Anda di halaman 1dari 10

HUMEKTAN

DOSEN: Yayah Siti Djuhariah, Msi., Apt.

BY:
Friezqa Ayu Ningtyas (15334795)
Tri Wilda Novriandra (16334752)
Pendahuluan

Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang


bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai
pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai
penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan
air sehingga kulit menjadi lebih kering
Humektan atau pelembab adalah bahan-bahan yang digunakan untuk
mencegah atau mengurangi kekeringan kulit disamping bersifat protektif
terhadap kulit
Bahan pelembab yang biasa digunakan adalah gliserin, sorbitol, propilenglikol
atau polietilenglikol (PEG). Bahan-bahan ini termasuk dalam golongan
pelembab yang bersifat larut dalam air, menjaga kulit tetap halus dan lembut
dan akan memperlambat proses penguapan air dari kulit (Ditjen POM, 1985)
Definisi

Humektan atau pelembab merupakan bahan topikal dengan


fungsi primer mencegah atau memperbaiki kulit kering,
membantu kulit menjaga kelembabannya dari luar tubuh.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling cepat kekurangan
cairan, karena penguapan akibat paparan sinar matahari,
serangan polusi, serta radikal bebas
Lapisan epidermis terutama stratum corneum merupakan lapisan terluar
permukaan yang memiliki keseimbangan antara air dan lipida tertentu untuk
menjaga agar kulit tersebut tetap elastis dan tidak kasar.
Lipid berfungsi menjaga faktor pelembab alami tetap di dalam sel sehingga
tidak terjadi penguapan air secara berlebihan
Kelembaban kulit normal berkisar antara 10-30 % (Draelos, 2000).
Lapisan terdalam dari stratum corneum mengandung banyak air tetapi pada
lapisan terluar kandungan airnya tergantung pada kelembaban relatif
lingkungan.
Kelembaban kulit memperngaruhi keplastisan dari stratum corneum.
Terganggunya ikatan air karena efek samping dari toksin eksogen atau
senyawa endogen dari stratum corneum dapat menghasilkan kondisi yang
abnormal dan fenomena patologi (Baumann, 2002).
Pelembab merupakan bahan topikal dengan fungsi primer mencegah atau memperbaiki
kulit kering
Jenis pelembab terdiri dari: Menurut fungsinya, bahan pelembab dibagi 3:

Oklusif
Menyumbat pori2, mencegah terjadinya penguapan air. (X cocok berminyak
& berjerawat
Berdasar Berdasar contoh: petroleum, mineral oil, lanolin
air minyak
(based (oil
water) based)
Humektan
mampu menyerap & menangkap air dari udara, Kapasitas
penyimpanan air. Contoh: proplenglikol, sorbitol, gliserol. (cocok kulit
normal)

Emolien
Mampu mengisi celah2 antar sel & menghaluskan kulit., menyerap air
dlm st. Corneum dg membuat lapisan yg tdk bisa ditembus air yg
dilapisi o/ permukaan kulit. Contoh: cetyl stearat.
HUMEKTAN

Humektan berguna untuk proses hidrasi kulit. Pelembab humektan tidak


menyebabkan kulit berminyak dan lebih larut dalam air. Itulah sebabnya
pelembab jenis ini lebih sesuai untuk kulit normal hingga berminyak.
Mekanisme kerja dari humektan ini adalah dengan meningkatkan kapasitas
penyimpanan air (water-holding capacity) St. korneum dengan pemakaian
bahan yang dioleskan pada kulit menggunakan bahan yang bersifat higroskopis
Contoh berbagai bahan dengan mekanisme humektan antara lain; gliserin,
sorbitol, natrium hialuronat, urea, propilenglikol, asam -hidroksi, dan
gula/madu (Baumann, 2002).
1. Gliserin

Cairan higroskopis kental, tidak berwarna, tidak berbau, bening, dan


inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat
Berfungsi sebagai pengawet, humektan, kosolven, pelarut, pemanis,
plasticizer dan agen tonisistas
Sebagai humektan digunakan 30%
Gliserol larut pada air metanol, etanol, sehingga praktis tidak larut pada
minyak dan kloroform
George dan Serdakowski (1996) mengatakan bahwa gliserin dengan
konsentrasi 10 % dapat meningkatkan kehalusan dan kelembaban kulit.
Penggunaan gliserin dalam konsentrasi tinggi (diatas 10 %) dapat
menyebabkan terbentuknya titik-titik air (sweating) pada produk jika
disimpan dalam lingkungan yang lembab
2. Propilenglikol

Cairan jernih tidak berwarna, lengket, tidak berbau, rasa manis agak tajam
menyerupai gliserin.
Kelarutannya dapat bercampur dengan aseton, kloroform & etanol 95%, gliserin,
air, dan larut 6 bagian eter. tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah atau
minyak lemak, tapi dapat melarutkan beberapa minyak
Stabilitasnya di temperatur dingin dan dalam wadah tertutup baik propilenglikol
stabil, mudah teroksidasi (suhu tinggi & terbuka) dpt menghasilkan produk seperti
propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat.
Propilenglikol adalah senyawa higroskopis sehingga harus disimpan dalam wadah
tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat yang dingin dan kering Digunakan
sebagai bahan pelembab yang akan mempertahankan fisik dan stabilitas sediaan
selama penyimpanan dapat dipertahankan
Stabilitas yang baik pada PH 3-6
3. Madu

Madu merupakan pemanis alami yang memiliki berbagai macam khasiat


Penyusun utama madu adalah fruktosa (38.2%) dan glukosa (31%), sedangkan
air adalah penyusun ketiga terbesar. Madu mengandung disakarida (7.2%) yang
tersusun atas dua monosakarida yang terikat bersama, oligosakarida (4.2%)
yang mengandung tiga gula sederhana namun umumnya tersusun atas
monosakarida, disakarida, dan polisakarida
Menurut Sihombing (1997), madu memiliki kandungan air (17,2%) lemak (0.0%)
dan abu (0,2%). Madu bersifat sangat higroskopis yaitu mudah menyerap air
dari udara sekitarnya karena itu dapat digunakan sebagai humektan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai