MUH.

NURJAYADI 105 81 1743 12

BAB IV

PERHITUNGAN PERENCANAAN BENDUNGAN

4.1 Perhitungan Volume Tampungan Waduk

Berdasarkan peta topografi dengan skala 1:10.000, maka dihitung

dengan luas genangan dengan menggunakan alat bantu Planimeter sebagai
berikut :

Titik Elevasi Beda Tinggi Luas Kontur

No.
(m) (m) ( km2 )
0 0.0 0.0 0.00
1 + 55.00 5.0 74.00
2 + 60.00 5.0 79.00
3 + 65.00 5.0 84.00
4 + 70.00 5.0 89.00
5 + 75.00 5.0 94.00
6 + 80.00 5.0 99.00
7 + 85.00 5.0 104.00

Dari masing-masing luas tersebut, dapat dihitung volume tampungan dan

volume yang dibatasi oleh dua garis kontur dengan rumus pendekatan :

= 13 . . (1 + 2 + 1 2 )

Dimana :

V : Volume antar kontur (m3)

X : Beda Tinggi Elevasi (m)

F1 : Luas yang dibatasi kontur 1 (km2)

F2 : Luas yang dibatasi kontur 2 (km2)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

a) Perhitungan Volume antar Kontur

Volume pada Elevasi Kontur 1 (V1)

1 = 13 . (0,00 + 55,00 + 0,00 55,00 )

1 = 13 . 5,0 (0,00 + 74.00 + 0,00 74.00)

1 = 13 . 5,0 (74.00 + 0,00 )

1 = 123.33 106 3

Volume pada Elevasi Kontur 2 (V2)

2 = 13 . (55,00 + 60,00 + 55,00 60,00 )

2 = 13 . 5,0 (74.00 + 79.00 + 74.00 79.00)

2 = 13 . 5,0 (153.00 + 76.459 )

2 = 382.43 106 3

Volume pada Elevasi Kontur 3 (V3)

3 = 13 . (60,00 + 65,00 + 60,00 65,00 )

3 = 13 . 5,0 (79.00 + 84.00 + 79.00 84.00)

3 = 13 . 5,0 (163.00 + 81.461 )

3 = 407.435 106 3

Untuk volume pada elevasi kontur selanjutnya dihitung dengan

cara yang sama. Hasil perhitungan terdapat pada tabel Perhitungan
Tampungan Waduk.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

b) Volume Tampungan

Volume Tampungan pada Elevasi Kontur 1 (V1)

1 = 0 + 1 = 0,00 + 123,33 = 123.33 106 3

Volume Tampungan pada Elevasi Kontur 2 (V2)

2 = 1 + 2 = (123,33 106 ) + (382.43 106 ) = 505.77 106 3
Volume Tampungan pada Elevasi Kontur 1 (V1)
3 = 2 + 3 = (505.77 106 ) + (407.435 106 ) = 913.20 106 3

Untuk volume tampungan pada elevasi kontur selanjutnya

dihitung dengan cara yang sama. Hasil perhitungan terdapat pada tabel
Perhitungan Tampungan Waduk.

Tabel Perhitungan Volume Tampungan Waduk

Tabel Perhitungan Tampungan Waduk

Luas
Elevasi Kontur Beda Elevasi Vol.Antar Kontur Vol. Tampungan
No Genangan
(m) (m) (m2) (m3) (m3)
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 55.00 5.00 74.00 123.33 123.33
2 60.00 5.00 79.00 382.43 505.77
3 65.00 5.00 84.00 407.44 913.20
4 70.00 5.00 89.00 432.44 1345.64
5 75.00 5.00 94.00 457.44 1803.08
6 80.00 5.00 99.00 482.45 2285.53
7 85.00 5.00 104.00 507.45 2792.98
Ctt: Seharusnya diambil Q max

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

Grafik Hub. antara Elevasi, Luas & Volume Waduk

Luas Waduk (Ha)
700 600 500 400 300 200 100 0
+ 90

+ 85

+ 80
Elevasi Kontur

+ 75

+ 70
Luas Waduk (Luas
Genangan)
+ 65

+ 60

+ 55

+ 50
0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00
Volume Waduk (Juta m3)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

4.2 Desain Hidrolik Bendungan

1. Tinggi Muka Air Normal (h)

Tinggi muka air normal ditentukkan berdasarkan tampungan waduk

dan debit desain.

Debit desain dapat dihitung dengan cara Debit yang ada dikalikan
dengan 24 60 60.

Periode Debit Desain

No 3
Ulang (T) m /det m3/hari x 106
1 2 4578.805 395.61
2 5 5516.008 476.58
3 10 6113.440 528.20
4 25 6759.006 583.98
5 50 7237.518 625.32
6 100 8696.210 751.35

Debit banjir yang terbesar adalah Q100 sebesar 751,35 m3/hari. Berada
antara elevasi +60,00 dan elevasi +65,00. Dengan menggunakan rumus
interpolasi diperoleh elevasi muka air normal +58,42.

Tinggi muka air normal (ho) = . ..

= 61.985 55,00

= 6.985

2. Tingggi Muka Air Banjir (h1)

Tinggi muka air banjir (h1) = . ..

= 65,00 55,00

= 10

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

3. Volume Air akibat debit desain (Vt)

= 12 + ( + )
Dimana :
: Volume Air akibat Debit Desain
: Debit Periode Awal
+ : Debit Periode Awal Tertinggi

= 12 ( + + ) t

= 12 (4578,805 + 8696.210) 98
= 650.475,72 3

4.3 Dimensi Hidrolis Bendungan

a. Type Bendungan

Pemilihan type bendungan didasari oleh pertimbangan kondisi

topografi geologi, keadaan material, serta pertimbangan teknik
pelakasanaannya. Namun dalam tugas ini digunakan type Bendungan
Urugan Drainase Kombinasi.

b. Tinggi Jagaan

Tinggi jagaan dapat dihitung dengan rumus ;

= + 2 + +

Menentukkan kenaikan permukaan air akibat banjir abnormal (h)

2 0
=
3 1 +

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

Diketahui :
3
0 = 43,39

3
= 174.33

= 1 0 = 10 6.985 = 1,58

= 166 2

= 1 = 3600

2 0
=
3 1 +

2 43,39 6,981.58
= 0,2
3 32,33 1 + 1666.98
174.33600

= 0,24

Menentukkan tinggi ombak yang disebabkan oleh gempa (he)

= 0

Diketahui :
e = 0,10 0,20 diambil 0,15
= 1 dtk
g = 9,81 m/s2
ho = 6,98 m

0,15 1
= 0 = 9,81 6,98 = 0,395

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

Menentukkan Kenaikan muka air oleh ketidaknormalan operasi pintu

bangunan pelimpah (ha)

Angka standar untuk nilai ha = 0,5 m

Menentukkan angka tambahan tinggi jagaan yang didasarkan pada

tinggi bendungan (hi)
Nilai hi yang diambil berdasarkan type bendungan = 1,00 m

Jadi untuk Tinggi Jagaan :

= + 2 + +

= 0,24 + 0,3952 + 0,5 + 1,00

= 1,937 ~ 2

c. Tinggi Puncaak Bendungan (H)

= . .
Diketahui :

Elevasi Dasar = 55,00

Elevasi m.a.b = 65,00

Elevasi Puncak = Elevasi m.a.b + 2

= 65,00 + 2

= 67,00

= . .

= 62,00 55,00 = 8m

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

d. Lebar Mercu Bendungan (b)

= 3,6 1/3 3,0

= 3,6 8 3,0

= 4,2

e. Lebar Bendungan (L)

= 4 +
= (4 7) + 4,2
= 36,2

f. Kemiringan Lereng Bendungan

Bendungan ini direncanakan dengan kemiringan :
Hulu = 1:2
Hilir = 1:2

g. Kemiringan Lereng anti Kedap Air

Zona anti kedap air direncanakan dengan kemiringan :
Hulu = 3:1
Hilir = 3:1

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

4.4 Perhitungan Garis Depresi

1. Untuk Zone Kedap Air

Diketahui :
H = 8,00 m
ho = 6,98 m
b = 4,2 m

a. = (23 ) +

= (23 8,00) + 8.00

= 2,02

b. 1 = 0,3 121

1 = 0,3 8,00 121 8,00

1 = 2,4 0,38
1 = 2,02 m

c. 2 = 1
2 = 9,53 2,02
2 = 7,51

d. = 0,3 1 + 2
= 0,3 2,02 + 7,51
= 8,116

e. = (2 + 2 )

= (6,982 + 8,1162 ) 8,116

= 2,58

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

f. 1 = 2 + 2

1 = 2 2,58 2,5 + 2,582

1 = 4,12

2 = 2 + 2

2 = 2 2,58 5 + 2,582
2 = 5,70

Perhitungan nilai y selanjutnya dihitung dengan cara yang sama

dan terdapat pada table dibawah ini :

X 0 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5

Y 2,58 4,43 5,70 6,74 7,64 8,44 9.18 9,86

2. Untuk Zone Sembarang

Diketahui :
1 = 1 108 cmdtk

a) 2 = 20 1 = 20 108 cmdtk
1 1108
b) 2 = = 2,58 = 0,12
2 20 108

2
c) = 2 2 + 2 = 2 0,12 0 + 0,122 = 0,13

Perhitungan nilai h selanjutnya dihitung dengan cara yang sama

dan terdapat pada table dibawah ini :

x 0 5 10 15 20 25 30 35

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

h 0,13 1,14 1,61 1,97 2,28 2,55 2,79 3,01

4.5 Perhitungan Pembuatan Jaringan Trayektori Aliran Filtrasi (Seepage

Flow Line )

Memperkirakan besarnya kapasitas filtrasi yang mengalir melalui tubuh

dan pondasi bendungan yang didasarkan pada jaringan trayektori aliran filtrasi
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Qf : Kapasitas aliran filtrasi (kapasitas rembesan)

Nf : Angka pembagi dan garis trayektori aliran filtrasi

Np : Angka pembagi dan garis equi-potensial

K : Koefisien filtrasi

H : Tinggi tekanan air total

L : Panjang profil melintang tubuh bendungan

Jaringan trayektori pada zone lulus air :

= 1 108

= 36,2

= 8,00

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

4.5. Perhitungan Stabilitas Lereng Bendungan Pada Saat Muka Air Banjir

= = (0.50. + 0.50. )

12
= = 36.2 (0.50.36.2 + 0.50.4.2)
16

= 0,75 = 16

= 36.86

= sin

8
= sin 36,86

= 20.00

maka R

1

= sin2 /2

1
20.00
2
= sin 18.43

= 31,63

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

4.6 Perhitungan Pembuatan Jaringan Trayektor Aliran Filtrasi (Seepage Flow

Net)

Memperkirakan besarnya kapasitas filtrasi yang mengalir melalui tubuh dan

pondasi bendungan yang didasarkan pada jaringan trayektori aliran filtrasi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= . . .

Dimana:

Qf = Kapasitas aliran filtrasi (kapasitas rembesan)

Nf = Angka pembagi dari garis trayektori aliran filtrasi

Np = Angka pembagi dari equi-potensial

K = Koefisien filtrasi

h1 = Tinggi tekanan air total

L = Panjang profil melintang tubuh bendungan

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

1. Zone lulus air (kiri)

K = 1 x 10-4 cm/det = 1 x 10-6 m/det

h1 = 10.00 m

L = 36.2 m

Nf = 10

Np = 9

( Np dan Nq diperoleh dari jaringan trayektor)

10
1 = . (1 106 ) 10 36.2
9

1 = 0.0004 3 /

= 34,56 3 /

2. Zone lulus air (kanan)

K = 1 x 10-4 cm/det = 1 x 10-6 m/det

h1 = 10.00 m

L = 36.2 m

Nf = 4

Np = 8

( Np dan Nq diperoleh dari jaringan trayektor)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

4
2 = . (1 106 ) 10 36.2
8

2 = 0.00018 2 / = 15.55 3 /

3. Zone transisi (kiri)

K = 1 x 10-4 cm/det = 1 x 10-6 m/det

h1 = 10.00 m

L = 36.2 m

Nf = 8

Np = 3

( Np dan Nq diperoleh dari jaringan trayektor)

8
3 = . (1 106 ) 10 36,2
3

3 = 0.0009 3 / = 77.763 /

4. Zone transisi (kanan)

K = 1 x 10-4 cm/det = 1 x 10-6 m/det

h1 = 10.00 m

L = 36.2 m

Nf = 5

Np = 3

( Np dan Nq diperoleh dari jaringan trayektor)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

5
4 = . (1 106 ) 10 36,2
3

3
4 = 0.0060 = 518,43 /

5. Zone kedap air

K = 1 x 10-4 cm/det = 1 x 10-6 m/det

h1 = 10.00 m

L = 36,2 m

Nf = 8

Np = 5

( Np dan Nq diperoleh dari jaringan trayektor)

8
5 = . (1 106 ) 10 36,2
5

5 = 0.0003 3 / det = 25,92 3 /

6. Zone pondasi

K = 1 x 10-4 cm/det = 1 x 10-6 m/det

1/3H = 4.33 m

L = 36.2 m

Nf = 11

Np = 24

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH.NURJAYADI 105 81 1743 12

( Np dan Nq diperoleh dari jaringan trayektor)

11
6 = . (1 106 ) 4.33 36.2
24

6 = 0.00073 / det = 8.703 /

Sehingga total rembesan

= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6

= 0.0004 + 0.00018 + 0.0009 + 0.0060 + 0.0003 + 0.0007

= 0.0014 ^3/

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR