Anda di halaman 1dari 10

Hadits tentang riba dan

undian
Rijalul mahfudz
1504120449
Ahmad armuji
1504120420
Hadits tentang riba









) (
Artinya:
dikatakan Muhammad ibn ash-shobbah dan zuhairu ibn harb dan
utsmann ibn abi syaibah mereka berkata diceritakan husyaim
dikabarkan abu zubair dari jabir r.a beliau berkata : Rasulullah SAW
mengutuk makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta dua orang
saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama-sama dikutuk.
Diriwayatkan oleh muslim
Penjelasan
Maksudnya, Rasulullah SAW memohon doa kepada Allah agar
orang tersebut dijauhkan dari Rahmat Allah. Hadits tersebut
menjadi dalil yang menunjukan dosa orang-orang tersebut
dan pengharaman sesuatu yang mereka lakukan. Dikhususkan
makan dalam Hadits tersebut, karena itulah yang paling
umum pemanfaatan penggunaannya. Selain untuk makan,
dosanya sama saja. Yang dimaksud itu adalah orang yang
memberikan riba, karena sesungguhnya tidak akan terjadi riba
itu kecuali dari dia. Oleh karena itu, dia termasuk dalam dosa.
Sedangkan dosa penulis dan saksi itu adalah karena bantuan
mereka atas perbuatan terlarang itu. Dan jika keduanya
sengaja serta menngetahui riba itu maka dosa bagi mereka.















Artinya:
Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum
dijual dengan gandum, syair (salah satu jenis gandum) dijual dengan
syair, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam,
maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan
(tunai). Barangsiapa menambah atau meminta tambahan, maka ia
telah berbuat riba. Orang yang mengambil tambahan tersebut dan
orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa. (HR. Muslim
no. 1584)
Penjelasan
Hadits tersebut menjadi dalil yang menunjukan pengharaman
jual emas dengan emas, dan perak dengan perak yang lebih
kurang (yang tidak sama nilainya) baik yang satu ada di tempat
jual beli dan yang lain tidak ada ditempat penjualan
berdasarkann sabdanya kecuali sama nilaiya. Sesungguhnya
dikecualikan dari itu dalam hal-hal yang paling umum, seakan-
akan beliau bersabda: janganlah kamu jual- belikan emas dan
perak itu dalam keadaan yang bagaimanapu, kecuali dalam
keadaan yang sama nilainya ataupun harganya emas dan
perak itu sendiri.
Hadits tentang undian




Artinya:
Rasulullah shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam melarang dari jual beli (dengan cara) gharar. [HR Muslim)
Dan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu riwayat Al-Bukhary dan Muslim, Nabi shollallahu alaihi wa ala
alihi wa sallam bersada :



Artinya:
Siapa yang berkata kapada temannya : Kemarilah saya berqimar denganmu, maka hendaknya ia bershodaqoh.

Q.S Al Maidah: 90-91


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, maisir, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu
bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lataran (meminum)
khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Alloh dan sembahyang; maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)
penjelasan

Ayat dan hadits di atas menunjukkan haramnya perbuatan maisir dan


qimar dalam muamalat.
Maisir adalah setiap muamalah yang orang masuk ke dalamnnya
setelah mengeluarkan biaya dengan dua kemungkinan; dia mungkin
rugi atau mungkin dia beruntung.
Qimar menurut sebagian ulama adalah sama dengan maisir, dan
menurut sebagian ulama lain qimar hanya pada muamalat yang
berbentuk perlombaan atau pertaruhan.
Berdasarkan dua kaidah di atas, berikut ini kami akan berusaha
menguraikan bentuk-bentuk undian secara garis besar beserta
hukumnya.
Macam-Macam Undian
Undian dapat dibagi menjadi tiga bagian :
1. Undian Tanpa Syarat
Bentuk dan contohnya : Di pusat-pusat perbelanjaan, pasar, pameran dan semisalnya sebagai langkah untuk
menarik pengunjung, kadang dibagikan kupon undian untuk setiap pengunjung tanpa harus membeli suatu
barang. Kemudian setelah itu dilakukan penarikan undian yang dapat disaksikan oleh seluruh pengunjung.
Hukumnya : Bentuk undian yang seperti ini adalah boleh. Karena asal dalam suatu muamalah adalah boleh
dan halal. Juga tidak terlihat dalam bentuk undian ini hal-hal yang terlarang berupa kezhaliman, riba,
gharar,penipuan dan selainnya.
2. Undian Dengan Syarat Membeli Barang
Bentuknya : Undian yang tidak bisa diikuti kecuali oleh orang membeli barang yang telah ditentukan oleh
penyelenggara undian tersebut.
Contohnya : Pada sebagian supermarket telah diletakkan berbagai hadiah seperti kulkas, radio dan lain-lainnya.
Siapa yang membeli barang tertentu atau telah mencapai jumlah tertentu dalam pembelian maka ia akan
mendapatkan kupon untuk ikut undian.
Contoh lain : sebagian pereusahaan telah menyiapkan hadiah-hadiah yang menarik seperti Mobil, HP, Tiket,
Biaya Ibadah Haji dan selainnya bagi siapa yang membeli darinya suatu produk yang terdapat kupon/kartu
undian. Kemudian kupon atau kartu undian itu dimasukkan kedalam kotak-kotak yang telah disiapkan oleh
perusahaan tersebut di berbagai cabang atau relasinya.
Hukumnya : undian jenis ini tidak lepas dua dari dua keadaan :
a. Harga produk bertambah dengan terselenggaranya undian berhadiah tersebut.
Hukumnya : Haram dan tidak boleh. Karena ada tambahan harga berarti ia telah
mengeluarkan biaya untuk masuk kedalam suatu muamalat yang mungkin ia untung dan
mungkin ia rugi. Dan ini adalah maisir yang diharomkan dalam syariat Islam.
b. Undian berhadiah tersebut tidak mempengaruhi harga produk. Perusahaan mengadakan
undian hanya sekedar melariskan produknya.
Hukumnya : menurut Ada dua pendapat dalam masalah ini :
1) Kalau ia membeli barang dengan maksud untuk ikut undian maka ia tergolong
kedalam maisir/qimar yang diharamkan dalam syariat karena pembelian barang
tersebut adalah sengaja mengeluarkan biaya untuk bisa ikut dalam undian. Sedang ikut
dalam undian tersebut ada dua kemungkinan; mungkin ia beruntung dan mungkin ia
rugi. Maka inilah yang disebut Maisir/Qimar.
2) Adapun kalau dasar maksudnya adalah butuh kepada barang/produk tersebut
setelah itu ia mendapatkan kupon untuk ikut undian maka ini tidak terlarang karena
asal dalam mumalat adalah boleh dan halal dan tidak bentuk Maisir maupuun Qimar
dalam bentuk ini.
Sedangkan menurut Majelis Tarjih hukumnya adalah boleh karena tidak adanya
Penambahan hagra pada barang yang dibeli maka tidak termasuk maisir ataupun qimar.
3. Undian dengan mengeluarkan biaya.
Bentuknya: Undian yang bisa diikuti setiap orang yang membayar biaya
untuk ikut undian tersebut atau mengeluarkan biaya untuk bisa mengikuti
undian tersebut dengan mengeluarkan biaya.
Contohnya: Mengirim kupon/kartu undian ketempat pengundian dengan
menggunakan perangko pos. Tentunya mengirim dengan perangko
mengeluarkan biaya sesuai dengan harga perangkonya.
Contoh Lain adalah Ikut undian dengan mengirim SMS kelayanan
telekomunikasi tertentu baik dengan harga wajar maupun dengan harga
yang telah ditentukan. Atau biasanya pada sebagian tutup minuman tertera
nomor yang bisa dikirim ke layanan tertentu dengan menggunakan SMS
kemudian diundi untuk mendapatkan hadiah yang telah ditentukan. Apakah
biaya SMS-nya dengan harga biasa maupun tertentu (dikenal dengan pulsa
premium).
Hukumnya: Haram dan tidak boleh. Karena mengeluarkan biaya untuk suatu
yang muamalat yang belum jelas beruntung tidaknya, maka itu termasuk
Qimar/Maisir.

Anda mungkin juga menyukai