Tentang
Masuk
Daftar
Cari
Terkini
Arsip
Abstrak
ABSTRAK
Rancangan penelitian ini berupa penelitian studi kasus yang bertujuan untuk
memberi suatu gambaran tentang metode ACM Plus pada program pengentasan
buta aksara tingkat dasar, khususnya yang diterapkan di Dukuh Golek Desa
Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dengan jumlah populasi
keseluruhan yaitu 100 orang warga belajar. Untuk sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan teknik nonprobability sampling, sedangkan cara
pengambilan sampel, peneliti menggunakan penarikan sampel purposive
sampling. Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan, disimpulkan bahwa dipilih
3 kelompok belajar buta aksara di wilayah RW 03 dan RW 04 dukuh Golek yang
berjumlah 30 orang sebagai sampel dalam penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) karakteristik metode ACM Plus adalah baik, yang
meliputi metodologi kata lembaga dan bahasa yang mudah dipahami warga warga
belajar, (2) penerapan metode ACM Plus secara umum dikategorikan baik, hal ini
didasarkan atas kinerja tutor dikategorikan baik, partisipasi warga belajar
dikategorikan sangat baik, bahan ajar yang digunakan dikategorikan baik, dan
media pembelajaran yang digunakan dikategorikan cukup baik, (3) efektifitas
metode ACM Plus dalam hal ini dapat dilihat dari minat warga belajar
dikategorikan sangat baik, dan hasil belajar yang dicapai oleh warga belajar
adalah baik.
A. Latar Belakang
Dewasa ini dan di era globalisasi ini sudah tidak pantas lagi masyakat Indonesia
tidak bisa baca tulis karena pemerintah Indonesia sudah menggalangkan banyak
dana untuk hal tersebut, tapi pertanyaan besar bagi kita apakah pemerintah sudah
benar-benar menjalankan hal itu sebagaiman mestinya ? hal itu menjadi
pertanyaan besar bagi masyarakat Indonesia pada umumnya karena program
pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa dan memberantas masyarakat yang
tidak bisa membaca sudah dari dulu menjadi keinginan yang diimpi-impikan oleh
semua pihak.
Tapi hal itu masih belum terlaksana sebagaimana mestinya dan masih banyak
masyarakat yang masih buta dalam hal baca tulis. Sedangkan firman Allah SWT.
Yang turun pertama kali adalah IQRO yang arti secara bahasa adalah membaca
dari hal itulah kami berharap utamanya kepada pemerintah khususnya yang ada
dibidang pendidikan bagaimana cara untuk membuat masyarakat bisa membaca
karena dengan membaca bisa mendapatkan informasi secara tertulis dan hal ini
masih menjadi masalah besar bagi pemerintah, karena yang disebut masalah
adalah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Sedangkan kenyataan yang
ada dilapangan masih belum sesuai dengan harapan pemerintah.
Suatu studi kasus yang penulis dapatkan di desa Pangbatok Kecamatan Proppo
Kabupaten Pamekasan masih banyak penduduk yang masih tertinggal, yakni
masih banyak penduduk yang belum bisa baca tulis, baik latin maupun arab,
sehingga dengan demikian dapat mempengaruhi banyaknya pengangguran di desa
tersebut. Dalam hal ini harus ada tindak lanjut dan penyikapan yang harus
dipenuhi oleh kita semua untuk menghindari jumlah pengangguran yang lebih
banyak.
Dari uraian di atas, penulis berminat untuk mengadakan sebuah program untuk
menyikapi hal tersebut di atas dengan tujuan untuk menindak lanjuti angka
pengangguran yang masih banyak di desa tersebut dengan mengambil judul
PEMBERANTASAN BUTA HURUF LATIN DESA PANGBATOK PROPPO
PAMEKASAN
B. PERMASALAHAN
Permasalahan yang masih terjadi dan bisa dikatakan sedang terjadi dipamekasan
secara umum dan didesa Pangbatok Propposecara khusus masih banyak
masyarakat yang masih buta dalam hal baca tulis huruf latin utamanya kaum
pedalaman yang didominasi oleh masyarakat umur 50 Tahun keatas baik dari
kaum bapak maupun Ibu-ibu, hal itu perlu perhatian serius dan memang perlu
perhatian oleh pihak terkait yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi
pemerintah dan kurangnya sentuhan pemerintah terhadap masyarakat-masyarakat
tersebut yang notabennya mereka relatif masih buta untuk membaca khususnya
tulisan latin
Kami peserta KKN Posko XIII khususnya saya sendiri yang berada diposko XIII
Desa Pangbatok Proppo yang bisa dikatakan masih pedalaman utamanya sebelah
barat dimana kami tempatkan. Disana masih banyak masyarakat awam yang tidak
bisa baca tulis tidak dapat perhatian dari pemerintah secara luas, itu akan
menghambat terhadap kemajuan desa dan perkembangan desa, kesadaran hokum
DLL.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RENCANA KEGIATAN
Agenda kegiatan yang kami ancangkan untuk membuat masyarakat bisa membaca
huruf latin tidak jauh beda dengan belajar mengajar pada umumnya, Cuma
mungkin lebih membutuhkan ketelatenan dari pengajar maupun dari pihak-pihak
yang diharapkan suportnya.
Hal ini akan diformat seefisien mungkin tapi bisa mendapatkan sebuah hasil yang
maksimal, dan kemungkinan besar metode pengajarannya menggunakan metode
yang baru yaitu CTL (Contextual Teaching Learning) dan program ini akan
ditempatkan disebuah tempat yang sangat strategis sekali dekat dari rumah
permukiman penduduk yang banyak masyarakatnya, yang rencananya mau
ditempatkan pada dua titik yaitu rumah Pak Rifaie Dusun Aeng Rasa Dhejeh dan
di Rumah Pak Rosidi Aeng Rasa Laok Desa Palesanggar.
Rencanaya mau diadakan selama satu bulan parsatu minggunya duakali disetiap
tempatnya
B. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan yang kami ancangkan yaitu system Tutor dengan metode
mengajar yang objektif dan kontextual, sehingga Learners atau pelajar tersebut
bisa belajar dengan nyata yaitu dengan belajar yang diarahkan terhadap satu
persatunya huruf kemudian mereka dipraktekkan bagaimana penggunaannya baik
dengan membaca buku-buku penduan yang ada atau mereka disuruh menulis
dengan huruf-huruf yang mereka sudah ketahui.
C. TAHAPAN KEGIATAN
c.1. Tahap Awal
Untuk pengadaan tempat pelaksanaan pembelajaran buta huruf latin
c.2. Tahap Proses
Pembelajaran yang memperkenalkan huruf-huruf terlebih dahulu baik secara
bacaannya atau sebutannya atau nama-nama huruf itu sendiri
c.3. Tahap Pengembangan
Tahapan ini dititik beratkan terhadap pendalaman baca tulis bagaimana cara
mengejanya dan bagaimana cara pengucapannya yang baik, yang hal itu pada
akhirnya diuji dengan bermacam cara untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan yang mereka peroleh dalam hal baca tulis.
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillah wajib kita syukuri karena kita masih bisa diberi kesempatan
berfikir buat kebaikan masyarakat bersama karena masyarakat setempat
merupakan masyarakat yang sama muslimnya semoga apa yang diharapkan
dengan pemberantasan buta huruf disini khususnya huruf latin bisa terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan harapan kerangka-kerangka terencana yang telah
tersusun pada tahapan-tahapan kegiatan dan semoga apa yang telah direncanakan
oleh kami bisa berjalan sebagaimana mestinya dan bisa bermanfaat bagi pelajar
dan pengajar khususnya
Dan dengan ini kami lampirkan kebutuhan-kebutuhan dana dalam proses
pelaksanaan untuk kelancaran segala aktivitas belajar mengajar selama satu bulan
baik dari segi sarana maupun prasarana.
TAKSASI DANA
1. Papan tulis putih @ Rp. 110.000 X 2 Buah
2. Buku Panduan Guru @ Rp. 20.000 X 2 Orang
3. Alat Tulis Spidol Bord marker @ Rp. 4.500 X 4 Buah
4. Honor Tutur @ Rp. 20.000/1 Pertemuan X 2 Orang
5. Buku Bacaan Buat Pelajar @ Rp. 5.000/buah x 40 Orang
6. Kertas karton @ Rp. 1.200 X 4
Total Biaya Rp. 220.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 18.000,00
Rp. 160.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 4.800,00
Rp. 642.800,00
Terbilang
(Enam Ratus Ribu Empat Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Rupiah)