Yale: Aanak-anak bangun, dengan segera menghidupkan televisi,
pulang ke rumah, dan menghidupkan TV lagi, Kemudian, dia bergabung
dengan orangtua, yang makan malam di depan TV. Terdapat sedikti
penyimpangan verbal diantara anggota keluarga sepanjang malam.
Akhirnya anak tersebut pergi tidur tanpa adanya masa tenang antara
menonton televisi dan waktu tidur.
Anak-anak, seperti yang kita lihat, memperoleh niali-nilai moral melalui
interaksi manusia. Sebuah bagian vital dari interaksi tersebut adalah
komunikasi langsung dengan orang dewasa tertentu. Televisi membanjiri
orangtua dan anak-anak dengan percakapan yang krusial percakapan
dimeja, kepercayaan, koreksi moral, bacaan menjelang tidur, bahkan
pendapatmelalui hubungan yang dikembangkan dan begitu banyak
pembelajaran moral yang terjadi.
Tapi komunikasi yang hilang hanya sebagian masalah dari televisi.
Bagian lainnya merupakan nilai-nilai negarif, model peran, dan gaya hidup
yang secara rutin disajikan bagi penonton muda. Berikut ini adalah Sam
Proctor, tercatat, pendidik yang mencatat hal-hal yang menyedihkan,
membicarakan tentang efek dunia TV yang gemerlap pada anak-anak kaum
minoritas:
06032.)
Semua usaha yang didukung oleh sekolah ini membantu orangtua
merasakan mereka tidak sendiri jika mengekang TV.
Semua dapat pula mengajarkan anak-anak untuk menonton TV dengan
lebih kritis. Sebuah contoh baik dari pendekatan melek huruf media
adalah kurikulum Anak-anak dan TV: Mengajarkan anak-anak untuk
Menonton dengan Bijaksana(Children and TV: teaching Kids to Watch Wisely),
yang dikembangkan oleh guru Claudine Goller di Sekolah Alternatif
ScarBorough di Ontario. (Untuk informasi kirimkan surat pada Claudine
Goller, 5 Pegasus Trail, Scarborough, Ontario Canada M1G 3N3.)
Jadikan televisi sebagai peristiwa special dari pada sebuah kegiatan
harian. Ketika saya berbicara pada kelompok orangtua tentang televisi, saya
merekomendasikan satu kebijakan sangat spesial: Anda menonton TV
hanya jika terdapat program khusus yang layak ditonton (cth, program alam
National Geographic sebuah documenter yang baik, hari libur khusus,
peristiwa olahraga tertentu). Keuntungan kebijakan sangat special ini
bahwa menyalakan TV menjadi keputusan yang disengaja dari pada sebuah
kebiasaan yang tanpa pertimbangan. Anak-anak belajar bahwa televisi
seperti peralatan rumah lainnya: Keadaanya normalnya adalah
mati (off).
Bagaimanapun masalah televisi lebih besar dar pada membuat orangtua
melakukan pengendalian. Di negara kita, jaringan televisi bertanggung
jawab bukan pada siapapun kecuali sponsornya; TV kabel bukan pada
siapapun kecuali pada pelanggan yang membayarnya. Tak satu pun yang
bertanggung jawab pada standar tanggung jawab sosial apapun. Inggris
menawarkan sebaliknya: televisi BBC memulai dengan misi publikuntuk
menyiarkan budaya dan sejarah Inggirs yang terbaik.
Tekanan moral yang tersebar luasdari para pendidik,
orangtua,kelompok kepentingan publik, dan pimpinan politik nasional
diperlukan untuk membuat televisi menunjukkan sebuah ukuran tanggung
jawab yang lebih besar untuk kesejahteraan masyarakat yang
mendukungnya. Dan ukuran tanggung jawab yang bijaksana dari peraturan
pemerintah (cth, membatasi seks dan kekerasan selama jam prime time)
merupakan cara lain untuk diteruskan.
536 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
FILM
Seorang anak datang ke kantor saya yang memang sudah saya lihat
berulang kali karena masalah displinberbicara di kelas, terlamabat, tidakl
538 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Setelah itu, kepala sekolah Lazares mulai dengan apa yang dia
sebutprogram keterlibatan orangtua: Jika perilaku seorang murid
menmbuat dia terkena skorsing, dia memanggil orangtuanya dan
berkata,Jika anda datang dan menghabiskan satu hari dikelas bersama anak
anda, saya akan memcanut skorsing tersebut. Lusinan orangtua telah
memberikan hari mereka di Wilson, dan perilaku ank-anak mereka
bertambah baik secara dramatis.
Ini juga merupakan disiplin preventif,kata Lazares; para murid yang
telah melihat orangtua murid lainnya datang di sekolah berhenti
menyebabkan masalah karena mereka tidak ingin orangtua mereka datang
dan duduk bersama mereka sepanjang hari. Terlebih lagi, banyak
orangtuasaat ini menelpon sekali seminggu untuk memeriksa
perkembangan anak mereka. Dan jika seorang murid mengalami masalah
disiplin untuk waktu yang lama tidak menyebabkan maslah, Lazares
berkata, saya akan menelpon orangtuanya dan berkata,Anda melakukan
hal yang tepat.
Sejak program keterlibatan orangtua memperlihatkan hasil, Lazares
berkata, hukuman seusai sekolah telah berkurang dari 20 per hari menjadi
nol pada beberapa hari, dan pengusiran juga menurun.
Bekerja sama untuk kedisplinan dapat menjadi sama sederhananya
dengan konferensi orangtua. Perkataan kepala sekolah sekolah dasar New
Hampshire:
Anak lelaki atau perempuan anda telah diidentifikasi oleh para anggota staf
memiliki kemampuan lebih dari pada yang nampaknya dipergunakan secara
efektif di sekolah. Kami ingin bekerja sama dengan anda dan anak anda
mengenai hal ini dengan mengundang anda untuk memasukkan anak anda
dalam sebuah program baru sekolah kami.
Jika anda memutuskan untuk ikut ambil bagian, dari pada belajar di aula
studi, anak anda akan bertemu dalam dua periode seminggu di kelas untuk
membantu para murid lebih baik dalam memenuhi potensi mereka. Kelas
tersebut akan meliputi pelatihan keahlian dasar organisasi, keahlian
akademis, dan trik untuk bertahan dan berhasil dalam lingkungan sekolah.
540 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Karena keberhasilan bagi para murid jauh lebih mungkin jika orangtua dan
staf bekerja bersama-sama, kita akan bertemu dengan orangtua untuk enam
kelas pagi untuk menelaah keahlian yang digunakan dalam membantu anak
anada memenuhi eekspetasi yang lebih tinggi. Keahlian ini meliputi memotivai
murid, memonitor pekerjaan sekolah, dan mengawasi pekerjaan rumah secara
efektif.
dihubungi di Ballston Spa Central School District, Wood Road School, 100
Wood Road, Ballston Spa, NY 12020; tel. 518-885-5361. Untuk informasi
akan program yang baik lainnya untuk membantu anak behubungan dengan
perpisahan atau kehilangan orangtuanya, tulis surat ke Rainbows for All
Gods children, Inc., 111 Tower Road,Schaumburg, IL 60173).
Di musim gugur 1982, Pengawas Robert Dubel menyebut Gugus Tugas untuk
Pendidikan Nilai (Task Force for Values Education) untuk merepresntasikan 148
sekolah Baltimore County. Gugus tugas ini meliputi para kepala sekolah dan staf
Sekolah , Orang Tua, Dan Masyarakat Yang Bekerja Sama | 543
kantor pusat, pimpinan komunitas, dua anggota PTA Executive Board, tiga
perwakilan yang ditunjuk oleh Asosiasi Guru, dan presiden Asosiasi dewan Murid
Baltimore County. Keanggotaan yang beragam ini secara politik penting dan
produktif melalui pendidikan.
Gugus tugas ini kemudian mengundang para pemimpin yang dihormati di
daerah Baltimore untuk meberikan perspektif mereka tentang pendidkian nilai.
Para tamu termasuk dekan sekolah hukum, yang membahas etika dalam profesi
hukum dan bagaimana sekolah dapat mencoba untuk mengembangkan perilaku
beretika; presiden dari jaringan toserba, yang membahas, pencurian di toko,
pencurian internal, etika kerja, dan pengaruh ketiha hal tersebut pada ekonomi;
dan seorang analis berita televisi, yang sebelumnya adalah eksekutif daerah, yang
membahas etika dalam politik dan media dan mendesak para pendidik dan
orangtua untuk mengakui dan memengaruhi peran TV dalam membentuk nilai
kaum muda. Salah satu sesi yang paling menstimulasi dibawakan bersama oleh
direktur eksekutif Uni Kemerdekaan Sipil Amerika dan seorang fundamentalis
mengatur sebuah dialog untuk mengklarifikasi pemikiran liberal dan konservatif
dalam komunitas berkaitan dengan pendidikan nilai.
Sebuah perubahan yang tidak diharapkan:Semua pimipinan komunitas yang
memberikan kesaksian sebelum gugus tugas tersebut menjadi tertarik dalam
misinya bahwa mereka terus bekerja dengan proyek itu dan mendukung
implementasi pendidikan nilai di sekolah.
Anggota gugus tugas mendebat proposal dari para pembicara tamu, dan
membaca dan membahas artikel tentang pendekatan yang ada mengenai
pendidikan nilai. Mereka menganalisis kebijakan dan praktek yang dijalankan
saat ini di sekolah-sekolah untuk mengidentifikasi cara-cara mempromosikan dan
mengajarkan nilai-nilai di semua sekolah di Baltimore. Student Behavior
Handbook, pedoman kebijakan Dewan Sekolah, dan kurikulum pra taman
kanankanak sampai kelas 12 semuanya ditemukan memuat nilai-nilai, meskupun
kata nilai jarang digunakan.
Sebuah survei dilakukan oleh para guru dan orangtua, dan mengungkapkan
dukungan yang kuat tentang pendidikan nilai di kedua kelompok tersebut.
Setelah banyak berdiskusi, gugus tugas menyetujui bahwa Konstitusi AS harus
menyediakan sumber utama dari suatu inti nilai umum(cth, kejujuran, nilai dan
martabat manusia, keadilan, mendapat perlindungan, persamaan kesempatan)
untuk diajarkan di sekolah. Keputusan ini memenangkan dukungan secara luas
dari PTA, Dewan Sekolah, ACLU, serikat guru, gereja, dan komunitas kelompok
lainkarena menggambarkan dengan dasar yang luas tentang nilainilai sipil
tanpa melanggar atau mempromosikan keyakinan beragama.
Gugus tugas kemudian membebankan ini pada tiap 148 sekolah di baltimore
County: Tetapkan sendiri komite pendidikan nilai dan temukan cara-cara kreatif
untuk mengajarkan nilai-nilai inti melalui semua fase kehidupan sekolah. Sebuah
buklet yang disediakan oleh gugus tugas menawarkan garis pedoman umum.
544 | Mendidik untuk Membentuk Karakter
Para murid diajarkan, dalam kelas kesehatan dan sains, tentang efek negative
dari narkoba dan bagaimana untuk menolak memakainya.
16. Berkomunikasi dengan orangtua melalui sebuah brosur tentang program nilai
sekolah .
Sekolah , Orang Tua, Dan Masyarakat Yang Bekerja Sama | 547
17. Menciptakan suatu atmosfer sekolah yang kooperatif yang didalamnya sekolah
dan orangtuadapat secara konstruktif menyebutkan nilai-nilai konflik ketika itu
terjadi.
KONFLIK NILAI
Ketika saya mulai mengajar, nampak bagi saya kami memiliki dukungan
mungkin 80 % orangtua. Kemudian tiap tahun dukungan ini terus menurun
sampai sekitar separuhnya, dan kemudian nampak seakan 80% : 20%
melawan guru. Tapi dalam beberapa tahun terakhir ini saya telah melihat
perubahan, sampai sekarang saya berpikir kami mendapatkan dukungan lagi
dari sebagian besar orangtua.
Kadang anda merasa seperti memiliki pengaruh yang sangat kecil sebagai
seorang guru, mendayung melawan arus. Tapi kemudian anda menemukan di
luar sana lebih banyak orang seperti anda dari pada yang anda sadari, orang-
orang yang membagikan nilai-nilai anda. Mereka ada di luar sana.
Masalah yang luar biasa akan terus menerus adasebuah budaya
dimana keegoisan bermain sebagai gaya hidup, tak terhitung keluarga
yang berada dalam krisis, dan jutaan anak menderita akibat diabaikannya
kebutuhan mereka yang paling mendasar. Tapi bagi kebanyakan komunitas
yang memiliki orangtua menjadi sebuah prioritas menjadi lebih tinggi
antara sekolah dan keluarga yang bersama-sama berusaha saling
memperkuat keduanya.
Pada komunitas lain tetap harus menempa kerjasama yang serupa,
sehingga semua anak dapat memiliki apa yang harus menjadi hak dasar
Sekolah , Orang Tua, Dan Masyarakat Yang Bekerja Sama | 549
Menurut anda nama apakah yang paling cocok untuk usaha sekolah dalam
membangun nilai dan karakter yang baik?
6. Bentuklah komite orang tua. Mintalah para orang tua yang tergabung dalam
panitia pendidikan moral untuk membangun komite orang tua dan merekrut
anggota baru. Kelompok orang tua ini memiliki tanggung jawab untuk
mememastikan semua orang tua tetap terinformasikan tentang program
moral sekolah (contohnya: melalui laporan berkala), mengatur program
partisipasi orang tua dan mendorong orang tua untuk membantu
mengembangkan nilai-nilai yang sekolah coba ajarkan di rumah.
Layanan komunitas
Memulai dan Mempertahankan Momentum | 543
12. Bekerja dengan kurikulum yang berpusat pada nilai. Menyusun, bagi guru,
untuk bertemu di grup setiap siswa di kelasnya untuk:
KELAS DUA
KELAS LIMA
Nilai : Kejujuran
Area Kurikulum : Seni Bahasa
Tujuan : Untuk mengembangkan pemahaman terhadap pilihan dan
konsekuensi
Aktifitas : Memprediksikan sebuah pembelajaran aksi dalam karakter di
dalam setiap cerita yang secara tidak sengaja
memecahkan kaca. Sarankan hasil yang mungkin untuk
setiap pilihan.
Tulis aktifitas yang dicoba dan dilakukan dengan sukses; simpan di sebuah
kotak data kurikulum nilai/aktifitas di dalam pusat sumber pendidikan
nilai.
13. Umumkan. Awalnya, susun ulasan media positif (termasuk foto) tentang
usaha pendidikan nilai di sekolah. Sediakan berita untuk surat kabar untuk
media cetak di interval regular.
547