PENGENDALIAN HAMA
Nama Kelompok :
- Ambar Kadarwati (011500399)
- Cindy Anggrilita (011500403)
- Nidha Kusuma. A. P (011500419)
- Surya Muttaqin Sitorus (011500429)
Ada dua hipotesis interaksi radiasi dengan materi, yang pertama teori
hantaman langsung (hit theory), yaitu radiasi langsung menghantam materi yang
dilaluinya dan yang kedua ialah teori hantaman tidak langsung (indirect hit theory)
yaitu terjadinya radikal bebas yang reaktif yang dapat merusak materi yang diiradiasi.
Dari interaksi antara radiasi dan materi hidup terjadilah efek biologis. Potensi
efek biologi dari interaksi radiasi dan materi dapat dibagi menjadi 4 grup sebagai
berikut :
1. Acute (efek yang cepat terjadi dalam kurun waktu jam, hari atau minggu)
2. Delayed (efek yang tampak dalam kurun waktu bulan atau tahun)
3. Genetic (efek yang tampak hanya pada keturunan)
4. Foetal (efek yang terjadi pada embrio yang diradiasi)
Efek biologis akut pada hewan tingkat tinggi menurut derajad evolusinya
yaitu mamalia terjadi pada butir-butir darah putih, butir-butir darah merah dan sel epitel
usus. Sedang efek biologis yang lambat yaitu kerusakan pada jaringan yang terkena
iradiasi dan timbulnya vibrosis, umur pendek, kanker, sterilitas dan efek genetik.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses kemandulan pada serangga
ialah
1. Terjadinya infekunditas
2. Inaktivasi sperma, karena sperma tidak mampu bergerak untuk membuahi sel telur.
3. Mutasi letal dominan
4. Aspermia, dapat menyebabkan kemandulan karena radiasi merusak spematogenesis
sehingga tidak terbentuk sperma.
5. Ketidakmampuan kawin dari serangga betina atau serangga jantan.
Radiasi dapat mengurangi produksi telur yang disebabkan tidak terjadinya
proses oogenesis sehingga tidak terbentuk oogenia atau telur.
Faktor penyebab kemandulan yang lain ialah ketidakmampuan kawin, hal ini
radiasi merusak sel-sel somatik saluran genetalia interna sehingga tidak terjadi
pembuahan sel telur. Faktor yang dianggap menyebabkan kemandulan pada serangga
iradiasi ialah mutasi lethal dominan.
Prinsip dasar mekanisme kemandulan ini untuk selanjutnya dikembangkan
sebagai dasar pengembangan teknik pengendalian hama yang disebut Teknik Jantan
Mandul yang dalam perkembangannya disebut Teknik Serangga Mandul.
Metode-metode dalam Autocidal Control
Menurut Knipling (dalam Sutrisno, 2006: 40-41) ada 2 macam metode Teknik
Serangga Mandul, yaitu :
a) Metode yang meliputi pembiakan massal, pemandulan serangga
di laboratorium dan pelepasan serangga mandul ke lapang.
Menerangkan jika ke dalam suatu populasi serangga dilepaskan
serangga mandul, maka kemampuan populasi untuk berkembang
biak akan menurun sesuai dengan perbandingan antara serangga
mandul yang dilepaskan dan populasi serangga di lapangan.
Radiasi dapat menggunakan sinar gamma, sinar x atau neutron, namun dari ketiga sinar
tersebut yang umum digunakan adalah sinar gamma. Sinar gamma dapat berasal dari Cobalt-60
atau Cesium-137. Untuk mendapatkan serangga mandul dengan radiasi secara teoritis dapat
dilakukan pada stadium telur, larva, pupa, atau dewasa. Namun hasil optimum dapat diperoleh
dengan memilih stadium yang paling tepat yaitu stadium pupa sebab merupakan stadium
perkembangan dimana terjadi transformasi/perkembangan organ muda menjadi organ dewasa
(Sutrisno, 2006: 3, 45).
Zat Kimia Pemandul
KELEBIHAN KEKURANGAN
Autocidal control merupakan teknik pengendalian hama Implementasinya tidak sederhana karena memerlukan
yang potensial, ramah lingkungan, sangat efektif, spesies beragam penelitian yang meliputi biologi dasar, ekologi
spesifik, dan teknik ini compatibel dengan teknik lain serta lapang, estimasi jumlah serangga di lapang untuk tiap-tiap
kompatibel untuk diterapkan pada strategi pendekatan musim, efektivitas metoda sampling populasi sebelum
pengendalian hama berbasis kawasan yang luas selama dan setelah pengendalian dilakukan, orientasi dosis
Dengan menggunakan teknik sinar radiasi yang sesuai radiasi yang menyebabkan kemandulan, daya saing kawin
dengan ketentuan kita akan memperoleh 4 tipe serangga mandul, metode mass rearing yang ekonomis,
mandul,yaitu kehilangan kesuburan pada serangga betina, metodologi pelepasan serangga mandul, transportasi
kehilangan kemampuan untuk berkopulasi bagi serangga serangga jarak jauh, pemencaran dan perilaku kawin
jantan, sperma menjadi tidak aktif, mutasi dominan yang serangga mandul di lapangan, organisasi pelaksana dan
lethal. personalia di lapangan (Sutrisno, 2006: 39).
Keuntungan dengan menggunakan zat-zat kimia pemandul Dan juga zat-zat kimia pemandul efektif memperlihatkan
,yaitu serangga yang telah dimandulkan tidak dapat daya kerja yang menyebabkan mutasi (mutagenic action)
berkembang biak, persaingan dengan serangga alam akan pada manusia dan hewan. Dengan demikian
lebih menurunkan kesempatan untuk berkembang biak, penggunaannya secara komersial, meskipun dengan
serangga yang mandul di dalam suatu populasi alam akan pengawasan yang ketat, selalu akan berbahaya bagi
mampu menghalangi berkembangbiaknya populasi tersebut manusia dan lingkungan (Metcalf, 1975).
yang disebabkan pengaruh waktu dan ruang (time and
space) (Knipling, 1962).
Contoh kasus dalam implementasi autocidal control secara
eksperimental di lapang telah dapat dibuktikan melalui
keberhasilan program eradikasi lalat ternak Cochliomyia
hominivorax Coquerel di pulau Curacao di selat Caribia
Amerika Serikat pada tahun 1958-1959. Biaya yang
diperlukan untuk program eradikasi tersebut sebesar US $
10 juta dan dampak keberhasilan dari program tersebut
adalah penghematan biaya pengendalian sebesar US $ 140
juta (Sutrisno, 2006: 39-40).
ADA PERTANYAAN?
PERTANYAAN :
1.