I. TUJUAN PRAKTIKUM
II. PRAFORMULASI
Ringer injeksi adalah suatu larutan steril dari Natrium klorida,Kalium klorida
dan Kalsium klorida dalam Aqua pro injeksi. Ringer injeksi tidak mengandung
pengawet (anti microbial agent).
a) NATRIUM KLORIDA
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraselular dan
memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada
pembentukan perbedaan potensial (listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan
penerusan impuls di saraf.
Penggunaannya selain pada defisiensi Na, juga dalam bilasan 0,9%
(larutan garam fisiologis) dan dalam infuse dengan elektrolit lain. Sebagai
tetes mata 5% NaCl digunakan pada udema kornea.
Dosis: untuk kompensasi kehilangan Na akibat kerja berat dan terlalu
banyak minum air: 5-10 g NaCl, sebaiknya sebagai larutan 1 g per liter. ( Tan
Hoan Tjay, 2007 : 871 )
b) KALIUM KLORIDA
Kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan
intraseluler sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam basa serta
isotonic sel. Selain itu K juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses
fisiologi, seperti transmisi impuls di saraf dan otot dan metabolisme
karbohidrat.
Efeksamping dari overdose adalah gangguan saluran cerna, nyeri
setempat pada injeksi dan radang vena (phlebitis). Gejala hiperkalemia dapat
terjadi bila K digunakan bersamaan dengan diuretic penghemat kalium. Juga
sebagai efek samping penggunaan obat, seperti kaptopril, indometasin,
sitostatika dan digoksin (pada dosis tinggi).
Dosis: profilaksis 2 dd 0,6-1 g KCl (tablet retard) p.c., pada
hipokalemia dimulai dengan 2 g sampai gejalanya hilang, kemudian 2 dd 1 g.
( Tan Hoan Tjay, 2007 : 871 )
c) KALSIUM KLORIDA
Kalium terdapat sebanyak 99% dalam tulang kerangka dan sisanya
dalam cairan antarsel dan plasma. Dalam bahan makanan terutama dalam susu
dan telur, juga gandum dan sayur- mayor, antara lain bayam. Resorpsinya dari
usus memerlukan adanya vitamin D dalam bentuk aktifnya yaitu kalsitriol.
Fungsinya selain sebagai bahan bangun bagi kerangka, juga sebagai
pemeran penting pada regulasi daya rangsang dan kontraksi otot serta
penerusan impuls saraf. Lagi pula Ca mengatur permeabilitas membrane sel
bagi K dan Na dan mengaktifasi banyak reaksi enzim, seperti pembekuan
darah.
Interaksi: Pemberian i.v. pada pasien yang menggunakan digoksin
harus berhati-hati, karena toksisitas digoksin diperkuat. Resorpsi tetrasiklin
dihambat akibat terbentuknya kompleks dengan Ca; doksisiklin dan
minosiklin tidak terganggu resorpsinya.
Dosis: pada defisiensi, oral 2 2,5 g Ca sehari dalam 3-4 kali dosis
sewaktu makan. Pada osteoporosis dan prevensinya 1 1,5 g Ca malam hari,
bersamaan dengan vitamin D3 dan bifosfonat. Pada hipokalsemia hebat, i.m.
atau i.v. (perlahan-lahan) Ca glukonat 1-2 g (larutan 10%). ( Tan Hoan Tjay,
2007:871)
d) CARBO ADSORBEN (ARANG JERAP)
Carbo adalah arang halus(nabati atau hewani) yang telah di aktifkan
melalui proses tertentu.Obat ini memiliki daya serap pada
permukaannya(adsorpsi) yang kuat,terutama pada zat- zat yang molekulnya
besar seperti alkaloida, toksin bakteri atau zat-zat beracunyang berasal dari
makanan.Begitu pula banyak obat dapat di absorpsi pada carbo invivo,antara
lain asetosal ,parasetamol, phenobarbotal, fenitoin, digoksin dll.( Obat obat
penting edisi VI )
III. FORMULASI
A. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
Permasalahan Penyelesaian
Umumnya infus ringer digunakan wadah Wadah plastik diganti botol kaca.
yang terbuat dari plastik, namun karena
alat yang ada adalah dengan metode
stirilisasi akhi ( outoklaf 121 15 menit )
ditakutkan wadah lastik akan rusak.
Carbo adsorben bersifat menyerap zat Maka tiap bahan yang akan
termasuk bahan o dikocok dengan carbo adsorben
bat. diberi kelebihan 5 %.
B. FORMULA
Formula Ringer menurut Martindale 31, hal 2257 :
R/ NaCL 8,6 g
KCL 0,3 g
CaCL2.2H2O 0,33 g
Aqua p.i ad 1000 ml
Formula yang dibuat saat praktek :
R/ NaCL 4,3g
KCL 0,15 g
CaCL2.2H2O 0,165 g
Aqua p.i ad 500 ml
PERHITUNGAN OSMOLARITAS
Nilai mOsm/L=
1000
, ,
NaCl = ,
1000 2
= 294,0171 mOsm/L
, ,
KCL = ,
1000 2
=8,0537 mOsm/L
, ,
CaCl2 = ,
1000 2
=4,4873 mOsm/L
=306,5581 mOsm/L
Tabel osmolaritas-tonisitas
Osmolaritas Isotonisitas
350 Hipertonis
329 350 Slighty hipertonis
270 328 Isotonis
250 269 Slighty hipotonis
0 249 Hipotonis
(Pharmaceutical Dosage Form,hal 60)
1. Perhitungan berat dan volume
Volume infus =500 ml + (2% x 500 ml)
= 510 ml
2. Penimbangan Bahan :
100 500 ml
CaCl2.2H2O 165 mg 215 mg
E.CARA PEMBUATAN
Beaker glass
Di cek pH 7
Dipanaskan suhu 60-70C
+ Carbo adsorban 0,1 % ( dengan kaca arloji )
( sudah diaktifkan suhu 100C selama 30 menit )
Dipanaskan 15 menit, suhu 60-70C, diaduk
Disaring ,masuk botol infus (telah dikalibrasi dengan aqua
p.i 510 ml)
Dipasang tutup botolnya
Disterilkan dengan otoklaf 121C selama 15 menit.
Sediaan infus
Evaluasi sediaan
IV.PENYIAPAN ALAT
8. BatangPengaduk 2
9. Plat Tetes 1
10. Termometer 1
13. Bunsen 1
15. Asbes 1
c. Alat Aluminium
1. Alat aluminium dididihkan dalam larutan detergent/ teepol selama
10 menit ( bila perlu direndam dalam larutan Na2CO3 5% selama 5
menit ).
2. Alat dibilas dengan aquadest panas mengalir.
3. Dibilas dengan aquadest sebanyak 3x.
4. Dikeringkan dengan menggunakan hairdryer.
5. Alat dibungkus dengan rangkap 2 dan disterilkan dengan otoklaf
pada suhu 121 C selama 15 menit.
2. Pemasangan Label
Label ditempel di luar dinding botol infus.
I. Hasil
1. UJI PH
2. Uji kejernihan
Infus jernih karena tidak ada partikel asing/partikel melayang
Data Sterilisasi Alat
Waktu Jam
Waktu Jam
Waktu Jam
Pharmaceutical Society
Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-Obat Penting edisi ke 6. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo