Anda di halaman 1dari 149

PROSEDUR PENGATURAN JADWAL JAGA PERAWAT IGD

No Dokumen No Revisi Halaman


0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur pembuatan jadwal jaga, dan tata cara
pertukaran jaga.
TUJUAN Pedoman pembuatan jadwal jaga.
KEBIJAKAN Ada Perawat jaga yang siap memberikan pelayanan di IGD on site
selama 24 jam.
PROSEDUR Jadwal jaga dibuat setiap akhir bulan minimal tiga hari
sebelum akhir bulan
Jadwal jaga dibuat oleh koordinator IGD dan mengetahui
koordinator pokja fungsional
Jadwal disusun dengan komposisi non shif untuk dinas
pagi dan 3 shif(pagi,sore,malam)untuk perawat pelaksana
Jadwal jaga shif disusun sebagai berikut:
o Empat hari jaga pagi libur satu hari
o Empat hari jaga malam libur dua hari
o Empat hari jaga sore libur satu hari
Diberlakukan aturan jam kerja sebagai berikut:
o Hari Kerja
Senin s/d Sabtu
Shif pagi : 07.00 13.00
Shif sore : 13.00 - 20.00
Shif malam : 20.00 07.00

1
PROSEDUR PENGATURAN JADWAL JAGA PERAWAT IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

o Hari Libur /Hari Besar


Non shif libur
Perawat pelaksana sesuai dengan jadwal shif
Apabila perawat berhalangan hadir karena:
o Kepentingan keluarga yang direncanakan harus
mengajukan ijin kepada koordinator IGD3hari
sebelumnya.
o Apabila ada kepentingan keluarga mendadak
perawat di perbolehkan tukar jaga dengan
pemberitahuan kepada koordinator IGD
Perawat yang berhalangan hadir karena sakit
harus dibuktikan dengan surat keterangan dari
dokter.
o Permohonan cuti tahunan harus diajukan 2
minggu sebelumnya dengan mengetahui
koordinator IGD untuk pertimbangan
penyusunan jadwal.
UNIT TERKAIT SDM, Perawat

2
PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN TERGOLONG AKUT
DAN GAWAT YANG DATANG DI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu prosedur /cara penerimaan pasien yang akan


mendapatkan pelayanan di IGD RS Mutiara Hati.
TUJUAN Agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
cepat,tepat sesuai dangan kondisi pasien.
KEBIJAKAN Penerimaan pasien harus dilakukan dengan cepat dan efektif.

PROSEDUR 1. Pasien datang di IGD.


2. Perawat menyambut pasien dengan ramah dan
menentukan fasilitas untuk mengangkut pasien ke dalam
IGD.
3. Pasien dimasukkanke ruang Triage.
4. Perawat melaporkan kepada dokter jaga .
5. Dokter jaga melakukan pemeriksaan dan memberikan
therapi sesuai dengan hasil pemeriksaan dan
menentukan pasien rawat inap atau dirujuk.
6. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
dan keluarganya.
7. Perawat memberikan therapi sesuai advis dokter dan
pendokumentasian askep.
8. koordinator dengan rawat inap bila pasien rawat inap
9. Pasien diantar ke ruangan dan serah terima dengan
kepala jaga dirawat inap mengenai therapi dan tindakan
yang sudah diberikan
UNIT TERKAIT Medis, perawat IGD, rawat inap

3
PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN YANG TIDAK
TERGOLONG AKUT DAN GAWAT YANG DATANG DI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Pasien yang datang dengan penyakit yang tidak mengancam


nyawa dan anggota badannya dan tidak memerlukan tindakan
darurat.
Tujuan Pasien yang tidak tergolong akut dan gawat bisa mendapatkan
pelayanan di IGD.
Kebijakan Pelayanan pesien yang tidak tergolong akut dan gawat
di IGD dilaksanakan setelah jam rawat jalan selesei.
Kasus yang tidsk tergolong akut dan gawat ditentukan
oleh petugas medis.
Prosedur Jam pelayanan pasien yang tidak tergolong akut dan gawat di
IGD.
Hari senin s/d kamis : jam 13.00 - 07.00
Hari jumat : jam 11.00 - 07.00
Hari sabtu : jam 12.30 - 07.00
Hari minggu : Jam 07.00 - 07.00

1. Pasien Pasien datang di IGD.


2. Dokter melakukan pemeriksaan dan memberikasn
therapi sesuai dengan hasil pemeriksaan.
3. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga tentang penyakit dan therapi yang diberikan
4. Penyelesaian administrasi IGD
5. Pasien diperbolehkan pulang
UNIT TERKAIT Rawat jalan, rekam medis, medis, perawat IGD

4
PROSEDUR TRIAGE DI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu sistem seleksi dan pemilahan pasien untuk menentukan


tingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien.
TUJUAN Untuk menentukan tingkat penanganan yang dibutuhkan oleh
pasien.
KEBIJAKAN Semua pasien yang datang di IGD dilakukan pemilahan sesuai
dengan tingkat kegawatan penyakitnya di ruang TRIASE
PROSEDUR 1. TRIASE OFFICER memilah pasien yang datang ke IGD
terutama pada saat pasien datang bersamaan.
2. Dokter jaga IGD melakukan labelisasi sesuai tingkat
kegawatdaruratannya.
3. Dokter jaga IGD memberikan penanganan kepada
pasien yang paling gawat keadaannya terlebih dahulu
sesuai dengan prosedur therapi di rumah sakit.
4. Setelah dilakukan stabilisasi pasien, dokter menentukan
tindakan selanjutnya pasien MRS,rawat jalan atau perlu
dilakukan rujukan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Ambulance

5
PROSEDUR PASIEN KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu prosedur yang mengatur pasien keluar dari IGD setelah
mendapatkan pelayanan di IGDpenderita keluar dari.
Ada beberapa cara pasien keluar dari IGD:
1. Rawat jalan
Yaitu setelah dilakukan pemeriksaan dokter,pasien
diijinkan untuk berobat jalan.
2. Pulang atas permintaan sendiri
Yaitu setelah dilakukan pemeriksaan,dokter
mengindikasikan pasien harus rawat inap,tetapi pasien
dan keluarga meminta pulang.
3. Meninggal
Yaitu pasien telah dinyatakan meninggal setelah atau
sebelum mendapat perawatan di IGD dan telah
diobservasi selama 2 jam.
4. Rujuk
Yaitu pasien yang memerlukan pemeriksaan dan
penatalaksanaan di fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

TUJUAN Proses pasien keluar dari Rumah Sakit dapat dilaksanakan


secara cepat guna menunjang kelancaran pelayanan.
KEBIJAKAN Pasien yang keluar dari Rumah Sakit sudah mendapatkan
penjelasan tentang penyakit,therapi dan tindakan yang diberikan.

6
PROSEDUR PASIEN KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

PROSEDUR a. Penderita rawat jalan


Dokter menulis hasil pemeriksaan dan bahwa
pasien diperbolehkan rawat jalan.
Dokter menjelaskan kondisi pasien memberikan
resep obat untuk dibawa pulang dan waktu
kembali control.
Penyeleseian administrasi IGD dan pasien di
perbolehkan pulang.
b. Pulang atas permintaan sendiri
Dokter dan perawat menjelaskan tentang resiko
kemungkinan hal-hal yang terjadi akibat keputusan
yang terjadi.
Pasien atau keluarga menandatangani surat
pernyataan pulang paksa.
Dokter dan perawat mendokumentasikan hasil
pemeriksaan ,tindakan yang dilakukan dan
penjelasan yang telah di berikan kepada pasien.
Penyelaseian administrasi IGD.
Sebelum pulang prosedur invasip harus di lepas.
Pasien diperbolehkan pulang
c. Pasien meninggal dunia
Pendokumentasian hasil pemeriksaan dan tindakan
yang diberikan pada status pasien.
Dokter menjelaskan penyebab kematian kepada
keluarga.
Dokter memberikan surat kematian.
Perawat menghubungi petugas kamar jenazah.
Mengirim jenazah ke kamar jenazah dan ditunggu
sampai 2 jam.
Penyeleseian administrasi.

7
PROSEDUR PASIEN KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

Koordinasi dengan petugas ambulance.


Setelah 2 jam jenazah bisa di bawa pulang.

d. Rujuk
Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan kepada
pasien dokter menyatakan pasien harus dirujuk.
Dokter memastikan keadaan pasien memenuhi
kriteria untuk dirujuk.
Dokter menjelaskan kepada paasien atau keluarga
tentang alasan pasien dirujuk.
Dokter menghubungi Rumah Sakit yang akan dituju
dan menjelaskan keadaan pasien yang akan dirujuk.
Koordinasi dengan petugas ambulance danperawat
piket yang merujuk.
Penyeleseian administrasi IGD.
Pasien berangkat dirujuk didampingi perawat
UNIT TERKAIT PJ, Rekam medis, rawat inap, sopir ambulance

8
PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT LIVE SAVING
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Prosedur tetap yang mengatur pengadaan dan pengelolaan obat


di IGD RS Mutiara Hati Mojokerto

TUJUAN Stok obat selalu dalam keadaan baik dan lengkap..


KEBIJAKAN Obat2 selalu lengkap dan siap pakai .
PROSEDUR Penanggung jawab:
Perawat IGD yang bertanggung jawab terhadap
kelengkapan stok obat di IGD
Petugas depo farmasi (apoteker atau AA)
secara periodik mengadakan pemeriksaan ke
ruang IGD untuk memeriksa kualitas dan tanggal
kadaluwarsa pemakain obat
Peralatan
Almari obat emergency
Almari obat habis pakai
Almari alat life saving

PENGELOLAAN OBAT
1. Pasien akut dan gawat yang memerlukan tindakan dan
pengobatan emergency dapat meminjam persediaan obat
IGD .
2. Setelah dilakukan tindakan dokter memberikan resep kepada
pasien untuk mengganti obat IGD.terimakan setiap
penggantian obat
3. Pemakaian obat narkotika dan psikotropika harus dengan
resep dan tanda tangan dokter

9
PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT LIVE SAVING
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

4. Pemakaian bahan alat habis pakai dikelola oleh


penanggung jawab stok obat ,pengadaan berhubungan
dengan petugas depo farmasi.
5. Secara periodik pengelolaan obat dilakukan pengecekan
oleh petugas farmasi bersama dengan penanggung jawab
stok obat.
UNIT TERKAIT Farmasi, IGD

10
PROSEDUR PENGGUNAAN PESAWAT TELEPON
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Tata cara yang mangatur penggunaan telepon di IGD RS


Mutiara Hati.
TUJUAN Agar komunikasi kedalam dan keluar IGD berjalan lancar.
KEBIJAKAN Kegiatan komunikasi berjalan lancar dalam menunjang kegiatan
pelayanan kepada pasien.
PROSEDUR Telepon antar unit di dalam rumah sakit
1. Angkat handle telepon,pastikan terdengar nada
sambung.
2. Tekan nomer sesuai dengan daftar nomor yang akan
dihubungi.
3. Setiap membuka dan menerima telepon awali dengan
ucapan salam dengan kata-kata yang sopan,sampaikan
pula identitas dan nama ruang.
4. Batasi pembicaraan sesuai keperluan dengan
menggunakan bahasa yang sopan.
5. Sampaikan terima kasih setelah pembicaraan selesei.
6. Setelah selesai menelepon letakkan handle telepon dan
pastikan letak telp sudah benar.
Telepon keluar rumah sakit
1. Angkat handle telepon,pastikan terdengar nada
sambung.
2. Tekan nomor sambung operator (101).
Sampaikan salam dan minta disambungkan ke
nomor tujuan yang dimaksud,dan pastikan nomor sudah
benar.

11
PROSEDUR PENGGUNAAN PESAWAT TELEPON
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

3. Tutup telepon dan tunggu operator menyambungkan


nomor.
4. Setiap membuka dan menerima telepon awali dengan
ucapan salam dengan kata-kata yang sopan,sampaikan
pula identitas dan nama ruang.
5. Batasi pembicaraan sesuai keperluan dengan
menggunakanbahasa yang sopan bahasa yang sopan.
6. Sampaikan terima kasih setelah pembicaraan selesei.
7. Setelah selesai menelepon letakkan handle telepon dan
pastikan letak telp sudah benar bahasa yang sopan.
8. Sampaikan terima kasih setelah pembicaraan selesai.
9. Setelah selesai menelepon letakkan handle telepon dan
pastikan letak telp sudah benar.
UNIT TERKAIT Operator

12
RESUSITASI JANTUNG PARU
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan


jantung guna kelangsungan hidup pasien.
TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan paru.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan gagal nafas dan gagal jantung.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Alat pelindung diri (masker,handscoon)
2. Trolly emergency yang berisi :
Laryngoscope lurus dan bengkok
Margil forcet
Trakhea tube
Gudel
CVP set
Infus set Atau blood set
Papan resusitasi
Gunting verban
Bag resusitator lengkap
Spuit 10 cc
3. Set therapi oksigen lengkap
4. Suction
5. EKG monitor
6. DC shok bila diperlukan
Persiapan Pasien:
1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.

13
RESUSITASI JANTUNG PARU
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

Persiapan Pasien:
2. Posisi pasien diatur terlentang tempat tidur dengan alas
keras.
3. Baju bagian atas pasien dibuka.
Pelaksanaan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker,hand
scoon).
2. Mengecek kesadaran pasien.
3. Jika pasien tidak sadar atau tidak ada respon buka jalan
nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas
dari sumbatan.
4. Menilai pernafasan dengan cara:
Melihat pergerakan dada dan perut
Mendengar suara keluar/masuk udara dari
hidung.
Merasakan adanya udara dari mulut/hidung
dengan pipi atau punggung tangan.
5. Jika pasien tidak bernafas ,berikan nafas buatan
dengan bag resusitator sebanyak 12 kali permenit
secara perlahan.
6. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba
arteri karotis.
Jika arteri karotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas
buatan dan kompresi jantung luar dengan
perbandingan 30 : 2 untuk dewasa baik 1 atau 2
penolong dan 3 : 1 untuk neonatus,anak 30 : 2
( 1 penolong ),15 : 2 ( 2 penolong ).
7. Setiap 5 siklus ( 150 kali kompresi dan 10 kali ventilasi)
kemudian dilakukan evaluasi.

14
RESUSITASI JANTUNG PARU
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

8. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan tehnik kombinasi


mulai dengan kompresi jantung luar.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
1. Evaluasi pasien tiap 2 menit saat dilakukan RJP
kombinasi ( tiap 5 siklus ).
2. RJP dilakukan sampai :
Pasien bisa bernafas spontan.
Diambil alih alat atau petugas lain.
Dinyatakan meninggal.
Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit
tidak ada respon.
3. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
Pada Pasien Dewasa
Penekanan menggunakan 2 telapak tangan
dengan kekuatan di bahu.
Penekanan di daerah miid sternum diantara
puting susu.
Kedalaman tekanan 4 5 cm
Frekwensi penekanan 75 kali permenit.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

15
PROSEDUR KONSULTASI DOKTER JAGA DENGAN
DOKTER AHLI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Permintaan pendapat,saran dan instruksi lebih lanjut yang


dilakukan oleh dokter jaga IGD kepada dokter ahli sehubungan
dengan keadaan sakit atau cidera yang diderita pasien yang
membutuhkan penanganan khusus.
TUJUAN Untuk menentukan tindakan pertolongan kepada pasien yang
memerlukan tindakan khusus.
KEBIJAKAN Mengurangi angka kecacatan dan kematian pasien.
PROSEDUR 1. Pasien yang datang ke IGD dilayani oleh dokter jaga dan
perawat jaga IGD.
2. Apabila pasien membutuhkan konsultasi medis spesialis,
maka dokter jaga IGD menghubungi dokter spesialis yang
dibutuhkan melalui telpon.
3. Dokter jaga IGD yang menerima jawaban konsul melalui
telpon harus menuliskan jawaban konsul tersebut pada lembar
jawaban konsul dengan jelas dan teliti serta mencantumkan
tanggal dan jam jawaban konsul.
4. Dokter jaga IGD melaksanakan instruksi sesuai yang telah
diadviskan oleh dokter konsulen.
5. Setelah dokter spesialis menerima konsultasi pasien ini, maka
semua perihal pasien ini adalah tanggung jawab dokter
tersebut.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

16
PENATALAKSANAAN JENAZAH PADA PASIEN YANG
TIDAK MENGALAMI KEKERASAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Penatalaksanaan jenazah yang meninggal karena suatu penyakit


yang diderita
TUJUAN 1. Untuk observasi selama 2 jam memastikan adanya mati
suri
2. Pencatatan dalam buku registrasi kamar jenazah
KEBIJAKAN Penatalaksanaan jenazah dilakukan secara etis
PROSEDUR 1. Apabila ada jenazah dari ruang rawat inap atau IGD
petugas ruangan menghubungi petugas kamar jenazah.
2. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah diruangan
dengan menggunakan brankar jenazah disertai surat
keterangan kematian yang ditandatangani oleh dokter
jaga.
3. Jenazah dicatat dalam buku register.
4. Setelah diobservasi selama 2 jam jenazah
diperkenankan dibawa pulang oleh keluarga.
5. Petugas kamar jenazah menghubungi sopir ambulance.
6. Sopir ambulance mengantar jenazah dengan membawa
surat keterangan kematian.
UNIT TERKAIT Perawat, petugas kamar jenazah dan sopir ambulance

17
PENATALAKSANAAN JENAZAH PADA PASIEN YANG
MENGALAMI KEKERASAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Penatalaksanaan jenazah yang meninggal karena karena


mengalami kekerasan misalnya karena percobaan bunuh
diri,kecelakaan ,pembunuhan,overdosis narkoba atau obat.
TUJUAN Pelaksanaan pelayanan pemeriksaan medis secara kedokteran
forensik untuk membantu pihak berwajib untuk kepentingan
peradilan.
KEBIJAKAN Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHP)
PROSEDUR 1. Jenazah datang di IGD langsung dikirim ke kamar
jenazah disertai surat pengantar dari dokter jaga tanpa
disertai surat kematian.
2. Apabila menerima korban tetapi belum ada permohonan
visum et repertum maka petugas meminta keluarga
korban untuk melapor polisi dimana peristiwa tersebut
terjadi.
3. Apabila keluarga menolak melapor ke polisi dan tetap
menolak visum dalam (otopsi) keluarga harus
menandatangani surat pernyataan penolakan visum
dalam dengan saksi kepala desa setampat dan tidak
diberi surat kematian
4. Apabila jenazah sudah dilengkapi surat permohonan
visum et repertum maka keluarga korban diminta
menandatangani surat pernyataan tidak keberatan untuk
dilakukan otopsi,setelah
selesei dilakukan otopsi dibuatkan surat kematian

18
PENATALAKSANAAN JENAZAH PADA PASIEN YANG
MENGALAMI KEKERASAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

5. Petugas kamar jenazah menghubungi sopir ambulance.


UNIT TERKAIT Perawat, petugas kamar jenazah dan sopir ambulance

19
MEMANDIKAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Perawatan jenazah yang meninggal karena penyakit menular


misalnya HIV /AIDS.
TUJUAN 1. Menghilangkan resiko penularan penyakit dari jenazah
ke manusia
2. Memberikan rasa aman kepada petugas perawatan
jenazah.
3. Memberikan rasa aman pada lingkungan tempat
dirawatnya jenazah.
KEBIJAKAN Memberikan pedoman pada petugas kesehatan tata cara
merawat jenazah secara aman.
PROSEDUR 1) Siapkan tempat untuk memandikan jenazah.
2) Siapkan larutan klorin 0,5 %.
3) Kenakan pakaian yang memenuhi standar Universal
Precaution.
a. Periksa ada tidaknya luka terbuka pada tangan
atau kaki pada orang yang akan memandikan
jenazah,jika didapatkan luka terbuka pada
tangan atau kaki sebaiknya orang tersebut tidak
ikut memandikan jenazah.
b. Kenakan sepatu boot dari karet.
c. Kenakan celemek plastik/mantel.
d. Kenakan masker pelindung mulut dan hidung.
e. Kenakan kaca mata pelindung.
f. Kenakan sarung tangan karet

20
MEMANDIKAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

4) Pindahkan jenazah ke dipan tempat memandikan


jenazah.
5) Lepaskan semua baju yang dikenakan jenazah.
6) Siram seluruh tubuh jenazah dengan larutan klorin 0,5%
secara merata ke seluruh tubuh mulai dari sela rambut
,lubang telinga,lubang hidung,mulut,tubuh dan kaki.Lalu
tunggu 10 menit.
7) Mandikan jenazah dengan sabun dan air mengalir.
8) Bilas jenazah dengan air bersih yang mengalir.
9) Keringkan jenazah dengan handuk.
10) Jika dari lubang-lubang tubuh jenazah mengeluarkan
cairan ,sumbat dengan kapas.
11) Bungkus jenazah dengan plastik sebelum dikafani
dengan kain.
12) Pindahkan jenazah langsung ke keranda sedemikian
sehingga tidak perlu mengangkat lagi jika akan
diberangkatkan ke pemakaman.
13) Bersihkan tempat memandikan jenazah dengan larutan
klorin 0,5%.
14) Lepaskan perlengkapan universal precaution:
Rendam tangan yang ,masih mengenakan
sarung tangan karet dalam larutan klorin 0,5%,lalu bilas dengan
sabun dan air Larut mengalir.
Lepaskan kacamata pelindung,lalu rendam
dalam larutan klorin 0,5%.
a. Lepaskan masker pelindung,rendam dalam
larutanklorin 0,5 %
b. Lepaskan celemek plastik,rendam dalam
larutan klorin 0,5%.

21
MEMANDIKAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

c. Celupkan bagian luar sepatu pada larutan klorin


0,5%,bilas dengan air bersih lalu lepaskan
sepatu dan letakkan ditempat semula.
d. Terakhir lepaskan sarung tangan karet.
e. Alat yang dipakai berulang,setelah direndam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit,dapat
dicuci sebagaimana biasanya.
f. Jika ada dari bahan atau alat tersebut diatas
yang dipakai hanya sekali (disposible) tidak
perlu direndam dalam klorin langsung
dimasukkan dalam wadah tertutup dan kedap
air untuk selanjutnya dimusnahkan dengan
dibakar atau di tanam di dalam tanah.
15) Untuk mendapatkan lerutan klorin 0,5%
a. Sediakan 25 liter air bersih dan 5 sendok makan
kaporit
Caranya: Bungkus kaporit yang sudah ditakar dengan
sehelai kain dengan mengikat keempat ujungnya lalu
rendam dan remas bungkusan kaporit tersebut
selama 2 menit maka semua kaporit akan larut.
b. Sediakan 22,5 liter air bersih dan 2,5 liter bayclin
UNIT TERKAIT Perawat, petugas kamar jenazah dan sopir ambulance

22
RUANG OBSERVASI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Perawatan di ruang observasi IGD selama 24 jam.


TUJUAN Untuk melakukan observasi pasien gawat darurat dengan kasus
tidak memerlukan rawat inap.
KEBIJAKAN 1. Setiap pasien yang memerlukan observasi tetapi tidak
memerlukan perawatan lanjutan.
2. Apabila ruang rawat inap penuh digunakan sebagai
ruang perawatan sementara.
PROSEDUR 1. Pasien datang di IGD
2. Dokter melakukan pemeriksaan dan memberikan
therapi sesuai dengan hasil pemeriksaan.
3. Dokter menentukan indikasi pasien masuk ruang
observasi IGD.
4. Setelah dilakukan observasi selama 24 jam keadaan
pasien membaik maka pasien diperbolehkan pulang.
5. Apabila setelah observasi 24 jam keadaan pasien
belum membaik dokter menentukan indikasi pindah
keruang rawat inap.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Medis, Perawat IGD

23
MENERIMA RUJUKAN DI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Menerima pasien dari instansi kesehatan lain.


TUJUAN Pasien mendapatkan penanganan kesehatan yang lebih
memadai.
KEBIJAKAN Memberikan perawatan dan pengobatan secara
berkesinambungan.
PROSEDUR 1. Petugas IGD menerima informasi dari instansi kesehatan
lain bahwa akan merujuk pasien.
2. Petugas IGD menanyakan keadaan penderita dan
memastikan penderita bisa dirawat di rumah sakit.
3. Petugas IGD mengkonfirmasi ada tidaknya ruangan ke
petugas rawat inap.
4. Bila tersedia ruangan petugas IGD menghubungi instansi
kesehatan tersebut bahwa pasien bisa dirujuk.
5. Petugas yang merujuk menandatangani buku rujukan di
IGD.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat, Rawat Inap

24
HEACTING
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Tindakan untuk menutup luka terbuka


TUJUAN 1. Menghentikan perdarahan.
2. Menutup luka.
3. Mempercepat penyembuhan
KEBIJAKAN Semua tindakan dilakukan dengan tehnik aseptik.
PROSEDUR Persiapan alat :
Baki atau meja dorong yang telah dilengkapi dengan
heacting set steril yang terdiri dari :
a. 2 Pinset anatomi.
b. 2 Pinset chirurghi.
c. Klem Arteri .
d. Gunting jaringan.
e. Jarum otot atau jarum kulit.
f. Benang (side atau cat gut).
g. Naal holder.
h. Duk Steril.
i. Hand scoon steril.
j. Duk lubang.
k. Chucing dan kom.
l. Obat anestesi.
m. Spuit 3cc dan kassa steril
n. Cairan desinfektan (betadine,H2O2,Nacl).
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukuan.
2. Mengatur posisi pasien

25
HEACTING
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

3. Perawat cuci tangan.


4. Pasang pengalas dibawah anggota tubuh yang akan
dilakukan tindakan.
5. Perawat memekai hand scoon.
6. Bila sekitar luka kotor dibersihkan dengan NaCl 0,9%
dengan arah memutar dari dalam keluar.
7. Memberikan anestesi lokal pada daerah sekitar jaringan
yang akan di jahit.
8. Bersihkan luka dengan H2O2 kemudian dibersihkan
dengan NaCl 0,9%.
9. Desinfeksi pada tepi kulit luka dengan betadin dari
dalam keluar dengan pinset dan kasa steril.
10. Memasang duk lubang.
11. Lakukan debridement pada jaringan yang luka dengan
memakai pinset chirurghi.
12. Melakukan penjahitan yang dimulai dari tepi luka
dengan jarak antara jahitan yang satu dengan lainnya
0,5 sampai 1 cm, jahitan pertama 0,5 cm dari tepi luka
dan seterusnya hingga jahitan terlihat rapi.
13. Desinfektan pada daerah luka dan bersihkan dengan
kasa steril.
Menutup luka dengan kasa steril dan difiksasi dengan
plester.
14. Merapikan pasien .
15. Merapikan dan membersihkan peralatan.
16. Perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT Medis, perawat

26
MENGANGKAT JAHITAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Mengangkat benang pada luka jahitan.


TUJUAN Mengangkat benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh.
KEBIJAKAN 1. Pertahankan jahitan sampai luka benar benar sembuh.
2. Lamanya jahitan dipertahankan tergantung pada
kecepatan penyembuhan luka.Pedoman di bawah ini
dapat dipakai sebagai pegangan :
a. Muka dan Leher : 4 sampai 5 hari
b. Badan : 7 sampai 10 hari
c. Ekstremitas atas : 10 sampai 12 hari
d. Ekstrimitas bawah : 12 sampai 16 hari
PROSEDUR Persiapan alat :
Baki atau meja dorong yang telah dilengkapi dengan :
1 Pinset anatomi.
2 Pinset chirurghi.
Gunting benang.
Hand scoon steril.
Chucing dan kom.
Cairan desinfektan (betadine,alkohol 70%).
Kasa steril dan bengkok.
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukuan.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Perawat cuci tangan.
4. Perawat memakai hand scoon

27
MENGANGKAT JAHITAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Membuka balutan lama dengan menggunakan pinset


anatomi dan membuang pada bengkok .
6. Membersihkan luka jahitan dengan kasa satu arah
dimulai dari pinggir.
7. Menjepit pangkal atau simpul jahitan dengan pinset
chirurghi.
8. Ujung lekukan gunting diletakkan di bawah jahitan
kemudian kedua simpul yang berhadapan atau simpul
yang di bawah kulit dipotong.
9. Mengangkat jahitan secara berurutan dengan cara
selang seling.
10. Membersihkan luka dengan antiseptik (betadine)
11. Menutup luka dengan kasa steril dan fixasi dengan
plester secukupnya.
12. Rapikan pasien.
13. Merapikan dan membersihkan alat .
14. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Medis,Perawat IGD

28
PERSETUJUAN TINDAKAN (INFORMED CONSENT)
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang (pasien) yang
diberikan dengan bebas,rasional,tanpa paksaan (voluntary)
tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya
sesudah mendapat informasi cukup tentang tindakan kedokteran.
TUJUAN Pasien dan keluarga mengerti tentang tindakan medis yang akan
diberikan termasuk resiko dan komplikasi yang terjadi.
KEBIJAKAN Pelaksanaan Informed Consent dianggap benar jika memenuhi
a. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan
untuk tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik.
b. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan
tanpa paksaan.
c. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan
oleh pasien yang sehat mental dan memang berhak dari
segi hukum.
d. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan
setelah cukup adekwat informasi dan penjelasan yang
diperlukan.
e. Informasi diberikan secara lisan,pemberian informasi
secara tertulis hanya sebagai pelengkap penjelasan
f. Demi kepentingan pasien, Informed Consent tidak
Pelaksanaan :
1. Dokter yang akan melakukan tindakan medis memberikan
informasi dan penjelasan kepada pasien dan keluarga.

29
PERSETUJUAN TINDAKAN (INFORMED CONSENT)
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

PROSEDUR
2. Isi Informasi meliputi :
Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan
prospek keberhasilan tindakan medis yang
dilakukan.
Cara tindakan yang dilakukan.
Resiko dan komplikasi yang akan terjadi.
Alternatif tindakan medis yang tersedia dan
serta resiko.
Prognosis kasus tindakan medis dilakukan.
Diagnosis.
3. Apabila pasien dan keluarga sudah mengerti dan
mengambil keputusan persetujuan atau penolakan
tindakan keluarga atau pasien menandatangani
Informed Consent.
4. Perawat bertindak sebagai saksi dalam Informed
Consent.
UNIT TERKAIT Rekam Medis, Komite Medis

30
TEHNIK KOMUNIKASI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Cara komunikasi yang dilakukan oleh petugas IGD kepada


pasien dan keluarga dalam melaksanakan anamnesa.
TUJUAN Untuk memfasilitasi hubungan (Relationship) dengan
fokus,bertanya dan validasi informasi.
KEBIJAKAN Untuk memperoleh komunikasi yang efektif Petugas IGD perlu :
1. Perlakukan setiap pasien sebagai individu yang
memerlukan bantuan.
2. Gunakan sikap untuk memotivasi dan menghargai
pasien sebagai manusia seutuhnya.
3. Hal-hal yang harus dihindari petugas gawat darurat pada
saat mewawancarai pasien adalah :
a. Cegah untuk tidak
menyalahkan,memojokkan,memberikan
sambutan yang negatif terhadap pasien.
b. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan
yang dapat membuat pasien tidak nyaman atau
cemas.
PROSEDUR 1. Perkenalkan diri sambil tersenyum,walaupun pasien
tidak memberikan respon yang disebabkan oleh
karena mempunyai keluhan penyakit.Petugas tetap
menunjukkan sikap siap memberikan bantuan.
2. Panggil pasien dengan nama,pertahankan
kontakmata dengan pasien selama
berinteraksi.Penting juga memberikan sentuhan fisik.

31
TEHNIK KOMUNIKASI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2 /2

3. Gunakan pertanyaan terbuka yang dimulai dengan


apa? Dan pasien diberi kesempatan untuk
mengungkapkan persepsinya.
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti .
5. Jadilah pendengar yang baik.
6. Petugas memberikan respon terhadap keluhan dan
jawaban pasien dengan sikap non verbal yang
positif.
7. Petugas perlu mengklarifikasi jawaban pasien dan
memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengoreksi apabila persepsi petugas salah.
UNIT TERKAIT Komite Keperawatan, Komite Medis

32
VISUM ET REPETUM
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis
dari pihak berwajib mengenai apa yang dilihat dan diperiksa
berdasarkan keilmuan dan berdasarkan sumpah yang digunakan
untuk kepentingan peradilan.
TUJUAN Untuk Untuk membantu proses peradilan.
KEBIJAKAN Dilakukan pada kasus :
1. Korban perkosaan.
2. Korban penganiayaan.
3. Kecelakaan lalu lintas.
4. Tindakan kekerasan.
5. Korban pembunuhan.
PROSEDUR 1. Ada permintaan visum secara tertulis dari pihak yang
berwajib.
2. Apabila permintaan visum hidup maka dokter jaga
melaksanakan visum luar dan mengisi blangko yang
sudah disediakan.
3. Apabila permintaan visum jenazah (tercantum dalam
SPO penatalaksanaan jenazah dengan kekerasan).
UNIT TERKAIT Rekam medis, Medis IGD

33
CLINICAL PHATWAY
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Rencana multidisiplin perawatan yang dirancang untuk


mendukung pelaksanaan pedoman klinik dan protokol terapi.
TUJUAN 1. Menjaga mutu pelayanan medis, yang mencakup standar
pelayanan medis, audit medis dan peningkatan mutu
yang berkesinambungan.
2. Efisiensi biaya.
KEBIJAKAN 1. Catatan medis harus bekerja 24 jam.
2. Dicatat mulai pasien masuk Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Setelah dilakukan pemeriksaan mulai dari anamnese dan
pemeriksaan fisik kemudian dicatat dalam status (ditulis
yang mendukung saja)
2. Dituliskan perencanaan pemeriksaan penunjang untuk
menentukan diagnosa.
3. Dituliskan terapi sesuai dengan diagnosa
4. Dituliskan pada blanko clinikal pathway sesuai dengan
hasil yang sudah ada.
UNIT TERKAIT Medis, Rawat inap

34
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian praktek


keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat
yang berkompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di
ruang gawat darurat.
TUJUAN Penjamin tindakan keperawatan secara etik dan legal.
KEBIJAKAN Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara
mudah,cepat dan tepat.
PROSEDUR 1. Pasien datang di IGD.
2. Perawat melaksanakan pengkajian fisik dan psikososial di
awal dan secara berkelanjutan melalui inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi untuk mengetahui masalah
keperawatan pasien dalam lingkup kegawatdaruratan.
a. Pengkajian meliputi :
Pengkajian Primer
Airway.
Breathing dan ventilasi.
Circulation dengan kontrol perdarahan.
Disability.
Exposure control.
Pengkajian Sekunder
b. Merupakan pengkajian subyektif danobyektif dari
:Riwayat Keperawatan (riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan,
riwayat keluarga)dan pengkajian dari kepala sampai
kaki.

35
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2 /3

1. Perawat menegakkan diagnosa keperawatan yang


sesuai dengan analisa data yang diperoleh dengan
urutan masalah,penyebab,dan data (problem,etiologi
dan symtoms).
2. Perawat gawat darurat menegakkan rencana tindakan
keperawatan yang efektif dan komprehensif.
Rencana tindakan meliputi :
Observasi
Pemantauan atau monitor
Tindakan mandiri keperawatan
Kolaborasi
3. Perawat gawat darurat harus melaksanakan rrencana
tindakan keperawatan yang di buat.
Intervensi keperawatan merupakan rencana tindakan
keperawatan yang meliputi :
a. Tindakan pemantauan berkelanjutan kondisi klien.
b. Penyelamatan hidup dasar.
c. Pendidikan kesehatan
d. Tindakan keperawatan lainnya sesuai dengan kondisi
kegawatdaruratan klien
4. Perawat gawat darurat harus melakukan evaluasi
5. Rencana tindakan keperawatan berdasarkan respon
klien sesuai dengan kriteria hasil

36
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

6. Evaluasi dilakukan berdasarkan tingkat kegawat


daruratan klien, dilakukan setiap pergantian shift, kasus
emergency, setiap 4 jam sekali atau klien dalam kondisi
gawat darurat setiap 15 menit.
7. Semua asuhan keperawatan di atas di dokumentasikan
pada formulir di status pasien.
UNIT TERKAIT Rekam Medis, Perawat IGD

37
MEMBERIKAN TERAPI INHALASI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan pemberian obat melalui inhalasi


TUJUAN Untuk melonggarkan jalan nafas.
KEBIJAKAN Pasien dengan serangan asthma bronchiale.
PROSEDUR Persiapan :
1. Alat
a) Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai
b) Flowmeter oksigen tanpa humidifier (kering)
c) Alat Inhalasi (nebulator)
d) Selang oksigen
e) Spuit 5 cc
2. Obat-obatan dan cairan
a) Bronchodilator
b) NaCl 0,9%
Pelaksanaan :
1. Memasukkan obat bronchodilator kedalam alat inhalasi
sesuai program pengobatan.
2. Menyiapkan oksigen tanpa humidifier.
3. Melatih pasien menggunakan alat inhalasi.
4. Cara memegang alat.
5. Cara menghisap obat melalui alat.
6. Menyambung slang oksigen dengan alat inhalasi.

38
MEMBERIKAN TERAPI INHALASI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

7. Membimbing pasien cara menarik nafas dalam :


a) Tarik nafas dalam dan isap melalui mulut
Sampai terlihat asap keluar dari ujung sebelah
lainnya, kemudian hembuskan.
b) Tarik nafas dilakukan secara berulang sampai
obat yang ada di dalam alat habis.
8. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
padacatatan perawatan.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Perubahan pernafasan pasien.
b) Posisi slang oksigen.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

39
RESUSITASI CAIRAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Pemberian cairan secara cepat dalam waktu tertentu yang


diberikan dengan mempertimbangkan penyebab dari kehilangan
cairan pasien.
TUJUAN 1. Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh
2. Untuk ekspansi cepat dari cairan intravaskuler dan
memperbaiki perfusi jaringan.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :
1. Syok hipovolemik
2. Syok hemoragi
3. Luka bakar
4. Pasien dengan dehidrasi berat

PROSEDUR Persiapan :
1) Alat :
Set infus lengkap
2) Obat-obatan :
a) cairan kristaloid (Ringer Lactat/Normal Saline)
b) cairan koloid (misalnya plasma expander atau
Dextran 40%).
Pelaksanaan :
1) Petugas memakai sarung tangan
2) Praktikan penilaian tentang kondisi pasien
3) Pasang infus dengan cairan kristaloid
4) Berikan cairan infus sesuai dengan kebutuhan :

40
RESUSITASI CAIRAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

a) Pasien syok hipovolemik : berikan ringer lactat atau


Normal Saline 20 ml/kg BB selama 30-60 menit (jika
respon tidak membaik dosis bisa diulangi).
b) Pasien syok hemoragi boleh diberikan cairan 2-3 liter
dalam 10 menit.
c) Luka bakar :
24 jam pertama beri 2-4 ml RL/kg BB tiap % luka bakar
dengan cara dosis diberikan untuk 8 jam pertama dan
dosis berikut 16 kemudian
d) Dehidrasi berat :
Untuk neonatus dengan berat 2-3 kg
4 jam pertama diberikan 25 ml/kg BB/jam.
Untuk anak 1 bulan sampai 2 tahun dengan berat 3-10
kg :1 jam pertama : 40 ml/kg BB/jam, 7 jam kemudian :
12 ml/kg BB/jam
Untuk anak 2-5 th dengan berat 15-25 kg
1 jam pertama : 30 ml/kg BB/jam
7 jam kemudian : 10 ml/kg BB/jam
Untuk anak 5-10 th dengan berat 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kg BB/jam
7 jam kemudian : 10 ml/kg BB/jam
Untuk anak lebih dari 10 th
20 ml/kg BB/jam pada jam pertama
e) Hal-hal yang perlu diperhatikan
Monitor vital sign secara berkala
Monitor intake out put setiap jam
Catat setiap perubahan yang terjadi dan kolaborasi
dengantim medis sesegera mungkin untuk
penanganan lebih lanjut
UNIT TERKAIT Medis, perawat IGD

41
PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya


suatu trauma.
TUJUAN 1. Mencegah kerusakan otak sekunder.
2. Mempertahankan pasien tetap hidup.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :
1. Contusio Cerebri.
2. Commutio Cerebri.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Neck Collar
2. Suction lengkap
3. Oksigen
4. Long Spin Board
Pelaksanaan Tindakan :
1. Petugas menggunakan hand scon dan skort
2. Letakkan penderita diatas long spine boat
3. Bersihkan jalan nafas dari kotaran (darah,secret,muntah)
4. Imobilisasi C spine dengan neck collar
5. Jika tiba-tiba muntah miringkan dengan tehnik log roll
6. Bila pasien mengorok pasang oropharingeal airway
dengan ukuran yang sesuai dan jangan difiksasi
7. Pertahankan breathing dan ventilation dengan memakai
masker oksigen
8. Monitor sirkukasi dan stop perdarahan,berikan infus RL
1-2 liter bila ada tanda-tanda syok dan gangguan
perfusi,hentikan perdarahan luar dengan cara balut tekan

42
PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

9. Periksa tanda lateralisasi dan nilai Glasgow Coma


Scalenya
10. Pasang foley kateter dan pipa nasogastrik bila tak ada
kontraindikasi
11. Persiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik/foto
kepala
12. Hal yang perlu diperhatikan :
Gangguan kesadaran dan perubahan
kesadaran dengan Skala koma Glasgow lebih
kecil dari 9 yaitu E-1,V1-2, M-5.
Pupil anisokor dengan perlambatan reaksi
cahaya
Hemiparese
Monitor tanda-tanda vital secara ketat
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

43
PEMASANGAN NECK COLLAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher


(mempertahankan tulang cervikal).
Tujuan 1. Mencegah pergerakan tulang cervikal yang patah.
2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang cervikalis
dan spinal cord.
3. Mengurangi rasa sakit.
Kebijakan Dilakukan pada pasien :
1. Cedera kepala disertai dengan penurunan kesadaran.
2. Adanya jejas daerah clavikula kearah kranial.
3. Pasien multi trauma.
4. Patah tulang leher.
Prosedur Persiapan alat :
1. Neck collar sesuai ukuran
2. Bantal pasir
Pelaksanaan :
1. Petugas menggunakan hand scoon.
2. Petugas 2 orang.
3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang
bagian kanan kepala mulai dari mandibula kearah
temporale,demikian juga bagian sebelah kiri dengan
tangan yang lain dengan cara yang sama.
4. Petugas lainnya memasukkan neck collar
secaraperlahan ke bagian belakang leher dengan sedikit
melewati leher.
5. Letakkan bagian Neck Collar yang berlekuk tepat pada
dagu.

44
PEMASANGAN NECK COLLAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain.


7. Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien.
8. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat

45
PEMASANGAN BIDAI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Memasang alat untuk immobilisasi (mempertahankan


kedudukan) tulang.
TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah.
2. Mengurangi rasa sakit.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan patah tulang terbuka dan tertutup.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Bidai sesuai ukuran
2. Verband
Pelaksnanaan :
1. Petugas 2 orang.
2. Petugas memakai hand scoon.
3. Petugas 1 mengangkat daerah yang akan dibidai.
4. Petuugas 2 meletakkan bidai melewati 2 persendian
anggota gerak.
5. Petugas 1 mempertahankan pasisi sementara petugas 2
mengikat bidai.
6. Pada fraktur terbuka atau fraktur dengan luka rawat luka
terlebih dahulu dan tutup luka dengan kasa steril.
7. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu
kendor.
8. Vaskularisasi daerah distal
UNIT TERKAIT Medis, perawat IGD

46
KUMBAH LAMBUNG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK


PENGERTIAN Membersihkan lambung dengan cara memasukkan air atau
cairan tertentu kedalam lambung dan mengeluarkan kembali
dengan menggunakan NGT.
TUJUAN 1. Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari
lambung.
2. Membersihkan lambung dari sisa makanan.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan :
1. Keracunan obat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. NGT sesuai dengan ukuran yang diperlikan
2. Spuit 50 cc
3. Stetoskop
4. Pinset anatomi
5. Jelly
6. Bengkok
Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien
3. Perawat memakai sarung tangan.

47
KUMBAH LAMBUNG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

4. Menentukan panjang selang NGT .Diukur dari dahi


sampai epigastrium.
5. Memberi jelly pada ujung NGT.
6. Masukkan NGT pelan-pelan kedalam lambung melalui
hidung.Bagi pasien sadar dianjurkan menelan NGT
perlahan-lahan sambil menarik nafas dalam.
7. Memeriksa apkah NGT sudah masuk ke dalam lambung
dengan stetoskop dan difiksasi.
8. Spuit 50 cc diisi dengan air dan dimasukkan kedalam
lambung kemudian dikeluarkan lagi dan dibuang
kedalam ember dilakukan seterusnya sampai bersih.
9. Setelah bersih selang ditutup lagi.
10. Alat alat dibersihkan dan petugas mencuci tangan.
11. Penderita dirapikan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat

48
PENANGANAN PASIEN KERACUNAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Pertolongan yang diberikan kepada pasien keracunan baik yang


disebabkan karena sengaja maupun karena tidak sengaja.
TUJUAN 1. Mencegah dan menghentikan efek samping racun
dengan dekontaminasi (mata,kulit,saluran cerna).
2. Mencegah kematian dengan pengobatan penunjang dan
eleminasi cepat.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien keracunan.
PROSEDUR Persiapan
1) Alat
a) NGT sesuai ukuran (bila mungkin pakai nomor terbesar).
b) Air hangat, susu
2) Obat
a) Bubuk arang aktif, dosis 1 gr/kg BB.
b) Natrium bicarbonat 5 %.
c) Antacid
d) Oksigen
3) Pasien
Pasien dan keluarga di beri penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Pelaksanaan
1. Cari penyebab racun yang mengenai.
2. Pakai sarung tangan masker dan celemek.
3. Bersihkan saluran nafas dari kotoran, lendir, atau muntahan.

49
PENANGANAN PASIEN KERACUNAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

4. Berikan bantuan nafas kalau terjadi henti nafas secara


langsung. Hindari aspirasi gas beracun dari pasien.
5. Cegah penyerapan racun dan keluarkan racun dengan
cara :
Bila racun ditelan
a) Encerkan racun yang ada di lambung dan halangi
penyerapannya dengan susu atau air matang 200 cc +
norit.
b) Kosongkan lambung (efektif bila dilakukan 4 jam pertama
setelah racun ditelan) dengan tindakan emesis dengan
caran :
1) Mekanik : rangsang dinding faring dengan jari.
2) Obat-obatan : air garam dan sirup pekat.
c) Lakukan bilas lambung dengan cara :
1) Penderita telungkup dengan kepala dan bahu lebih
rendah
2) Masukkan universal antidotum
3) Bilas dengan cairan pembilas yang hangat sekitar 250
cc setiap kali, sampai kurang lebih 20 kali dengan
bilasan terakir ditinggalkan di lambung.
4) Bila perlu bilas usus besar dengan pancahar.
d)Tidak dilakukan bila keracunan disebabkan zatkorosif (asam
basa kuat), keracunan hidrokarbonminyak tanah, (bensin),
adanya penurunan kesadaran atau kejang.

50
PENANGANAN PASIEN KERACUNAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3 /3

Bila racun melalui kulit atau mata :


a) Pakaian yang terkena kontaminasi dilepas.
b) Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan
sabun atau jika terkontaminasi asam kuat dapat dibilas
dengan larutan Na-Bicarbonat dan jika terkena basa kuat
dapat dibilas dengan asam cuka enter.
Bila racun melalui Inhalasi
a) Pindahkan penderita ke tempat yang aman.
b) Lakukan perapasan buatan untuk mengeluarkan racun
yang terhisap, jangan lakukan dari mulut ke mulut.
Bila racun melalui suntikan
a) Pasang torniquet pada bagian proksimal dengan
suntikan, jaga agar denyut nadi bagian distal masih
teraba, lepaskan selama 1 menit tiap 15 menit sekali.
b) Beri kompres dingin es di tempat suntikan
c) Beri epineprin 1/1000 dengan dosis 0,3-0,4 mg per sc/im.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

51
MENGHENTIKAN PENDARAHAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan pada kasus


bedah dan non bedah.
TUJUAN Mencegah syok.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien perdarahan bedah dan non bedah.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
2. Alat Pelindung Diri ( masker, handscoen, scort )
3. Balut tekan
4. Kain kasa steril
5. Sarung tangan
6. Tourniquet
7. Plester
8. Set untuk menjahit luka
9. Obat desinfektan
Pelaksanaan tindakan :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
3. Petugas menggunakan masker, handscoen, scort
4. Mengatur posisi pasien,mengatur posisi dengan
meninggikan daerah luka
5. Menekan pembuluh darah proksimal dengan tourniquet
6. Meletakkan kain kasa steril diatas luka kemudianditekan,
tindakan ini dapat dilakukan secara berulang sesuai
kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada

52
MENGHENTIKAN PENDARAHAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

7. Balut tekan
Meletakkan kain kasa steril diatas luka
Memasang verban balut tekan, kemudian
letakkan benda keras (verban atau kayu
balut)diatas luka
Membalut luka dengan menggunakan verban
balut tekan
8. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan
hebat dan traumatik amputasi
Menutup luka ujung tungkai yang putus
(amputasi) dengan menggunakan kain kasa
steril
Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm
sebelah proksimal luka, kemudian ikatlah
dengan kuat
Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit
sekali secara periodik
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

53
PENANGANAN SYOK HEMORAGIK
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang


disebabkan adanya perdarahan.
TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan.
2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Mencegah kematian.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan syok hemoragik.
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Alat Pelindung Diri ( Masker, Handscoen, Scort )
2. Neck collar
3. Plester
4. IV Cath sesuai ukuran
5. Ringer Lactat yang hangat
6. Monitor EKG
7. Pulse Oksimeter
8. Oksigen set
9. Kateter
10. Urin bag
11. Aqua for injection
12. Disposible syiringe 10 cc
Pelaksanaan :
1. Pasien disiapkan sesuai dengan kebutuhan,tindakan
diatas brankard
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (
Masker,Handscoen, Scort )

54
PENANGANAN SYOK HEMORAGIK
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

3. Airway dan C spine dijamin aman


4. Breathing dijamin aman, berikan oksigen
5. Circulation :
Infus 2 line dengan jarum no. 16/18 RL 1000-
2000 ml sesuai dengan kebutuhan atau
kelasnya syok
Periksa laboratorium darah : Golongan darah,
Hb/Ht, AGD
Stop sumber perdarahan
Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi
untuk menghentikan perdarahan
6. koordinator IGDPasang monitor EKG
7. Pasang Gastric tube
8. Pasang kateter urin dan nilai produksi urin
Hal yang harus diperhatikan :
1. Harus dapat dilakukan di pusat gawat darurat tingkat IV
sampai tingkat I
2. Pasien dengan perdarahan yang masih aktif tidak dapat
atau tidak boleh dievakuasi
3. Metabolisme Anaerob
4. Kematian sel, Translokasi bakteri, SIRS
5. Gagal organ multipel/ Multiple Organ Failure (MOF) dan
kematian
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

55
PENANGANAN INFARK MIOCARD AKUT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Penyakit jantung koroner yang ditandai dengan nyeri dada


khas,keringat dingin dan pada gambaran EKG ditemukan
gambaran ST elevasi dan atau ada kelainan enzim jantung.
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat
diselamatkan.
KEBIJAKAN Indikasi :
1. Nyeri dada lebih dari 20 menit
2. ST elevasi > 0,1 mv pada sekurang-kurangnya 2
sandapan usia < 70 tahun.
PROS Persiapan alat :
1. Alat Pelindung Diri (Masker, Handscoen)
EDUR 2. Monitor EKG
3. Defibrilator
4. Syiringe pump
5. Oksigen
Pelaksanaan :
1. Pasien dan atau keluarga diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (masker,
Handscoen).
3. Penderita dilayani sesuai dengan prosedur layanan Unit
Gawat Darurat.
4. Baringkan dengan posisi semi fowler.
5. Berikan oksigen 4 lt/mnt.

56
PENANGANAN INFARK MIOCARD AKUT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

6. Pasang EKG monitor.


7. Pasang infus.
8. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan enzim jantung.
9. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian acetosal
160-325 mg/oral, Morphin bila perlu.
10. Siapkan ICU.
Hal penting yang diperhatikan :
1. Observasi tanda-tanda syok kardiogenik (tekanan darah
menurun, nadi melemah, gelisah, akral dingin dan
keringat dingin).
2. Observasi tanda-tanda vital.
3. Pada awal serangan pasien istirahat total .
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

57
PENANGANAN KEJANG DEMAM
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Kejang demam adalah kejang yang terjaadi akibat adanya


kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kejang berulang.
2. Mencegah cedera akibat kejang.
KEBIJAKAN .Dilakukan pada semua pasien kejang demam.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Set therapi oksigen.
2. Alat untuk mengukur tanda-tanda vital.
3. Alat kompres.
4. Sudip lidah.
5. Obat-obatan sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan :
1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien.Cegah pasien terbentur dengan
benda-benda sekitar.
3. Berikan oksigen.
4. Memasang sudip lidah.
5. Memkasang infus.
6. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi.
7. Beri kompres dingin.
8. Mengukur tanda-tanda vital.

58
PENANGANAN KEJANG DEMAM
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a) Awasi terjadinya kejang berulang.
b) Awasi terjadinya efek samping dari
pemberian anti konvulsan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

59
RAWAT LUKA BERSIH
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Perawatan pada luka yang bersih dan kering / tanpa tanda-tanda
infeksi.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Memberi rasa nyaman kepada pasien.
3. Observasi keadaan luka.
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien rawat luka post operasi
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Set rawat luka
2. Handscoon steril
3. Kasa
4. Verban
5. Plester
6. Gunting verban
7. Bengkok
8. Alkohol 70%
9. Betadine

Pelaksanaan :
1. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Atur posisi pasien.
3. Perawat mencuci tangan, menyiapkan alat dan memakai
sarung tangan
4. Perawat membuka balutan verban dengan pincetdan
dibuang pada tempatnya.

60
RAWAT LUKA BERSIH
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Luka dibersihkan dengan kapas alkohol dari arah dalam


keluar
6. Kapas kotor dibuang pada tempatnya, pincet yang
sudah steril diletakkan pada bengkok yang berisi larutan
desinfektan.
7. Luka ditutup dengan kasa betadin, kemudian ditutup
dengan kasa steril lalu dibalut / diplester dengan rapi.
8. Penderita dirapikan.
9. Alat alat dibereskan.
10. Mencatat perkembangan keadaan luka.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

61
PENANGANAN TRAUMA ABDOMEN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan.


TUJUAN 1. Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga
abdomen.
2. Mencegah terjadinya syok.
KEBIJAKAN Cedera / jejas pada daerah abdomen.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Alat Pelindung Diri (Masker, handscoen, Scort)
2. Oksigen lengkap
3. Infus set
4. Cairan Ringer Lactat hangat
5. Kassa steril
6. Verban
Pelaksanaan Tindakan :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan.
2. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (masker,
Handscoen, Scort).
3. Pertahankan jalan napas tetap terbuka dan imobilisasi C
spine.
4. Pasang infu Ringer Lactat dengan jarum yang besar.
5. Pasang lingkar abdomen untuk observasi internal
bleeding.
6. Jika terdapat organ yang keluar tutup dengankassa steril
yang lembab

62
PENANGANAN TRAUMA ABDOMEN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

7. Membantu dokter untuk mempersiapkan pasien untuk


dilakukan operasi.
8. Monitor tanda-tanda vital pasien.
9. Periksa laboratorium darah : hematologi

Hal yang perlu diperhatikan :


1. Syok hemorhagik / hipovolemik.
2. Koagulopati.
3. Cegah hipoglikemi.
4. Asidosis.
5. Cegah jangan sampai hipotermi.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

63
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
RADIODIAGNOSTIK
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu kegiatan menyiapkan pasien untuk pemeriksaan


radiodiagnostik.
TUJUAN 1. Membantu kelancaran tindakan.
2. Mendapat hasil yang akurat.
3. Menyiapkan pasien kooperatif selama pemeriksaan
berlangsung.
KEBIJAKAN Semua pasien yang membutuhkan tindakan radio diagnostik.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Kursi dorong / kereta dorong
2. Alas brankard dan selimut
3. Obat-obatan sesuai dengan program
4. Bengkok, tissue
5. Formulir permintaan pemeriksaan radiodiagnostik
Pelaksanaan tindakan :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan.
2. Petugas memakai baju khusus sesuai peraturan yang
berlaku.
Non invasif
a) USG: puasa atau minum banyak sesuai
dengan program pemeriksaan
b) Radiodiagnostik tanpa kontras (foto kepala,
foto thorax).

64
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
RADIODIAGNOSTIK
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Invasif dengan kontras (uretrosistogram, piyelografi


intravena, ct scan dengan kontras, arteriografi)
a) Pasien puasa.
b) Menandatangani surat ijin tindakan medis.
c) Daerah yang akan dilakukan arteriografi
dicukur.
3. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan
a) Pada saat pemeriksaan, perawat
mendampingi pasien.
b) Memperhatikan respon pasien.
c) Setelah pemeriksaan pasien diantar ke
tempat semula.
4. Memberikan hasil RO kepada dokter yang merawat dan
manyimpan hasil pemeriksaan kedalam dokumen medik
pasien.
5. Hal yang perlu diperhatikan :
1) Observasi takanan darah, nadi dan pernafasan.
2) Kemungkinan timbul anaphylaktik syok.
3) Perubahan pasien khususnya pada pasien patah tulang.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD, Radiologi

65
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
VENOUS (IV)
No Dokumen No Revisi Halaman
445/23/101.14/IGD/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Memberikkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan


menggunakan spuit.
TUJUAN 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang lebih cepat
dibandingkan dengan suntikan parenteral lain.
2. Untuk menghindari kerusakan jaringan.
3. Untuk memasukkan obat dalam volume yang lebih
besar.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :
1. Dengan kegawatan.
2. Syok.
3. Dehidrasi.
PROSEDUR Persiapan alat:
a. Alat
- Spuit dan jarum yang dibutuhkan
- Obat yang dibutuhkan
- Alkohol.
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Bengkok
- Tourniquet
- Perlak dan alas
b. Pasien dan lingkungan
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.

66
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
VENOUS (IV)
No Dokumen No Revisi Halaman
445/23/101.14/IGD/2009 0 2/3

- Menyiapkan pasien posisi sesuai kebutuhan


- Menyiapkan lingkungan yang aman dan
nyaman.
c. Tempat suntikan:
Pada Lengan : Vena Basalika dan vena
Sefalika
Pada leher : Vena Jugularis
Pada Tungkai : Vena Sapheneous
Pada Kepala : Vena Frontalis dan vena
Temporalis
Pelaksanaan :
1. Membaca buku daftar pemberian obat.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran dan mengatur posisi
pasien.
4. Mencuci tangan.
5. Membersihkan daerah yang akan disuntik dari
pakaian.
6. Memasang pengalas di daerah yang akan
disuntik.
7. Mengikat bagian di atas daerah yang akan di
suntik dengan tourniquet agar vena mudah
diraba/dilihat dan pasien di anjurkan untuk
mengepalkan tangan.
8. Menghapus hamakan kulit dengan alkohol,
membuang kapas bekas ke dalam bengkok,
menunggu sampai kulit kering.

67
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
VENOUS (IV)
No Dokumen No Revisi Halaman
445/32/101.14/IGD/2009 0 3/3

9. Menegangkan kulit pasien dengan tangan


kiri,lalu menusuk jarum ke dalam vena, dengan
lubang jarum menghadap ke atas sejajar
dengan vena.
10. Menarik penghisap sedikit untuk memeriksa
apakah jarum sudah masuk ke dalam vena,
yang di tandai dengan masuknya darah ke
dalam spuit.
11. Menganjurkan pasien membuka kepalannya
sambil membuka tourniquet, kemudian
perlahan-lahan memasukkan obat ke dalam
vena sampai habis.
12. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum,
kemudian menarik spuit dan jarum dengan
cepat sambil memegang pangkal jarum.
13. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
sampai darah tidak mangalir.
14. Merapikan pasien.
15. Membereskan alat-alat.
16. Mencuci tangan.
Hal yang perlu diperhatikan :
1) Posisi suntikan tepat pada lengan (vena mediana
cubiti/vena cephalika)
2) Tidak terjadi haematom.
3) Sterilitas tetap terjaga.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

68
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN
INTRAKUTAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Menyuntikkan obat ke jaringan dermis di bawah epidermis.


TUJUAN 1. Mendapatkan reaksi setempat.
2. Memberikan kekebalan / imunisasi.
KEBIJAKAN Dlakukan untuk :
1. Melakukan test untuk mengetahui resiko alergi
terhadap obat-obatan injeksi (Antibiotik, ATS).
2. Pemberian imunisasi.
PROSEDUR Persiapan alat:
a. Alat
- Spuit 1 cc dan jarum yang dibutuhkan
- Obat yang dibutuhkan
- Alkohol.
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Bengkok
- Perlak dan alas
b. Pasien dan lingkungan
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
- Menyiapkan pasien posisi sesuai kebutuhan.
- Menyiapkan lingkungan yang aman dan
nyaman.
c. Tempat suntikan
- Lengan Atas : Tiga jari di bawah bahu di tengah

69
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN
INTRAKUTAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

musculus deltoideus.
- Lengan bawah : Bagian depan 1/3 dari
lekukan siku, di kulit yang sehat jauh dari
pembuluh darah.
Pelaksanaan :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
2. Memasang sampiran bila perlu dan mengatur posisi
pasien.
3. Membaca kembali buku daftar pemberian obat.
4. Mencuci tangan.
5. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas
alkohol, membuang kapas ke dalam bengkok,
tunggu sampai kulit kering.
6. Menegangkan kulit pasien dengan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri, kemudian menusukkan jarum
perlahan-lahan dengan lubang jarum mengarah
keatas.
7. Jarum dan kulit mambentuk sudut 15 sampai
dengan 20.
8. Menyemprotkan cairan sampai terjadi gelembung
berwarna putih pada kulit lalu jarum di tarik dengan
cepat, tidak di hapus hamakan dengan kapas
alkohol dan tidak boleh dilakukan
pengurutan(massage).
9. Merapikan pasien.
10. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk
dibereskan.

70
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN
INTRAKUTAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

11. Mencuci tangan.

Hal yang perlu diperhatikan :


Posisi suntikan tepat pada intra cutan.
1. Tidak mengenai pembuluh darah.
2. Sterilisasi tetap terjaga dan tidak boeh dilakukan
pengurutan (massage).
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

71
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN SUBKUTAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Menyuntikkan obat ke jaringan di bawah lapisan dermis.


TUJUAN Untuk memasukkan obat.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang membutuhkan pemberian
insulin.
PROSEDUR Persiapan alat
a. Alat
- Spuit 1 cc dan jarum yang dibutuhkan
- Obat yang dibutuhkan
- Alkohol.
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Bengkok
- Perlak dan alas
b. Pasien dan lingkungan
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
- Menyiapkan pasien posisi sesuai kebutuhan.
- Menyiapkan lingkungan yang aman dan
nyaman.
c. Tempat Penyuntikan
- Lengan atas sebelah luar 1/3 dari bahu.
- Paha sebelah luar 1/3 dari panggul.
- Perut sekitar umbilikal.

72
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN SUBKUTAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Pelaksanaan :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
2. Memasang sampiran bila perlu dan mengatur posisi
pasien.
3. Membaca kembali buku daftar pemberian obat.
4. Mencuci tangan.
5. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas
alkohol, membuang kapas ke dalam bengkok,
tunggu sampai kulit kering.
6. Menegangkan kulit pasien dengan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri, kemudian menusukkan jarum
perlahan-lahan dengan lubang jarum mengarah
keatas.
7. Jarum dan kulit mambentuk sudut 45.
8. Aspirasi bila terdapat darah langsung cabut dan
ganti posisi,bila tidak terdapat darah maka pelan-
pelan masukkan obat ke dalam jaringan.
9. Cabut spuit lalu usap dengan alkohol.
10. Merapikan pasien.
11. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk
dibereskan.
12. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

73
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Memasukkan obat kedalam lapisan otot tubuh.


TUJUAN Memasukkan obat.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang membutuhkan pemberian obat
melalui intra muscular.
PROSEDUR Persiapan alat:
a. Alat
- Spuit dan jarum sesuai dengan kebutuhan.
- Obat yang dibutuhkan
- Alkohol.
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Bengkok
b. Pasien dan lingkungan
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
- Menyiapkan pasien posisi sesuai kebutuhan.
- Menyiapkan lingkungan yang aman dan
nyaman.
Pelaksanaan :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
2. Memasang sampiran bila perlu dan mengatur posisi
pasien.
3. Membaca kembali buku daftar pemberian obat.
4. Mencuci tangan.

74
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari


pakaian.
6. Menentukan tempat yang akan di suntik, lalu
mendesinfeksi kulit tersebut.
7. Area Injeksi : 1/3 tengah paha luar atau 1/3 bagian
dari spina iliaca anterior superior (SIAS) dan
coccygeus.
8. Memasukkan jarum tegak lurus dengan permukaan
kulit.
9. Penghisap di tarik sedikit (bila ada darah,obat
jangan di masukkan)
10. Obat di dimasukkan perlahan-lahan.
11. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum di tarik
dengan cepat.
12. Kulit di tahan dengan kapas alkohol sambil di
massage.
13. Merapikan pasien.
14. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk
dibereskan.
15. Mencuci tangan.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Posisi suntikan tepat, tidak ada darah dalam
dalam spuit.
2. Sterilitas alat tetap terjaga.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

75
MEMASANG INFUS
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Memasukkan cairan (obat atau makanan) dalam jumlah


banyak dan waktu yang lama ke dalam vena dengan
menggunakan perangkat infus secara bertetes dengan
tehnik aseptik.
TUJUAN 1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan
elektrolit.
3. Sebagai makanan untuk penderita yang tidak dapat
/ tidak boleh makan dan minum melalui mulut.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :
1. Pasien tidak dapat makan / minum peroral.
2. Pasien dengan dehidrasi berat.
3. Sebagai pengobatan.
PROSEDUR Persiapan alat:
a. Alat
- Standar infus.
- Cairan infus sesuai instruksi
- Infus set steril.
- Jarum / wingnedle/ abocath dengan nomer
yang sesuai.
- Bidai dan pembalut bila ada.
- Perlak dan alasnya.

76
MEMASANG INFUS
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

- Pembendung (tourniquet)
- Kapas alkohol 70 %
- Plester.
- Gunting perban
- Bengkok
- Kassa steril.
- Sarung tangan.
- Betadin.
b. Pasien dan lingkungan
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
- Menyiapkan pasien posisi sesuai kebutuhan.
- Menyiapkan lingkungan yang aman dan
nyaman.
Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan secara medical.
2. Menyiapkan alat kedekat pasien.
3. Perawat memakai sarung tangan.
4. Siapkan tempat yang akan dilakukan tindakan
infus.
5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan.
6. Memasang infus set pada cairan infus.
7. Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 2-4 cm di
bawah tempat tetesan.
8. Menggantungkan botol infus.
9. Ruang tetesan di isi setengah (jangan sampai
terendam).
10. Selang infus diisi cairan infus dikeluarkan

77
MEMASANG INFUS
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

udaranya.
11. Menentukan lokasi vena yang akan ditusuk.
12. Melatakkan perlak kecil dan alasnya di bawah
bagian yang akan dipunksi.
13. Memasang torniquet.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan alkohol
dengan cara sirkulasi (tengah kepinggir) dengan
diameter 5-10 cm
15. Menusukkan jarum infus ke vena dengan sudut 15
-20
16. Buka pembendung dan sambungkan dengan infus,
kemudian pengatur tetesan dibuka dan menghitung
tetesan sesuai kebutuhan.
17. Melakukan fiksasi pada jarum infus.
18. Menilai ada atau tidaknya pembengkakan.
19. Pasang bidai dan dibalut (k/p pada pasien anak)
20. Merapikan pasien.
21. Mencuci tangan.
22. Mencatat : tanggal dan jam pemberian cairan,
macam cairan.
23. Mengobservasi reaksi pasien.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Reaksi pasien baik
2. Tetesan infus lancar.
3. Tidak terjadi pembengkakan.
3. Pasien nyaman.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

78
PENYAMPAIAN INFORMASI KEMAMPUAN DAN HASIL
PELAYANAN IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Penyampaian data kegiatan pelayanan IGD yang telah diolah


dan dianalisa. Informasi meliputi data :
1. Jumlah kunjungan.
2. Penggunaan pemeriksaan penunjang.
3. Pola penyakit dan kecelakaan (10 penyakit terbanyak).
4. Angka kematian.
5. Kasus mediko legal (visum et repertum).
Tujuan Kemampuan dan hasil pelayanan IGD dapat diketahui oleh
masyarakat dan unit lain.
Kebijakan Dapat digunakan sebagai evaluasi pelayanan IGD.
Prosedur Pengumpulan data :
1. Penanggung jawab pelaporan IGD merekapitulasi data
pelayanan dan kunjungan IGD dalam satu bulan.
2. Koordinator IGD menganalisis data dan menindaklanjuti
sesuai dengan kewenangannya.
3. Hasil analisis dibahas dalam pertemuan bulanan staf
IGD.
Pelaporan :
Data hasil kegiatan dan pelayanan IGD dilaporkan ke Rekam
Medis.

79
PENYAMPAIAN INFORMASI KEMAMPUAN DAN HASIL
PELAYANAN IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Informasi :
1. Hasil analisis diolah menjadi informasi dalam bentuk
grafik dan table.
2. Penyampaian informasi :
Kedalam Rumah Sakit disampaikan pada forum
rapat evalusi unit.
Informasi kepada masyarakat disampaikan
melalui papan visualisasi data yang ditampilkan
di IGD.
UNIT TERKAIT IGD, Rekam Medis

80
PEMASANGAN KATETER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui


uretra.
Tujuan 1. Menyadap urine untuk bahan pemeriksaan.
2. Mengatasi retensi urine.
3. Memberikan pengobatan.
Kebijakan Mempertahankan sterilitas selama pemasangan.
Prosedur Persiapan alat :
1. Sarung tangan
2. Kasa steril
3. Kateter sesuai dengan nomer yang diperlukan
4. Spuit 10cc
5. Cucing
6. Piset anatomi
7. Urine bag
8. Plester
9. Pengalas
10. Bengkok
11. Gunting verban
12. Kapas savlon 3 %
13. Jelly
14. PZ/aquadest
Pelaksanaan :

81
PEMASANGAN KATETER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

1. Petugas memperkenalkan diri.


2. Menjelaskan tujuan pemasangan kateter.
3. Meminta persetujuan.
4. Mendekatkan alat2 yang akan dipakai.
5. Menyiapkan posisi pasien secara rileks sesuai
dengan jenis kelamin.
Laki laki : lurus
Perempuan : dorsal recumbent
6. Memasang alas bokong dan meletaakkan bengkok
diatas tungkai.
7. Memakai sarung tangan.
8. Membersihkan daerah genetalia dengan kapas
saflon.
9. Menentukan lokasi dan kondisi meatus.
10. Membasahi kateter dengan jelly, ujung kareter
disambungkan dengan urinbag.
11. Memasukkan kateter kedalam meatus secara
pelan pelan, pasien dianjurkan tarik nafas dalam.
12. Memastikan kateter masuk yang ditandai dengan
keluarnya urin pada selang kateter.
13. Memasukkan cairan steril pada balon kateter
sesuai dengan ukuran.
14. Fiksasi dengan jenis kelamin : laki laki pada ante
abdominal, dan perempuan lurus di paha.
15. Merapikan pasien dan membersihkan alat.
Unit Terkait Medis, Perawat IGD

82
PEMASANGAN NGT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Memasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung.


TUJUAN 1. Untuk kumbah lambung.
2. Untuk memasukkan obat.
3. Untuk memasukkan makanan.
KEBIJAKAN Observasi saat pemasangan, segera tarik jika ada indikasi
NGT masuk saluran pernafasan.
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Nomer NGT sesuai kebutuhan
2. Spuit 50cc
3. Bengkok
4. Jelly
5. Gunting dan plester
6. Pengalas untuk tutup dada penderita
7. Stetoskop
8. Waskom berisi air
Pelaksanaan :
1. Jelaskan tujuan pemasangan NGT
2. Alat alat diletakkan disebelah penderita
3. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
4. Mengatur posisi penderita posisi tidur terlentang
kepala ditinggikan 20 derajat.

83
PEMASANGAN NGT
5. NGT diukur, dengan meletakkan ujung NGT pada
No Dokumen No Revisi Halaman
ujung tulang dada kemudian
0 memanjang2 /lurus
3
sampai ke dahi, membelok ke telinga, lalu diberi
tanda panjangnya 45 50 cm kemudian pangkal
NGT diklem dan Pasang alas dada
6. Ujung NGT diolesi dengan jelly
7. Bila sadar jelaskan untuk menelan bersamaan
dengan NGT dimasukkan
8. Secara perlahan NGT dimasukkan ke dalam
lambung melalui lubang hidung
9. Sesudah NGT masuk sampai batas, penderita
diminta buka mulut, untul melihat NGT melingkar
dimulut atau tidak, bila tidak segera kontrol sudah
masukk dalam lambung atau saluran nafas,
caranya:
Buka klem keluar cairan berarti sudah masuk
kedalam lambung, bila tidak keluar cairan
segera kontrol
Masukkan pangkal NGT kedalam waskom
berisi air, bila bergelembung segera cabut.
Berarti masuk ke saluran pernafasan dan bila
tidak kontrol dengan cara sebagai berikut
Masukkan udara kedalam lambung sebanyak
30cc secara cepat dan perawat yang satu
mendengarkan dengan stetoskop didaerah
lambung, bila terdengar suara kreseg berarati

84
PEMASANGAN NGT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

NGT sudah benar masuk lambung


Tutup NGT lalu difiksasi
10. Bereskan alat dan perwat cuci tangan
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

85
LAVEMENT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Mengevakuasi feses.


TUJUAN Membersihkan kolon dari feses.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien pre operasi atau kesulitan BAB.
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Selimut mandi.
2. Alas bokong dan perlak.
3. Irigator lengkap dengan kanule recti (untuk klisma
rendah).
4. Irigator lengkap dengan kanule usus (untuk klisma
tinggi).
5. Cairan hangat sebanyak 1 liter untuk klisma tinggi.
6. Air bersih.
7. Pelumas (vaselin, silokain, jelly).
8. Tiang infus bila perlu.
9. Bengkok.
10. Alat alat untuk buang air lengkap.
Pelaksanaan :
1. Petugas mencuci tangan.
2. Jelaskan tujuan dilakukan lavement.
3. Memasang sampiran.
4. Mengatur posisi penderita pada sikap SIM.

86
LAVEMENT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Alas bokong dan perlak dipasang.


6. Pasang selimut mandi kemudian pakaian bawah
penderita dibuka .
7. Irigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan
suhu badan.
8. Kanule rectum dipasang pada ujung slang dan
diolesi pelumas, udara dikeluarkan, slang dijepit /
diklem.
9. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari
kasur, tangan kanan memasukkan kanule kurang
lebih 5 cm kedalam rectum sambil penderita
disuruh menarik nafas panjang.
10. Klem dibuka, cairan dimasukkan perlahan.
11. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit,
kanule dicabut.
12. Kanule dilepas dan dimasukkan dalam bengkok
yang berisi larutan desinfektan.
13. Penderita tetap miring dan diberitahu untuk
menahan sebentar , kemudian pot dipasang.
14. Setelah selesai penderita dirapikan, alat alat
dibereskan.
15. Petugas mencuci tangan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

87
EKG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Suatu tindakan untuk merekam aktifitas kelistrikan jantung


dengan memasang elektrode pada badan.
Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung.
2. Untuk mengetahui kelainan otot jantung.
3. Untuk mengetahui pengaruh/efek obat jantung.
4. Memperkirakan adanya pembesaran jantung.
5. Mengetahui adanya gangguan elektrolit.
6. Untuk mengetahui adanya perikarditis.
Kebijakan Dilakukan pada pasien :
1. Yang akan dilakukan tindakan operasi.
2. Dengan keluhan pada daerah dada kiri .
3. Dengan usia 40 th keatas.
Prosedur Persiapan alat :
1. Mesin EKG
2. Plat elektrode
3. Elektroda dada dengan balon penghisap
4. Jelly elektrode
5. Kertas EKG
6. Tissu
Pelaksanaan :
1. Cek alat EKG dan kelengkapannya.
2. Cuci tangan.

88
EKG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan.


4. Menjelaskan langkah dan prosedur tindakan.
5. Pasien dipersilahkan untuk berbaring terlentang
senyaman mungkin sehingga otot-otot tubuh lebih
relaks,tangan dan kaki tedak boleh bersentuhan.
6. Pastikan tidak ada alat elektronik atau logam lain
yang bersentuhan dengan penderita.
7. Sebelum memasang elektroda bersihkan
badan,pergelangan tangan dan kaki tisu untuk
menghilangkan lemak sehingga kontak elektroda
dengan tubuh penderita baik.
8. Beri elektrode extrimitas dengan jelly.
9. Pasang 4 elektroda extrimitas dengan benar
Merah untuk elektrode tangan kanan.
Kuning untuk elektrode tangan kiri.
Hitam untuk elektrode kaki kanan.
Hijau untuk elektrode kaki kiri
10. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1
V6.
11. Pasang elektrode prekordial dengan benar
Merah : untuk V1
Kuning : untuk V2
Hijau : untuk V3
Coklat : untuk V4
Hitam : untuk V5
Ungu : untuk V6

89
EKG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3 /3

Posisi elektrode
V1 : pada ICS 4 digaris parasternal kanan
V2 : pada ICS 4 digaris parasternal kiri
V3 : antara V2 dan V4
V4 : pada ICS 5 lurus garis pertengahan
clavikula
V5 : sejajar V4 pada axillaris depan
V6 : sejajar V5 pada axillaris tengah
12. Nyalakan mesin EKG.
13. Rekam setiap lead 3 4 beat (setelan otomatis).
14. Matikan mesin EKG.
15. Lepaskan elektrode.
16. Bershkan tubuh pasien.
17. Catat nama pasien,umur dan tanggal pemeriksaan.
18. Bersihkan alat-alat.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

90
PENANGANAN SYOK ANAFILAKSIS
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya


hipotensi,takykardia,akral dingin,pucat
basah,hiperventilasi,perubahan status mental,penurunan
produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis.
TUJUAN Mencegah komplikasi lebih berat
KEBIJAKAN Reaksi anafilaksis harus segera ditangani untuk mencegah
kematian dan kerusakan saraf akibat reaksi obat-obatan.
PROSEDUR 1. Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi dari
kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena
dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan
tekanan darah
2. Penilaian ABC
Airway : jalan nafas harus dijaga tetap bebas
dan tidak ada sumbatan
Breathing :berikan oksigen
Circulation : Bila tidak teraba nadi pada arteri
besar segera lakukan kompresi jantung luar
3. Berikan adrenalin 0,3 0,5 mg larutan 1 : 1000 untuk
penderita dewasa atau 0,01 mk/kg untuk penderita
anak2 intramuscular. Pemberian ini dapat diulang tiap 15
menit sampai keadaan membaik
4. Bila terjadi spasme bronkus dimana pemberian adrenalin
kurang memberi respon, dapat ditambahkan aminopilin
5-6 mg/kg BB intravena dosis awal yang diteruskan 0,4 -
0,9 mg /kg BB/menit dalam cairan infus.

91
PENANGANAN SYOK ANAFILAKSIS
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Dapat diberikan kortikosteroid misalnya hidrocortison


100 mg atau dexametason 5 10 mg intravena sebagai
therapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok
anafilaktif
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

92
PENANGANAN KOMA HIPOGLIKEMI
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Koma akibat kadar gula darah < 30 mg/dl .


TUJUAN Memenuhi kebutuhan glukosa otak agar tidak terjadi
gangguan yang irreversible.
Tidak mengganggu regulasi DM.
KEBIJAKAN Dilakukan dengan cepat dan cermat untuk menghindari
kerusakan permanen pada otak.
PROSEDUR Pelaksanaan :
Glukosa darah diarahkan ke kadar glukosa puasa : 120
mg/dl
Koma Hipoglikemia :
1. Injeksi glukosa 40% iv 25 ml selanjutnya infus glukosa
10%, bila belum sadar dapat diulang setiap jam
sampai sadar (maksimum 6x), bila gagal
2. Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung dll
25-50 mg atau injeksi glukagon 1 mg/im setelah gula
darah stabil, infus glukosa 10% dilepas bertahap dengan
glukosa 5% selanjutnya stop.
3. Observasi keadaan umum dan kesadaran pasien.

UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

93
KETO ASIDOSIS DIABEATIKUM (KAD)
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Merupakan dekompensasi metabolik akibat defisiensi insulin


absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut diabetes
melitus yang serius.
Tujuan Menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Kebijakan Dilakukan dengan management terapi penurunan kadar gula
darah.
Prosedur Tata laksana umum :
Berikan oksigen bila PO2 < 80 mmHg.
Antibiotika adekuat.
Monitor tekanan darah frekuensi nadi,frekuensi.
pernapasan, temperatur setiap jam.
Monitor kesadaran tiap jam.
Monitor produksi urin setiap jam, balans cairan.
Pemantauan laboratorik :
- Gula darah tiap jam
- Na+,K+,Cl- : tiap 6 jam selama 24 jam,
selanjutnya sesuai keadaan
Penatalaksanaan :
Fase I :
1. Rehidrasi NaCl 0,9% atau RL 2 L/2 jam pertama lalu 80
tts/menit selama 4 jam, lalu 30-50 tts/mnt selama 18 jam
(4-6 liter/24 jam). Diteruskan sampai 24 jam berikutnya

94
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIKUM
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

2. Regaluasi cepat 4 8 unit/jam IV sampai batas glukosa


darah sekitar 250mg/dl.
3. Infus K+ 75 mEq (bila K+ = < 2.5 mEq/l), 50 mEq (K+ =
2.5 3.0 mEq/l) dan 25 mEq (K+ = 3.0 3.5 mEq) per
24 jam.
4. Infus Na Bic bila PH < 7.20 atau Bik < 12 mEq / 150
100 mEq langsung drip atau dalam 500 ml Na Cl 0.9%
30 80 tetes/mnt
5. Antibiotika kombinasi anpicillin + gentamisin atau
sefalosporin

Fase II :
1. Maintenence NaCl 0,9%
2. Insulin kerja cepat 3 x 8 12 unit s.c
3. Makanan lunak karbohidrat komplek per oral
Monitoring :
1. Tensi,nadi,kesadaran,produksi urine.
2. Gula darah acak diulang setelah pemberian insulin kerja
cepat sesuai dengan pedoman rumus minus satu kali
dua.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

95
PENANGANAN MUSIBAH MASSAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Peristiwa yang menyebabkan terjadinya banyak korban gawat


yang pertolongannya tidak dapat dilakukan seperti biasa (oleh
satu unit pelayanan kesehatan) oleh karena itu diperlukan
mobilisasi dan koordinasi dari sistem pelayanan kesehatan.
TUJUAN 1. Mengurangi kecacatan dan kematian.
2. Melakukan mobilisasi dan koordinasi sistem pelayanan
kesehatan dengan cara efektif dan efisien,cermat dan
tepat.
KEBIJAKAN o Pedoman Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Rumah Sakit
Pada Penanggulangan Musibah Masal/Bencana, Depkes,
1998
o Penatalaksanaan Korban Bencana Massal, Depkes, 2002
PROSEDUR 1. Petugas IGD menerima informasi adanya musibah
massal.
2. Petugas IGD koordinasi dengan petugas keamanan
untuk persiapan penerimaan korban.
3. Petugas keamanan menghubungi koordinator IGD dan
koordinator pokja fungsional.
4. Koordinator IGD datang ke RS dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tim pra hospital dan intra hospital

96
PENANGANAN MUSIBAH MASSAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Korban luka ringan ditempatkan di ruang observasi


IGD,korban luka berat ditempatkan di ruang
pemeriksaan, korban meninggal langsung dibawa ke
kamar jenazah.
6. Koordinator IGD melaporkan pelaksanaan dan evakuasi
korban.
UNIT TERKAIT Keamanan, IGD, Rawat inap, Farmasi

97
PENGATURAN JADWAL JAGA MEDIS IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
PROSEDUR TETAP Mojokerto
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur pembuatan jadwal jaga ,dan tata


cara pertukaran jaga.
TUJUAN Pedoman pembuatan jadwal jaga .
KEBIJAKAN Ada Dokter jaga yang siap memberikan pelayanan di IGD
on site selama 24 jam.
PROSEDUR Jadwal jaga dibuat setiap akhir bulan minimal tiga
hari sebelum akhir bulan.
Jadwal jaga dibuat oleh dokter penanggung jawab
IGD dan mengetahui koordinator Medis,
koordinator pokja fungsional.
Jadwal disusun dengan komposisi 3
shif(pagi,sore,malam)untuk dokter jaga.
Jadwal jaga shif disusun sebagai berikut:
o Dua hari jaga sore
o Dua hari jaga pagi
o Dua hari jaga malam libur dua hari
(kemudian kembali seperti shift semula)
Diberlakukan aturan jam kerja sebagai berikut:
o Hari Kerja
Senin s/d Sabtu
Shif pagi : 07.00 14.00
Shif sore : 14.00 - 21.00

98
PENGATURAN JADWAL JAGA MEDIS IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Shif Malam : 21.00 - 07.00


Apabila dokter berhalangan hadir karena:
o Kepentingan keluarga yang direncanakan
harus mengajukan ijin kepada koordinator
pokja fungsional, koordinator Medis dan
penanggung jawab IGD3hari sebelumnya.
o Apabila ada kepentingan keluarga
mendadak dokter di perbolehkan tukar
jaga dengan pemberitahuan kepada
penanggung jawab IGD.
o Dokter yang berhalangan hadir karena
sakit harus dibuktikan dengan surat
keterangan dari dokter yang lain.
o Permohonan cuti tahunan harus diajukan
2 minggu sebelumnya dengan mengetahui
koordinator medis untuk pertimbangan
penyusunan jadwal.
UNIT TERKAIT SDM, Medis

99
PENATALAKSANAAN HEMATEMESIS MELENA
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Hematomesis adalah muntah darah, melena adalah pengeluaran


tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh
adanya perdarahan saluran pencernaan bagian atas.

Tujuan 1. Menjadikan Normovolemik


2. Mengeluarkan darah dari saluran pencernaan
3. Menghentikan perdarahan
4. Mencegah komplikasi yang akan terjadi
Kebijakan 1 Dilakukan pada pasien dengan perdarahan berlebih baik
melalui batuk darah maupun BAB bercampur darah.
2 Mencegah terjadinya masalah pada sirkulasi darah.
Prosedur 1. Resusitasi cairan.
Pasang infus
Resusitasi cairan diberikan 2 kali jumlah perdarahan
yang keluar
Cairan yang diberikan adalah Nacl 0,9%
Pemberian transfusi diberikam WB
2. Pasang NGT untuk dilakukan kumbah lambung dengan
menggunakan air bersih tiap 2,4 atau 6 jam jika perlu.
3. Dilakukan sterilisasi usus dengan pemberian kanamycin dan
lactulosa.

100
PENATALAKSANAAN HEMATEMESIS MELENA
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

4. Hemostatika : Vit K, Transamin.


5. Antasida.
6. Ranitidin atau cimetidin.
7. Lavement tiap 12 jam.
8. Pemeriksaan laboratorium : DL, LFT,RFT,GDA.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

101
MELAKUKAN RUJUKAN KE RUMAH SAKIT LAIN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu sistem yang digunakan untuk merujuk pasien ke rumah


Sakit lain.
TUJUAN Untuk mendapatkan penanganan yang memerlukan fasilitas
lebih lengkap.
KEBIJAKAN Kriteria pasien yang dirujuk :
1. Indikasi Medis
Pasien memerlukan tindakan medis atau
pemeriksaaan yang lebih lengkap.
2. Indikasi Non Medis
Kamar penuh
Permintaan pasien atau keluarga dengan alasan
dekat rumah
Asuransi yang dimiliki pasien tidak ada kerja
sama dengan rumah sakit
3. Pasien dalam keadaan stabil
PROSEDUR 1. Pasien datang di IGD.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan kepada
pasien dokter menyatakan pasien harus dirujuk.
3. Dokter memastikan keadaan pasien memenuhi kriteria
untuk dirujuk.
4. Dokter menjelaskan kepada pasien atau keluarga

102
MELAKUKAN RUJUKAN KE RUMAH SAKIT LAIN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

tentang alasan pasien dirujuk.


5. Dokter menghubungi Rumah Sakit yang akan dituju
dan menjelaskan keadaan pasien yang akan dirujuk.
6. Koordinasi dengan petugas ambulance dan perawat
piket merujuk.
7. Penyeleseian administrasi IGD.
8. Pasien berangkat dirujuk didampingi perawat.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat, Ambulance

103
RAWAT LUKA KOTOR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Merawat luka terinfeksi :


1. Luka dengan serum
2. Luka dengan pus
3. Luka dengan pus disertai nekrose
TUJUAN 1. Mempercepat penyembuhan.
2. Mencegah meluasnya infeksi.
3. Mengurangi gangguan rasa nyaman baik bagi yang
bersangkutan, maupun bagi keluarga pasien terutama
bila luka nekrose dan berbau.
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien dengan luka kotor
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Alat steril
Pincet anatomi 1
Pinset chirurgie 2
Gunting lurus atau bengkok
Verban
Kasa steril
Cucing 2

2. Alat Non Steril


Gunting verban
Plester

104
RAWAT LUKA KOTOR
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Botol berisi alkohol 70 %


Botol berisi betadine
Penhidrol,savlon
Bengkok
Pelaksanaan :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan tujuan dirawat luka.
3. Menjelaskan langkah perasat.
4. Meminta persetujuan.
5. Menhatur posisi pasien.
6. Menempatkan alat-alat kedekat pasien.
7. Petugas mencuci tangan.
8. Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada
tempatnya.
9. Luka dicuci atau dibersihkan dengan kasa dengan
cairan desinfektan (perhidrol,savlon,PK) sampai
bersih,bila perlu nekrotomi,kemudian bilas dengan PZ.
10. Kompres luka dengan PZ atau cairan desinfeksi lain
kemudian tutup dengan kasa steril dan dibalut atau di
plester dengan rapi.
11. Rapikan penderita.
12. Alat2 dibersihkan.
13. Catat perkembangan luka.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

105
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR COPARASI
TENSIMETER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu kegiatan perbaikan tensi meter


TUJUAN Akurasi data pada tensi meter
KEBIJAKAN Sesuai dengan keadaan alat.
PROSEDUR 1. Tutup kran air raksa pada tensi
2. Buka baut pada tabung air raksa dan tabung ukuran
tekanan
3. Keluarakan air raksa dan bersikan dengan mengunakan
tisu untuk memisakan air raksa yang kotor dengan
mengoyang goyang
4. Buang air raksa yang berwarna hitam
5. Bersikan tabung tempat air raksa dengan mengunakan
alcohol untuk membersikan bagian dalam dan
mengunakan kompresor tekanan rendah
6. Bersikan tabung kaca dengan mengunakan sikat khusus
7. Bersihkan manset dan pompa dari kotoran atau bila tidak
memungkinkan ganti manset baru
8. Lepas katup pada pumpa dan bersikan dari kotoran
9. Isi kembali air raksa 6 cc
10. Pasang kembali semuan komponen
11. Uji tensi meter yang telah di perbaiki dan bandingkan
dengan hasil dari tensi yang baru
12. bila tekanan kurang atau lebih coba periksa jumlah cc air
raksa yang masuk kurag atau lebih sampai keadaan tes
tesimeter sama dengan yang baru
Unit terkait IPRS

106
KOMUNIKASI DENGAN SARANA RADIOMEDIK
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK


PENGERTIAN Tata cara berbicara pada pembicaraan melalui radio komunikasi
TUJUAN Memberi pedoman pelaksana di lapangan
KEBIJAKAN Kebijakan tentang pemberian informasi
PROSEDUR 1. Pastikan chanel/kanal tidak terpakai
2. Posisikan mikrofon kira-kira 2-3 cm di depan mulut kita
agar pembicaraan kita dapat didengar dengan jelas
3. Panggil nama panggilan lawan bicara(LB) diikuti nama
panggilan sendiri sambil menekan tombol PTT
mike,segera lepas PTT mike bila selesai
memanggil.tunggu jawaban LB 4-5 detik.ulangi
panggilan bila belum ada jawaban
4. Prioritas berita sebutkan sesudah nama panggilan LB
dan nama sendiri dipancarkan guna mengetahui
prioritas berita
5. Panggilan ulangan 3-4 panggilan tidak dijawab,berarti
LB tidak di udara.ulangi beberapa saat kemudian.
6. Baca pesan yang akan disampaikan bila ada jawaban
dari LB.bila pesan telah selesai dan kita menghendaki
jawaban dari LB ucapkan kata GANTI pada akhir
pesan agar LB tahu bahwa pesan telah selesai dan kita
siap menerima jawaban
7. Eja huruf / kata bilangan yang hampir sama bunyinya
8. Kalimat sesingkat mungkin yang bias dimengerti oleh
semuanya

107
KOMUNIKASI DENGAN SARANA RADIOMEDIK
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/ 2

9. Tegaskan pada akhir pembicaraan,sebutkan apakah


kita akan stand by/tetap monitor atau radio off/berhenti
bekerja.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD, Operator

108
PENGGUNAAN NEBULIZER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
STANDART PROSEDUR Mojokerto
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Memberikan campuran zat aerosol dalam partikel udara dengan


tekanan udara.
TUJUAN Untuk memberikan obat pada napas spontan klien.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien sesak napas karena penyempitan saluran
napas dan penumpukan secret.
PROSEDUR Persiapan alat dan obat :
1. Oksigen set
2. Nebulizer set
3. Cairan normal salin
4. Ventolin/bisolvon
5. Spuit 5 cc
6. Bengkok
7. Tisu
Lingkungan :
Bersih dan tenang
Petugas :
1 orang
Pelaksanaan :
1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan
khususnya pada klien yang menggunakan
bronkodilator
2. Jelaskan prosedur pada klien
3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering
dalam posisi semi fowler,jaga privasi.
4. Petugas mencuci tangan

109
NEBULIZER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

5. Nebulizer diisi obat ( sesuai program pengobatan )


dan cairan normal salin 4-6 cc
6. Hidupkan nebulizer
7. Instruksikan klien untuk buang napas
8. Minta klien untuk mengambil napas dalam melalui
masker,tahan napas beberapa saat kemudian
buang napas lewat hidung
9. Observasi pengembangan paru/dada klien
10. Minta klien untuk bernapas perlahan-lahan dan
dalam setelah seluruh obat diuapkan
11. Selesai tindakan anjurkan klien untuk batuk
setelah tarik napas beberapa kali ( teknik batuk
efektif )
12. Klien dirapikan
13. Alat dirapikan
14. Petugas mencuci tangan
3 Catat respon klien dan tindakan yang telah
dilakukan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

110
MENGUKUR SUHU TUBUH
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui suhu tubuh pasien


melalui axial atau rectal atau pada daerah leher
TUJUAN Mengetahui perubahan suhu tubuh pasien
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien baru atau pada pasien yang
memerlukan observasi tanda-tanda vital
PROSEDUR Persiapan alat :
Thermometer ( air raksa,digital atau infra merah )
Kain kasa
Alat tulis

Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Membersihkan ketiak/dubur pasien dengan kasa
( untuk thermometer raksa dan digital )
4. Untuk thermometer air raksa,air raksa pada
thermometer harus berada di bawah 25 C , untuk
thermometer digital,hidupkan thermometer dengan
menekan tombol yang tersedia
5. Memasang reservoir thermometer tepat pada
tengah-tengah ketiak atau masuk ke dalam lubang

111
MENGUKUR SUHU TUBUH
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

dubur untuk thermometer rectal pada bayi


6. Menghimpitkan lengan pasien pada tubuhnya erat-
erat dan tangan memegang bahu yang berlawanan
7. Setelah 10-15 menit,perawat mengambil
thermometer dan membaca hasilnya,pada
thermometer digitalsetelah terdengar bunyi dan
tertera hasil pada layarnya
8. Pada thermometer infra merah,arahkan
thermometer ke leher pasien lalu tekan tombol
power
9. Mencatat hasilnya pada status pasien IGD
10. Menurunkan air raksa pada thermometer atau
menekan tombol untuk mematikan
11. Merapikan pasien dan memberitahukan bahwa
pemeriksaan telah selesai
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

112
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengukur tekanan darah dengan


menggunakan tensimeter atau spignomanometer air raksa
TUJUAN Untuk membantu menentukan diagnosa dan menentukan
tindakan selanjutnya
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pasien baru atau pada pasien yang
membutuhkan observasi secara berkala
PROSEDUR Persiapan alat :
Tensimeter
Stethoscope
Status pasien IGD
Alat tulis
Handscon

Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan
2. Perawat menjelaskan tentang prosedur yang akan
dilakukan
3. Petugas memakai handscon
4. Memasang manset pada lengan atas
5. Perawat memasang pangkal stetoskop pada kedua
telinga
6. Meraba denyut nadi pada arteri brachialis dan

113
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

meletakkan ujung stetoskop tepat diatasnya


7. Membuka kunci reservoir pada thermometer
8. Memompa balon karet sampai bunyi detak arteri
tidak terdengar lagi.pada tensimeter raksa akan
terlihat air raksa naik pada pipa
9. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil melihat
pada pipa air raksa. Angka yang ditunjukkan air
raksa pada pipa saat terdengar detak pertama
dibaca sebagai systole dan angka yang ditunjukkan
pada detak terakhir dibaca sebagai diastole
10. Melepaskan manset dari lengan pasien dan
merapikan pasien
11. Mengeluarkan udara dari manset
12. Memasukkan manset ke dalam tempatnya
13. Menutup reservoir
14. Merapikan peralatan dan pasien
15. Perawat mencuci tangan
12. Mencatat hasil pada status pasien atau lembar
observasi
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

114
GASTRIKCOOLING
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Membersihkan lambung dengan cara memasukkan air atau


cairan tertentu kedalam lambung dan mengeluarkan kembali
dengan menggunakan NGT.
TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari lambung.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan :
1. Keracunan obat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. NGT sesuai dengan ukuran yang diperlikan
2. Spuit 50 cc
3. Stetoskop
4. Pinset anatomi
5. Jelly
6. Bengkok
Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien
3. Perawat memakai sarung tangan.
4. Menentukan panjang selang NGT, dari dahi sampai
epigastrum
5. Memberi jelly pada ujung NGT

115
GASTRIKCOOLING
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

6. Masukkan NGT pelan-pelan kedalam lambung melalui


hidung.Bagi pasien sadar dianjurkan menelan NGT
perlahan-lahan sambil menarik nafas dalam.
7. Memeriksa apkah NGT sudah masuk ke dalam
lambung
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

116
PENGGUNAAN SYRING PUMP
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Penggunaan suatu alat yang ditera(Kalibrasi) secara khusus.


Untuk memberikan obat-obat (cairan yang dimasukkan dalam
suatu semprit, agar dapat dipertahankan pemberian yang tetap
dan terdendali).
TUJUAN 1. Mempertahankan kadar obat dalam darah yang konstant
2. Memberikan obat dengan jumlah obat yang sedikit, untuk
mencegah over load.
3. Memberikan obat-obatan, yang efek sampingnya besar
bila diberikan secara bebas.

KEBIJAKAN Diberikan pada pasien dengan pemberian obat-obatan yang


memiliki dosis spesifik dan bisa dipertahankan dalam jangka
waktu tertentu secara terus menerus dengan kecepatan yang
sama.
PROSEDUR Persiapan:
Pasien :
1. Memberitahu maksud dan tujuan.
2. Ada atau tidaknya alergi obat.
3. Periksa IV line, lancar atau tidak
Alat :
1. Syringe pump.
2. Spuit / semprit sesuai ukuran biasanya 50 cc
3. Pipa extension
4. Three way syige code
5. Cairan / obat

117
PENGGUNAAN SYRING PUMP
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

6. Alkohol
7. PZ
8. Label obat pada semprit, nama, dosis, larutan
9. Kalkulasi dosis obat berdasarkan BB penderita
10. Cross Check dengan perawat/staf yang lain untuk
memastikan bahwa obat sesuai dosis larutan
Pelaksanaan :
1. Check ulang obat dan larutannya, untuk
keselamatan dan mencegah salah obat.
2. Lakukan secara aseptik waktu mengambil obat atau
mencampur dalam syringe, untuk mencegah infeksi.
3. Menyiapkan pompa semprit :
Siapkan obat dalam semprit
Tarik piston, sehingga terdapat ruang udara
didalam semprit, lakukan pemcampuran secara
merata, dengan membalikkan semprit beberapa
kali.
Jarum didepan, dorong piston, sampai obat
tampak diujung semprit.
Hubungkan dengan pipa extension, pertahankan
sterilitas.
Beri label pada semprit.
Semprit dipasang pada pipa semprit, perhatikan
bagian bagiannya harus sesuai
Sambung pompa semprit sengan listrik
Power ON
Teka tombol purge/bolus sampai cairan menetes di
ujung pipa extension
Hubungkan pipa extension dengan IV pasien

118
PENGGUNAAN SYRING PUMP
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

Set : jumlah tetesan /menit atau cc/jam.


Tekan tombol start untuk memulai pemberian obat
sesuai program dokter.
Evaluasi :
- Perhatikan secara teratur hal-hal berikut ini :
1. Inflamasi daerah infuse stop pompa,beritahu dokter.
2. Suara alarm, kemungkinan penyebab :
Obat hampir habis.
Buntu, disebabkan karena bengkak (inflamasi)
Arah tree way salah
Semprit tak cocok
Alat rusak
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

119
PROSEDUR PENGGUNAAN OXYMETRI (SATURASI O2)
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui jumlah kandungan oksigen


dalam darah.
TUJUAN Untuk mengetahui jumlah kandungan oksigen dalam darah.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan :
Hipoksia
Penurunan kerja nafas pada pasien pemulihan anastesi
Diduga hipoksemia misalnya adanya shock, keracunan
gas CO
Pada pasien jantung
Trauma berat misalnya kecelakaan lalu lintas
Peningkatan kebutuhan oksigen misalnya luka bakar,
multiple trauma, infeksi berat.
PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan alat oxymetri, sambungkan alat pada
stock kontak listrik.
2. Hidupkan alat, tunggu beberapa saat guna melihat alat
oxymeteri sudah terhubung dengan stock kontak.
3. Pasang kabel oxymetri pada jari telunjuk atau jempol kaki atau
tangan (atau pada daerah yang ingin diketahui saturasi O2).
4. Periksa alat sudah dipasang dengan baik.

120
PROSEDUR PENGGUNAAN OXYMETRI (SATURASI O2)
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

4. Pada monitor oxymetri, petugas mengatur dan


mencatat saturasi O2 pasien, bila perlu beri nada
peringatan dan menit perhitungan saturasi O2 (pada
keadaan normal saturasi 92 % 100 %).
5. Usahakan mencatat perkembangan saturasi O2 pada
monitor.
6. Pasang alat oxymetri sesuai dengan kebutuhan dan
advis pada status.
7. Setelah digunakan, alat dikembalikan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

121
PROSEDUR PENGGUNAAN SUCTION
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu tindakan penghisapan yang bertujuan untuk


mempertahankan jalan nafas, sehingga memungkinkan
terjadinya proses prtukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret dari jalan nafas pada pasien yang
tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
TUJUAN - Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
- Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang
menumpuk.
- Mendapatkan sampel secret untuk tujuan diagnosa
KEBIJAKAN 1. Pasien mampu batuk secara efektif tetapi tidak
mampu membersihkan secret dengan mengeluarkan
atau menelan.
2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan
nafas, dengan ditandai terdapat suara pada jalan
nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara
crakels atau ronkhi, kelelahan pada pasien. Nadi dan
laju pernafasan meningkat, ditemukannya mucus pada
alat bantu nafas.
3. Pasien yang kurang responsif atau koma yang
memerlukan pembuangan secret oral.
PROSEDUR 1. Menyiapkan pasien, alat suction yang siap pakai.

122
PROSEDUR PENGGUNAAN SUCTION
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

2. Pastikan mesin suction berfungsi dengan baik.


Sediakan cairan aqua untuk pembersih slang
penghisap.
3. Hubungkan kabel listrik suction dengan aliran listrik
bertegangan 220 volt, tekan tombol power kearah ON
untuk menghidupkan mesin suction.
4. Keluarkan slang untuk menghisap lendir dan
hubungkan dengan suction.
5. Melakukan pemeriksaan fisik.
6. Mulai menghisap lendir melalui mulut dan hidung
pasien + 0,5 menit 1 menit sampai lendir habis atau
pasien tidak mengeluh sakit.
7. Apabila telah selesai, matikan mesin suction dengan
menekan tombol power kearah OFF, letakkan slang
penghisap pada tempat semula.
8. Petugas mencatat hasil penggunaan suction pada
status pasien.
9. Petugas mencatat laporan kegiatan di Buku Laporan
Harian.
10. Observasi keadaan pasien setelah dilakukan tindakan
setiap 5 10 menit.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

123
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Memasukkan zat asam kedalam paru-paru melalui saluran


pernafasan dengan menggunakan alat khusus..
Tujuan 1. Membantu menambah kekurangan O2
2. Membantu kelancaran metabolisme tubuh
3. Pengobatan
4. Mencegah hipoksia
Kebijakan Diberikan pada pasien yang mengalami anoksia, hipoksia,
kelumpuhan alat-alat pernafasan, post operasi dengan
narkose umum, trauma paru, penderita dengan tanda-
tanda syok, penderita dalam keadaan gawat.
Prosedur Persiapan alat :
1. Tabung oksigen dengan manometernya.
2. Bila menggunakan oksigen sentral harus dengan
cek tekanannya.
3. Pengukur aliran.
4. Humidifear yang sudah di isi air atau aquades.
5. Selang O2 sesuai umur.
6. Alat-alat resusitasi lain(ambu bag,bag and mask,
intubasi set)
Persiapan penderita:
Penderita diberitahukan dengan seksama bila sadar.

124
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Pelaksanaan :
1. Yakinkan jalan nafas betul-betul bebas.
2. Pemberian O2 yang sederhana dengan menggunakan
masker O2 dan nasal prong, alat didekatkan dan
penderita disiapkan dalam posisi semi fowler. Pada
penderita dengan haemodinamik yang jelek posisi
dengan tidur datar.
3. Isi tabung diperiksa dan dicoba.
4. Selang O2 dihubungkan dengan masker atau nasal
prong.
5. Bila menggunakan masker O2, masker dipasangkan
atau ditutupkan pada mulut dan hidung
Bila menggunakan nasal prong, ujung kanule
dimasukkan kedalam kedua lubang hidung dan tali
diikat dibelakang kepala.
6. Flow meter dibuka sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan.
7. Penderita dievaluasi : apakah sesaknya berkurang?
8. Pemberian O2 dapat diteruskan, intermiten atau
dihentikan tergantung pada program pemberian.
9. Apabila pemberian O2 sudah selesai maka masker
atau nasal prong diangkat dan saluran O2 ditutup.
10. Penderita dirapikan dan alat dibereskan.
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

125
PERAWATAN MESIN PENDINGIN / AC
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu kegiatan rutinitas perawatan mesin pendingin / AC

TUJUAN Peralatan yang optimal


KEBIJAKAN Dilakukan sesuai dengan jadwal
PROSEDUR 1. Pencucian kisi- kisi indoor dan out door unit dengan cemical
dan air
2. Pencucian aluran buangan air pada indoor
3. Pencucian casing /bodi Ac
4. Pemeriksaan tekanan Freon minimal 60-70 kps
5. Pemeriksaan tegangan / arus lstrik 220 volt
6. Pemeriksaan suhu dengan alat ukur suhu

UNIT TERKAIT IPRS

126
STANDART OPRASIONAL PENGUNAAN MESIN
PENDINGIN RUANGAN ( AC )
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu kegiatan tata cara pengunaan air conditioner ( AC )


TUJUAN Berfungsinya mesin pendingin yang benar
KEBIJAKAN Dilakukan setiap kali operasinal mesin
PROSEDUR 1. Tekan tombol pewer pada remot control untuk hidup
dan mematikan AC
2. Pengaturan suhu AC dalam ruangan di sesuaikan
kodisi suhu udara,cuaca ,dan kapasitas orang dan
model kebutuan saat itu
3. Pengaturan suhu AC secara normal yaitu kondisi
temperature 21 s/d 26 derajat celcius atau 4 derjat
dibawa dari kondisi suhu di luar
4. Atur swing secara outomatis agar pendinginan
normal dan merata dengan menekan tombol swing
5. Atur kecepatan fan pada indoor dengan meneka
tombol fan dan ditujukan simbul untuk mengatur
kecepatan
6. Atur sistem kerja AC secara automatis dengan
menekan tombol motor fan oudor secara automat
sesuai agar kerja kompresor dalam outdor berkerja
secara otomatis.
UNIT TERKAIT IPRS

127
PROSEDUR COPARASI TENSI METER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu kegiatan perbaikan tensi meter


TUJUAN Akurasi data pada tensi meter
KEBIJAKAN Dilakukan sesuai keadaan alat
PROSEDUR 1. Tutup kran air raksa pada tensi
2. Buka baut pada tabung air raksa dan tabung ukuran
tekanan
3. Keluarakan air raksa dan bersikan dengan
mengunakan tisu untuk memisakan air raksa yang
kotor dengan mengoyang goyang
4. Buang air raksa yang berwarna hitam
5. Bersikan tabung tempat air raksa dengan
mengunakan alcohol untuk membersikan bagian
dalam dan mengunakan kompresor tekanan rendah
6. Bersikan tabung kaca dengan mengunakan sikat
kusus
7. Bersikan manset dan pompa dari kotoran atau bila
tidak memungkinkan ganti manset baru
8. Lepas katup pada pumpa dan bersikan dari kotoran
9. Isi kembali air raksa 6 cc
10. Pasang kembali semuan komponen
11. Uji tensi meter yang telah di perbaiki dan
bandingkan dengan hasil dari tensi yang baru

128
PROSEDUR COPARASI TENSI METER
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

12. Bila tekanan kurang atau lebih coba periksa


jumlah cc air raksa yang masuk kurang atau lebi
sampai keadaan tes tensi meter sama dengan
yang baru
UNIT TERKAIT IPRS

129
STANDART OPRASIONAL PROSEDUR
PEMELIHARAAN ECG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

Pengertian Suatu kegiatan perbaikan tensi meter


Tujuan Akurasi data pada tensi meter
Kebijakan Dilakukan sesuai keadaan alat
Prosedur 1. Tutup kran air raksa pada tensi
2. Buka baut pada tabung air raksa dan tabung ukuran
tekanan
3. Keluarakan air raksa dan bersikan dengan
mengunakan tisu untuk memisakan air raksa yang
kotor dengan mengoyang goyang
4. Buang air raksa yang berwarna hitam
5. Bersikan tabung tempat air raksa dengan
mengunakan alcohol untuk membersikan bagian
dalam dan mengunakan kompresor tekanan rendah
6. Bersikan tabung kaca dengan mengunakan sikat
kusus
7. Bersikan manset dan pompa dari kotoran atau bila
tidak memungkinkan ganti manset baru
8. Lepas katup pada pumpa dan bersikan dari kotoran
9. Isi kembali air raksa 6 cc
10. Pasang kembali semuan komponen
11. Uji tensi meter yang telah di perbaiki dan
bandingkan dengan hasil dari tensi yang baru

130
STANDART OPRASIONAL PROSEDUR
PEMELIHARAAN ECG
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

12. Bila tekanan kurang atau lebih coba periksa jumlah


cc air raksa yang masuk kurang atau lebi sampai
keadaan tes tensi meter sama dengan yang baru
UNIT TERKAIT IPRS

131
PROSEDUR PENGATURAN JADWAL LABORATORIUM
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur pembuatan jadwal jaga


TUJUAN Pedoman pembuatan jadwal jaga
KEBIJAKAN Adanya tenaga analis yang siap memberikan pelayannan di
laboratorium.
PROSEDUR Jadwal jaga dibuat setiap akhir bulan minimal tiga
hari sebelum akhir bulan
Jadwal jaga dibuat oleh kepala instalasi
laboratorium dan mengetahui pokja penunjang dan
koordinator pokja fungsional
Jadwal satu shif buka tiap hari (minggu, hari besar
buka)
Jadwal jaga disusun sebagai berikut:
o Enam hari kerja, minggu dan hari besar
kepala instalasi libur.
o Untuk (minggu dan hari besar) pelaksana
laboratorium masuk bergantian, diganti
liburnya satu hari sebelumnya
Diberlakukan aturan jam kerja sebagai berikut:
o Hari Kerja
Senin kamis : 07.00 14.00
Jumat : 07.00 12.30
Sabtu minggu : 07.00 13.00

132
PROSEDUR PENGATURAN JADWAL LABORATORIUM
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

Untuk diluar dinas on call di rumah sesuai jadwal


piket
Apabila perawat berhalangan hadir karena:
o Kepentingan keluarga yang direncanakan
harus mengajukan ijin kepada Koordinator
pokja laborat 1 minggu sebelumnya
o Sakit harus membuat surat ijin sakit,
apabila lebih dari 2 hari harus ada surat
keterangan dari dokter
o Permohonan cuti tahunan harus diajukan
2 minggu sebelumnya dan mengetahui
atasannya
UNIT TERKAIT Pokja Perawatan, IGD, Laboraturium

133
PENANGANAN MUSIBAH MASSAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Peristiwa yang menyebabkan terjadinya banyak korban


gawat yang pertolongannya tidak dapat dilakukan seperti
biasa (oleh satu unit pelayanan kesehatan) oleh karena itu
diperlukan mobilisasi dan koordinasi dari sistem pelayanan
kesehatan.
TUJUAN 1. Mengurangi kecacatan dan kematian.
2. Melakukan mobilisasi dan koordinasi sistem
pelayanan kesehatan dengan cara efektif dan
efisien,cermat dan tepat.
KEBIJAKAN o Pedoman Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Rumah
Sakit Pada Penanggulangan Musibah Masal/Bencana,
Depkes, 1998
o Penatalaksanaan Korban Bencana Massal, Depkes,
2002
PROSEDUR 1. Petugas IGD menerima informasi adanya musibah
massal.
2. Petugas IGD koordinasi dengan petugas
keamanan untuk persiapan penerimaan korban.
3. Petugas keamanan menghubungi koordinator IGD
dan koordinator pokja fungsional.
4. Koordinator IGD mengkoordinasikan pelaksanaan
tim pra hospital dan intra hospital.

134
PENANGANAN MUSIBAH MASSAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/3

5. Semua korban di triase di ruangan Triase di UGD.


6. Korban hidup dimasukkan melalui satu pintu di
UGD,sedangkan korban meninggal langsung ke
kamar jenazah.
7. Petugas keamanan bersama dengan kepolisian
mengatur alur lalu lintas di sekitar rumah sakit. Alur
menuju UGD akan dijaga ketat.
8. Pengunjung diarahkan ke pusat informasi
kehumasan untuk informasi korban
9. Petugas tambahan akan dikontak oleh masing-
masing penanggungjawab.
10. Tidak seorangpun dari petugas dapat
meninggalkan rumah sakit pada situasi
penanganan korban bencana tanpa ijin dari
Komandan Bencana
11. Semua media/ informasi kepada pers hanya
melalui bagian huktala rumah sakit.
12. Form pemeriksaan; form permintaan obat, alat
habis pakai dan kebutuhan lainnya menggunaan
form yang ada. Gudang dan farmasi dibuka sesuai
keperluan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
13. Pasien non disaster yang berada di Triase UGD
tetap mendapatkan pelayanan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
14. Komunikasi dan informasi untuk situasi yang tebaru
akan disampaikan pada keluarga/ yang
berkepentingan.

135
PENANGANAN MUSIBAH MASSAL
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/3

15. Pembentukan sistem komunikasi, kontrol dan


komando dalam waktu cepat (rapid system
establishment).
16. Koordinator IGD melaporkan pelaksanaan dan
evakuasi korban.
UNIT TERKAIT Keamanan, IGD, Rwat inap, Farmasi

136
PERBAIKAN ALAT ALKES DAN NON ALKES DENGAN
PIHAK III
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu Kegiatan perbaikan /servis alat medis dan non medis
TUJUAN Tersedianaya alat alat penunjang dalam memberikan
pelayanan.
KEBIJAKAN Terlaksananya pelayanan/kegiatan pada instalasi yang
Kenyamanan dan keselamatan dalam pelayanan /
oprasional alat.
PROSEDUR 1. Penerbitan SPK ( surat perintah Kerja ) dan KCP
( Kartu Catatan Pemeliharaan )
2. Koordinasi dan mengetahui Instalasi penguna
alat ,bahwa servis alat di pihak ke III dengan
berdasar alasan teknis.
3. mengkordinasikan dengan teknisi pihak ke III
4. Proses perbaiakan alat dilakukan dengan
pemangilan teknisi pihak III atau alat yang dirujuk
ke bengkel resmi sesuai dengan kondisi / rusak
alat.
5. Serah terima alat dengan teknisi pihak III dengan
mendukumentasikan pada kartu catatan
pemeliharaan alat.
6. Dokumentasi perjalanan kerusakan dan dokumen
perjalanan perbaikan alat yang ditulis oleh teknisi
pihak III pada lembar KCP

137
PERBAIKAN ALAT ALKES DAN NON ALKES DENGAN
PIHAK III
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

7. Uji coba alat pasca perbaiakan


8. Megembalikan / sera terima alat kepada Instalasi
penguna /penangunjawab alat
UNIT TERKAIT IPRS

138
PEMELIHARAAN ALKES
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu Kegiatan pemeliharaan alat alat kesehatan yang


dilakukan secara rutin dan terjadwal
TUJUAN Tersedianya peralatan alkes yang Optimal
KEBIJAKAN Ketepatan jadwal
Keyamanan dan keselamatan untuk pelayanan
Mempunyai tanggun jawab dalam tugas
PROSEDUR 1. Penerbitan Jadwal Pemeliharaan Alkes dari
Prosedur Tetap
2. Kordinasi Ka PROSEDUR TETAP dan Ka
Instalasi Bersangkutan untuk rencana
Pemeliharaan Alkes
3. Penerbitan SPK Pemeliharaan oleh Ka
PROSEDUR TETAP
4. Proses Pemeliharaan oleh Teknisi PROSEDUR
TETAP
5. Dokumentasi Hasil pemeliharaan Alkes Pada
Lembar KCP ( Kartu Catatan Pemeliharan ) dan
Pengisian Fom Pemeliharaan Pada lembar SPK
6. Serah Terima Alkes yang telah dilakukan
pemeliharaan (tes peralatan bila di perlukan )
UNIT TERKAIT Semua Instalasi penguna Alkes

139
PROSEDUR MELAKUKAN RUJUKAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Yaitu mengirim penderita yang memerlukan pemeriksaan


dan penatalaksanaan di fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi.
TUJUAN Mendapatkan penanganan yang lebih memadai sehingga
dapat mencegah terjadinya kematian dan kecacatan.
KEBIJAKAN Penderita yang akan dirujuk harus sudah dalam keadaan
stabil.
1. Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan
kepada pasien,dokter menyatakan pasien
harus dirujuk
2. Dokter memastikan keadaan pasien memenuhi
kriteria untuk dirujuk
3. Dokter menjelaskan kepada paasien atau
keluarga tentang alasan pasien dirujuk
4. Dokter menghubungi Rumah Sakit yang akan
dituju dan menjelaskan keadaan pasien yang
akan dirujuk
5. Koordinasi dengan petugas ambulance dan
perawat piket merujuk.

140
PROSEDUR MELAKUKAN RUJUKAN
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

6. Penyeleseian administrasi IGD


7. Pasien berangkat dirujuk didampingi perawat
UNIT TERKAIT Ambulance, Perawat Jaga

141
PELAKSANAAN HEMATEMESIS MELENA
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Hematemesis melena adalah muntah darah, melena adalah


pengeluaran tinja yang berwarna hitam seperti ter yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran pencernaan
bagaian atas.
TUJUAN 1. Menjadikan normovolemik.
2. Mengeluarkan darah dari saluran pencernaan.
3. Menghentikan perdarahan.
4. Mencegah komplikasi yang akan terjadi.
KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada pasien dengan perdarahan
berlebih, baik melalui muntah darah maupun BAB
bercampur darah.
2. Mencegah terjadinya masalah pada sirkulasi darah.
PROSEDUR 1. Resusitasi cairan.
o Pasang Infus
o Resusitasi cairan diberikan 2 kali jumlah
perdarahan yang keluar.
o Cairan yang diberikan adalah Nacl 0,9%.
o Pemberian Tranfusi diberikan WB
2. Pasang NGT untuk dilakukan kumbah lambung
dengan menggunakan air bersih tiap 2,4 atau 6 jam
jika perlu.

142
PELAKSANAAN HEMATEMESIS MELENA
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/2

3. Dilakukan sterilisasi usus dengan pemberian


kanamicin dan lactulosa.
4. Hemotastika: Vit K, Transamin.
5. Antasida.
6. Ranitidin atau Cimetidin.
7. Lavement tiap 12 jam.
8. Pemeriksaan laboratorium: DL, LFT, RFT, GDA
UNIT TERKAIT Medis, Perawat IGD

143
PROSEDUR PENDERITA KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Suatu prosedur yang mengatur pasien keluar dari IGD setelah
mendapatkan pelayanan di IGD.
Ada beberapa cara pasien keluar dari IGD:
1. Rawat jalan.
Yaitu setelah dilakukan pemeriksaan dokter, pasien
diijinkan untuk berobat jalan.
2. Pulang atas permintaan sendiri.
Yaitu setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mengindikasikan pasien harus rawat inap,tetapi pasien
dan keluarga meminta pulang.
3. Meninggal.
Yaitu pasien yang dinyatakan meninggal setelah atau
sebelum mendapat perawatan IGD dan telah
diobservasikan selama 2 jam.
4. Rujuk.
Yaitu pasien yang memerlukan pemeriksaan dan
penatalaksanaan di fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
5. Masuk rumah sakit (Rawat Inap).
Yaitu pasien yang memerlukan perawatan dan
pengobatan serta observasi lebih lanjut.

144
PROSEDUR PENDERITA KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 2/4

TUJUAN Proses pasien keluar dari Rumah Sakit dapat dilaksanakan


secara cepat guna menunjang kelancaran pelayanan.
KEBIJAKAN Pasien yang keluar dari IGD suda mendapatkan penjelasan
tentang penyakit, terapi dan tindakan yang diberikan.
PROSEDUR a. Penderita rawat jalan.
o Dokter menulis hasil pemeriksaan dan bahwa
pasien diperbolehkan rawat jalan.
o Dokter menjelaskan tentang kondisi pasien,
memberikan resep obat untuk dibawah pualng
dan waktu kembali kontrol.
o Menyelesaikan administrasi IGD dan Pasien di
perbolehka pulang.
b. Pulang atas permintaan sendiri.
o Dokter dan Perawat menjelaskan tentang resiko
kemungkinan hal-hal yang terjadi akibat
keputusan yang terjadi.
o Pasien atau keluarga menandatangani surat
pernyataan pulang paksa.
o Dokter dan Perawat mendokumentasikan hasil
pemeriksaan, tindakan yang dilakukan dan
penjelasan yang diberikan kepada pasien.
o Penyelesaian administrasi IGD.
o Sebelum pulang prosedur invasip harus dilepas.
o Pasien di perbolehkan pulang.
c. Pulang meninggal
o Pendokumentasian hasil pemeriksaan dan
tindakan yang diberikan pada status pasien.

145
PROSEDUR PENDERITA KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 3/4

o Dokter menjelaskan penyebab kematian kepada


keluarga.
o Dokter memberikan surat kematian.
o Perawat menghubungi petugas kamar jenaza dan
ditunggu sampai 2 jam.
o Penyelesaian administrasi.
o Koordinasi dengan petugas ambulance.
o Setelah 2 jam jenasa bisa dibawah pulang.
d. Rujuk.
o Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan
kepada pasien dokter menyatakan pasien harus
dirujuk.
o Dokter memastikan keadaan pasien memenuhi
pasien harus dirujuk.
o Dokter menjelaskan kepada pasien atau keluarga
tentang alasan pasien dirujuk.
o Dokter menghubungi Rumah Sakit yang akan
dituju dan menjelaskan keadaan pasien yang
akan dirujuk.
o Koordinasi dengan petugas ambulance dan
perawat piket merujuk.
o Penyelesaian administrasi IGD.
o Pasien berangkat dirujuk didampingi perawat.
KEBIJAKAN e. Masuk Rumah Sakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan kepada
pasien,dokter menyatakanpasien harus dirawat inap
maka:

146
PROSEDUR PENDERITA KELUAR DARI IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 4/4

o Petugas IGD menanyakan kepada pasien atau


keluargauntuk menentukan kelas kamar.
o Petugas IGDmenelpon keruangan ada tempat
atau tidak.
o Sebelum pasien dikirim keruangan, petugas
petugas IGD harus melengkapi status rawat inap.
o Setalah status rawat inap dinyatakan lengkap,
pasien dikirim keruangan sesuai dengan kelas
kamar yang diminta dan diantarpetugas IGD.
o Petugas IGD melakukan timbang terima dengan
petugas rawat inap.
UNIT TERKAIT Rawat inap, Rekam medik, IGD.

147
PROSEDUR PENDERITA MASUK IGD
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN setiap pasien yang datang ke IGD untuk mendapatkan


pertolongan,perawatan dan pengobatan.
TUJUAN Memberikan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawat
daruratannya.
KEBIJAKAN Pasien yang masuk IGD mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan apa yang diharapkan.
PROSEDUR 1. Petugas menerima pasien dan keluarganya
dengan senyuman yang ramah dan ucapan
selamat datang.
2. Melakukan triase pada pasien.
3. Apabila kemungkinan setiap pasien baru harus
ditimbang berat badan dan tinggih badan,
selanjutnya pasien segera dipersilakan tidur pada
tempat yang suda disediakan.
4. Pasien diperiksa dan dilakukan pemeriksaan fisik,
apabila keadaan penderita kritis lakukan prosedur
tindakansesui dengan protap yang ada.
UNIT TERKAIT IGD, Rekam medik

148
PROSEDUR PENGADAAN ALAT
No Dokumen No Revisi Halaman
0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS. Mutiara Hati
Mojokerto
PROSEDUR TETAP
IGD

Dr. Nurul Hidayah, SpKK

PENGERTIAN Pengadaan alat medis dan non medis untuk menunjang


pelayanan di IGD.
TUJUAN Memberikan pertolongan secara maksimal untuk mencegah
kematian dan kecacatan.
KEBIJAKAN Alat selalu tersedia sesuai dengan standar peralatan IGD
dan siap pakai.
PROSEDUR 1. Pencatatan inventaris alat IGD
2. Apabila ada peralatan yang kurang atau tidak layak
pakai di catat.
3. Kemudian diusulkan melalui RKBU atau PAK umah
sakit.
.
UNIT TERKAIT IGD, Petugas pengadaan rumah sakit

149

Anda mungkin juga menyukai