Anda di halaman 1dari 14

Laporan Observasi Bahasa Indonesia

KEDISPLINAN DI SMAN 95 Jakarta

SMA Negeri 95 Jakarta


KELOMPOK 1 :
YASMIN FERDIANIE.P
MAURENN ELLENNIA
YOHANES ANDREW.P
RAULIAN FRANCISKUS.P
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Pertama, kiranya kami berterima kasih dan mengucap
syukur bahwa laporan ini dapat selesai dan dapat dicetak dengan
apa adanya. Kedua berterima kasih pada narasumber yang
namanya tidak dapat disebutkan satu- satu. Kiranya laporan ini
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan
dari laporan ini disampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2
1. ABSTRAK.............................................................................................................. 3
2. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 3
2.1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
2.2 TUJUAN OBSERVASI........................................................................................ 4
2.3 METODE OBSERVASI ...................................................................................... 5
2.4 TEMPAT DAN WAKTU ...................................................................................... 5
3. HASIL OBSERVASI ........................................................................................... 5
3.1 Studi Banding Teoritis ................................................................................ 5
3.1.1 Pengertian Kedisiplinan ...................................................................... 5
3.1.2. Tujuan Kedisiplinan ................................................................................ 6
3.1.3 Fungsi Kedisiplinan .................................................................................. 6
3.1.5 Faktor yang memengaruhi Kedisiplinan .......................................... 7
3.1.6 Bentuk-bentuk pelanggaran yang di sekolah. .............................. 8
3.1.7 Aspek Kedisiplinan ................................................................................... 8
4. WAWANCARA NARASUMBER ............................................................................. 9
4.1 KEDISIPLINAN UMUM ..................................................................................... 9
4.1.1 Menurut Ibu Surhayati, Guru piket, SMAN 95 Jakarta .............. 9
4.1.2 Menurut Ibu Rumondang, Guru BK, SMAN 95 Jakarta .............. 9
4.1.4 Menurut Pak Adriyansah, guru kesiswaan, SMAN 95 Jakarta.......... 10
4.2 KEDISIPLINAN KELAS ................................................................................... 10
4.2.1 Menurut Pak Wahyudi, guru seni musik, SMAN 95 Jakarta ....... 10
5. LAPORAN TEKS HASIL OBSERVASI ............................................................... 12
6. PENUTUP .................................................................................................................. 13
7. LAMPIRAN ................................................................................................................ 13

1. ABSTRAK
Judul : Laporan Observasi Kedisiplinan di SMAN 95
Jakarta
Nama : Kelompok 1 Yasmin, Raulian, Maurenn, Andrew
Lokasi : SMAN 95 X Mipa 2, 2017, 14 Halaman
Isi : Kedisiplinan yang ada di SMAN 95 Jakarta masih
bisa dikatakan cukup disiplin dalam arti memang banyak dari
siswa SMAN 95 bisa dikatakan baik dalam disiplin namun cukup
banyak juga yang tidak disiplin.
Laporan hasil dari kedisiplinan SMAN 95 Jakarta
memiliki rapor yang dikatakan lumayan baik. Terbukti hanya
kurang dari siswa-siswa yang tidak dispilin.
Kata Kunci : Disiplin,SMAN 95 Jakarta, Siswa,Aturan, Tata tertib

2. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya kita memilih tema tersebut adalah
kedisiplinan tersebut pada derajatnya tentu harus dimiliki oleh
seseorang manusia terutama sejak kita dilahirkan. Dari situlah
membangun & mendorong kami atas keingintahuan kami
perihal kedisplinan yang ada di lingkungan sekolah kami ini.
2.1 PENDAHULUAN
Disiplin berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti
mengajari atau mengikuti yang dihormati. Kedisiplinan yang
memiliki makna suatu kondisi yang tercipta dan terbentukmelalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Disiplin sendiri memiliki tujuan untuk dapat menata
kehidupan, membangun kepribadian, melatih kepribadian agar
konsisten, pemaksaan agar mengikuti tata tertib, pemaksaan
untuk tetap melakukan hal yang sama, dan menghasilkan
lingkungan yang kondusif.
Rasa kedisiplinan yang tinggi akan membuat individu tersebut
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap dirinya sendiri
dan akan menjadikannya sukses di masa yang akan mendatang .
Oleh sebab itu, Kami menyajikan laporan observasi ini agar
khalayak dapat :

2.2 TUJUAN OBSERVASI


Menyadarkan kembali kepada teman-teman mengenai
kedisplinan.
Menjadikan contoh yang tidak baik dan dijadikan pelajaran
agar tidak terulang.
Supaya disiplin dapat menciptakan suasana kondusif di
setiap kelas SMAN 95 Jakarta
Siswa mendapatkan dasar dari kepribadian dan berlatih
agar dapat bersikap konsisten atas kepribadian mereka.
Supaya dapat mengajarkan kita untuk selalu menaati
peraturan yang ada.
2.3 METODE OBSERVASI
Kami kelompok 1 menggunakan 2 metode untuk
mengobservasi kedisplinan yaitu : Studi Banding teoritis dan
Wawancara Narasumber.

2.4 TEMPAT DAN WAKTU


Semua observasi ini dilakukan selama 1 minggu dari hari
Selasa 25 Juli 2017 sampai Rabu 2 Agustus 2017. Untuk tempat
kami mengobservasi di daerah lingkungan SMAN 95 Jakarta dari
Ruang Piket sampai di Kantin kami observasi.

3. HASIL OBSERVASI
Berdasarkan Metode yang kami kerjakan, hasil observasi ini
akan kami bagi menjadi dua yaitu Studi Banding Teoritis dan
Wawancara Narasumber.

3.1 Studi Banding Teoritis


Metode ini kami lakukan berdasarkan internet untuk
mencari pengertian menurut para ahli, fungsi, contoh,
tujuan, dan pengaruh menurut para ahli.

3.1.1 Pengertian Kedisiplinan


Menurut Para Ahli,
a. Ekosiswoyo & Rachman (2000), Kedisiplinan adalah
sekumpulan tingkah laku individu maupun
masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan,
kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka
pencapaian tujuan.
b. Arikunto (1997), Ketertiban menunjuk pada
kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan
tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar.
c. Sukadji (2000), Kedisiplinan dapat diartikan sebagai
serangkaian aktivitas/ latihan yang dirancang karena
dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai
sasaran tertentu.
d. Santoso (2004) menyatakan bahwa kedisiplinan
adalah sesuatu yang teratur.
e. Moenir (1999), Kedisiplinan adalah suatu sikap yang
mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap
aturan.
f. Nitisemito (1999), Kedisiplinan adalah suatu sikap,
perilaku, dan perbuatan yang sesuai dengan
peraturan organisasi baik tertulis maupun tidak
tertulis.
Dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikap
dan perilaku yang mencerminkan ketaatan kepada sesuatu
aturan, norma, baik tertulis maupun tidak tertulis.

3.1.2. Tujuan Kedisiplinan

1. Gaustad (1992) mengemukakan bahwa kedisiplinan


memiliki 2 (dua) tujuan:
o Memberi kenyamanan pada para siswa dan staf
(guru).
o Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
belajar.
2. Subari (1994) berpendapat bahwa kedisiplinan
o Penurutan terhadap suatu peraturan dengan
kesadaran sendiri untuk terciptanya peraturan itu.
3. Durkeim (1995), kedisiplinan mempunyai tujuan
ganda :
o Mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam
tindak tanduk manusia dan memberinya suatu
sasaran tertentu dan sekaligus membatasi
cakrawalanya.

3.1.3 Fungsi Kedisiplinan

a. Menata kehidupan bersama


b. Membangun kepribadian
c. Melatih kepribadian
d. Pemaksaan
e. Hukuman
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
3.1.4 Cara Terbentuknya Kedisiplinan
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (1997),
kedisiplinan dapat terjadi dengan cara:
a. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan.
b. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya, terutama
lingkungan sosial.
c. Dalam membentuk disiplin, ada pihak yang memiliki
kekuasaan lebih besar, sehingga mampu
mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah
tingkah laku yang diinginkannya.

3.1.5 Faktor yang memengaruhi Kedisiplinan


Menurut Ekosiswoyo & Rachman (2000), faktor-
faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, antara lain:
Dari sekolah, contohnya:
a. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang
otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya
tanpa memperhatikan kedaulatan siswa.
b. Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih
mementingkan mata pelajaran daripada siswanya.
c. Lingkungan Sekolah
Dari keluarga, contohnya:
a. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang
perhatian, ketidak teraturan, pertengkaran, masa
bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-
masing.
b. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti
lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan
minuman keras.

3.1.6 Bentuk-bentuk pelanggaran yang di sekolah.


Menurut Kooi dan Schutx (dalam Sukadji,
2000), pelanggaran disiplin digolongkan menjadi lima
kategori, yaitu:
a. Agresi fisik (pemukulan, perkelahian, perusakan, dan
sebagainya).
b. Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-
bisik, berkunjung ke tempat duduk teman tanpa izin).
c. Mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan,
gambar-gambar dengan maksud mengalihkan perhatian
dari pelajaran).
d. Menantang wibawa guru (tidak mau nurut,
memberontak, memprotes dengan kasar, dan
sebagainya), dan membuat perselisihan (mengkritik,
menertawakan, mencemoohkan).
e. Merokok di sekolah, datang terlambat, membolos,
dan kabur, mencuri dan menipu, tidak berpakaian
sesuai dengan ketentuan, mengompas (memeras
teman sekolah), serta menggunakan obat-obatan
terlarang maupun minuman keras di sekolah.

3.1.7 Aspek Kedisiplinan


Menurut Prijodarminto (1994), disiplin memiliki 3 (tiga)
aspek. Ketiga aspek tersebut adalah :
a. sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap
taat dan tertib sebagai hasil.
b. pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan
perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikan
rupa sehingga mencapai keberhasilan sukses.
c. sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan t e r t i b .

4. WAWANCARA NARASUMBER

4.1 KEDISIPLINAN UMUM

4.1.1 Menurut Ibu Surhayati, Guru piket, SMAN 95


Jakarta
Menurut ibu Surhayati, pelanggaran yang sering murid
lakukan :
Terlambat
Atribut tidak lengkap
Tidak serius saat upacara
Menurut Ibu Surhayati murid jera terhadap hukuman yang
diberikan.

4.1.2 Menurut Ibu Rumondang, Guru BK, SMAN 95


Jakarta
Pelanggaran yang sering dilakukan yaitu terlambat pagi
maupun istirahat.
Murid juga tidak jera terhadap hukuman yang diberikan.
Karena, adanya HAM yang membuat pengajar terbatasi
untuk memberi efek jera terhadap murid.
4.1.3 Menurut Pak Rahman, petugas keamanan sekolah,
SMAN 95 Jakarta
Menurut pak Rahman, pelanggaran yang tersering dilakukan
murid yaitu:
Keterlambatan
Atribut tidak lengkap
Perempuan berMake Up
Murid tidak jera terhadap hukuman yang ada.
Apa yang dilakukan pak Rahman sebagai satpam saat
murid terlambat?
Pak Rahman hanya bertugas menutup gerbang, saat murid
terlambat, pak Rahman hanya memperhatikan siswa di luar
gerbang sambil menunggu perintah dari guru kesiswaan,
biasanya pak Sigit/ pak Adriyansah.

4.1.4 Menurut Pak Adriyansah, guru kesiswaan, SMAN


95 Jakarta
Menurut pak Adriyansah, pelanggaran paling sering dilakukan :
- Atribut tidak lengkap
- Buang sampah sembarangan
Murid yang jera hanya 30% sisanya yang tidak jera sebanyak
70%

4.2 KEDISIPLINAN KELAS

4.2.1 Menurut Pak Wahyudi, guru seni musik, SMAN


95 Jakarta
Pelanggaran paling sering dilakukan murid yaitu ngobrol.
Kelas paling disiplin : X MIPA 1 & X MIPA 2
Kelas paling tidak disiplin : X BHS
Menurut pak Wahyudi, disiplin adalah aturan yang tidak perlu
frontal. Baik pengajar maupun murid harus saling mengerti,
tidak perlu fisik.
4.2.2 Menurut Pak Eman, Wali kelas X Mipa 2, SMAN
95 Jakarta
Pelanggaran yang paling sering dilakukan ngobrol dan
bercanda.
Pengalaman pak Eman saat mendisplin murid :
Ada satu anak dari kelas X, pernah tidak membawa buku.
Pak Eman, selaku guru bahasa Indonesia, memberi hukuman
yaitu menghukum diri sendiri. Lalu, anak itu memilih
menyanyikan lagu Indonesia Raya didasari menambah
kecintaan terhadap tanah air.
4.2.3 Menurut Bunda Pupu, Guru Matematika Minat,
SMAN 95 Jakarta
Pelanggaran yang sering dilakukan :
- Khusus muslim yang perempuan, memakai jilbab instant.
- Sepatu tidak hitam
- Tidak memakai name tag
Pengalaman bunda Pupu
Saat mendisplin murid adalah bunda Pupu pernah memiliki
murid bergeng yang bernama AF3R ditambah M dan A.
Ketika bunda Pupu mulai marah, mereka bertujuh akan
menegur bunda Pupu, dari sekian murid, hanya mereka yang
berani menegur bunda Pupu. Dan salah satu dari mereka
pernah mengatakan Tidak ada anak yang tidak baik, kita
semua baik hal itu yang membuat bunda Pupu berubah
dalam mendisplin murid.
4.2.4 Menurut Pak Zakharia, Guru Kimia SMAN 95
Jakarta
Pelanggaran paling sering dilakukan :
-Terlambat
-Makan dikelas
Kelas paling disiplin :-
Kelas paling tidak disiplin : X MIPA 2 SMAN 95 Jakarta
Pengalaman mendisplin murid yang tidak mengerjakan pr
yaitu pernah menghukum murid dengan push up sambil
mengerjakan prnya.
5. LAPORAN TEKS HASIL OBSERVASI
Kedisiplinan di lingkungan sekolah
Kedisipilinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus,
yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati.
Kedisiplinan yang memiliki makna suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban terhadap suatu aturan.
Kedisiplinan memiliki tujuan untuk memaksa seseorang
mengikuti suatu aturan agar aturan tersebut dijalankan dengan
sempurna dan kondisi menjadi kondusif. Dengan tujuan itu,
disiplin di SMAN 95 dilakukan dengan sistem poin dengan tujuan
agar siswa dapat disiplin dan taat pada aturan. Sistem
kedisiplinan yang ada di SMAN 95 diharapkan menjadi tolak ukur
agar anak dapat menjadi disiplin.
Aplikasi dari kedisiplinan di lingkungan sekolah SMAN 95
Jakarta menunjuk pada rapor yang lumayan baik. Dengan
menunjukkan angka yang tidak disiplin contoh pada hari jumat
87 siswa dari 967 siswa SMAN 95 Jakarta. Sistem poin dalam
penerapannya masih mendapat nilai positif dalam hal
mendisiplinkan siswa. Dengan hal itu, maka aturan tersebut
dapat dijadikan inovasi sebagai salah satu sistem yang ada.
Pengaruh dari pendisiplinan berupa sistem poin bagi siswa
adalah siswa menjadi lebih terarah berdasarkan sifat sementara
menjadikan mental siswa menjadi lebih baik. Namun, pada
faktanya masih banyak anak yang tidak jera, melebihi batas
wajar, menjadi-jadi, dan lebih dari kata nakal.
Oleh karena itu, Disiplin sangatlah dibutuhkan suatu
negara, dimulai dari Sekolah Dasar agar tidak tercipta bibit yang
buruk. SMAN 95 Jakarta sudah menerapkan sistem poin dan
mungkin juga dapat dijadikan solusi kedisiplinan di masa
Milenium ini, supaya tercipta negeri yang makmur dan disiplin
serta teratur.

6. PENUTUP

Assalamualaikum Wr.Wb.

Sebagai penutup, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan


waktunya untuk membaca laporan kami. Mohon maaf atas salah
kata atas tulisan kami di laporan ini semoga maklum dan
memaafkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

7. LAMPIRAN
Gambar diatas menunjukkan kami saat wawancara dan contoh
ketidakdisiplinan di SMAN 95

Anda mungkin juga menyukai