Anda di halaman 1dari 6

SKRIPSI Jurusan Pendidikan Luar Sekolah -

Fakultas Ilmu Pendidikan UM, 2011


Halaman Awal

Tentang

Masuk

Daftar

Cari

Terkini

Arsip

Halaman Awal > 2011 > NOVITA


Ukuran Huruf:

Metode ACM Plus pada Program Pengentasan Buta Aksara Tingkat


Dasar di Desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

ANGGI DIAN ENDAH NOVITA

Abstrak

ABSTRAK

Pemberantasan buta aksara merupakan salah satu program pendidikan nonformal


yang menjadi upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan,
kemiskinan, dan ketidakberdayaan yaitu melalui program keaksaraan tingkat dasar
yang merupakan upaya pemberian kemampuan keaksaraan bagi penduduk buta
aksara agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung, mendengarkan,
dan berbicara untuk mengkomunikasikan teks lisan dan tulis. Dengan penggunaan
metode Aku Cepat Membaca (ACM) Plus pada pembelajaran diharapkan program
pembelajaran dapat berlangsung dengan praktis, efektif, dan efisien. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: (1) karakteristik, (2) penerapan, dan
(3) efektifitas metode ACM Plus pada program pengentasan buta aksara di Desa
Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.

Rancangan penelitian ini berupa penelitian studi kasus yang bertujuan untuk
memberi suatu gambaran tentang metode ACM Plus pada program pengentasan
buta aksara tingkat dasar, khususnya yang diterapkan di Dukuh Golek Desa
Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dengan jumlah populasi
keseluruhan yaitu 100 orang warga belajar. Untuk sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan teknik nonprobability sampling, sedangkan cara
pengambilan sampel, peneliti menggunakan penarikan sampel purposive
sampling. Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan, disimpulkan bahwa dipilih
3 kelompok belajar buta aksara di wilayah RW 03 dan RW 04 dukuh Golek yang
berjumlah 30 orang sebagai sampel dalam penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) karakteristik metode ACM Plus adalah baik, yang
meliputi metodologi kata lembaga dan bahasa yang mudah dipahami warga warga
belajar, (2) penerapan metode ACM Plus secara umum dikategorikan baik, hal ini
didasarkan atas kinerja tutor dikategorikan baik, partisipasi warga belajar
dikategorikan sangat baik, bahan ajar yang digunakan dikategorikan baik, dan
media pembelajaran yang digunakan dikategorikan cukup baik, (3) efektifitas
metode ACM Plus dalam hal ini dapat dilihat dari minat warga belajar
dikategorikan sangat baik, dan hasil belajar yang dicapai oleh warga belajar
adalah baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemumkan beberapa saran


sebagai berikut: (1) metode ACM Plus diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan alternatif tutor dalam merencanakan dan melaksanaan pembelajaran buta
aksara, (2) dalam penyelenggaraan program keaksaraan hendaknya dapat
melibatkan serta bekerja sama dengan lembaga-lembaga satuan PLS lainnya, (3)
sebagai lembaga pendidikan di bidang nonformal, diharapkan jurusan PLS agar
lebih intensif memberikan layanan pendidikan bagi warga masyarakat buta aksara.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini dan di era globalisasi ini sudah tidak pantas lagi masyakat Indonesia
tidak bisa baca tulis karena pemerintah Indonesia sudah menggalangkan banyak
dana untuk hal tersebut, tapi pertanyaan besar bagi kita apakah pemerintah sudah
benar-benar menjalankan hal itu sebagaiman mestinya ? hal itu menjadi
pertanyaan besar bagi masyarakat Indonesia pada umumnya karena program
pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa dan memberantas masyarakat yang
tidak bisa membaca sudah dari dulu menjadi keinginan yang diimpi-impikan oleh
semua pihak.

Tapi hal itu masih belum terlaksana sebagaimana mestinya dan masih banyak
masyarakat yang masih buta dalam hal baca tulis. Sedangkan firman Allah SWT.
Yang turun pertama kali adalah IQRO yang arti secara bahasa adalah membaca
dari hal itulah kami berharap utamanya kepada pemerintah khususnya yang ada
dibidang pendidikan bagaimana cara untuk membuat masyarakat bisa membaca
karena dengan membaca bisa mendapatkan informasi secara tertulis dan hal ini
masih menjadi masalah besar bagi pemerintah, karena yang disebut masalah
adalah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Sedangkan kenyataan yang
ada dilapangan masih belum sesuai dengan harapan pemerintah.
Suatu studi kasus yang penulis dapatkan di desa Pangbatok Kecamatan Proppo
Kabupaten Pamekasan masih banyak penduduk yang masih tertinggal, yakni
masih banyak penduduk yang belum bisa baca tulis, baik latin maupun arab,
sehingga dengan demikian dapat mempengaruhi banyaknya pengangguran di desa
tersebut. Dalam hal ini harus ada tindak lanjut dan penyikapan yang harus
dipenuhi oleh kita semua untuk menghindari jumlah pengangguran yang lebih
banyak.
Dari uraian di atas, penulis berminat untuk mengadakan sebuah program untuk
menyikapi hal tersebut di atas dengan tujuan untuk menindak lanjuti angka
pengangguran yang masih banyak di desa tersebut dengan mengambil judul
PEMBERANTASAN BUTA HURUF LATIN DESA PANGBATOK PROPPO
PAMEKASAN

B. PERMASALAHAN
Permasalahan yang masih terjadi dan bisa dikatakan sedang terjadi dipamekasan
secara umum dan didesa Pangbatok Propposecara khusus masih banyak
masyarakat yang masih buta dalam hal baca tulis huruf latin utamanya kaum
pedalaman yang didominasi oleh masyarakat umur 50 Tahun keatas baik dari
kaum bapak maupun Ibu-ibu, hal itu perlu perhatian serius dan memang perlu
perhatian oleh pihak terkait yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi
pemerintah dan kurangnya sentuhan pemerintah terhadap masyarakat-masyarakat
tersebut yang notabennya mereka relatif masih buta untuk membaca khususnya
tulisan latin
Kami peserta KKN Posko XIII khususnya saya sendiri yang berada diposko XIII
Desa Pangbatok Proppo yang bisa dikatakan masih pedalaman utamanya sebelah
barat dimana kami tempatkan. Disana masih banyak masyarakat awam yang tidak
bisa baca tulis tidak dapat perhatian dari pemerintah secara luas, itu akan
menghambat terhadap kemajuan desa dan perkembangan desa, kesadaran hokum
DLL.

C. TUJUAN DAN DAMPAK


Tujuan kami tidak lain hanya ingin meratakan pengatahuan dari segi informsi
maupun hal lainnya yang berkenaan dengan kemajuan zaman di era globalisasi ini
yang pada dasarnya harus dimulai dari baca tulis terlebih dahulu. Dan
kemungkinan besar akan berdampak positif terhadap masyarakat bawah
terlebihnya pada masyarakat yang masih kurang maju dari hal pendidikan dan
teknologinya, tapi kami sadar bahwa apapun yang kami lakukan tidak akan pernah
terlepas dari dampak positif dan negatif tapi kami yakin hal ini akan berdampak
positif bagi masyarakat dan dengan hal ini akan membuka kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya bisa membaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A. RENCANA KEGIATAN
Agenda kegiatan yang kami ancangkan untuk membuat masyarakat bisa membaca
huruf latin tidak jauh beda dengan belajar mengajar pada umumnya, Cuma
mungkin lebih membutuhkan ketelatenan dari pengajar maupun dari pihak-pihak
yang diharapkan suportnya.
Hal ini akan diformat seefisien mungkin tapi bisa mendapatkan sebuah hasil yang
maksimal, dan kemungkinan besar metode pengajarannya menggunakan metode
yang baru yaitu CTL (Contextual Teaching Learning) dan program ini akan
ditempatkan disebuah tempat yang sangat strategis sekali dekat dari rumah
permukiman penduduk yang banyak masyarakatnya, yang rencananya mau
ditempatkan pada dua titik yaitu rumah Pak Rifaie Dusun Aeng Rasa Dhejeh dan
di Rumah Pak Rosidi Aeng Rasa Laok Desa Palesanggar.
Rencanaya mau diadakan selama satu bulan parsatu minggunya duakali disetiap
tempatnya

B. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan yang kami ancangkan yaitu system Tutor dengan metode
mengajar yang objektif dan kontextual, sehingga Learners atau pelajar tersebut
bisa belajar dengan nyata yaitu dengan belajar yang diarahkan terhadap satu
persatunya huruf kemudian mereka dipraktekkan bagaimana penggunaannya baik
dengan membaca buku-buku penduan yang ada atau mereka disuruh menulis
dengan huruf-huruf yang mereka sudah ketahui.

C. TAHAPAN KEGIATAN
c.1. Tahap Awal
Untuk pengadaan tempat pelaksanaan pembelajaran buta huruf latin
c.2. Tahap Proses
Pembelajaran yang memperkenalkan huruf-huruf terlebih dahulu baik secara
bacaannya atau sebutannya atau nama-nama huruf itu sendiri
c.3. Tahap Pengembangan
Tahapan ini dititik beratkan terhadap pendalaman baca tulis bagaimana cara
mengejanya dan bagaimana cara pengucapannya yang baik, yang hal itu pada
akhirnya diuji dengan bermacam cara untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan yang mereka peroleh dalam hal baca tulis.

BAB III
PENUTUP

Alhamdulillah wajib kita syukuri karena kita masih bisa diberi kesempatan
berfikir buat kebaikan masyarakat bersama karena masyarakat setempat
merupakan masyarakat yang sama muslimnya semoga apa yang diharapkan
dengan pemberantasan buta huruf disini khususnya huruf latin bisa terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan harapan kerangka-kerangka terencana yang telah
tersusun pada tahapan-tahapan kegiatan dan semoga apa yang telah direncanakan
oleh kami bisa berjalan sebagaimana mestinya dan bisa bermanfaat bagi pelajar
dan pengajar khususnya
Dan dengan ini kami lampirkan kebutuhan-kebutuhan dana dalam proses
pelaksanaan untuk kelancaran segala aktivitas belajar mengajar selama satu bulan
baik dari segi sarana maupun prasarana.

TAKSASI DANA
1. Papan tulis putih @ Rp. 110.000 X 2 Buah
2. Buku Panduan Guru @ Rp. 20.000 X 2 Orang
3. Alat Tulis Spidol Bord marker @ Rp. 4.500 X 4 Buah
4. Honor Tutur @ Rp. 20.000/1 Pertemuan X 2 Orang
5. Buku Bacaan Buat Pelajar @ Rp. 5.000/buah x 40 Orang
6. Kertas karton @ Rp. 1.200 X 4
Total Biaya Rp. 220.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 18.000,00
Rp. 160.000,00

Rp. 200.000,00
Rp. 4.800,00
Rp. 642.800,00
Terbilang
(Enam Ratus Ribu Empat Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Rupiah)

silahkan download file lengkapnya : DOWNLOAD


Anda baru saja membaca artikel yang berkategori K

Anda mungkin juga menyukai