Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM AIK

Perawatan Peralatan Pemanas Listrik


(Hot Plate Magnetic Stirrer)

Disusun Oleh:

Nama : Winahyu Saputri


NIM : 011500430
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester : IV
Pembimbing : Suyatno, ST, M.Eng
Kelompok :3
Tanggal Praktikum : 25 April 2017

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
PERAWATAN PERALATAN PEMANAS LISTRIK
(HOT PLATE MAGNETIC STIRRER)

I. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip dan cara kerja Hot Plate Magnetic Stirrer
2. Mengetahui bagian-bagian dari Hot Plate Magnetic Stirrer
3. Mampu melakukan perawatan terhadap Hot Plate Magnetic Stirrer

II. DASAR TEORI

Magnetic Stirrer merupakan suatu alat yang digunakan untuk pengadukan cairan
kimia sehingga membantu proses homogenisasi. Alat ini menggunakan elektrik motor
sebagai pengaduk dan filamen pemanas (heater) sebagai pemanas. Beberapa analisa suatu
bahan / sampel kimia, pembuatan suatu reagent, atau larutan analit terkadang membutuhkan
proses pengadukan. Seperti namanya, alat ini tidak dapat dilepaskan dengan magnetic bar
yang berfungsi untuk melakukan pengadukan tersebut. Pemilihan dari magnetic bar ini juga
harus diperhatikan. Jangan terlalu kecil tetapi juga jangan terlalu besar. Laboratorium
pengujian, Perusahaan farmasi, laboratorium lingkungan merupakan tempat dimana alat ini
sering digunakan. Ada beberapa brand, tipe, serta ukuran dari magnetic stirrer, sehingga
dalam melakukan pembelian harus kita sesuaikan dengan tingkat kebutuhan analisa kita.

Stirer Magnetik

Sebuah pengaduk magnetik atau mixer magnetik adalah perangkat laboratorium yang
menggunakan medan magnet berputar untuk menyebabkan batang pengaduk (juga disebut
"kutu") direndam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga aduk. Bidang berputar dapat
dibuat baik oleh berputar magnet atau elektromagnet set stasioner, ditempatkan di bawah
kapal dengan cairan.Pengaduk magnetik sering termasuk hot plate atau beberapa cara lain
untuk pemanas cairan.

Pengaduk magnetik sering digunakan dalam kimia dan biologi . Mereka lebih dipilih
daripada gigi-didorong pengaduk bermotor karena mereka lebih tenang, lebih efisien, dan
tidak memiliki bagian yang bergerak eksternal untuk istirahat atau aus (selain magnet batang
sederhana itu sendiri).Karena ukurannya yang kecil, bar pengadukan lebih mudah
dibersihkan dan disterilkan dari perangkat aduk lainnya. Mereka tidak membutuhkan
pelumas yang dapat mencemari bejana reaksi dan produk. Mereka dapat digunakan di dalam
pembuluh tertutup tertutup atau sistem, tanpa perlu rumit segel rotary .
Di sisi lain, ukuran terbatas bar berarti bahwa pengaduk magnetik hanya dapat
digunakan untuk percobaan relatif kecil (di bawah 4 liter). Mereka juga mengalami kesulitan
berurusan dengan kental cairan atau suspensi tebal.

Komponen dalam stirrer :

Power supply

Rangkaian sensor suhu

Rangkaian motor

Mikrokontroler

Pemanas

Prinsip kerja:

Supply akan memberikan tegangan sebesar +12 volt dan +5 volt terhadap ground.
Saat power on ditekan maka display akan inisialisasi. Lalu mengatur suhu dan kecepatan
yang telah di setting serta mengatur waktu. Ketika tombol start di tekan maka pesawat ini
akan mulai bekerja. Motor dan pemanas akan bekerja sampai batas yang telah di atur dan
batas waktu yang di tentukan. Saat waktu habis buzzer akan berbunyi dan motor akan
berhenti menandakan proses pencampuran selesai.

Proses kalibrasi

gunakan tachometer untuk mengukur kecepatan motor

termometer untuk mengukur suhu

stopwatch untuk pengaturan waktunya

III. ALAT DAN BAHAN:


1. Hot Plate Magnetic Stirrer.
2. Alat-alat mekanik seperti kunci-kunci pas, kunci ring kunci Inggris.
3. Injektor grease pelumas.
4. Alat-alat listrik seperti multi tester, meger, ampere meter.
5. Kain majun, minyak fet/grease
6. Amplas, tissue.
IV. LANGKAH KERJA
1. Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan.
2. Bagian-bagian hotplate diamati dan dicatat bagian-bagiannya serta kondisi awal.
3. Diperiksa apakah masih bekerja atau tidak dengan menghidupkan hotplate.
4. Diamati bagian-bagian yang mungkin butuh diperbaiki dari luar.
5. Hot plate dibongkar .
6. Diamati bagian-bagian yang mungkin butuh diperbaiki dari dalam.
7. Dilakukan perawatan, pembersihan dan perbaikan Hotplate.
8. Hot plate dipasang dan dirakit kembali dan di cek dengan menghidupkan hotplate.
9. Dilakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil kerja yang telah dilakukan
terhadap hotplate.

V. DATA PENGAMATAN

Kondisi Awal Kondisi Akhir


Pemanas berfungsi dengan baik Pemanas tidak befungsi
Motor rusak Motor Rusak
Kotor Bersih
Berkarat Tidak berkarat

Perawatan yang dilakukan :

- Pembersihan karat dengan contact cleaner dan amplas.


- Pencucian dengan sikat kawat dan air.

Gambar Keterangan
Kondisi awal Hotplate
sebelum dibongkar.
Proses pembongkaran hot
plate.

Kondisi bagian dalam


hotplate.

Pembongkaran bagian
kabel, magnet stirrer, kabel
pemanas, dan pengatur suhu
dan stirrer.

Pengamplasan bagian-
bagian dari hotplate yang
berkarat. (sekrup, hotplate,
magnetic stirrer)

Pembersihan bagian-bagian
dalam yang berdebu dan
kotor.
Kondisi bagian-bagian alat
setelah pengamplasan dan
pembersihan.

Pemasangan kembali
bagian-bagian yang telah
dibongkar.

VI. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami cara kerja dari alat pemanas listrik
yaitu Hot Plate Stirrer Magnetic, mengenali bagian-bagian dari Hot Plate Stirrer Magnetic
dan mampu melakukan perawatan terhadap alat yang berprinsip pemanas listrik (Hot Plate
Stirrer Magnetic) yang ada di Laboratorium Kimia STTN.

Keadaan awal dari hoteplate yang dibongkar adalah pemanas berfungsi dengan baik
dapat dilihat saat disambungkan dengan stopkontak dan diatur suhunya, plate lama-lama
memanas. Motor rusak, ketika dicoba ditekan tombok penggerak stir awalnya bergerak,
namun saat diatur ke putaran yang lebih tinggi justru stirrer berhenti bergerak. Kotor, dari
tampilan luar hotplate yang akan dibongkar terlihat bagian luas sangat kotor meskipun dari
luar sudah dicat. Bahkan saat dibongkar bagian dalamnya terlihat kondisi di dalam sangat
kotor dan berdebu. Berkarat, dari sekrup-sekrup, permukaan bagian dalam serta motor
penggerak terlihat sangat berkarat.

Pada system pengendali hotplate stirrer, diperlukan beberapa pemahaman dasar.


Beberapa pemahaman dasar tersebut antara lain : prinsip dasar heater (pemanas), sensor
temperature (Thermocouple) , motor DC, PWM (Pulse Width Modulation), komunikasi data
serial, dan PID.
Thermocouple adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan panas dalam benda yang diukur temperaturnya menjadi perubahan potensial atau
tegangan listrik. Thermocouple yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor
standar yang sama, serta dapat mengukur temperature dalam jangkauan suhu yang cukup
besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1C.

Heater adalah suatu alat yang digunakan untuk memancarkan panas atau suatu alat
yang digunakan untuk mencapai temperature yang lebih tinggi. Di dalam istilah elektronika,
heater adalah kumpulan dari kawat serabut yang terdapat di dalam ruang hampa udara yang
berfungsi untuk memanaskan katode di dalam suatu termisiemisi electron . Heater dapat
digunakan sebagai pemanas langsung yang dapat mengakibat kan reaksi-reaksi tertentu.
Misalnya, di bidang industry kimia atau untuk menghasilkan panas dalam reaksi kimia untuk
proses seperti memecah. Waterheater adalah suatu proses thermodynamic dengan
menggunakan suatu sumber energi untuk memanaskan air diatas temperature awalnya.

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik


menjadi energi mekanik. Motor listrik kadang kala disebut kuda kerja nya industry sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Mekanisme kerja
untuk seluruh jenis motor secara umum:

Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.


Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi
listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan
magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi. Agar
proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan
sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan
memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan
perputaran pada motor.
Suatu teknik yang digunakan untuk mengontrol kerja dari suatu alat atau
menghasilkan suatu tegangan DC yang variable adalah PWM (Pulse Width Modulation).
Rangkaian PWM adalah rangkaian yang lebar pulsa tegangan keluarannya dapat diatur atau
dimodulasi oleh sinyal tegangan modulasi. Disamping itu kita dapat menghasilkan suatu
sinyal PWM dengan menentukan frekuensi dan waktu dari variable ON dan OFF.
Pemodulasian sinyal yang beragam dapat menghasilkan duty cycle yang diinginkan.

Pada saat dibongkar, keadaan didalam hotplate kotor dan berkarat termasuk sekrup-
sekrup, sehingga dilakukan perawatan dan pembersihan dibagian dalam menggunakan saput
dan menggunakan amplas serta penyemprotan contact cleaner untuk menghilangkan karat.
Cara-cara perawatan pada bagian-bagian yang kotor yang seharusnya adalah :

1. Pastikan kabel power sudah dilepaskan dari sumber listrik dan tunggu hingga unit dingin
sebelum disimpan kembali.
2. Bersihkan permukaan eksterior dengan kain lembab ringan yang mengandung larutan
sabun ringan.
3. Bersihkan bagian-bagian karat menggunakan contact cleaner dan amplas.
4. Jika ada sekrup yang sulit dibuka berikan contact cleaner dan ditunggu beberapa menit.

Untuk bagian motor yang rusak tidak mau bergerak. Kerusakan yang terjadi
kemungkinan disebabkan oleh motor bar tidak sesuai terdapat benda asing didalam hotplate
maupun kondisi motor yang terkunci. Dilakukan perawatan dengan cara kabel-kabel motor
dilepas dan dicek. Kabel pemanas pun ikut dilepas dan dicek. Kondisi akhir setelah
pemasangan justru kompor tidak menyala. Hal ini dimungkinkan karena ada kabel-kabel
yang sudah putus.

Kondisi hotplate di laboratorium terlihat sudah sangat tua dan harus diganti bagian
dalam kabel-kabelnya. Serta harus dilakukan pengecatan ulang untuk bagian-bagian dinding
hotplate yang berkarat. Kelemahan dari magnetic stirrer hot plate adalah karena terbatasnya
ukuran batang pengaduk dan dimensi dari lempeng pemanas sehingga kapasitas bejana atau
beaker glass yang bisa dipanaskan diatasnya terbatas hingga 500 mL. Selain itu, jika cairan
yang diaduk terlalu kental atau mengandung padatan lebih banyak daripada cairan, maka
batang pengaduk tidak dapat mengaduk secara merata.

VII. KESIMPULAN
1. Hotplate magnetic yang dibongkar pada laboratorium OTK STTN merupakan salah
satu alat pemanas. Alat ini menggunakan elektrik motor sebagai pengaduk dan
filamen pemanas (heater) sebagai pemanas.
2. Kondisi awal bagian pemanas dalam keadaan baik. Kondisi awal bagian motor
pengaduk rusak tidak bergerak.
3. Cara membersihkan dan merawat hotplate dilakukan dengan mengelap, menyikat,
mengamplas body hotplate dan bagian lain untuk menghilangkan kerak dan kotoran,
memeriksa bagian pemanas dan motor, memberikan contact cleaner pada bagian
sekrup yang sulit diputar karena karat.
4. Kabel-kabel yang putus hendaknya diganti dengan kabel yang baru. Dilakukan
pengecatan ulang.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Suyatno. 2017. Petunjuk Praktikum Alat Industri Kimia. Yogyakarta: STTN-
Batan.
Anonim. 2015. Instruksi Kerja Alat Hotplate And Stirer Ika C-Mag Hs4. Malang:
Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya
Anonim. 2015. Instruksi Kerja Alat Thermo Scientific Cimarec Stirring Hot
Plates. Malang: Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas
Brawijaya
Aulia, M. 2011.Rancang Bangun Hot Plate Stirrer Magnetik Terkendali
Temperatur Dan Kecepatan Pengaduk. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Fisika Ekstensi

http://kelompokbiologi7.blogspot.co.id/2014/10/sop-stirer-magnetik.html (diakses
pada 1 Mei 2017 pukul 22.53 WIB)

https://indo-digital.com/mengetahui-fungsi-serta-manfaat-pengaduk-magnetik.html
(diakses pada 1 Mei 2017 pukul 22.53 WIB)

https://digital-meter-indonesia.com/magnetic-stirrer/ (diakses pada 1 Mei 2017 pukul


22.53 WIB)

Yogyakarta , 2 Mei 2017

Pembimbing, Praktikan,

Suyatno, ST, M.Eng Winahyu Saputri

Anda mungkin juga menyukai