Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2013

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KONDILOMA AKUMINATA

OLEH :

Hj. Harfana Alwi C11109328

PEMBIMBING :

Dr. Hilmiah

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

1
KONDILOMA AKUMINATA

I. Pendahuluan
Beberapa manifestasi paling umum dari infeksi Human Papilloma Virus
(HPV) pada kelamin yaitu Kondiloma Akuminata dan Papulosis Bowenoid.
Penyakit ini paling sulit didiagnosis oleh ahli kulit, dokter kandungan,
ginekolog dan urolog1,2.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering
ditemukan di daerah genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan
HPV 6 dan 11 dengan masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Cara
penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah
terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah
terinfeksi sebelumnya dan risiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa.3
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV) terutama
disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan
terdiri dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus.
Ada dua bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma akuminata
dan gigantea, yang dikenal sebagai tumor Buschke-Lwenstein.1,3

II. Gambaran Umum Penyakit


Kondiloma akuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil
kelamin) atau lebih dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin
karena bentuknya yang mirip jengger ayam pada kondiloma yang luas, adalah
kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk mirip
jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe
tertentu2.
HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907. Kini, lebih 120
jenis subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat
menyebabkan kondiloma akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata

2
diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan tipe 11. Para ahli mencurigai HPV
tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik (potensial menjadi kanker),
terutama tipe 16 dan tipe 18.2

III. Etiologi dan Transmisi


Anogenital kutil (juga dikenal sebagai kutil kelamin, kondiloma
acuminata, condylomas) adalah lesi proliferatif jinak yang disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11. Cara penularan infeksi biasanya
melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya,
penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi sebelumnya, dan
resiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa.3,4
HPV dapat menembus sel-sel basal epidermis. Hal ini dapat
mengaktifkan pembentukan protein, meningkatkan sel-sel proliferasi,
penebalan lapisan yang keras sehingga dapat menimbulkan papillomatosa.1

IV. Epidemiologi
Saat ini kondiloma akuminata sekarang menjadi penyebab paling utama
suatu penyakit menular seksual bahkan melebihi herpes genital. Kondiloma
akuminata terjadi pada 5,5 juta orang Amerika setiap tahun dan diperkirakan
memiliki prevalensi 20 juta. Kondiloma akuminata adalah infeksi anorektal
yang paling umum yang mempengaruhi pria homoseksual. Namun, juga sering
terjadi pada pria biseksual dan heteroseksual dan wanita. Meskipun cara
penularan paling umum melalui hubungan seksual namun penyebab non
seksual juga dapat terjadi. 5
Pada pasien HIV positif prevalensi HPV adalah 30%. Pengaruh infeksi
HIV pada perjalanan penyakit HPV tidak jelas tetapi dapat dipengaruhi oleh
tingkat keparahan immunocompromise dan terapi penggunaan antiretroviral.
Infeksi oleh jenis risiko tinggi HPV dikaitkan dengan SIL (Squamous
Intraepithelial Lesion) yang merupakan prekursor diduga menjadi kanker
invasif. 5

3
V. Patofisiologi
Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang
terinfeksi HPV. Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis HPV,
yang sering menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11. HPV
ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan
melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi permukaan
epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang sifatnya
mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung
pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA (Deoxyribonucleic
Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid
dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang
berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon
radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme.
HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih
DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus
dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung
sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid
dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur
koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical
koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya inkubasi
sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau
dapat lebih lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat
menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan nodul
merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa pecah
dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi penularan
karena pelepasan virus bersama epitel.6
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat
menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke
otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal
cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks

4
serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan
dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar
sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.6

VI. Manifestasi Klinis


Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan
keluhan ringan. Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat
lesi di perianal.4
1. Gejala
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang
dinyatakan tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan,
atau dispaurenia4.
2. Tanda-Tanda Fisik
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama
hubungan seksual dan mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15
lesi dari 1-5 mm diameter. Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih
besar dan ini lebih sering terlihat dengan imunosupresi dan diabetes. Pada
pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans penis, sulkus koronal,
frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang telah di disunat
biasanya terdapat di batang penis.4

Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium


uretra, pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus.
Pada perempuan, lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis,
klitoris, orificium uretra, perineum, daerah perianal, anus, introitus,
vagina, dan ectocervix.4
Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari
merah muda ke salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi
berpigmen). Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak
berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar dapat terlihat pada labia
mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah perianal4.

5
Gambar 1. Kondiloma Akuminata : Penis. Terdapat lesi pada penis,
gambaran multiple kembang kol pada batang dan kulit penis.7

Gambar 2. Kondiloma Akuminata pada Vulva.


Multiple papuls pada labia yang berwarna pink-coklat.7

VII. Diagnosis
Dalam beberapa kasus diagnosis kondiloma akuminata sulit ditetapkan,
karena langka dan memiliki gambaran klinis yang berbeda-beda.
Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut4:
a. Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin berguna
untuk lesi kecil.

6
b. Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah untuk
memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa lubang anus.
Pada wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan melakukan
pemeriksaan spekulum untuk membedakan serviks atau lesi pada vagina.
c. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi harus
selalu dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker, dan dapat
berguna untuk diferensial diagnosis.
d. Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu
mempertimbangkan varian yang normal.
VIII. Diagnosis Banding
Diagnosis banding kondiloma akuminata adalah :
1. Veruka Vulgaris: Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan
berwarna abu-abu atau sama dengan warna kulit.6

Gambar 3. Veruka vulgaris


pada tangan. Tampak
multipel veruka pada
tangan.7

2. Karsinoma Sel Skuamosa: Vegetasi yang seperti kembang kol.


Mudah berdarah, dan berbau.6

7
Gambar 4. Karsinoma Sel skuamosa: Penis.7

IX. Pengobatan
Karena risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma sel
skuamosa, lesi umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan
kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi topikal,
dan bedah.5
1. Topikal
a. Podophyllin
Podophyllin adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling
banyak tersedia dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan
untuk pengobatan kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942,
bahan ini adalah agen sitotoksik yang berasal dari resin podofilum
emodi dan peltatum podofilum yang mengandung senyawa lignin
biologis aktif, termasuk podofilox, yang merupakan komponen paling
aktif terhadap kondiloma akuminata. Podophyllin memiliki
keuntungan menjadi mudah digunakan dan sangat murah. Konsentrasi
dari 5 sampai 50% telah digunakan tanpa banyak perbedaan dalam
keberhasilan. Podophyllin diterapkan langsung ke kondiloma
akuminata dengan hati-hati untuk menghindari kulit normal yang
berdekatan.5

8
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan
toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena
sangat mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi
lokal yang parah berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut. 5
b. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
Bichloracetic Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil
digunakan untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podophyllin,
Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah
diterapkan. Namun, juga dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan
seringkali memerlukan kunjungan beberapa kali, umumnya pada
interval mingguan. Dalam sebuah studi oleh Swerdlow dan Salvati,
bichloracetic acid dan trichloracetic acid lebih nyaman digunakan
oleh pasien dan memiliki kemungkinan kekambuhan yang minimal
dibandingkan yang lain5.
c. Kemoterapi
Berbagai agen kemoterapi digunakan untuk pengobatan
kondiloma telah diuraikan, termasuk 5-fluorouracil (5-FU) sebagai
krim atau asam salisilat, thiotepa, bleomycin, dinitrochlorobenzene
dalam aseton, krim dan idoxuridine.5
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan
kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini
memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator
untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut.
Mengontrol kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut
dan luka pada sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus
dihindari untuk mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas
atau melingkar, upaya-upaya harus dilakukan untuk mempertahankan
kontinuitas kulit.5

9
b. Terapi Laser
Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma
pertama kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat
keberhasilan keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini
mirip dengan elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat
kekambuhan tinggi dan menimbulkan nyeri pasca operasi.5
c. Eksisi bedah
Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma
akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan
elektrokauter dianggap sebagai gold standard untuk pengobatan
kondiloma akuminata.5

X. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut4:
1. Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai
dengan pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa
perempuan dengan kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan
pedoman standar.
2. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan
penularannya.
3. Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih
kompleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan
bahwa penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi perempuan
terhadap penularan HPV.

XI. Komplikasi
1. Fisik dan Psikoseksual Implikasi
Kondiloma Akuminata sering dianggap sebagai dampak dari
gaya hidup seksual yang buruk.. Dapat menimbulkan perasaan cemas,
rasa bersalah, kemarahan, dan kehilangan harga diri, dan membuat
kekhawatiran tentang kesuburan masa depan dan risiko kanker4.

10
2. Pra-Kanker dan Kanker
Pra-Kanker (vulva, dubur, dan penis intra-epitel neoplasia, yaitu
VIN (Vulva Intraepithelial Neoplasia), AIN (Anal Intraepithelial
Neoplasia), dan PIN (Penis Intraepithelial Neoplasia)) atau lesi invasif
(vulva, dubur, dan kanker penis) dapat muncul bersamaan dengan
kondiloma akuminata, dan salah didiagnosa sebagai kondiloma
akuminata. Bowenoid papulosis (BP) adalah lesi coklat kemerahan
terkait dengan onkogenik jenis HPV dan merupakan bagian dari
spektrum klinis neoplasia intraepithelial anogenital. Kecurigaan klinis
perubahan neoplastik harus dipertimbangkan oleh banyaknya
perdarahan banyak. Melakukan biopsi atau rujukan spesialis yang tepat
harus dipertimbangkan. Varian lain yang jarang HPV 6/11 adalah
kondiloma raksasa atau Buschke-Lowenstein tumor. Bentuk ini
merupkan suatu karsinoma verukosa, ditandai dengan infiltrasi lokal
yang agresif hingga ke bagian dasar. Keadaan ini diperlukan
penanganan lebih lanjut (spesialis bedah onkologi). Suatu laporan
menunjukkan hasil yang baik dengan kemo-radioterapi. 4

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D, Gonevski M. Treatment of


Candylomata Acuminata and Bowenoid Papulosis With CO2 Laser and
Imiquimod. J of IMAB- Annual Procceding (Scientific Papers). 2012;18:246-
9.
2. Hatmoko. Condyloma Acuminata. 2009:2-5.
3. Dias EP, Gouvea ALF, Eyer CC. Condyoma Acuminatum: its
histopathological Pattern. So Paulo Medical Journal. 1997.
4. Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline for the
management of anogenital warts. IUSTI GW Guidelines. 2011:2-11.
5. Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata Acuminata, and
Anal Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal Surgery. 2004., 17(4), p. 221-230.
6. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2010. p. 112-4.
7. Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology , 6th edition. New York: McGraw-Hill Inc, 2009.p. 789,861-
9,910.

12

Anda mungkin juga menyukai