Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRATON
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan mepunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena
dengan manusia serta lingkungan yang sehat maka diharapkan dapat mampu menekan
angka penyakit atau penularan penyakit yang akan terjadi. Sehingga kehidupan
manusia yang sehat kedepan dapat terealisasikan.
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab 1 pasal
2 adalah yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosia, serta
bukan hanya kenadaan bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Pengertian sehat
tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 1075 sebagai berikut : sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari
segala jenis penyakit, baik fisik, mental dan sosial.
Promsi kesehatan pada prinsipya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat
untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidu bersih dan sehat. Banyak permasalahan
kesehatan di Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun,
proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah mudah, maka perlu dikembangkan
strategi serta langkah-langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan
masyarakat agar mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh melalui
pembinaan profesional dalam bdang promotif dan preventif yang mengarah pada
permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat, untuk selanjutnya dapat dilakukan
pengembangan program intervensi menuju perubahan pola pikir dan perilaku
masyarakat yang sehat. Salah satu bentuk konkrit upaya tersebut adalah dengan
pengalaman Belajar Lapangan (Sualman, 2009). Praktik belajar lapangan adalah
proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional dibidang kesehatan
masyarakat, yang merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki seorang tenaga
profesi kesehatan masyarakat.
Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan salah
satu penyebabnya adalah tikus. Tikus merupakan hewan yang sangat mengganggu
kehidupan manusia serta dapat menjadi vektor penularan penyakit. Tikus
menularankan penyakit melalui urin dan pinjal yang ada ditubuhnya. Tikus sering
berada di rumah warga karena banyak terdapat sumber makanan, dan keadaan rumah
warga yang tidak bersih. Tak jarang juga banyak tikus yang menjadikan rumah warga
sebagai tempat tinggal dan berkembang biak.

B. Tujuan
1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.
2. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Promkes
Ada beberapa definisi promosi kesehatan, diantaranya :
1. promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang
untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan (Green, 1984),.
2. Ottawa Charter (1986), the process of enabling people to control over and
improve their health. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya).
3. Victorian Health Fundation Australia (1997),a program are design to bring
about change within people, organization, communities and their environment.
Bangkok Charter (2005), the process of enabling people to increase control
over their health and its determinants, and thereby improve their health

Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan


intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Lawrence
Green, 1984)
Menurut Piagam Ottawa (1986), Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Promosi Kesehatan adalah Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol
terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO,1984)
Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
sebagai berikut : Health promotion is programs are design to bring about changewithin
people, organization, communities, and their environment . Artinya bahwa promosi
kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Soekidjo Notoatmojo (2005), Pertama:promosi kesehatan dalam
konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit) berarti peningkatan
kesehatan.Kedua:upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan
kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi
kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan
kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas
mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana,2009).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran umum
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Kraton Kota Yogyakarta terletak Kota Yogyakarta, Daerah binaan
Puskesmas Kraton meliputi satu Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta yang terdiri dari 3
kelurahan.

Adapun Luas Wilayah kerja Puskesmas Kraton Kota Yogyakarta adalah : 131,68 Ha
dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Ngampilan dan Gondomanan


2. Sebelah Timur : Kecamatan Gondomanan dan Mergangsan
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Mantrijeron
4. Sebelah Barat : Kecamatan Ngampilan dan Mantrijeron

Gambar.1 Peta Kecamatan Kraton

KEC. KRATON
Tabel.1: Pembagian Wilayah Kecamatan Kraton Tahun 2016

JUMLAH
NO KELURAHAN LUAS WILAYAH
RW RT

1 Panembahan 18 78 0,66 Km2

2 Kadipaten 15 53 0,34 Km2

3 Patehan 10 44 0,40 Km2

Jumlah 43 175 1,40 Km2


Sumber : Kecamatan Kraton Tahun 2016

Berdasarkan Tabel di atas pembagian wilayahnya yang paling luas adalah


Kelurahan Panembahan dengan 18 RW dan 78 RT sedangkan wilayah Kelurahan
Patehan dengan 10 RW dan 44 RT merupakan wilayah paling sempit.

2. Keadaan Penduduk
Data kependudukan merupakan salah satu data pokok yang sangat diperlukan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan karena penduduk selain merupakan obyek juga
merupakan subyek pembangunan. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Yogyakarta, jumlah penduduk Kecamatan Kraton tahun 2016 sebesar 21.985
jiwa.
Tingginya persentase penduduk usia produktif merupakan potensi sumber daya
manusia bagi Kecamatan Kraton. Perbandingan jumlah penduduk usia tidak produktif
terhadap jumlah penduduk usia produktif ini menunjukkan rasio beban tanggungan.
Rasio beban tanggungan di Kecamatan Kraton Tahun 2016 sebesar 40 yang berarti di
Kecamatan Kraton setiap 100 orang usia produktif menanggung 40 orang usia tidak
produktif.
Di Kecamatan Kraton penduduk Laki-laki berjumlah lebih sedikit dari pada
penduduk perempuan (sex ratio 94,32) menurun jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya ( sex ratio 2015 sebesar 95,1). Berdasarkan komposisi penduduk, kelompok
umur produktif (usia 15 64 tahun) hampir seimbang dengan jumlah terbanyak di
kelompok usia 1519 tahun.
Grafik II.1: Piramida Penduduk Menurut Golongan Umur Kecamatan Kraton Tahun
2016

75+
Perempuan 70 - 74 Laki Laki
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4

0,010 0,005 0,000 0,005 0,010

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta 2016

Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur
penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan
kependudukan, sosial, budaya dan ekonomi.
Adapun kepadatan penduduk Kecamatan 15.705 jiwa/km2, dengan rata-rata per
rumah tangga 3,07 jiwa.
3. Status Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang
berperan meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat,
semakin baik kualitas sumber dayanya. Sebagai gambaran tingkat pendidikan penduduk
Kecamatan Kraton pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel II.2: Tingkat Pendidikan Wilayah Kecamatan Kraton Tahun 2016

JENIS KELAMIN
NO PENDIDIKAN JUMLAH
LAKI- LAKI PEREMPUAN
1 TIDAK/BLM SEKOLAH 1208 1179 2387
2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 1039 992 2031
3 TAMAT SD/SEDERAJAT 852 1186 2038
4 SLTP/SEDERAJAT 1193 1340 2533
5 SLTA/SEDERAJAT 3579 3678 7257
6 DIPLOMA I/II 93 126 219
AKADEMI/DIPLOMA III/SARJANA
7 612 766 1378
MUDA
8 DIPLOMA IV/STRATA I 1917 1802 3719
9 STRATA-II 200 184 384
10 STRATA-III 23 16 39
JUMLAH 10716 11269 21985

Grafik: II.2. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Kraton 2016

Persentase Penduduk Menurut


Pendidikan
1.75%
0.18%
TIDAK/BLM SEKOLAH

10.86% BELUM TAMAT


16.92% SD/SEDERAJAT
TAMAT SD/SEDERAJAT
9.24%
SLTP/SEDERAJAT
6.27%
9.27% SLTA/SEDERAJAT
1.00%
DIPLOMA I/II

11.52% AKADEMI/DIPLOMA
III/SARJANA MUDA
33.01% DIPLOMA IV/STRATA I

STRATA-II

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta 2016

Persentase pendidiakan penduduk Kecamatan Kraton tahun 2016 tertinggi adalah


tingkat pendidikan Menengah (SMA) yaitu 33,01%; Diploma IV atau Srata I ( 16,92
%); SLTP (11,52 % ); tidak/ belum sekolah (10,86%) ; tamat SD ( 9,27 % ); Belum
tamat SD 9,24% , Diploma III ( 6,27% ); S2 (1,75%), Diploma II (1%) dan S3 ( 0,18%)

4. Sarana Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan kepemilikannya, sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Kraton
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah
dan sarana pelayanan kesehatan milik swasta.
Menurut tempat / jenisnya dan jumlahnya pelayanan kesehatan di Kecamatan Kraton
dapat dibedakan sebagai berikut:
Tabel II. 3: Jenis dan Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Kraton Tahun
2016

NO JENIS JUMLAH

1 Puskemas 1

2 Praktek dokter bersama 3

3 Praktek dokter perorangan 15

4 Apotek 5

5 Praktik Pengobatan Tradisional 8

Sumber: Pendataan Sarana Kesehatan Puskesmas Kraton tahun 2016


DAFTAR PUSTAKA

https://edywarsanpunya.wordpress.com/tentang-aku/pengertian-promosi-kesehatan/
LAMPIRAN

Kesehatan mepunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan manusia
serta lingkungan yang sehat maka diharapkan dapat mampu menekan angka penyakit atau
penularan penyakit yang akan terjadi. Sehingga kehidupan manusia yang sehat kedepan dapat
terealisasikan.

Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab 1 pasal 2 adalah yang
meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosia, serta bukan hanya kenadaan
bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian
sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1075 sebagai berikut : sehat adalah
suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental dan sosial.

Promsi kesehatan pada prinsipya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk tahu,
mau dan mampu berperilaku hidu bersih dan sehat. Banyak permasalahan kesehatan di
Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses perubahan
perilaku di masyarakat tidaklah mudah, maka perlu dikembangkan strategi serta langkah-
langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku
hidup bersih dan sehat.

Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh melalui pembinaan profesional
dalam bdang promotif dan preventif yang mengarah pada permasalahan-permasalahan
kesehatan masyarakat, untuk selanjutnya dapat dilakukan pengembangan program intervensi
menuju perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat yang sehat. Salah satu bentuk konkrit
upaya tersebut adalah dengan pengalaman Belajar Lapangan (Sualman, 2009)

Praktik belajar lapangan adalah proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional
dibidang kesehatan masyarakat, yang merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki
seorang tenaga profesi kesehatan masyarakat.

Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan salah satu
penyebabnya adalah tikus. Tikus merupakan hewan yang sangat mengganggu kehidupan
manusia serta dapat menjadi vektor penularan penyakit. Tikus sering berada di rumah warga
karena banyak terdapat sumber makanan, dan keadaan rumah warga yang tidak bersih. Tak
jarang juga banyak tikus yang menjadikan rumah warga sebagai tempat tinggal dan
berkembang biak. Tikus berkembang biak

Anda mungkin juga menyukai