Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses belajar untuk melakukan sesuatu. Proses belajar


menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemilihan
dan penerimaan nilai. Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui,
tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan
sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Proses pendidikan juga memobilisasi segenap
komponen pendidikan kepada pencapaian tujuan pendidikan. Pelaksanaan proses
pendidikan ini sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.

Proses pendidikan terdiri dari tiga aspek penting, yaitu :

1. Tujuan pendidikan yang telah digariskan secara eksplisit dan implicit.


2. Pengalaman pengalaman belajar di desain untuk mencapai tujuan tujuan
pendidikan.
3. Evaluasi yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh tujuan telah dicapai.
( Oemar Hamalik 1989 : 5 )
Ketiga aspek ini saling berkaitan satu sama lain. Tujuan pendidikan menjadi dasar
dalam mendesain belajar dan menentukan alat serta prosedur evaluasi. Pengalaman belajar
merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan, sedangkan untuk mengukur seberapa jauh tujuan pendidikan telah dicapai
dalam belajar dapat diperiksa melalui evaluasi. Dalam dunia pendidikan kegiatan evaluasi
sering dilakukan karena selama periode pendidikan berlangsung orang perlu mengetahui
hasil atau prestasi yang telah dicapai baik pendidik maupun peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, sangat penting untuk mengetahui kemajuan yang dicapai
oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama beberapa kurun waktu.
Salah satu upaya untuk mengetahui kemajuan peserta didik tersebut adalah dengan
memberikan seperangkat tes atau biasa disebut evaluasi. Hal ini yang diharapkan akan bisa
mengukur sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan
dan ketepatan metode mengajar yang digunakan oleh pendidik. Dengan informasi yang
didapat dari evaluasi tersebut, pendidik dapat menentukan langgkah yang tepat untuk
tindakan selanjutnya dan juga bisa memotivasi peserta didik agar meningkatkan prestasi
mereka. Hal tersebut selaras dengan pengertian evaluasi seperti yang dirumuskan oleh

Halaman 1 dari 49
Norman E. Gronlund dan dikutip oleh Ngalim Purwanto ( 1992 : 3 ) yaitu suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan
tujuan pengajaran telah dicapai siswa.
Ada beberapa fungsi evaluasi pendidikan menurut Ngalim Purwanto ( 1992 : 5 )
yang menjadikan evaluasi mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan atau
dalam proses belajar mengajar. Fungsi fungsi tersebut antara lain berfungsi sebagai
pengukur kemajuan dan perkembangan prestasi belajar siswa setelah melakukan kegiatan
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi juga berfungsi untuk mengetahui
keberhasilan program pengajaran seperti tujuan, materi belajar, metode mengajar, alat dan
sumber belajar, serta alat evaluasi. Anas Sudijono ( 2007 : 8 ) mengatakan bahwa fungsi
evaluasi adalah memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali, mislanya siswa -
siswi yang mempunyai kelemahan tertentu karena kesulitan belajar, mengukur kemajuan
prestasi belajar siswa, dan juga sebagai penunjang penyusunan rencana pembelajaran.
Salah satu syarat dalam melakukan evaluasi hasil belajar ialah isi tes harus
mencakup aspek aspek pencapaian yang akan dievaluasi, dalam hal ini yang dievaluasi
adalah siswa. Sehingga tujuan utama diadakannya evaluasi bisa tercapai dan mendapat
hasil yang akurat dan sesuai. Menurut Anas Sudijono ( 2007 : 31 ) evaluasi belajar yang
baik adalah yang berpegang pada prinsip komprehensif yaitu dilakukan secara bulat, utuh
menyeluruh sehingga diperoleh informasi yang lengkap mengenai keadaan dan
perkembangan peserta didik. Kemudian prinsip kesinambungan, yaitu dilakukan secara
kontinyu untuk memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah
selanjutnya agar tujuan pengajaran dapat dicapai sebaik baiknya. Terakhir adalah prinsip
obyektivitas. Obyektivitas ini berhubungan dengan evaluator. Seorang evaluator harus
selalu bertindak wajar dan menurut keadaan yang sebenarnya untuk menjaga keaslian dan
kemurnian hasil evaluasi. Oleh karena itu, untuk melakukan evaluasi perlu dilakukan
bermacam macam cara atau bahan, berbentuk tes maupun berbentuk lainnya. Cara
apapun yang dipergunakan untuk mengumpulkan informasi atau bahan evaluasi, harus
selalu memperhitungkan reliabilitas dan validitas yang masih perlu dikaji dan diyakinkan.
Hal ini dilakukan agar evaluasi lebih cermat dan dapat dipercaya. Tindakan ini penting
mengingat dapat diketahui kemampuan siswa sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan
proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah khususnya di kelas. Siswa yang
berkemampuan tinggi ataupun siswa yang berkemampuan rendah akan dapat dibedakan
dengan adanya evaluasi, karena itu alat untuk mengumpulkan informasi atau bahan
evaluasi ini tidak dapat dibuat asal asalan.

Halaman 2 dari 49
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, diketahui bahwa keberhasilan penilaian hasil
belajar dapat diukur pada baik buruknya soal yang digunakan. Soal harus memenuhi syarat
syarat tertentu seperti valid, reliabilitas, ekonomis, objektif, dan praktis. Soal yang baik,
sulit untuk membuatnya dan memakan banyak waktu.
Soal Mata Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan yang saya uji di SMK
Negeri 2 Medan belum diketahui kualitasnya, yaitu apakah sudah memenuhi criteria
sebagai soal yang baik atau belum. Untuk itu dapat didefinisikan apakah butir soal Mata
Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan yang saya uji memenuhi criteria tingkat
kesukaran soal, daya pembeda, penyebaran jawaban soal, validitas, reliabilitas, dan
standard error of measurement sehinggga merupakan soal yang baik.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian terhadap uji soal Mata
Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Kelas XI Semester 1 Paket Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Berapakah tingkat kesukaran masing masing butir soal Mata Diklat Pemeliharaan
Mesin Kendaraan Ringan ?
2. Berapakah daya pembeda masing masing butir soal Mata Diklat Pemeliharaan
Mesin Kendaraan Ringan ?
3. Berapakah reliabilitas secara keseluruhan butir soal Mata Diklat Pemeliharaan
Mesin Kendaraan Ringan ?
4. Berapakah validitas masing masing butir soal Mata Diklat Pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan ?
5. Bagaimanakah penyebaran jawaban setiap butir soal Mata Diklat Pemeliharaan
Mesin Kendaraan Ringan ?
6. Berapakah standard error of measurement masing masing buti soal Mata Diklat
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan ?

1.4 Tujuan Mini Riset

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan mini riset terhadap soal
Mata Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Kelas XI Semester 1 Paket Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan yang saya uji di SMK Negeri 2 Medan untuk mengetahui :

1. Tingkat kesukaran masing masing butir soal Mata Diklat Pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan.
Halaman 3 dari 49
2. Tinggi rendahnya daya pembeda masing masing butir soal Mata Diklat
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan.
3. Tinggi rendahnya reliabilitas soal secara keseluruhan yang terdapat di soal Mata
Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan.
4. Tinggi rendahnya validitas masing masing butir soal yang terdapat dalam soal
Mata Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan.
5. Penyebaran jawaban soal dalam soal Mata Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan
Ringan.
6. Standar error of measurement dalam soal Mata Diklat Pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan.

1.5 Manfaat Mini Riset

Manfaat mini riset sangat banyak terutama bagi mahasiswa, karena Mini Riset tidak
sembarangan diciptakan. Semuanya pasti mempunyai arti tersendiri, seperti Mini Riset ini.
Manfaatnya tidak bisa disebutkan satu persatu, kita hanya akan membahas yang penting
saja yaitu untuk memahami bahwa dalam pembuatan suatu soal evaluasi harus sesuai
dengan syarat syarat tertentu dan criteria seperti tingkat kesukaran soal, daya pembeda,
penyebaran jawaban soal, validitas, reliabilitas, dan standard error of measurement
sehinggga merupakan soal yang baik.

Halaman 4 dari 49
BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Pendidikan ( Pendidikan Menengah Kejuruan )

Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 )


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang dirinya dan masyarakat.

Pengertian pendidikan menengah kejuruan berdasarkan pedoman dalam Sistem


Pendidikan Nasional merupakan pendidikan yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis jenis pekerjaan tertentu ( UU No. 2 Tahun
1989 Bab IV Pasal 11 Ayat 3 ). Pendidikan kejuruan merupakan sub system pendidikan
yang secara khusus membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri untuk memasuki
lapangan kerja atau dapat dikatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan wahana
pendidikan yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk dapat bekerja guna
menopang kehidupannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan siswa atau peserta didik secara khusus untuk memasuki
lapangan kerja guna menopang kehidupannya.

Secara jelas misi dan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan disebutkan dalam PP No.
29 Tahun 1990, antara lain :

1. Mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja atau lapangan kerja serta
mengembangkan sikap professional.
2. Mempersiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan
mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja
atau dunia industry pada masa sekarang dan masa yang akan dating.
4. Mempersiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan
kreatif.

Di SMK terdapat banyak sekali Program Keahlian. Salah satunya adalah program
keahlian Teknik Otomotif. Tujuan Program Keahlian Mekanik Otomotif secara umum
mengacu pada isi UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai

Halaman 5 dari 49
Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan Pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan program keahlian Mekanik
Otomotif adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
kompeten dalam :

1. Perawatan dan perbaikan motor otomotif ( automotive engine ).


2. Perawatan dan perbaikan system pemindah tenaga ( power train ).
3. Perawatan dan perbaikan chasis dan suspense otomotif.
4. Perawatan dan perbaikan system otomotif ( automotive wiring system ).

2.2 Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi melalui latihan
dan pengalaman dan dapat diamati secara langsung sehingga apabila mengalami suatu
masalah dapat memahami maknanya dan menyelesaikannya dengan sadar dan bertujuan.

2.3 Proses Pembelajaran

Dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, berbagai komponen pendidikan yang


penting terlibat di dalamnya. Guru, siswa, kurikulum, bahan ajar, interaksi, dan penilaian
hasil belajar adalah komponen utama pendidikan yang menyatu dalam suatu kegiatan
pembelajaran yang menyeluruh ( S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul 1992 / 1993 : 7 ).

Setiap komponen pendidikan saling menunjang dan berinteraksi membangun


bentuk nyata proses pembelajaran dalam suatu system pendidikan. Muhibbin Syah ( 1995 :
132 ) juga menyatakan bahwa proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh :

1. Faktor internal ( factor dari dalam siswa ), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2. Faktor eksternal ( factor dari luar siswa ), yakni kondisi di sekitar siswa, seperti
guru, lingkungan belajar, fasilitas fisik, dan lain lain.
3. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi materi pelajaran.

Halaman 6 dari 49
2.4 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa


mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi
adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang
dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan
assessment ada pula kata lain yang searti dalam dunia pendidikan kita, yakni tes, ujian, dan
ulangan ( Muhibbin Syah 1995 : 141 ).

Pengertian tes menurut Muhibbin Syah ( 1995 : 141 ) ialah alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau
untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Sementara itu, istilah
evaluasi biasanya digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir
jenjang pendidikan tertentu, seperti ulangan semester dan mid semester.

Ada beberapa tujuan dilakukannya evaluasi, seperti dikemukakan oleh Muhibbin


Syah ( 1995 : 142 ) yaitu :

1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu
kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya ( kemampuan kecerdasan yang dimilikinya ).
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar mengajar ( PBM ).

Di samping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi fungsi sebagai
berikut :

1. Fungsi administrative untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3. Fungsi diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan
program remedial teaching ( pengajaran perbaikan ).
4. Sumber daya BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan
dan penyuluhan ( BP ).

Halaman 7 dari 49
5. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan dating yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, dan alat alat PBM.
( Muhibbin Syah 1995 : 143 )
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi, guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap, dan
kepribadian siswa atau peserta didik sehingga mereka lebih dapat terarah menjadi lebih
baik
2.5 Alat Ukur Evaluasi yang Digunakan
Pemilihan alat ukur evaluasi ini harus disesuaikan dengan metode yang digunakan.
Alat ukur evaluasi yang berhubungan dengan hasil belajar mengajar dan belajar disebut
achievement test atau tes hasil belajar ( Ngalim Purwanto 1992 : 33 ). Tes hasil belajar
ini digunakan untuk menilai hasil hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada
peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Sumadi Suryabrata ( 1997 : 2 ) dalam salah satu bukunya mengemukakan tahap
tahap dalam merencana dan menyusun tes sehingga menjadi tes yang baik. Empat tahap
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan spesifikasi tes
Mencakup hal hal penting yaitu : menentukan tujuan, penyusunan kisi
kisi soal, memilih tipe tipe soal, merencanakan taraf kesukaran soal,
merencanakan banyak sedikitnya soal dan merencanakan jadwal penerbitan soal.
2. Penulisan soal
Soal ditulis setelah penyusunan kisi kisi soal tes ( pengembangan
spesifikasi tes ) selesai. Ada baiknya jika dibiasakan menulis soal setelah pokok
bahasan selesai diajarkan. Ini dimaksudkan untuk menghindari penumpukan
pekerjaan menulis soal menjelang evaluasi dilaksanakan. Jumlah soal yang ditulis
sebaiknya juga lebih banyak dari jumlah yang tercantum pada kisi tes.
3. Penelaahan soal
Setelah soal soal yang direncanakan dalam kisi tes selesai ditulis, maka
soal soal itu perlu ditelaah untuk menimbang apakah soal soal itu telah
memenuhi syarat syarat yang ditentukan. Syarat syarat yang dituntut misalnya :
apakah soal tersebut jelas mengukur jenjang kemampuan yang sesuai dengan tujuan
instruksional khusus atau tujuan evaluasi ( kesahihan isi dan susunan ).

Halaman 8 dari 49
4. Pengujian butir butir soal secara empiric
Administrasi tes bentuk akhir untuk tujuan tujuan pembakuan ; biasanya
dilakukan pada tes bentuk obyektif yang dapat dipakai berulang ulang.
2.6 Penyusunan Butir Soal
Soal merupakan suatu alat penilaian di SMK. Alat penilaian yang baik yang
digunakan sebagai alat ukur menurut Suharsimi Arikunto ( 1997 : 56 ) harus memenuhi
syarat syarat yaitu valid, reliable, memiliki tingkat kesukaran yang cukup, dan
mempunyai daya pembeda yang baik. Selain itu alat penilaian juga harus praktis, objektif,
dan ekonomis dalam penyusunannya.
Bentuk soal yang digunakan dalam penilaian berdasarkan pada tujuan yang akan
dicapai. Biasanya digunakan bentuk soal pilihan ganda dan uraian dalam berbagai
penilaian.
1. Butir soal pilihan ganda
Butir soal jenis ini intinya menghadapkan sejumlah alternative jawaban
kepada siswa, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk setiap soal dan tugas
siswa yaitu memilih salah satu di antara alternative tersebut berdasarkan sesuatu
dasar pertimbangan tertentu. Kemungkinan jawaban yang benar dinamakan key
atau kunci, sedangkan jawaban yang salah bertujuan mempersulit proses
pencapaian jawaban yang benar disebut pengecoh atau distraktor.
Menurut Balitbang Dikbud sebagaimana yang dikutip oleh Suke Silverius (
1991 : 73 ), penyusunan butir soal pilihan ganda adalah :
a) Pernyataan atau pertanyaan pada pokok soal ( stem ) harus dirumuskan
secara jelas.
b) Menghindari pertanyaan yang bersifat negative ataupun negative ganda, jika
terpaksa digunakan maka harus dicetak miring, digarisbawahi, atau ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.
c) Pokok soal berisi materi yang diperlukan saja sehingga tidak menngaburkan
maksud soal itu.
d) Setiap butir soal hanya ada satu jawaban benar atau yang paling benar.
e) Tidak memberikan petunjuk untuk jawaban yang benar.
f) Pokok soal tidak menggunakan kata kata yang sifatnya tidak tentu, seperti
: kebanyakan, sering kali.
g) Butir soal yang satu tidak bergantung pada jawaban butir soal yang lain.
h) Jawaban yang benar tersebut di antara a, b, c, d, dan e secara acak.

Halaman 9 dari 49
i) Option harus logis, baik dari segi isi maupun dari hubungannya dengan
stem.
j) Option homogeny, baik dari segi isi atau materi maupun panjang pendeknya
pernyataan.
k) Jika optionnya bilangan maka diurutkan dari kecil ke besar atau besar ke
kecil.
l) Menghindari penggunaan option dengan kata semua jawaban di atas benar
, semua jawaban di atas salah , atau sejenisnya.
m) Option harus logis dan pengecoh harus berfungsi.
2. Butir soal uraian
Butir soal jenis ini bersifat umum dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan jawaban yang bebas, sesuai pendapat dan kreativitasnya
serta sikap kritisnya bila menanggapi sesuatu hal. Maka dari itu penilaiannya sangat
subjektif, tergantung dari kemampuan, kepekaan, kecermatan, kejujuran, dan
kondisi pemeriksa tes.
Menurut Balitbang Dikbud sebagaimana dikutip oleh Suke Silverius ( 1991
: 71 ), penyusunan soal bentuk uraian adalah :
a) Menggunakan kata tanya atau perintah jelaskan , mengapa , uraikan
, bandingkan , tafsirkan , hitunglah , berilah tanggapan , dan
buktikan .
b) Soal dirumuskan dengan kalimat sederhana sesuai dengan tingkat
kemampuan bahasa siswa.
c) Kalimat dalam soal dirumuskan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
d) Menggunakan kata kata yang tidak menimbulkan salah penafsiran.
e) Menghindari kata kata yang dapat menyinggung perasaan siswa.
f) Waktu yang disediakan sesuai dengan banyaknya butir soal.
g) Tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih butir soal yang
akan dikerjakan.
h) Mempersiapkan kunci jawaban atau criteria jawaban sebagai pedoman
penskoran.
i) Memberikan petunjuk pengerjaan yang jelas.

Halaman 10 dari 49
2.7 Analisis Butir Soal

Penilaian hasil belajar pada akhir semester merupakan komponen proses


pembelajaran yang penting. Dari hasil belajar ini guru dapat mengambil kesimpulan
apakah siswa telah mencapai tingkat KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang telah
ditetapkan untuk tiap semester. Penilaian ialah proses interpretasi hasil pengukuran untuk
mengambil keputusan.

Alat pengukuran hasil belajar yang baik mengukur sesuai dengan kemampuan
siswa yang sebenarnya, sehingga diperlukan alat ukur yang baik. Soal yang baik harus
valid, reliable, objektif, praktis, dan ekonomis. Selain itu masing masing soal juga harus
memenuhi syarat daya beda, taraf kesukaran, dan distribusi jawaban seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1997 : 211 ).

Analisis butir soal bertujuan untuk mengetahui validitas empiris maupun validitas
isi yang berupa kebenaran konsep, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda serta
kebenaran konstruksinya yang dilakukan dengan cara memperbaiki, menyeleksi,
mengganti, atau merevisi.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa suatu soal dikatakan baik jika
memenuhi syarat validitas, reliabilitas, obyektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Soal yang
baik juga memenuhi syarat daya pembeda, taraf kesukaran, distribusi jawaban, dan
kesalahan baku pengukuran. Keterangan dari masing masing maupun butir yang baik
adalah sebagai berikut :

1. Validitas
Suatu soal disebut valid jika soal tersebut betul betul mengukur apa yang
seharusnya diukur. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :

=

Soal bentuk uraian :

=

Halaman 11 dari 49
2. Reliabilitas
Suatu soal dikatakan reliable apabila soal tersebut memberikan hasil yang
relative tetap, walaupun dipergunakan berulang ulang pada subjek yang sama,
soal dapat mengukur secara konsisten. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
(1 )
20 = [1 ]
1 ()
Soal bentuk uraian :

= (1 )
1
3. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal merupakan kemampuan suatu butir dalam
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan
rendah. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
( )
= ( = )
0,5

= ( )

Soal bentuk uraian :

=

4. Tingkat Kesukaran
Butir soal juga harus memenuhi taraf kesukaran tertentu. Soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sukar. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :

=

Soal bentuk uraian :

=


=

Halaman 12 dari 49
5. Kesalahan baku pengukuran
Semakin mendekati nol maka semakin konsisten suatu tes. Rumusnya
adalah
= 1 .
6. Penyebaran jawaban soal
Penyebaran jawaban adalah distribusi jawaban siswa dalam hal menentukan
pilihan jawaban pada soal bentuk objektif. Paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes.
Lebih banyak dipilih oleh kelompok yang belum paham materi.
Ada beberapa rumus lagi yang diperlukan dalam menentukan syarat syarat di
atas, rumus tersebut adalah
1. Mencari Standar Deviasi ( Std / SD )


( )2
=
1
=1

2. Menentukan Signifikansi
= 1 ( 30 )

2
= ( 30 )
1

Halaman 13 dari 49
BAB 3

METODE MINI RISET

3.1 Desain Mini Riset

Metode dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan


menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan metode metode ilmiah untuk suatu
penelitian ( Sutrisno Hadi 1993 : 4 ).

Desain pada mini riset ini menggunakan rancangan penelitian satu cuplikan dengan
6 ( enam ) variable, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran,
penyebaran jawaban soal, dan standard error of measurement ( kesalahan baku pengukuran
). Sedangkan satu cuplikan tersebut adalah soal uji Mata Diklat Pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan Kelas XI Semester 1 Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang di
ujikan di SMK Negeri 2 Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Mini Riset

Di dalam melakukan mini riset ini, identitas sekolah yang saya teliti adalah :

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Medan


Alamat Sekolah : Jln. STM No. 12 A, Medan
Kelas : Kelas XII Kendaraan Ringan 4
( Jumlah siswa di dalam kelas 19 orang )
Waktu yang digunakan untuk melaksanakan mini riset ini adalah tanggal 2
November 2017 mulai dari jam 10.30 WIB sampai jam 12.30 WIB.
3.3 Subjek Mini Riset
Subjek mini riset peneliti adalah kelas XII Kendaraan Ringan 4 di SMK Negeri 2
Medan yang berjumlah 19 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data Mini Riset
Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan di dalam melakukan mini riset ini
adalah :
3.4.1 Metode Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen , yang artinya barang barang tertulis
( Arikunto 2010 : 201 ). Peneliti mengaplikasikan metode ini dalam mini riset dengan
mengumpulkan data data seperti nama nama siswa, RPP, Silabus, dan beberapa hal lain
yang mendukung mini riset.

Halaman 14 dari 49
3.4.2 Metode Tes
Metode tes merupakan cara perolehan data yang dilakukan dengan menguji
kemampuan individu. Diartikan tersebut karena makna dari tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu ( Arikunto
2010 : 193 ). Tes yang digunakan dalam mini riset ini berupa pilihan ganda ( multiple
choice ) dan tes uraian ( essay test ).
3.5 Instrumen Mini Riset
Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan kuesioner ( Sugiyono 2010 : 305 ). Pada mini riset ini, peneliti
menggunakan soal test berbentuk pilihan ganda dan uraian yang mencakup materi pada
Mata Diklat Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Kelas.
3.6 Metode Analisis Data Mini Riset
Sebelum data yang diperoleh di analisis, semua lembar jawaban soal uji yang
diperoleh terlebih dahulu tersebut ditabulasikan dalam bentuk table. Data yang terkumpul
di analasis secara deskriptif kuantitatif. Untuk soal objektif, skor 1 ( satu ) diberikan
kepada setiap jawaban yang benar, sedangkan untuk jawaban yang salah diberi skor 0 ( nol
). Langkah selanjutnya, hasil tersebut dikelompokkan menjadi kelompok atas dan
kelompok bawah. Untuk soal uraian, skor diberikan berdasarkan dari bobot soal, hitung
persen jawaban peserta didk dari setiap soal, konfirmasikan skor yang diperoleh peserta
didik dengan bobot soal untuk mendapat nilai dari masing masing soal ( bila soal lebih
dari satu ), gabungkan nilai peserta didik dari seluruh soal.

Halaman 15 dari 49
BAB 4

HAASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TELAAH BUTIR SOAL ESSAY SECARA KUANTITATIF

No. Nama Siswa Nomor Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 Skor
1. Azmi 5 10 10 0 0 25
2. Ari Bahrum Syah 0 0 0 0 0 0
3. Syawal Abdi Rangkuti 10 10 0 0 0 20
4. Yoga Rohan Oktori 10 15 10 20 0 55
5. Aryo Arinugroho 0 0 0 0 0 0
6. Jeki Saputra 5 10 10 0 0 25
7. Wahyu Fadillah 5 10 10 10 0 35
8. Wahyu Iqbal 10 10 10 10 0 40
9. Priagi Hidayah 5 10 10 0 0 25
10. Rizaldi 10 10 10 10 0 40
11. Rahmad Affandi 10 10 10 10 0 40
12. Zul Fakri 10 15 20 10 20 75
13. Abdi Nanang 0 0 0 0 0 0
14. Arnol Pandapotan 5 10 10 10 0 35
15. Nurhadiansyah 10 10 10 10 0 40
16. Deny Ibrahim 10 10 10 10 0 40
17. Dicky Jhon 0 10 10 10 0 30
18. Bima Satria 10 10 10 0 0 30
19 Rizky Chairuddin 0 0 0 0 0 0
Nilai rata rata dari seluruh siswa adalah :

555
=
19

= 29,21

Halaman 16 dari 49
4.1.1 Tingkat Kesukaran Soal

Rumus untuk mencari tingkat kesukaran dari tiap soal adalah :

1. 115
= = 6,05
19
6,05
= = 0,60 ( )
10

2. 160
= = 8,42
19
8,42
= = 0,56 ( )
15

3. 150
= = 7,89
19
7,89
= = 0,39 ( )
20

4. 110
= = 5,78
19
5,78
= = 0,23 ( )
25

5. 20
= = 1,05
19
1,05
= = 0,03 ( )
30

Halaman 17 dari 49
4.1.2 Daya Pembeda

Berdasarkan nilai rata rata dari seluruh jumlah siswa ( 29,21 ), maka dapat
ditentukan siapa saja siswa yang termasuk dalam kelompok atas maupun kelompok bawah.

Siswa yang termasuk dalam kelompok atas adalah :

1. Zul Fakri ( 75 )
2. Yoga Rohan Oktori ( 55 )
3. Wahyu Iqbal ( 40 )
4. Rizaldi ( 40 )
5. Rahmad Affandi ( 40 )
6. Nurhadiansyah ( 40 )
7. Deny Ibrahim ( 40 )
8. Wahyu Fadillah ( 35 )
9. Arnol Pandapotan ( 35 )

Sedangkan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah adalah :

1. Azmi ( 25 )
2. Jeki Saputra ( 25 )
3. Priagi Hidayah ( 25 )
4. Ari Bahrum Syah ( 0 )
5. Syawal Abdi Rangkuti ( 20 )
6. Aryo Arinugroho ( 0 )
7. Abdi Nanang ( 0 )
8. Rizky Chairuddin ( 0 )

Sedangkan untuk siswa yang bernama Dicky Jhon ( 30 ) dan Bima Satria ( 30 )
tidak termasuk dalam kelompok atas maupun kelompok bawah, karena jumlah skor mereka
mendekati atau dekat dengan nilai rata rata dari keseluruhan siswa ( 29,21 ).

Halaman 18 dari 49
Rumus untuk mencari daya pembeda dari tiap soal adalah :

1. 80
= = 8,88
90
25
= = 3,12
8
8,88 3,12
= = 0,57 ( )
10
2. 100
= = 11,11
9
40
= =5
8
11,11 5
= = 0,40 ( )
15
3. 100
= = 11,11
9
30
= = 3,75
8
11,11 3,75
= = 0,36 ( )
20
4. 100
= = 11,11
9
0
= = 0
8
11,11 0
= = 0,44 ( )
25
5. 20
= = 2,22
9
0
= = 0
8
2,22 0
= = 0,07 ( )
30

Halaman 19 dari 49
4.1.3 Validitas

Rumus untuk menghitung validitas adalah :

( )( )
=
{ ( )}{ ( )}

No. Nama Siswa Nomor Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 Skor
1. Azmi 5 10 10 0 0 25
2. Ari Bahrum Syah 0 0 0 0 0 0
3. Syawal Abdi Rangkuti 10 10 0 0 0 20
4. Yoga Rohan Oktori 10 15 10 20 0 55
. Aryo Arinugroho 0 0 0 0 0 0
6. Jeki Saputra 5 10 10 0 0 25
7. Wahyu Fadillah 5 10 10 10 0 35
8. Wahyu Iqbal 10 10 10 10 0 40
9. Priagi Hidayah 5 10 10 0 0 25
10. Rizaldi 10 10 10 10 0 40
11. Rahmad Affandi 10 10 10 10 0 40
12. Zul Fakri 10 15 20 10 20 75
13. Abdi Nanang 0 0 0 0 0 0
14. Arnol Pandapotan 5 10 10 10 0 35
15. Nurhadiansyah 10 10 10 10 0 40
16. Deny Ibrahim 10 10 10 10 0 40
17. Dicky Jhon 0 10 10 10 0 30
18. Bima Satria 10 10 10 0 0 30
19 Rizky Chairuddin 0 0 0 0 0 0

Halaman 20 dari 49
1. Untuk Butir Soal Nomor 1

No. 1 1 1
1. 5 25 25 625 125
2. 0 0 0 0 0
3. 10 100 20 400 200
4. 10 100 55 3025 550
5. 0 0 0 0 0
6. 5 25 25 625 125
7. 5 25 35 1225 175
8. 10 100 40 1600 400
9. 5 25 25 625 125
10. 10 100 40 1600 400
11. 10 100 40 1600 400
12. 10 100 75 5625 750
13. 0 0 0 0 0
14. 5 25 35 1225 175
15. 10 100 40 1600 400
16. 10 100 40 1600 400
17. 0 0 30 900 0
18. 10 100 30 900 300
19. 0 0 0 0 0
= 19 1 1 = 1025 = 555 1

= 115 = 23175 = 4525


( )( )
=
{ ( )}{ ( )}

19(4525) (115)(555)
=
{19(1025) (115)}{19(23175) (555)}

85975 63825
=
{19475 13225}{440325 308025}

22150
= = 0,770
28755,43

Halaman 21 dari 49
2. Untuk Butir Soal Nomor 2

No. 2 2 2
1. 10 100 25 625 250
2. 0 0 0 0 0
3. 10 100 20 400 200
4. 15 225 55 3025 825
5. 0 0 0 0 0
6. 10 100 25 625 250
7. 10 100 35 1225 350
8. 10 100 40 1600 400
9. 10 100 25 625 250
10. 10 100 40 1600 400
11. 10 100 40 1600 400
12. 15 225 75 5625 1125
13. 0 0 0 0 0
14. 10 100 35 1225 350
15. 10 100 40 1600 400
16. 10 100 40 1600 400
17. 10 100 30 900 300
18. 10 100 30 900 300
19. 0 0 0 0 0
= 19 2 2 = 1750 = 555 2

= 160 = 23175 = 6200


( )( )
=
{ ( )}{ ( )}

19(6200) (160)(555)
=
{19(1750) (160)}{19(23175) (555)}

117800 88800
=
{33250 25600}{440325 308025}

29000
= = 0,911
31813,44

Halaman 22 dari 49
3. Untuk Butir Soal Nomor 3

No. 3 3 3
1. 10 100 25 625 250
2. 0 0 0 0 0
3. 0 0 20 400 0
4. 10 100 55 3025 550
5. 0 0 0 0 0
6. 10 100 25 625 250
7. 10 100 35 1225 350
8. 10 100 40 1600 400
9. 10 100 25 625 250
10. 10 100 40 1600 400
11. 10 100 40 1600 400
12. 20 400 75 5625 1500
13. 0 0 0 0 0
14. 10 100 35 1225 350
15. 10 100 40 1600 400
16. 10 100 40 1600 400
17. 10 100 30 900 300
18. 10 100 30 900 300
19. 0 0 0 0 0
= 19 3 3 = 1700 = 555 3

= 150 = 23175 = 6100


( )( )
=
{ ( )}{ ( )}

19(6100) (150)(555)
=
{19(1700) (150)}{19(23175) (555)}

115900 83250
=
{32300 22500}{440325 308025}

32650
= = 0,906
36007,49

Halaman 23 dari 49
4. Untuk Butir Soal Nomor 4

No. 4 4 4
1. 0 0 25 625 0
2. 0 0 0 0 0
3. 0 0 20 400 0
4. 20 400 55 3025 1100
5. 0 0 0 0 0
6. 0 0 25 625 0
7. 10 100 35 1225 350
8. 10 100 40 1600 400
9. 0 0 25 625 0
10. 10 100 40 1600 400
11. 10 100 40 1600 400
12. 10 100 75 5625 750
13. 0 0 0 0 0
14. 10 100 35 1225 350
15. 10 100 40 1600 400
16. 10 100 40 1600 400
17. 10 100 30 900 300
18. 0 0 30 900 0
19. 0 0 0 0 0
= 19 4 = 110 4 = 1100 = 555 4

= 23175 = 4850
( )( )
=
{ ( )}{ ( )}

19(4850) (110)(555)
=
{19(1100) (110)}{19(23175) (555)}

92150 61050
=
{20900 12100}{440325 308025}

31100
= = 0,911
34120.96

Halaman 24 dari 49
5. Untuk Butir Soal Nomor 5

No. 5 5 5
1. 0 0 25 625 0
2. 0 0 0 0 0
3. 0 0 20 400 0
4. 0 0 55 3025 0
5. 0 0 0 0 0
6. 0 0 25 625 0
7. 0 35 1225 0
8. 0 0 40 1600 0
9. 0 0 25 625 0
10. 0 0 40 1600 0
11. 0 0 40 1600 0
12. 20 400 75 5625 1500
13. 0 0 0 0 0
14. 0 0 35 1225 0
15. 0 0 40 1600 0
16. 0 0 40 1600 0
17. 0 0 30 900 0
18. 0 0 30 900 0
19. 0 0 0 0 0
= 19 5 = 20 5 = 400 = 555 5

= 23175 = 1500
( )( )
=
{ ( )}{ ( )}

19(1500) (20)(555)
=
{19(400) (20)}{19(23175) (555)}

28500 11100
=
{7600 400}{440325 308025}

17400
= = 0,563
30863,57

Halaman 25 dari 49
Sedangkan untuk mencari signifikansinya kita menggunakan rumus :

1.
19 2
= 0,770
1 0,770

17
= 0,770
0,4071

= (0,770)(6,462) = 4,975
2.
19 2
= 0,911
1 0,911

17
= 0,911
0,170079

= (0,911)(9,997) = 9,107
3.
19 2
= 0,906
1 0,906

17
= 0,906
0,179164

= (0,906)(9,740) = 8,82
4.
19 2
= 0,911
1 0,911

17
= 0,911
0,170079

= (0,911)(9,997) = 9,107
5.
19 2
= 0,563
1 0,563

17
= 0,563
0,683031

= (0,563)(4,988) = 2,808

Halaman 26 dari 49
4.1.4 Reliabilitas

Rumus untuk mencari reliabilitas dari soal bentuk uraian adalah :


= (1 )
1

Di mana :

Sedangkan untuk mencari digunakan rumus :

( )


=

Sedangkan untuk mencari digunakan rumus :

( )


=

Halaman 27 dari 49
1. 13225
1025 19
=
19
1025 696,05
=
19
= 17,31
2. 25600
1750 19
=
19
1750 1347,36
=
19
= 21,19
3. 22500
1700 19
=
19
1700 1184,21
=
19
= 27,14
4. 12100
1100 19
=
19
1100 636,84
=
19
= 24,37
5. 400
400 19
=
19
400 21,05
=
19
= 19,94

= 109,95

308025
23175 19
=
19
23175 16211,84
=
19
= 366,48

Halaman 28 dari 49
Setelah di dapat maka kita langsung menghitung nya memakai rumus seperti
yang disebutkan pertama yaitu :


= (1 )
1

5 109,95
= (1 )
51 366,48

5
= (1 0,30)
4

= (1,25)(0,70)

= 0,875

Halaman 29 dari 49
4.2 TELAAH BUTIR SOAL PILIHAN GANDA SECARA KUANTITATIF
No Nama Butir Soal Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. Rizky 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 14(46,66)
Chairuddin
2. Bima 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 12(40)
3. Dicky 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 17(56,66)
4. Deny 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 15(50)
5. Nurhadi 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 16(53,33)
6. Arnol 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 16(53,33)
7. Abdi 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8(26,66)
8. Zul Fakri 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19(63,33)
9. Rahmad 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 25(83,33)
10. Rizaldi 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 24(80)
11. Priagi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 25(83,33)
12. Wahyu 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14(46,66)
Iqbal
13. Wahyu 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 16(53,33)
Fadillah
14. Jeki 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14(46,66)
15. Aryo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 21(70)
16. Yoga 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 23(76,66)
17. Syawal 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 20(66,66)
18. Ari 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 16(53,33)
19. Azmi 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 13(43,33)
1093,26
= = = 57,54
19

Halaman 30 dari 49
4.2.1 Tingkat Kesukaran Soal

Rumus untuk mencari tingkat kesukaran dari tiap soal adalah :

1. 18 11. 4 21. 16
= = 0,94 = = 0,21 = = 0,84
19 19 19

2. 11 12. 16 22. 18
= = 0,57 = = 0,84 = = 0,94
19 19 19

3. 18 13. 7 23. 2
= = 0,94 = = 0,36 = = 0,10
19 19 19

4. 9 14. 10 24. 12
= = 0,47 = = 0,52 = = 0,63
19 19 19

5. 6 15. 12 25. 14
= = 0,31 = = 0,63 = = 0,73
19 19 19

6. 16 16. 18 26. 2
= = 0,84 = = 0,94 = = 0,10
19 19 19

7. 13 17. 5 27. 4
= = 0,68 = = 0,26 = = 0,21
19 19 19

8. 14 18. 4 28. 16
= = 0,73 = = 0,21 = = 0,84
19 19 19

9. 15 19. 5 29. 4
= = 0,78 = = 0,26 = = 0,21
19 19 19

10. 13 20. 19 30. 4
= = 0,68 = =1 = = 0,21
19 19 19

Halaman 31 dari 49
4.2.2 Daya Pembeda

Berdasarkan nilai rata rata dari seluruh jumlah siswa ( 57,54 ), maka dapat
ditentukan siapa saja siswa yang termasuk dalam kelompok atas maupun kelompok bawah.

Siswa yang termasuk dalam kelompok atas adalah :

1. Rahmad ( 83,33 )
2. Priagi ( 83,33 )
3. Rizaldi ( 80 )
4. Yoga ( 76,66)
5. Aryo ( 70 )
6. Syawal ( 66,66 )
7. Zul Fakri ( 63,33 )

Sedangkan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah adalah :

1. Nurhadiansyah ( 53,33 )
2. Arnol ( 53,33 )
3. Wahyu Fadillah (53,33 )
4. Ari Bahrum ( 53,33 )
5. Deny ( 50 )
6. Rizky ( 46,66 )
7. Wahyu Iqbal ( 46,66 )
8. Jeki ( 46,66 )
9. Azmi ( 43,33 )
10. Bima ( 40 )
11. Abdi ( 26,66 )

Sedangkan untuk siswa yang bernama Dicky Jhon ( 56,66 ) tidak termasuk dalam
kelompok atas maupun kelompok bawah, karena jumlah skornya mendekati atau dekat
dengan nilai rata rata dari keseluruhan siswa ( 57,54 ).

Halaman 32 dari 49
Rumus untuk mencari daya pembeda dari tiap soal adalah :

1. 7 10 6. 7 8 11. 4 0
= = =
7 11 7 11 7 11
77 70 7 77 56 21 44 0 44
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,09 = 0,27 = 0,57
2. 4 6 7. 5 7 12. 7 8
= = =
7 11 7 11 7 11
44 42 2 55 49 6 77 56 21
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,02 = 0,07 = 0,27
3. 7 8 8. 7 6 13. 6 1
= = =
7 11 7 11 7 11
77 56 21 77 42 35 66 7 59
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,27 = 0,45 = 0,76
4. 6 3 9. 6 9 14. 5 4
= = =
7 11 7 11 7 11
66 21 45 66 63 3 55 28 27
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,58 = 0,03 = 0,35
5. 4 2 10. 6 6 15. 5 6
= = =
7 11 7 11 7 11
44 14 30 66 42 24 55 42 13
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,38 = 0,31 = 0,16

Halaman 33 dari 49
16. 7 10 21. 7 8 26. 2 0
= = =
7 11 7 11 7 11
77 70 7 77 56 21 22 0 22
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,09 = 0,27 = 0,28
17. 3 4 22. 7 10 27. 3 1
= = =
7 11 7 11 7 11
33 28 5 77 70 7 33 7 26
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,06 = 0,09 = 0,33
18. 2 2 23. 2 0 28. 7 8
= = =
7 11 7 11 7 11
22 14 8 22 0 22 77 56 21
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,10 = 0,28 = 0,27
19. 5 0 24. 7 4 29. 3 0
= = =
7 11 7 11 7 11
55 0 55 77 28 49 33 0 33
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0,71 = 0,63 = 0,42
20. 7 11 25. 7 6 30. 2 2
= = =
7 11 7 11 7 11
77 77 0 77 42 35 22 14 8
= = = = = =
77 77 77 77 77 77 77 77 77
= 0 = 0,45 = 0,10
Berdasarkan criteria daya pembeda, maka dapat disimpulkan soal di atas :

1. Dibuang 11. Diterima 21. Diperbaiki


2. Dibuang 12. Diperbaiki 22. Dibuang
3. Diperbaiki 13. Diterima 23. Diperbaiki
4. Diterima 14. Diterima 24. Diterima
5. Diterima 15. Dibuang 25. Diterima
6. Diperbaiki 16. Dibuang 26. Diperbaiki
7. Dibuang 17. Dibuang 27. Diterima
8. Diterima 18. Dibuang 28. Diperbaiki
9. Dibuang 19. Diterima 29. Diterima
10. Diterima 20. Dibuang 30. Dibuang

Halaman 34 dari 49
Rumus untuk mencari Standar Deviasi ( Std ) adalah :


( )2
=
1
=1

Untuk sudah diketahui seperti yang tercantum di atas , yakni = 57,54

1. (46,66 57,54)2 11. (83,33 57,54)2


= = 6,57 = = 36,95
19 1 19 1
2. (40 57,54)2 12. (46,66 57,54)2
= = 17,09 = = 6,57
19 1 19 1
3. (56,66 57,54)2 13. (53,33 57,54)2
= = 0,04 = = 0,98
19 1 19 1
4. (50 57,54)2 14. (46,66 57,54)2
= = 3,15 = = 6,57
19 1 19 1
5. (53,33 57,54)2 15. (70 57,54)2
= = 0,98 = = 8,62
19 1 19 1
6. (53,33 57,54)2 16. (76,66 57,54)2
= = 0,98 = = 20,30
19 1 19 1
7. (26,66 57,54)2 17. (66,66 57,54)2
= = 52,97 = = 4,62
19 1 19 1
8. (63,33 57,54)2 18. (53,33 57,54)2
= = 1,86 = = 0,98
19 1 19 1
9. (83,33 57,54)2 19. (43,33 57,54)2
= = 36,95 = = 11,21
19 1 19 1
10. (80 57,54)2 Maka dapat ditentukan sebagai berikut :
= = 28,02
19 1
= 245,41
= 15,66

Halaman 35 dari 49
4.2.3 Validitas

Rumus untuk mencari validitas adalah :

Di mana :

Karena jumlah siswa yang saya uji < 30, maka untuk menentukan signifikansinya saya
menggunakan rumus :

2
=
1

Di mana :

Halaman 36 dari 49
1. 17,33 16
= 0,94.0,06 = 0,01
15,66
19 2
= 0,01 = 0,04 ( )
1 0,0001
2. 17,45 17
= 0,57.0,43 = 0,01
15,66
19 2
= 0,01 = 0,04 ( )
1 0,0001
3. 17,77 8
= 0,94.0,06 = 0,14
15,66
19 2
= 0,14 = 0,58 ( )
1 0,0196
4. 20,11 14,7
= 0,47.0,53 = 0,16
15,66
19 2
= 0,16 = 0,66 ( )
1 0,0256
5. 20,16 15,92
= 0,31.0,69 = 0,11
15,66
19 2
= 0,11 = 0,45 ( )
1 0,0121
6. 18,31 11,66
= 0,78.0,22 = 0,17
15,66
19 2
= 0,17 = 0,71 ( )
1 0,0289
7. 17,53 16,66
= 0,52.0,48 = 0,02
15,66
19 2
= 0,02 = 0,08 ( )
1 0,0004
8. 18,78 13
= 0,73.0,27 = 0,15
15,66
19 2
= 0,15 = 0,62 ( )
1 0,0225
9. 17, ,68 15
= 0,84.0,16 = 0,06
15,66
19 2
= 0,06 = 0,24 ( )
1 0,0036
10. 18,53 14,5
= 0,68.0,32 = 0,11
15,66
19 2
= 0,11 = 0,45 ( )
1 0,0121

Halaman 37 dari 49
11. 22,5 15,86
= 0,21.0,79 = 0,16
15,66
19 2
= 0,16 = 0,66 ( )
1 0,0256
12. 18,25 12
= 0,84.0,16 = 0,14
15,66
19 2
= 0,14 = 0,58 ( )
1 0,0196
13. 22 14,5
= 0,36.0,64 = 0,22
15,66
19 2
= 0,22 = 0,92 ( )
1 0,0484
14. 19,1 15,22
= 0,52.0,48 = 0,12
15,66
19 2
= 0,12 = 0,49 ( )
1 0,0144
15. 18,16 15,71
= 0,63.0,37 = 0,07
15,66
19 2
= 0,07 = 0,28 ( )
1 0,0049
16. 17,77 8
= 0,94.0,06 = 0,14
15,66
19 2
= 0,14 = 0,58 ( )
1 0,0196
17. 17,42 17,16
= 0,36.0,64 = 0,0079
15,66
19 2
= 0,0079 = 0,03 ( )
1 0,00062
18. 18,5 16,93
= 0,21.0,79 = 0,04
15,66
19 2
= 0,04 = 0,16 ( )
1 0,0016
19. 23,4 15,07
= 0,26.0,74 = 0,22
15,66
19 2
= 0,22 = 0,92 ( )
1 0,0484
20. 17,26 0
= 1.0 = 0
15,66
19 2
= 0 = 0 ( )
10

Halaman 38 dari 49
21. 18,18 12,33
= 0,84.0,16 = 0,13
15,66
19 2
= 0,13 = 0,53 ( )
1 0,0169
22. 17,77 8
= 0,94.0,06 = 0,14
15,66
19 2
= 0,14 = 0,58 ( )
1 0,0196
23. 24,5 16,41
= 0,10.0,90 = 0,15
15,66
19 2
= 0,15 = 0,62 ( )
1 0,0225
24. 19,75 13
= 0,63.0,37 = 0,20
15,66
19 2
= 0,20 = 0,84 ( )
1 0,04
25. 18,92 12,6
= 0,73.0,27 = 0,17
15,66
19 2
= 0,17 = 0,71 ( )
1 0,0289
26. 24,5 16,41
= 0,10.0,90 = 0,15
15,66
19 2
= 0,15 = 0,62 ( )
1 0,0225
27. 18,75 16,86
= 0,21.0,79 = 0,04
15,66
19 2
= 0,04 = 0,16 ( )
1 0,0016
28. 18,25 12
= 0,84.0,16 = 0,14
15,66
19 2
= 0,14 = 0,58 ( )
1 0,0196
29. 24,33 15,93
= 0,15.0,85 = 0,18
15,66
19 2
= 0,18 = 0,75 ( )
1 0,0324
30. 16 17,6
= 0,21.0,79 = 0,04
15,66
19 2
= 0,04 = 0,16 ( )
1 0,0016

Halaman 39 dari 49
4.2.4 Reliabilitas

No. Siswa ( )

1. Rizky Chairuddin 14 17,26 -3,26 10,62


2. Bima Satria 12 17,26 -5,26 27,66
3. Dicky 17 17,26 -0,26 0,06
4. Deny Ibrahim 15 17,26 -2,26 5,10
5. Nurhadiansyah 16 17,26 -1,26 1,58
6. Arnol Pandapotan 16 17,26 -1,26 1,58
7. Abdi 8 17,26 -9,26 85,74
8. Zul Fakri 19 17,26 2,26 5,10
9. Rahmad Afandi 25 17,26 8,26 68,22
10. Rizaldi 24 17,26 7,26 52,70
11. Priagi 25 17,26 8,26 68,22
12. Wahyu Iqbal 14 17,26 -3,26 10,62
13. Wahyu Fadillah 16 17,26 -1,26 1,58
14. Jeki Saputra 14 17,26 -3,26 10,62
15. Aryo 21 17,26 4,26 18,14
16. Yoga 23 17,26 6,26 39,18
17. Syawal 20 17,26 3,26 10,62
18. Ari Bahrum 16 17,26 -1,26 1,58
19. Azmi 13 17,26 -4,26 18,14

Halaman 40 dari 49
Nomor (1 ) (1 ) Nomor (1 ) (1 )
Soal Soal
1. 0,94 0,06 0,056 16. 0,94 0,06 0,056
2. 0,57 0,43 0,245 17. 0,36 0,64 0,230
3. 0,94 0,06 0,056 18. 0,21 0,79 0,165
4. 0,47 0,53 0,249 19. 0,26 0,,74 0,192
5. 0,31 0,69 0,213 20. 1 0 0
6. 0,78 0,22 0,171 21. 0,84 0,16 0,134
7. 0,52 0,48 0,249 22. 0,94 0,06 0,056
8. 0,73 0,27 0,197 23. 0,10 0,90 0,090
9. 0,84 0,16 0,134 24. 0,63 0,37 0,233
10. 0,68 0,32 0,217 25. 0,73 0,27 0,197
11. 0,21 0,79 0,165 26. 0,10 0,90 0,090
12. 0,84 0,16 0,134 27. 0,21 0,79 0,165
13. 0,36 0,64 0,230 28. 0,84 0,16 0,134
14. 0,52 0,48 0,249 29. 0,15 0,85 0,127
15. 0,63 0,37 0,233 30. 0,21 0,79 0,165

(1 ) = 4,832

= 19
= 328
328
= = 17,26
19
( )2 437,06
= = = 23
19
( ) = = 23 = 4,79
(1 )
20 = [1 ]
1 ()
30 4,832
20 = [1 ]
30 1 23
20 = 0,817

Halaman 41 dari 49
4.2.5 Kesalahan Baku Pengukuran

= 1 .

= 4,791 0,817

= 4,790,183

= (4,79)(0,42)

= 2,01

Kesimpulannya adalah KBP tes pilihan ganda ini besar karena lebih besar dari 1, artinya
bahwa skor skor tes tidak konsisten, sehingga skor tes ini tidak atau kurang dapat
dipercaya penggunaannya.

Halaman 42 dari 49
4.2.6 Penyebaran Jawaban Soal ( Indeks Pengecoh )

Indeks Pengecoh bekerja dengan baik jika dipilih oleh 5 % dari jumlah peserta.

1. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 0 18 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
2. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 11 1 3 4
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
3. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 18 0 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
4. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 4 9 5 1 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
5. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 6 0 5 2 6
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
6. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 1 16 2 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
7. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 13 2 3 1 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
8. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 14 2 3 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
9. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 15 0 0 4
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
10. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 6 4 6 0 5
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik

Halaman 43 dari 49
11. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 3 5 3 4 4
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
12. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 16 3 0 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
13. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 7 8 4 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
14. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 3 0 6 10
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
15. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 12 4 3 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
16. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 1 0 0 18
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
17. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 7 0 12 0 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
18. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 4 5 5 2 3
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
19. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 0 8 6 5
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
20. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 0 0 19 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik

Halaman 44 dari 49
21. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 3 0 0 16 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
22. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 0 0 18 1
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
23. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 3 5 5 4 2
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
24. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 3 4 12 0
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
25. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 14 2 0 3
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
26. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 6 4 2 0 7
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
27. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 3 5 2 4 5
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik
28. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 0 0 0 16 3
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
29. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 2 10 4 0 3
IP Indeks Pengecoh Tidak Bekerja Dengan Baik
30. Alternatif Jawaban A B C D E
Distribusi Jawaban 7 4 3 4 1
IP Indeks Pengecoh Bekerja Dengan Baik

Halaman 45 dari 49
BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis butir soal dan pembahasan, maka dalam soal Mata Diklat
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan yang saya uji di Kelas XII KR ( Kendaraan Ringan
) 4 SMK Negeri 2 Medan diketahui bahwa :

1. Untuk Soal Bentuk Pilihan Ganda :

Butir soal yang saya uji sudah baik, karena proporsi untuk tingkat kesukarannya
sudah baik, yaitu 40 % ( soal yang mudah ) : 30 % ( soal yang sedang ) : 30 % ( soal yang
sukar ). Sedangkan untuk daya pembedanya, soal yang saya uji masih banyak masuk
kategori dibuang dan juga diperbaiki sehingga diperlukan adanya perbaikan. Hal ini
diharapkan agar setiap butir soal dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Sehingga
soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dengan baik.

2. Untuk Soal Bentuk Essay :

Butir soal yang uji masih kurang baik, karena di antara 5 soal uraian yang saya uji
tidak ada yang masuk kategori mudah , sebagian besar masuk kategori sedang dan
sisanya masuk kategori sukar . Sedangkan untuk daya pembedanya, soal yang saya uji
sudah cukup baik karena hanya 1 soal saja yang masuk kategori dibuang . Akan tetapi
bagaimanapun, soal tersebut masih harus diperbaiki agar setiap soal dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan. Sehingga soal dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dengan baik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diperoleh di atas, maka peneliti


menyarankan agar guru atau siapapun yang menyusun dan membuat soal agar
memperbaiki maupun mengganti soal soal yang belum memenuhi syarat sebagai soal
yang baik. Setelah soal disusun hendaknya dilakukan analisis terlebih dahulu untuk
mengetahui kualitas butir soal tersebut.

Halaman 46 dari 49
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2003 ). Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Anas Sudijono. ( 2007 ). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Ngalim Purwanto. ( 1992 ). Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. ( 1990 ). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Slameto. ( 1988 ). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. ( 1997 ). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

Halaman 47 dari 49
LAMPIRAN

Halaman 48 dari 49
Halaman 49 dari 49

Anda mungkin juga menyukai