Anda di halaman 1dari 3

PENILAIAN

Seperti aktiva lainnya, perusahaan sebaiknya mencatat properti, pabrik, dan bangunan
pada nilai pasar wajar yang diberikan pada saat akuisisi atau nilai wajar aktiva yang diterima,
bergantung pada mana yang memiliki bukti lebih jelas.

Diskon Tunai
Terdapat dua sudut pandang dalam hal ini. Menurut pendekatan pertama, diskon-baik
diambil atau tidak dianggap sebagai pengurang biaya aktiva. Alasannya adalah bahwa biaya
riil dari aktiva merupakan kas atau harga ekuivalenkas aktiva. Disamping itu, beberapa pihak
berpendapat bahwa syarat diskon tunai ini sangat menarik sehingga kegagalan untuk
mengambilnya menunjukan kesalahan manajemen atau inefisiensi.
Pendukung pendekatan lainnya berpendapat bahwa diskon tunai tidak selalu harus
dianggap sebagai kerugian karena syaratnya mungkin tidak menguntungkan atau tidak
mungkin tidak bijaksana bagi perusahaan untuk mengambil diskon itu.

Kontrak Pembayaran yang ditangguhkan


Aktiva tetap sering kali dibeli atas dasar kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau kewajiban peralatan. Agar merefleksikan
biaya secara tepat, aktiva yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang harus
diperhitungkan pada nilai sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan antara pihak-pihak
yang melakukan kontrak pada tanggal transaksi.
Jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau jika suku bunga yang dinyatakan
tidak layak, maka suku bunga yang tepat harus diperkirakan. Tujuannya adalah untuk
mendekati suku bunga yang akan dinegosiasikan antara pembeli dan penjual pada transaksi
peminjaman sejenis. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam
memperkirakan suku bunga adalah peringkat kredit peminjam,jumlah dan tanggal jatuh
tempo wesel, serta suku Bungan yang berlaku sekarang. Perusahaan menggunakan harga
pertukaran kas dari aktiva yang diperoleh (jika dapat ditentukan) sebagai dasar untuk mencata
aktiva dan mengukur unsur bunga.

Pembelian lump sum


Permasalahan khusus dalam penentuan harga aktiva tetap muncul ketika perusahaan
membeli sekelompok aktiva tetap pada harga lump sum (lump sum price) tunggal. Apabila
situasi semacam ini terjadi,perusahaan mengalokasikan total biaya diantara berbagai aktiva
berdasarkan nilai pasar wajar relatifnya. Asumsinya adalah bahwa biaya-biaya ini akan
bervariasi dalam proporsi langsung terhadap nilai wajar. Prinsip yang sama juga diaplikasian
untuk mengalokasikan biaya lump sum di antara pos-pos persediaan yang berbeda.

Contohnya NoructHomes,Inc. Memutuskan untuk membeli beberapa aktiva dari


perusahaan Comfort Heating,dengan $80.000. Comfort Heating sedang dalam proses
likuidasi dan Aktiva yang dijual adalah :
Nilai Buku Nilai PAsar
Persediaan $ 30.000 $ 25.000
Tanah 20.000 25.000
Bangunan 35.000 50.000
$ 85.000 $ 100.000

Norduct Homes mengalokasikan $80.000 harga pembelian dengan dasar nilai wajar reelatif
(asumsi identifikasi khusus terhadap biaya adalah tidak praktis) dengan cara berikut:
Persediaan $25.000/$100,000 x $ 80.000 = $ 20.000
Tanah $25.000/$100,000 x $ 80.000 = $ 20.000
Bangunan $50.000/$100,000 x $ 80.000 = $ 40.000

Penerbitan Saham
Apabila properti di peroleh perusahaan melalui penerbitan sekuritas seperti saham biasa,
maka biaya properti itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai ditetapkan
saham tersebut.Jika saham itu sedang diperdangangkan secara aktif, maka nilai pasar saham
yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar atas biaya properti yang diperoleh. Saham
merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas berjalan.
Sebagai contoh, Upgrade Living.Co memutuskan untuk membeli tanah yang
berdekatan untuk mengembangkan operasi karpet dan lemarinya. Dalam mengganti
pembayaran tunai dalam membeli tanah itu, perusahaan menerbitkan 5.000 lembar saham
biasa (nilai par $10) kepada Deedland Company dan memiliki harga pasar wajar $12 per
lembar. Upgrade Living Co. Maka ayat jurnalnya sebagai berikut:
Tanah(5.000 X $12) 60.000
Saham Biasa 50.000
Tambahan modal disetor 10.000
Pertukaran Aktiva Non Moneter ( Nonmonetary assets)
Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai
wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang memiliki bukti
lebih jelas. Jadi, semua keuntungan atau kerugian dari pertukaran harus diakui. Dasar
pemikiran untuk pengakuan segera ini adalah bahwa sebagian transaksi menpunyai substansi
komersial, dan karena itu, suatu keuntungan atau kerugian harus segera diakui.
Arti dari substansi komersial
Nilai wajar adalah dasar untuk mengukur sebuah aktiva yang diperoleh dalam sebuah
pertukaran nonmoneter jika transaksi tersebut mempunyai subtansi komersial. Sebuah
pertukaran mempunyai substansi komersial (commercial substance) jika arus kas masa depan
berubah sebagai akibat dari trasaksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai