Seperti aktiva lainnya, perusahaan sebaiknya mencatat properti, pabrik, dan bangunan
pada nilai pasar wajar yang diberikan pada saat akuisisi atau nilai wajar aktiva yang diterima,
bergantung pada mana yang memiliki bukti lebih jelas.
Diskon Tunai
Terdapat dua sudut pandang dalam hal ini. Menurut pendekatan pertama, diskon-baik
diambil atau tidak dianggap sebagai pengurang biaya aktiva. Alasannya adalah bahwa biaya
riil dari aktiva merupakan kas atau harga ekuivalenkas aktiva. Disamping itu, beberapa pihak
berpendapat bahwa syarat diskon tunai ini sangat menarik sehingga kegagalan untuk
mengambilnya menunjukan kesalahan manajemen atau inefisiensi.
Pendukung pendekatan lainnya berpendapat bahwa diskon tunai tidak selalu harus
dianggap sebagai kerugian karena syaratnya mungkin tidak menguntungkan atau tidak
mungkin tidak bijaksana bagi perusahaan untuk mengambil diskon itu.
Norduct Homes mengalokasikan $80.000 harga pembelian dengan dasar nilai wajar reelatif
(asumsi identifikasi khusus terhadap biaya adalah tidak praktis) dengan cara berikut:
Persediaan $25.000/$100,000 x $ 80.000 = $ 20.000
Tanah $25.000/$100,000 x $ 80.000 = $ 20.000
Bangunan $50.000/$100,000 x $ 80.000 = $ 40.000
Penerbitan Saham
Apabila properti di peroleh perusahaan melalui penerbitan sekuritas seperti saham biasa,
maka biaya properti itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai ditetapkan
saham tersebut.Jika saham itu sedang diperdangangkan secara aktif, maka nilai pasar saham
yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar atas biaya properti yang diperoleh. Saham
merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas berjalan.
Sebagai contoh, Upgrade Living.Co memutuskan untuk membeli tanah yang
berdekatan untuk mengembangkan operasi karpet dan lemarinya. Dalam mengganti
pembayaran tunai dalam membeli tanah itu, perusahaan menerbitkan 5.000 lembar saham
biasa (nilai par $10) kepada Deedland Company dan memiliki harga pasar wajar $12 per
lembar. Upgrade Living Co. Maka ayat jurnalnya sebagai berikut:
Tanah(5.000 X $12) 60.000
Saham Biasa 50.000
Tambahan modal disetor 10.000
Pertukaran Aktiva Non Moneter ( Nonmonetary assets)
Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai
wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang memiliki bukti
lebih jelas. Jadi, semua keuntungan atau kerugian dari pertukaran harus diakui. Dasar
pemikiran untuk pengakuan segera ini adalah bahwa sebagian transaksi menpunyai substansi
komersial, dan karena itu, suatu keuntungan atau kerugian harus segera diakui.
Arti dari substansi komersial
Nilai wajar adalah dasar untuk mengukur sebuah aktiva yang diperoleh dalam sebuah
pertukaran nonmoneter jika transaksi tersebut mempunyai subtansi komersial. Sebuah
pertukaran mempunyai substansi komersial (commercial substance) jika arus kas masa depan
berubah sebagai akibat dari trasaksi tersebut.